KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah sebagai tugas ujian tengah semester mata kuliah Analisis Sekuritas dengan Materi “Analisis Fundamental Perusahaan Kalbe Farma Periode 2015-2017 Dengan Analisis Rasio Keuangan”. Sholawat serta salam kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman yang gelap atau zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang dalam Islam seperti sekarang ini. Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada Bapak M. Nanang Choiruddin, SE., MM selaku dosen dalam mata kuliah Analisis Sekuritas serta teman–teman yang telah membantu kami dalam proses penyelesaian makalah ini. Harapan kami dalam pembuatan makalah ini adalah untuk membagi informasi dan juga menambah wawasan ilmu bagi pembaca. Makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran agar makalah yang akan kami buat selanjutnya menjadi lebih baik. Semoga bermanfaat. Terima kasih.
Malang, 15 Maret 2019
Penyusun
1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi, suatu istilah yang erat kaitannya dengan keuangan dan ekonomi. Pengertian investasi menurut Bodie-Kane “an investment is the current commitment of money or other resources in the expectation of reaping future benefits”, dimana dapat dipahami bahwa investasi merupakan komitmen atas uang atau sumber daya yang lain guna mendapatkan keuntungan di masa depan. Sedangkan menurut Jack Clark Francis, investasi adalah penanaman modal yang diharapkan dapat menghasilkan tambahan dana pada masa yang akan datang. Maka merujuk kepada pengertian investasi yang telah dikemukakan, investasi dikatakan sebagai suatu aktifitas dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Investasi dikategorikan ke dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut : 1. Investasi dalam bentuk asset riil (real assets), yakni investasi yang dilakukan dalam bentuk aktiva berwujud fisik seperti emas, kendaraan, properti dan sebagainya. 2. Investasi dalam bentuk asset finansial (financial assets) yakni investasi yang dilakukan dalam bentuk surat-surat berharga yang menyatakan klaim atas aktiva riil yang dimiliki oleh suatu lembaga atau perusahaan. Investasi aset finasial dilakukan melalui berbagai instrumen seperti instrument pasar uang, saham, obligasi, reksadana. Pada dasarnya, kedua jenis investasi tersebut merupakan investasi yang bertujuan sama dan sama-sama bisa dipertimbangkan sebagai sarana dalam rangka mencapai tujuan keuangan. Pada masa sekarang ini , investasi pada aset finansial merupakan pilihan investasi yang umumnya investor pilih, tentunya dengan berbagai alasan yang melatarbelakanginya. Investasi pada aset finansial tidak bisa dilakukan di tempat dan media yang bebas, tetapi hanya bisa dilakukan di tempat dan melalui media yang terbatas. Aset finansial terdiri dari berbagai macam instrument yakni instrument pasar uang, saham, obligasi dan reksa dana.
2
Diantara berbagai instrumen aset finansial tersebut, saham merupakan produk investasi yang menawarkan para investor untuk lebih leluasa dalam berinvestasi dikarenakan para investor dimungkinkan untuk bisa melakukan perubahan arah terkait jual beli saham yang dimiliki, apakah di suatu waktu ingin melakukan penjualan atau pembelian demi mendapatkan keuntungan atas hasil investasinya. Investasi pada saham dilakukan melalui pasar modal(capital market). Penilaian saham perusahaan melalui analisis fundamental ialah proses yang dilakukan dalam hal penentuan harga wajar atau nilai intrinsik sekuritas atas suatu aset modal (capital asset). Analisis fundamental atas harga saham dapat dilakukan terhadap saham-saham dari berbagai sektor industri. Proses analisis ini dilakukan melalui berbagai tahapan yang sistematis yakni tahapan analisis kondisi makro ekonomi, kemudian analisis industri (sektor) , dilanjutkan dengan analisis kondisi spesifik perusahaan yang akan didapatkan nilai dari saham perusahaanperusahaan tersebut. Sehingga penulis ingin melakukan analisis fundamental pada perusahaan PT Kalbe Farma Tbk dalam sektor manufaktur atau industri konsumsi selama tiga tahun pada tahun 2015 sampai dengan 2017.
1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah hasil analisis ekonomi makro yang dilakukan terhadap perusahaan Kalbe Farma? 2. Bagaimanakah posisi perusahaan Kalbe Farma berdasarkan analisis industri sektor manufaktur atau barang konsumsi? 3. Melalui analisa terhadap rasio-rasio keuangan, apakah PT Kalbe Farma Tbk, memiliki prospek di masa depan sebagai tujuan investasi bagi para investor?
1.3 Tujuan Analisis ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis kondisi perusahaan Kalbe Farma berdasarkan analisis ekonomi makro. 2. Menganalisis posisi perusahaan Kalbe Farma dalam industri manufaktur sektor barang konsumsi.
3
3. Menganalisis prospek masa depan perusahaan Kalbe Farma sebagai tujuan investasi bagi para investor dengan melakukan analisa terhadap rasio-rasio keuangan perusahaan.
4
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Fundamental Penelitian terkait pasar modal mengenai analisis fundamental , menjadi sangat populer beberapa tahun belakangan terakhir, ini disebabkan oleh meningkatnya bukti dalam literatur ekonomi keuangan terhadap hipotesis pasar efisien.1 Pasar modal efisien didefinisikan sebagai pasar dengan harga sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi relevan. Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, semakin efisien pasar modal tersebut. Menurut Arifin, hipotesis pasar modal yang efisien menyatakan bahwa: 1. Harga sekuritas umumnya pada ekuilibrium, yaitu samanya expected return dan required return. 2. Harga-harga saham selalu mencerminkan seluruh informasi yang tersedia berkaitan dengan perusahaan penerbit dan sahamnya. 3. Karena harga saham sudah mencerminkan harga yang benar maka investor mestinya tidak perlu menyia-nyiakan waktu untuk mencari saham yang mispriced (undervalued atau overvalued).2 Bursa efek di berbagai negara dikatakan sebagai salah satu pilar dalam perekonomian yang mana menunjukkan tingkat pertumbuhan ekonomi.
3
Komponen yang penting dalam bursa efek yakni pialang saham atau analis pasar modal yang memiliki berbagai macam tugas dan fungsi seperti jual beli saham, layanan jasa keuangan, serta penasihat nasabah. Analis menggunakan informasi dan pendekatan yang berbeda dalam melakukan analisisnya terkait aktivitas di pasar modal. Secara keseluruhan, terdapat dua cara yang sudah dikenal dalam melakukan analisa terhadap saham yaitu analisis teknikal dan analisis fundamental.
1
Seng, Dyna. “Fundamental Analysis and the Prediction of Earnings .” International Journal of Business and Management. Vol. 7, NO. 3 (February 2012): h.32 2 Siti Bilqis Sabrini,”Analisis Harga Saham Ind ustri Rokok di Bursa Efek Indonesia Periode 20042007 dengan Analisis Fundamental dan Teknikal”, (Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, 2008), h. 8 3 Jamshidi, Nasser dkk. “Studying Affecting Factors on Analysts’ Decisions Re garding Share Analysis in Tehran Stock Exchange: A Fundamental Analysis Approach.” European Journal of Economics, Finance and Administrative Sciences ISSN 1450-2275 Issue 44 (2012) : h.77
5
Sebagaimana diketahui, analisis teknikal adalah cara yang digunakan untuk memprediksikan fluktuasi harga sekuritas dan untuk menemukan pola harga saham. 4 Lebih jelas lagi, analisis teknikal adalah analisis sekuritas dengan menggunakan grafik harga dan volume historis. Analisis sekuritas yang dimaksud adalah pergerakan grafik harga (atau volume) saham, obligasi, option, future, dan instrumen keuangan lain. Analisis ini menganggap bahwa grafik harga masa lalu adalah pencerminan harapan, emosi, dan konsensus pasar.5 Pendekatan kedua dalam melakukan analisa saham yakni dengan menggunakan analisis fundamental. Ada beberapa pengertian analisis fundamental, diantaranya sebagai berikut :
Analisis fundamental adalah salah satu jenis analisa investasi yang dilakukan investor dengan memperhatikan laporan keuangan dan fundamental perusahaan. Faktor fundamental perusahaan yaitu hal-hal yang berkaitan dengan operasional suatu perusahaan dan kemampuannya mendatangkan keuntungan.6
Analisis fundamental adalah analisis sekuritas yang menggunakan data– data internal (fundamental) dan faktor–faktor eksternal yang berhubungan dengan perusahaan/badan usaha tersebut. Data fundamental yang dimaksud adalah data keuangan, data pangsa pasar, siklus bisnis, dan sejenisnya sementara data faktor eksternal yang berhubungan
dengan
badan usaha adalah kebijakan pemerintah, tingkat suku bunga, inflasi, dan sejenisnya. Melalui pertimbangan data–data di atas, analisis fundamental menghasilkan analisis penilaian badan usaha dengan kesimpulan bahwa perusahaan yang dianalisis sahamnya layak di beli atau tidak.7
4
Ibid., h.78 Siti Bilqis Sabrini, op.cit. h. 19 6 Siti Bilqis Sabrini, op.cit. h. 14 7 Andriani,Friska dkk.” Pengambilan Keputusan Investasi Saham dengan Menggunakan Analisis Fundamental Internal Melalui Pendekatan Analisis Fundamental Internal Melalui Pendekatan Price Earning Ratio (Studi Pada Perusahaan Otomotif d an Komponennya yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012).” Jurnal Universitas Brawijaya : h. 2 5
6
Analisa fundamental adalah studi tentang ekonomi, industri dan kondisi perusahaan untuk memperhitungkan nilai dari saham perusahaan.8
“Fundamental analysis involves the use of current and past financial statements in conjunction with industry and economic data in order to determine firms’ intrinsic value and identify mispriced securities“. 9 Maksud dari pernyataan ini, bahwa analisis fundamental ialah analisis yang melibatkan penggunaan laporan keuangan saat ini dan masa lalu dalam hubungannya dengan data industri dan data ekonomi untuk menentukan nilai intrinsik perusahaan dan mengidentifikasi efek kesalahan harga. Jadi dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa analisis
fundamental ialah proses analisis sekuritas dengan memperhatikan berbagai faktor baik internal (data-data keuangan perusahaan) maupun eksternal perusahaan (sektor industri serta kondisi ekonomi secara makro) dengan tujuan untuk menentukan nilai intrinsik perusahaan.
2.2 Prosedur Analisis Fundamental Seperti yang telah disebutkan bahwa analisis fundamental adalah sebuah cara untuk menemukan level fundamental keuangan perusahaan. Analisis ini bertujuan mengetahui kondisi kesehatan keuangan dan memperkirakan nilai intrinsik. Ada 3 elemen dalam analisis fundamental yakni analisis makro ekonomi, analisis industri, dan analisis perusahaan. Secara umum, ada dua pendekatan yang biasa digunakan dalam melakukan analisis fundamental. Fundamental analysis can be conducted by two top – down and down – top approaches. In top – down approach, economy/market, industry and firm are analyzed respectively. Economy and market for securities are analyzed to see whether it is the right time to allocate additional sums to stocks or not..Then, industries and sections are analyzed to decide which one has the best outlook in future. Finally, company is analyzed. In down – top approach, investors focus on firm’s pillars or foundations directly. Analyzing such data as firm’s products, 8
David Sukardi Kodrat dan Kurniawan Indonanjaya, Manajemen Investasi : Pendekatan Teknikal dan Fundamental Untuk Analisis Saham (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h.203. 9 Seng, Dyna, loc.cit. h.32
7
competitive status and financial situation lead to estimate potential profits and, ultimately, its value in the market. In this approach, it is emphasized on finding companies with long term growth perspective and on right estimations on profit.10 Artinya : analisis fundamental bisa dilakukan melalui dua pendekatan yakni pendekatan top-down dan pendekatan down-top. Pada pendekatan top-down, keadaan ekonomi atau pasar, industri dan perusahaan dianalisa secara berurutan. Ekonomi dan pasar sekuritas dianalisis untuk melihat waktu yang tepat untuk mengalokasikan tambahan saham atau tidak. Kemudian, industri dan bagianbagiannya dianalisis untuk menetukan mana yang memiliki prospek terbaik di masa depan. Pada akhirnya perusahaan dianalisis. Dalam pendekatan down-top, investor fokus kepada pilar-pilar perusahaan secara langsung. Menganalisis data seperti produk perusahaan, status kompetitif dan kondisi keuangan untuk memperkirakan potensi keuntungan dan pada akhirnya nilainya di pasar. Dalam pendekatan ini ditekankan pada
pencarian
perusahaan dengan pertumbuhan
jangka panjang dan perkiraan keuntungan yang tepat. Lebih jelasnya, dua pendekatan yang bisa ditempuh yakni pendekatan Top-down dan pendekatan Down-top. Pendekatan top down dimulai dengan menganalisis ekonomi secara global, yang terdiri dari indikator internasional dan nasional seperti tingkat pertumbuhan PDB, nilai tukar, tingkat suku bunga, produktivitas serta inflasi. Berikutnya dilanjutkan dengan menganalisis industri , serta diakhiri dengan menganalisis perusahaan yang sekaligus melakukan pencarian nilai intrinsik saham perusahaan. Sedangkan analisis fundamental dengan pendekatan Down-top dimulai dengan proses analisis perusahaan, dilanjutkan dengan analisis
industri dan
diakhiri dengan melakukan analisis terhadap kondisi makro ekonomi. Penulis dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Top-down dalam melakukan analisa fundamental atas saham perusahaan-perusahaan sektor barang konsumsi, dimana analisis dilakukan mulai dari hal yang bersifat umum ke hal yang bersifat khusus.
10
Jamshidi, Nasser dkk., op.cit. h.79.
8
2.3 Analisis Ekonomi Makro Pada tahapan ini, analisis dilakukan dengan melihat kondisi perekonomian secara makro untuk mendapatkan penilaian perekonomian secara umum dengan tujuan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kondisi pasar modal khususnya pergerakan harga saham. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan indikatorindikator yang sesuai. Secara teoritis ada beberapa indikator makroekonomi yang mempengaruhi pergerakan harga saham. Indikator makroekonomi yang dimaksud yaitu Produk Domestik Bruto (PDB), Tingkat Inflasi, Tingkat Suku Bunga, dan Nilai Tukar Rupiah. 11 Sub bab berikutnya akan menjelaskan mengenai teori atas indikatorindikator yang telah disebutkan di atas.
Produk Domestik Bruto (PDB)
Di dalam suatu perekonomian, baik di negara maju maupun negara berkembang, barang dan jasa diproduksikan bukan saja oleh perusahaan milik penduduk negara tersebut tetapi juga oleh penduduk negara lain. Selalu didapati produksi nasional diciptakan oleh faktor-faktor produksi yang berasal dari luar negeri. Konsep ini merupakan konsep pendapatan nasional yang dikenal dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP).12 Secara singkat, PDB adalah nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut dan warga negara asing yang ada di negara tersebut.
Inflasi
Inflasi merupakan kondisi dimana jumlah barang yang beredar lebih sedikit dari jumlah permintaan sehingga akan mengakibatkan terjadinya kenaikan harga yang meluas dalam sistem perekonomian. Kenaikan inflasi secara signifikan akan mempengaruhi daya beli konsumen yakni 11
Werner R.Murhadi, Analisis Saham Pendekatan Fundamental (Jakarta :PT Indeks, 2009), h.19. Sadono Sukirno, Makroekonomi : Teori Pengantar (Jakarta : PT Raja Grafindo persada,2004), h.35. 12
9
penurunan kemampuan daya beli. Inflasi yang tinggi dan bersifat uncertainty (tidak menentu) yang dialami oleh suatu negara akan meningkatkan risiko investasi dalam aset-aset keuangan, serta akan melemahkan kredibilitas mata uang domestik terhadap mata uang global. Tingkat inflasi biasanya diukur melalui tingkat perubahan indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI).13
Tingkat Suku Bunga
Tingkat suku bunga pinjaman mencerminkan biaya yang dikeluarkan perusahaan akibat dari meminjam uang dan hal ini akan mempengaruhi kinerja bisnis melalui dua cara. Pertama, interest rate akan mempengaruhi dalam menentukan harga yang perusahaan harus bayar atas pinjaman yang telah diterimanya. Dengan mengasumsikan ceteris paribus (hal-hal lain dianggap konstan) maka tingkat suku bunga yang rendah berarti berkurangnya biaya bunga dan meningkatnya profit. Perlu dicatat pula bahwa perubahan dalam interest rate akan mempengaruhi pola pembelanjaan dari konsumen (consumer spending). Interest rate tidak hanya mencerminkan biaya konsumsi saat ini dan masa yang akan datang, tetapi juga mencerminkan harapan inflasi dan resiko kredit.14
Nilai Tukar Rupiah
Kurs valuta asing atau nilai tukar rupiah menunjukkan harga atau nilai mata uang rupiah dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain. 15 Kurs pertukaran valuta asing adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan apakah barang-barang di negara lain adalah lebih murah atau lebih mahal dari barang-barang yang diproduksikan di dalam negeri. Dampak dari perubahan nilai tukar atas suatu bisnis tidak hanya dilihat dari penguatan atau pelemahan suatu mata uang, tetapi juga dengan memperhatikan apakah negara tersebut adalah net exporter atau net importer. 13
Werner R.Murhadi, op. cit. h. 21. Werner R.Murhadi, op. cit. h.20-21. 15 Sadono Sukirno, loc. cit. h.35. 14
10
Dalam bukunya, Sadono Sukirno menyebutkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi nilai tukar. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: a.
Perubahan dalam citarasa masyarakat
b.
Perubahan harga barang ekspor impor
c.
Kenaikan harga umum (inflasi)
d.
Perubahan suku bunga dan Tingkat pengembalian investasi.
Sedangkan menurut Madura, perubahan nilai tukar dipengaruhi oleh suku bunga, inflasi, jumlah uang beredar, defisit perdagangan, perilaku bank sentral yang terkait dengan independensi bank sentral, dan harapan pasar (market expectation).16
2.4 Analisis Industri Untuk melakukan analisis industri, langkah pertama adalah mengidentifikasi siklus hidup industri. Kemudian langkah berikutnya adalah melakukan analisis terhadap kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri.
Siklus Hidup Industri
Kondisi industri berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Investor harus mengetahui bahwa industri tersebut mampu memberikan prospek investasi yang mampu mendatangkan keuntungan. Maka harus diketahui terlebih dahulu siklus
hidup
industri
yang
akan
dimasuki.
Porter
dalam
bukunya
mengemukakan bahwa siklus hidup industri memiliki beberapa tahap atau fase, yaitu: 1. Tahap Perkenalan , tahapan ini mencerminkan kesulitan dalam mengatasi kelambanan pembeli dan merangsang percobaan akan produk baru. 2. Tahap Pertumbuhan, tahapan ini terjadi manakala banyak pembeli menyerbu pasar begitu produk baru tersebut terbukti berhasil. 3. Tahap Kedewasaan, pada tahap ini penetrasi para pembeli produk yang potensial akhirnya tercapai, yang menyebabkan pertumbuhan yang cepat terhenti dan menuju ke tingkat pertumbuhan yang normal.
16
Werner R.Murhadi, loc.cit. h.21.
11
4. Tahap Penurunan, dimana industri mengalami pertumbuhan yang menurun karena munculnya produk pengganti yang baru.17 Analisa terhadap kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri melalui Porter’s Five Forces. Porter menawarkan model persaingan yang dipengaruhi lima kekuatan dalam industri. Lima kekuatan tersebut adalah: 1. Hambatan bagi pemain baru (barrier to entry) Yaitu seberapa mudah pemain baru masuk sebagai pesaing baru dalam industri. Semakin mudah pemain baru masuk, artinya tingkat persaingan dalam industri semakin tinggi. 2. Ancaman dari produk substitusi (threat of substitute) Jika produk perusahaan mempunyai produk substitusi atau produk pengganti, maka substitusi ini harus diperhitungkan sebagai pesaing. 3. Kekuatan tawar dari konsumen (bargaining power of buyers) Posisi tawar menawar
dari
konsumen
akan
mempengaruhi
perusahaan
untuk
menetapkan harga jual dan volume produksi. 4. Kekuatan tawar dari pemasok (bargaining power of suppliers) Semakin banyak pemasok maka semakin kuat posisi tawar menawar perusahaan dalam menegosiasikan harga, volume dan diferensiasi pasokan. 5. Tingkat persaingan diantara pemain yang ada (rivalry among existing competitor) Tingkat persaingan diantara pemain dalam industri ditentukan beberapa faktor, diantaranya potensi pertumbuhan industri, beban tetap perusahaan (fixed cost), diferensiasi produk, identitas merk (brand identity) dan informasi yang dimiliki.18
2.5 Analisis Perusahaan Analisis perusahaan dilakukan dengan metode analisis rasio keuangan, dimana ada beberapa rasio-rasio yang digunakan yakni Rasio Aktifitas, Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas, dan Rasio Profitabilitas.
17
Michael E.Porter, Strategi Bersaing : Teknik Menganalisis Industri dan Pesaing. Penerjemah Agus Maulana (Jakarta : Penerbit Erlangga, 1992), h.140 -141. 18 Siti Bilqis Sabrini, op.cit. h. 14-15.
12
1.
Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas mengukur tingkat efektivitas dalam memanfaatkan sumbersumber daya yang dimiliki. Semua rasio yang tergolong dalam kelompok rasio ini menunjukkan perbandingan antara hasil penjualan dengan investasi dalam beberapa aktiva. Rasio ini sering disebut rasio perputaran modal (capital turnover ratio).19 a) Inventory Turnover adalah rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini berputar dalam satu periode. Rumus Inventory Turnover Ratio = Penjualan Persediaan
b) Fixed Asset Turnover adalah rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar dalam satu periode. Rasio ini mengukur apakah perusahaan sudah menggunakan kapasitas aktiva tetap sepenuhnya atau belum. Rumus Fixed Asset Turnover = Penjualan Aktiva Tetap Bersih
c) Total Asset Turnover adalah rasio yang digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan dalam menciptakan penjualan. Rumus Total Asset Turnover = Penjualan Total Aktiva
2.
Rasio Likuiditas
Likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang segera harus dipenuhi (jatuh tempo) dan membayar tepat pada waktunya. Perusahaan dapat dikatakan dalam keadaan likuid, apabila perusahaan tersebut
19
David Sukardi Kodrat dan Kurniawan Indonanjaya, op.cit. h.237-239.
13
mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar dibandingkan dengan utang lancarnya. Sebaliknya kalau perusahaan tidak dapat segera memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan tidak likuid.20 Likuiditas dapat dihitung dengan menggunakan current ratio. Rumus current ratio sebagai berikut: Rumus Current Ratio = Aktiva Lancar Utang Lancar
3.
Rasio Solvabilitas
Rasio yang menunjukkan besarnya aktiva sebuah perusahaan yang didanai dengan utang. Artinya, seberapa besar beban utang yang ditanggung oleh perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Formula-formula dalam rasio solvabilitas :
Debt to Asset Ratio (DAR) adalah rasio untuk mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Rumus Debt to Asset Ratio = Total Utang Total Aktiva
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan antara hutanghutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan
modal sendiri perusahaan
untuk
memenuhi
seluruh
kewajibannya. Rumus Debt to Equity Ratio = Total Utang Total Ekuitas
4.
20
Rasio Profitabilitas
David Sukardi Kodrat dan Kurniawan Indonanjaya, op.cit. h. 236-237
14
Rasio
profitabilitas
menunjukkan
kemampuan
perusahaan
untuk
menghasilkan laba. Kemampuan menghasilkan laba merupakan rasio dari efektivitas manajemen dalam mengelola perusahaan artinya kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, asset, dan modal saham tertentu. Efektivitas ini dinilai dengan mengaitkan laba bersih dengan aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba tersebut.21 Rumus-rumus dalam rasio profitabilitas : 1. Return On Asset (ROA) merupakan ukuran dari efektifitas perusahaan dalam mengelola aktiva untuk menghasilkan laba. Rumus Return On Asset = Laba Bersih Total Aktiva 2. Return On Equity (ROE)
merupakan
ukuran
seberapa
efektif
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari dana yang diinvestasikan pemilik. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena akan memberikan pengembalian yang lebih besar bagi pemegang saham. Rumus Return On Equity = Laba bersih Ekuitas 3. Net Profit Margin (NPM), rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan. Rumus Net Profit Margin = Laba Bersih Penjualan 4. Earning per Share(EPS) rasio ini menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham. Rumus 21
David Sukardi Kodrat dan Kurniawan Indonanjaya, op.cit. h. 239-240.
15
Earning per Share = Laba Bersih Jumlah Saham yang Beredar
16
BAB III METODE ANALISIS 3.1 Jenis Analisis Analisis yang dilakukan bersifat deskriptif, yakni analisis yang menggambarkan data informasi berdasarkan pada fakta yang diperoleh di lapangan.22 Selain itu, metode deskriptif kuantitatif juga dilakukan dalam analisis ini dalam bentuk desain deskriptif dan metode pengumpulan data. Dalam pengertian ini analisis deskriptif menggunakan data-data dan angka-angka yang telah diperoleh lalu dijelaskan maksud dari hasil pengolahan angka-angka tersebut. Analisis ini digunakan untuk mengetahui nilai intrinsik saham perusahaan dengan menggunakan analisis rasio keuangan.
3.2 Ruang Lingkup Analisis Analisis ini bertujuan untuk mencari dan mengetahui nilai wajar dari saham PT Kalbe Farma Tbk. Nilai wajar saham atau nilai intrinsik perusahaan tersebut diperoleh dari analisis fundamental saham yang memiliki tiga tahapan yakni analisis makro ekonomi, analisis industri dan analisis perusahaan. Nilai wajar saham yang telah diperoleh akan dibandingkan dengan nilai pasar saham PT Kalbe Farma Tbk yang pada akhirnya akan menghasilkan suatu keputusan investasi atas saham perusahaan tersebut.
22
Suharsimi Ari Kunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta : PT Renika Cipta, 1993), cet ke-2, h.309
17
3.3 Referensi Jurnal
No
Penelitian
Isi penelitian terdahulu
1
Annisa Fathih Kurnia, Skripsi FSH UIN Jakarta, 2012. “Analisis Fundamental Saham dalam keputusan investasi di PT Telekomunikasi Tbk”
Nilai intrinsik saham PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk undervalued terhadap nilai pasarnya.
3.4 Variabel Analisis Dalam analisis fundamental perusahaan PT Kalbe Farma Tbk dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan. 3.5 Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Untuk melakukan analisis fundamental saham PT Kalbe Farma Tbk dibutuhkan data-data sebagai berikut: 1. Data-data variabel ekonomi yang merupakan indikator perekonomian makro Indonesia yakni Produk Domestik Bruto (PDB). 2. Laporan keuangan PT Kalbe Farma Tbk, dimana akan dilakukan analisis laporan keuangan. 3. Data jumlah dividen yang pernah dibagikan kepada pemegang saham PT Kalbe Farma Tbk. 4. Publikasi lain yang berkaitan dengan PT Kalbe Farma Tbk,
18
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kalbe Farma Tbk (KLBF) didirikan tanggal 10 September 1966 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1966.Kantor pusat KLBF berdomisili di Gedung KALBE, Jl. Let. Jend. Suprapto Kav. 4, Cempaka Putih, Jakarta 10510 sedangkan fasilitas pabriknya berlokasi di Kawasan Industri Delta Silicon, Jl. M.H. Thamrin, Blok A3-1, Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Kalbe adalah PT Gira Sole Prima (10.17%), PT Santa Seha Sanadi (9.71%), PT Diptanala Bahana (9.49%), PT Lucasta Murni Cemerlang (9.47%), PT Ladang Ira Panen (9.21%) dan PT Bina Arta Charisma (8.66%). Semua pemegang saham ini merupakan pemegang saham pengendali dan memiliki alamat yang sama yakni, di Jl. Let.Jend. Suprapto Kav. 4, Jaka Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan KLBF meliputi, antara lain usaha dalam bidang farmasi, perdagangan dan perwakilan. Saat ini, KLBF terutama bergerak dalam bidang pengembangan, pembuatan dan perdagangan sediaan farmasi, produk obat-obatan, nutrisi, suplemen, makanan dan minuman kesehatan hingga alat-alat kesehatan termasuk pelayanan kesehatan primer. Kalbe memiliki anak usaha yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia, yakni Enseval Putera Megatrading Tbk (EPMT). Pada tahun 1991, KLBF memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO) KLBF kepada masyarakat sebanyak 10.000.000 dengan nilai nominal Rp1.000,- per saham dengan harga penawaran Rp7.800,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 30 Juli 1991.rta 10510.
4.2 Analisis Ekonomi Makro Perekonomian Indonesia memiliki pertumbuhan setiap tahun yang masingmasing sebesar 6,22% (2015), 6,49% (2016), 6,23% (2017) Setiap tahunnya, struktur PDB mengalami perubahan yang mana hal ini menandakan bahwa setiap lapangan usaha tidak selalu memiliki angka kontribusi
19
yang konstan atas PDB, dimana hal ini didasarkan kepada kondisi perekonomian yang turut mempengaruhi kemampuan setiap lapangan usaha dalam menghasilkan pendapatan. Berikut ini tabel pertumbuhan PDB dan tabel struktur PDB menurut lapangan usaha (2014-2017): PDB menurut lapangan usaha N Lapangan Usaha o 1Pertanian, Peternakan, . Kehutanan, dan Perikanan 2Pertambangan dan Penggalian . 3Industri Pengolahan . 4Listrik, Gas dan Air Bersih . 5Konstruksi . 6Perdagangan, Hotel dan . Restoran 7Pengangkutan dan Komunikasi . 8Keuangan, Real Estate, Jasa . Perusahaan 9Jasa-jasa . PDB
2014 3,96
Laju Pertumbuhan 2015 2016 2017 3,01 3,37 3,97
4,47
3,86
1,39
1,49
2,21
4,74
6,14
5,73
14,2 9 7,07
5,33
4,82
6,40
6,95
6,65
7,50
1,28
8,69
9,17
8,11
15,8 5 5,21
13,4 1 5,67
10,70
9,98
6,84
7,15
6,42
6,04
6,75
5,24
4,63
6,22
6,49
6,23
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa sektor industri pengolahan (manufacturing industry) selalu memiliki kontribusi terbesar atas PDB setiap tahunnya dengan angka di atas 20%, yakni 24,80% (2015), 24,33% (2016), 23,94% (2017). Ini menandakan bahwa sektor industri pengolahan merupakan sektor dengan kemampuan menghasilkan pendapatan yang paling besar di antara sektor-sektor yang lain, dan ini juga memberikan sinyal bahwa sektor industri pengolahan di Indonesia adalah sektor yang layak menjadi tujuan investasi. Hal tersebut dapat kita lihat dari angka pertumbuhan PDB setiap tahunnya yang mengalami pertumbuhan rata-rata di atas 6% , yang mana secara tidak langsung menandakan naiknya pendapatan konsumen dan ini juga bisa meningkatkan permintaan konsumen terhadap produk olahan perusahaan, yang berada di sektor industry pengolahan salah satunya perusahaan pengolahan barang konsumsi (consumer goods).
20
Dari hasil data tersebut dapat diputuskan bahwa kondisi ekonomi makro terutama mengenai Produk Domestik Bruto di Negara Indonesia menunjukkan sinyal positif selama 3 tahun sehingga memberikan dampak positif bagi investor untuk menanamkan sahamnya di sector industri pengolahan termasuk PT Kalbe Farma Tbk.
4.3 Analisis Industri Industri Farmasi memiliki peran strategis dalam berbagai aspek yaitu aspek sosial dimana perusahaan dituntut untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam menjaga kesehatan, aspek ekonomi dan aspek teknologi yang juga menuntut agar industri farmasi dapat meningkatkan kemampuan dalam menjaga kesinambungan usaha. Di sisi lain kondisi pasar domestik dengan jumlah penduduk lebih dari 260 juta jiwa merupakan pasar potensial bagi produk farmasi sehingga merupakan peluang bagi industri farmasi untuk meningkatkan volume produksi agar dapat meraih potensi pasar di pasar internasional. Sektor industri barang konsumsi (consumer goods) secara umum telah berada pada tahap kedewasaan, dimana produk dari perusahaan sudah dikenal luas oleh masyarakat dan bahkan melekat dalam kehidupan masyarakat. Pertumbuhan sektor industri barang konsumsi, khususnya sub sektor industri kesehatan pun tetap terus terjadi meskipun pada tahap ini pertumbuhan berangsurangsur menuju ke tingkat pertumbuhan normal. Pada sub sektor ini, perusahaan sudah memiliki produk unggulan yang mampu menjadi pemimpin di tiap segmentasi pasarnya. PT Kalbe Farma Tbk dengan berbagai jenis produk antara lain produk obat resep, produk kesehatan, nutrisi, dll. Salah satu produk yang sudah dikenal oleh masyarakat adalah hydro coco dan extra joss.
4.4 Analisis Perusahaan Berikut merupakan hasil olahan data yang sudah dihitung dan digunakan dalam analisis fundamental berdasarkan analisis rasio keuangan.
21
PT Kalbe Farma Tbk
RATIO EPS PER BVPS PBV ROA ROE DER EV/EBITDA Debt/Equity Debt/TotalCap Debt/EBITDA EBITDA/IntExps
2015
2016
2017
39 32,17 x 169 7,40 x 16,96% 22,58% 0,32 x 26,24 0,07 0,06 0,21 99,04
42 43,27 x 197 9,3 x 16,62% 21,03% 0,3 x 26,66 0,03 0,03 0,10 59,52
48 52,13 x 217 9,8 x 17,22% 21,75% 0,35 x 27,33 0,5 0,4 0,16 71,55
1. PER : Pada tahun 2017 last price dr saham KLBF sebesar 1.795. Sedangkan PER dari saham PT Kalbe farma Tbk tertinggi pada tahun 2017 adalah 52,13 mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Maka jelas bahwa secara fundamental saham KLBF lebih menguntungkan bagi investor. Dimana PER itu adalah perbandingan harga saham dengan laba bersih perusahaan atau dapat diasumsikan bahwa harga saham KLBF adalah 52.13 kali laba bersih perusahaan. 2. EPS : Dilihat dari EPS perusahaan PT Kalbe Farma menunjukan nilai terbesar pada tahun 2017 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini menandakan bahwa PT Kalbe Farma mampu memberikan tingkat kesejahteraan yang baik kepada pemegang saham. 3. DER : Dilihat dari DER masing-masing perusahaan maka DER dari PT Kalbe Farma mengalami kenaikan dari tahun ke tahun sehingga pada tahun 2017 memiliki DER sebesar 0,35 kali. 4. ROA : Berdasarkan ROA perusahaan PT Kalbe Farma menunjukan persentase tertinggi pada tahun 2017 dibandingkan
tahun sebelumnya.
Dimana jika ROA menunjukan nilai total aktiva yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan.
22
5. ROE : Berdasarkan ROE dari perusahaan PT Kalbe Farma menunjukan penurunan yang tidak terlalu signifikan. Dimana jika ROA dari suatu perusahaan semakin tinggi maka semakin baik kinerja perusahaan dalam memanfaatkan modalnya untuk menghasilkan laba.
23
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan analisis ekonomi makro yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa Produk Domestik Bruto secara umum mengalami peningkatan dalam 4 tahun dari 2014-2017. Kondisi ini menyebabkan dominannya sinyal positif untuk berinvestasi dan kenyataannya profitabilitas perusahaan PT Kalbe Farma Tbk tetap mengalami peningkatan. 2. Berdasarkan analisis industri, perusahaan yakni PT Kalbe Farma Tbk telah berada pada tahap kedewasaan, dimana produk dari perusahaan sudah dikenal luas oleh masyarakat dan bahkan melekat dalam kehidupan masyarakat. 3. Melalui analisis terhadap rasio-rasio keuangan, perusahaan dinilai masih berada di kategori yang aman. Kemudian untuk perusahaan PT Kalbe Farma Tbk jika dilihat secara keseluruhan dalam hal
rasio-rasio
keuangan perusahaan
memberikan tanda bahwa perusahaan ini adalah perusahaan yang memiliki kinerja baik serta memiliki prospek yang bagus sebagai tujuan investasi para investor.
24
DAFTAR PUSTAKA Seng, Dyna. “Fundamental Analysis and the Predictionof Earnings.” International Journal of Business and Management. Vol. 7, NO. 3 (February 2012): h.32 Sabrini, Siti Bilqis. ”Analisis Harga Saham Industri Rokok di Bursa Efek Indonesia Periode 2004-2007 dengan Analisis
Fundamental
dan Teknikal”.
Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, 2008. Kurnia, Annisa Fathih,”Analisis Fundamentas Saham Dalam Keputusan Investasi di PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2012.
Murhadi, Werner R. Analisis Saham Pendekatan Fundamental. Jakarta :PT Indeks, 2009.
Sukirno, Sadono. Makroekonomi : Teori Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo persada, 2004. Bank Indonesia. “Laporan Perekonomian Indonesia”. Laporan diunduh dari www.bi.go.id Badan Pusat Statistik. ”Laporan Data Strategis BPS”. Laporan diunduh di www.bps.go.id
25