23
BAB 3 GAMBARAN KASUS 1. Pengkajian a. Identitas Nama pasien
: Ny.V
Umur
: 25 tahun
Tanggal Lahir
: 11 Agustus 1993
Jenis kelamin
: Perempuan
No. MR
: 996658
Diagnosa Medik
: CHF, MS, Infark Miocard
Suku Bangsa
: Batak
Agama
: Kristen
Tanggal masuk
: 14 Oktober 2018
Hari rawat ke
:2
Penanggung jawab
: BPJS
b. Keluhan Utama Pasien mengeluhkan sesak napas yang disertai dengan nyeri dada sebelah kanan menjalar ke punggung bagian kanan. c. Riwayat penyakit yang diderita saat ini Pasien mengatakan saat ini sesak napas, jantung berdeba-debar, pusing, nyeri uluh hati (abdomen), nyeri dada bagian kanan dan menjalar ke punggung bagian kanan. Saat ditanya perawat skala nyeri pasien 7-8. P
: Pasien mengatakan nyeri meningkat jika aktivitas berlebih
Q
: Skala nyeri 7-8
R
: Nyeri dirasakan pada daerah dada bagian kanan dan menjalar ke area punggung bagian kanan.
S
: Nyeri yang dirasakan mengganggu aktivitas sehari-hari.
T
: Nyeri dirasakan sering, dan dalam waktu 5 menit.
24
d. Riwayat kesehatan sebelumnya Pasien mengatakan dahulu mengalami riwayat gastritis. Setelah dikaji lebih dalam lagi serta dilihat dari catatan keperawatan pasien, pasien memiliki riwayat AF, serta MS yang mengakibatkan diafragma mendesak ke atas sehingga adanya nyeli uluh hati pada pasien. e. Riwayat kesehatan keluarga (genogram)
f. Keadaan umum 1) Kesadaran/GCS : Composmentis/ E4V5M6 2) Tanda-tanda vital TD : 90/70 mmHg
N: 100x/menit
RR : 41x/menit
T: 35,3℃
3) BB/TB : 35 Kg/140 cm
LILA : 22 cm
IMT : (BB : (TB)2) = 35: (1,4)2 = 17,85 (Underweight) g. Pengkajian head to toe 1) Kepala a) Rambut dan kulit kepala Inspeksi
: Terlihat warna rambut hitam, berminyak, rambut tidak terlalu tebal, kepala terlihat simetris, wajah terlihat simetris.
Palpasi
: Tidak ada ketombe, tidak ada lesi, tidak teraba masanodul.
25
b) Mata Inspeksi
: Mata terlihat simetris, terlihat distribusi alis dan bulu mata tebal, tidak ada edema pada palpebral, terlihat conjungtiva anemis, sclera terlihat putih, tidak ada lesi pada area mata, pergerakkan bola mata normal, lapang pandang pasien bagus (normal), dan ketajaman pandang normal.
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan di area palpebral, tidak teraba adanya masa-nodul, respon pupil bagus (vasokonstriksi) : +2 (berespon terhadap cahaya).
c) Telinga Inspeksi
: Terlihat kondisi aurikula bersih, liang telinga bersih, tidal terlihat adanya lesi, tidak terlihat adanya masanodul, tidak terlihat adanya perdarahan, tidak terlihat adanya tanda-tanda infeksi, kemampuan pendengaran bagus, tidak ada alat bantu pendengaran, tidak terlihat adanya benda asing.
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan pada tulang mastoid, tidak ada nyeri pada area aurikula, tidak teraba adanya masanodul.
d) Hidung Inspeksi
: Tidak terlihat adanya napas cuping hidung, terlihat napas dibantu dengan bibir, terlihat bentuk hidung simetris, berwarna sao matang, tidak terlihat adanya masa, terlihat ada kotoran dihidung, terpasang nasal kanul (4 ltr), tidak terpasang NGT, tidak terlihat adanya tanda-tanda perdarahan, daya penciuman bagus.
Palpasi
: Tidak teraba adanya masa, tidak ada nyeri tekan, tidak ada nyeri tekan diarea sinus, jalan napas paten.
26
e) Mulut Inspeksi
: Terlihat mulut pasien simetris, terlihat berwarna hitam kecokelatan, terlihat kering, terlihat bersih, tidak ada pembengkakkan gusi, gigi terlihat lengkap, tidak ada pembengkakan di tonsil, orofaring normal, tidak terlihat adanya lesi, tidak terlihat adanya masa, pasien mampu menelan.
2) Leher Inspeksi
: Terlihat trakea simetris, tidak terlihat ada lesi, tidak terlihat ada masa, tidak terlihat denyutan arteri karotis yang hiper, tidak terlihat ada jejas, tidak terlihat kaku kuduk, pasien mampu menelan.
Palpasi
: Tidak ada masa, tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, terdapat nyeri saat menelan.
3) Dada a) Paru-paru Inspeksi
: Tidak terlihat adanya masa, tidak terlihat adanya lesi dan jejas, terlihat ada alat bantu napas, dinding dada dan pergerakan dinding dada simetris.
Palpasi
: Tidak teraba adanya masa, tidak ada lesi ekspansi paru normal (dada dan punggung), terdapat nyeri tekan dada sebelah kanan (ICS 4)
Perkusi
: Kiri : ICS 1,2 (sonor)
Kanan:
ICS
1,2,3,4
(sonor) Auskultasi
: Tidak terdapat suara napas tambahan, suara vesicular (normal)
b) Jantung Inspeksi
: Terlihat iktus kordis
27
Palpasi
: Tidak teraba adanya masa, tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada lesi.
Perkusi
: Ditemukan letak jantung pada ICS 3, 4, 5, dan 6.
Auskultasi
: Terdapat suara tambahan S3
4) Payudara dan Aksila Inspeksi
: Terlihat bentuk payudara simetris, nipel menonjol, tidak ada discharge, warna ariola cokelat tua, terlihat warna
payudara
cokelat,
tidak
terlihat
adanya
masa/pembengkakan dan lesi. Palpasi
: tidak terdapat adannya masa, tidak ada nyeri tekan
5) Tangan Inspeksi
: Tangan terlihat simetris, warna kulit terlihat cokelat rata, tidak ada keterbatasan rentang gerak, tidak terlihat adanya clubbing finger, tidak terlihat adanya masa, tidak terlihat ada lesi, tidak terlihat adanya edema, tidak terlihat adanya tanda-tanda fraktur, tidak terlihat ada luka, terpasang stripi, terlihat sianosis.
Palpasi
: Kulit lembap berkeringat, teraba dingin, simetris nadi kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada masa, tidak ada krepitasi.
6) Abdomen Inspeksi
: Tidak terlihat ada lesi, tidak terlihat ada masa-nodul, tidak terlihat ada edema, tidak terlihat ada discharge, tidak terlihat ada tanda-tanda asites.
Auskultasi
: Bising usus 12x/menit.
Palpasi
: Terdapat nyeri tekan kuadran kiri atas dan kuadran kanan atas, tidak terdapat masa. Terdapat nyeri uluh hati.
28
Perkusi
: Kuadran kiri atas, kiri bawah, dan kanan bawah : timfani. Tidak terdapat ada masa.
7) Genitalia dan perkemihan Genitalia Inspeksi
: Terpasang kateter, terlihat distribusi rambut pubis sedikit, tidak terlihat adanya masa, tidak terlihat adanya lesi, tidak terlihat adanya discharge, pasien tidak dalam kondisi menstruasi, urin bag terlihat kuning pekat kemerahan.
Palpasi
: Tidak terdapat masa-nodul, tidak ada nyeri tekan, tidak ada tanda-tanda inflamasi.
Perkemihan Inspeksi
: Blader tidak penuh
Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan pada area bladder
8) Rektum dan Anus
: tidak terkaji dikarenaan pasien malu
9) Kaki Inspeksi
: Terlihat kaki simetris, terlihat warna kulit cokelat merata, tidak terlihat adanya masa-nodus, tidak terlihat adanya lesi, tidak terlihat adanya tanda-tanda fraktur, tidak terlihat adanya tanda-tanda infeksi, pasien sesak saat beralan, tidak terlihat adanya clubbing finger, terlihat sianosis.
Palpasi
: Teraba lembab, CRT: <3 detik, dan turgor kulit : <2 detik.
10) Punggung Inspeksi
: Tidak terlihat adanya masa-nodus, tidak terlihat adanya lesi, tidak terlihat adanya kelainan tulang, tidak terlihat adanya decubitus, tidak terlihat adanya tandatanda infeksi.
29
Palpasi
: Ekspansi paru normal, teraba hangat, terdapat nyeri tekan vertebra.
h. Pola istirahat dan tidur : Pola istirahat dan tidur terganggu karena adanya nyeri dan sesak napas, pada saat malam pasien mengatakan jantung berdebardebar dan nyeri i. Pola aktivitas harian (ADL) : Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri namun sesak napas meningkat saat aktivitas meningkat seperti mandi. j. Cairan, nutrisi eliminasi 1. Intake oral/enteral a) Jenis diit
: makanan lunak (nasi lembek)
b) Makan berat
: 3 kali/hari
c) Makan selingan
: 5 kali/hari
2. Eliminasi a) Urin : 1500 ml/hari b) BAB : 1 kali/hari k. Hasil laboratorium l. Hasil EKG
: Troponin : 45
: Adanya AF (Atrial Fibrilasi), irregular, adanya ST elevasi
dikarenakan > dari 3 kotak kecil. m. Medikasi/obat-obatan yang diberikan saat ini
:
Ranitidin
(IV),
Bisoprolol (IM), Spironolag (oral). n. Analisa data n o 1
Data Ds : a. pasien mengatakan nyeri
Etiologi beban tekanan
keperawatan Penurunan
berlebihan
curah jantung
dada menjalar sampai ke bahu dan punggung b. ps. Mengatakan sesak
Masalah
beban systole kontraktilitas
30
saat aktivitas c. Ps. mengatakan sesak napas d. Ps. mengatakan
nyeri
uluh hati e. Ps. Mengatakn
dada
berdebar-debar
saat
pengosongan
malam hari Do : a. TD: 90/70 mmHg b. Sianosis c. Ps. Terlihat dyspnea d. RR: 41x/i e. Kulit lembap f. Ps. Terlihat sesak saat berbicara g. Bunyi S3 h. Atrium fibrilasi i. ST elevasi 3. DS: a. Ps. mengatakan
hambatan ventrikel Cardiac Output Beban jantung CHF Gagal pompa ventrikel dalam memompa Penurunan curah jantung CHF
nyeri
dada setelah melakukan aktivitas b. Ps. Mengatakan sesak
Gagal pompa ventrikel Tekanan diastole
napas DO: a. TD : 90/70 mmHg b. RR: 40x/i c. Ps terlihat sesak napas saat berbicara d. Ps terlihat nyeri saat bernapas e. Ps. terlihat meringis f. Ps terlihat napas dibantu melalui mulut g. Ps berkeringat dan akral
bendungan ventrikel kanan bendungan vena sistemik hepar tidak cukup nutrisi hepatomegaly mendesak
Ketidakefektifa n pola napas
31
terasa lembab
diafragma dyspnea pola napas tidak efektif
o. Diagnosa 1. Penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung 2. Ketidakefektifan pola napas b..d nyeri p. Intervensi No . 1.
Diganosa keperawatan
NOC
Penurunan curah jantung Setelah b.d
perubahan
jantung
irama asuhan
NIC
dilakukan Perawatan jantung : a. Evaluasi nyeri dada
keperawatan dalam waktu 3x24 jam,
bersihan
lokasi,
radiasi, durasi, faktor pemicu
pasien menunjukkan
(intensitas, dan
yang
menguranginya. b. Rekam EKG jalan c. Monitor EKG
napas yang efektif. Indicator : TD Sistolik 4 2 TD diastolik 3 2 RR 4 2 Irama jantung 4 2 Akral 4 2 Sianosis 3 2
sebagaimana mestinya, terdapat segmen ST d. Monitor jantung
apakah perubahan irama dan
kecepatan jantung e. Auskultasi suara
32
jantung f. Auskultasi
suara
paru-paru ronkhi
apakah
atau
suara
tambahan lain g. Sediakan makan sedikit tapi sering h. Sediakan diet jantung yang
tepat
kafein,
(batasi natrium,
kolesterol
dan
makanan berlemak) i. Pertahankan lingkungan
yang
kondusif
untuk
istirahat
dan
penyembuhan j. Cegah pembentukan thrombus
perifer
(perubahan posisi tiap jam dan kelola anti koagulan ringan) k. Kelola
dosis obat-obatan
untuk membebaskan atau mencegah nyeri dan iskemik sesuai kebutuhan l. Instruksikan
pasien
dan keluarga tentang tujuan
keperawatan
33
dan
bagaiman
perkembangan
yang
bisa diukur m. Tawarkan dukungan spiritual
kepada
pasien. Manajemen nyeri: a. Kaji
nyeri
komprehensif: lokasi, karakteristik,
onset
frekuensi,
kualitas,
intensitas,
atau
beratnya nyeri dan factor pencetus. b. Gali bersama pasien factor-faktor dapat
yang
menurunkan
atau menaikkan nyeri c. Gali penggunaan metode
farmakologi
yang dipakai pasien saat
ini
untuk
menurunkan nyeri d. Pastikan perawatan analgesic bagi pasien dilakukan pemantauan ketat e. Berikan
dengna yang informasi
mengenai nyeri (ex:
34
penyebab, lama
berapa
nyeri
akan
diraskaan
dan
antipasti
dari
ketidaknyamanan prosedur) f. Amankan lingkungan tetap nyaman g. Ajarkan prinsiprinsip
manajemen
nyeri h. Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan menangani
nyeri
dengan tepat i. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi 9ex: hipnoterapi) j. Berikan individu penurun nyeri yang optimal
dengan
peresapan analgesic k. Gunakan tindakan pengontrol
nyeri
sebelum
nyeri
bertamabah berat l. Dukung istirahat dan tidur pasien dengan adekuat
untuk
membantuu penurun
35
nyeri m. Evaluasi keefektifan dari
tindakan
pengontrol neyri yang dipakai
selama
pengkajian dilakukan n. Berikan yang
nyeri informasi
akurat
untuk
menaikkan pengetahuan respon
dan keluarga
terhadap pengalaman nyeri o. Beritahu dokter jika tindakan
tidak
berhasil/jika keluhan pasien merubah dari
saat
ini
signifikan pengalaman
nyeri p. Informasikan
tim
kesehatan
lain
mengenai
strategi
nonfarmakologi yang sedangn digunakan. Manajemen cairan a. Timbang BB/hari b. Jaga intake/asupan yang akurat dan catat
36
output c. Monitor status hidrasi d. Monitor indikasi kelebihan
cairan
pasien e. Monitor makanan/cairan yang dikonsumsi
dan
hitung asupan kalori ahrian f. Berikan terapi IV g. Monitor status gizi h. Tingkatkan asupan oral i. Dukung pasien dan keluarga
dalam
pemberian makanan j. Tawari makanan ringan k. Konsultasikan dengan dokter jika tanda
dan
kelebihan Ketidakefektifan napas b.d nyeri
pola Setelah
gejala volume
cairan buruk. dilakukan Manajemen nyeri:
asuhan
q. Kaji
nyeri
keperawatan 3x24
komprehensif: lokasi,
jam, pasien mampu
karakteristik,
mentoleransi
frekuensi,
kualitas,
aktifitas yang biasa
intensitas,
atau
dilakukan
beratnya nyeri dan
onset
factor pencetus.
37
Indicator : r. Gali bersama pasien 1. Nyeri 4 2 factor-faktor yang 2. Ekspresi meringis dapat menurunkan 4 2 3. Akral dingin atau menaikkan nyeri 4 2 s. Gali penggunaan 4. Berkeringat metode farmakologi 4 2 5. RR 4 2 yang dipakai pasien saat
ini
untuk
menurunkan nyeri t. Pastikan perawatan analgesic bagi pasien dilakukan
dengna
pemantauan ketat u. Berikan
yang informasi
mengenai nyeri (ex: penyebab, lama
berapa
nyeri
akan
diraskaan
dan
antipasti
dari
ketidaknyamanan prosedur) v. Amankan lingkungan tetap nyaman w. Ajarkan prinsiprinsip
manajemen
nyeri x. Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan menangani
nyeri
38
dengan tepat y. Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi 9ex: hipnoterapi) z. Berikan individu penurun nyeri yang optimal
dengan
peresapan analgesic aa. Gunakan tindakan pengontrol
nyeri
sebelum
nyeri
bertamabah berat bb. Dukung istirahat dan tidur pasien dengan adekuat
untuk
membantuu penurun nyeri cc. Evaluasi keefektifan dari
tindakan
pengontrol neyri yang dipakai
selama
pengkajian dilakukan dd. Berikan yang
nyeri informasi
akurat
untuk
menaikkan pengetahuan respon
dan keluarga
terhadap pengalaman
39
nyeri ee. Beritahu dokter jika tindakan
tidak
berhasil/jika keluhan pasien
saat
merubah dari
ini
signifikan pengalaman
nyeri Informasikan
tim
kesehatan lain mengenai strategi nonfarmakologi yang sedangn digunakan. Pengaturan posisi: a. Tempatkan pasien diatas matras/tempat tidur pasien b. Monitor
status
oksigenisasi sebelum dan
sesudah
perubahan posisi c. Jelaskan kepada pasien
kalau
tubuhnya
akan
diposisikan duduk d. Jelaskan tujuan kenapa posisi tersebut dilakukan e. Posisikan semifowler
pasien untuk
menurunkan dyspnea f. Jangan menempatkan
40
pasien yang
pada
posisi
meningkatkan
nyeri g. Minimalisir gesekan dan
cedera
ketika
memposisikan membalikkan pasien h. Instruksikan
dan tubuh pasien
bagaimana menggunakan postur tubuh dan mekanika tubuh
yang
baik
ketika beraktivitas Terapi oksigen: 1. Amati
tanda-tanda
hipoventilasi induksi oksigen 2. Monitor peralatan O2 untuk
memasstikan
bahwa alat tersebut tidak
mengganggu
upaya pasien untuk bernapas 3. Bersihkan
mulut,
hidung dan sekresi trakea dengan tepat 4. Pertahankan kepatenan jalan napas 5. Siapkan peralatan
41
oksigen dan berikan melalui
system
humidifier 6. Berikan O2 tambahan seperti
yang
diprioritaskan 7. Periksa perangkat miring alat pemberian O2
secara
berkala
untuk
memastikan
bahwa
konsentrasi
yang telah ditentukan sedang diberikan 8. Sediakan O2 ketika pasien dibawa/dipindahkan 9. Anjurkan pasien mengenai pentingnya meninggalkan perangkat pengiriman O2 dalam keadaan siap pakai 10. Atur dan pasien
ajarkan mengenai
penggunaan perangkat O2 yang memudahkan mobilitas 11. Konsultasi
dengan
tenaga kesehatan lain
42
mengenai penambahan O2. q. Implementasi Hari/tgl/jam Senin/15 oktober 2018
Diagnosa
Implementasi
1. Penurunan
3. memposisikan
curah b.d
jantung perubahan
irama jantung
pasien
SOAP
semi
mengatakan
fowler 4. mengajarkan teknik
napas
dalam 5. memberikan
dan
keluarga dari
posisi
tidur
terasa
dan
sesak
napas
terlihat
cairan IV 2. Mengajarkan pasien
masih
berkurang O: 1. sesak klien
1. Memberikan
an pola napas
nyeri
sudah
analgetik 6. TTV
2. Ketidakefektif
S: 1. pasien
ke
duduk dan berdiri dengan benar 3. Memberikan oksigenisasi pada pasien
berkurang 2. RR: 39x/i 3. TD: 90/70 4. N: 100x/i 5. T: 35,3℃ A: Nyeri belum teratasi P: Semua intervensi dilanjutkan
Selasa/16
Penurunan
oktober 2018
jantung
curah
1. Mengajarkan teknik napas dalam 2. TTV
S: 1. pasien mengatakan masih
sesak
43
menurun Ketidakefektifan
1. Menghentikan
pola napas
cairan IV 2. Mengajarkan pasien
nyeri
sudah
berkurang skala 7
dan
keluarga
dan
posisi
5
O:
1. RR : 25x/i 2. TD: 100/70 duduk dan berdiri 3. N: 100x/i 4. T : 35,3 ℃ dengan benar 3. Memberikan A: maslah teratasi dari
tidur
ke
oksigenisasi pada sebagain Rabu/17 oktober 2018
Penurunan
curah
pasien
P: Lanjutkan
jantung
intervensi
1,2,3,
dan 5. 1. Mengajarkan teknik dalam 2. TTV
S:
napas Pasien mengatakan nyeri menurun skala 54 O: RR: 24x/i TD: 100/60 N : 100x/i T: 36,5℃ A: Maslah sebagain P:
teratasi
44
Lanjutan intervensi 2, 3, dan 5