Lp Dan Askep Diare.docx

  • Uploaded by: M Syikir Biges
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Lp Dan Askep Diare.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,090
  • Pages: 16
KEPERAWATAN ANAK PRORAM PROFESI NERS STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR

RIDWANCA,S.Kep

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH DENGAN KASUS DIARE DI RUANG INTERNA WANITA RUMKIT BAN POLEWALI

DI SUSUN OLEH : RIDWANCA,S.KEP NIM : N.18.031

CI LAHAN

CI INSTITUSI

(……………………………………………)

(……………………………………………)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA GENERASI PROGRAM PROFESI NERS POLEWALI MANDAR TAHUN 2019 0

KEPERAWATAN ANAK PRORAM PROFESI NERS STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR

RIDWANCA,S.Kep

BAB I TINJAUAN KONSEP MEDIS

A. Definisi Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Dengan tinja berbentuk cair atau setengah padat, dapat disertai frekuensi yang meningkat. Menurut WHO (1980), diare adalah buang air besar encer lebih dari 3x sehari. Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya, yaitu diare akut dan kronis (Mansjoer,A.1999,501). Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feces encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja (Potter & Perry. 2006). Diare adalah kondisi yang didefinisikan oleh peningkatan frekwensi defekasi (lebih dari 3kali sehari), peningkatan jumlah feses (lebih dari 200g per hari) dan perubahan konsistensi (cair) (Brunner&Suddart, 2014). Dapat disimpulkan diare akut adalah inflamasi lambung dan usus yang disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen,yang di tandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair), Diare juga dapat terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat dan pada neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah.

1

KEPERAWATAN ANAK PRORAM PROFESI NERS STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR

RIDWANCA,S.Kep

B. Etiologi 1. Faktor Infeksi : a. Bakteri ( Shigella, Shalmonella, Vibrio Kholera) b. Virus (Enterovirus) c. Parasit (Cacing) d. Kandida (Candida Albicans) 2. Faktor Parentral : Infeksi di bagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-anak). 3. Faktor Malabsorbsi : Karbohidrat, lemak, protein. 4. Faktor Makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran dimasak kurang matang. 5. Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.

C. Patofisiologi Mekanisme dasar yang menyebabkan diare ialah yang pertama gangguan osmotik, akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus, isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare. Kedua akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus 2

KEPERAWATAN ANAK PRORAM PROFESI NERS STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR

RIDWANCA,S.Kep

akan terjadi peningkatan sekali air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus. Ketiga

gangguan

motalitas

usus,

terjadinya

hiperperistaltik

akan

mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri timbul berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula. Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikroorganisme hidup ke dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare. Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut: 1. Kehilangan air (dehidrasi) Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan (input), merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare. 2. Gangguan

keseimbangan

asam

basa

(metabik

asidosis)

Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria/anuria) dan terjadinya pemindahan ion Na dari cairan ekstraseluler kedalam cairan intraseluler. 3. Hipoglikemia 3

KEPERAWATAN ANAK PRORAM PROFESI NERS STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR

RIDWANCA,S.Kep

Hipoglikemia terjadi pada 2-3% anak yang menderita diare, lebih sering pada anak yang sebelumnya telah menderita KKP. Hal ini terjadi karena adanya gangguan penyimpanan/penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan absorbsi glukosa.Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga 40 mg% pada bayi dan 50% pada anak-anak. 4. Gangguan gizi Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan oleh: a. Makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang bertambah hebat. b. Walaupun susu diteruskan, sering diberikan dengan pengeluaran dan susu yang encer ini diberikan terlalu lama. c. Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya hiperperistaltik. 5. Gangguan sirkulasi Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal.

D. Manifestasi Klinis Tanda dan Gelaja diare menurut Brunner&Suddart (2014): a. Peningkatan frekwensi defekasi dan kandungan cairan dalam feses b. Kram abdomen, distensi, gemuruh di usus (borborigmus), anoreksia dan 4

KEPERAWATAN ANAK PRORAM PROFESI NERS STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR

RIDWANCA,S.Kep

rasa haus, kontraksi anus dan nyeri serta mengejan yang tidak efektif (tenemus) setiap kali defekasi. c. Feses cair, yang mengindikasikan penyakit pada usus kecil d. Feses semi padat, lunak yang disebakan oleh gangguan pada usus besar e. Terdapat lender, darah, dan nanah dalam feses, yang menunjukan kolitis atau inflamasi f. Cipratan minyak pada cairan toilet, yang merupakan diagnosis insufisiensi pancreas dan diare nokturnal, yang merupakan manifestasi neuropatik diabetik.

E. Pemeriksaan Penunjang 1. Laboratorium : a. feses kultur : Bakteri, virus, parasit, candida b. Serum elektrolit : Hipo natremi, Hipernatremi, hipokalemi c. AGD : asidosis metabolic ( Ph menurun, pO2 meningkat, pcO2 meningkat, HCO3 menurun ) d. Faal ginjal : UC meningkat (GGA) 2. Radiologi : mungkin ditemukan bronchopemoni

F. Penalaksanaan Dasar pengobatan diare adalah : 1. Pemberian cairan Pemberian cairan pada pasien diare dan memperhatiakn derajat dehidrasinya dan keadaan umum.

5

KEPERAWATAN ANAK PRORAM PROFESI NERS STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR

RIDWANCA,S.Kep

a. Pemberian cairan Pasien dengan dehidrasi rignan dan sedang cairan diberikan per oral berupa cairan yang berisikan NaCl dan Na HCO3, KCl dan glukosa untuk diare akut dan karena pada anak di atas umur 6 bulan kadar natrium 90 ml g/L. pada anak dibawah 6 bulan dehidrasi ringan / sedang kadar natrium 50-60 mfa/L, formula lengkap sering disebut : oralit. b. Cairan parontenal Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai engan kebutuhan pasien, tetapi kesemuanya itu tergantugn tersedianya cairan stempat. Pada umumnya cairan Ringer laktat (RL) diberikan tergantung berat / rignan dehidrasi, yang diperhitugnkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan BB-nya.  Belum ada dehidrasi Per oral sebanyak anak mau minum / 1 gelas tiap defekasi  Dehidrasi ringan 1 jam pertama : 25 – 50 ml / kg BB per oral, selanjutnya : 125 ml / kg BB / hari  Dehidrasi sedang 1 jam pertama : 50 – 100 ml / kg BB per oral (sonde), selanjutnya 125 ml / kg BB / hari  Dehidrasi berat Tergantung pada umur dan BB pasien. 2. Obat-obatan Prinsip pengobatan diare adalah mengganti cairan yang hilang melalui tinja dengan / tanpa muntah dengan cairan yang mengandung elektrolit dan glukosa / karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras sbb). a. Obat anti sekresi Asetosal, dosis 25 mg/ch dengan dosis minimum 30 mg. Klorrpomozin, dosis 0,5 – 1 mg / kg BB / hari b. Obat spasmolitik, dll umumnya obat spasmolitik seperti papaverin, ekstrak beladora, opium loperamia tidak digunakan untuk mengatasi diare akut lagi, obat pengeras tinja seperti kaolin, pektin, charcoal, 6

KEPERAWATAN ANAK PRORAM PROFESI NERS STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR

RIDWANCA,S.Kep

tabonal, tidak ada manfaatnya untuk mengatasi diare sehingg tidak diberikan lagi c. Antibiotik Umumnya antibiotik tidak diberikan bila tidak ada penyebab yang jelas bila penyebabnya kolera, diberiakn tetrasiklin 25-50 mg / kg BB / hari. Antibiotik juga diberikan bile terdapat penyakit seperti : OMA, faringitis, bronkitis / bronkopneumonia.

G. Pathway Diare Faktor infeksi

F.malabsorbsi

Masuk dan berkembang dalam usus

Tekanan osmotik

Hipersekresi air dan elektrolit

F.makanan

Pergeseran air dan elektrolit ke rongga usus

F.Psikologi

Toksin tidak dapat diserap

cemas

hiperperistaltik Kesempatan usus menyerap makanan menurun

DIARE

Frekuensi BAB meningkat Distensi abdomen Kehilangan cairan dan elekrtolit berlebihan

Defisit volume cairan

Integritas kulit perinatal

Perubahan status kesehatan

Mual muntah

Resiko kerusakan integritas kulit

Ansietas Nafsu makan menurun

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

7

KEPERAWATAN ANAK PRORAM PROFESI NERS STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR

RIDWANCA,S.Kep

BAB II TINJAUAN KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian 1. Identitas Perlu diperhatikan adalah usia. Episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. Insiden paling tinggi adalah golongan umur 6-11 bulan. Kebanyakan kuman usus merangsang kekebalan terhadap infeksi, hal ini membantu menjelaskan penurunan insiden penyakit pada anak yang lebih besar. Pada umur 2 tahun atau lebih imunitas aktif mulai terbentuk. Kebanyakan kasus karena infeksi usus asimptomatik dan kuman enterik menyebar terutama klien tidak menyadari adanya infeksi. Status ekonomi juga berpengaruh terutama dilihat dari pola makan dan perawatannya . 2. Keluhan Utama BAB lebih dari 3 x 3. Riwayat Penyakit Sekarang BAB warna kuning kehijauan, bercampur lendir dan darah atau lendir saja. Konsistensi encer, frekuensi lebih dari 3 kali, waktu pengeluaran : 3-5 hari (diare akut), lebih dari 7 hari ( diare berkepanjangan), lebih dari 14 hari (diare kronis). 4. Riwayat Penyakit Dahulu Pernah mengalami diare sebelumnya, pemakian antibiotik atau kortikosteroid jangka panjang (perubahan candida albicans dari saprofit menjadi parasit), alergi makanan, ISPA, ISK, OMA campak. 8

KEPERAWATAN ANAK PRORAM PROFESI NERS STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR

RIDWANCA,S.Kep

5. Riwayat Nutrisi Pada anak usia toddler makanan yang diberikan seperti pada orang dewasa, porsi yang diberikan 3 kali setiap hari dengan tambahan buah dan susu. Kekurangan gizi pada anak usia toddler sangat rentan,. Cara pengelolahan makanan yang baik, menjaga kebersihan dan sanitasi makanan, kebiasan cuci tangan. 6. Riwayat Kesehatan Keluarga Ada salah satu keluarga yang mengalami diare. 2. Riwayat Kesehatan Lingkungan Penyimpanan makanan pada suhu kamar, kurang menjaga kebersihan, lingkungan tempat tinggal. 3. Pemeriksaan Fisik a. Pengukuran panjang badan, berat badan menurun, lingkar lengan mengecil, lingkar kepala, lingkar abdomen membesar. b. Keadaan umum : klien lemah, gelisah, rewel, lesu, kesadaran menurun. c. Kepala : ubun-ubun tak teraba cekung karena sudah menutup pada anak umur 1 tahun lebih. d. Mata : cekung, kering, sangat cekung e. Sistem pencernaan : mukosa mulut kering, distensi abdomen, peristaltik meningkat > 35 x/mnt, nafsu makan menurun, mual muntah, minum normal atau tidak haus, minum lahap dan kelihatan haus, minum sedikit atau kelihatan bisa minum f. Sistem Pernafasan : dispnea, pernafasan cepat > 40 x/mnt karena asidosis metabolik (kontraksi otot pernafasan) 9

KEPERAWATAN ANAK PRORAM PROFESI NERS STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR

RIDWANCA,S.Kep

g. Sistem Kardiovaskuler : nadi cepat > 120 x/mnt dan lemah, tensi menurun pada diare sedang . h. Sistem Integumen : warna kulit pucat, turgor menurun > 2 dt, suhu meningkat > 375 0 C, akral hangat, akral dingin (waspada syok), capillary refill time memajang > 2 dt, kemerahan pada daerah perianal. i. Sistem perkemihan : urin produksi oliguria sampai anuria (200-400 ml/ 24 jam ), frekuensi berkurang dari sebelum sakit. j. Dampak hospitalisasi : semua anak sakit yang MRS bisa mengalami stress yang berupa perpisahan, kehilangan waktu bermain, terhadap tindakan invasive respon yang ditunjukan adalah protes, putus asa, dan kemudian menerima.

B. Diagnosa Keperawatan 1. Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan intake makanan 3. Cemas b/d perubahan status kesehatan 4. Risiko kerusakan integritas kulit b/d ekskresi/BAB sering

C. Intervensi Keperawatan No 1

Diagnosa Tujuan dan Kriteria keperawatan Hasil Defisit volume cairan NOC: b/d kehilangan cairan Fluid balance aktif Hydration Nutritional Status : Food Definisi : Penurunan and Fluid Intake cairan intravaskuler, Kriteria Hasil : interstisial, dan/atau Mempertahankan urine

10

Intervensi NIC : Fluid management Timbang popok/pembalut jika diperlukan Pertahankan catatan intake dan output yang akurat Monitor status hidrasi (

KEPERAWATAN ANAK PRORAM PROFESI NERS STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR

RIDWANCA,S.Kep

intrasellular. Ini mengarah ke dehidrasi, kehilangan cairan dengan pengeluaran sodium

-

-

-

2

output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal Tidak ada tanda tanda Batasan Karakteristik : dehidrasi, Elastisitas turgor Kelemahan kulit baik, membran Haus mukosa lembab, tidak ada Penurunan turgor rasa haus yang berlebihan kulit/lidah Membran mukosa/kulit kering Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, penurunan volume/tekanan nadi Pengisian vena menurun Perubahan status mental Konsentrasi urine meningkat Temperatur tubuh meningkat Hematokrit meninggi Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada third spacing) Faktor-faktor yang berhubungan: Kehilangan volume cairan secara aktif Kegagalan mekanisme pengaturan Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan intake makanan Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh.

Batasan karakteristik : - Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal Dilaporkan adanya

NOC : Nutritional Status : Nutritional Status : food and Fluid Intake Nutritional Status : nutrient Intake Weight control Kriteria Hasil : Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan Beratbadan ideal sesuai dengan tinggi badan Mampumengidentifikasi kebutuhan nutrisi Tidk ada tanda tanda

11

kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan Monitor vital sign Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian Kolaborasikan pemberian cairan intravena IV Monitor status nutrisi Dorong masukan oral Berikan penggantian nesogatrik sesuai output Dorong keluarga untuk membantu pasien makan Tawarkan snack ( jus buah, buah segar ) Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk Atur kemungkinan tranfusi Persiapan untuk tranfusi Hypovolemia Management Monitor status cairan termasuk intake dan ourput cairan Pelihara IV line Monitor tingkat Hb dan hematokrit Monitor tanda vital Monitor responpasien terhadap penambahan cairan Monitor berat badan Dorong pasien untuk menambah intake oral Pemberian cairan Iv monitor adanya tanda dan gejala kelebihanvolume cairan Monitor adanya tanda gagal ginjal Nutrition Management Kaji adanya alergi makanan Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C Berikan substansi gula Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi Berikan makanan yang terpilih (

KEPERAWATAN ANAK PRORAM PROFESI NERS STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR

RIDWANCA,S.Kep

-

-

-

-

-

-

-

intake makanan yang kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance) Membran mukosa dan konjungtiva pucat Kelemahan otot yang digunakan untuk menelan/mengunyah Luka, inflamasi pada rongga mulut Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan Miskonsepsi Kehilangan BB dengan makanan cukup Keengganan untuk makan Kram pada abdomen Tonus otot jelek Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi Kurang berminat terhadap makanan Pembuluh darah kapiler mulai rapuh Diare dan atau steatorrhea Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok) Suara usus hiperaktif Kurangnya informasi, misinformasi

malnutrisi Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi) Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring BB pasien dalam batas normal Monitor adanya penurunan berat badan Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan Monitor lingkungan selama makan Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi Monitor turgor kulit Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah Monitor mual dan muntah Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht Monitor makanan kesukaan Monitor pertumbuhan dan perkembangan Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva Monitor kalori dan intake nuntrisi Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral. Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

Faktor-faktor yang berhubungan : Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zatzat gizi berhubungan

12

KEPERAWATAN ANAK PRORAM PROFESI NERS STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR

RIDWANCA,S.Kep

3

4

dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi. Cemas b/d perubahan NOC : status kesehatan Anxiety control Coping Definisi : Impulse control Perasaan gelisah yang Kriteria Hasil : tak jelas dari Klien mampu ketidaknyamanan atau mengidentifikasi dan ketakutan yang disertai mengungkapkan gejala respon autonom cemas (sumner tidak spesifik Mengidentifikasi, atau tidak diketahui mengungkapkan dan oleh individu); menunjukkan tehnik untuk perasaan keprihatinan mengontol cemas disebabkan dari Vital sign dalam batas antisipasi terhadap normal bahaya. Sinyal ini Postur tubuh, ekspresi merupakan peringatan wajah, bahasa tubuh dan adanya ancaman yang tingkat aktivitas akan datang dan menunjukkan memungkinkan berkurangnya kecemasan individu untuk mengambil langkah untuk menyetujui terhadap tindakan Ditandai dengan Gelisah Insomnia Resah Ketakutan Sedih Fokus pada diri Kekhawatiran Cemas

NIC : Anxiety Reduction (penurunan kecemasan) Gunakan pendekatan yang menenangkan Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur Pahami prespektif pasien terhdap situasi stres Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis Dorong keluarga untuk menemani anak Lakukan back / neck rub Dengarkan dengan penuh perhatian Identifikasi tingkat kecemasan Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi Barikan obat untuk mengurangi kecemasan

Risiko kerusakan NOC : Tissue Integrity : integritas kulit b/d Skin and Mucous ekskresi/BAB sering Membranes Kriteria Hasil : Definisi : Perubahan Integritas kulit yang pada epidermis dan baik bisa dipertahankan dermis (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, Batasan karakteristik : pigmentasi) Gangguan pada Tidak ada luka/lesi bagian tubuh pada kulit Kerusakan Perfusi jaringan baik lapisa kulit (dermis) Menunjukkan Gangguan pemahaman dalam proses permukaan kulit perbaikan kulit dan

NIC : Pressure Management Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar Hindari kerutan pada tempat tidur Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali Monitor kulit akan adanya kemerahan Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan

13

KEPERAWATAN ANAK PRORAM PROFESI NERS STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR

RIDWANCA,S.Kep

(epidermis) Faktor yang berhubungan : Eksternal : Hipertermia atau hipotermia Substansi kimia Kelembaban udara Faktor mekanik (misalnya : alat yang dapat menimbulkan luka, tekanan, restraint) Immobilitas fisik Radiasi Usia yang ekstrim Kelembaban kulit Obat-obatan Internal : Perubahan status metabolik Tulang menonjol Defisit imunologi Faktor yang berhubungan dengan perkembangan Perubahan sensasi Perubahan status nutrisi (obesitas, kekurusan) Perubahan status cairan Perubahan pigmentasi Perubahan sirkulasi Perubahan turgor (elastisitas kulit)

mencegah terjadinya Monitor aktivitas dan sedera berulang mobilisasi pasien Mampu melindungi Monitor status nutrisi pasien kulit dan mempertahankan Memandikan pasien dengan kelembaban kulit dan sabun dan air hangat perawatan alami

14

KEPERAWATAN ANAK PRORAM PROFESI NERS STIKES BINA GENERASI POLEWALI MANDAR

RIDWANCA,S.Kep

DAFTAR PUSTAKA

Arjatmo T. 2001. Keadaan Gawat yang mengancam jiwa, Jakarta gaya baru. Bates. B, 1995. Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan. Ed 2. EGC. Jakarta Betz Cecily L, Sowden Linda A. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatik, Jakarta, EGC. Brunner&Suddart. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Ed 12. EGC. Jakarta Carpenitto.LJ. 2006. Diagnosa Keperawatan Aplikasi Pada Praktek Klinis. Ed 7. EGC. Jakarta. Markum.AH. 2008. Ilmu Kesehatan Anak. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. NANDA. 2012-2014. Diagnosis Keperawatan. EGC. Jakarta Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak sakit. EGC. Jakarta Sachasin Rosa M. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatik. Alih bahasa : Manulang R.F. Jakarta, EGC. Suryanah. 2000. Keperawatan Anak. EGC. Jakarta

15

Related Documents


More Documents from "Candra Ayu"