BAB I PENDAHULUAN
Fistula Vesicovaginal (VVF) adalah hubungan abnormal antara epithelium vagina dan epithelium vesica urinaria yang menyebabkan kebocoran urin melalui vagina. Penyakit ini telah ada ribuan tahun yang lalu, hal ini dibuktikan oleh Derry dari kairo yang pada tahun 1935 melakukan pemeriksaan fisik pada mumi Henhenit yang diduga seorang ratu atau seorang penari dari zaman dinasti Mentuhotep sekitar 2050 tahun sebelum masehi. 1 Di Eropa dan Amerika Utara, fistula obstetrik telah ditemukan sejak seratus tahun yang lalu dan mulai menghilang. Umumnya kasus ini merupakan efek samping dari terapi bedah dan sinar x yang dalam penatalaksanaan keganasan pada daerah pelvis. Obstetrik fistula muncul akibatkan trauma persalianan yang mengenai 50.000-100.000 wanita setiap tahun secara global sedangkan di Africa mencapai 30.000 – 130.000 kasus per tahun.5,6 Fistula bisa muncul di lokasi, jumlah, ukuran tertentu dan penyulit lainnya. Trauma pada kandung kemih saat melakukan tindakan histerektomi atau persalinan operatif section caesaria (SC) dapat menimbulkan fistula vesiko. Kebanyakan terbentuknya fistula karena melakukan diseksi tumpul yang luas pada kandung kemih saat memisahkan lapisan kandung kemih.6,8 Kebocoran urin dari fistula yang kecul dapat sembuh dengn pemasangan folley cateter, fistula yang terjadi dapat menutup spontan setalah 3 minggu pemasangan kateter untuk drainase urin. Selain itu, jika dalam kurun waktu
1
2 yang telah ditentukan fistula semakin mengecil maka harus tetap mempertahan kateter 2 -3 minggu lagi.8,10 Fistula Vesicovaginalis yang terjadi akibat perlukaan saat operasi dapat di perbaiki dengan sukses pada sekitar 75-97% kasus. Angka kegagalan sebesar 10% telah dilaporkan pada perbaikan fistula rekuren. fistula rekurendapat terjadi dalam 3 bulan setelah perbaikan fistula primer.4