Yoel Dwi Putra G 16/395225/TK/44517
ATHEIS Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Atheis adalah orang yang tidak percaya akan adanya Tuhan. Para filsuf seperti Ludwig Feuerbach dan Sigmund Freud berargumen bahwa Tuhan dan kepercayaan keagamaan lainnya hanyalah ciptaan manusia, yang diciptakan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan psikologis serta kebutuhan emosi manusia saja, tak lebih. Terdapat premis yang cukup dikenal dalam atheis yaitu “Epicurus and Problems of Evil” 1. Kalau Tuhan sanggup tetapi tidak mau menghilangkan penderitaan manusia, maka dia jahat. 2. Kalau Tuhan mau tetapi tidak sanggup menghilangkan penderitaan, maka dia tak maha kuasa. 3. Kalau Tuhan sanggup dan mau menghilangkan penderitaan, maka penderitaan tidak seharusnya ada. 4. Kalau Tuhan tidak mau dan tidak sanggup menghilangkan penderitaan, kenapa disebut Tuhan? Pemahaman ini tentu bertentangan dengan ilmu agama kristen. Namun sebelum melanjutkan tanggapan terhadap pemahaman atheis, kita harus memahami bahwa ilmu dan sains adalah dasar pemikiran yang kuat bagi atheis, sehingga dalam menanggapi segala pemahaman kamu atheis, tidaklah relevan jika hanya menggunakan kutipan alkitab melainkan disertai oleh ilmu dan logika sehingga akan mudah dimengerti dan diterima oleh para kamu atheis. Ada tertulis pada Yohanes 14:20 Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. 14:21 Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya. Ada percakapan antara tukang pemotong rambut dan pelanggannya. Pelanggan bertanya “aku tidak percaya Tuhan. Kalau dia ada, kenapa masih ada orang yang menderita di dunia ini, tidakkah dia merasa kasihan? Atau tidakkah dia sanggup untuk menolong mereka?”, kemudian tukang pemotong rambut berkata, “kenapa masih ada orang yang berambut panjang dan gondrong diluar sana?” lalu pelanggan menjawab, “ya karena mereka yang tidak mau datang kesini untuk memotong rambutnya” dan langsung saja tukang potong rambut menjawab “begitu juga dengan Tuhan. Kenapa masih ada penderitaan? Kemiskinan? Kekacauan? Teroris? Ya karena ketiadaan Tuhan dalam hati nya? Tuhan tidak kemana mana. Dia selalu setia dan sukarela untuk menyambut anakNya. Tapi kemana manusia? Pun mereka datang hanya meminta, tidak menaati aturannya, tidak saling mengasihi, hanya sibuk meminta untuk kenikmataanya” Dapat kita simpulkan bahwa ketiadaan Tuhan dalam hati, adalah penyebab dari segala kekacauan yang ada. Kesetiaan, penyembahan, kasih sayang yang tidak ada dihati manusia tentu membawa mereka pada kesusahan. Dan tidak lah pantas menyalahkan Tuhan dalam hal itu.
Hal lain yang menjadi problema dan ternyata menjadi bukti bahwa dewasa banyak anak muda yang tidak menjalankan ibadahnya dan kemudian berujung pada atheis adalah karena ilmu sains dan juga presepsi bahwa agama itu adalah konsep yang salah. Sains modern banyak sekali menyatakan teori asal usul dunia, contoh nya teori asal usul terbentuknya bumi yang dinyatakan oleh Stephen Hawking dalam bukunya yang berjudul “The Thery of Everything”. Hal ini menjadi salah satu andalan bagi para kaum atheis untuk menjelaskan ketiadaan Tuhan. Namun kita harus berpikir mundur akan semua fenomena alam yang dijelaskan dalam buku tersebut. Jika memang seluruh fenomena alam yang hanya berkontribusi dalam penciptaan bumi ini, maka apakah logis bahwa bumi yang se-kompleks dan se-indah ini hanya karena persitiwa tumbukan partikel galaksi? Tentu ada yang berkehendak dan mengaturnya. Tuhan lah yang mengatur sehingga dapat membentuk segala keteraturan yang ada pada dunia ini. Seperti orbit, proses lahirnya manusia, kompleksitas DNA, struktur Otak manusiam, dan keterikatan antara mahkluk hidup di dunia ini. Dalam alkitab ada tertulis bahwa, Mazmur 33:9 Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada. Yohanes 1:3 Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. Ibrani 11:3 Karena iman kita mengerti, bahwa alam semesta telah dijadikan oleh firman Allah, sehingga apa yang kita lihat telah terjadi dari apa yang tidak dapat kita lihat. Hal lain yang menjadi alasan terpopuler mengapa para pemuda saat ini banyak yang meninggalkan agama adalah karena agama dipandanga hanya sebagai pemecah bela. Amerika adalah negara yang penduduknya banyak menganut konsep atheis terlihat lebih maju dibandingkan negara yang selalu saja berkutat pada hal agama. Jika memang Tuhan ada, bukankah seharusnya negara yang menjunjung tinggi agama, seperti Indonesia, menjadi negara yang sangat diberkati? Mengapa selalu ribut dengan hal agama? Mengapa ada teroris yang mengatasnamakan agama? Manusia seharusnya tidak perlu beragama, jikalau memang ada satu Tuhan mengapa ada agama? Hampir seluruh agama menyepakati itu bahwa Tuhan itu Esa. Berarti agama hanya pemecah. Hal ini lah yang menjadi senjata bagi mereka para kaum atheis untuk mempertahankan pemahamannya. Agama hanya buatan manusia yang sekarang digunakan untuk membentengi kepintingan kelompok tertentu, tujuan politik, dan akhirnya memperdayakan orang lain. Dalam hal ini sebagai orang kristen kita tentu mengerti bahwa mengenal Tuhan adalah hal yang penting, Agama kristen mengandung perintah yang pernah Tuhan ajarkan, tentu penting adanya wadah (agama) untuk menghimpun semua itu dan kemudian menjadi sumber pembelajaran untuk dijadikan dasar hidup orang orang percaya. Tuhan Yesus menjamin adanya kesalamatan. Perbedaan seperti ini yang menjadikan motivasi hidup sekaligus pembeda bahwa sebagai orang percaya hidup ini tidak bisa semerta-merta begitu saja mengabaikan ajaran agama khususnya agama kristen.
Hal menarik yang menjadi penutup untuk menentang konsep atheis dapat mengandalkan teori dari seorang filsuf Prancis, Blaise Pascal. Teori itu bernama 'Taruhan Pascal' atau Pascal's Wager. 1. Hidup percaya kepada Tuhan Jika BENAR (ada Tuhan) maka kita akan masuk surga jika SALAH (tidak ada Tuhan) maka tidak ada ruginya 2. Hidup seorang Atheis jika BENAR (tidak ada Tuhan) maka tidak ada untung dan rugi jika SALAH (ada Tuhan) maka akan masuk neraka Jadi lebih baik manusia percaya kepada Tuhan