Bab 3.docx

  • Uploaded by: FacebrakerFernando
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Bab 3.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,090
  • Pages: 6
BAB 3 PEMBAHASAN 3.3 Fungsi idesional,fungsi interpersonal,dan fungsi tekstual bahasa P7: TATA BAHASA BERSIFAT IDESIONAL,PRAGMATIK BERSIFAT INTERPERSONAL DAN TEKSTUAL

Tiga fungsi bahasa yang di kemukakan oleh halliday (1970),(1973): (a) Fungsi idesional:bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan dan menginterpretasi pengalaman dunia.fungsi ini juga dibagi menjadi dua subfungsi,yaitu subfungsi Eksperensial dan fungsi logical. (b) Fungsi interpersonal:bahasa berfungsi sebagai pengungkapan sikap penutur dan sebagai pengaruh pada sikap dan perilaku petutur. (c) Fungsi tekstual:bahasa berfungsi sebagai alat untuk mengkontruksi atau menyusun sebuah teks . Dalam fungsi-fungsi (a) dan (b) tersirat empat fungsi popper sebagai yang diuraikan berikut ini.fungsi idesional merupakan campuran dari dua subfungsi yang oleh halliday disebut ‘eksperiensial’ dan ‘logikal’ dua subfungsi ini sepadan dengan fungsi deskritif dan fungsi argumentatif popper,Fungsi interpersonal halliday sepadan dengan fungsi ekspresif dan fungsi informative popper,yang kedua-duanya didasarkan pada fungsi-fungsi (Ausdruck) dan (Appell Buhler) 1934. Dalam hal ini,baik Buhler,popper maupun jakobson merasa perlu membedakan antara fungsi yang berorientasi pada penutur (fungsi ekspresif,Ausdruck) dengan fungsi yang berorientasi pada penutur (fungsi informative,Appell).namun halliday menjelaskan bahwa kedua jenis fungsi tidak perlu dibedakan,karena ia melihat bahwa fungsi ekspresif dan fungsi informative sebetulnya merupakan satu fungsi saja,yaitu fungsi interpersonal untuk tujuantujuan pragmatik.fungsi Halliday yang ketiga ,fungsi tekstual,sangat berbeda statusnya dengan fungsi-fungsi lainnya.Halliday memberikan kepada fungsi ini suatu status khusus,yaitu ‘fungsi membuat mungkin’ dan mengatakan bahwa fungsi ini instrumental bagi kedua fungsi yang lain.

3.3.1 Sebuah model bahasa berdasarkan proses Sudah sewajarnya bahwa pragmatik interpersonal dan tekstual harus dapat dimasukkan ke dalam suatu pandangan fungsional mengenai bahasa secara keseluruhan. Pada gambar tersebut tampak tujuan penutur dan tujuan petutur dalam proses komunikasi.pada gambar 3.3 tindak komunikasi linguistik (= sebuah tuturan ) di gambar sebagai kegiatan tranksaksi yang terjadi pada tiga tataran yang berbeda,yaitu sebagai (a) transaksi interpersonal,yang juga di sebut wacana,sebagai (b) transaksi idesional,atau menyampaikan pesan dan (c) transaksi tekstual atau teks. Supaya n dapat mencapai tujuannya (pada diagram di atas ditandai dengan angka 6),n harus memilih suatu makna( atau isi idesional) yang dapat menyampaikan daya yang dimaksud.dalam tahap inilah (pada gambar 3.3 ditandai oleh angka-angka 1-2) retorik interpersonal,termasuk PK dan PS,menempatkan ‘kendala masukan’ pada pesan. dengan asumsi bahwa pesan disampaikan dengan tepat pada t,t harus melalui tahap yang pararel dengan tahap (1-2),yaitu tahap yang ditandai oleh angka-angka 5-6,tahap mengolah dan menginterpretasi daya.pesan itu sendiri harus di –ENKODE oleh t secara sintaksis dan fonologis ataupun grafologis (tahap 2-3) sebagai suatu teks; teks ini merupakan transaksi linguistik (3-4) dalam bentuk fisik (yang dapat bersifat auditoria tau visual).tahap 3-4 adalah tahap sebelum terjadi proses sebaliknya,yaitu proses men-DEKODE teks ke dalam bentuk PESAN(Tahap 4-5). Tahap enkode (2-3) pada intinya merupakan suatu proses gramatikal yang memadankan makna dengan suatu keluaran fonetis yang sesuai,seperti yang digambarkan pada gambar 3.2.tahap ini berlangsung di bawah pengawasan perinsip-prinsip Rektorik tekstual,yang membantu menentukan bentuk stilistik teks dalam hal organisasi ,urutan,dan sebagainya.sama juga dengan retorik interpersonal,retorik tekstual juga didasarkan pada kerja sama antara penutur dengan petutur,jadi sebuah tuturan dengan ‘perilaku tekstual yang baik’adalah tuturan yang dapat meramalkan dan membantu tugas t dalam mendekode dan

memahami teks.Kendala-kendala Retorik tekstual juga berpengaruh pada tahap 45,yaitu tahap t mendekode teks secara sintaktik,semantic, dan fonologis.

3.3.2 Sebuah ilustrasi 1. Tamu ingin memesan Steak Diane. 2. Untuk mencapai tujuan 1,n memilih sebuah pesan,sebuah ideasi,ilokusi ‘memesan’ misalnya n merumuskan proposisi ‘ I ‘ d like Steak Diane’ (Saya ingin memesan Steak Diane).n dapat merumuskan tindak ujar ini dengan berbagai cara, misalnya dengan pendek saja (Steak Diane), atau dengan lebih sopan (I would like the steak diane),atau dengan memerintah (Waiter,bring me some Steak Diane). 3. untuk menyampaikan pesan, n mengenkode pesan sebagai suatu teks,dan hasilnya ialah pengucapan kalimat I’d like Steak Diane( dengan nukleus turun pada kata Diane). Untuk mengungkapkan proposisi yang sama n dapat memilih teks lain,misalnya, Steak Diane I’d like,nNamun tuturan ini kurang sesuai dengan Retorik tekstual,karena melanggar maksim fokus-akhir. 4. Teks didengar oleh t. 5. kemudian t mendekode teks tersebut teks tersebut sebagai suatu pesan, dan bila penyampaiannya berhasil,makna pesan itu sama dengan makna pesan yang asli pada tahap 2. 6. Akhirnya t menginterpretasi daya (force) dari pesan itu,dan bila penyampaian wacana berhasil,daya itu di tafsirkan oleh t sebagai pemesanan Steak Diane pada t oleh n. Pada contoh ini Retorik interpersonal masik pada tahap 1-2 dan tahap 5-6; dengan mengunakan ilokusi taklangsung n dengan jelas mengandalkan pada t untuk memperoleh impilikatur n yang ingin dihidangkan Steak Diane, dan pemahan t ini bergantung pada asumsi t bahwa n menaati PK ( mungkin juga PS ).

3.3.3 Pragmatik tekstual Sejauh ini gambaran mengenai pragmatic tekstual hanya di ilusrasikan oleh satu maksim saja,yakni Maksim fokus-akhir. 1.Usahakan agar teks dapat diproses dalam batas waktu kemampuan manusia. 2. Usahakan agar teks itu jelas. 3. Usahakan agar teks itu singkat dan mudah di pahami. 4. Usahakan agar teks itu ekspresif. Alasan-alasan Slobin untuk mempostulasikan prinsip-prinsip ini agak berbeda,prinsip-prinsip ini ditaati oleh bahasa itu sendiri,bukan oleh si pemakai bahasa.jadi,dalam kondisi-kondisi perubahan,bahasa akan selalu cenderung berubah ke arah tempat prinsip-prinsip itu dipertahankan dan dipelihara. Prinsip-prinsip slobin mempunyai istilah-istilah yaitu; -Prinsip prosesibilitas -Prinsip kejelasan -Prinsip ekonomi -Prinsip ekspresivias

3.4 Fungsi idesional dan pasti P8: PADA UMUMNYA,TATA BAHASA DAPAT DIPERIKAN BERDASARKAN KATEGORI-KATEGORI DISKRET , (DISCRETE) DAN PASTI (DETERMINATE; PRAGMATIK DAPAT DIPERIKAN BERDASARKAN NILAI-NILAI YANG SINAMBUNG (CONTINUOUS) DAN TIDAK PASTI (INDERTERMINATE).

Postulat ini penuh dengan klasifikasi,namun sebetulnya postulat ini hanya ingin mengatakan bahwa tata bahasa jauh lebih teratur daripada pragmatik.Namun postulat tadi yang mengatakan bahwa tata bahasa bersifat diskret jangan tergesagesa ditolak hanya berdasarkan evidensi ini. Masuknya nilai-nilai skala (nilai nonkatagorikal) ke dalam tata bahasa dapat terjadi dengan tiga cara. Pertama, ada kemungkinan terjadi kesinambungan sintagmatik antara dua segmen,misalnya, transisi antara bunyi vocal dengan konsonan dalam percakapan yang lancar dan sinambung. Kedua, ada kemungkinan terjadinya kekaburan paradigmatic pada batas-batas antara dua kelas ,misalnya perbedaan antara ucapan (p) dengan (b) ,perbedaan yang lebih banyak bersifat gradual dari pada mutlak. Ketiga, ada kemungkinan sebuah kaidah yang satu kategori atau lebih bekerja kurang pasti dan menghasilkan kalimat-kalimat yang tidak sepenuhnya gramatikal.

3.5 Contoh-contoh ‘gramatisasi yang berlebihan’ Menurut pembahasan transformative yang standar,dalam sebuah frasa benda yang tersinambung (discontinuous) operator penjelasnya dapat diekstraposisi bila berupa klausa dan tidak dapat dieksraposisi bila berupa frasa.bertolak dari kaidah ini (15) dianggap gramatikal,sedangkan (16) dianggap salah. (15) A jug got broken which was from india. (16) A jug got broken from india. Jenis gramatisasi berlebihan yang agak berbeda dengan yang sudah dibahas dapat kita jumpai dalam tata bahasa funsional Halliday. Dalam hal fungsi interpersonal ,Halliady menjelaskan daya ilokusi sebagai pilihan-pilihan diskret di dalam jaringan-jaringan semantik,sedangkan dalam hal fungsi tekstual Halliday menjelaskan factor-faktor intonasi,seperti pembagian teks ke dalam segmensegmen satuan nada dan penempatan nada,sebagai sistem-sistem (gramatikal) pilihan diskret Halliday sering memerikan pilihan-pilihan tekstual sebagai pilihan yang ‘bermarkah’ atau tidak bermarkah.

Related Documents

Bab
April 2020 88
Bab
June 2020 76
Bab
July 2020 76
Bab
May 2020 82
Bab I - Bab Iii.docx
December 2019 87
Bab I - Bab Ii.docx
April 2020 72

More Documents from "Putri Putry"

Cover.docx
May 2020 21
Evaluasi.docx
May 2020 13
Bab 3.docx
May 2020 12
Cover.docx
May 2020 15