PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN GAWAT DARURAT (KGD) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKes HANG TUAH PEKANBARU TA.2018/2019
FORMAT SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Materi
: Penanganan syok hipovolemik
Pokok bahasan
:Penanganan syok hipovolemik yang dapat dilakukan dirumah sebelum dibawa ke IGD
Hari/Tanggal
: Kamis, 21 Maret 2019
Estimasi waktu
: 30 menit
Tempat
: IGD RSUD Arifin Ahmad
Sasaran
: Keluarga pasien
A. Latar belakang Pasien yang masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit tentunya butuh pertolongan yang cepat dan tepat, untuk itu perlu adanya standar dalammemberikan
pelayanan
gawat
darurat
sesuai
dengan
kompetensi
dankemampuannya sehingga dapat menjamin suatu penanganan gawat darurat dengan respons time yang cepat dan tepat (KepMenKes, 2009). Sebagai salah satupenyedia layanan pertolongan, dokter dituntut untuk dapat memberikan pelayananyang
cepat
dan
tepat
agar
dapat
menangani
kasus-kasus
kegawatdaruratan(Herkutanto, 2007; Napitupulu, 2015). Salah satu kasus kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan segera adalah syok. Syok merupakan gangguan sirkulasi yang diartikan sebagai tidak adekuatnya transpor oksigen ke jaringan yang disebabkan oleh gangguan hemodinamik. Hal ini muncul akibat kejadian pada hemostasis tubuh yang serius seperti perdarahan yang masif, trauma atau luka bakar yang berat (syok hipovolemik), infark miokard luas atau emboli paru (syok kardiogenik), sepsis
akibat bakteri yang tak terkontrol (syok septik), tonus vasomotor yang tidak adekuat (syok neurogenik) atau akibat respons imun (syok anafilaktik). (Hardisman, 2013). Syok hipovolemik yang disebabkan oleh terjadinya kehilangan darah secara akut (syok hemoragik) sampai saat ini merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di negara-negara dengan mobilitas penduduk yang tinggi. Salah satu penyebab terjadinya syok hemoragik tersebut diantaranya adalah cedera akibat kecelakaan. Menurut World Health Organization (WHO) cedera akibat kecelakaan setiap tahunnya menyebabkan terjadinya 5 juta kematian diseluruh dunia. Angka kematian pada pasien trauma yang mengalami syok hipovolemik di rumah sakit dengan tingkat pelayanan yang lengkap mencapai 6%. Sedangkan angka kematian akibat trauma yang mengalami syok hipovolemik di rumah sakit dengan peralatan yang kurang memadai mencapai 36% (Diantoro, 2014).
B. Tujuan 1. Tujuan umum Pasien
dankeluargamemahamipenanganan
syok
hipovolemik
yang
disebabkan oleh perdarahan akibat trauma atau kecelakaan, diare, luka bakar dan mual muntah berlebihan. 2. Tujuan khusus a. Mengetahuideifinisisyok b. Mengetahuijenis-jenis syok c. Mengetahuimanifestasi klinis syok d. Mengetahuipenanganan syok hipovolemik e. Mengetahui penanganan perdarahan f. Mengetahui penanganan diare g. Mengetahuipenanganan luka bakar h. Mengetahui penanganan muntah
3. Pelaksanaan Kegiatan a. Metode Ceramah, demonstrasi dan tanya jawab b. Media LCD proyektor, laptop dan leaflet c. Waktu dan tempat Kamis, 21 Maret 2019 Pukul 10.00 WIB di Ruang tunggu IGD d. Pengorganisasian -
Moderator
: Syarifah Rahmi
-
Leader
: Sulistiana
-
Co leader
: Tia Arieska
-
Fasilitator
: Oldhi Hanafi dan Ferdian Hidayat
-
Observer
: Annisa Dwi Kartika
e. Deskripsi tugas 1. Moderator a. Membuka acara b. Memperkenalkan diri dan anggota kelompok c. Menyampaikan tujuan d. Menutup acara 2. Leader a. Menyampaikan penyuluhan pada peserta b. Melemparkan pertanyaan pada peserta c. Menjawab pertanyaan peserta d. Menyimpulkan materi penyuluhan 3. Co. Leader a. Membantu leader dalam mempresentasika nmateri penyuluhan b. Membagi leaflet pada audience 4. Fasilitator a. Memotivasi peserta agar berperan aktif
b. Membuat absensi penyuluhan 5. Observer a. Mengawasi proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan
f. Setting tempat
Ket: : Moderator
: Leader
: Co leader
: Fasilitator : Observer
:Layar Infokus : Audience
g. Kegiatan penyuluhan Waktu N
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Peserta
o 5 1menit
15 menit
Pembukaan: 1. Mengucapkan salam
1. Menjawab salam
2. Perkenalan mahasiswa
2. Memperhatikan
3. Perkenalan dengan preseptor
3. Memperhatikan
4. Menjelaskan tujuan
4. Memperhatikan
5. Menjelaskan kontrak waktu
5. Memperhatikan
Penyampaian materi: 1. Menjelaskan definisisyok
1.Memperhatikan
2. Menjelaskan jenis- jenissyok
2.Memperhatikan
3. Menjelaskan penyebab syok
3.Memperhatikan
4. Menjelaskan dan mendemonstrasikan
4.Memperhatikan
penanganan diare dirumah 5. Menjelaskan dan mendemonstrasikan 5.Memperhatikan penanganan perdarahan dirumah 6. Menjelaskan penanganan luka bakar 6. Memperhatikan dirumah 7. Menjelaskan
penanganan
muntah 7. Memperhatikan
berlebihan dirumah
10 menit
Penutup:.
1. Memperhatikan
1. Memberi kesempatan untuk bertanya. 2. Menjawab pertanyaan yang diajukan. 3. Menanyakan
kembali
pada
2. Memperhatikan
klien
tentang apa yang telah dijelaskan.
3. Menjawab
4. Memberikan reinforcement positif atas jawaban peserta.
4. Memperhatikan
5. Menyimpulkan dan menutup diskusi. 6. Mengucapkan salam.
5. Memperhatikan 6. Menjawab salam
h. Evaluasi 1. Evaluasi struktur -
Peserta dan keluarga menghadiri penyuluhan
-
Tempat, media serta alat penyuluhan tersedia sesuai rencana
2. Evaluasi proses -
Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
-
Peserta yang hadir mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
-
Peserta yang hadir berperan aktif selama kegiatan berlangsung
3. Evaluasi hasil Seluruh audience memahami tentang penanganan syok hipovolemik dirumah sebelum dibawa ke IGD.
i. Materi penyuluhan A. Konsep syok 1. Defenisi Syok atau renjatan dapat diartikan sebagai keadaan terdapatya pengurangan yang sangat besar dan tersebar luas pada kemampuan pengangkutan oksigen serta unsur- unsur gizi lainnya secara efektif ke berbagai jaringan sehingga timbul cidera seluler yang mulamula reversible dan kemudian bila keadaan syok berlangsung lama menjadi irreversible (Isselbacher, dkk, 1999, dalam Fitria, 2010).
2. Jenis- jenis syok a. Syok hipovolemik Syok hipovolemik merupakan keadaan berkurangnya perfusi organ danoksigenasi jaringan yang disebabkan gangguang kehilangan akut dari darah (syokhemorragic) atau cairan tubuh yang dapat disebabkan oleh berbagai keadaan.Penyebab terjadinya syok hipovolemik diantaranya adalah diare, luka bakar, muntah,dan trauma maupun perdarahan karena obsetri. Syok hipovolemik merupakan salahsatu syok dengan angka kejadian yang paling banyak dibandingkan syok lainnya.
b. Syok kardiogenik Syok kardiogenik adalah ketidakmampuan jantung mengalirkan cukup darah ke jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolisme basal akibat gangguan fungsi pompa jantung. Definisi klinis di sini mencakup curah jantung yang buruk dan bukti adanya hipoksia dengan adanya volume darah intravaskular yang cukup. Syok terjadi jik kerusakan otot jantung lebih dari 40% dan angka kematiannya lebih dari 80% (Mansjoer, 1999). c. Syok anafilaktik Syok anafilaktik adalah suatu reaksi alergi yang dapat menyebabkan kehilangan kesadaran atau bahkan kematian. Kondisi ini terjadi apabila pasien alergi terhadap makanan, obat-obatan, bisa serangga, dan lateks. Reaksi ini dapat terjadi dalam hitungan detik atau menit dari paparan agen alergi, di mana tekanan darah pasien turun secara tiba-tiba dan saluran udara terhambat dan mengganggu pernapasan. d. Syok septik Syok septik adalah syok yang disebabkan oleh infeksi yang menyebar luas yang merupakan bentuk paling umum syok distributif. Pada kasus trauma, syok septik dapat terjadi bila pasien datang terlambat beberapa jam ke rumah sakit. Syok septik terutama terjadi pada pasien-pasien dengan luka tembus abdomen dan kontaminasi rongga peritonium dengan isi usus. e. Syok neurogenik Syok neurogenik merupakan kegagalan pusat vasomotor sehingga terjadi hipotensi dan penimbunan darah pada pembuluh tampung (capacitance vessels). Syok neurogenik terjadi karena hilangnya tonus pembuluh darah secara mendadak di seluruh tubuh (Corwin, 2000).
3. Manifestasi klinis syok
a.
Syok hipovolemik
Manifestasi
klinik
dari
syok
adalah
hipotensi,
pucat,
berkeringat
dingin,sianosis, kencing berkurang, oligouria, ganggua kesadaran, sesak nafas.(Tambunan Karmel, dkk, 1990, hal 6).
b.
Syok septik Fase Hiperdinamik/ Syok panas (warm shock): Gejala dini: 1) Hiperventilasi 2) Tekanan vena sentral meninggi 3) Indeks jantung naik 4) Alkalosi 5) Oligouria 6) Hipotensi 7) Daerah akral hangat 8) Tekanan perifer rendah 9) Laktikasidosis Fase Hipodinamik: 1) Tekanan vena sentral menurun 2) Hipotensi 3) Curah jantung berkurang 4) Vasokonstriksi perifer
c.
Syok neurogenik Tekanan darah turun, nadi tidak bertambah cepat, bradikardi, sesudah pasien menjadi tidak sadar, barulah nadi bertambah cepat. Pengumpulan darah di dalam arteriol,kapiler, dan vena, maka kulit terasa agak hangat dan cepat berwarna kemerahan.
d.
Syok kardiogenik 1) Pasien tidak sadar atau hilangnya kesadaran secara tiba- tiba 2) Sianosis akibat dari aliran perifer berhenti 3) Dingin
e.
Syok anafilaktik Urtikaria, udem, edema laring, mual, muntah, nyeri perut, diare, spasme bronkus. (Fitria, 2010)
B. Penanganan syok hipovolemik Ketika mendapati seseorang yang menunjukan gejala gejela hipovolemia maka yang pertama harus dilakukan adalah mencari bantuan medis,sembari menunggu
bantuan
medis
datang
berikan
pertolongan
pertama
pada
penderitahipovolemia, perlu digaris bawahi bahwa penangan pertama yang tepat padapenderita hipovolemia sangat dibutuhkan karena dapat menghindari kematian padapenderita. Berikut hal hal atau langkah langkah untuk memberi pertolongan pertamapada penderita: 1. Perdarahan Seseorang yang mengalami trauma tajam yang mengakibatkan luka terbuka yang mengeluarkan darah dengan volume yang banyak, dapat dilakukan pertoloingan pertama menjelang dibawa ke IGD atau rumah sakit. Adapun pertolongan pertama yang dapat dilakukan antara lain:\ a. Jangan memberi cairan apapun pada mulut penderita contoh memberi minum b. Bila ditemukan adanya cedera pada kepala, leher atau punggung jangan memindahkan posisinya c. Apabila tampak adanya perdarahan eksternal maka segera lakukan penekananpada lokasi perdarahan dengan menggunakan kain atau handuk, hal ini dilakukanuntuk meminimalisir volume darah yang terbuang. d. Tekan luka dengan kain atau handuk dan kain dan handuk dapat diikat bila memungkinkan e. Jika ditemukan benda tajam masih menancap pada tubuh penderita jangandicabut hal ini ditakutkan akan menyebabkan perdarahan hebat f. Beri
sanggaan
pada
kaki
45°
atau
setinggi
30
cm
untuk
meningkatkanperedaran darah. Saat akan dipindahkan ke dalam ambulans usahakan posisi kakitetap sama g. Jika adanya cedera pada kepala atau leher saat akan dinaikan menujuambulan berulah penyangga khusus terlebih dahulu.
2. Luka bakar 1) Prinsip pertama yang harus diingat apabila tersiram air panas atau tanpa sengaja tersentuh api atau benda panas lainnya adalah jangan panik dan segera jauhkan korban dari sumber panas. 2) Dinginkan bagian tubuh yang terkena luka bakar dengan air mengalir selama 10-20 menit. 3) Tidak dianjurkan menggunakan air es ataupun menambahkan bahan lain seperti mentega atau kecap karena dapat mengiritasi kulit yang terbakar dan menyebabkan kerusakan jaringan lebih lanjut. 4) Lakukan penilaian jenis luka bakar. Apabila dalam penilaian dilihat luka bakar tersebut tergolong ringan, lanjut dinginkan dengan air mengalir hingga 20 menit. 5) Berikan salep pelembab, seperti salep yang mengandung aloe vera pada luka bakar ringan. Lakukan perawatan luka bakar secara terbuka, tidak perlu ditutup kasa. 6) Namun bila ditemukan bula pada luka bakar, segera bawa korban ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan luka lebih lanjut. 3. Diare Untuk mencegah terjadinya dehidrasi dapat dilakukan mulai dari rumah tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah, dan bila tidak tersedia berikan cairan rumah tangga seperti air tajin, kuah sayur, air matang. Oralit saat ini yang beredar di pasaran sudah oralit yang baru dengan osmolaritas yang rendah, yang dapat mengurangi rasa mual dan muntah. Oralit merupakan cairan yang terbaik bagi penderita diare untuk mengganti cairan yang hilang. Bila penderita tidak bisa minum harus segera di bawa ke sarana kesehatan untuk mendapat pertolongan cairan melalui infus. a. Tanda diare tanpa dehidrasi, bila terdapat 2 tanda di bawah ini atau lebih: - Keadaan Umum : baik - Mata : Normal - Rasa haus : Normal, minum biasa
- Turgor kulit : kembali cepat Dosis oralit bagi penderita diare tanpa dehidrasi sbb : - Umur < 1 tahun : ¼ - ½ gelas setiap kali anak mencret - Umur 1 – 4 tahun : ½ - 1 gelas setiap kali anak mencret - Umur diatas 5 Tahun : 1 – 1½ gelas setiap kali anak mencret b. Diare dehidrasi Ringan/Sedang Diare dengan dehidrasi Ringan/Sedang, bila terdapat 2 tanda di bawah ini atau lebih: - Keadaan Umum : Gelisah, rewel - Mata : Cekung - Rasa haus : Haus, ingin minum banyak - Turgor kulit : Kembali lambat Dosis oralit yang diberikan dalam 3 jam pertama 75 ml/ kg bb dan selanjutnya diteruskan dengan pemberian oralit seperti diare tanpa dehidrasi. c. Diare dehidrasi berat Diare dehidrasi berat, bila terdapat 2 tanda di bawah ini atau lebih: - Keadaan Umum : Lesu, lunglai, atau tidak sadar - Mata : Cekung - Rasa haus : Tidak bisa minum atau malas minum - Turgor kulit : Kembali sangat lambat (lebih dari 2 detik) Penderita diare yang tidak dapat minum harus segera dirujuk ke Puskesmas untuk di infus. Cara membuat oralit dirumah dapat a. Cuci tangan Sebelum Anda membuat oralit atau ORS (Oral Rehydration Salts) maka cucilah terlebih dahulu tangan Anda. Sangat disarankan untuk mencuci tangan sesuai standar WHO. Hal ini bertujuan agar oralit yang dibuat terhindar dari kontaminasi kuman atau kotoran di tangan.
b. Masak air Setelah tangan Anda bersih maka siapkanlah air sebanyak 1 gelas belimbing atau 200 cc air. Tuang 200 cc air ke dalam panci dan masak hingga hangat. Anda bisa juga memangkas proses memasak air dengan menyiapkan satu gelas air yang sudah hangat. c. Campurkan garam elektrolit Apabila telah tersedia satu gelas air hangat, tahap selanjutnya adalah mencampurkan gula dan garam ke dalam air hangat tersebut. Masukkan satu sendok teh (munjung) gula pasir lalu tambahkan 1/4 sendok teh garam. d. Larutkan Gula dan garam yang telah ditambahkan ke dalam satu gelas air hangat harus dilarutkan agar merata. Aduk-aduklah gula dan garam di dalam air dengan menggunakan sendok. Pastikan tidak ada partikel gula ataupun garam yang masih terlihat Apabila gula dan garam sudah tidak ada maka itu pertanda keduanya sudah larut di dalam air hangat. Air tersebut pun sudah menjadi oralit atau larutan gula garam (LGG). Anda bisa langsung segera meminumnya atau memberikannya kepada keluarga yang sedang diare. (Kemenkes RI, 2011).
4. Muntah a. Biarkan anak muntah Jika anak merasa mual dan ingin muntah, biarkan anak untuk muntah. Jangan memaksa anak untuk menahan rasa ingin muntah. Hal ini akan menyebabkan rasa tidak nyaman padanya. b. Bantu anak saat muntah Saat terjadi muntah, tundukkan kepala anak agar cairan muntah tidak masuk ke dalam saluran pernapasan. Jika bayi mengalami muntah, miringkan kepalanya untuk mencegah masuknya cairan muntah ke saluran napas.
Masuknya cairan muntah ke saluran pernapasan anak dapat menyebabkan tersedak dan membahayakan keselamatan. c. Setelah anak muntah, perhatikan isi muntahan dan siapkan air agar ia dapat berkumur-kumur Jika muntah berisi darah segar atau cairan kehitam-hitaman, segera bawa anak ke dokter. Namun demikian, tanyakan pula riwayat makanan yang dimakan oleh anak sebelum muntah. Apakah anak baru mengonsumsi makanan atau minuman yang berwarna merah atau tidak. Pada bayi, waspadai muntah yang berwarna hijau, karena itu merupakan salah satu gejala sumbatan saluran cerna. d. Lakukan penggantian cairan tubuh Setelah anak muntah dan berkumur-kumur, berilah minum kepada anak secara perlahan-lahan. Hal ini penting untuk mengembalikan cairan tubuh anak yang keluar melalui muntah. Untuk pertolongan pertama, Anda boleh memberikan air putih, oralit, jus, atau ASI (jika anak masih mendapatkan ASI). Jumlah pemberiannya adalah sekitar 5-10 cc per kilogram berat badan anak. Misalnya anak Anda memiliki berat 10 kg, maka berikan cairan penganti sebanyak 50-100 cc untuk mencegah dehidrasi. e. Jika terjadi muntah berulang, segera ke dokter Jika anak mengalami muntah berulang atau anak selalu muntah setiap diberikan makan atau minum, segera berobat ke dokter. Ada kemungkinan anak mengalami dehidrasi atau kondisi lainnya yang membutuhkan penanganan dokter.
Dokter akan mengevaluasi keadaan anak dan
memberikan penanganan yang sesuai dengan kondisi anak.
DAFTAR PUSTAKA
Fitria, C. N. (2010). Syok dan penanganan. Jurnal Gaster, 2(7). First Aid Guide and Emergency Treatment Instructions. Saporo fire bureau. Available at [https://www.city.sapporo.jp]. Diakses pada [10 oktober 2016]. Kemenkes RI. (2011). Situasi diare di indonesia. Jakarta: Kemenkes RI.