Artikel Program Pendidikan Self-care Pada Pasien Diabetes Mellitus Type Ii Systematic Review.docx

  • Uploaded by: M Syikir Biges
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Artikel Program Pendidikan Self-care Pada Pasien Diabetes Mellitus Type Ii Systematic Review.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,261
  • Pages: 10
Program Pendidikan Self-Care Pada Pasien Diabetes Mellitus Type II : Systematic Review M. Syikir1, Andi Masyitha Irwan2 Mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Keperawatan Universitas Hasanuddin1 Dosen Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Hasanuddin2 Kampus UNHAS, Jl. Perintis Kemerdekaan Km.10, Makassar, Sulawesi Selatan1,2 Email : [email protected]/[email protected] Abstract Self care education programs in patients with diabetes mellitus type II : Systematic review. The prevalence of Type 2 Diabetes Mellitus was substantially increased around the world, resulting complications and death. Therefore, the selfcare education program aimed patients to prevent complications and to increase their quality of life is needed. Method used was electronic data-based searching from published articles through PubMed, Wiley and Google Scholar. Results: Description of Diabetes Mellitus self-care education program implementation on body biochemical improvement, life quality improvement from physiological, psychological, knowledge, and attitude side. Conclusion: self-care education program that consisted of providing health education to patients and families with a variety of learning methods, training and discussion where patients and families are involved in activities, both in exploring the patient's feelings to goal setting and intervention. Implementation of this self-care education program can be applied to health services with the adjustment of media based on the local conditions. Keywords: Type 2 Diabetes Mellitus, Self-Care Education Program. Abstrak Prevalensi Diabetes Mellitus Tipe 2 meningkat secara substansial di seluruh dunia, yang berefek pada komplikasi dan kematian, sehingga membutuhkan suatu program pendidikan self-care yang bertujuan untuk menggambarkan program pendidikan self-care yang memungkinkan pasien mencegah terjadinya komplikasi serta meningkatkan kualitas hidup pasien. Metode yang digunakan dengan bantuan electronic data base dari jurnal yang telah di publikasikan melalui Pubmed, Wiley dan Google Scholar. Hasil : Memberikan gambaran penerapan program pendidikan self-care diabetes melitus yang berdampak pada perbaikan biokomia tubuh, meningkatkan kualitas hidup pasien dari segi psikologis, pengetahuan, prilaku dan fisik. Kesimpulan : Program pendidikan self-care terdiri dari pemberian pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarga dengan berbagai metode pembelajaran, kemudian diadakan pelatihan dan diskusi dimana pasien dan keluarga ikut terlibat dalam kegiatan, baik dalam mengenksplor perasaan pasien sampai penetapan tujuan dan intervensi. Pelaksanaan program pendidikan self-care ini dapat diterapkan pada layanan kesehatan, dimana media pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan kondisi setempat. Kata Kunci : Diabetes Melitus Tipe 2, Program Pendidikan Self-Care .

Pendahuluan Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu kelainan endokrin dan merupakan masalah utama kesehatan di masyarakat. Jenis DM yang paling banyak di derita adalah DMT2 sekitar 90 -95 %. Diabetes Melitus tipe 2 (DMT2) mempengaruhi lebih dari 8% populasi orang dewasa secara global (Al-Rubaee and Al-Abri 2016; Committee and Classification 2010). Wabah DM di rasakan semua benua, baik kelompok kaya maupun miskin, etnis, usia dan lintas gender. Pada tahun 2016 Global Diabetes Report pertama kali di sampaikan 1|Page

secara resmi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa “prevalensi diabetes terus meningkat, paling nyata di negara-negara berpenghasilan menengah di dunia” dan DM “tidak lagi menjadi penyakit dari negara kaya”. Diperkirakan secara global 108 juta orang dewasa menderita DM tahun 1980, tahun 2014 menjadi 422 juta dan di proyeksikan tahun 2035 meningkat menjadi 592 juta. Menurut Chin, Davis, and Casalino (2007) dalam Dagogo-jack (2017) menyatakan bahwa peningkatan ini dikarenakan peningkatan kejadian DMT2 oleh karena pertumbuhan penduduk, penuaan, dan penurunan angka kematian (Chin, Davis, and Casalino 2007; Pandey et al. 2010). Semakin tinggi angka kejadian

DM berbanding lurus dengan resiko komplikasi DM, seperti penyakit kardiovaskular, stroke, nefropati, kebutaan, gagal ginjal, impotensi pada pria, amputasi dan infeksi. Hal ini mempengaruhi kesehatan dan bisa menyebabkan kematian (Baraz, Zarea, and Shahbazian 2017). Kejadian ini akan menurunkan Umur Harapan Hidup (UHP), penurunan kualitas hidup, serta meningkatnya angka kesakitan (Chaidir et al. 2017; Dagogo-jack 2017; Parsa et al. 2017). Pasien DM dibandingkan dengan yang tanpa penyakit kronis, memiliki kualitas hidup yang lebih rendah dan lebih sulit untuk dikelola daripada kondisi kronis umum lainnya (Akinci, Yildirim, and Go 2008; Kakhki and Abed 2013; Saatci et al. 2010). Periode DM yang panjang membuat pasien dan keluarga sangat bertanggung jawab dalam pemberian perawatan (Hosseini and Hosseini 2017). Sehingga perlunya kesadaran diri pasien untuk merawat dirinya (Shrivastava, Shrivastava, and Ramasamy 2013). Program pendidikan self-care pada pasien DMT2 sangat di perlukan karena dapat mengubah gaya hidup (diet, olahraga dan pemantauan diri). Pasien harus mampu mengelola kondisi mereka sendiri untuk mencapai tujuan perawatan utama yaitu kontrol glikemik. (Shrivastava, Shrivastava, and Ramasamy 2013; Thi et al. 2017). Berbagai penelitian terkait program pendidikan self-care pada pasien DM dipandang perlu untuk dilakukan analisis, karena dalam manajemen pasien DM program yang paling utama di antara “The Circle of Good Diabetes Control” ialah pendidikan self-care, dimana program ini merupakan faktor yang mempengaruhi faktor diet sehat, obat-obatan DM, latihan/olahraga, kontrol glukosa darah, perawatan kulit dan kaki serta kontrol kesehatan ke dokter (Milchovich and Long, 2011). Pentingnya program pendidikan self-care dalam mengontrol DMT2 sangat mempengaruhi timbulnya komplikasi DM sehingga dapat meningkatkan self manajemen, self eficacy serta kualitas hidup dari pasien, untuk itu reviewer mencoba melakukan systematic review pada beberapa jurnal penelitian untuk mengetahui lebih mendalam program pendidikan self-care pada pasien DMT2.

Metode Proses dalam pencarian artikel jurnal terpublikasi dalam sistematik review ini mengacu pada PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Reviews anda MetaAnalyses) untuk semua tahap review. Pencarian menggunakan 3 database elektronik yaitu Pubmed, Wiley dan Google Scholar. Menggunakan kata kunci dalam bahasa inggris yaitu “Self-care” and “Education Program” and “Diabetes” merupakan kata kunci pencarian utama yang menghasilkan 646 artikel. Jurnal kemudian di spesifikasikan berdasarkan kriteria inklusi 2|Page

yaitu 1) Artikel di publikasikan full text dan dalam bahasa inggris, 2) Artikel di publikasikan dalam rentang waktu 2013-2017, 3) Jenis penelitian kuantitatif, 4) Artikel Lengkap, 5) Penelitian yang populasinya di atas 18 tahun. Setelah disesuaikan berdasarkan kriteria inklusi maka tersisa adalah 265artikel. Selanjutnya menyeleksi artikel yang sama dari ketiga database pencarian menjadi 174 artikel. Kemudian menyeleksi artikel memiliki konten DM tipe 1/Gestational didapatkan 62 artikel, kemudian diseleksi lagi berdasarkan tujuan penulisan menjadi 7 artikel dan akan di review, dapat di lihat pada Gambar 1.

Hasil Artikel penelitian yang di review berasal dari negara Brazil, Iran dan vietnam, dimana negara Iran 5 artikel. Seluruh artikel yang di review menggunkan pendekatan kuantitatif, metode yang digunakan Randommizeed Control Trial (RCT) (n=3), Cluster Randomized Trial (n=1), Quasi-experimental Study (N=2), Experimental Study (N=1), lebih banyak berjenis kelamin wanita dibanding berjenis kelamin pria. Hasil sistematic review dapat di lihat pada tabel 1. Jenis Program Pendidikan Self Care Hasil penelitian yang telah di review, terdapat satu artikel dengan program pendidikan dasar kemudian di pantau perkembangannya dengan pemberdayaan pasien dalam suatu proses asuhan keperawatan (Cortez et al. 2017). Sedangkan Barasheh et al. (2017) berdasarkan model pembelajaran dengan melibatkan tenaga profesi gizi dan keluarga (Davari et al. 2014). Niknami et al. (2014) melibatkan dokter dalam pemberian materi. Sheikh Abumasoudi et al. (2015) menggunakan perangkat lunak multimedia. Zolfaghari et al. (2017) menggunakan media Podcast dan Pamplhet. Sedangkan Thi et al. (2017) menggunakan edukatif suportif. Strategi/Komponen Pembelajaran Strategi/komponen pembelajaran yang digunakan ialah pertama peningkatan pengetahuan, ketujuh artikel memberikan materi tentang DM, mulai dari pengertian DM, komplikasi DM, pengendalian DM (aktivitas Fisik, tidak merokok, minum obat teratur, diet tepat, perawatan kaki, kontrol glukosa darah), pemberian materi dalam Niknami et al. (2014) oleh seorang dokter. Penambahan materi yaitu self-care (Cortez et al. 2017; Thi et al. 2017), DM dengan gangguan saluran cerna (Sheikh Abumasoudi et al. 2015), mitos penyakit DM (Barasheh et al. 2017), obat-obat yang mengurangi glukosa darah dan rencana keperawatan (Zolfaghari et al. 2017). Selanjutnya melakukan demontrasi/pelatihan dan diskusi, Barasheh et al. (2017) pelatihan dilakukan oleh tenaga ahli gizi, mulai diet sehat sampai cara mengolah makanan, memantau glukosa darah secara mandiri, beraktivitas/olahraga. Melibatkan keluarga (Barasheh et

al. 2017; Davari et al. 2014). Diskusi ini mengeksplor perasaan pasien, berbagai pengalaman positif, materi yang telah di ajarkan, harapan dan tujuan pasien dalam perawatan (Barasheh et al. 2017; Cortez et al. 2017; Niknami et al. 2014; Sheikh Abumasoudi et al. 2015; Thi et al. 2017; Zolfaghari et al. 2017) sampai menetapkan rencana self-care di rumah dan memotivasi pasien setelah di rumah (Thi et al. 2017). Follow up Proses follow up dengan media telepon, dimana pasien dapat menghubungi dan di hubungi kapanpun saat pasien mengalami masalah dalam proses prilaku self-care saat di rumah (Barasheh et al. 2017; Cortez et al. 2017; Niknami et al. 2014; Sheikh Abumasoudi et al. 2015; Thi et al. 2017; Zolfaghari et al. 2017), bila pasien tidak menghadiri pertemuan dilakukan kunjungan rumah (Cortez et al. 2017; Thi et al. 2017). Follow up melalui catatan self-care pasien selain melalui telepon di setiap pertemuan (Barasheh et al. 2017; Niknami et al. 2014; Sheikh Abumasoudi et al. 2015; Zolfaghari et al. 2017). Sedangkan Davari et al. (2014) tatap muka saat post intervensi. Media/metode pembelajaran Media/metode pembelajaran dengan pemberian materi dan diskusi dalam kelompok (Barasheh et al. 2017; Cortez et al. 2017; Davari et al. 2014; Niknami et al. 2014; Sheikh Abumasoudi et al. 2015). Pemberian booklet serta film tentang DM (Barasheh et al. 2017; Niknami et al. 2014). Sedangkan Zolfaghari et al. (2017) dengan podcast dan pamplet dan dengan perangkat lunak multimedia “self-care in diabetes melitus” dalam bentuk audio visual (Sheikh Abumasoudi et al. 2015; Thi et al. 2017). Hasil Program Pendidikan Self-care Hasil biokimia dan antropometri secara statistik setelah intervensi yaitu terjadi penurunan kadar HbA1c (Cortez et al. 2017; Niknami et al. 2014; Thi et al. 2017), penurunan total kolesterol (TC), Low Density Lipoprotein (LDL), Diastolic Blood Pressure (DBP) dan terjadi peningkatan High Density Lipoprotein (HDL) (Cortez et al. 2017) serta penurunan Glukosa Darah Puasa (GDP) dan Index Massa Tubuh (IMT) (Barasheh et al. 2017). Setelah intervensi memperlihatkan peningkatan prilaku self-care (aktivitas fisik/latihan, terapi obat/kontrol glikemik dan diet DM) yang lebih baik. Thi et al. (2017) hanya melihat prilaku self-care dari segi kontrol glikemik dimana hasilnya lebih baik, pengetahuan dan sikap tentang self-care juga mengalami peningkatan lebih baik (Barasheh et al. 2017; Cortez et al. 2017; Niknami et al. 2014) dan self-efficacy, faktor pendukung dan faktor penguat self-care juga mengalami peningkatan lebih baik

3|Page

(Barasheh et al. 2017), kualitas hidup pasien terjadi peningkatan positif (Sheikh Abumasoudi et al. 2015).

Pembahasan Tujuan program pendidikan self-care pada pasien DMT2 untuk mengetahui dan menggambarkan program pendidikan self-care yang memungkinkan pasien DMT2 dapat mengontrol dan mencegah komplikasi DM. Dari hasil review lebih banyak penelitian di Iran (Barasheh et al. 2017; Davari et al. 2014; Niknami et al. 2014; Sheikh Abumasoudi et al. 2015; Zolfaghari et al. 2017) dibanding negara Vietnam (Thi et al. 2017) dan Brasil (Cortez et al. 2017). Desain penelitian menggunakan 3 RCT, 1 Cluster randomized trial, 2 quasy eksperiman study dan 1 eksperimantal study, 4 penelitian yang mempunyai kualitas tinggi yaitu penelitian RCT dan Cluster randomized trial (Cortez et al. 2017; Davari et al. 2014; Sheikh Abumasoudi et al. 2015; Thi et al. 2017). Ketujuh jurnal menggunakan program pendidikan dasar dengan melibatkan keluarga dan lintas profesi misalnya ahli gizi dan dokter, perangkat lunak baik itu audio visual, dengan penggunaan pamplet, booklet dan dengan edukatip suportif. Hal ini memperlihatkan respon selfcare yang baik dari pasien DMT2. Melalui program pendidikan diabetes (DEP) merupakan bagian dari "pendidikan terapeutik". Tujuan utama adalah untuk membantu pasien mengembangkan keterampilan dalam berperilaku berdasarkan parameter dan kualitas hidup yang berhubungan dengan peningkatan derajat kesehatan (Pamungkas, Chamroonsawasdi, and Vatanasomboon 2017; Ruiz-gonzález et al. 2016). Penelitian yang dilakukan oleh Barasheh et al. (2017) dan Davari et al. (2014) yang melibatkan keluarga dalam proses pendidikan sangat mendukung proses self-care pasien, namun tidak melihat keterlibatan keluarga setelah proses pendidikan. Beberapa penelitian menjelaskan dukungan keluarga memiliki korelasi positif pada kemampuan coping self-care di antara pasien DMT2. Menjalani hidup dengan keluarga dikaitkan dengan kemampuan self-care diet yang lebih tinggi diantara pasien DMT2 (Baumann, Opio, and Otim 2010; Pamungkas, Chamroonsawasdi, and Vatanasomboon 2017). Program pendidikan dengan melibatkan preceptor ahli dalam proses pembelajaran ditambah lagi dengan berbagai metode yang menunjang dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap yang berdampak pada prilaku positif terhadap tujuan yang diharapkan. Program keperawatan edukatif yang mendukung adalah program yang dikembangkan berdasarkan teori Orem dengan asumsi bahwa orang tersebut memiliki agen selfcare. Agen self-care merupakan kemampuan individu untuk mengenali kebutuhan diri, mengevaluasi sumber daya yang tepat, menentukan dan melakukan tindakan self-care dalam mengontrol tingkat glikemik.

(Renpenning and Taylor 2011). Berbagai macam strategi/komponen program yang telah di tawarkan yang dapat saling mendukung sehingga menghasilkan suatu program self-care yang terintegrasi (Baumann, Opio, and Otim 2010; Gamboa Moreno et al. 2013; Renpenning and Taylor 2011). Para perawat menggunakan teknik untuk mengajar, membimbing, dan memberikan pengetahuan dan keterampilan self-care DM. Para perawat membina lingkungan belajar yang tepat dan mendorong pasien untuk mengatasi kesulitan dalam prilaku self-care. Oleh karena itu, dengan sistem keperawatan edukatif perawat membantu peserta untuk mencapai self-care yang memadai setelah 3 bulan. Hal ini sesuai penelitian oleh Barasheh et al. (2017), Davari et al. (2014), Niknami et al. (2014), Thi et al. (2017) dan Zolfaghari et al. (2017). Folow up yang dilakukan rata rata mengunakan telepon dan mengunjungi responden bila tidak mengikuti proses pelatihan. Follow up dapat melihat perkembangan dan kemajuan program pendidikan self-care, dimana follow up yang digunakan sangat ekonomis dan praktis dengan penggunaaan telepon. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Pamungkas, Chamroonsawasdi, and Vatanasomboon ( 2017) yang menjelaskan bahwa penggunaan media eletronik dengan telepon dapat meningkatkan kontrol terhadap pasien tanpa harus bertemu dengan pasien tersebut.

intervensi baru-baru ini (Hopkins, D., Lawrence, I., Mansell, P. 2012), peneliti melaporkan penurunan 0,44% dalam HbA1c dari awal sampai satu tahun follow-up dan pengurangan yang signifikan dalam episode hipoglikemia berat (berkisar 1,7-0,6 per individu) serta peningkatan 43% dalam kemampuan untuk mengontrol glukosa darahnya. Hasil serupa telah diamati oleh penulis penelitian lain, yang juga menunjukkan peningkatan yang cukup besar di bidang lain seperti self-efficacy dan pengetahuan (Rankin et al. 2011), tekanan psikologis (Hopkins, D., et al., 2012) dan kepuasan dan kualitas hidup (Rankin et al. 2011). Hasil analisis jurnal ini menyatakan bahwa program pendidikan self-care pada pasien DMT2 sangat berpengaruh dalam prilaku self-care untuk mencegah komplikasi DM. Program pendidikan self-care pada pasien DMT2 sangat di butuhkan di pelayanan kesehatan masyarakat untuk mencegah morbiditas dan mortalitas masyarakat khususnya pasien DM, pelaksanaan program pendidikan self-care dapat diterapkan pada layanan kesehatan di komunitas maupun ditatanan klinik kesehatan baik di rumah sakit maupun klinik swasta, media pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan kondisi dan keadaan setempat. Hasil review menunjukkan semua media pembelajaran mempengaruhi hasil dari intervensi yaitu dapat mengurangi resiko DM, meningkatkan kualitas hidup dan pengembangan diri secara positif.

Kesimpulan Hasil program pendidikan self-care menunjukkan adanya perubahan yang lebih baik setelah intervensi dari segi biokimia dan antropometri maupun dari prilaku self-care pasien serta adanya peningkatan pengetahuan, sikap, selfefficacy, faktor pendukung maupun faktor penguat serta kualitas hidup pasien pun meningkat. Meta-analisis terbaru dari penelitian terkontrol (Hopkins, Lawrence, Mansell, dkk., 2012) telah menunjukkan penurunan mulai dari, 52% hingga 0,81% dalam kadar hemoglobin (HbA1c) ketika pelatihan dalam manajemen penyakit disertakan. Selain itu, intervensi termasuk fleksibilitas rejimen diet/insulin seperti penyesuaian program dosis untuk diet normal pada pasien diabetes telah mencapai hasil yang sangat positif dalam kontrol metabolik. Dalam

4|Page

Program pendidikan self-care pasien DMT2 terdiri dari pemberian pendidikan DM kepada pasien dan keluarga, kemudian diadakan pelatihan dan diskusi dimana pasien dan keluarga ikut terlibat, baik dalam mengenksplor perasaan pasien sampai penetapan tujuan dan intervensi, diharapkan dalam program pendidikan self-care menggunakan beberapa metode pembelajaran dan melibatkan praktisi yang ahli dalam pengelolaan DM, dan diadakan follow up dengan memanfaatkan tekhnologi yang ada.

Identifikasi

PubMed

Wiley

Google Scholar

(n = 175)

(n = 212)

(n = 259)

Kelayakan

Penyaringan

Duplikat = 91 Rekaman setelah duplikat dihapus n = 555

Artikel disaring n = 174

Jumlah Penyaringan (n=381) - Full teks dan Bahasa inggris (n= 138) - Rentang Waktu 20132017 (n = 198) - Kualitif (n = 6) - Bukan Artikel (n= 39)

- Focus DM tipe 1 dan DM Gestational (n =112 ) Artikel teks lengkap n = 62

Termasuk

- Tidak Sesuai dengan tujuan penulisan (n =55) Artikel yang akan di sintesis n=7

Gambar 1. Ringkasan pencarian artikel

5|Page

Tabel 1. Review artikel jurnal N o 1

2

Author

Design

Cortez et al. (2017)

Cluster Randomize d Trial

Brazil

Barasheh et al. (2017)

Quasiexperiment al Study

Kota Bavi Iran

6|Page

Negara

Tujuan Mengevaluasi efektivitas program pemberdayaan yang memberikan dukungan dalam aspek psikososial, perilaku, dan klinis DM untuk membantu masyarakat Brasil memperoleh kontrol metabolik di pelayanan kesehatan.

Komponen Program -

Pemberian topik dalam pertemuan kelompok : Aktifitas fisik, penyuluhan ulang tentang kebutuhan nutrisi, cara menjaga kualitas hidup, Komplikasi DM dan perawatannya, self-care. - Mengidentifikasi dan mendiskusikan perasaan dan persepsi/sikap - Menetapkan tujuan bersama - Membuat intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan - Mengevaluasi pengalaman dan intervensi yang di tetapkan Menyelidiki Pemberian materi selama 1 jam 2 pengaruh program kali seminggu selama 3 bulan pendidikan - Sesi pertama; peningkatan berdasarkan model pemahaman tentang diabetes pendahuluan pada dan mitos penyakit DM. peningkatan - Sesi kedua; pelatihan dengan perilaku self-care menghadirkan ahli gizi untuk pada pasien mengajarkan pasien dalam DMT2 diet sehat, memantau gula darah, - Sesi ketiga, menghadirkan satu orang keluarga pasien dan memberikan booklet

Responden

Follow

284 orang usia 30-80 tahun (intervensi 162 orang, control 122 orang)

-

110 pasien wanita usia > 30 tahun dimana 55 pasien intervensi dan 55 pasien kontrol

-

Telepon setiap bulan - Kunjungan rumah bila responden tidak hadir dari kelompok Selama 12 bulan

Telepon Melalui catatan perawatan yang di isi oleh pasien selama di rumah selama 3 bulan

Materi pendidikan Pemberian Materi dan Diskusi dalam kelompok

Pemberian film dan booklet serta presentasi

Hasil Primer Terjadi penurunan signifikan secara statistik HBA1c,Colesterol Total, LDL, Diastolik Blood Pressure dan peningkatan HDL. Sekunder Kelompok intervensi Terjadi peningkatan yang signifikan secara statistik pengetahuan, sikap, self-care dan pemberdayaan

-

-

Setelah intervensi ada perbedaan yang bermakna antara pre dan post yang mengalami peningkatan rata-rata dari pengetahuan, sikap, self-efficacy, faktor pendukung, faktor penguat dan perilaku self-care Ada perbedaan namun tidak signifikant antara glukosa darah dan IMT

-

3

Niknami et al. (2014)

Experimen tal Study

Kota Zahedan Iran

4

Sheikh Abumaso udi et al. (2015)

Randomize d Control Trial

Kota Arak Iran

5

(Zolfagh ari et al. 2017)

Quasiexperiment al Study

Teheran Iran

7|Page

Menentukan dampak dari program pendidikan selfcare pada mengurangi HbA1c, pasien DMT2 Mengetahui efek dari program selfcare dengan dukungan perangkat lunak multimedia terhadap kualitas hidup pada pasien dengan DMT2

Membandingkan efektivitas program edukasi perawatan DM melalui metode podcast dan pamflet.

Sesi ke empat, merangkum pembahasan sesi sebelumnya. - Memberikan pendidikan, pelatiahan dan diskusi kelompok tentang DM dan komplikasinya, dan kontrol DM - Pemberian pamplet dan CD pembelajaran saat pulang ke rumah. Dukungan perangkat lunak multimedia dengan memberikan pendidikan dan diskusi (pengenalan DM, DM dengan olahraga, DM dengan gula darah terkontrol, DM dengan sistem pencernaan dan DM dengan perawatan kaki) dimana mereka di minta untuk menggunakan program perangkat lunak minimal sekali dalam seminggu Dalam grup podcast : 5 file pelatihan audio ditransfer melalui Bluetooth ke ponsel pasien. Dalam grup pamphlet : Pemberian pamflet dengan konten yang sangat mirip dengan audio pada kelompok podcast.

138 pasien wanita, dimana 69 diberikan intervensi dan 69 sebagai kontrol 60 pasien, dimana 30 diberikan intervensi dan 30 sebagai kontrol

Telepon dan tatap muka selama 3 bulan

90 pasien, dimana 45 diberikan Podscast Training dan 45 diberikan pamplet.

Telepon dan tatap muka Selama 12 minggu (3 bulan)

Telepon dan tatap muka Selama 2 bulan

Pemberian CD dan pamflet DM serta ceramah diskusi dan pemutaran film Pemberian perangkat lunak multimedia “Self-care in diabetes melitus”

-

Terdapat perbedaan yang signifikan dan peningkatan secara statistik antara pengetahuan, sikap dan prilaku self-care serta penuruan HbA1c setelah intervensi

-

Terjadi peningkatan secara statistik kualitas hidup dengan dukungan perangkat lunak multimedia pada kelompok intervensi sedangkan kelompok kontrol tidak.

File pelatihan audio ditransfer melalui Bluetooth ke ponsel dan pamflet

Setelah intervensi : Terdapat peningkatan secara statistik dan signifikan terhadap program latihan pada kedua kelompok serta peningkatan secara statistik pada pamplet di bandingkan podcast (program terapi obat), pada program diet diabetik terdapat perbedaan bermakna kelompok pamplet.

6

Davari et al. (2014)

Randomize d Control Trial

Khorama bad Iran

Mengevaluasi efisiensi intervensi program pendidikan promosi self-care di antara pasien DMT2

-

-

7

Thi et al. (2017)

Randomize d Control Trial

8|Page

Vietnam

Menguji efek dari program keperawatan edukatif pendukung dalam mengontrol glikemik pada pasien Vietnam dengan DMT2 yang tidak terkontrol

-

-

Pembelajaran aktif dalam proses pendidikan (Nutrisi diabetes, aktifitas fisik, kontrol GDS, perawatan kaki dan kepatuhan dalam pengobatan) Pelatihan melibatkan keluarga

64 pasien usia 30-65 tahun, dimana 32 diberikan pelatihan dan 32 kontrol.

Tatap muka selama 3 bulan

Pemberian materi dan diskusi

Intervensi - Ada perbedan bermakna antara sebelum dan sesudah intervensi dalam nutrisi DM, aktivitas fisik, kontrol GDS dan total selfcare - Tidak ada perbedaan bermakna antara sebelum dan sesudah intervensi dalam perawatan kaki dan kepatuhan dalam pengobatan

Bagian pertama adalah memberikan pendidikan dan keterampilan self-care DM serta diskusi kelompok. Dengan meningkatkan kepercayaan diri pasien Bagian kedua adalah bagian yang mendukung, menyediakan lingkungan yang sesuai untuk self-care di rumah dan memotivasi pasien.

84 pasien usia 30-65 tahun, dimana 41 diberikan pelatihan dan 43 kontrol

Telepon Kunjungan rumah

Hanbook, program manual, Video (VCD)

-

Selama 3 bulan

-

Skore Rata rata tingkat HbA1c pada kelompok eksperimen lebih rendah dari kelompok kontrol Pengontrolan glukosa pada kelompok eksperimen secara signifikan lebih tinggi dari kelompok kontrol.

REFERENSI Akinci, Fevzi, Aysegul Yildirim, and Hulya Go. 2008. “Assessment of Health-Related Quality of Life ( HRQoL ) of Patients with Type 2 Diabetes in Turkey.” 79: 117–23. Al-Rubaee, Faisal Rabia, and Moza Humaid AlAbri. 2016. “Characteristics of Registered Diabetics in Dhank Province in the Sultanate of Oman.” Oman Medical Journal 31(3): 205–10. Barasheh, Neda, Ghodratollah Shakerinejad, Sedigheh Nouhjah, and Mohammad Hossein Haghighizadeh. 2017. “The Effect of Educational Program Based on the PrecedeProceed Model on Improving Self-Care Behaviors in a Semi-Urban Population with Type 2 Diabetes Referred to Health Centers of Bavi, Iran.” Diabetes and Metabolic Syndrome: Clinical Research and Reviews 11: S759–65. http://dx.doi.org/10.1016/j.dsx.2017.05.012. Baraz, Shahram, Kourosh Zarea, and Hajiee Bibi Shahbazian. 2017. “Impact of the Self-Care Education Program on Quality of Life in Patients with Type II Diabetes.” Diabetes & Metabolic Syndrome: Clinical Research & Reviews. http://dx.doi.org/10.1016/j.dsx.2017.07.043. Baumann, Linda C, Christopher Kenneth Opio, and Marcel Otim. 2010. “Self-Care Beliefs and Behaviors in Ugandan Adults With Type 2 Diabetes.” : 293–300. Chaidir, Reny et al. 2017. “Hubungan Self Care Dengan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus.” Endurance 2(2) 2(June): 132–44. Chin, Marshall H, Andrew M Davis, and Lawrence P Casalino. 2007. “Pay for Performance , Public Reporting , and Racial Disparities in Health Care How Are Programs Being Designed ?” : 283–304. Committee, Professional Practice, and A Classification. 2010. “Standards of Medical Care in Diabetes-2010.” Diabetes Care 33(SUPPL. 1). Cortez, Daniel Nogueira et al. 2017. “Evaluating the Effectiveness of an Empowerment Program for Self-Care in Type 2 Diabetes: A Cluster Randomized Trial.” BMC Public Health 17(1): 1–10. http://dx.doi.org/10.1186/s12889-0163937-5. Dagogo-jack, Sam. 2017. Diabetes Mellitus in Developing Countries and Underserved Communities. Springer Nature. 9|Page

http://link.springer.com/10.1007/978-3-31941559-8. Davari, Leila et al. 2014. “Self-Care Behavior Promotion among Type 2 Diabetic Patient : A Randomized Controlled Trial.” Journal of Biology abd Today’s World 10(October): 223– 26. http://www.journalbio.com. Gamboa Moreno, Estibaliz et al. 2013. “Impact of a Self-Care Education Programme on Patients with Type 2 Diabetes in Primary Care in the Basque Country.” BMC Public Health 13(1): 1–8. Hopkins, D., Lawrence, I., Mansell, P., et al. 2012. “Improved Biomedical and Psychologi Cal Outcomes 1 Year after Structured Education in FLexible Insulin Therapy for People with Type 1 Diabetes: The UK DAFNE Experience. Diabetes Care.” 35(August 2011): 1638–42. Hosseini, Meimanat, and Meimanat Hosseini. 2017. “MULTI-MEDIA APPLICATION FOR THE SELF-CARE OF PATIENTS.” 4(5): 1313–18. Kakhki, Ali Darvishpoor, and Zilla Abed. 2013. “Health-Related Quality of Life of Diabetic Patients in Tehran.” 11(4): 1–6. Milchovich, Sue K., and Barbara Dung Long. 2011. Diabetes Mellitus : A Practical Handbook. 10th ed. United States: Bull Publishing Company. Niknami, Shamsaddin et al. 2014. “The Effect of Self-Care Education Program on Reducing HbA1c Levels in Patients with Type 2 Diabetes.” Journal of Education and Health Promotion 3(1): 123. http://www.jehp.net/text.asp?2014/3/1/123/145 935. Pamungkas, Rian Adi, Kanittha Chamroonsawasdi, and Paranee Vatanasomboon. 2017. “Behavioral Sciences A Systematic Review : Family Support Integrated with Diabetes SelfManagement among Uncontrolled Type II Diabetes Mellitus Patients.” : 1–17. Pandey, Mona et al. 2010. “Report of a National Heart , Lung , and Blood Institute Workshop : Heterogeneity in Cardiometabolic Risk in Asian Americans in the U . S . Opportunities for Research.” JAC 55(10): 966–73. http://dx.doi.org/10.1016/j.jacc.2009.07.075. Parsa, Parisa, Roya Ahmadinia-Tabesh, Younes Mohammadi, and Nasrin Khorami. 2017. “Investigating the Relationship between Quality of Life with Lipid and Glucose Levels in Iranian Diabetic Patients.” Diabetes & Metabolic Syndrome: Clinical Research &

Reviews. http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S187 1402117301789. Rankin, D et al. 2011. “Article : Care Delivery How and Why Do Patients with Type 1 Diabetes Sustain Their Use of Flexible Intensive Insulin Therapy ? A Qualitative Longitudinal Investigation of Patients ’ Self-Management Practices Following Attendance at a Dose Adjustment for Normal Eating ( DAFNE ) Course.” : 532–38. Renpenning, Katherine Mclaughlin, and Susan G. Taylor. 2011. “Self-Care In Type 2 Diabetes : Selected Papers of Dorothea Orem.” Ruiz-gonzález, Isabel et al. 2016. “Long-Term Effects of an Intensive-Practical Diabetes Education Program on HbA1c and Self-Care ☆.” Applied Nursing Research 31: 13–18. http://dx.doi.org/10.1016/j.apnr.2015.12.008. Saatci, Esra et al. 2010. “The Well-Being and Treatment Satisfaction of Diabetic Patients in Primary Care.” : 1–8. Sheikh Abumasoudi, Rouhollah et al. 2015. “Self-

10 | P a g e

Care Program With Multimedia Software Support Effect on Quality of Life in Patients With Diabetes Type II.” Jundishapur Journal of Chronic Disease Care 4(2): 0–5. http://www.jjchronic.com/?page=article&articl e_id=22536. Shrivastava, Saurabh Rambiharilal, Prateek Saurabh Shrivastava, and Jegadeesh Ramasamy. 2013. “Role of Self-Care in Management of Diabetes Mellitus.” 12(1): 1. Thi, Nguyen, Minh Chinh, Sureeporn Thanasilp, and Sunida Preechawong. 2017. “The Effect Of The Supportive Educative Nursing Program On Glycemic Control In Vietnamese Patients With Uncontrolled Type 2 Diabetes Mellitus : A Randomized Controlled Trial.” 31(3): 233–39. Zolfaghari, Mitra, Fatemeh Bahramnezhad, Parvanch Alvandfar, and Zahra Emami. 2017. “Podcast vs. Pamphlet; Which One Is More Effective in Self-Care Training Program of Diabetic Patient?” Iranian Journal of Health Sciences 5(2): 1–10.

Related Documents


More Documents from "April Joy V. Quino"