Askeb 1 Anemia Pada Ibu Hamil.docx

  • Uploaded by: MeidyFajar
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Askeb 1 Anemia Pada Ibu Hamil.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,298
  • Pages: 20
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia dalam kehamilan disebut “potensial danger to mother and child” (potensial membahayakan ibu dan anak) merupakan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada line terdepan (Manuaba I.B.G 1998,hal 29) Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan pada tahun 2009 tercatat 91.020 (87,29%) ibu hamil yang menderita anemia dari 104.271 ibu hamil yang memeriksakan diri, diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu anemia ringan 45.510 (50%), anemia sedang 42.043 (46,19%), dan anemia berat 3.467 (3,81%). (Profil Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan, 2009) Berdasarkan data yang didapatkan dari bagian Antenatal Care ( ANC ) di Puskesmas Minasa Upa periode Januari sampai Desember 2009 jumlah ibu hamil yang menderita anemia tercatat 109 orang (88.99%) dari 1450 ibu hamil yang memeriksakan kehamilan. Yang menderita anemia ringan (Hb 9-10 gram %) adalah 97 orang (10.09%),anemia sedang (Hb 7-8 gram %) adalah 11 orang (0.91%) dan anemia berat (Hb < 7 gram % ) adalah 1 orang (0%).(Medical Record Puskesmas Minasa Upa Makassar) Salah satu upaya pencegahan dan penanggulangan Anemia gizi pada Ibu Hamil adalah melalui pemberian tablet Fe (zat besi). Data yang dikumpulkan berdasarkan laporan dari Bidang Peran serta Masyarakat, Dinas Kesehatan Kota Makassar dari 32.966 orang Ibu Hamil, sebesar 14.8% atau 4.872 orang Ibu Hamil mendapatkan 90 tablet Fe dari Fasilitas Kesehatan Dasar yang ada di Kota Makassar. Upaya ini diharapkan dapat menurunkan resiko yang mungkin timbul bagi Ibu Hamil di masa persalinannya akibat anemia. (http://datinkessulsel.files.wordpress.com/2009/01/profil-makassar-07.pdf, akses 19 April 2010) Berdasarkan dengan masih tingginya kejadian anemia di Indonesia khususnya di Sul-Sel, mendorong penulis untuk mengkaji permasalahan dan memaparkannya lewat karya tulis ilmiah dengan judul ”Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny “S” Gestasi 24 Minggu dengan “anemia sedang” sebagai wujud perhatian dan tanggung jawab penulis dalam memberikan konstribusi pemikiran pada berbagai pihak yang berkompeten dengan masalah tersebut guna mencari solusi terbaik atas permasalahan diatas. B. Ruang Lingkup Penulisan Adapun ruang lingkup dalam penulisan karya tulis ilmiah adalah “ Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny “S” Gestasi 24 Minggu dengan sanemia sedang di Puskesmas Minasa Upa Makassar yang dilaksanakan pada tanggal 24 April dan 22 Mei 2010. C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Dapat melaksanakan Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny.“S” gestasi 24 minggu dengan Anemia Sedang di Puskesmas Minasa Upa Makassar yang dilaksanakan pada tanggal 24

April dan 22 Mei 2010 dengan menggunakan pendekatan asuhan kebidanan sesuai dengan wewenang bidan. 2. Tujuan Khusus a. Dapat melaksanakan pengkajian dan analisis data pada Ny.“S” gestasi 24 minggu dengan Anemia Sedang di Puskesmas Minasa Upa Makassar pada tanggal 24 April dan 22 Mei 2010. b. Dapat merumuskan diagnosa/masalah aktual pada Ny.“S” gestasi 24 minggu dengan Anemia Sedang di Puskesmas Minasa Upa Makassar pada tanggal 24 April dan 22 Mei 2010. c. Dapat merumuskan diagnosa/masalah potensial pada Ny.“S” gestasi 24 minggu dengan Anemia Sedang di puskesmas Minasa Upa Makassar pada tanggal 24 April dan 22 Mei 2010. d. Dapat mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi pada Ny.“S” gestasi 24 minggu dengan Anemia Sedang di puskesmas Minasa Upa Makassar pada tanggal 24 April dan 22 Mei 2010. e. Dapat menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan pada Ny.“S” gestasi 24 minggu dengan Anemia Sedang di puskesmas Minasa Upa Makassar pada tanggal 24 April dan 22 Mei 2010. f. Dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan yang telah disusun pada Ny.“S” gestasi 24 minggu dengan Anemia Sedang di puskesmas Minasa Upa Makassar pada tanggal 24 April dan 22 Mei 2010. g. Dapat mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada Ny.“S” gestasi 24 minggu dengan Anemia Sedang di puskesmas Minasa Upa Makassar pada tanggal 24 April dan 22 Mei 2010. h. Dapat mendokumentasikan semua temuan dan tindakan yang telah diberikan pada Ny.“S” gestasi 24 minggu dengan Anemia Sedang di puskesmas Minasa Upa Makassar pada tanggal 24 April dan 22 Mei 2010. D. Manfaat Penulisan Adapun manfaat penulisan pada kasus tersebut diatas adalah : 1. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Kebidanan Stikes Mega Rezky Makassar. 2. Manfaat program, sebagai salah satu sumber informasi bagi Dinas Kesehatan dalam menentukan kebijakan khususnya dalam penanganan Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ny ”S” Gestasi 24 minggu dengan Anemia Sedang. 3. Sebagai bahan bagi institusi pendidikan dalam penerapan penulisan karya tulis ilmiah selanjutnya. 4. Sebagai tambahan pengalaman berharga bagi penulis untuk memperluas dan menambah wawasan dalam asuhan kebidanan. E. Metode Penulisan Dalam menyusun karya tulis ini, metode yang digunakan adalah: 1. Studi Kepustakaan Mempelajari buku-buku/literatur, mengambil data dari internet, membaca buku yang berkaitan dengan anemia. 2. Studi Kasus

a.

b.

c.

Dengan menggunakan metode pendekatan masalah dalam asuhan kebidanan yang meliputi pengkajian dan analisa data, menetapkan diagnosa/masalah aktual dan potensial, mengidentifikasi tindakan dan mengevaluasi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia serta mendokumentasikan. Untuk menghimpun data/informasi dalam pengkajian menggunakan teknik: Anamnese/wawancara Penulis melakukan tanya jawab dengan klien dan keluarganya guna mendapatkan data yang diperlukan untuk memberikan asuhan kebidanan pada klien tersebut. Pemeriksaan fisik Melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis pada klien dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi dan pemeriksaan penunjang (laboratorium), serta pemeriksaan diagnostik lainnya dengan menggunakan format pengkajian. Pengkajian psikososial, ekonomi dan spiritual Pengkajian psikososial, ekonomi dan spiritual meliputi status emosional, respon terhadap kondisi yang dialami serta pola interaksi klien terhadap keluarga, petugas kesehatan dan lingkungannya, keadaan ekonomi dan hubungan klien dengan Tuhan. 3. Studi Dokumentasi Studi ini dilakukan dengan mempelajari status klien yang bersumber dari catatan dokter/bidan maupun dari hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik lainnya yang berkaitan dengan anemia sedang. 4. Diskusi Diskusi dengan tenaga kesehatan yaitu bidan atau dokter yang menangani langsung klien tersebut dan dosen pembimbing karya tulis ilmiah. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Umum Tentang Kehamilan 1. Pengertian Kehamilan a. Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin A.B, 2006, hal. 89). b. Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari ovulasi sampai persalinan aterm, sekitar 280 hari (Manuaba I.B.G, 1998, hal.125). 2. Diagnosis Kehamilan a.Tanda- tanda presumtif ( tidak pasti ) 1) Amenore ( tidak dapat haid) Untuk menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan yang akan terjadi yang dihitung dengan menggunakan rumus neagles 2) Mual dan muntah ( nausea and vomiting) biasanya terjadi pada bulan – bulan pertama kehamilan hingga akhir triwulan pertama. 3) Ngidam ( ingin makan khusus).

Mengidam sering terjadi pada bulan – bulan pertama akan tetapi akan menghilang dengan makin tuanya kehamilan 4) Tidak tahan suatu bau – bauan 5) Pingsan. Sering dijumpai bila berada pada tempat – tempat ramai dianjurkan untuk tidak pergi ketempat ramai pada bulan – bulan pertama kehamilan. 6) Tidak ada selera makan ( Anoreksia) Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, kemudian nafsu makan timbul lagi. 7) Lelah ( fatigue ). 8) Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri, disebabkan pengaruh estrogen dan progesterone yang merangsang duktus dan alveoli payudara. 9) Sering buang air kecil (BAK) karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang membesar, gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan gejala ini akan kembali oleh karena kandung kemih tertekan oleh kepala janin. 10)Konstipasi / Obstipasi oleh karena penurunan perstitaltik usus oleh pengaruh hormone steroid. 11)Pigmentasi kulit oleh pengaruh hormone kortikosteroid plasenta dijumpai pada muka, aerola payudara, leher dan dinding perut. 12)Varices, sering dijumpai pada kehamilan triwulan terakhir. b.Tanda pasti kehamilan (tanda positif) yaitu: 1) Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasa atau diraba, juga bagian- bagian janin 2) Denyut jantung janin a.Didengar dengan stetoskop- monoral Laennec b.Dicatat dan didengar dengan alat Doppler c.Dicatat dengan feto- elektro kardiogram d.Dilihat pada ultrasonografi 3).Terlihat tulang – tulang janin dalam foto- rontgen. (Mochtar R 1999, hal 43-45) 3. Perubahan Fisiologi Yang Terjadi Dalam Kehamilan a. Uterus Uterus yang semula beratnya 30 gram akan membesar sehingga menjadi seberat 1000 gram dibawah pangaruh estrogen dan progesteron. Otot rahim mengalami hiperplasia dan hipertropi menjadi lebih besar, lunak dan dapat mengikuti pembesaran rahim karena pertumbuhan. b. Vagina Vagina dan vulva mengalami peningkatan pembuluh darah karena pengaruh hormon estrogen sehingga tampak makin merah dan kebiru-biruan (tanda chadwick). c. Ovarium Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang mengandung corpus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta pada umur kehamilan 16 minggu.Korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen dan progesteron yang fungsinya akan diambil alih oleh plasenta. d. Payudara Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan untuk persiapan laktasi. Perkembangannya dipengaruhi oleh hormon estrogen, progesteron dan somatomammotropin. Estrogen menyebabkan hipertrofi sistem saluran payudara. Progesteron mempersiapkan dan menambah jumlah sel asinus. Sedangkan somatomam- motropin berfungsi mempengaruhi sel

asinus untuk membuat kasein, laktabumin dan laktoglobulin serta merangsang pengeluaran kolostrum. e. Sirkulasi darah Volume darah semakin meningkat secara fisiologi dengan adanya pencairan darah yang disebut hidremia. Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim. Tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis. f. Sistem respirasi Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan O2 disamping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada umur kehamilan 32 minggu ke atas sehingga tidak jarang menimbulkan rasa sesak. g. Sistem pencernaan Karena pengaruh estrogen, pengeluaran asam lambung meningkat sehingga menyebabkan hipersalivasi, morning sickness, muntah dan lambung terasa panas. Hormon progesteron menyebabkan gerakan usus makin berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi. h. Sistem perkemihan Pada bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar sehingga timbul sering kencing. Keadaan ini hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus gravidus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan bila kepala janin mulai turun ke bawah pintu atas panggul keluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali. i. Kulit Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi alat-alat tertentu. Pigmentasi ini disebabkan karena pengaruh Melanophore Stimulating Hormone (MSH) yang meningkat. Hiperpigmetansi bisa terjadi pada striae gravidarum, areola mammae linea nigra, dan pipi (cloasma gravidarum). j. Metabolisme dalam kehamilan Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan memberikan ASI. Metabolisme Basal naik sebesar 15-20% terutama pada trimester ketiga. Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 – 16,5 kg atau terjadi kenaikan berat badan sekitar seperdua kilogram tiap minggu. 4. Perubahan Psikologi Wanita Hamil Beberapa perubahan psikologi pada wanita hamil yang sering terjadi selama masa kehamilan : a. Perubahan Pada Trimester Pertama. Ketika wanita pertama kali mengetahui dirinya mungkin hamil ia merasa syok dan menyangkal walaupun kehamilan tersebut direncanakan. Periode awal ketidakyakinan adalah hal umum yang terjadi dan sebagaian besar wanita mengalami kegembiraan tertentu karena mereka berencana membentuk hidup baru. Setiap wanita membayangkan tentang kehamilan dalam pikiran-pikirannya sendiri, selain itu pengalaman hidup dan kebudayaan akan mempengaruhi kondisi psikologinya.

b. Perubahan Pada Trimester Kedua. Trimester kedua biasanya lebih menyenangkan.Tubuh wanita telah terbiasa dengan tingkat hormon yang tinggi. Ibu dapat menerima kehamilannya dan menggunakan pikiran serta energinya lebih konstruktif. Janin masih tetap kecil dan belum menyebabkan ketidaknyamanan. Pada trimester ini ibu merasakan gerakan janinnya pertama kali, pengalaman tersebut menandakan pertumbuhan serta kehadiran makhluk baru dan hal ini sering menyebabkan calon ibu memiliki dorongan psikologi yang besar. c. Perubahan Pada Trimester Ketiga. Trimester ketiga ditandai dengan klimaks kegembiraan emosi karena kelahiran bayi. Sekitar bulan ke-8 mungkin terdapat periode tidak semangat dan depresi, ketika janin membesar dan ketidaknyamanan bertambah. Sekitar dua minggu sebelum melahirkan sebagian wanita hamil mulai mengalami perasaan senang. Reaksi calon ibu terhadap persalinan ini secara umum tergantung pada persiapan dan persepsinya. Terhadap kejadian ini, diharapkan suami dapat memberi rasa aman dan mendukung istri dalam melakukan berbagai kegiatan. Dengan cara ini akan muncul rasa percaya diri sehingga sang istri akan memiliki mental yang kuat untuk menghadapi persalinannya. Selain suami, dukungan keluarga juga sangat berarti. (Hamilton Persis Mary, 1999, hal.63) B. Tinjauan Tentang Antenatal Care 1. Pengertian Antenatal Care Antenatal Care adalah perawatan sebelum persalinan ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.(Manuaba I.B.G, 1998, hal.129). Antenatal Care adalah pengawasan sebelum anak lahir terutama ditujukan pada anak. (Mochtar R, hal.49). 2. Pelayanan Antenatal Care Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan pembantu dan perawat bidan) untuk ibu selama kehamilannya sesuai dengan standar minimal pelayanan antenatal care yang meliputi 7T yaitu timbang berat badan, ukut tinggi badan, ukur tekanan darah, pemberian imunisasi tetanus toxoid, ukur tinggi fundus uteri, pemberian tablet besi minimal 90 derajat selama kehamilan, test penyakit menular seksual (PMS) dan temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. (Saifuddin A.B, 2006, hal.282) 3. Tujuan Pengawasan Antenatal a. Tujuan Umum Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu selama dalam kehamilan sehingga didapatkan ibu dan janin yang sehat. (Mochtar R, 1999, hal. 47) b. Tujuan Khusus 1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin. 2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu dan janin. 3) Mengenal secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan melahirkan dengan selamat ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. 5) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI eksklusif. 6) Mempersiapkan ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. (Saifuddin A.B,2006, hal.90) 4. Kebijakan Program dan Teknis Asuhan Antenatal a. Kebijakan Program Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit empat kali selama kehamilan yaitu: 1) Satu kali pada triwulan pertama. 2) Satu kali pada triwulan kedua. 3) Dua kali pada triwulan ketiga. Pelayanan/asuhan standar minimal termasuk “7 T” 1) Timbang berat badan. 2) Ukur tekanan darah. 3) Ukur tinggi fundus uteri. 4) Pemberian imunisasi (tetanus toksoid) TT lengkap. 5) Pemberian tablet zat besi, minimal 90 tablet selama kehamilan. 6) Tes terhadap penyakit menular seksual. 7) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan Pelayanan/asuhan antenatal ini hanya dapat diberikan oleh tenaga profesional dan tidak dapat diberikan oleh dukun bayi.(Saifuddin, A.B, 2002, hal 90) b. Kebijakan Teknis Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya. Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan meliputi komponen-komponen sebagai berikut : 1) Mengupayakan kehamilan sehat. 2) Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal serta rujukan bila diperlukan. 3) Persiapan persalinan yang bersih dan aman. 4) Perencanaan antisipasi dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi. (Saifuddin A.B,2006,hal.90) 5. Jadwal Kunjungan Antenatal a. Kunjungan Antenatal Care untuk pemantauan dan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut : 1) Trimester I : 1 kali 2) Trimester II : 1 kali 3) Trimester III : 2 kali, (Profil Departemen Kesehatan) b. Jadwal pemeriksaan Antenatal Care adalah : 1) Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat satu bulan. 2) Periksa ulang satu kali sebulan sampai kehamilan

c. 1) 2) 3) 4) 5)

Trimester ketiga (antara minggu ke-28 – 36). Sama pada trimester pertama dan kedua. Palpasi abdominal untuk mengetahui adatujuh bulan. Periksa ulang dua kali sebulan sampai kehamilan sembilan bulan. Periksa ulang setiap minggu sesudah kehamilan sembilan bulan. Periksa khusus apabila ada keluhan-keluhan. Pengawasan Antenatal sangat penting dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu maupun perinatal. Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai hamil secara dini sehingga dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinan dan nifas. (Manuaba I.B.G, 1998,hal.128)

C. Tinjauan Tentang Anemia 1. Pengertian Anemia a. Anemia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan menurunnya kadar zat warna merah dalam sel darah merah atau eritrosit yang disebut sebagai haemoglobin. (http:www//sinarharapan.co.id, diakses 19 April 2010). b. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dimana kadar hemoglobin dibawah 11 gr %. ( Saifuddin, AB,2006 hal 281) c. Anemia berarti kurangnya hemoglobin dalam darah, yang disebabkan oleh jumlah sel darah merah yang terlalu sedikit (Guyton,A.C,2007, hal.447) 2. Macam-Macam Anemia Dalam Kehamilan a. Anemia Defisiensi Besi Anemia dalam kehamilan yang sering dijumpai adalah anemia kekurangan zat besi. Hal ini disebabkan karena kurangnya zat besi dalam makanan, karena gangguan resorbsi, atau karena terlampau banyaknya zat besi yang keluar dari badan, misalnya pada perdarahan. b. Anemia Megaloblastik Anemia ini disebabkan karena defisiensi asam folik, malnutrisi dan infeksi yang kronik. c. Anemia Hipoplastik Anemia ini disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru. d. Anemia Hemolitik Anemia ini disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila ia hamil, maka anemia biasanya menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.(Wiknjosastro H, 2006, hal.451-458) 3. Klasifikasi anemia : 1) Menurut Depkes a. Normal > 10,5 gr%. b. Anemia Ringan 9 – 10,4 gr%. c. Anemia Sedang 7,6 – 8,9 gr%. d. Anemia Berat < 7,5 gr%.

2) Menurut WHO yang dikutip dalam buku Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan, 2000, hal.30 yang dapat dilakukan dengan menggunakan metode Sahli yaitu : 1. Hb 11 gr% tidak anemia. 2. Hb 9 – 10 gr% anemia ringan 3. Hb 7 – 8 gr% anemia sedang. 4. Hb < 7 gr% anemia berat. 4. Patofisiologi Anemia Anemia lebih sering ditemukan dalam kehamilan karena keperluan akan zat-zat makanan makin bertambah dan terjadi pula perubahan-perubahan dalam darah dan sumsum tulang. Volume darah bertambah banyak dalam kehamilan, yang lazim disebut hidremia atau hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan plasma, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi). Pertambahan tersebut berbanding sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18%, dan hemoglobin 19%. Hemodilusi dianggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi ibu yaitu dapat meringankan beban kerja jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, yang disebabkan oleh peningkatan cardiac output akibat hipervolemia. Kerja jantung lebih ringan apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula, sehingga tekanan darah tidak naik. Kedua, pada perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental. Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah mulai sejak kehamilan umur 10 minggu dan mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu. (Wiknjosastro H, 2006, hal.448). 5. Tanda dan Gejala Anemia Gejala umum yang terjadi pada seseorang dengan anemia adalah lemas, pusing, cepat lelah, mudah mengantuk, konsentrasi menurun, pandangan berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk, tampak pucat. Kepucatan dapat dilihat pada konjungtiva (http://www.sinarharapan.com, akses 19 April 2010). 6. a. 1) 2) 3) 4) b. 1) 2) 3) 4) c. 1) 2) 3) 4)

Pengaruh Anemia terhadap Kehamilan Bahaya selama kehamilan Tumbuh kembang janin terlambat dengan berbagai manifestasi kliniknya. Menimbulkan hiperemesis gravidarum dan gestosis. Menimbulkan plasenta previa. Dapat menimbulkan solusio plasenta. Bahaya terhadap persalinan Persalinan berlangsung lama. Sering terjadi fetal distress. Persalinan dengan tindakan operasi. Terjadi emboli air ketuban. Bahaya selama post partum Terjadi perdarahan post partum. Mudah terjadi infeksi puerperium. Dapat terjadi retensio plasenta atau plasenta rest. Subinfolusi uteri.

5) d. 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)

Bayi lahir dengan anemia. (Manuaba I.B.G,2000, hal.30-32) Bahaya terhadap janin Abortus. Terjadi kematian intra uterin. Persalinan prematuritas tinggi. Berat badan lahir rendah. Kelahiran dengan anemia. Dapat terjadi cacat bawaan. Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal. Intelegensia rendah. ( Manuaba I.B.G, 2000, hal.31-32 )

7. Diagnosis Anemia pada Kehamilan a. Anamnese Dengan anamnese akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunangkunang dan keluhan mual muntah lebih berat pada hamil muda. (Manuaba I.B.G, hal.30). b. Pemeriksaan Fisik Keluhan lemah, kulit pucat, sementara tensi masih dalam batas normal, pucat pada membran mukosa, dan konjungtiva oleh karena kurangnya sel darah merah pada pembuluh darah kapiler serta pucat pada kuku dan jari tangan(Saifuddin A.B, 2006, hal.282). c. Pemeriksaan Darah Pemeriksaan dan pengawasan Hb untuk menentukan derajat anemia dapat dilakukan dengan menggunakan alat sahli. Pemeriksaan darah dilakukan minimal dua kali selama kehamilan terutama pada trimester satu dan trimester tiga.(Manuaba I.B.G, 1998, hal.30). 8. Pencegahan dan Penanganan Anemia a. Pencegahan Anemia Menurut Para Ahli Untuk mencegah terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat diketahui data dasar kesehatan ibu tersebut, dalam pemeriksaan kesehatan disertai pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaan tinja sehingga diketahui adanya infeksi parasit. Untuk daerah dengan frekuensi anemia kehamilan yang tinggi sebaiknya setiap wanita hamil diberi sulfas ferrosus atau glukonat ferrosus 1 tablet sehari.Selain itu, wanita dinasihatkan pula untuk mengkonsumsi lebih banyak protein, mineral dan vitamin. Makanan yang kaya zat besi antara lain kuning telur, ikan segar dan kering, hati, dagiung, kacangkacangan dan sayuran hijau. Makanan yang kaya akan asam folat yaitu daun singkon, bayam, sawi ijo, sedangkan makanan yang mengandung vitamin C adalah jeruk, tomat, mangga, pepaya dan lain-lain.(Wiknjosastro H, 2006,). b. Penanganan Anemia 1) Anemia Ringan Dengan kadar Hemoglobin 9-10 gr% masih dianggap ringan sehingga hanya perlu diberikan kombinasi 60 mg/ hari besi dan 400 mg asam folat peroral sekali sehari. (Arisman, 2004, hal.150-151). 2)

Anemia Sedang

Pengobatannya dengan kombinasi 120 mg zat besi dan 500 mg asam folat peroral sekali sehari. (Arisman, 2004, 150). 3)

Anemia Berat Pemberian preparat parenteral yaitu dengan fero dextrin sebanyak 1000 mg (20 ml) intravena atau 2x10 ml intramuskuler. Transfuse darah kehamilan lanjut dapat diberikan walaupun sangat jarang diberikan mengingat resiko transfusi bagi ibu dan janin. (Sarwono Prawirohardjo, Ilmu Kebidanan hal 125) D. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan

1. Pengertian Manajemen Asuhan Kebidanan Manajemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuanpenemuan, keterampilan dalam rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien (Simatupang E.J, 2006, hal.7). 2. Tahapan dalam Manajemen Asuhan Kebidanan Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah. Manajemen asuhan kebidanan dimulai dengan identifikasi data dasar dan diakhiri dengan evaluasi asuhan kebidanan. Ketujuh langkah terdiri dari keseluruhan kerangka kerja yang dapat dipakai dalam segala situasi. Langkah tersebut sebagai berikut : a)

Langkah I. Identifikasi Data Dasar Identifikasi data merupakan langkah awal dari manajemen kebidanan, langkah yang merupakan kemampuan intelektual dalam mengidentifikasi masalah klien, kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka identifikasi data dasar meliputi pengumpulan data dan pengolahan.

a.

Pengumpulan data Dalam pengumpulan data mencari dan menggali data/fakta atau informasi baik dari klien, keluarganya maupun tim kesehatan lainnya atau data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan pada pencatatan dokumen medik, hal yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi : Wawancara Wawancara/anamnese adalah tanya jawab yang dilakukan antara bidan dan klien, keluarga maupun tim medis lain dan data yang dikumpulkan mencakup semua keluhan klien tentang masalah yang dimiliki. Observasi dan pemeriksaan fisik Pada saat observasi dilakukan inspeksi, palpasi, auskultasi, dan perkusi. Pemeriksaan fisik dilakukan dari ujung kepala sampai ujung kaki (head to toe).

1.

2.

b. 1)

2)

Pengolahan data Setelah data dikumpulkan secara lengkap dan benar maka selanjutnya dikelompokkan dalam : Data subyektif Meliputi identitas klien, keluhan utama, riwayat penyakit, riwayat menstruasi, riwayat persalinan, riwayat nifas dan laktasi yang lalu, riwayat ginekologi, dan KB, latar belakang budaya, pengetahuan dan dukungan keluarga serta keadaan psikososial. Data obyektif

3)

Menyangkut keadaan umum, tinggi dan berat badan, tanda-tanda vital dan keadaan fisik obstetri. Data penunjang Meliputi hasil pemeriksaan laboratorium.

b) Langkah II. Merumuskan diagnosa/masalah aktual Diagnosa adalah hasil analisis dan perumusan masalah yang diputuskan berdasarkan identifikasi yang didapat dari analisa-analisa dasar. Dalam menetapkan diagnosa bidan menggunakan pengetahuan profesional sebagai data dasar untuk mengambil tindakan diagnosa kebidanan yang ditegakkan harus berlandaskan ancaman keselamatan hidup klien. c) Langkah III. Merumuskan diagnosa/masalah potensial Bab ini mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin akan terjadi pada klien jika tidak mendapatkan penanganan yang akurat, yang dilakukan melalui pengamatan, observasi dan persiapan untuk segala sesuatu yang mungkin terjadi bila tidak segera ditangani dapat membawa dampak yang lebih berbahaya sehingga mengancam kehidupan klien. d) Langkah IV. Identifikasi Perlunya Tindakan Segera dan Kolaborasi Menentukan intervensi yang harus segera dilakukan oleh bidan atau dokter kebidanan. Hal ini terjadi pada penderita gawat darurat yang membutuhkan kolaborasi dan konsultasi dengan tenaga kesehatan yang lebih ahli sesuai keadaan klien. Pada tahap ini, bidan dapat melakukan tindakan emergency sesuai kewenangannya,kolaborasi maupun konsultasi untuk menyelamatkan ibu dan bayi. Pada bagian ini pula,bidan mengevaluasi setiap keadaan klien untuk menentukan tindakan selanjutnya yang diperoleh dari hasil kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain. Bila klien dalam keadaan normal tidak perlu dilakukan apapun sampai tahap kelima. e) Langkah V. Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan Mengembangkan tindakan komprehensif yang ditentukan pada tahap sebelumnya, juga mengantisipasi diagnosa dan masalah kebidanan secara komprehensif yang didasari atas rasional tindakan yang relevan dan diakui kebenarannya sesuai kondisi dan situasi berdasarkan analisa dan asumsi yang seharusnya boleh dikerjakan atau tidak oleh bidan. f) Langkah VI. Impelementasi Implentasi dapat dikerjakan keseluruhan oleh bidan bekerja sama dengan tim kesehatan lain. Bidan harus bertanggung jawab terhadap tindakan langsung, konsultasi maupun kolaborasi, implementasi yang efisien akan mengurangi waktu dan biaya perawatan serta meningkatkan kualitas pelayanan pada klien. g) Langkah VII. Evaluasi Langkah akhir manajemen kebidanan adalah evaluasi. Pada langkah ini,bidan harus mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien. (Varney, 1999, hal.25-27) E.Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP) 1. Data Subyektif

Data atau fakta yang merupakan informasi termasuk biodata, mencakup nama, umur, tempat tinggal, pekerjaan, status perkawinan, pendidikan serta keluhan-keluhan, diperoleh dari hasil wawancara langsung pada pasien atau dari keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. 2. Data Obyektif Data yang diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik mencakup inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi serta pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium dan diagnostik. 3. Assesment Merupakan keputusan yang ditegakkan dari hasil perumusan masalah yang mencakup kondisi, masalah dan prediksi terhadap kondisi tersebut. Penegakan diagnosa kebidanan dijadikan sebagai dasar tindakan dalam upaya menanggulangi ancaman keselamatan pasien/klien. 4. Planning/perencanaan Rencana kegiatan mencakup langkah-langkah yang akan dilakukan oleh bidan dalam melakukan intervensi untuk memecahkan masalah pasien/klien. 5. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan. ( Simatupang E.J, 2006, hal.61) Catatan SOAP menggambarkan ke tujuh langkah pola fikir Varney dalam lima langkah kompetensi inti bidan sebagian pada tabel dibawah ini. Tabel 1.1 : Jenis Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Lima Langkah Tujuh Langkah dari Kompetensi Inti Soap/Note/ Progres Helen Varney Bidan Note Indonesia/APD 1.Pengumpulan data 1.Pengumpulan data 1. Data subjektif 2. Data objektif 2. Identifikasi 2. Identifikasi diagnosa/masalah aktual. masalah 3.Antisipasi diagnosa/ Masalah potensial 4. Menilai perlunya tindakan segera/ konsultasi/rujukan 5. Menyusun tindakan kebidanan

diagnosa3.Assesment/ diagnose

rencana3.Membuat rencana asuhan

6. Implementasi asuhan

4. Implementasi

7. Evaluasi asuhan kebidanan5. Evaluasi

4.Planning/rencana tindakan a. Konsultasi rujuk b. Penarikan diagnostik c. Pemberian pengobatan d. Pendidikan kesehatan dan konseling kesehatan e. Follow up kesehatan

Sumber : Modul Konsep Asuhan Kebidanan Pusdiknakes, 2000, hal.15

Standar nomeklatur diagnosa kebidanan a.Diakui dan disakan oleh profesi b.Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan c.Memiliki ciri khas kebidanan d.Di dukung oleh pihak juggement lingkup praktek kebidanan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita hamil atau dalam masa nifas dinyatakan anemia bila kadar Hb di bawah 10 gram %. Perubahan fisiologis yang terjadi pada kehamilan sering menyulitkan diagnosis dan penatalaksanaan penyakit-penyakit kelainan darah. Penurunan kadar Hb pada wanita sehat hamil disebabkan ekspansi volume plasma yang lebih besar pada peningkatan volume sel darah merah dan hemaglobin. Dua penyebab paling sering ditemukan adalah anemia akibat defisiensi besi dan akibat perdarahan. Anemia pada kehamilan bisa mengakibatkan abortus, persalinan preterm, partus lama karena inersia uteri, syok, infeksi intra persalinan maupun pasca persalinan, payah jantung pada anemia yang sangat berat, hingga kematian bagi ibu. Janin yang dikandungnya dapat mengalami kematian, prematuritas, cacat bawaan, hingga kekurangan cadangan besi. Untuk pencegahannya berupa pemberian tablet Fe selama kehamilan. ( Mansjoer, 2001 : 288) Menurut WHO kejadian anemia pada ibu hamil antara 20 % sampai 89% dengan menetapkan Hb 11 gram% sebagai dasarnya (Manuaba,1998 : 29). Sedangkan 40% kematian ibu di negara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi zat besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. (Prawirohardjo, 2002 : 281) Frekuensi ibu hamil di Indonesia relatif tinggi yaitu 63,5 %, sedangkan di Amerika hanya 6 %. Kekurangan gizi dan perhatian yang kurang terhadap ibu hamil merupakan predisposisi anemia defisiensi ibu hamil di Indonesia. (Prawirohardjo, 2002 : 281 ) Di BPS Rudati Majalengka sendiri, dari 50 orang ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya, terdapat sekitar 13 orang 26 % yang menderita anemia. Dibandingkan wanita sehat, wanita anemia akan mengalami keadaan fatal bila tidak ditangani dengan baik karena dapat menjadi resiko tinggi bagi kehamilannya. Berdasarkan hal tersebut diatas penulis merasa tertarik untuk mengangkat anemia tersebut untuk dijadikan makalah dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny. N dengan Anemia Ringan di BPS Hj. Iming Kuningan Tahun 2008.” 1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan Umum Memberikan asuhan kebidanan pada Ny. N kehamilan dengan anemia ringan di BPS Hj. Iming Kuningan tahun 2008 dengan menggunakan pendekatan manajemen Varney dan pendokumentasian SOAP. 1.2.2 Tujuan Khusus

1.2.2.1 Mampu melakukan pengumpulan data pada Ny. N dengan anemia ringan di BPS Hj. Iming Kuningan tahun 2008. 1.2.2.2 Menentukan interpretasi data pada Ny. N dengan anemia ringan di BPS Hj. Iming Kuningan 2008. 1.2.2.3 Mengidentifikasikan diagnosa dan masalah potensial pada Ny. N dengan anemia ringan di BPS Hj. Iming Kuningan 2008. 1.2.2.4 Mengidentifikasikan kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi pada Ny. N dengan anemia ringan di BPS Hj. Iming Kuningan 2008. 1.2.2.5 Merencanakan asuhan yang menyeluruh pada Ny. N dengan anemia ringan di BPS Hj. Iming Kuningan 2008. 1.2.2.6 Melaksanakan rencana asuhan pada Ny. N dengan anemia ringan di BPS Hj. Iming Kuningan 2008. 1.2.2.7 Mengevaluasi rencana asuhan pada Ny. N di BPS Hj. Iming Kuningan 2008. 1.3 Metode Penulisan Dalam pembuatan makalah ini penulis menggunakan berbagai metode pengumpulan data, antara lain : 1.3.1 Wawancara Yaitu dengan melakukan wawancara secara langsung dengan klien dan keluarga. 1.3.2 Observasi Yaitu dengan mengamati secara langsung keadaan klien. 1.3.3 Studi Kepustakaan Yaitu dengan mempelajari buku-buku dan sumber lain untuk mendapatkan dasar-dasar ilmiah yang berhubungan dengan penulisan studi kasus ini. 1.3.4 Studi Dokumentasi Yaitu dengan cara mempelajari dan menyalin data sehingga dapat dijadikan sebagai pendukung dalam menganalisa data. 1.4 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN : Meliputi latar belakang, tujuan, metode penulisan, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA : Meliputi konsep medis dan konsep asuhan kebidanan. BAB III TINJAUAN KASUS : Meliputi pendokumentasain dengan menggunakan sistem SOAP (Subjektif, Objektif, Assesment, Planning). BAB IV PEMBAHASAN : Meliputi pengumpulan data, interpretasi data, identifikasi diagnosa dan masalah potensial, identifikasi kebutuhan akan tindakan segera atau kolaborasi, perencanaan asuhan yang menyeluruh, pelaksanaan asuhan yang menyeluruh, evaluasi. BAB V PENUTUP : Meliputi kesimpulan dan saran BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Medis 2.1.1 Definisi 2.1.1.1 Kehamilan adalah mata rantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan

zigot, terjadi nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 1998 : 95). 2.1.1.2 Masa kehamilan yaitu dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Prawirohardjo, 2001 : 89). 2.1.1.3 Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar Hemoglobin dibawah 11 gram %. Pada trimester 1, 2, dan 3 kadar Hemoglobin <> 35 tahun. c. Kebangsaan Untuk mengetahui adat istiadat dan budaya. d. Agama Digunakan untuk mempermudah konseling sesuai dengan agama yang dianut oleh klien (Prawirohardjo, 2002 : 354). e. Pendidikan Digunakan untuk menentukan bagaimana kita memberikan konseling, menurut tingkat pendidikan (Prawirohardjo, 2002 : 354). f. Pekerjaan Digunakan untuk mengetahui status sosial, ekonomi dan juga beban kerjanya (Prawirohardjo, 2002 : 354). g. Alamat Untuk mengetahui keadaan lingkungan tempat tinggalnya, mempermudah kita kalau ada kejadian atau keperluan mendadak (Prawirohardjo, 2002 : 332). 2.2.1.2 Anamnesa a. Tanggal atau jam Digunakan untuk menentukan kapan klien datang dan mendapatkan pelayanan. b. Alasan kunjungan saat ini Digunakan untuk mengetahui apakah klien datang untuk pemeriksaan kehamilan atau pengaduan-pengaduan lain yang penting. c. Riwayat Kehamilan ini 1. Keadaan menstruasi Anamnesa haid memberikan kesan pada kita tentang faal alat kandungan, haid terakhir, teratur dan tidaknya haid serta sikusnya dipergumakan untuk memperhitungkan taksiran tanggalan persalinan. 2. Keluhan yang dirasakan Pada anemia ringan keluhan yang dirasakan adalah mengeluh lemah, pucat, mudah pingsan sementara tensi masih dalam batas normal. 3. Pola diet atau makan Pada anemia ringan pola makan klien biasanya berkurang karena nafsu makan berkurang. 4. Pola eliminasi Pada anemia ringan sering buang air kecil ± 7 kali/hari, BAB lancar ± 1 kali/hari. 5. Pola aktifitas Pada anemia ringan pola aktifitas mulai terganggu yang disebabkan karena keadaan umum penderita lemah. 6. Imunisasi Digunakan untuk mengetahui kelengkapan imunisasi yang dibutuhkan klien. 7. Kontrasepsi Digunakan untuk mengetahui riwayat kontrasepsi yang pernah digunakan oleh pasien.

d. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu Digunakan untuk mengetahui adakah kelainan dalam masa kehamilan, persalinan dan nifas sebelumnya serta adakah kelainan atau komplikasi kehamilan seperti perdarahan, muntah yang sangat, toxemia gravidarum, dan juga untuk mengetahui keadaan kesehatan bayi, berat badan, panjang badan, lingkar kepala, jenis kelamin waktu lahir, hidup atau mati, aterm atau premature serta laktasinya. e. Riwayat kesehatan 1. Riwayat penyakit Untuk mengetahui penyakit keturunan seperti : Jantung, DM, Asma, TBC, hipertensi, penyakit menular seksual (PMS) HIV/AIDS. 2. Perilaku kesehatan Digunakan untuk mengetahui apakah klien biasa mengkonsumsi alkohol, obat-obatan, jamu, merokok dan makan sirih serta melakukan irigasi vagina. f. Riwayat sosial Untuk mengetahui status perkawinan dan apakah kehamilan ini diinginkan atau tidak. g. Riwayat kesehatan keluarga Digunakan untuk mengetahui adakah penyakit keturunan dalam keluarga, apakah ada keturunankembar atau penyakit menular yang dapat mempensgaruhi kehamilan dan persalinan. 2.2.1.3 Data Objektif (Pemeriksan Fisik) a. Keadaan Umum Untuk mengetahui keadaan umum ibu. Pada ibu dengan anemia ringan keadaan umum sedang, kesadaran baik serta keadaan emosionalnya cemas dan gelisah. b. Tanda-tanda vital. 1. Suhu : Normalnya 36,5˚C - 37,5˚C 2 . Tekanan Darah : Normalnya 120/80 mmHg 3. Denyut nadi : Normalnya 84 – 88 x/menit 4 Pernafasan : Normalnya 16 - 24 x/menit c. Berat badan : Kenaikan rata-rata pada ibu hamil yaitu 12,5 kg, tidak boleh lebih dari 0,5 kg/minggu. d. Pemeriksaan fisik 1. Kepala Untuk mengetahui rambutnya rontok atau tidak, kulit kepalanya bersih atau tidak. 2. Muka Untuk mengetahui adanya oedema atau tidak dan untuk mengetahui adanya chloasma gravidarum atau tidak. 3. Mata Untuk mengetahui apakah konjungtiva berwarna merah atau merah muda (pucat). Pada ibu hamil yang menderita anemia ringan, konjungtiva berwarna merah muda (pucat). Serta untuk mengetahui sklera iktrik atau anikterik. 4. Mulut dan gigi Untuk mengetahui adanya perdarahan di gusi atau tidak. Untuk mengetahui apakah ada stomatitis atau tidak serta untuk mengetahui adanya caries gigi atau tidak. 5. Dada Jantung : Untuk mengetahui bunyi jantung reguler atau ireguler.

Paru-paru : Untuk mengetahui adanya bunyi ronchi atau tidak, normalnya : tidak ada. Jika ada, maka bronkitis. Untuk menetahui adanya bunyi wheezing atau tidak, normalnya : tidak ada, jika ada maka asma. Payudara : Dilihat apakah bentuknya simestris atau tidak, normalnya simetris. 6. Punggung Untuk mengetahui posisi punggung lordosis atau kifosis atau skeleosis. 7. Pinggang Untuk mengetahui adanya rasa nyeriatau tidak. 8. Extermitas Untuk mengetahui keadaan extermitas atas maupun bawah postif atau negatif. 9. Abdomen Untuk mengetahui adanya bekas luka operasi atau tidak, pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan atau tidak , apakah ada striae livida, triae albican atau tidak, apakah ada linea nigra, linea alba atau tidak. 10. Pemeriksaan kehamilan (Palpasi) Leopold І : Untuk menentukan TFU dan bagian yang ada di fundus. Leopold ІІ : Untuk menentukan bagian punggung janin dan bagian-bagian kecil. Leopold ІІІ : Untuk menentukan apakah bagian terendah janin sudah masuk atau belum serta menentukan bagian yang ada pada perut bagian bawah. Leopold ІV : Menentukan seberapa jauh bagian terendah tersebut masuk PAP. 11. Genetalia Untuk mengetahui apakah ada kelainan di genetalia eksterna dan interna. 12. Pemeriksaan Laboratorium Pada anemia ringan dilakukan pemeriksaan Hb. 2.2.2 Interprestasi Data Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi dengan benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Diagnosa : G..... P.... A.... umur kehamilan..... minggu janin tunggal hidup, letak janin......, dengan presentasi....... dengan keadaan janin baik dan ibu dengan anemia ringan. 2.2.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Contoh : Diagnosa Potensial : - Potensial terjadinya anemia berat. - Potensial terjadinya pendarahan post partum. - Potensial terjadinya partus prematurus - Potensial terjadinya abortus - Potensial terjadinya BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah) (Manuaba, 1998). 2.2.4 Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera atau Kolaborasi Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk dikonsultasikan atau ditangani dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Pada kasus anemia ringan tidak diperlukan adanya tindakan segera atau kolaborasi. 2.2.5 Perencanaan Asuhan yang Menyeluruh Berdasarkan diagnosa dan masalah yang ditegakan oleh bidan secara menyeluruh rencana asuhan kebidanan dilaksanakan untuk menetapkan tindakan kebidanan yang akan

dilaksanakan dalam mengatasi masalah. 2.2.5.1 Berikan konseling tentang keadaan umum ibu dan janin dalam kandungannya. 2.2.5.2 Berikan konseling gizi pada setiap kunjungan antenatal tentang perlunya minum tablet zat besi, makanan yang mengandung zat besi dan kaya vitamin E, serta menghindari minum teh / kopi atau susu dalam 1 jam sebelum / sesudah makan. 2.2.5.3 Berikan konseling nutrisi / makanan bergizi misalnya : nasi, lauk, sayur-sayuran, buahbuahan, susu dan 1 piring lebih banyak dari sebelum hamil. 2.2.5.4 Berikan tablet zat besi pada semua ibu hamil sedikitnya 1 tablet selama 90 hari berturutturut. Bila Hb < tt1 =" 19" tt2 =" 18" hamil =" 40"> 11 gram %. 5.2 Saran 1. Bagi Akademik STIKes Cirebon diharapkan untuk lebih sering mengunjungi mahasiswi di lapangan agar semua kesulitan dapat segera teratasi. 2. Bagi PKM Majalengka agar meningkatkan dalam menangani dan memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia serta tidak memandang status sosial dalam pelayanan kesehatan. 3. Bagi Ny. N dan Keluarga Agar dapat melaksanakan anjuran dan konseling yang telah diberikan demi keselamatan janin dan Ny. N agar tidak terjadi komplikasi dan persalinan berjalan dengan normal. 4. Bagi seluruh mahasiswi Prodi D III Kebidanan diharapkan dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia DAFTAR PUSTAKA Manuba, Ida Bagus Gde DSOG; 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Prawirohardjo, Sarwono. 2001. Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Prwirohardjo, Sarwono. 2002. Acuan Nasional Pelayanan Ksehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka. Syarifudin, Abdul Bari ; 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Saifuddin, Abdul Bari. 2002, Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YPB – SP. Depkes RI. 2001. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta : Depkes RI Depkes RI. 1998. Manajemen kegawatdaruratan Maternal dan neonatal untuk Bidan. Jakarta : Depkes RI. Dinkes Daerah Tk. 1. 2000. Pedoman Asuhan Pada Ibu Hamil Resiko. Mansjoer, Arif. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI Taber, Benzion. 2001. Kapita Selekta Kedaruratan Obstetric danGinekologi. Jakarta : Buku

Kedokteran EGC

Related Documents


More Documents from "Anonymous O4qCCdBf4X"