BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Indonesia yang beriklim tropis merupakan negara terbesar kedua di dunia setelah Brasil yang kaya akan keanekaragaman hayati. Di indonesia tersedia sekitar 30.000 spesies tanaman, diantaranya tanaman obat yang berjumlah sekitar 2.500 jenis. Sebagai negara kepulauan yang berisi berbagai macam suku bangsa dan adat istiadat, Indonesia juga mewariskan keanekaragaman budaya. Kebiasaan membuat ramuan herbal atau kebiasaan meminum jamu merupakan bagian dari keanekaragaman budaya tersebut. Pengetahuan menggunakan obat tradisional sejatinya telah diwariskan secara turun temurun dan biasanya didasarkan pada pengalaman, tradisi, kepercayaan yang ada di masyarakat, serta tergantung dengan jenis tanaman didaerah setempat (Dalimartha, 2008). Tren global back to nature turut menyebabkan terjadinya peningkatan kesadaran masyarakat akan produksi pangan organik dan obat-obatan berbasis bahan baku alam yang lebih sehat, aman, dan murah. Sekitar 80% penduduk dunia telah memanfaatkan tumbuhan obat untuk memelihara kesehatan primernya dan perlu diketahui bahwa sekitar 25% obat modern berasal dari tanaman obat (Dalimartha, 2008).
1
Setiap hari kita menyantap berbagai jenis makanan yang berasal dari tumbuhan biasanya berupa sayur-mayur, buah-buahan, umbi-umbian dan sebagainya. Terkadang tanpa disadari bahwa sesungguhnya makanan yang lezat dan segar yang kita makan, mempunyai khasiat sebagai obat dari berbagai macam penyakit (Sopandi, 2009). Kegunaan pepaya cukup beragam dan hampir semua bagian tanaman pepaya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Daun muda dapat digunakan sebagai lalapan, bahan baku obat tradisional, dan sebagainya; sedangkan buahnya selain dapat digunakan untuk mencukupi kebutuhan gizi keluarga juga mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Nilai gizi pepaya juga cukup tinggi karena banyak mengandung pro-vitamin A, vitamin C dan mineral kalsium (Warisno, 2013). Penyakit thypus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pernapasan dengan gejala demam lebih dari 7 hari dan lebih banyak menyerang pada anak usia 13 tahun (70% - 80%), pada usia 30-40 tahun (10% -20 %) dan di atas usia pada anak 12 – 13 tahun sebanyak (5% - 10 %) (Mansjoer, 1999). Salmonella thypi adalah bakteri patogen usus halus yang dikenal sebagai penyebab penyakit typus. Salmonella thypi basil gram negative berbentuk batang yang bergerak dengan bulu getar, tidak berspora, berukuran 1,35 rm x 0,5 – 0,8 rm. Besar koloni rata-rata 2 – 4 mm (Karsinah, 1994). Penyakit yang disebabkan bakteri Salmonella dikenal dengan istilah Salmonellosis. Penyakit ini ditandai dengan berbagai gejala
2
antara lain diare, demam, kram perut, sakit kepala, muntah-muntah dan merasa mual yang berkepanjangan. Salah satu yang cukup berbahaya dan menjadi biang penyebab penyakit tipus adalah Salmonella typhi (Amaliyah, 2017). Pada penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) mempunyai aktivitas antibakteri terhadap Salmonella typhi. diteliti oleh. Gabriella M.J.Torar1, Widya Astuti2, Gayatri Citraningtyas3 (2017), dengan konsentrasi 20%, 40%, 60%, dan 80% telah memberikan aktivitas menghambat pertumbuhan bakteri uji. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul proposal “Uji Aktivitas Antibakteri Suspensi Ekstrak Biji Pepaya (Carica papaya L.) Terhadap Bakteri Salmonella typhiosa”.
1.2
Pembatasan Masalah 1.
Uji aktivitas antibakteri suspensi ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) terhadap bakteri Salmonella typhiosa dilakukan secara in vitro.
2.
Uji aktivitas antibakteri suspensi ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) terhadap bakteri Salmonella typhiosa dengan konsentrasi 20%, 30%, dan 40%.
3.
Uji evaluasi sediaan dilakukan meliputi uji pH, organoleptis, sedimentasi, homogenitas dan viskositas.
4.
Uji stabilitas sediaan menggunakan metode Cycling test pada suhu 40C dan 400C.
3
1.3
Identifikasi Masalah 1.
Mengevaluasi aktivitas sediaan suspensi ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) terhadap bakteri penyebab demam tifoid secara in vitro.
2.
Menentukan konsentrasi yang paling efektif suspensi ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) yang memiliki aktivitas sebagai Salmonella typhiosa.
3.
Mengevaluasi sediaan suspensi ekstrak biji pepaya (Carica papaya L) meliputi Uji pH, Uji Organoleptis, Sedimentasi, Homogenitas, dan Viskositas.
4.
Melakukan uji stabilitas Sediaan suspensi ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) menggunakan metode Cycling test pada suhu 40C dan 400C.
1.4
Rumusan Masalah 1.
Apakah sediaan suspensi ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) mempunyai aktivitas sebagai antibakteri penyebab demam tifoid secara in vitro ?
2.
Pada konsentrasi berapakah suspensi ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) yang mempunyai aktivitas sebagai antibakteri Salmonella tphiosa ?
3.
Apakah sediaan suspensi ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) sudah memenuhi persyaratan meliputi Uji pH, Uji Organoleptis, Sedimentasi, Homogenitas, dan Viskositas ?
4
4.
Apakah suspensi ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) stabil menggunakan uji metode Cycling test pada suhu 40C dan 400C ?
1.5
Tujuan Penelitian 1.
Untuk mengetahui aktivitas sediaan suspensi ekstrak biji pepaa (Carica papaya L.) sebagai antibakteri penyebab demam tifoid secara in vitro.
2.
Untuk mengetahui pada konsentrasi berapa suspensi ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri Salmonella typhiosa.
3.
Untuk mengetahui sediaan suspensi estrak biji pepaya (Carica papaya L.) sudah memenuhi syarat meliputi Uji pH, Uji Organoleptis, Sedimentasi, Homogenitas, dan Viskositas.
4.
Untuk mengetahui stabilitas suspensi ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) dengan menggunakan metode Cycling test pada suhu 40C dan 400C..
1.6
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini semoga bermanfaat bagi: 1.
Peneliti Manfaat dari penelitian yaitu; sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Farmasi, agar dapat meningkatkan wawasan serta ilmu pengetahuan dalam mengolah dan meracik bahan obat dari alam, menambah pengetahuan dibidang farmakologi dan farmakognosi,
5
serta memahami tentang khasiat uji aktivitas antibakteri suspensi ekstrak biji Pepaya (Carica papaya L.) terhadap bakteri Salmonella typhiosa. 2.
Masyarakat Memberikan informasi bagi masyarakat khususnya uji aktivitas antibakteri suspensi ekstrak biji Pepaya (Carica papaya L.) terhadap bakteri Salmonella typhiosa.
3.
Institusi Pendidikan Dapat menambah referensi keilmuan, dilingkungan Sekolah Tinggi Farmasi (STF) YPIB Cirebon. Hasil penelitian ini semoga dapat dikembangkan dan bisa berguna sebagai acuan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian yang lebih lanjut.
1.7
Tempat dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Tempat penelitian dilaksanakan di laboratorium Sekolah Tinggi Farmasi (STF) YPIB Cirebon. Jalan Perjuangan no. 7 Cirebon.
2.
Waktu Waktu penelitian dapat dilihat pada tabel 1.1 sebagai berikut :
6
Tabel 1.1 Rancangan Penelitian Waktu No
1.8
Rancangan kerja
1
Penyusunan proposal
2
Seminar proposal
3
Penelitian
4
Pengolahan data
5
Penyusunan skripsi
6
Sidang skripsi
Okt
Nov
Des
Jan
Feb
Mar
2018
2018
2018
2019
2019
2019
Hipotesis Ho: Suspensi ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) tidak memiliki aktivitas terhadap antibakteri Salmonella typhiosa. H1: Suspensi ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) memiliki aktivitas terhadap antibateri Salmonella typhiosa.
7