BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual Pengetahuan Keluarga tentang Pencegahan penyakit malaria: 1) Menghindari gigitan nyamuk malaria •
memakai baju lengan panjang dan celana panjang saat ke luar
•
memasang kawat nyamuk jendela dan ventilasi rumah
di
•
memasang tirai di pintu dan jendela
•
menggunakan kelambu saat tidur
Kategori Pengetahuan : - baik - cukup - kurang
2) Membunuh jentik dan nyamuk malaria dewasa • Penyemprotan rumah •
Biological control
3) Mengurangi tempat nyamuk malaria •
perindukan
Menjaga kebersihan lingkungan
Skema 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep penelitian ini dibuat untuk melihat gambaran pengetahuan keluarga terhadap pencegahan penyakit malaria. Pentingnya pencegahan penyakit malaria secara maksimal akan dapat mengurangi mortilitas dan morbiditas penyakit malaria di dalam suatu wilayah khususnya dalam keluarga. Maka dari itu perlu pengetahuan yang cukup dari keluarga dalam pencegahan penyakit malaria ini, sehingga penurunan angka mortalitas
Universitas Sumatera Utara
dan morbiditas penyakit malaria dapat dicapai. Pengetahuan ini akan digambarkan dalam kriteria baik, cukup, dan kurang. 3.2 Defenisi Operasional 3.2.1 Pencegahan keluarga terhadap penyakit malaria adalah cara keluarga untuk dalam menghindari penyakit malaria di Desa Tolang Jae, Kecamatan Sayur Matinggi, Kabupaten Tapanuli selatan dengan meminimalisasi penularan penyakit malaria yang meliputi: menghindari gigitan nyamuk, membunuh jentik dan nyamuk dewasa, serta mengurangi tempat perindukan nyamuk. 3.2.2 Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui keluaga dalam melakukan pencegahan penyakit malaria untuk kebaikan dirinya dan keluarganya serta masyarakat disekitarnya di Desa Tolang Jae, Kecamatan Sayur Matinggi, Kabupaten Tapanuli selatan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi menggambarkan pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit malaria di Desa Tolang Jae, Kecamatan Sayur Matinggi, Kabupaten Tapanuli selatan. 4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga di Desa Tolang Jae, Kecamatan Sayur Matinggi, Kabupaten Tapanuli selatan dengan jumlah populasi 225 keluarga. 4.2.2 Sampel Berdasarkan populasi diatas, penentuan jumlah sampel dilakukan menurut Nursalam (2003) yaitu apabila jumlah populasi kurang dari 1000 populasi maka penentuan jumlah sampel 20-30 % dari populasi. Maka dalam penelitian ini sampel yang di ambil adalah 20% dari populasi yaitu 45 keluarga. Pada penelitian ini cara pengambilan jumlah sampel dilakukan dengan
teknik
random
sampling
yaitu
dengan
cara
mencampur/mengacak subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Setiap subjek yang terdaftar sebagai populasi diberi nomor urut mulai dari (1, 2, 3, 4, 5, …, 45). Kemudian
Universitas Sumatera Utara
nomor-nomor tersebut dibuat dalam bentuk gulungan-gulungan kertas yang diambil secara acak. Nomor yang diambil oleh peneliti secara acak yang kemudian akan menjadi sampel penelitian. Di dalam pengambilan sampel biasanya peneliti sudah menentukan terlebih dahulu jumlah sampel yang akan diteliti (Arikunto, 2010). Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Keluarga inti (ayah, ibu dan anak-anak, nenek dan kakek) yang tinggal dalam satu rumahdan dapat Berbahasa Indonesia dan Berkomunikasi. b) Bersedia menjadi responden penelitian. 4.3
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Tolang Jae, Kecamatan Sayur Matinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan. Lokasi tersebut dipilih karena salah satu daerah terbanyak penderita penyakit malaria, dan daerah tersebut mudah dijangkau. Penelitian ini akan dilaksanakan bulan Juni sampai Desember 2011.
4.4
Pertimbangan Etik Dalam melaksanakan penelitian ini dilakukan pertimbangan etik yaitu memberi penjelasan kepada calon responden penelitian tentang tujuan penelitian dan prosedur pelaksanaan penelitian. Lembaran persetujuan diberikan kepada responden, bila calon responden bersedia, maka responden dipersilahkan untuk menandatangani lembar persetujuan tersebut. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak menolak
Universitas Sumatera Utara
dan mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung. Penelitian ini tidak beresiko bagi individu yang menjadi responden, baik resiko fisik maupun psikologis, kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada lembar pengumpulan data, hanya diberi nomor kode tertantu. Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya data tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian. 4.5
Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada konsep teori yang ada pada tinjauan pustaka. Kuesioner penelitian ini terdiri dari dua bagian. Pertama data demografi mencakup data mengenai hubungan dengan anggota keluarga, jumlah anggota keluarga, pendidikan terakhir, suku, agama, pekerjaan, dan penghasilan keluarga perbulan. Kedua, kuesioner tentang pencegahan keluarga yang terdiri dari 21 pernyataan (1-21) dengan jawaban “ya” dengan nilai satu dan “tidak” dengan nilai nol. Kuesioner ini terdiri dari tiga pernyataan tentang memakai baju lengan panjang dan celana panjang saat ke luar (nomor 1-3), tiga penyataan tentang memasang kawat nyamuk di jendela dan ventilasi rumah (nomor 4-6), tiga pernyataan tentang memasang tirai di pintu dan jendela (nomor 7-9), tiga pernyataan tentang menggunakan kelambu saat tidur (nomor 10-12), tiga pernyataan tentang penyemprotan rumah (nomor 1315), tiga pernyataan tentang biological control (nomor 16-18), dan tiga
Universitas Sumatera Utara
pernyataan tentang menjaga kebersihan lingkungan (nomor 19-21), serta yang terdiri dari pernyataan positif dan pernyataan negative, yaitu pernyataan positif pada nomor 1, 3, 4, 5, 7,10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19 dan 21 dan pernyataan negatif yaitu pada nomor 2, 6, 8, 9, 20. Nilai terendah adalah 0 dan nilai tertinggi 21. P=
Rentang Banyak kelas
Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang nilai tertinggi dikurangi nilai terendah. Rentang kelas sebesar 21 dan banyak kelas 3 yaitu sangat baik, cukup, kurang. sehingga diperoleh P= 7. Dengan P= 7 dan nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas pertama, maka pengetahuan keluarga dikategorikan atas kelas interval sebagai berikut: Baik: 15-21, Cukup: 8-14, Kurang: 0-7. 4.6
Validitas dan Reliabilitas Instrumen Sebelum melakukan pengumpulan data terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo,2010). Pada penelitian ini uji validitas yang digunakan adalah validitas isi, dimana instrument penelitian ini berdasarkan pada tinjauan pustaka, dan akan dikonsultasikan pada dosen ahli keperawatan komunitas di Fakultas Keperawatan USU. Kuesioner peneliti ini disusun oleh peneliti oleh karena itu penting untuk dilakukan uji reliabilitas. Uji instrumen ini bertujuan untuk
Universitas Sumatera Utara
mengetahui seberapa besar derajat kemampuan alat ukur untuk mengukur secara konsisten sasaran yang diukur. Kuesioner penelitian ini akan diuji dengan reliabilitas internal yang diperoleh dengan cara menganalisa data dari satu kali pengetesan (Arikunto, 2006). Dengan rumus K-R 20 karena instrument terdiri dari 21 pertanyaan atau dengan jumlah butir pertanyaan ganjil (Arikunto, 2006). Uji reliabilitas dilakukan sebelum pengumpulan data, kepada responden yang memenuhi kriteria seperti responden yang sebenarnya sebanyak 20 orang (Arikunto, 2006). Menurut Polit & Hungler (1995) suatu instrumen yang baru reliabel bila koefisiennya 0.70 atau lebih diperoleh dengan komputerisasi. Hasil dalam uji reliabilitas yang telah dilakukan adalah 0,786. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kuesioner gambaran pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit malaria di Desa Tolang Jae Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel. 4.7
Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan setelah mengikuti langkah-langkah pengumpulan data yaitu: 1.)mengajukan izin pelaksanaan kepada institusi pendidikan (Fakultas Keperawatan), 2) mengirim permohonan izin yang diperoleh kepada kepala Puskesmas kecamatan Sayur Matinggi dan kepala desa Tolang Jae, 3) setelah mendapat izin dari kepala Puskesmas Kecamatan Sayur Matinggi
dan kepala desa Tolang Jae, peneliti melakukan
pengumpulan data penelitian, 4) menjelaskan kepada calon responden
Universitas Sumatera Utara
tentang tujuan dan prosedur tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian, 5) calon responden yang bersedia, diminta untuk menandatangani lembar persetujuan, 6) menjelaskan kepada responden tentang prosedur pengisian kuesioner, 7) responden diminta untuk menjawab pertanyaan yang terdapat pada lembaran kuesioner yang diberikan oleh peneliti sesuai dengan petunjuk pada masing-masing bagian. Selama pengisian kuesioner responden diberi kesempatan untuk bertanya pada peneliti bila ada pertanyaan yang tidak dipahami, 8) setelah diisi, kuesioner dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya, apabila ada yang tidak lengkap diselesaikan saat itu juga, 9) pengolahan dan analisa data dilakukan setelah data terkumpul sesuai dengan keperluan. 4.8
Analisa Data Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa data. Analisa data yang digunakan peneliti adalah analisis deskriptif yaitu suatu prosedur pengolahan data yang menggambarkan atau meringkas data dengan cara ilmiah melalui tahap mengecek kelengkapan data (editing), untuk memeriksa apakah pernyataan dalam kuesioner sudah di isi sesuai dengan petunjuk, kemudian memberi kode (Coding) untuk memudahkan melakukan tabulasi, selanjutnya memasukkan (entry) data ke dalam komputer dan dilakukan pengolahan data dan teknik komputerisasi dimana data akan dianalisis secara statistik deskriptif dan disajikan dalam bentuk narasi, tabel distribusi frekuensi.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian dan pembahasan mengenai gambaran pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit malaria di Desa Tolang Jae Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli selatan, yang dilaksanakan pada 16 – 17 Desember 2011. Pengumpulan data dilakukan pada 45 responden. Penyajian data meliputi karakteristik data demografi responden, dan deskripsi pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit malaria. 5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Karakteristik Responden Hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data demografi keluarga di Desa Tolang Jae Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan didapat 45 responden yang menjadi subjek penelitian. Dari hasil penelitian menunjukkan mayoritas status dalam keluarga adalah ibu sebanyak 31 orang (68,9%). Responden berusia 46-55 tahun sebanyak 16 orang (35,6%). Berjenis kelamin perempuan sebanyak 33 orang (73,3%). Berdasarkan pendidikan terakhir didapat bahwa pendidikan terakhir responden adalah SD dan SMP sebanyak 14 orang memilih pendidikan terakhir SD (33,3%) dan 14 orang lainnya memilih berpendidikan terakhir SMP (33,3%). Berdasarkan agama keseluruhan responden adalah beragama Islam sebanyak 45 orang (100%). Berdasarkan suku keseluruhan responden adalah bersuku batak sebanyak 45 orang (100%). Berdasarkan penghasilan mayoritas responden adalah berpenghasilan < 1.000.000 sebanyak 29 orang (64,4%). Untuk data lebih lengkapnya dapat dilihat pada table.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Data Demografi Keluarga di Desa Tolang Jae Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2011 (n = 45) Karakter Responden Status Dalam Keluarga - Ayah - Ibu - Anak Usia - 16-25 - 26-35 - 36-45 - 46-55 - 56-65
Frekuensi
Persentase (%)
11 31 3
24.4 68,9 6,7
4 13 10 16 2
8,9 37,8 22,3 35,6 4.4
12 33
26,7 73,3
2 14 14 13 2
4,4 31,1 31,1 28,9 4,4
45
100
Suku - Batak
45
100
Penghasilan - < 1.000.000 - 1.000.000 – 2.000.000 - > 2.000.000
29 13 3
64,4 28,9 6,7
Jenis Kelamin - Laki-laki - Perempuan Pendidikan Terakhir - Tidak Sekolah - SD - SMP - SMA - Perguruan Tinggi Agama - Islam
Universitas Sumatera Utara
5.1.2. Gambaran Pengetahuan Keluarga tentang Pencegahan Penyakit Malaria di Desa Tolang Jae Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan. Hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data pengetahuan keluarga dalam pencegahan penyakit malaria yaitu berdasarkan pengetahuan keluarga mengenai menghindari gigitan nyamuk malaria dengan memakai baju lengan panjang dan celana panjang terlihat sebanyak 33 orang (73,3%) responden menjawab bahwa keluarga perlu menggunakan pakaian yang tertutup (baju lengan panjang dan celana panjang) bila keluar rumah pada malam hari, sebanyak 43 orang (95,6%) responden menjawab tidak dari pernyataan keluarga lebih sering memakai pakaian terbuka (baju lengan pendek,celana pendek) dari pada pakaian tertutup (baju lengan panjang dan celana panjang), serta sebanyak 34 orang (75,6%) responden menjawab bahwa pemakaian pakaian yang tertutup (baju lengan panjang dan celana panjang) dapat mencegah gigitan nyamuk. Tabel
5.2.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Keluarga Mengenai Menghindari Gigitan Nyamuk Malaria Dengan Memakai Baju Lengan Panjang Dan Celana Panjang Di Desa Tolang Jae Kecamatan Sayur Matinggi Tahun 2011 (n = 45)
F 33
% 73,3
Tidak F % 12 26,7
Keluarga lebih sering memakai pakaian terbuka (baju lengan pendek,celana pendek) dari pada pakaian tertutup (baju lengan panjang dan celana panjang).
2
4,4
43
95,6
Pemakaian pakaian yang tertutup (baju
34
75,6
11
24,4
No
Pernyataan
1
Keluarga perlu menggunakan pakaian yang tertutup (baju lengan panjang dan celana panjang) bila keluar rumah pada malam hari.
2
3
Ya
Universitas Sumatera Utara
lengan panjang dan celana panjang) dapat mencegah gigitan nyamuk
Berdasarkan pengetahuan keluarga mengenai menghindari gigitan nyamuk malaria dengan memasang kawat nyamuk di jendela dan ventilasi rumah terlihat sebanyak 25 orang (55,6%) responden menjawab bahwa pemasangan kawat nyamuk di fentilasi dan jendela harus dilakukan, sebanyak 33 orang (73,3%) responden menjawab bahwa Pemasangan kawat nyamuk mencegah masuknya nyamuk kerumah, dan sebanyak 30 orang (66,7%) responden menjawab tidak dari pernyataan pemasangan kawat nyamuk di fentilasi rumah saja. Tabel
5.3.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Keluarga Mengenai Menghindari Gigitan Nyamuk Malaria Dengan Memasang Kawat Nyamuk Di Jendela Dan Ventilasi Rumah Di Desa Tolang Jae Kecamatan Sayur Matinggi Tahun 2011 (n = 45)
Ya F 25
% 55,6
Tidak F % 20 44,4
mencegah
33
73,3
12
26,7
Pemasangan kawat nyamuk di fentilasi rumah saja
15
33,3
30
66,7
No
Pernyataan
4
Pemasangan kawat nyamuk di fentilasi dan jendela harus dilakukan
5
Pemasangan kawat nyamuk masuknya nyamuk kerumah.
6
Berdasarkan pengetahuan keluarga mengenai menghindari gigitan nyamuk malaria dengan memasang tirai di pintu dan jendela terlihat sebanyak 26 orang (57,8%) responden menjawab bahwa keluarga tahu tirai dapat mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah, responden menjawab tidak dari pernyataan keluarga cuma
Universitas Sumatera Utara
memasang tirai di jendela saja sebanyak 20 orang (44,4%) responden, serta sebanyak 20 orang (44,4%) responden menjawab tidak dari pernyataan tirai jendela rumah sering terbuka. Tabel
5.4.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Keluarga Mengenai Menghindari Gigitan Nyamuk Malaria Dengan Memasang Tirai Di Pintu Dan Jendela Di Desa Tolang Jae Kecamatan Sayur Matinggi Tahun 2011 (n = 45)
F 26
% 57,8
Tidak F % 19 42,2
Keluarga cuma memasang tirai di jendela saja.
25
55,6
20
44,4
Tirai jendela rumah sering terbuka.
25
55,6
20
44,4
No
Pernyataan
7
Keluarga tahu tirai dapat mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah
8
9
Ya
Berdasarkan pengetahuan keluarga mengenai menghindari gigitan nyamuk malaria dengan menggunakan kelambu saat tidur terlihat sebanyak 44 orang (97,8%) responden menjawab bahwa keluarga menggunakan kelambu di rumah, dari pernyataan yang lain sebanyak 42 orang (93,3%) responden menjawab bahwa pemakaian kelambu dapat mencegah gigitan nyamuk pada malam hari, dan sebanyak 33 orang (73,3%) responden menjawab bahwa keluarga rutin memakai kelambu saat tidur.
Universitas Sumatera Utara
Tabel
No
5.5.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Keluarga Mengenai Menghindari Gigitan Nyamuk Malaria Dengan Menggunakan Kelambu Saat Tidur Di Desa Tolang Jae Kecamatan Sayur Matinggi Tahun 2011 (n = 45)
Pernyataan
Ya F 44
% 97,8
Tidak F % 1 2,2
10
Keluarga menggunakan kelambu di rumah.
11
Pemakaian kelambu dapat mencegah gigitan nyamuk pada malam hari
42
93,3
3
6,7
12
Keluarga rutin memakai kelambu saat tidur
33
73,3
12
26,7
Berdasarkan pengetahuan keluarga mengenai membunuh jentik dan nyamuk malaria dewasa dengan penyemprotan rumah terlihat sebanyak 40 orang (88,9%) responden menjawab bahwa keluarga dapat menggunakan penyemprot pembunuh serangga atau obat nyamuk untuk membunuh nyamuk di dalam rumah, 20 orang (44,4%) responden menjawab bahwa keluarga dapat menggunakan penyemprot pembunuh serangga atau obat nyamuk, serta sebanyak 36 orang (80%) responden menjawab bahwa penggunaan penyemprot pembunuh serangga atau obat nyamuk dapat mengurangi nyamuk di dalam rumah. Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Keluarga Mengenai Membunuh Jentik Dan Nyamuk Malaria Dewasa Dengan Penyemprotan Rumah Di Desa Tolang Jae Kecamatan Sayur Matinggi Tahun 2011 (n = 45)
No
Pernyataan
13
Keluarga dapat menggunakan penyemprot pembunuh serangga atau obat nyamuk untuk membunuh nyamuk di dalam rumah
Ya F 40
% 88,9
Tidak F % 5 11,1
Universitas Sumatera Utara
14
Keluarga dapat menggunakan penyemprot pembunuh serangga atau obat nyamuk
20
44,4
25
55,6
15
Penggunaan penyemprot pembunuh serangga atau obat nyamuk dapat mengurangi nyamuk di dalam rumah
36
80
9
20
Berdasarkan pengetahuan keluarga mengenai membunuh jentik dan nyamuk malaria dewasa dengan biological control terlihat sebanyak 17 orang (37,8%) responden menjawab bahwa disekitar rumah bapak/ibu ada air yang tergenang (kolam, payau, rawa, sumur, dsb), sebanyak 24 orang (53,3%) responden menjawab bahwa keluarga tahu ikan nila, mujair, ikan kepala timah adalah
pemakan jentik nyamuk, dan sebanyak 11 orang (24,4%) responden
menjawab keluarga pernah melepas ikan pemakan jentik di air yang tergenang (kolam, payau, rawa, sumur, dsb). Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Keluarga Mengenai Membunuh Jentik Dan Nyamuk Malaria Dewasa Dengan Biological Control Di Desa Tolang Jae Kecamatan Sayur Matinggi Tahun 2011 (n = 45)
F 17
% 37,8
Tidak F % 28 62,2
Keluarga tahu ikan nila, mujair, ikan kepala timah adalah pemakan jentik nyamuk
24
53,3
21
46,7
Keluarga pernah melepas ikan pemakan jentik di air yang tergenang (kolam, payau, rawa, sumur, dsb)
11
24,4
34
75,6
No
Pernyataan
16
Disekitar rumah bapak/ibu ada air yang tergenang (kolam, payau, rawa, sumur, dsb)
17
18
Ya
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan
pengetahuan
keluarga
mengenai
mengurangi
tempat
perindukan nyamuk malaria dengan menjaga kebersihan lingkungan terlihat sebanyak 32 orang (71,1%) responden menjawab bahwa keluarga tahu tempat perkembang biakan nyamuk malaria, 34 orang (75,6%) responden menjawab tidak dari pernyataan keluarga sering melihat jentik nyamuk di tempat genangan air di sekitar rumah, dan 35 orang (77,8%) responden menjawab bahwa Keluarga rutin melakukan kebersihan lingkungan rumah khususnya daerah genangan air. Tabel
5.8.
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Keluarga Mengenai Mengurangi Tempat Perindukan Nyamuk Malaria Dengan Menjaga Kebersihan Lingkungan Di Desa Tolang Jae Kecamatan Sayur Matinggi Tahun 2011 (n = 45)
F 32
% 71,1
Tidak F % 13 28,9
Keluarga sering melihat jentik nyamuk di tempat genangan air di sekitar rumah
11
24,4
34
75,6
Keluarga rutin melakukan kebersihan lingkungan rumah khususnya daerah genangan air.
35
77,8
10
22,2
No
Pernyataan
19
Keluarga tahu tempat perkembang biakan nyamuk malaria.
20
21
Ya
Berdasarkan pengelompokan tingkat pengetahuan keluarga mengenai pencegahan penyakit malaria di desa Tolang Jae Kecamatan Sayur Matinggi, terlihat bahwa mayoritas dalam kategori pengetahuan cukup yaitu 22 responden (48,9%) dengan skor kuesioner 8-14, kategori pengetahuan baik 20 responden (44,4%) dengan skor kuesioner 15-21, dan hanya 3 responden (6,7%) yang termasuk kategori pengetahuan baik dengan skor kuesioner 0-7.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Keluarga Tentang Pencegahan Penyakit Malaria Di Desa Tolang Jae Kecamatan Sayur Matinggi Tahun 2011 (n = 45) Kategori Pengetahuan
Frekuensi
Persentasi (%)
Baik
20
44,4
Cukup
22
48,9
Kurang
3
6,7
5.2 Pembahasan 5.2.1. Pengetahuan keluarga tentang Pencegahan Penyakit malaria. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit malaria di Desa Tolang Jae Kecamatan Sayur Matinggi Kabupaten Tapanuli Selatan didapat bahwa keluarga dengan 45 orang responden, memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 22 orang (48,9%) responden, selebihnya pengetahuan baik sebanyak 20 orang (44,4%) responden, yang berpengetahuan kurang sebanyak 3 orang (6,7%) responden. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga memiliki pengetahuan cukup yaitu sebesar 48,9%. Hal ini beralasan dilihat dari sebagian tingkat pendidikan responden adalah SD dan SMP yaitu 31,1% yang mungkin mempengaruhi pengetahuan responden tentang pencegahan penyakit malaria menjadi tidak optimal. Hal ini sesuai menurut Notoatmodjo (2007) Pendidikan adalah suatu proses belajar berbagai pengetahuan yang berarti terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa,
Universitas Sumatera Utara
lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Selain itu hal yang mungkin berpengaruh terhadap pengetahuan keluarga yang rendah tentang pencegahan penyakit malaria adalah kurangnya informasi atau kurangnya minat responden dalam menghadiri penyuluhan-penyuluhan tentang kesehatan khususnya tentang pencegahan penyakit malaria yang diberikan kepada masyarakat. Dari hasil penelitian didapat responden adalah ibu rumah tangga yaitu 68,9%, hal ini sesuai dengan sewaktu peneliti melakukan penelitian bahwa yang banyak ditemukan adalah ibu rumah tangga karena diakibatkan ibulah yang lebih lama berada dan beraktifitas dalam rumah sebelum melakukan aktifitasnya di luar rumah, misalnya memasak, membersihkan rumah, mencuci, dan sebagainya. Tetapi dalam melakukan pencegahan penyakit malaria harus seluruh anggota keluarga yang berperan aktif dan saling bekerja sama. Begitu juga menurut pendapat Friedman (dikutip oleh Wahit (2006) bahwa salah satu tugas kesehatan keluarga yaitu Mempertahankan suasana rumah yang sehat. Rumah adalah sebagai tempat berteduh, berlindung dan bersosialisasi bagi anggota keluarga, sehingga anggota keluarga waktu lebih banyak berhubungan dengan lingkungan tempat tinggal. Oleh karenanya kondisi rumah haruslah dapat menjadikan lambang ketenangan, keindahan, ketentraman, kebersihan dan yang
paling
penting adalah dapat menunjang derajat kesehatan bagi anggota keluarga. Rata-rata penghasilan responden dalam penelitian ini adalah dibawah Rp.1.000.000 yaitu 66,7% responden, hal ini sesuai dengan status ekonomi juga akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan
Universitas Sumatera Utara
tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan (Notoatmodjo, 2007). Rendahnya penghasilan responden dikarenakan bahwa ratarata penduduk desa bekerja sebagai petani, tetapi biarpun demikian warga desa tidak ada kendala mendapatkan pelayanan kesehatan sebab fasilitas serta tenaga kesehatan sudah cukup memadai. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 95,6% responden menyatakan bahwa keluarga tidak sering memakai pakaian terbuka (baju lengan pendek,celana pendek) dari pada pakaian tertutup (baju lengan panjang dan celana panjang). Ini sesuai dengan pendapat Zulkoni (2010) bahwa Tindakan menghindari gigitan nyamuk sangat penting, terutama di daerah dimana angka penderita malaria sangat tinggi. Penduduk yang tinggal di daerah pedesaan atau pinggiran kota yang banyak sawah, rawa-rawa, atau tambak ikan (tempat ideal untuk perindukan nyamuk malaria), disarankan untuk memakai pakaian yang tertutup (baju lengan panjang dan celana panjang) saat ke luar, terutama pada malam hari. Nyamuk malaria biasanya menggigit pada malam hari. Hal ini juga didukung oleh peneliteliti Saragih (2004) di kecamatan Tanjunng Balai bahwa 34,1% responden disana menjawab setuju bahwa harus memakai baju tertutup bila berada di luar rumah malam hari. Hasil
penelitian
terdapat
73,3%
responden
menyatakan
bahwa
pemasangan kawat nyamuk mencegah masuknya nyamuk kerumah, ini sesuai dengan Yatim (2007) yaitu mereka yang tinggal di daerah endemis malaria, sebaiknya memasang kawat nyamuk di jendela dan ventilasi rumah dengan jumlah lubang pada kawat yang optimal 14-16 per inci (2,5 cm).
Universitas Sumatera Utara
Menurut Zulkoni (2010) Mereka yang tinggal di daerah endemis malaria sebaiknya memasang tirai di pintu dan jendela, ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa keluarga tahu tirai dapat mencegah nyamuk masuk ke dalam rumah dengan jumlah responden sebanyak 57,8% responden. Upaya penggunaan kelambu juga merupakan salah satu cara untuk menghindari gigitan nyamuk. Kelambu merupakan alat yang telah digunakan sejak dahulu (Yatim, 2007). Berdasarkan pengetahuan keluarga tentang menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu saat tidur terdapat 97,8 responden menyatakan bahwa Keluarga menggunakan kelambu di rumah. Hal ini juga didukung oleh penelitian Mardiah (2008) di kecamatan Seulimun kabupaten Aceh Besar, bahwa responden setuju terhadap pemakaian kelambu untuk mencegah angka kejadian penyakit malaria sebanyak 50,2% dari jumlah responden. Pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit malaria dengan membunuh jentik dan nyamuk malaria dewasa dengan cara penyemprotan terdapat 88,9% responden menyatakan
keluarga menggunakan penyemprot
pembunuh serangga atau obat nyamuk untuk membunuh nyamuk di dalam rumah. Sesuai dengan pendapat Zulkoni (2010) bahwa salah satu pencegahan penyakit malaria yaitu Penyemprotan dengan menggunakan semprotan pembasmi serangga di dalam dan diluar rumah dan serta mengoleskan obat anti nyamuk dikulit. Dan didukung oleh penelitian Mardiah (2008) di kecamatan Seulimun kabupaten Aceh Besar pernah juga meneliti ini bahwa responden setuju bahwa vector malaria dapat dukurangi dengan upaya penyemperotan, yaitu sebesar 50,2%.
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil penelitian tentang pencegahan penyakit malaria dengan biological control terdapat 53,3% responden menyatakan keluarga mengetahui ikan nila, mujair, ikan kepala timah adalah pemakan jentik nyamuk, ini sesuai Sarudji (2010) pengendalian biologis adalah pemberantasan nyamuk dengan memelihara predator pada tempat perindukan nyamuk seperti jenis ikan kecil Gambusia affinis yang memakan larva. Di berbagai tempat genangan air atau waduk dapat dipelihara ikan kecil sebaik predator larva nyamuk. Pengendalian lingkungan untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk dapat dilakukan dengan: pengeringan genangan-genangan air, pengaliran air tergenang,
kebersihan
memungkinkan
lingkungan
menjadi tempat
dengan
membersihkan
sampah
peristirahatan dan perindukan
yang
nyamuk,
pembersihan (menguras) bak atau kontener di rumah tangga minimal seminggu sekali (Sarudji, 2010). ini sesuai dengan hasil penelitian terdapat 77,8% responden menyatakan bahwa keluarga rutin melakukan kebersihan lingkungan rumah khususnya daerah genangan air. Pengetahuan cukup yang didapat dari penelitian mungkin dipengaruhi juga pengalaman masyarakat yang terkait pernah terjadinya kasus malaria di daerah tersebut sehingga meningkatkan pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit malaria. Berdasarkan apa yang dikatakan Notoatmodjo (2003), bahwa pengalaman adalah suatu yang dirasakan (diketahui, dikerjakan), juga merupakan kesadaran akansuatu hal yang tertangkap oleh indra manusia. Pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman berdasarkan kenyataan yang pasti dan pengalaman yang berulang-ulang dapat terbentuknya pengetahuan.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
6.1. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan terhadap 45 orang responden (keluarga) di Desa Tolang Jae Kecamatan Sayur Matinggi tahun 2011. Hasil penelitian ini menggambarkan pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit malaria. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa mayoritas keluarga memiliki pengetahuan yang cukup yaitu sebanyak 22 orang (48,9%) responden, selebihnya pengetahuan baik sebanyak 20 orang (44,4%) responden, yang berpengetahuan kurang 3 orang (6,7%) responden. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga memiliki pengetahuan yang sudah cukup dalam pencegahan penyakit malaria. Meskipun ada sebagian kecil keluarga yang memiliki pengetahuan kurang dalam pencegahan penyakit malaria. Adanya sebagian keluarga yang belum tahu cara yang benar dalam pencegahan penyakit malaria ini mungkin dikarenakan akibat kurangnya informasi yang di dapat oleh kelurga. Hal ini menunjukkan masih dibutuhkannya tambahan pengetahuan bagi keluarga dalam melakukan pencegahan penyakit malaria ini.
Universitas Sumatera Utara
6.2. Rekomendasi 6.2.1. Rekomendasi untuk Pendidikan Keperawatan Bagi pendidikan keperawatan diharapkan untuk menggali lebih dalam lagi pengetahuan tentang keperawatan malaria ini sehingga apabila nanti terjadi kasus malaria maka para perawat-perawat tidak akan bingung dalam melakukan tindakannya apalagi malaria ini masih sulit untuk di hilangkan bahkan ada yang sudah resisten terhadap obat. 6.2.2. Rekomendasi untuk Praktek Keperawatan Hasil penelitian ini sebaiknya digunakan sebagai acuan bagi perawat komunitas dalam memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat di desa Tolang Jae kecamatan Sayur Matinggi sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan komunitas sehingga dapat meningkatkan pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit malaria. 6.2.3. Rekomendasi untuk Penelitian Keperawatan Hasil penelitian yang diperoleh dapat dijadikan sebagai data masukan bagi penelitian selanjutnya terkait dengan pencegahan penyakit malaria. Penelitian lanjutan juga perlu dilakukan tentang pengetahuan keluarga atau masyarakat dalam pengobatan atau penatalaksanaan penyakit malaria di desa Tolang Jae kecamatan Sayur Matinggi dan peran serta tenaga kesehatan dalam pencegahan serta penatalaksanaan penyakit malaria dilingkungan kerja Desa Tolang Jae kecamatan
Sayur
Matinggi
dalam
pemberian
informasi
Universitas Sumatera Utara
penanggulangan penyakit malaria serta penelitian lanjutan terkait dengan gambaran pengetahuan keluarga dalam pencegahan penyakit malaria sebaiknya dilakukan dengan jumlah sampel yang lebih representatif dan lokasi penelitian yang berbeda dan apabila menggunakan kuesioner ini maka content validitas harus diperhatikan dan diperbaiki. 6.2.4. Rekomendasi untuk Keluarga. Keluarga di Desa Tolang Jae Kecamatan Sayur Matinggi hendaknya tetap meningkatkan partisipasinya dalam pencegahan penyakit malaria sehingga dapat membantu pemerintah dalam pemberantasan penyakit menular khususnya malaria, dengan demikian tercipta masyarakat yang sehat. Bagi keluarga yang belum tahu cara pencegahan malaria bisa ditanyakan pada petugas kesehatan atau pun keluarga yang sudah mengetahuinya.
Universitas Sumatera Utara