Atik Cebe Bab 1 Pak Kamsi.docx

  • Uploaded by: Ayu Ade Rahmah
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Atik Cebe Bab 1 Pak Kamsi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,506
  • Pages: 17
1

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hampir semua golongan masyarakat masih cenderung memandang bahwa guru merupakan pekerjaan profesi yang tingkatannya paling rendah dibanding profesi lain. Tidak seperti halnya dokter yang dipandang oleh masyarakat sebagai pekerjaan profesi yang derajatnya paling tinggi. Rendahnya pengakuan masyarakat terhadap profesi guru disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor pertama adalah adanya pandangan sebagian masyarakat bahwa siapa pun dapat menjadi guru asalkan ia berpengetahuan. Kekurangan tenaga guru didaerah terpencil, memberikan peluang untuk mengangkat seseorang yang tidak mempunyai kewenangan profesional. Faktor kedua adalah pandangan guru itu sendiri terhadap profesinya.1 Banyak guru yang tidak menghargai profesi yang disandangnya, dan tidak berusaha untuk mengembangkan profesi tersebut. Perasaan rendah diri karena menjadi guru, penyalahgunaan profesi untuk kepuasaan dan kepentingan dirinya, ketidakmampuan guru melaksanakan tugas profesinya, komersialisasi mengajar, dan lain-lain, sering menyebabkan pudarnya wibawa guru sehingga pengakuan profesi guru semakin merosot.2 Itulah sebabnya pengakuan dan usaha menegakkan profesi guru harus dimulai dari guru itu sendiri. 3

1

Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspek,(Jakarta: Rajawali Perss 2019), hlm.120 2 Ratna Surempet, Cara Bohong Ynag Jitu, ( Bandung : PT Garauda Ompong 2018), hlm.10 3 Harun Nasution, Islam Ditinjau Dari Berbagai Aspek, hlm. 11

2

Usaha yang dapat dilakukan harus dimulai dari pengakuan secara sadar akan makna profesi, menghargai dan mencintai tugas profesinya, serta berusaha untuk mengembangkan profesi yang disandangnya. Di lain pihak, dapat dikatakan bahwa guru merupakan faktor penentu keberhasilan pendidikan, sebab guru memegang peranan utama dalam proses mengajar belajar yang merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan. Proses mengajar belajar merupakan proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal-balik yang berlangsung secara edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus. Pekerjaan ini tidak dapat dilakukan tanpa memiliki keahlian sebagai guru. Untuk menjadi guru, diperlukan syarat-syarat khusus dan kompetensi tertentu, apalagi sebagai guru yang profesional, ia harus menguasai selukbeluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya. Ilmu pengetahuan tersebut perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan prajabatan.

A.

Rumusan Masalah 1. Menjelaskan konsep tentang konsep profesi pendidik? 2. Menjelaskan kode etik pendidik? 3. Menjelaskan tentang pengembangan dan organisasi profesi? 4. Menjelaskan tentang penyelenggaraan pendidikan? 5. Menjelaskan tentang dampak konsep pendidikan –profesi pendidik?

3

B.

Tujuan 1.

Dapat mengetahui konsep profesi pendidik

2.

Dapat mengetahui kode etik pendidik

3.

Dapat mengetahui pengembangan dan organisasi profesi

4.

Dapat mengetahui penyelenggaraan pendidikan

5.

Dapat mengetahui tentang dampak konsep pendidikan –profesi pendidik

4

BAB II PEMBAHASAN

A.

Konsep profesi pendidik 1.

Profesi Profesi berasal dari bahasa latin proffesio yang mempuyai dua pengertian, yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Dalam arti sempit, profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik. Arti lebih luas dari profesi adalah kegiatan apa saja dan siapa saja untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan keahlian tertentu.4 Jadi yang dimaksud dengan profesi adalah suatu jenis pekerjaan yang bukan dilakukan dengan mengandalkan kekuatan fisik, menuntut pendidikan yang tinggi bagi orang-orang yang memasukinya, serta mendapat pengakuan dari orang lain. Beberapa ciri-ciri pokok pofesi, yaitu pertama, pekerjaan mempuyai dan signifikasi sosial karena diperlukan pengabdian kepada masyarakat. Kedua, profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh lewat pendidikan dan latihan yang lama dan intensif serta dilakukan dalam lembaga tertentu yang secara sosial dapat dipertanggungjawabkan (accountable). Ketiga, profesi diduduki oleh suatu disiplin ilmu (a systematic body of knowledge ), bukan sekedar serpihan atau hanya common

4

Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,2016), hlm. 45

5

sense. Keempat, ada kode etik yang menjadi pedoman prilaku anggotanya beserta sanksi yang jelas dan tegas terhadap pelanggar kode etik. Kelima, sebagai konsekuensi dari layanan yang diberikan kepada masyarakat, anggota profesi secara perorangan atau kelompok imbalan finansial atau materiil.

                  Terjemahannya: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”(QR.Al-Isra:36)5

2.

Profesional Menurut UU No. 14/2005 pasal 1 ayat 4, profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan, yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.6 Tujuh tahapan menuju status profesional, antara lain: a. Penentuan spesialisasi bidang pekerjaan

5 6

Ibid., hlm. 50

6

b. Penentuan tenaga ahli yang memenuhi persyaratan c. Penentuan pedoman kerja sebagai landasan kerja d. Penigkatan kreatifitas kerja sebagai usaha untuk menciptakan sesuatu yang lebih baik. e. Penentuan tanggung jawab kerja f. Pembentukan organisasi keerja untuk mengatur tenaga kerja g. Memberikan pelayanan yang ketat dan penilaian dari masyarakat pengguna jasa proofesi. 3.

Profesionalisme Profesionalisme berasal dari istilah professional yang dasar katanya adalah profession (profesi). Profesionalisme adalah suatu tingkah laku, suatu tujuan, rangkaian kualitas yang menandai atau melukiskan coraknya suatu profesi.7

4.

Profesionalisasi Profesionalisasi adalah proses memfasilitasi seseorang menjadi profesional melalui berbagi latar pendidikan proses pendidikan dan latihan ini biasanya memerlukan waktu yang lama, intensif dan diselengarakan oleh suatu lembaga profesi. Profesionalisasi merupakan proses peningkatan kualifikasi atau kemampuan para anggota penyandang suatu profesi untuk mencapai kriteria standar ideal dari penampilan atau perbuatan yang diinginkan oleh profesinya itu. Profesionalisasi mengandung makna dua

7

Ibid., hlm. 51

7

dimensi uatama, yaitu peningkatan status, peningkatan kompetensi, dan keterampilan praktis.8

B.

Kode Etik Pendidik 1.

Pengertian kode etik pendidik Kode etik adalah norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesinya dan dalam hidupnya dimasyarakat, yang berisi tentang petunjukpetunjuk yang harus dilaksanakan dan larangan-larangan yang tidak boleh dilaksanakan. Kode etik dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan sesuatu kegiatan atau pekerjaan.

2.

Tujuan kode etik a. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi. b. Untuk menjaga dan memlihara kesejahteraan para anggotanya. c. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi. d. untukmeningkatkan mutu profesi. e. untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.

3.

Fungsi kode etik a. Memberikan pedoman pada setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. b. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan. c. Mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi.

8

Ibid., hlm. 52

8

4.

Kode etik pendidik a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila. b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional. c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan. d. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menjujung berhasilnya proses belajar mengajar. e. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan. f. Guru secara pribadi

dan bersama-sama mengembangkan dan

meningkatkan mutu dan martabat profesinya. g. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekluargaan dan kesetiakawanan sosial. h. Guru secara bersama-sama memelihara mutu organisasi-organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. i. Guru memelihara segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.9

9

https://id.pdfcoke.com/doc/117744129/makalah-kode-etik-guru (02 desember 2017) jam

21:10

9

َ ‫اس تَأ ْ ُم ُر‬ ‫وف َوت َ ْن َه ْو َن ع َِن‬ ِ ‫ون ِبا ْل َم ْع ُر‬ ِ َّ‫ُك ْنت ُ ْم َخ ْي َر أ ُ َّم ٍة أ ُ ْخ ِر َجتْ ِللن‬ َ ‫ب لَك‬ َ ُ‫ا ْل ُم ْنك َِر َوت ُ ْؤ ِمن‬ ‫َان َخ ْي ًرا َل ُه ْم ِم ْن ُه ُم‬ َّ ِ‫ون ب‬ ِ ‫اَّللِ َولَ ْو آ َم َن أَ ْه ُل ا ْل ِكتَا‬ َ ُ‫سق‬ َ ُ‫ا ْل ُم ْؤ ِمن‬ )١١٠( ‫ون‬ ِ ‫ون َوأ َ ْكث َ ُر ُه ُم ا ْلفَا‬ “Kamu adalah umat yang terbaik yang ditampilkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh berbuat yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”(QR.AlImran:110) C.

Pengembangan dan organisasi profesi 1.

Pengembangan profesi Pengembangan profesi adalah setiap kegiatan yang dimaksudkan untuk meningkatkan profesi mengajar dan mendidik. a. Macam kegiatan pengembangan guru 1) Mengadakan penelitian dibidang penelitian 2) Menemukan teknologi tepat guna dibidang pendidikan 3) Membuat alat pelajaran/peraga atau bimbingan 4) Mengikuti pengembangan kurikulum b. Tujuan pengembangan profesi kependidikan Pengembangan guru melalui pembinaan guru adalah untuk memperbaiki proses belajar mengajar yang didalamnya melibatkan guru dan siswa, melalui serangkaian tindakan, bimbingan dan arahan.10

10

www.sarjanaku.com/2010/11/pengembangan-profesi-kegunaan.html 2017) jam 08:55

(29

november

10

2.

Pengorganisasian profesi a. Konsep dasar organisasi Organisasi adalah wadah berkumpulnya sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama ekmudian mengorganisasikan diri dengan bekerja sama-sama dan merealisasikan tujuannya. 1) Hakikat organisasi Ciri-ciri atau sifat-sifat a) Memiliki tujuan yang jelas b) Tiap anggota dapat memahami dan menerima tujuan tersebut c) Adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan tindak dan kesatuan pikiran d) Adanya kesatuan perintah (unity of command) e) Adanya keseimbangan anggota antara wewenang dan tanggung jawab masing-masing anggota. f) Adanya pembagian tugas atau pekerjaa yang sesui dengan kemampuan dan keahlian sehinga dapat menimbulkan kerja sama yang harmonis dan kooperatif g) Pola organisasi hendaknya relatif permanen dan struktur organisasi disusun

sesederhana

mungkin, sesuai

dengan kebutuhan,

koordinasi, pengawasan, dan pengendalian. 2) Hakikat organisasi profesi guru Organisasi profesi guru adalah perkumpulan yang berbadan hukum yang didirikan dan diurus oleh guru untuk mengembangkan profesionalitas. Organisasi profesi ini berfungsi untuk memajukan

11

profesi, meningkatkan kompetensi, karier, wawasan kependidikan, perlindungan profesi,, kesejahteraan dan pengabdian kepada masyarakat.11 b. Struktur organisasi dalam pendidikan Berdasarkan

struktur

dan

kedudukannya,

organisasi

profesi

kependidikan terbagi atas tiga kelompok berikut: 1) Organisasi profesi kependidikan yang bersifat lokal (kedaerahan dan kewilayahan), misalnya Serawak Teachers’union di malaysia. 2) Organisasi profesi kependidikan yang bersifat nasional seperti persatuan Guru Republik Indoneesia (PGRI) 3) Organisasi profesi kependidikan yang bersifat internasional seperti United Nations Educational, Scientific, And Culture Organization (UNESCO).12

D.

Penyelenggaraan pendidikan 1.

Pendidikan formal Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, pendidikan formal didefinisikan sebagai berikut “pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi”.13 Pendidikan formal memiliki beberapa ciri a.

11

Merupakan sistem persekolahan

ibid Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesional, hlm. 307 13 Suprijanto,Pendidikan Orang Dewasa Dari Teori Hingga Aplikasi ( cet IV; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012),hal. 5-6. 12

12

2.

b.

Berstruktur

c.

Berjenjang

d.

Penyelenggaraannya disengaja.

Pendidikan in formal Pendidikan informal menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah jalur pendidikan kelurga dan lingkungan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Adapun

ciri-ciri

pendidikan

informal

sama

sekali

tidak

terorganisasi, tidak berjenjang kronologis, tidak ada ijazah, tidak diadakan

dengan

maksud

menyelenggarakan

pendidikan,

lebih

merupakan hasil pengalaman belajar individual-mandiri. Contoh: pendidikan sebagai akibat dari fungsi keluarga, media massa, acara keagamaan, pertunjukan seni, hiburan, kampanye, partisipasi dalam organisasi, dan lain-lain. 3.

Pendidikan non formal Pendidikan nonformal dapat didefinisikan sebagai jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003). Menurut Philip H.Coombs berpendapat bahwa pendidikan non formal adalah setiap kegiatan pendidikan yang terorganisir yang diselenggarakan diluar system formal, baik tersendiri maupun merupakan bagian dari suatu kegiatan yang luas, yang dimaksudkan untuk memberikan layanan kepada sasaran didik tertentu dalam mencapai tujuan-tujuan belajar.

13

Menurut Soelaman Joesoef, pendidikan non formal adalah setiap kesempatan dimana terdapat komunikasi yang terarah di luar sekolah dan seseorang memperoleh informasi, pengetahuan, latihan maupun bimbingan sesuai dengan tingkat usia dan kebutuhan hidup, dengan jutuan mengembangkan tingkat keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang memungkinkan baginya menjadi peserta-peserta yang efesien dan efektif dalam lingkungan keluarga, pekerjaan bahkan lingkungan masyarakat dan negaranya.14 Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan non formal adalah pendidikan kegiatan belajar mengajar yang diadakan di luar sekolah untuk memenuhi kebutuhan pendidikan peserta didik tertentu

untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, latihan, dan

bimbingan sehingga mampu bermanfaat bagi keluarga, masyarakat, dan negara. 15 Ciri pendidikan non formal a.

Merupakan pendidikan luar sistem persekolahan

b.

Jarang berjenjang

c.

Tidak ketat ketentuan-ketentuannya. Persamaan formal –in formal- non formal 1) Persamaan antara pendidikan formal, nonformal, dan informal adalah

14

Soelaman Joesoef, Konsep Dasar Pendidikan non formal, (Jakarta: Bumi Aksara. 1992) hal 50. 15 http://digilib.uinsby.ac.id/827/5/Bab%202.pdf (02 desember2017) jam 22:08

14

2) Sama-sama

menekankan

pentingnya

kemampuan

dan

kegemaran membaca dan menulis, kecakapan berhitung serta kemampuan berkomunikasi. 3) Kelompok

mata

dilaksanakan

pelajaran

melalui

kewarganegaraan,

agama

muatan

kepribadian

dan ilmu

dan

akhlak

kegiatan

mulia agama,

pengetahuan,

dan

teknologi, estetika, jasmani, olahraga dan kesehatan. 4) Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak pindah ke program pendidikan pada jalur dan saan pendidikan lain yang setara.

E.

Dampak konsep pendidikan Pada bab sebelumnya sudah dijelaskan beberapa konsep pendidikan bab ini hanya menelah pendidikan yang diterapkan di indonesia, yakni berdasarkan kurikulum yang ada dengan beragam model pendekatan Umumnya perubahan kurikulum pendidikan diindonesia adalah setiap sepuluh tahun sekali hal ini telah terpraktik sejak masa pemerintahan soeharto sebagai presiden. Namun belakangan ini perubahan sistem pendidikan nasional sebagai sebuah standar dalam pendidikan secara universal (nasional), telah dilakukan setiap pergantian menteri pendidikan. Karenanya, pergantian kurikulum dari KBK menuju KTSP berlaku hanya

15

dalam rentang waktu tiga tahun setengah disini terkesan ada ego pribadi terhadap setiap menteri yang menjabat. Kemungkinan “takut” menggunakan metode yang sudah dilakukan oleh menteri pendidikan sebagai sebuah ketidak adaan konsep yang baru, oleh orang yang menjabat sebagai menteri pendidikan berikutnya, memberikan atau memutuskan harus ada kurikulum pendidikan yang baru tanpa disadari bahwa perubahan konsep pendidikan (kurikulum) sebentar-sebentar telah mengacaukan dunia pendidikan secara nasional. Karena itu, bagaimanakah dalam praktik dilapangan kurikulum dengan beragam modal pendekatan pembelajarannya.

BAB III PENUTUP

A.

Kesimpulan Profesi berasal dari bahasa latin proffesio yang mempuyai dua pengertian, yaitu janji/ikrar dan pekerjaan. Dalam arti sempit, profesi berarti kegiatan yang dijalankan berdasarkan keahlian tertentu dan sekaligus dituntut daripadanya pelaksanaan norma-norma sosial dengan baik. Arti lebih luas dari profesi adalah kegiatan apa saja dan siapa saja untuk memperoleh nafkah yang dilakukan dengan keahlian tertentu.

16

Menurut UU No. 14/2005 pasal 1 ayat 4, profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan, yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Profesionalisasi adalah proses memfasilitasi seseorang menjadi profesional melalui berbagi latar pendidikan proses pendidikan dan latihan ini biasanya memerlukan waktu yang lama, intensif dan diselengarakan oleh suatu lembaga profesi. Kode etik adalah norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota profesinya dan dalam hidupnya dimasyarakat, yang berisi tentang petunjukpetunjuk yang harus dilaksanakan dan larangan-larangan yang tidak boleh dilaksanakan. Kode etik dapat diartikan pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam melakukan sesuatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik pendidik a.

Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila.

b.

Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.

c.

Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.

d.

Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menjujung berhasilnya proses belajar mengajar.

e.

Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.

17

f.

Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya.

g.

Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekluargaan dan kesetiakawanan sosial.

h.

Guru secara bersama-sama memelihara mutu organisasi-organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian.

i.

Guru memelihara segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan

B.

Saran 1.

Hanya dengan cara dan metode tertentu pengetahuan dapat diperoleh

2.

Ilmu pengetahuan yang diperoleh tidak berguna bila tidak dibagi atau diberikan kepada orang lain

3.

Ilmu pengetahuan yang ada harus dimanfaatkan

4.

Sebagai pembaca yang budiman kami meminta saran dan kritikkannya agar makalah kami berikutnya dapat bermanfaat

Related Documents

Cebe Guadalupe
December 2019 13
Bab 1 Pak Luqman Fix.docx
August 2019 12
Bab 1 Tgs Pak Zul.docx
December 2019 19
Bab Vi Pak Adjib.docx
December 2019 22
Bab I Pak Ozi.docx
November 2019 18

More Documents from "rauzatul maiza"