BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Disini
Kamimelakukan
penelitian
terhadap
rencana
pelaksanaan
pembelajaran siswa SMP Negeri 33 BATANGHARIdengan materi berbicara menggunakan bahasa yang efektif kelas VII/2mengaitkannya dengan cara evaluasi dalam proses pembelajaran terhadap siswa dengan menganalisis rencana pelaksanaan pembelajaran. Untuk mengetahui perkembangan dan kemajuan belajar siswa, perlu dilakukan suatu penilaian terhadap hasil belajar yang telah dilaksanakan baik melalui tes maupun nontes. Penilaian dilakukan tidak hanya untuk menilai hasil belajar siswa melainkan juga menilai proses belajar siswa. Dalam melakukan evaluasi, ada beberapa hal yang harus diperhatikan guru terutama yang berhubungan dengan taksonomi tujuan pengajaran, teknik evaluasi, jenis tes yang akan digunakan, dan tujuan evaluasi yang dilakukan. Dengan demikian, evaluasi yang dilakukan menjadi terarah dan terencana. 1.2 Identifikasi Masalah Dari latar belakang penelitian kami mengidentifikasi masalah yang ada dengan acuan seperangkat isi yang ada pada pelaksanaan pembelajaran siswa SMP Negeri 33 BATANGHARI seperti Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator Pencapaian Kompetensi, Tujuan Pembelajaran, Materi Pembelajaran, Alokasi Waktu, Metode dan Langkah-Langkah dalam pembelajaran, Penilaian, Sumber Belajar, Alat / Bahan, dan Media Pembelajaran kaitannya dengan proses Evaluasi dalam proses pembelajaran dengan aspek penilaian seperti afektif, kognitif dan psikomotorik dengan teknik penskoran. 1.3 Batasan Masalah Dari
identifikasi
masalah
tersebut
kamiakan
membahas
rencana
pelaksanaan pembelajaran siswa SMP Negeri 33 BATANGHARI dengan proses Evaluasi dalam pembelajaran. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini dilakukan agar mahasiswa memahami bagaimana cara
mengevaluasi
proses
pembelajaran
melalui
rencana
pelaksanaan
pembelajaran siswa SMP Negeri 33 BATANGHARI dengan proses Evaluasi dalam proses pembelajaran. 1.5 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian di kediaman salah satu guru SMPN 33 Batanghari dan waktu penelitian / Jumat
13 April 2018.
1.6 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah Ibu Tiurma Ika Novianti M S.pd Mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia Guru di SMP Negeri 33 BATANGHARI 1.7 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran materi Mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi (cerita fantasi) yang dibaca dan didengar, dan Menceritakan kembali isi teks narasi (cerita fantasi) yang didengar dan dibaca, Analisis
Hasil Ulangan Harian, Contoh Soal dan Silabus siswa SMP Negeri 33 BATANGHARI. 1.8 Teknik Pengumpulan Data Dari beberapa teknik pengumpulan data, kami menggunakan teknik wawancara terhadap guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 33 BATANGHARI. 1.9 Teknik Analisis Data Analisis data yang kami lakukan menggunakan deskripsi Kualitatif.
BAB I1 LANDASAN TEORI 3.1 Pengertian Berbicara Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Anton M. Moeliono, dkk., 1998:114) dinyatakan bahwa berbicara adalah berkata; bercakap; berbahasa; melahirkan pendapat dengan perkataan, tulisan dan sebagainya atau berunding. Guntur Tarigan (1983 :15) berpendapat bahwa “ berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran , gagasan, dan perasaan”. Sedangkan sebagai bentuk atau wujudnya berbicara disebut sebagai suatu alat untuk mengomunikasikan gagasan yang disusun dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan sang pendengar atau penyimak. Jadi, pada hakikatnya berbicara merupakan ungkapan pikiran dan perasaan seseorang dalam bentuk bunyi-bunyi bahasa.Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan pikiran, gagasan, dan perasaan.Pendengar menerima pesan atau informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian.Jika komunikasi berlangsung secara tatap muka, berbicara itu dapat dibantu dengan mimik dan pantomimik pembicara. Seperti telah kita ketahui bahwa dalam kegiatan menyimak aktivitas kita awali dengan mendengarkan dan diakhiri dengan memahami atau menanggapi. Kegiatan berbicara tidak demikian . Kegiatan berbicara diawali dari suatu pesan yang harus dimiliki pembicara yang akan disampaikan kepada penerima pesan agar penerima pesan dapat menerima atau memahami isi pesan itu. Dalam menyampaikan pesan seseorang menggunakan suatu media atau alat yaitu bahasa, dalam hal ini bahasa lisan. Seorang yang akan menyampaikan pesan tersebut mengharapkan agar penerima pesan dapat memahaminya. Pemberi pesan disebut juga pembicara dan penerima pesan disebut penyimak atau pendengar. Peristiwa proses penyampaian pesan secara
lisan seperti itu disebut berbicara. Dengan rumusan lain dapat dikemukakan bahwa berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. 3.2 Tujuan berbicara Seorang pembicara dalam menyampaikan pesan kepada orang lain pasti mempunyai tujuan, ingin mendapatkan responsi atau reaksi. Seperti membaca cerpen pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang di adakan di SMP Negeri 33 BATANGHARI Responsi atau reaksi itu merupakan suatu hal yang menjadi harapan. Tujuan atau harapan pembicaraan sangat tergantung dari keadaan dan keinginan pembicara. Secara umum tujuan pembicaraan adalah sebagai berikut: 1.
mendorong atau menstimulasi,
2. meyakinkan, 3. menggerakkan, 4. menginformasikan, dan 5. menghibur. Tujuan suatu uraian dikatakan mendorong atau menstimulasi apabila pembicara
berusaha
memberi
semangat
dan
gairah
hidup
kepada
pendengar.Reaksi yang diharapkan adalah menimbulkan inpirasi atau membangkitkan
emosi
para
pendengar.Tujuan
suatu
uraian
disebut
menggerakkan apabila pembicara menghendaki adanya tindakan atau Perbuatan dari para pendengar. Misalnya, berupa seruan persetujuan atau ketidaksetujuan, pengumpulan dana, penandatanganan suatu resolusi, mengadakan aksi sosial. Dasar dari tindakan atau perbuatan itu adalah keyakinan yang mendalam atau terbakarnya emosi. Tujuan suatu uraian dikatakan menginformasikan apabila pembicara ingin memberi informasi tentang sesuatu agar para pendengar dapat mengerti dan memahaminya.Misalnya seorang guru menyampaikan pelajaran di kelas, seorang dokter menyampaikan masalah kebersihan lingkungan, seorang polisi menyampaikan masalah tertib berlalu lintas, dan sebagainya.Tujuan suatu uraian dikatakan menghibur, apabila pembicara bermaksud menggembirakan atau menyenangkan para pendengarnya.Pembicaraan seperti ini biasanya dilakukan dalam suatu resepsi, ulang tahun, pesta, atau pertemuan gembira lainnya.
3.3 Jenis – Jenis Kegiatan Berbicara Berbicara terdiri atas berbicara formal dan berbicara informal.Berbicara informal meliputi bertukar pikiran, percakapan, penyampaian berita, bertelepon, dan memberi petunjuk. Sedangkan berbicara formal antara lain, diskusi, ceramah, pidato, wawancara, dan bercerita (dalam situasi formal). Pembagian atau klasifikasi seperti ini bersifat luwes. Artinya, situasi pembicaraan yang akan menentukan keformalan dan keinformalannya. 3.4
Metode Berbicara Ada empat cara atau teknik yang dapat atau biasa digunakan orang dalam menyampaikan pembicaraan,( H.G. Tarigan ) yaitu:
1. Metode Impromptu ‘Serta Merta’ Dalam hal ini pembicara tidak melakukakan persiapan lebih dulu sebelum berbicara, tetapi secara serta merta atau mendadak berbicara berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya.Pembicara menyampaikan pengetahuannya yang ada, dihubungkan dengan situasi dan kepentingan saat itu. 2. Metode Menghafal Pembicara sebelum melakukan kegiatannya melakukan persiapan secara tertulis, kemudian dihafal kata demi kata, kalimat demi kalimat.Dalam penyampaiannya pembicara tidak membaca naskah.Ada kecenderungan pembicara berbicara tanpa menghayati maknanya, berbicara terlalu cepat.Hal itu dapat menjemukan, tidak menarik perhatian pendengar.Mungkin juga ada pembicara yang berhasil dengan metode ini. Metode ini biasanya digunakan oleh pembicara pemula atau yang masih belum biasa berbicara di depan orang banyak. 2
Metode Naskah Pada metode ini pembicara sebelum berbicara terlebih dulu menyiapkan naskah. Pembicara membacakan naskah itu di depan para pendengarnya. Hal ini dapat kita perhatikan pada pidato resmi Presiden di depan anggota DPR/MPR, pidato pejabat pada upacara resmi. Pembicara harus memiliki kemampuan menempatkan tekanan, nada, intonasi, dan ritme.Cara ini sering kurang komunikatif dengan pendengarnya karena mata dan perhatian pembicara selalu ditujukan ke naskah. Oleh karena itu, apabila akan menggunakan metode harus melakukan latihan yang intensif.
BAB III PEMBAHASAN 1.1
RPP RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu
: : : : :
SMP N 7 Batanghari Bahasa Indoesia Tujuh /Satu Teks Narasi ( cerita Fantasi) 4 Pertemuan (12 JP)
A. Kompetensi Inti (KI) KI-1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya. KI-2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya. KI-3: Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. KI-4: Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. B. Kompetensi Dasar
3.3 Mengidentifikasi unsur-unsur teks narasi (cerita fantasi) yang dibaca dan didengar 4.3 Menceritakan kembali isi teks narasi (cerita fantasi) yang didengar dan dibaca. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) KD 3.3 Mengidentifikasi unsur pembangun teks narasi (cerita fantasi). Mengidentifikasi ciri umum cerita fantasi. Mengidentifikasi jenis cerita fantasi. KD 4.3
Menentukan tokoh, latar dan urutan peristiwa pada cerita fantasi Menceritakan kembali teks narasi ( cerita fantasi) baik secara lisan maupun tulis. Tujuan Pembelajaran KD 3.3 Setelah membaca teks narasi peserta didik dapat menentukan unsur pembangun teks narasi Setelah menentukan unsur pembangun teks narasi peserta didik dapat menentukan ciri umum cerita narasi Setelah menentukan ciri-ciri umum teks narasi peserta didik dapat menentukan jenis cerita fantasi dengan baik
KD 4.3 Setelah membaca teks narasi peserta didik dapat menentukan tokoh, latar dan ururtan peristiwa pada cerita fantasi Setelah menentukan tokoh,latar dan urutan peristiwa cerita fantasi siswadapat menceritakan kembali teks narasi baik lisan maupun tulisan dengan benar
Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran reguler a. Teks narasi(cerita fantasi) b. Unsur-unsur teks narasi(cerita fantasi) : tokoh, latar, alur dan tema c. Ciri umum cerita fantasi d. Jenis cerita fantasi e. Penceritaan kembali isi teks narasi
Kegiatan Pembelajaran Pengetahuan Pertemuan pertama: 3 JP a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
Peserta
didik dan
guru bertanya
jawab tentang teks
cerita
fantasi
dalam
kehidupan sehari- hari.
Peserta didik menonton tayangan video cerita fantasi “Gatot Kaca Super Hero”
Peserta didik bertanya jawab tentang isi video yang ditonton.
Peserta didik dan guru bertanya jawab tentang manfaat membaca teks narasi (cerita fantasi) dalam masyarakat.
Peseerta didik bertanya jawab untuk mengatahui penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya.
Peserta didik dipandu guru mengamati kompetensi yang akan dicapai.
Peserta didik menerima penyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan
Peserta didik menerima penjelasan tentang kegiaran yang akan dilakukan.
Peserta didik membentuk kelompok yang beranggotakan 4-5 orang b. Kegiatan Inti (100 menit) 1. Peserta didik menerima teks narasi tentang “Kekuatan Ekor Biru Nataga” 2. Peserta didik membaca teks cerita fantasi yang sudah dibagikan oleh guru. 3. Peserta didik diminta untuk menemukan hal-hal yang berkaitan dengan unsur teks cerita fantasi dan ciri umum teks tersebut. 4. Peserta didik dibagi menjadi 8 kelompok yang terdiri dari 4 siswa yang disebut hometeams 5. Peserta
didik
diberikesempatan
fantasi dan ciri umum cerita fantasi
untuk
menemukan
unsur
teks
cerita
6. Peserta didik dari tiap kelompok yang mendapat tugas yang sama berkumpul menjadi satu belompok baru yang disebut expert group. Dalam kegiatan ini siswa lebih teliti dan intensif untuk menemukan dan menyelesaikan tugasnya masing-masing. 7. Setelah mendalami bagian masing –masing dalam expert group, peserta didik
dipersilakan
untuk
kembali
pada
kelompok
masing-masing
(kelompok awal). 8. Peserta didik saling melaporkan informasi yang diperoleh dari expert group. 9. Peserta didik menyusun laporan masing-masing kelompok. 10. Peserta didik mewakili kelompoknya mempresentasekan hasil diskusi. c. Kegiatan Penutup (10 menit) 1)
Peserta didik bersama guru menyimpulkan butir-butir pokok tentang teks narasi (cerita fantasi).
2)
Peserta didik bersama guru melakukan identifikasi keunggulan dan kelemahan kegiatan pembelajaran pada hari itu.
3)
Peserta didik menerima umpan balik dalam proses pembelajaran mengenali teks teks narasi (cerita fantasi).
4)
Peserta didik menerima tugas dari guru mencari contoh lain teks narasi (cerita fantasi).
5)
Peserta didik menerima penyampian guru tentang kegiatan pembelajaran pertemuan berikutnya berdasarkan pengalaman yang paling mengesankan.
1. Pertemuan kedua (3 JP ) Keterampilan a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) 1) Peserta didik diajak guru mengamati tayangan video cerita fantasi. 2) Peserta didik bersama guru menanggapi tayangan video cerita fantasi. 3) Peserta didik menerima penyamaian cakupan materi dan menyepakati langkahlangkah kegiatan yang akan ditempuh. 5) Peserta didik bersama guru menyepakati penilaian yang akan digunakan yaitu kinerja dengan menyepakati rubrik yang akan digunakan untuk menilai. b. Kegiatan Inti (100 menit) 1) Secara berkelompok, peserta didik membaca teks cerita fantasi yang telah disediakan guru. 2) Peserta didik mengumpulkan data yang berhubungan dengan tokoh, latar dan alur cerita fantasi 3) Peserta didik mengolah data (merangkai) cerita fantasi dengan bahasa sendiri. 4) Peserta didik berlatih menceritakan kembali cerita tersebut secara berantai.
c. Kegiatan Penutup (10 menit) 1) Peserta didik difasilitasi guru didik membuat butir-butir simpulan tentang teks laporan hasil observasi 2) Peserta didik bersama guru melakukan identifikasi kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran. 3) Peserta didik menerima aparesiasi terhadap hasil kerja kelompok terbaik dengan cara yang bisa memotivasi peserta didik.
3. Pertemuan ketiga (3 JP) a. Kegiatan Pendahuluan (10 menit) 1) Peserta didik dipandu guru bertanya jawab tentang kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya dengan melakukan tanya jawab. 2) Peserta didik menerima penyampaian kompetensi yang akan dicapai 3) Peserta didik menerima penyampaian garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan 4) Peserta didik bersama guru penilaian yang akan digunakan yaitu kinerja dengan menyepakati rubrik yang akan digunakan untuk menilai. b. Kegiatan Inti (100 menit) 1. Peserta didik menceritakan kembali cerita tersebut secara berantai. (Uji Kompetensi) 2. Peserta didik yang lain menanggapi presentase kelompok lain. c. Kegiatan Penutup (10 menit) 1) Peserta didik difasilitasi guru membuat butir-butir simpulan 2) Peserta didik bersama-sama guru didik melakukan identifikasi kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran. 3) Peserta didik menerima penampaian kegiatan belajar yang dikerjakan sebagai PR yaitu menyimpulkan isi teks laporan hasil observasi yang terdapat pada LKS.. 4) Peserta didik menrima aparesiasi dar guru hasil kerja kelompok terbaik dengan cara yang bisa memotivasi peserta didik. C. Penilaian 1. Teknik Penilaian a. Penilaian sikap sikap sosial dilakukan dengan teknik observasi/ jurnal. b. Penilaian pengetahuan dilakukan dengan teknik tes tulis. c. Penilaian keterampilan dilakukan dengan teknik kinerja 2. Instrumen Penilaian Pertemun Pertama a. Instrumen jurnal Jurnal Perkembangan Sikap Spiritual dan Sosial Nama Sekolah Kelas/Semester
: SMPN 7 Batanghari : Tujuh/Satu
Tahun pelajaran : 2017/2018 ‘No
Waktu
Nama Siswa
Catatan Perilaku
Butir Sikap
b. Instrumen Pengetahuan 1. Bacalah teks cerita fantasi yang berjudul KEKUATAN EKOR BIRU NATAGA halaman 44-46! 2. Tentukanlah :
a. b. c.
unsur pembangun teks narasi (cerita fantasi). ciri umum cerita fantasi. jenis cerita fantasi.
Kisi-Kisi Penilaian Tes tulis Nama Sekolah : Kelas/Semester : Tahun pelajaran : Mata Pelajaran :
SMPN 7 Batanghari Tujuh/Satu 2017/2018 Bahasa Indonesia
N Kompetensi Dasar Materi o. 1. 3.3 Mengidentifikasi unsur-unsur Teks cerita fantasi teks narasi (cerita fantasi) yang dibaca dan didengar
Indikator soal
1. Menentukan unsur Unsur pembangun cerita pembangun cerita fantasi fantasi 2. Mengidentifikasi ciri Ciri umum cerita umum cerita fantasi fantasi 3. Menentukan jenis Jenis cerita cerita fantasi
Teknik Penilaian tes tulis
fantasi
Rubrik Penskoran No. 1
2
3
Aspek yang Dinilai
Skor
Menemukan dengan sangat tepat unsur pembangun cerita fantasi Menemukan dengan tepat unsur pembangun cerita fantasi Menemukan unsur pembangun cerita fantasi kurang tepat
3 2 1
Mengidentifikasi ciri umum cerita fantasi dengan sangat tepat Mengidentifikasi ciri umum cerita fantasi dengan tepat Mengidentifikasi ciri umum cerita fantasi kurang tepat
3 2 1
3
Mengidentifikasi jenis cerita fantasi dengan sangat tepat Mengidentifikasi jenis cerita fantasi dengan tepat Mengidentifikasi jenis cerita fantasi kurang tepat
3 2 1
3
Skor maksimum
Kunci: Unsur-unsur cerita fantasi meliputi: Tokoh Alur Latar D. Instrumen Keterampilan 1. Tulislah tokoh-tokoh yang tercantum dalam cerita fantasi berikit! 2. Tulislah latar cerita fantasi dalam cerita fantasi berikut! 3. Tulislah urutan peristiwa pada cerita fantasiberikut! 4. Menceritakan kembali teks narasi ( cerita fantasi) baik secara lisan maupun tulis. KUNANG-KUNANG
1. Kunang-kunang adalah sejenis serangga yang dapat mengeluarkan cahaya yang jelas terlihat saat malam hari. Cahaya ini dihasilkan oleh “sinar dingin” yang tidak mengandung ultraviolet maupun sinar inframerah. Terdapat lebih dari 2000 spesies kunang-kunang yang tersebar di daerah tropis di seluruh dunia.
3
9
2. Habitat kunang-kunang di tempat-tempat lembab, seperti rawa- rawa dan daerah yang dipenuhi pepohonan. Kunang-kunang bertelur pada saat hari gelap, telurtelurnya yang berjumlah antara 100 dan 500 butir diletakkan di tanah, ranting, rumput, di tempat berlumut atau di bawah dedaunan. Pekuburan yang tanahnya relatif gembur dan tidak banyak terganggu merupakan lokasi ideal perteluran kunang-kunang. Pada umumnya, kunang-kunang keluar pada malam hari, namun ada juga kunang-kunang yang beraktivitas di siang hari. Mereka yang keluar siang hari ini umumnya tidak mengeluarkan cahaya. 3. Seperti ciri-ciri serangga pada umumnya badan kunang-kunang dibagi menjadi tiga bagian: kepala, thorax, dan perut (abdomen).
Serangga bercangkang keras
(exoskeleton) untuk menutupi tubuhnya. Panjang badannya sekitar 2 cm. Bagian tubuh kunang-kunang
hampir seluruhnya berwarna gelap dan berwarna titik
merah pada 138 Kelas VII SMP/MTs bagian penutup kepala. Warna kuning pada bagian penutup sayap, berkaki enam, dan bermata majemuk. Jenis kunang-kunang beragam. Pemeliharaan kunag-kunang dapat dilakukan dengan penangkaran. Dari sejarah asalnya, kunang-kunang berasal dari daratan Cina 4. Makanan kunang-kunang adalah cairan tumbuhan, siput-siputan kecil, cacing, atau serangga. Bahkan kunang-kunang memangsa jenisnya sendiri. Kunang-kunang betina sengaja berkelap-kelip seakan mengudang jenis pejantan. Setelah pejantan mendekat, sang betina memangsanya. Makanan bagi hewan penting untuk pertumbuhan. Dengan makanan pertumbuhan akan maksimal. Asupan yang maksimal dapat memberikan kebugaran bagi mahluk hidup. 5. Cahaya yang dikeluarkan oleh kunang-kunang tidak berbahaya, malah tidak mengandung ultraviolet dan inframerah. Cahaya ini dipergunakan kunang-kunang untuk memberi peringatan kepada pemangsa bahwa kuang-kunang tidak enak dimakan dan untuk menarik pasangannya. Keahlian mempertontonkan cahaya tidak hanya dimiliki oleh kunang-kunang dewasa, bahkan larva. Kunang-kunang salah satu jenis serangga unik bukti kebesaran Sang Pencipta. Species kunangkunang juga kekayaan yang dianugerahkan kepada negara kita sebagai salah satu negara tropis. Rubrik Penskoran Penilaian Kinerja No.
1. 2.
Aspek yang Dinilai Kesesuaian isi dengan cerita
1 Suara .
3.
2 Keruntutan isi cerita .
4.
Kelancaran bercerita
5.
Gestur
Deskripsi Isi cerita sesuai Isi cerita tidak sesuai Suara terdengar di seluruh ruangan Suara tak terdengar di seluruh ruang Isi disajikan secara runtut Isi disajikan melompat-lompat
Skor 2 1 2
Skor Maksimal 2
2 1
2
Penyajian lancer Penyajian tersendat Gerak tubuh memperjelas isi cerita Gerak tubuh mengaburkan isi cerita Skor maksimal
2 1 2 1
2
2
1
2
10
Nilai
total skor perolehan total skor maksimum
skor ideal
1. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan a. Pembelajaran Remedial Remedial dilakukan dengan pembelajaran ulang dan bimbingan perorangan Pembelajaran ulang Menulis bersama unsur pembangun cerita fantasi Bimbingan perorangan Penentuan ciri umum cerita fantasi Penentuan jenis cerita fantasi b. Pembelajaran Pengayaan Menyampaikan kembali cerita fantasi secara tertulis G. Media/Alat, Bahan, dan Sumber Belajar 1. Media/alat a. Teks cerita fantasi b. Power point 2. Sumber Belajar a. Kemdikbud. …Bahasa Indonesia …Kelas VII. Jakarta: Kemdikbud, halaman 122 s.d.166 b. Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. c. Permendiknas No. 50 Tahun 2015. “Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan”. d. https://carapedia.com/tempat_wisata_alam_jawa_barat_info1888.html, diunduh 26 Januari 2016
Selat, Juli 2017 Mengetahui, Waka Kurikulum SMPN 7 Batanghari
Guru Mata pelajaran
Gustia Meri,M.Pd NIP. 196901212003121004
Kelly Lidya Sari, S.Pd. NIP. 198003132006042006
1.2 Analisis sistem penilaian dalam RPP A. Penilaian Hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai tekhnik penilaian berupa tes, Observasi, Penugasan. 1.1 Penilaian berupa tes siswa diminta untuk membacakan sebuah teks teks narasi tentang “Kekuatan Ekor Biru Nataga” system penilaian berbicara nya dilihat dari 3 Aspek yaitu : 1. Suara Suara terdengar di seluruh ruangan Suara tak terdengar di seluruh ruang
Bila suara dari siswa tersebut dapat didengar oleh seluruh siswa dalam kelas maka akan didapatkan score 2 bila tidak keseluruhan siswa dapat mendengar maka akan diberikan score 1 yang mana perhitungan score tersebut didapatkan dari 5 aspek yang berada di dalam RPP. Dengan perolehan score maksimal 10. 2. Kelancaran bercerita Kelancaran bercerita dilihat dari apakah siswa tersebut dapat membacakan sebuah cerita dengan tenang maka teks cerita yang dibacakan akan lebih jelas tanpa tersendat-sendat. Dan perhitungan scorenya juga sama seperti penilaian suara 3. Gestur Gerka tubuh juga ikut dinilai karena pembacaan yang tenang juga dapat dilihat dari gerak tubuh siswa nya seperti yang dikatakan ibu Tiurma Ika Novianti M S.pd bila siswa terlihat tidak tenang maka gerak tubuh nya cenderung tidak teratur. 1.2 Observasi Guru mengobservasi apakah siswa sudah dapat menceritakan teks narasi “ Kekuatan Ekor Biru Nataga” atau belum.
1.3 Penugasan Siswa dibentuk perkelompok lalu disuruh menganalalisis unsur-unsur pembentuk teks narasi tersebut. No. 1
Aspek yang Dinilai
Skor
Menemukan dengan sangat tepat unsur pembangun cerita fantasi Menemukan dengan tepat unsur pembangun cerita fantasi Menemukan unsur pembangun cerita fantasi kurang tepat
3 2 1
3
2
3
Mengidentifikasi ciri umum cerita fantasi dengan sangat tepat Mengidentifikasi ciri umum cerita fantasi dengan tepat Mengidentifikasi ciri umum cerita fantasi kurang tepat
3 2 1
3
Mengidentifikasi jenis cerita fantasi dengan sangat tepat Mengidentifikasi jenis cerita fantasi dengan tepat Mengidentifikasi jenis cerita fantasi kurang tepat
3 2 1
3
Skor maksimum
Nilai
total skor perolehan skor ideal total skor maksimum
Nilai score perolehan didapatkan dari score yang didapatkan siswa, sedangkan score maksimum adalah score keseluruhan aspek. Contoh : score yang didapatkan siswa adalah 8 jadi perhitungannya Nilai = 7 / 10 x 100 maka hasilnya 70 Jadi score yang didapatkan siswa adalah 70 Aspek-aspek penilaian tersebut didapatkan dari hasil pembelajaran dan berpatokan atau berpedoman dari indicator pembelajaran. Pembuatan soal untuk penilaian juga harus berpatokan terhadap K.D dan juga Indikator pembelajaran begitu juga dengan pembuatan kisi-kisi soal ujian namun dalam aspek berbicara ujian tersebut hanya berupa praktek . tidak berupa teks jadi penilaian nya didapatkan dari hasil pembacaan teks narasi tadi dan juga dari pembacaan laporan saat diskusi . Penilaian akhir didapatkan dari hasil belajar siswa selama beberapa kali pertemuan tidak nilai UH ( Ujian Harian ) tetapi dari tugas-tugas, praktek dan juga sikap siswa selama pembeluajaran. Karena siswa daluam system penilaian K13 tidak sama seperti penilaian dalam KTSP yang lebih ditekankan dari K13 adalah sikap atau pendidikan karakter. B. Teknik Tes Teknik tes dalam Aspek berbicara hanya berupa tes lisan, tes praktik dan tes kinerja. Dimana siswa disuruh membacakan langsung teks narasi “ Kekuatan Ekor Biru Nataga” dan dilihat kelancaran dalam pembacaannya lalu siswa diberikan tugas dan dibentuk perkelompok, setelah itu siswa diberikan waktu untuk menjabarkan hasil diskusi mereka terkait tugas yang telah dikerjakan. Evaluasi dengan menggunakan tekhnik tes tersebut bertujuan untuk mengetahui : 1. Tingkat kemampuan awal siswa 2. Hasil belajar siswa
9
BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari hasil pembahasan tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam Proses Evaluasi Pembelajaran dengan materi Berbicara Petunjuk adalah berupa Setelah kami melakukan wawancara dari narasumber yang berprofesi sebagai guru di SMP Negeri 33 BATANGHARI maka didapatlah hasil penelitian berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang berisi Kompetensi Dasar, indikator, tujuan pembelajaran, materi, kisi-kisi soal serta pedoman penilaian.
4.2 Lampiran Foto bukti penelitian