Asuhan Kebidanan Pada Ibu Anemia

  • Uploaded by: Umu Salamah
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Asuhan Kebidanan Pada Ibu Anemia as PDF for free.

More details

  • Words: 4,044
  • Pages: 17
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU ANEMIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1

Latar Belakang Masalah

Menurut WHO kejadian anemia saat hamil berkisar anatara 20% sampai 89% dengan menetapkan Hb 11gr % sebagai dasarnya. Angka kejadian anemia dalam kehamilan di Indonesia menunjukan nilai yang cukup tinggi. (Manuaba. I.B.G). Berdasarkan hasil survey cepat anemia gizi pada ibu hamil di Kandangserang pada tahun 2006 jumlah ibu hamil yang mengalami anemia gizi sebesar 27,30%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan prevalensi anemia gizi dibandingkan hasil pengukuran kada Hb tahun 2001 sebesar 20,60%. (Data Kesehatan Provinsi Sumsel, 2007). Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan seluruh dunia dalam keadaan hamil. Sebagian besar kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun, sekitar sekitar 15% menderita komplikasi berat, dengan sepertiganya merupakan komplikasi yang mengancam jiwa ibu. Komplikasi ini mengakibatkan kematian lebih dari setengah juta setiap tahun. (Saifudin, 2010).

1.2

Tujuan Penulisan

Agar mampu memeberikan asuhan kebidanan secara komprehensif, cepat dan tepat kepada ibu hamil dengan anemia.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi

Kehamilan di definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. (Sarwono, 2008 : hal 213). Kehamilan, persalinan dan nifas pada dasarnya merupakan proses alamiah yang di alami oleh seorang wanita. Anemia adalah Kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan.(Wasnidar, 2007.hal 20). Anemia adalah kekurangan kadar hemoglobin atau sel darah merah < 11 gr % atau suatu keadaan dengan jumlah eritrosit yang beredar atau konsentrasi hemoglobin menurun. Ibu hamil dikatakan anemia jika hemoglobin darahnya kurang dari 11 gr %. Bahaya anemia pada ibu hamil tidak hanya berpengaruh pada keselamatan dirinya saja, tetapi juga pada janin yang dikandungnya (wibisono, Hermawan,dkk 2009). Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi, hal ini penting dilakukan pemeriksaan untuk anemia pada kunjungan pertama kehamilan bahkan jika tidak mengalami anemia pada saat kunjungan pertama, masih mungkin terjadi anemia untuk kunjungan berikutnya (Proverawati 2011). Anemia juga disebabkan oleh kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi atau adanya gangguan penyerapan zat besi dalam tubuh (Wibisono,Hermawan dkk,2009).

2.1.1

Etiologi

1.

Penyebab pada kehamilan antara lain adalah :

a.

Kekurangan gizi (malnutrisi)

b.

Kurang zat besi dalam diet

c.

Mal absorpsi

d.

Kehilangan darah banyak, persalinan yang lalu.

e. Penyakit-penyakit kronik : TBC, Paru, cacing usus, malaria, dan Iain-lain. f. Dua penyebab yang paling sering ditemukan adalah anemia akibat defisiensi besi dan perdarahan. a)

Defisiensi zat besi.

Gastrointestinal dapat menghambat suplai makanan dalam lambung sehingga kadar zat besi yang dikandung didalam makanan tidak dapat diserap dengan baik oleh tubuh. b)

Perdarahan.

Perdarahan dapat disebabkan karena persalinan, menstruasi

2.1.2

Patofisiologi

Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah (hypervolemia). Hypervolemia merupakan hasil dari peningkatan volume plasma dan eritrosit (sel darah merah) yang berada dalam tubuh tetapi peningkatan ini tidak seimbang yaitu volume plasma peningkatannya jauh lebih besar sehingga member efek yaitu konsentrasi hemoglobin berkurang dari 12 g/100 ml. (Sarwono,2010 hal 450451).pengenceran darah (hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi dengan peningkatan volume plasma

30%-40%, peningkatan sel darah 18%-30% dan hemoglobin 19%. Secara fisiologis hemodilusi untuk membantu meringankan kerja jantung. Hemodulusi terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32-36 minggu. Bila hemoglobin ibu sebelum hamil berkisar 11 gr% maka dengan terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia hamil fisiologis dan Hb ibu akan menjadi 9,5-10 gr%. 2.1.3

Tanda-Tanda Anemia dalam Kehamilan

1.

Tubuh ibu hamil cenderung terlihat lemah dan lemas

2.

Nafsu makan dan konsentrasi menurun

3.

Sakit kepala, pandangan berkunang-kunang

4.

Wajah, selaput lendir mata, kelopak mata, bibir dan kuku penderita terlihat pucat

5.

Sering mengantuk dan malaise

2.1.4

Gejala Anemia Pada Ibu Hamil

1.

Mual muntah

2.

Badan terasa letih

3.

Nafsu makan berkurang

4.

Sering merasa pusing

2.2 2.2.1

Klasifikasi Anemia dalam Kehamilan Anemia Defisiensi Besi

Adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam darah. Pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah pemberian tablet besi. Pengobatannya adalah: ü Terapi Oral adalah dengan memberikan preparat besi yaitu fero sulfat, fero glukonat atau Na-fero bisirat. Pemberian preparat 60 mg/ hari dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia (Saifuddin, 2002). ü Terapi Parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak tahan akan zat besi per oral, dan adanya gangguan penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa kehamilannya tua (Wiknjosastro, 2002). Pemberian preparat parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg) intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 gr% (Manuaba, 2001). Untuk menegakan diagnosa Anemia defisiensi besi dapat dilakukan dengan anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat sachli, dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb dengan sachli dapat digolongkan sebagai berikut: a.

Hb 11 gr% : Tidak anemia

b.

Hb 9-10 gr% : Anemia ringan

c.

Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang

d.

Hb < 7 gr% : Anemia berat

2.2.2

Anemia Hipoplastik

Adalah anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnostik diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi lengkap, pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan retikulosi. Disebabkan oleh karena sum-sum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan hingga kini diketahui dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar roentgen, racun dan obat-obatan.(Sarwono,2010).

2.2.3

Anemia hemolotik

Disebabkan karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila ia hamil maka anemianya biasa menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula pada kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.

2.2.4

Anemia megaloblastik

Anemia karena defisiensi asam folik, jarang sekali karena defisiensi vitamin B12 Hal ini erat hubungannya dengan defisiensi makanan.

2.5 Faktor Resiko Anemia pada Ibu Hamil 2.5.1UMUR Ada banyak hal yang menyebabkan terjadinya berbagai komplikasi pada masa kehamilan diantaranya adalah umur ibu pada saat hamil. Jika umur ibu terlalu muda yaitu usia kurang dari 20 tahun, secara fisik dan panggul belum berkembang optimal sehingga dapat mengakibatkan resiko kesakitan dan kematian pada masa kehamilan, dimana pada usia kurang dari 20 tahun ibu takut terjadi perubahan pada postur tubuhnya atau takut gemuk. Ibu cenderung mengurangi makan sehingga asupan gizi termasuk asupan zat besi kurang yang berakibat bisa terjadi anemia. Sedangkan pada usia di ats 35 tahun, kondisi kesehatan ibu mulai menurun, fungsi rahim mulai menurun, serta meningkatkan komplikasi medis pada kehamilan sampai persalinan (Anonim, 2010).

2.5.2

Paritas

Paritas adalah jumlah persalinan yang pernah di alami oleh ibu baik lahir hidup maupun lahir mati. Paritas 1-3 merupakan paritas I paling aman di tinjau dari sudut kematian maternal paritas I dan parits tinggi (lebih dari 3) mempunyai angka kematian lebih tinggi. Resiko pada paritas 1 dapat di kurangi atau di cegah dengan keluarga berencana. Sebagian kehamilan pada paritas tinggi adalah tidak direncanakan. ( Sarwono, 2010 ). Setelah kehamilan yang ketiga resiko anemia (kurang darah) meningkat. Hal di sebabkan karena pada kehamilan yang berulang menimbulkan kerusakan pada pembuluh darah dan dinding uterus yang biasanya mempengaruhi sirkulasi nutrisi ke janin. 2.5.3

Status Gizi Ibu Hamil

Anemia merupakan salah satu masalah utama penyebab angka kematian ibu di Indonesia dan sering terjadi pada ibu hamil. Biasanya Anemia di temukan pada wania hamil yang jarang mengkonsumsi sayuran segar, khususnya jenis daun-daunan hiaju yang mentah ataupun makanan yang kandungan protein hewani. Status gizi dinilai berdasarkan perhitungan Antropometri WHO NCHS ( National Center Of Health Statistic ), yaitu pengukuran dan berbagai dimensi fisik tubuh seperti barat terhadap umur (BB/U), tinggi badan terhadap umur (TB/U) dan berat badan terhadap tinggi badan terhadap tinggi badan (BB/TB) dan di kelompokkan. Menurut klasifikasi Departemen Kesehatan Indonesia menjadi gizi buruk (BB/U < 60 %), gizi kurang (BB/U 60-80%) dan gizi lebih (BB/U > 110%). Ibu hamil memerlukan jumlah zat gizi yang relative besar. Hal ini berkaitan dengan pertumbuhan janin di dalam kandungan. Peningkatan kebutuhan zat gizi ini terutama berupa vitamin B1, (Thiamin), Vitami E2 (Riboflapin), Vitamin A,D dan B1, Mineral,La, dan Fe. Kondisi gizi dan komsumsi ibu hamil yang kurang akan menyebabkan anemia dan berpengaruh terhadap kondisi janin dan bayi yang di lahirkan. Kekurangan gizi pada saat hamil akan menimbulkan berbagai kesulitan. Oleh karena itu, kecukupan gizi yang dianjurkan bagi ibu hamil harus dapat terpenuhi. ( Hadju Veni, 2004 hal 11 ). 2.5.4

Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan atau kognitif yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan lebih bersifat pengenalan suatu benda secara subjektif. Keadaan anemia ini bisa disebabkan karena pengetahuan ibu hamil tentang gizi yang rendah, sehingga masalah konsumsi dari menu makanaan masih rendah dan tidak teratur. Selain memang jumlah zat besi yang dapat di serap dari bahan makanaan hanya sedikit. Kurangnya pengetahuan dan salah konsep tentang kebutuhan gizi dan nilai pangan adalah umum dijumpai setiap negara di dunia. Kemiskinan dan kekurangan persediaan pangan yang bergizi merupakaan faktor penting masalah kurang gizi. Sebab lain yang penting dari gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan gizi atau kemampuan untuk menerapkan informasi dalam kehidupan seharihari. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan, menurut Roger (1974).

2.6 Bahaya Anemia dalam Kehamilan, Persalian, Nifas dan Janin 2.6.1

Bahaya Anemia dalam Kehamialan

a.

Resiko terjadi abortus

b.

Persalinan permaturus

c.

Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim

d.

Mudah menjadi infeksi

e.

Ancaman dekompensasi kordis (Hb <6 gr %)

f.

Mengancam jiwa dan kehidupan ibu

g.

Mola hidatidosa

h.

Hiperemesis gravidarum

i.

Perdarahan anterpartum

j. 2.6.2 a.

Ketuban pecah dini (KPD) Bahaya Anemia dalam Persalinan Gangguan kekuatan his b. Kala pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar c. Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan. d. Kala tiga dapat di ikuti retensio placenta dan perdarahan post partum karena atonia uteri. e. Kala empat dapat terjadi perdarahan post partum sekunder dan atonia uteri.

2.6.3

Bahaya Anemia dalam Masa Nifas

a.

Perdarahan post partum karena atonia uteri dan involusio uteri memudahkan infeksi puerperium

b.

Pengeluaran ASI berkurang

c.

mpensasi kordis mendadak setelah persalinan

d.

Mudah terjadi infeksi mammae.

2.6.4

Bahaya Anemia Bagi Janin

Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap berbagai keutuhan dari ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga menggangu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Akibat anemia dapat terjadi gangguan dan bentuk : a.

Kematian intra uteri

b.

Persalinan prematuritas tinggi

c.

Berat badan lahir rendah (BBLR)

d.

Kelahiran dengan anemia

e.

Dapat terjadi cacat bawaan

f.

Bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal

g. Intelegensi rendah, oleh karena kekurangan oksigen dan nutrisi yang menghambat pertumbuhan janin. 2.7

Diagnosa Anemia pada Ibu Hamil

Menegakkan diagnosa pada ibu hamil dilakukan dengan melakukan hal dibawah ini, antara lain: 2.7.1

Anamnesa

Pada anemnese akan didapatkan keluhan lelah, sering pusing, mata berkunang -kunang dan keluhan mual, muntah lebih berat pada hamil muda. (Manuaba, I.B.G, 2010). Bila terdapat keluhan lemah, Nampak pucat, mudah pingsan,sementara masih dalam batas normal, maka perlu dicurigai anemia defesiensi zat besi ( Saifuddin A.B, 2002 hal.282 ).

2.7.2

Pemeriksaan darah

Pemeriksaan darah yang dilakukan pada ibu hamil bertujuan untuk mengetahui kadar Hb yang ada dalam darah ibu. Pemeriksaan Hb pada ibu hamil dilakukan sebanyak dua kali trimester I dan trimester III. Pemeriksaa Hb bertujuan untuk mengetahui apakah ibu hamil dengan anemia yang ringan, sedang atau berat.

2.8

Pencegahan dan Penanganan Anemia pada Ibu Hamil

2.8.1 Pencegahan Anemia Pada Ibu Hamil Untuk menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat di ketahui data dasar kesehatan ibu tersebut, dalam pemeriksaan kesehatan di sertai pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaan tinja sehingga Untuk mencegah anemia pada ibu hamil. Menurut Depkes RI, 2007 yang harus dilakukan adalah: üntuk Mengkonsusmsi makanan bergizi seimbang dengan asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan zat besi pada tubuh. Yaitu makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral. ·

Karbohidrat dapat diperoleh dari nasi, ubi, jagung, gandum, dan roti.

·

Lemak dapat diperoleh dari santan, kulit ayam, margarine.

·

Protein dapat diperoleh dari telur, ikan, tempe, susu, daging.

·

Vitamin dapat diperoleh dari buah-buahan seperti jeruk, pepaya,bayam.

·

Mineral dapat diperoleh dari air minum yang dikonsumsi.

üntuk Hindari minum teh atau kopi bersamaan dengan makan akan mempersulit penyerapan zat besi, untuk itu jangan meminum tablet Fe bersamaan dengan kopi atau teh. üntuk Mengkonsumsi zat besi pada wanita hamil dianjurkan 18 mg per hari atau sehari satu tablet. üntuk Periksa secepat mungkin apabila terdapat tanda-tanda anemia agar langkah pencegahan bisa segera dilakukan.

2.8.2

Penanganan Anemia pada Ibu Hamil

2.8.2.1 Anemia Ringan Pada kehamilan dengan kadar Hb 9-10 gr% masih di anggap ringan sehingga hanya perlu di perlukan kombinasi 60 mg/hari zat besi dan 500 mg asam folat peroral sekali sehari. ( Arisman, 2004 Hal. 150 – 151 ). 2.8.2.2 Anemia Sedang Pengobatan dapat di mulai dengan preparat besi feros 600-1000 mg/hari seperti sulfat ferosus atau glukonas ferosus. ( Wiknjosastro, 2005 Hal. 452 ). 2.8.2.3 Anemia Berat Pemberian preparat besi 60 mg dan asam folat 400 mg, 6 bulan selama hamil, dilanjutkan sampai 3 bulan setelah melahirkan. ( Arisman, 2004 hal 153 ).

BAB III TINJAUAN KASUS (7 LANGKAH HELEN VARNEY) ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny. N UMUR KEHAMILAN 18 MINGGU DENGAN ANEMIA RINGAN

Langkah I: Pengumpulan Data Identitas Pasien Nama

: Ny N

Nama

Umur

: 20 tahun

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

: Tn. R

Umur

:23 tahun

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMP

Pendidikan

: SMP

Pekerjaan

: IRT

Alamat

; Desa lambur

Pekerjaan

: Wiraswasta Alamat

Anamnesa (data subjektif) Pada Tanggal

: 20 MARET 2019

Oleh

: Umu salamah

Pukul: 09.00 Wib

: Desa lambur

1.

Alasan Kunjungan Saat ini: Memeriksakan Kehamilan yang Pertama

2.

Keluhan

: mudah lelah dan sering sakit kepala

3.

Riwayat menstruasi

:

·

Menarchea

·

Siklus haid

: 28 hari

·

Banyaknya

: 3x ganti doek dalam satu hari

·

Dismenore

·

Lamanya

·

Warna darah

·

Sifat darah

4.

Riwayat kehamilan nifas yang lalu

: 14 tahun

: hari pertama : 6-7 hari : merah : Encer

Tgl lahir/u mur

Usia kehamil an

Jenis persalin an

Komplik asi ib u

Ba yi

Jenis kelam in

Bera t bad an

Panja ng bada n

H

A

M

I

L

I

N

I

5.

Riwayat kehamilan ini

·

HPHT

: 21November-2018

·

HPL

: 28-Agustus-2019

·

Keluhan

penolo ng

bayi

nifas

:

ü Trimester I

: Mual dan Muntah

ü Trimester II

: Mudah lelah

ü Trimester III

:-

·

Pergerakan anak pertama kali

·

Pergerakan anak dalam 24 jam terakhir : 20 kali/menit

·

Keluhan yang dirasakan

ü Rasa lelah ü Mual dan muntah ü Nyeri perut ü Sakit kepala berat/terus-menerus ü Penglihatan Kabur

: Pada umur kehamilan 16 mgg

: : Ada : Ada : Tidak Ada : Tidak Ada : Tidak Ada

keada an

lakta si

keada an

ü Rasa nyeri/panas pada waktu BAK

: Tidak Ada

ü Rasa gatal pada vulva, vagina

: Tidak Ada

ü Pengeluaran cairan per vaginam

: Tidak Ada

ü Nyeri kemerahan, tegang pada tungkai : Tidak Ada ü Edema

: Tidak Ada

·

Obat-obatan yang dikonsumsi

·

Kekhawatiran khusus

·

Pola Eliminasi

ü BAK

: frekuensi

: Tidak Ada

: sebelum hamil Saat Hamil

ü BAB

frekuensi

: sebelum hamil Saat hamil

·

: Tidak Ada

: 4-5 kali/hari : 7-8 kali/hari : 1 kali/hari : i kali/2 hari

Pola aktivitas sehari-hari:

ü Sebelum hamil : Tidur siang

: 1 jam

Tidur malam

: 7-8 jam

ü Saat hamil

:

Tidur siang

: tidak pernah

Tidur malam

: 6-7 jam

ü Sebelum hamil : melakukan aktivitas sendiri dirumah, seperti biasanya, yaitu mencuci, memasak, dan menyapu. ü Saat hamil

: mengurangi aktivitas seperti sebelum hamil dan dibantu oleh suami

·

Sexsualitas

: 2x/minggu

·

Imunisasi

:

ü TT I

: Sudah pas capeng

ü TT II

: Belum didapatkan

·

Kontrasepsi

:-

6.

Riwayat kesehatan

·

Riwayat penyakit yang pernah diderita:

ü Penyakit Jantung ü Penyakit Ginjal ü Penyakit Asma/TBC/Paru

:

: Tidak Ada : Tidak Ada : Tidak Ada

ü Penyakit Hepatitis

: Tidak Ada

ü Penyakit DM

: Tidak Ada

ü Penyakit Hipertensi

: Tidak Ada

ü Penyakit Epilepsi

: Tidak Ada

ü Lain-lain

: Tidak Ada

·

Riwayat penyakit keluarga

:

ü Penyakit Jantung

: Tidak Ada

ü Penyakit Hipertensi

: Tidak Ada

ü Penyakit DM

: Tidak Ada

ü Gamelli

: Tidak Ada

ü Lain-lain

: Tidak Ada

7.

Riwayat sosial dan Ekonomi:

·

Status perkawinan

·

Kawin usia

·

Dengan suami usia

: 23 Tahun

·

Usia perkawinan

: 3 bulan

·

Kehamilan ini

: direncanakan

·

Respon ibu dan keluarga terhadap perkawinan ini

: baik

·

Dukungan suami/keluarga terhadap kehamilan

: ada

·

Hubungan ibu dengan keluarga suami

: baik

·

Pengambil keputusan dalam keluarga

: suami

·

Pola makan dan minum

: syah : 20 Tahun

ü Sebelum hamil

:

:

makan 3 kali sehari

Pagi

: 1 piring nasi+ 1 potong ikan+1 gelas air putih

Siang

: 1 piring nasi+1 potong ikan+1 mangkok sayur+1 gelas Air putih

Malam

: 1 piring nasi+1potong tempe+1 mangkok sayur+1 Gelas teh

ü Saat hamil Pagi

: makan 2 kali sehari : 1 piring nasi+1 potong tahu+1 mangkok sayur+1 gelas

Susu Siang

: 1 gelas susu+1 biji buah pisang, kadang-kadang Cuma Minum air putih

Malam

: 1 piring nasi+1potong ikan+1 mangkok sayur+1 gelas Gelas susu

ü Minum

: 8 gelas/hari

·

Perubahan makan yang dialami : Ada

·

Kebiasaan merokok

: Tidak Ada

·

Minuman keras

: Tidak Ada

·

Mengkonsumsi Obat terlarang

: Tidak Ada

Pemeriksaan fisik (data objektif) 1. Keadaan umum

: baik

2. Pemeriksaan fisik

:

·

BB sebelum hamil

·

BB saat hamil

·

TB

·

LILA

: 47 kg : 50 kg :155 cm : 24 cm

3.

Tanda Vital

·

TD

: 100/70 mmHg

·

Pols

: 80x/i

·

RR

: 24x/i

·

S

: 36

4.

Kepala

·

Kulit kepala

·

Distribusi rambut

·

Wajah

:

: bersih : merata : simetris, tidak ada oedema, tidak ada cloasma Gravidarum, sedikit pucat

5.

Mata

·

Konjungtiva

: pucat

·

Scelera

: tidak ikterus/putih

6. ·

Hidung Polip

:

: tidak Ada

: simetris

: simetris

7. ·

Mulut Lidah

:

: bersih, terdapat stomatitis, tidak ada caries Caries pada gigi

8. ·

Telinga Serumen

: Tidak Ada

9.

Leher

·

Luka bekas operasi

·

Pembesaran kelenjer limfe

: Tidak Ada

·

Pembesaran kelenjer Tyroid

: Tidak Ada

10.

Dada

:

·

Mamae

: simetris

·

Puting susu

: menonjol

·

Areola mamae

: hiperpigmentasi

·

Pengeluaran

: belum ada

11.

Aksila

·

Pembesaran getah bening

12.

: simetris

:

: Tidak Ada

: : Tidak Ada

Abdomen

: simetris

·

Luka bekas operasi

: Tidak Ada

·

Pembesaran

: Ada

·

Linea

·

Pemeriksaan khusus kebidanan (palpasi)

: nigra

o Leopold

I

: Ballotemen (+)

o Leopold

II

:-

o Leopold

III

:-

o Leopold

IV

:-

·

Auskultasi

:_

·

Perkusi

: Reflek patella (+)

13. Genetalia ·

Varises

·

Kemerahan

·

Bekas Luka

: : Tidak Ada : Tidak Ada : Tidak Ada

14. Nyeri periksa Costa Vertebrae Angel Tendernes (CVAT) 15. Ekstremitas

:

: Tidak Ada

·

Odema

: Tidak Ada

·

Varises

: Tidak Ada

·

Reflek Patella

: Tidak Ada

17. Pemeriksaan Penunjang

:

·

Hb

: 9 gr%

·

Glukosa urine

:-

·

Proteine urine

:-

·

Golongan darah

:-

Langkah II: Iterpretasi Data dan Diagnosis Masalah Diagnosa: Dx: Ny. N G1P0A0 usia kehamilan 18 minggu dengan anemia ringan ü d/d: Ibu mengatakan ini kehamilan pertama Ibu mengatakan tidak pernah keguguran Terdapat linea nigra

ü usia kehamilan 18 minggu d/d: HPHT 21-November -2019

Jadi usia kehamilan ibu adalah 18 minggu

ü anemia: d/d:

Hb= 9gr%

o konjungtiva pucat o ibu sering merasa lelah o nafsu makan ibu berkurang masalah: nafsu makan ibu berkurang dan ibu sering merasa lelah kebutuhan: ·

berikan dukungan mental pada ibu

·

berikan penkes tentang gizi pada ibu hamil

·

anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

·

upaya untuk mengatasi rasa lelah ibu

Langkah III: antisipasi masalah dan diagnosa potensial Ibu hamil G1P0A0 berpotensi anemia sedang Langkah IV: Tindakan Segera Tidak Ada Langkah V: Perencanaan 1. jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu 2. jelaskan kepada ibu tentang keluhan yang dirasakan 3. berikan penkes tentang gizi ibu hamil 4. anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup 5. berikan ibu tablet Fe 6. beritahu ibu tentang cara mengkonsumsi obat penambah darah yang benar 7. anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang Langkah VI: Pelaksanaan 1.menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu: TD:

100/70 mmHg

Pols:

80x/i

RR:

24x/i

Suhu:

36 c

LILA:

24 cm

Hb:

9 gr%

2. menjelaskan kepada ibu bahwa keluhan ibu yang sering lelah itu terjadi karena kurangnya nutrisi yang masuk kedalam tubuh ibu, maka ibunya mengalami penurunan kadar Hb sehingga ibu merasa lelah dan lemas. 3. Memberikan penkes tentang gizi bagi ibu hamil, yaitu bahwa ibu hamil harus mengkonsumsi makanan yang sehat dan seimbang, yaitu makanan yang mengandung karbohidrat yang dapat diperoleh ibu dari nasi, jagung, kentang dan gandum. Makanan yang mengandung protein, yang dapat diperoleh ibu dari ikan, tempe, tahu dan telur. Makanan yang mengandung lemak yang dapat diperoleh ibu dari santan, dan margarine. Makanan yang ,mengandung vitamin yang dapat diperoleh ibu dari buah-buhan seperti pepaya, jeruk. Makanan yang mengandung mineral dapat diperoleh ibu dari air yang diminumnya seperti air putih. 4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, yaitu dengan mengurangi aktivitas ibu, tidur siang 2 jam dan tidur malam 8 jam. Mengurangi aktivitas ibu agar ibu tidak terlalu lelah dan capek. 5.

Memberikan tablet Fe pada ibu, gunanya untuk menambah darah ibu

6. Mengajarkan cara mengkonsumsi tablet Fe yang benar yaitu tidak mengkonsumsi tablet Fe dengan air teh, karena akan menghambat absorbsi zat besinya bagi tubuh ibu

7. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang, apabila ibu merasakan pusing, atau masalah ibu yang sering capek tidak bisa diatasi juga.

Langkah VII: Evaluasi 1.

Ibu sudah tahu dan mngerti dengan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepadanya

2.

Ibu sudah tahu dan mengerti dengan keluhan yang dirasakannya

3.

Ibu sudah tahu dan mengerti dengan gizi dan makanan sehat seimbang untuk ibu hamil

4.

Ibu sudah tahu dan menegrti kenapa ibu dianjurkan untuk istirahat yang cukup

5.

Ibu sudah tahu dan mengerti fungsi pemberian tablet Fe padanya

6.

Ibu sudah tahu dan mengerti tentang cara mengkonsumsi tablet Fe yang benar

7.

Ibu sudah tahu dan mengerti tentang perlunya kujungan ulang, dan ibu mau melakukannya

8.

Ibu sudah tahu dan mengerti tentang apa yang disampaikan kepadanya

9.

Ibu bisa mengulang apa yang disampaikan kepadanya

10.

Ibu mau melakukan anjuran yang diberikan kepadanaya

BAB IV PENUTUP 4.1 . Kesimpulan Kehamilan di definisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. (Sarwono, 2008 : hal 213). Kehamilan, persalinan dan nifas pada dasarnya merupakan proses alamiah yang di alami oleh seorang wanita. Anemia adalah Kondisi dimana berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan.(Wasnidar, 2007.hal 20). Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi, hal ini penting dilakukan pemeriksaan untuk anemia pada kunjungan pertama kehamilan bahkan jika tidak mengalami anemia pada saat kunjungan pertama, masih mungkin terjadi anemia untuk kunjungan berikutnya (Proverawati 2011). Untuk menghindari terjadinya anemia sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan sebelum hamil sehingga dapat di ketahui data dasar kesehatan ibu tersebut, dalam pemeriksaan kesehatan di sertai pemeriksaan laboratorium termasuk pemeriksaan tinja sehingga di ketahui adanya infeksi parasit. (Manuaba, I. B. G. 2010) Pengobatan efektif anemia pada ibu hamil dilakukan dengan menghilangkan penyebabnya atau memperbaiki kelainan primernya. Suplemen besi, asam folat, dan vitamin B12 bisa diberikan pada penderita anemia akibat pendarahan dan defisiensi besi. Hasil penelitian Sood, S K membuktikan bahwa wanita hamil yang mendapat pil besi ditambah dengan asam folat dan vitamin B12 kadar Hbnya naik lebih tinggi dari pada wanita hamil yang mendapatkan pil besi saja 4.2

Saran

Semoga pada makalah ini dapat diambil pembelajarannya dan bisa diterima dan dibaca oleh pembaca dan penilai. Penulis menyarankan agar dapat membaca makalah ini dikarenakan penulis membuatnya bertujuan untuk menambah pengetahuan kita. Penulis sadar akan kekurangan penulisan makalah ini. Maka dari itu tim penulis mengharapkan kritikan dan saran untuk membuat makalah ini menjadi lebih sempurna dan bermanfaat.

Related Documents


More Documents from "Bimasena"