Askep Bph Movit.docx

  • Uploaded by: Gian Gian
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Askep Bph Movit.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 958
  • Pages: 8
FORMAT ASKEP Seorang pria, 55 tahun dirawat di bangsal bedah. Ia mengeluh sakit dalam skala 6 saat buang air kecil sejak satu minggu lalu, urinnya tidak lengkap, menetes dan butuh waktu lama untuk buang air kecil. Ultrasonografi menunjukkan pembesaran prostat, dan pasien didiagnosis Benign Prostatic Hyperplasia (BPH). Lagi pula, Transurethral Resection The Prostate (TURP) dilakukan 6 jam yang lalu ketika kateter urin dimasukkan. Sementara itu, irigasi kateter menggunakan NaCl 1000 cc. Perawat mengukur keseimbangan cairan dan mengamati warna urin. Hasilnya adalah hematuria. Pasien mengatakan bahwa punggungnya panas tetapi dia takut untuk bergerak karena rasa sakit dengan skala nyeri 7, rasa sakit menyengat dan intermitten. Dia tidak berdoa karena dia bingung apakah pantas untuk berdoa ketika menjalani kateterisasi .. * terapi asam traneksamat 3x500 mg dan ketorolak 3x30 mg * A. Analisa Data

Tgl

DATA

Masalah Keperawatan

DS:

Nyeri akut

1. Klien mengatakan sakit ketika bergerak dengan skala nyeri 7 dengan rasa sakit menyengat, intermitten dan punggung terasa panas

DO: 1. Hasil pemeriksaan ultrasonografi menunjukkan perbesaran prostat 2. Klien post op TURP

18/03/19 DS: 1. Klien mengatakan panas di punggung

DO: 1. Klien post TURP 6 jam yang lalu 2. Klien terindikasi hematuria

Resiko Perdarahan

Resiko Infeksi

18/03/19 DS: 1. DO: 1. Post TURP 6 jam yang lalu 2. Klien terpasang kateter untuk irigasi

Hambatan mobilitas fisik

B. Rumusan Diagnosa Keperawatan Tanggal

Jam

No

Diagnosa Keperawatan

1

Nyeri Akut b.d agen cidera biologis, fisik

2

Resiko Perdarahan b.d post TURP

3

Resiko infeksi b.d post TURP

4

Hambatan mobilitas fisik b.d pergerakan

C. Prioritas Diagnosa Keperawatan 1. Nyeri akut b.d agen cidera fisik 2. Resiko perdarahan b.d post TURP 3. Resiko Infeksi D. Rencana Asuhan Keperawatan Rencana Asuhan Keperawatan

Tgl

Nama Pasien :

Diagnosa:

TTL

NRM

:

Dx

NOC

: NIC

Rasional

EBN

Kep 1

Kontrol Nyeri Setelah

dilakukan

Menurut (Potter & 1. Lakukan pengkajian secara Perry, 2006) teknik relaksasi merupakan komprehensif termasuk kebebasan mental dan lokasi, karakteristik, durasi, fisik dari ketegangan

Manajemen Nyeri tindakan

keperawatan selama 2x24 jam

Aoriana.2017 .

pengaru

relaksasi progresif

Klien dapat mengontrol nyeri dengan kriteria hasil : 1. Dapat mengenali kapan nyeri

2.

terjadi 2. Dapat menggunakan tindakan

3.

pencegahan 3. Dapat menggunakan analgesik yang direkomendasikan 4. Dapat menggunakan tindakan pengurangan

yeri

tanpa

nyeri

yang

4.

analgesik 5. Melaporkan terkontrol

6.

7.

8.

frekuensi, kualitas & faktor dan stress. Teknik relaksasi memberikan presipitasi individu kontrol diri Observasi reaksi non verbal ketika terjadi rasa tidak dari ketidaknyamanan nyaman atau nyeri, Gunakan tehnik komunikasi stress fisik dan emosi terapetik untuk mengetahui pada nyeri.Teknik pengalaman nyeri relaksasi dapat digunakan. saat individu sebelumnya dalam keadaan sehat Kontrol lingkungan yang atau sakit. Teknik dapat mempengaruhi nyeri relaksasi dan imajinasi seperti suhu ruangan, salah satu teknik yang digunakan dalam pencahayaan & kebisingan menurunkan nyeri pada Ajarkan tehnik non pasien, dalam penelitian farmakologi (nafas dalam) ini khususnya pada untuk mengurangi rasa nyeri pasien pasca bedah. Teknik relaksasi meliputi Anjurkan pasien untuk meditasi, yoga, Zen, istirahat teknik imajinasi, dan Kolaborasi dengan dokter latihan relaksasi untuk pemberian obat progresif (Potter & Perry, 2006). analgetik Relaksasi progresif pada seluruh tubuh memakan waktu sekitar 15 menit. Klien member perhatian pada tubuh, memperlihatkan daerah ketegangan. Daerah yang tegangdigantikan dengan rasa hangat dan relaksasi. Latihan relaksasi progresif meliputi kombinasi latihan pernafasan yang terkontrol dan rangkaian kontraksi serta relaksasi

terhadap penurunan nyeri

pos

BPH(Benigna Prostat

Hyperplasia)

di RSUD Dr. H Abdul Moeloek Provinsi Lampung.

kelompok otot (Potter & Perry, 2006).

2

Keparahan Kehilangan Darah Setelah

dilakukan

tindakan

keperawatan selama 4x24 jam kehilangan darah pasien berkurang dengan kriteria hasil:

ada

1. Monitor pasien secara ketat akan perdarahan 2. Catat kadar Hb/Ht sebelum dan

1. Tidak terjadi hematuria 2. Tidak

Pengurangan Perdarahan

kehilangan

darah yang terlihat

setelah

kehilangan

darah sebagai indikasi 3. Monitor

status/keadaan

cairan termasuk intake dan output 4. Instruksikan

pasien

dan/atau kaluaga terhadap tanda-tanda perdarahan dan tindakan

pertama

yang

dibutuhkan segera selama terjadi

perdarahan

(misalnya

mencari

perawat) 5. Instruksikan

pasien dan

keluarga

terhadap

keparahan

kehilangan

darah dan tindakan yang tepat untuk dilakukan 3

Kontrol Resiko : Proses Infeksi Setelah

dilakukan

tindakan

Kontrol Infeksi 1. Bersihkan

keperawatan selama 2x24 jam

dengan

klien dapat mengontrol resiko

digunakan

proses infeksi dengan kriteria hasil:

pasien.

1. Dapat

mengindentifikasi

tanda dan gejala infeksi

2. Ajarkan

lingkungan baik

setelah

untuk

setiap

pasien

dan

keluarga mengenai tanda dan gejala infeksi

2. Dapat

mempertahankan

lingkungan yang bersih 3. Dapat melakukan tindakan segera untuk mengurangi risiko

3. Tingkatkan intake nutrisi yang tepat 4. Dorong intake cairan yang sesuai 5. Dorong untuk istirahat 6. Berikan terapi antibiotik yang sesuai 7. Ajarkan pasien dan anggota keluarga bagaimana infeksi

mengenai menghindari

A. Catatan Perkembangan Tgl dan No Jam

Implementasi

Evaluasi

TTD

Dx.Kep 1

Nama jelas 1. Lakukan

pengkajian S :

secara

komprehensif Pengkajian nyeri

termasuk

lokasi,

O

:

terasa

karakteristik,

durasi,

bertambah

nyeri

frekuensi, kualitas &

setelah operasi

faktor presipitasi

P:

Hasil

Q : nyeri panas

O : terasa bertambah

terbakar

nyeri setelah operasi

R : di punggung

P:

S : skala 6

Q

:

nyeri

panas

T : terus menerus

terbakar

dan

R : di punggung

orang ramai

S : skala 6

ketika

ada

O:

T : terus menerus dan Klien tampak meringis ketika ada orang ramai menahan nyeri ketika 2. Observasi reaksi non nyeri datang verbal

dari A : Masalah belum

ketidaknyamanan

teratasi

Hasil :

P

:

Klien tampak sering intervensi meringis nyeri

menahan dengan ketika

komunikasi untuk

konsultasi dokter

nyeri pemberian analgesik

datang 3. Gunakan

Lanjutkan

tehnik terapetik mengetahui

pengalaman

nyeri

sebelumnya Hasil : Klien

mengatakan

belum

pernah

nyeri

sekuat ini 4. Kontrol

lingkungan

yang

dapat

mempengaruhi

nyeri

seperti suhu ruangan, pencahayaan

&

kebisingan Hasil : Suhu berada di suhu ruangan

28oC

dan

keluarga

sudah

dihimbau agar tidak berbuat

ramai

dan

tehnik

non

bising 5. Ajarkan

farmakologi

(nafas

dalam)

untuk

mengurangi rasa nyeri Hasil : Klien

sudah

diajari

teknik relaksasi nafas dalam dan mulai dapat menongontrol nyerinya

Related Documents

Askep Bph Jadi.docx
December 2019 23
Askep Bph Fix.docx
October 2019 15
1. Askep Bph Ok.docx
May 2020 18
Askep Bph Movit.docx
November 2019 25
Intro(bph)
April 2020 18
Ruu Bph
December 2019 18

More Documents from "dommi denita"