Atap Alis

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Atap Alis as PDF for free.

More details

  • Words: 372
  • Pages: 2
Gelar Karya “Hari Bumi” Komunitas Atap Alis Foto & Teks: Cin Pratipa Hapsarin

Komunitas Atap Alis kembali menggelar Pameran Foto Jalanan, “Dari Perekam Untuk Nusantara”. Pameran yang diselenggarakan untuk memperingati Hari Bumi yang jatuh pada tanggal 22 April itu mengambil lokasi di tembok trotoar Stasiun Cikini, Jakarta. ”Perspektif Manusia dengan Lingkungan” adalah tajuk yang coba diusung komunitas tersebut. Selain melibatkan teman-teman di komunitas ’jalanan’ seperti Refi Mascot, Denis dan Santo Klingon, pameran ini juga melibatkan beberapa fotografer nasional seperti Hadi Purnomo, Ray Bachtiar, Don Hasman dan Didit D Subagio. Dalam acara yang berlangsung selama sepekan itu (22-27 April 2009) diselenggarakan pula diskusi ’ngegosipin isi bumi’ bersama Masyarakat Adat Nusantara dan Para Petani Tanpa Cangkul dan Ladang. Selain itu, memanfaatkan hari Pinhoe Sedunia yang jatuh pada 26 April 2009 komunitas ini menggelar aksi motret serentak memakai kamera lubang jarum bersama Ray Bachtiar. Tak kurang meriah, acara juga diramaikan dengan workshop desain cukil serta atraksi spontan musik jalanan tiap harinya. ‘Aksi jalanan’ yang diselenggarakan komunitas ini adalah aksi kesekian. Sebelumnya komunitas ini memamerkan poster hasil cetak cukil kayu dan sablon di kitaran kawasan Menteng untuk menyuarakan problem demokrasi Indonesia. “Buanglah Sampah Capres Pada Tempatnya”, “Parade Obral Janji. Dapat Kursi, Lupa Janji”, adalah sedikit dari karya yang mereka buat. Apa yang dibuat Atap Alis tidak berbeda jauh dengan apa yang dikerjakan Komunitas Taring Padi, Yogyakarta. Mengamati perkembangan komunitaskomunitas ini, beberapa pengamat senirupa mengatakan jika fenomena ini telah

mengembalikan fungsi seni sebagai media pencerahan bagi masyarakat melalui jalur pendidikan politik dan tidak semata mengabdi pada kepentingan galeri atau pasar. Seni kembali mengabdi kepada rakyat; dan rasa-rasanya ini adalah sebuah ’isme’ yang tingkat kebenarannya hanya akan dapat dijawab oleh waktu.

Banyak pejalan kaki yang kebetulan lewat di trotoar Stasiun Cikini sejenak menghentikan langkah untuk menikmati foto-foto yang ada. Mereka tampak antusias mengamati kekayaan alam maupun keragaman suku di Indonesia yang dihadirkan dalam pameran tersebut.

”Satu Karya Loe Bikin Pinter Anak Bangsa” Sebuah poster dengan ajakan untuk berkarya bagi sesama terpampang di trotoar Stasiun Cikini.

Santo Klingon, salah satu penggiat Komunitas Atap Alis tengah mengamati foto-foto yang ada, setelah sebelumnya ia menjelaskan beberapa proses kreatif yang melarbelakangi lahirnya komunitas ini. Di sampingnya, sebuah poster berisi doa bagi Jakarta tergeletak, menanti agar ia tak sekedar menjadi doa tanpa upaya.

Related Documents

Atap Alis
May 2020 13
Alis
April 2020 19
Alis & Razvan
May 2020 19
Alis Aff
May 2020 17
Atap Bangunan.docx
December 2019 18
Alis-11y12
November 2019 11