Askep Zainul

  • Uploaded by: norman mahendra
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Askep Zainul as PDF for free.

More details

  • Words: 2,809
  • Pages: 17
TUGAS KULIAH KDM II

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN CA BULI BULI

Oleh : ZAINUL ARIFIN Dosen Pembimbing Wartiningsih, S.Kep Ns

STIKES PEMKAB JOMBANG PRODI S-1 ( ANJANG ) KEPERAWATAN TAHUN 2009

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KARSINOMA BULI-BULI A. TINJAUAN TEORI PENGERTIAN Tumor buli-buli adalah tumor yang didapatkan dalam buli-buli. INSIDEN Yang paling sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan adalah Buli-buli. Kanker Buli-buli terjadi tiga kali lebih banyak pada pria dibandingkan pada wanita, dan tumortumor multipel juga lebih sering, kira-kira 25% klien mempunyai lebih dari satu lesi pada satu kali dibuat diagnosa. KLASIFIKASI Staging dan klasifikasi Klasifikasi DUKE-MASINA, JEWTT dengan modifikasi STRONG-MARSHAL untuk menentukan operasi atau observasi : T = pembesaran local tumor primer, ditentukan melalui : Pemeriksaan klinis, uroghrafy, cystoscopy, pemeriksaan bimanual di bawah anestesi umum dan biopsy atau transurethral reseksi. Tis = carcinoma insitu (pre invasive Ca) Tx = cara pemeriksaan untuk menetapkan penyebaran tumor, tak dapat dilakukan To = tanda-tanda tumor primer tidak ada T1. pada pemeriksaan bimanual didapatkan masa yang bergerak T2 = pada pemeriksaan bimanual ada indurasi daripada dinding buli-buli. T3 = pada pemeriksaan bimanual indurasi atau masa nodular yang bergerak bebeas dapat diraba di buli-buli. T3a = invasi otot yang lebih dalam T3b= perluasan lewat dinding buli-buli T4 = Tumor sudah melewati struktur sebelahnya T4a= tumor mengadakan invasi ke dalam prostate, uterus vagina T4b= tumor sudah melekat pada dinding pelvis atau infiltrasi ke dalam abdomen. N = Pembesaran secara klinis untuk pemebesaran kelenjar limfe

pemeriksaan kinis, lympgraphy, urography, operative Nx = minimal yang ditetapkan kel. Lymfe regional tidak dapat ditemukan No = tanpa tanda-tanda pemebsaran kelenjar lymfe regional N1 = pemebsaran tunggal kelenjar lymfe regional yang homolateral N2 = pembesaran kontralateral atau bilateral atau kelenjar lymfe regional yang multiple N3 = masa yang melekat pada dinding pelvis dengan rongga yang bebeas antaranya dan tumor N4 = pemebesaran lkelenjar lymfe juxta regional M = metastase jauh termasuk pemebesaran kelenjar limfe yang jauh Pemeriksaan klinis , thorax foto, dan test biokimia Mx = kebutuhan cara pemeriksaan minimal untuk menetapkan adanya metastase jauh, tak dapat dilaksanakan M1 = adanya metastase jauh M1a= adanya metastase yang tersembunyi pada test-test biokimia M1b= metastase tunggal dalam satu organ yang tunggal M1c= metastase multiple dalam satu terdapat organ yang multiple M1d= metastase dalam organ yang multiple type dan lokasi Type tumor didasarkan pada type selnya, tingkat anaplasia dan invasi. efidermoid Ca, kira-kira 5% neoplasma buli-buli –squamosa cell., anaplastik, invasi yang dalam dan cepat metastasenya. Adeno Ca, sangat jarang dan sering muncul pada bekas urachus Rhabdomyo sarcoma, sering terjadi pada anak-anak laki-laki (adolescent), infiltasi, metastase cepat dan biasanya fatal Primary

Malignant

lymphoma,

neurofibroma

dan

pheochromacytoma,

dapat

menimbulkan serangan hipertensi selama kencing Ca dari pada kulit, melanoma, lambung, paru dan mamma mungkin mengadakan metastase ke buli-buli, invasi ke buli-buli oleh endometriosis dapat terjadi. GEJALA KLINIS Kencing campur dara yang intermitten Merasa panas waktu kencing Merasa ingin kencing Sering kencing terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sukar kencing

Nyeri suprapubik yang konstan Panas badan dan merasa lemah Nyeri pinggang karena tekanan saraf Nyeri pda satu sisi karena hydronephrosis PATOFISOILOGI Ca Buli-Buli Ulserasi

Metastase

Oklusi ureter/pelvic renal

Invasi pada bladder

Refluks

Infeksi sekunder : panas waktu kencing

Hydronephrosis

merasa panas dan tubuh Retensio urine :

nyeri suprapubic

lemah

nyeri pinggang

- sulit/sukar kenicing

kencing campur darah Ginjal membesar

Penatalaksanaan

Operasi

Radiology

Chemotherapy

Kecemasan

Defifsit ekonomi

Tidak adequatnya terapi

Takut

Tidak adequatnya terapi

Efek

Kurang pengetahuan

samping

chemotherapy panas tubuh dan lemah nafsu makan menurun intoleransi aktivitas depresi konsep diri

PENATALAKSANAAN a. Pemeriksaan penunjang Laboratorium Hb menurun oleh karena kehilangan darah, infeksi, uremia, gros atau micros hematuria Lukositosis bila terjadi infeksi sekunder dan terdapat pus dan bakteri dalam urine RFT normal Lymphopenia (N = 1490-2930) Radiology excretory urogram biasanya normal, tapi mungkin dapat menunjukkan tumornya. Retrograde cystogram dapat menunjukkan tumor Fractionated cystogram adanya invasi tomor dalam dinding buli-buli Angography untuk mengetahui adanya metastase lewat pembuluh lymphe Cystocopy dan biopsy cystoscopy hamper selalu menghasilkan tumor Biopasi dari pada lesi selalu dikerjakan secara rutin. cystologi Pengecatan sieman/papanicelaou pada sediment urine terdapat transionil cel daripada tumor b. Terapi Operasi reseksi tranurethral untuk single/multiple papiloma Dilakukan pada stage 0,A,B1 dan grade I-II-low grade Total cystotomy dengan pegangkatan kel. Prostate dan urinary diversion untuk : transurethral cel tumor pada grade 2 atau lebih aquamosa cal Ca pada stage B-C Radioterapy Diberikan pada tumor yang radiosensitive seperti undifferentiated pada grade III-IV dan stage B2-C. RAdiasi diberikan sebelum operasi selama 3-4 minggu, dosis 3000-4000 Rads. Penderita dievaluasi selam 2-4 minggu dengan iinterval cystoscopy, foto thoraks dan IVP, kemudian 6 minggu setelah radiasi direncanakan operasi. Post operasi radiasi tambahan 2000-3000 Rads selam 2-3 minggu.

Chemoterapi Obat-obat anti kanker : citral, 5 fluoro urasil topical chemotherapy yaitu Thic-TEPA,

Chemotherapy merupakan paliatif. 5-

Fluorouracil (5-FU) dan doxorubicin (adriamycin) merupakan bahan yang paling sering dipakai. Thiotepa dapat diamsukkan ke dalam Buli-buli sebagai pengobatan topikal. Klien dibiarkan menderita dehidrasi 8 sampai 12 jam sebelum pengobatan dengan theotipa dan obat diabiarkan dalam Buli-buli selama dua jam. PROGNOSIS Penemuan dan pemeriksaan dini, prognosisnya baik, tetapi bila sudah lama dan adanya metastesi ke organ lebih dalam dan lainnya prognosisnya jelek. KOMPLIKASI Infeksi sekunder bil atumor mengalami ulserasi Retensi urine bil atumor mengadakan invasi ke bladder neck Hydronephrosis oleh karena ureter menglami oklusi B. KONSEP KEPERAWATAN Pengkajian 1. Identitas Yang paling sering dijangkiti kanker dari alat perkemihan adalah Buli-buli. Kanker Buli-buli terjadi tiga kali lebih banyak pada pria dibandingkan pada wanita, dan tumor-tumor multipel juga lebih sering, kira-kira 25% klien mempunyai lebih dari satu lesi pada satu kali dibuat diagnosa. 2. Riwayat keperawatan Keluhan penderita yang utama adalah mengeluh kencing darah yang intermitten, merasa panas waktu kening. Merasa ingin kencing, sering kencing terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sukar kencing, nyeri suprapubik yang konstan, panas badan dan merasa lemah, nyeri pinggang karena tekanan saraf, dan nyeri pada satu sisi karena hydronephrosis 3. Pemeriksaan fisik dan klinis Inspeksi , tampak warna kencing campur darah, pemebesaran suprapubic bil atumor sudah bear.

Palpasi, teraba tumor 9masa) suprapubic, pmeriksaan bimaual teraba tumpr pada dasar buli-buli dengan bantuan general anestesi baik waktu VT atau RT. Perencanaan Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker), perubahan kesehatan, sosio ekonomi, peran dan fungsi, bentuk interaksi, persiapan kematian, pemisahan dengan keluarga ditandai dengan peningkatan tegangan, kelelahan, mengekspresikan kecanggungan peran, perasaan tergantung, tidak adekuat kemampuan menolong diri, stimulasi simpatetik. Tujuan : Klien dapat mengurangi rasa cemasnya Rileks dan dapat melihat dirinya secara obyektif. Menunjukkan koping yang efektif serta mampu berpartisipasi dalam pengobatan. INTERVENSI Tentukan pengalaman

RASIONAL klien Data-data mengenai pengalaman klien

sebelumnya terhadap penyakit yang sebelumnya akan memberikan dasar untuk dideritanya.

penyuluhan

dan

menghindari

adanya

duplikasi. Pemberian Berikan informasi tentang prognosis klien secara akurat.

informasi dapat membantu

dalam

memahami

proses

penyakitnya.

Beri kesempatan pada klien untuk Dapat menurunkan kecemasan klien. mengekspresikan rasa marah, takut, konfrontasi. Beri informasi dengan emosi wajar dan ekspresi yang sesuai.

Membantu

klien

dalam

memahami

Jelaskan pengobatan, tujuan dan efek kebutuhan untuk pengobatan dan efek samping.

Bantu

mempersiapkan

diri

pengobatan.

klien sampingnya. dalam Mengetahui dan menggali pola koping

Catat koping yang tidak efektif klien seperti

kurang

interaksi

ketidak berdayaan dll.

serta

mengatasinya/memberikan

sosial, solusi dalam upaya meningkatkan kekuatan dalam mengatasi kecemasan. Agar klien memperoleh dukungan dari

Anjurkan

untuk

mengembangkan orang yang terdekat/keluarga.

interaksi dengan support system.

Memberikan kesempatan pada klien untuk

Berikan lingkungan yang tenang dan berpikir/merenung/istirahat. nyaman.

Klien mendapatkan kepercayaan diri dan

Pertahankan kontak dengan klien, keyakinan bahwa dia benar-benar ditolong. bicara dan sentuhlah dengan wajar.

Nyeri (akut) berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping therapi kanker ditandai dengan klien mngatakan nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri, kelemahan. Tujuan : -

Klien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas -

Melaporkan nyeri yang dialaminya

-

Mengikuti program pengobatan

-

Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas yang

mungkin INTERVENSI RASIONAL Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi Memberikan informasi yang diperlukan dan intensitas

untuk merencanakan asuhan.

Evaluasi

therapi:

radiasi,

khemotherapi,

pembedahan, Untuk mengetahui terapi yang dilakukan biotherapi, sesuai

atau

tidak,

atau

malah

ajarkan klien dan keluarga tentang menyebabkan komplikasi. cara menghadapinya Berikan pengalihan seperti reposisi Untuk meningkatkan kenyamanan dengan dan aktivitas menyenangkan seperti mengalihkan perhatian klien dari rasa mendengarkan musik atau nonton TV Menganjurkan

tehnik

nyeri.

penanganan

stress (tehnik relaksasi, visualisasi, Meningkatkan kontrol diri atas efek bimbingan), gembira, dan berikan samping dengan menurunkan stress dan sentuhan therapeutik. Evaluasi nyeri, berikan pengobatan

ansietas.

bila perlu.

Untuk mengetahui efektifitas penanganan nyeri,

tingkat

nyeri

dan

sampai

sejauhmana klien mampu menahannya serta untuk mengetahui kebutuhan klien akan obat-obatan anti nyeri. Diskusikan penanganan nyeri dengan Agar terapi yang diberikan tepat sasaran. dokter dan juga dengan klien Berikan analgetik

sesuai indikasi Untuk mengatasi nyeri.

seperti morfin, methadone, narkotik dll Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker, konsekwensi khemotherapi, radiasi, pembedahan (anoreksia, iritasi lambung, kurangnya rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan mengontrol nyeri ditandai dengan klien mengatakan intake tidak adekuat, hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat badan turun sampai 20% atau lebih dibawah ideal, penurunan massa otot dan lemak subkutan, konstipasi, abdominal cramping. Tujuan : -

Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak ada tanda

malnutrisi -

Menyatakan pengertiannya terhadap perlunya intake yang adekuat

- Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diet yang berhubungan dengan penyakitnya INTERVENSI RASIONAL Monitor intake makanan setiap hari, Memberikan informasi tentang status gizi apakah klien makan sesuai dengan klien. kebutuhannya. Timbang dan ukur berat badan, Memberikan

informasi

tentang

ukuran triceps serta amati penurunan penambahan dan penurunan berat badan berat badan.

klien.

Kaji pucat, penyembuhan luka yang Menunjukkan keadaan gizi klien sangat lambat

dan

pembesaran

kelenjar buruk.

parotis. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi Kalori merupakan sumber energi.

makanan tinggi kalori dengan intake cairan yang adekuat. Anjurkan pula makanan kecil untuk klien. Kontrol faktor lingkungan seperti bau busuk

atau

makanan

bising.

yang

Hindarkan Mencegah

terlalu

distensi

penurunan nafsu makan serta mengurangi stimulus

suasana

menyenangkan

muntah,

manis, berlebihan, dispepsia yang menyebabkan

berlemak dan pedas. Ciptakan

mual

makan

berbahaya

yang

dapat

yang meningkatkan ansietas.

misalnya

makan Agar klien merasa seperti berada dirumah

bersama teman atau keluarga.

sendiri.

Anjurkan tehnik relaksasi, visualisasi, latihan moderate sebelum makan.

Untuk

menimbulkan

perasaan

ingin

Anjurkan komunikasi terbuka tentang makan/membangkitkan selera makan. problem

anoreksia

yang

dialami

klien.

Agar dapat diatasi secara bersama-sama

Kolaboratif

(dengan ahli gizi, perawat dan klien). Untuk mengetahui/menegakkan terjadinya gangguan nutrisi sebagi akibat perjalanan

Amati studi laboraturium seperti total penyakit, limposit,

serum

transferin

pengobatan

dan

perawatan

dan terhadap klien.

albumin

Membantu menghilangkan gejala penyakit,

Berikan pengobatan sesuai indikasi

efek samping dan meningkatkan status

Phenotiazine,

antidopaminergic, kesehatan klien.

corticosteroids, vitamins khususnya Mempermudah A,D,E dan B6, antacida Pasang

pipa

nasogastrik

intake

makanan

dan

minuman dengan hasil yang maksimal dan untuk tepat sesuai kebutuhan.

memberikan makanan secara enteral, imbangi dengan infus.

Kurangnya pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan pengobatan berhubungan

dengan kurangnya informasi, misinterpretasi, keterbatasan kognitif ditandai dengan sering bertanya, menyatakan masalahnya, pernyataan miskonsepsi, tidak akurat dalam mengikiuti intruksi/pencegahan komplikasi. Tujuan : - Klien dapat mengatakan secara akurat tentang diagnosis dan pengobatan pada tingkatan siap. - Mengikuti prosedur dengan baik dan menjelaskan tentang alasan mengikuti prosedur tersebut. - Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup dan berpartisipasi dalam pengobatan. -

Bekerjasama dengan pemberi informasi. INTERVENSI RASIONAL Review pengertian klien dan keluarga Menghindari

adanya

duplikasi

dan

tentang diagnosa, pengobatan dan pengulangan terhadap pengetahuan klien. akibatnya. Memungkinkan Tentukan

persepsi

klien

dilakukan

pembenaran

tentang terhadap kesalahan persepsi dan konsepsi

kanker dan pengobatannya, ceritakan serta kesalahan pengertian. pada klien tentang pengalaman klien lain yang menderita kanker. Beri informasi yang akurat dan Membantu klien dalam memahami proses faktual. Jawab pertanyaan secara penyakit. spesifik, hindarkan informasi yang tidak diperlukan. Berikan

bimbingan

klien/keluarga

sebelum

kepada Membantu klien dan keluarga dalam mengikuti membuat keputusan pengobatan.

prosedur pengobatan, therapy yang lama, komplikasi. Jujurlah pada klien. Anjurkan klien untuk memberikan umpan balik verbal dan mengkoreksi Mengetahui miskonsepsi tentang penyakitnya. Review

klien

pentingnya optimal.

/keluarga

status

nutrisi

sampai

sejauhmana

pemahaman klien dan keluarga mengenai

tentang penyakit klien. yang Meningkatkan pengetahuan klien dan

Anjurkan

klien

untuk

mengkaji keluarga mengenai nutrisi yang adekuat.

membran mukosa mulutnya secara rutin, perhatikan adanya eritema, Mengkaji ulcerasi.

perkembangan

proses-proses

penyembuhan dan tanda-tanda infeksi serta masalah dengan kesehatan mulut

Anjurkan

klien

memelihara yang dapat mempengaruhi intake makanan

kebersihan kulit dan rambut.

dan minuman. Meningkatkan integritas kulit dan kepala.

Resiko tinggi kerusakan membran mukosa mulut berhubungan dengan efek samping kemotherapi dan radiasi/radiotherapi. Tujuan : - Membrana mukosa tidak menunjukkan kerusakan, terbebas dari inflamasi dan ulcerasi -

Klien mengungkapkan faktor penyebab secara verbal.

- Klien mampu mendemontrasikan tehnik mempertahankan/menjaga kebersihan rongga mulut. INTERVENSI RASIONAL Kaji kesehatan gigi dan mulut pada Mengkaji

perkembangan

proses

saat pertemuan dengan klien dan penyembuhan dan tanda-tanda infeksi secara periodik.

memberikan

informasi

penting

untuk

mengembangkan rencana keperawatan. Kaji rongga mulut setiap hari, amati Masalah dengan kesehatan mulut dapat perubahan mukosa membran. Amati mempengaruhi pemasukan makanan dan tanda terbakar di mulut, perubahan minuman. suara, rasa kecap, kekentalan ludah. Diskusikan

dengan

klien

tentang

metode pemeliharan oral hygine. Intruksikan

perubahan

pola

Mencari

alternatif

lain

mengenai

diet pemeliharaan mulut dan gigi.

misalnya hindari makanan panas, Mencegah rasa tidak nyaman dan iritasi pedas, asam, hindarkan makanan lanjut pada membran mukosa. yang keras. Amati dan jelaskan pada klien tentang

tanda superinfeksi oral.

Agar

klien

mengetahui

dan

segera

memberitahu bila ada tanda-tanda tersebut. Kolaboratif.

Meningkatkan kebersihan dan kesehatan gigi dan gusi.

Konsultasi

dengan

dokter

gigi Tindakan/terapi

sebelum kemotherapi.

yang

dapat

menghilangkan nyeri, menangani infeksi dalam rongga mulut/infeksi sistemik.

Berikan

obat

analgetik,

sesuai

topikal

indikasi, Untuk mengetahui jenis kuman sehingga lidocaine, dapat diberikan terapi antibiotik yang

antimikrobial mouthwash

tepat.

preparation. Kultur lesi oral.

Resiko tinggi kurangnya volume cairan berhubungan dengan output yang tidak normal (vomiting, diare), hipermetabolik, kurangnya intake Tujuan : Klien menunjukkan keseimbangan cairan dengan tanda vital normal, membran mukosa normal, turgor kulit bagus, capilarry ferill normal, urine output normal. INTERVENSI RASIONAL Monitor intake dan output termasuk Pemasukan oral yang tidak adekuat dapat keluaran yang tidak normal seperti menyebabkan hipovolemia. emesis, diare, drainase luka. Hitung keseimbangan selama 24 jam. Timbang berat badan jika diperlukan. Dengan memonitor berat badan dapat Monitor vital signs. Evaluasi pulse diketahui peripheral, capilarry refil.

bila

ada

ketidakseimbangan

cairan. Tanda-tanda hipovolemia segera diketahui dengan adanya takikardi, hipotensi dan

Kaji

turgor

kulit

dan

keadaan suhu tubuh yang meningkat berhubungan

membran mukosa. Catat keadaan dengan dehidrasi. kehausan pada klien.

Dengan mengetahui tanda-tanda dehidrasi

dapat mencegah terjadinya hipovolemia. Anjurkan intake cairan samapi 3000 ml

per

hari

sesuai

kebutuhan Memenuhi kebutuhan cairan yang kurang.

individu. Observasi kemungkinan perdarahan Segera

diketahui

adanya

perubahan

seperti perlukaan pada membran keseimbangan volume cairan. mukosa,

luka

bedah,

adanya

ekimosis dan pethekie. Hindarkan trauma dan tekanan yang berlebihan pada luka bedah.

Mencegah terjadinya perdarahan.

Kolaboratif Memenuhi kebutuhan cairan yang kurang. Berikan cairan IV bila diperlukan.

Mencegah/menghilangkan mual muntah.

Berikan therapy antiemetik.

Mengetahui perubahan yang terjadi.

Monitor hasil laboratorium : Hb, elektrolit, albumin

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan tubuh sekunder dan sistem imun (efek kemotherapi/radiasi), malnutrisi, prosedur invasif Tujuan : - Klien mampu mengidentifikasi dan berpartisipasi dalam tindakan pecegahan infeksi - Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi dan penyembuhan luka berlangsung normal INTERVENSI RASIONAL Cuci tangan sebelum melakukan Mencegah terjadinya infeksi silang. tindakan.

Pengunjung

juga

dianjurkan melakukan hal yang sama. Jaga personal hygine klien dengan baik.

Menurunkan/mengurangi

Monitor temperatur.

organisme hidup. Peningkatan

suhu

merupakan

adanya tanda

Kaji semua sistem untuk melihat terjadinya infeksi. tanda-tanda infeksi.

Mencegah/mengurangi terjadinya resiko

Hindarkan/batasi

prosedur

invasif infeksi.

dan jaga aseptik prosedur.

Mencegah terjadinya infeksi.

Kolaboratif. Segera dapat diketahui apabila terjadi Monitor CBC, WBC, granulosit, infeksi. platelets.

Adanya indikasi yang jelas sehingga

Berikan antibiotik bila diindikasikan.

antibiotik yang diberikan dapat mengatasi organisme penyebab infeksi.

Resiko

tinggi

gangguan

fungsi

seksual

berhubungan

dengan

deficit

pengetahuan/keterampilan tentang alternatif respon terhadap transisi kesehatan, penurunan fungsi/struktur tubuh, dampak pengobatan. Tujuan : -

Klien dapat mengungkapkan pengertiannya terhadap efek kanker dan therapi

terhadap seksualitas -

Mempertahankan aktivitas seksual dalam batas kemampuan INTERVENSI RASIONAL Diskusikan dengan klien dan keluarga Meningkatkan

ekspresi

seksual

dan

tentang proses seksualitas dan reaksi meningkatkan komunikasi terbuka antara serta

hubungannya

dengan klien dengan pasangannya.

penyakitnya. Berikan

advise

tentang

akibat Membantu klien dalam mengatasi masalah

pengobatan terhadap seksualitasnya.

seksual yang dihadapinya.

Berikan privacy kepada klien dan pasangannya. masuk.

Ketuk pintu sebelum Memberikan kesempatan bagi klien dan pasangannya

untuk

mengekspresikan

perasaan dan keinginan secara wajar.

Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan kemotherapi, deficit imunologik, penurunan intake nutrisi dan anemia. Tujuan : - Klien dapat mengidentifikasi intervensi yang berhubungan dengan kondisi spesifik - Berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan percepatan penyembuhan

INTERVENSI RASIONAL Kaji integritas kulit untuk melihat Memberikan informasi untuk perencanaan adanya efek samping therapi kanker, asuhan dan mengembangkan identifikasi amati penyembuhan luka.

awal terhadap perubahan integritas kulit. Menghindari

Anjurkan

klien

untuk

perlukaan

yang

dapat

yang

terus

tidak menimbulkan infeksi.

menggaruk bagian yang gatal.

Menghindari

penekanan

Ubah posisi klien secara teratur.

menerus pada suatu daerah tertentu. Mencegah trauma berlanjut pada kulit dan

Berikan advise pada klien untuk produk yang kontra indikatif menghindari pemakaian cream kulit, minyak, bedak tanpa rekomendasi dokter.

DAFTAR PUSTAKA Dongoes. 2000. Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta Elizabeth. J.C. 2000.Patofisiologi. EGC. Jakarta FKUA, 1988. Ilmu Bedah dan Teknik Operasi. Baratajaya-FKUA. Surabaya Linda Jual. 2000. Dokumentasi Proses Keperawatan. EGC. Jakarta Soelarso. Urologi. EGC. Jakarta

Related Documents

Askep Zainul
June 2020 6
Askep
October 2019 90
Askep
July 2020 51
Askep
May 2020 71

More Documents from ""

Leaflet Kb Suntik
June 2020 25
Sap Kontrasepsi
July 2020 18
Askep Hiperaktif
July 2020 17
Askep Demensia
July 2020 18
Leallet Senam Hamil
June 2020 22
Leaflet Kontrasepsi
July 2020 14