TUGAS BAHASA INDONESIA ”ARTIKEL”
Disusun oleh : Kelompok 7 RIFQI RISDYA PRATAMA
NIM : 1410015019
SATRIA DANANJAYA SIGALAYAN
NIM : 1410015013
WILLIAM MALLISA R.M.
NIM : 1410015003
VIERGA NANDA WIQA
NIM : 1410015039
VIVI EVITA DEWI
NIM : 1410015035
WIRDAH ULFAHAINI M.
NIM : 1410015053
YAYUK BULAM SARIFATI
NIM : 1410015051
YUNITA DHUHARINI
NIM : 1410015071
YULIANA BELINDA
NIM : 1410015061
ZUHAIDAH KARIMAH
NIM : 1410015066
Dosen : Ahmad Murtadlo FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN SAMARINDA 2014
ARTIKEL A.
Pengertian Artikel Artikel adalah (1) Karya tulis lengkap dalam majalah, surat kabar dan sebagainya. (2)
Tulisan non-fiksi, biasanya singkat dan lengkap, seperti berita dan karangan khas (feature) dalam surat kabar atau majalah. Dan (3) Karangan tertulis yang panjangnya tidak tentu, yang bertujuan untuk menyampaikan gagasan dan fakta dengan maksud untuk meyakinkan, mendidik dan menghibur. Kata artikel didefinisikan sebagai suatu karangan factual tentang sesuatu soal secara lengkap, misalnya seni, budaya, dan pariwisata, yang panjangnya tidak tentu, untuk dimuat di surat kabar, majalah, bulletin, dan sebagainya dengan tujuan untuk menyampaikan gagasan dan fakta guna meyakinkan, mendidik, dan menghibur.
Menurut kamus lengkap Inggris-Indonesia karangan Prof. Drs. S. Wojowasito dan W.J.S. Poerwodarminto, artikel berarti “karangan”. Sedangkan artikel dalam bahasa Indonesia, menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka, berarti karangan di surat kabar, majalah dan sebagainya. Menurut R.Amak Syarifudin, dosen Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Massa (STIKOSA AWS) Surabaya, artikel adalah suatu tulisan tentang berbagai soal, nilai politik, sosial, ekonomi budaya, teknologi, olahraga, dll.
Artikel Berdasarkan pendapat para pakar dan praktisi tersebut dapat disimpulkan bahwa semua tulisan di surat kabar atau majalah yang bukan berbentuk berita, bisa disebut artikel. Yang membedakan salah satunya adalah letak penguatan artikel tersebut. Jika artikel itu dimuat pada halaman opini disebut artikel umum, bila diletakkan di halaman seni dan hiburan dikatakan essai dan jika dimuat di kolom khusus redaksi diberi nama tajuk rencana dsb.
Menulis artikel berbeda dengan menulis berita. Kalau berita, apa yang ditulisnya itu harus berdasarkan fakta atas kejadian atau peristiwa yang terjadi. Boleh juga penulisan berita ditambah dengan interpretasi, sepanjang itu diperuntukkan bagi penjelasan fakta. Tetapi menulis berita, sama sekali diperbolehkan
memasukkan opini. Untuk mewadahi
penyampaian opini masyarakata pada surat kabar atau majalah, disediakan kolom khusus yaitu halaman opini. Penulis artikel tidak boleh mengeluarkan pendirian pribadi seperti
menulis unek-unek tanpa berdasarkan fakta agar artikel masih dipandang sebagai tulisan berbobot. Biasanya sikap atau pendirian itu dikemukakan sebagai
penegasan atas
ketidaksetujuan terhadap sesuatu yang sedang dipermasalahkan. Dalam
mengemukakan
ketidaksetujuan ini biasanya penulis mengkritik hal yang sedang dipermasalahkan itu. Pantangan bagi penulis diantaranya adalah mengemukakan kritik terhadap seseorang secara pribadi. Seharusnya yang dikritik itu perbuatanyya atau keputusannya yang menimbulkan masalah, bukan orangnya, mengemukakan masalah dengan nada permusuhan dan kebencian. Tulisan bernada kebencian terhadap seni dan budaya tertentu dilarang oleh undang-undang sebagai artikel penyebar kebencian.
Secara jelas dapat dijelaskan bahwa artikel jurnalistik berbeda dengan tulisan lainnya. Artikel jurnalistik mengikuti kaidah jurnalisme, struktur tulisannya sama dengan feature yaitu sama-sama dimulai dengan lead yang mempertahankan eye-catching tertentu.
Bedanya
artikel menampilkan karakter penulis menggunakan sudut pandang tertentu. Selain itu menurut Nelson artikel ditujukan kepada khalayak tertentu, topic uraiannya tidak bersifat local, bukan hanya mengungkap kasus, trends dan peristiwa tertentu. Namun karena samasama produk jurnalistik artikel memola gaya bahasa jurnalistik, bahasanya menurut Rosihan Anwar dalam buku Bahasa Jurnalistik Indonesia dan Komposisi, mesti lancer, jelas, lugas, sederhana, padat, singkat dan menarik namun dengan tetap mengikuti bahasa baku, kaidah bahasa, ejaan benar dan kosa kata dinamis.
Menulis artikel boleh dimulai dengan pemaparan fakta sebagai data dari apa yang akan ditulisnya itu. Dari data yang ada itulah penulis bisa memberikan pendapat, pandangan, gagasan, atau bahkan interpretasi dari fakta yang ada pada data tersebut. Meskipun artikel termasuk dalam kelompok public opinion (opini publik), tetapi penulisnya tidak hanya terdiri dari orang- orang diluar pengelola penerbitan pers. Wartawan, redaksi bahkan pekerja pers lainya yang mampu menulis artikel bisa membuatnya. Hanya saja dalam memberikan pandangan, pendapat atau pemikiran lain, diatasnamakan dirinya sendiri. Itu sebabnya, nama penulisnya selalu ditulis lengkap untuk mempertanggungjawabkan isi tulisannya.
Artikel memiliki beberapa karakteristik yaitu : Ditulis dengan atas nama (By Lines Story), Mengandung gagasan aktual dan atau kontroversial, Gagasan yang diangkat harus menyangkut kepentingan sebagian terbesar khalayak pembaca, Ditulis secara referensial dengan visi intelektual, disajikan dalam bahasa yang hidup, segar, populer, dan komunikatif,
Singkat dan tuntas dan Orisinal.
B.
Jenis-jenis Artikel Secara umum artikel dapat dibedakan menurut jenis serta tingkat kesulitan yang
dihadapi, antara lain : 1.
Artikel Praktis Artikel praktis, lebih bersifat petunjuk praktis tentang cara melakukan sesuatu (How
to do it). Misalnya, petunjuk cara membuka internet. Cara praktis merawat tanaman bonsai. Sepuluh langkah membuat kue tart, kiat ramping dan cantik dalam 15 hari, atau cara cepat menguasai rumus dan hitungan matematika. Artikel praktis lebih menekankan pada aspek ketelitian dan ketrampilan daripada masalah pengamatan dan pengembangan pengetahuan serta analisis peristiwa. Artikel praktis biasanya ditulis dengan menggunakan pola kronologis. Artinya pesen disusun berdasarkan urutan waktu atau tahapan pekerjaan.
2.
Artikel Ringan Artikel ringan, lazim ditemukan pada rubrik anak- anak, remaja,wanita dan keluarga.
Artikel ini lebih banyak mengangkat topik bahasan yang ringan dengan cara penyajiannya yang ringan pula, dalam arti tidak menguras pikiran kita. Untuk menerima atau mencernanya, kita sebagai pembaca tidak memerlukan persiapan dan perhatian khusus. Artikel ringan tak ubahnya makanan mie siap saji atau permen karet yang bisa dikunyah kapan dan dimana saja. Topik bahasan seperti kiat sukses belajar di perguruan tinggi. Benarkah anda tpe orang yang ambisius, sepuuh ciri wanita setia, atau sembilan kelemahan pria dimata wanita, termasuk ke dalam kategori artikel ringan. Siapapun yang membacanya tidak perlu mengerutkan dahi, berpikir lebh keras, menganalisis lebih tajam atau menggugatnya secara akademis. Artikel ringan bisa dibaca secara sekilas di termpat praktik dokter atau di ruang tunggu terminal, stasiun, atau bandara. Artikel ringan dikemas dengan gaya paduan informasi dan hiburan (infotainment).
3.
Artikel halaman Opini Harap dipahami terlebih dahulu, semua artikel termasuk opini (views). Sifatnya
sebagai pandangan subjektif. Jika berbeda dengan berita (news) sebagai fakta objektif, jika memang demikian, mengapa harus ada yang diberi nama artikel halaman opini? Penamaan artikel halaman opini dimaksudkan terutama untuk memudahkan kita dalam mengenali jenis-
jenis artikel yang terdapat dalam surat kabar, tabloit, atau majalah. Selain itu untuk mengenali karakteristik isinya, cara pendekatannya, dan topik- topik yang dikupasnya. Sebagai contoh, artikel yang membahas cara cepat mengatasi jerawat, tidak akan ditemukan di halamn opini. Artikel opini lazim ditemukan pada halaman khusus opini brsama tulisan opini yang lain yakni tajuk rencana, karikatur, pojok, kolom, dan surat pembaca. Artikel opini mengupas suatu masalah secara serius dan tuntas dengan merujuk pada pendekatan analitis. Sifatnya relatif berat, karena itulah artikel opini kerap ditulis oleh mereka ayng memiliki latar belakang pendidikan, pengetahuan, keahlian, atau pengalaman yang memadai.
4.
Artikel Analisis Ahli Artikel analisis ahli, biasa kita temukan pada halaman muka, halama- halaman berita,
atau halaman dan rubrik- rubrik khusus tertentu. Sesuai dengan namanya, artikel jenis ini ditulis oleh ahli pakar di bidangnya dalam bahasa yang populer dan komunikatif. Artikel analisis ahli mengupas secara tajam dan mendalam, Suatu persoalan yang menjadi sorotan dan bahan pembicaraan masyarakat, topik yang diangkat dan dibahas macam- macam, seperti ekonomi, politik, pendidikan, sosial, agama, budaya, industri, IPTEK.
Beberapa surat kabar besar di Indonesia, menyediakan ruangan kusus untuk artikel analisis ahli ini dalam halaman- halaman berita atau halaman- halaman dan rubrik khusus tertentu mereka. Salah satu tujuannya antara lain, mendekatkan permasalahan yang disorot dalam berita sebagai suatu persoalan yang mengandung pertayaan, denagn tinjauan pakar dibidang yang sama yang memberikan penjelasan dan jawaban kepada sidang pembaca. Jadi, kita sebagai pembaca tidak hanya membaca berita ayng memberikan pengetahuan, tetapi sekaligus juga mengikuti jalan pikiran dan temuan pakar yang memberikan panduan dan kesimpulan tentang apa yang seharusnya kita lakukan.
Redaktur media massa biasanya mengelompokkan artikel menjadi beberapa jenis berdasarkan sudut pandang penulis dalam memaparkan ide atau gagasannya. Ada 5 jenis artikel diantaranya : 1.
Eksploratif Artikel Eksploratif adalah artikel yang mengungkapkan fakta-fakta berdasarkan kajian
dari penulisnya. Jenis artikel ini cocok untuk menguraikan penemuan-penemuan baru, misalnya seorang menemukan benda-benda antik peninggalan zaman purba. Penulis artikel kemudian menelusuri sejarah barang yang ditemukan itu dan menguraikannya melalui suatu
tulisan artikel.
2.
Eksplanatif Eksplanatif artinya menerangkan. Artikel ini isinya menerangkan sesuatu untuk dapat
dipahami
pembaca.
Misalnya, ketika presiden Abdurrahman Wahid
berkeinginan
membubarkan parlemen dalam (DPR) dengan sebutan dekrit presiden mengundang berbagai tanggapan dari para pengamat. Penulis artikel yang jeli membuat artikel dengan menerangkan apa sebenarnya dekrit presiden itu dengan bagaimana caranya dan sebagainya. 3.
Deskriptif Deskriptif adalah artikel yang menggambarkan suatu permasalahan yang terjadi di
tengah masyarakat, sehingga dapat mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Jenis artikel ini nmirip dengan laporan atau reportase, bedanya jika laporan atau reportase hanya berdasarkan fakta saja, tetapi artikel penulisnya bisa memasukkan opini untuk memperjelas masalah yang digambarkan itu. Misalnya ketika terjadi bentrok antara mahasiswa dengan aparat keamanan dalam peristiwa semanggi di Jakarta, seorang penulis yang kebetulan melihat secara langsung dalam peristiwa itu lantas menggambarkan keadaan yang sesungguhnya dari peristiwa itu, dalam satu bentuk artikel. 4.
Prediktif Adalah artikel yang berisi perhitungan atau ramalan apa yang akan terjadi di
kemudian hari berdasarkan perhitungan penulisnya. Misalnya, ketika Bank Indonesia memutuskan menaikkan suku bungan deposito, seorang pemngamat ekonomi memperkirakan atau memprediksikan kelak kemudian hari bakal banyak deposan (orang-orang yang mempunyai simpanan deposito) memindahkan uangnya ke luar negeri. Akibatnya modal dalam negeri banyak yang parker di luar negeri. 5.
Preskriptif Adalah artikel yang memberikan tuntutan kepada pembacanya untuk melakukan
sesuatu sehingga tidak mengalami kekeliruan atau kesalahan. Misalnya artikel tentang bagaimana caranya mengurus paspor, KTP, atau SIM tanpa melalui perantara. Penjelasan detail yang sifatnya menuntun pembaca sangat diperlukan. Pada praktiknya, di media massa cetak kita sering sulit menemukan atau membedakan mana artikel yang murni, deskriptif atau prediktif. Pada umumnya, tulisan yang bertebaran di media massa cetak merupakan jenis artikel atau tulisan “gabungan” dari jenis-jenis diatas. Untuk itu terdapat kategori lain yaitu : a. Artikel Informatif yakni tulisan yang berisi informasi tentang suatu masalah atau
peristiwa. b. Artikel Persuatif yakni tulisan yang berisi ajakan, himbauan, atau perintah kepada pembaca. c. Artikel Rekreatif yakni aktikel yang bermaksud menghibur pembaca dengan sebuah masalah atau peristiwa yang mengandung kelucuan.
Artikel juga dapat dibedakan berdasarkan keketatan struktur dan kebahasaannya, yaitu: a. Ilmiah (non-populer) Jenis makalah/artikel ini menuntut tata tulis, bahasa, dan kedalaman kajian yang cukupketat. Jenis ini biasanya dipresentasikan pada seminar nasional atau internasional oleh lembaga yang resmi, muncul dalam prosiding seminar atau diterbitkan pada jurnal- jurnal ilmiah yang memiliki struktur dan format penulisan tertentu yang harus diikuti. Antara jurnal yang satu dengan jurnal yang lain, memiliki struktur dan format penulisan yang mungkin berbeda-beda tetapi memiliki satu kesamaan: adanya struktur dan format penulisan yang harus diikuti. Berdasarkan strukturnya, maka perbedaan jenis makalah/artikel ini dengan yang lain terletak pada antara lain adanya bagian abstrak/sari (abstract), kata kunci (keywords), dan nomor klasifikasi topik kajian (bergantung pada disiplin ilmu tertentu).
b. Ilmiah Populer Makalah/artikel ilmiah populer adalah tulisan ilmiah yang disajikan dengan gaya bahasa yang populer/umum sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan menarik untuk dibaca. Secara umum, makalah/artikel ilmiah populer juga memuat tiga komponen, yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup, namun tidak terikat aturan yang ketat. Bagian pendahuluan dan bagian penutup pun dapat ada, dapat pula tidak. Sebagai tulisan ilmiah, bagian daftar pustaka harus ada. Satu hal yang pasti, tulisan itu tidak meninggalkan kaidah penulisan ilmiah, topik dalam ruang lingkup kajian ilmiah, dan memerlukan sikap ilmiah.
C. Bahan-bahan Artikel Bahan-bahan artikel meliputi buku, tulisan, atau kliping Koran tentang masalah yang akan ditulis, disinilah pentingnya memiliki perpustakaan pribadi atau kliping Koran/majalah. Bahan juga bisa diambil dengan mencari referensi dengan mudah melalui internet. Gunakan
saja fasilitas search engine yang bisa menyajikan secara cepat dan lengkap.
Bagi seorang penulis, tidak ada istilah kekeringan atau kehabisan ide. Ide ada dimana saja dan bisa dicari atau ditemukan kapan saja serta oleh siapa saja. Syaratnya tentu saja kita bersikap kreatif. Kalau itu tidak datang sendiri, maka kita harus mengundangnya supaya bisa datang, Menurut Prof. Wayne N. Thompson dalam Fundamentals of Communication (1957) seperti dikutip Rakhmat (1992: 20-21), sember ide yang kemudian diangkat menjadi sumber topic dapat dilacak antara lain : Pengalaman Pribadi, Hobi atau ketrampilan, Pengalaman pekerjaan atau profesi, pelajaran sekolah, kuliah, penataran atau pelatihan, Pendapat dan hasil pengamatan pribadi, Peristiwa actual, Peristiwa yang bakal terjadi, Masalah abadi , Masalah masyarakat yang belum selesai dan Kejadian khusus dan minat khalayak ramai.
D. Teknik menulis artikel 1.
Menyusun Kerangka Langkah pertama menulis artikel menurut Al-Ghifari (2002), setelah menyiapkan
topik, terutama bagi pemula adalah menyusun kerangka tulisan yang merupakan penjabaran dari topik. Kerangka-kerangka ini biasanya berupa susunan yang sistematis dari pikiranpikiran utama dan pikiran penjelas yang akan menjadi pokok tulisan. Kerangka tulisan berguna untuk mempermudah pembahasan dan mencegah tulisan keluar dari alur atau sasaran pembahasan. Pembuatan kerangka tulisan artikel tidak harus bertele-tele, cukup garis besarnya saja. Namun bagi yang sudah professional, kerangka itu sudah tidak perlu dibuat karena biasanya sudah memahami liku-liku pembuatan dan arah dari artikelnya.
2.
Membuat Judul Judul harus dibuat pendek, padat dan menarik. Judul merupakan inti dari isi tulisan
yang jelas maknanya, maksimal lima kata, kalau bisa lebih pendek lagi. supaya mahir, hendaknya kita sesering mungkin mengamati judul artikel yang dimuat di media massa. Dengan begitu, penulis pemula terbiasa mengamati judul yang padat, indah dan menarik. Judul yang menarik membuat editor atau redaktur opini di media massa memerhatikan dan membaca artikel tersebut.
3.
Membuat Lead Pendahuluan tulisan yang sering disebut lead umumnya ditempatkan dialenia pertama
namun pendahuluan artikel bersifat implicit, tidak perlu ada pendahuluan seperti hendak menulis karya Ilmiah. Artinya, dengan pendahuluan itu, suatu gagasan akan dikembangkan lebih jauh. Kalimat-kalimat dalam pendahuluan sebuah artikel harus mampu menarik minat baca orang untuk terus mengikuti artikel itu. Banyak model membuat pendahuluan, pola itu meruapakan gaya atau cara seseorang penulis merangsang pembaca. Model tersebut antara lain: ringkasan, pernyataan mengejutkan, penggambaran (lukisan), dengan bertanya, kutipan, amanat atau nasihat dan anekdot.
Pada dasarnya terdapat beberapa tahap dalam menulis artikel yaitu : a. Menemukan ide b. Mencari bahan-bahan referensi untuk mengembangkan ide c. Membuat Outline untuk mengorganisasikan paduan antara ide dan referensi sehingga sistematis d. Free writing atau menulis bebas berupa penulisan naskah awal (first draft) e. Menulis ulang naskah (rewriting) atau revisi tulisan f. Menyunting naskah (editing) yakni memperbaiki naskah secara redaksional dan substansial. Dalam tahap ini diperlukan kecermatan sehingga tidak ada substansi yang tidak akurat, tidak factual, dan tidak ada kata atau kalimat yang sulit dipahami.
E. Karakteristik dan Struktur Penulisan Artikel yang Baik A. Karakteristik Artikel yang baik Artikel yang baik juga harus mengikuti karakteristik KTI yang baik. Selebihnya, suatu makalah/artikel sebaiknya mengikuti beberapa ciri sebagai berikut: 1. Menyesuaikan dengan struktur penulisan paper, yang secara umum bersifat ringkas, “to the point”, dan lugas. Berbeda dengan penulisan buku atau laporan penelitian yang cenderung harus lengkap dan detail. 2. Menyesuaikan dengan format yang ada di sebuah forum ilmiah atau berkala ilmiah. 3. Menyesuaikan dengan bidang keilmuan suatu foum ilmiah atau berkala ilmiah. Dengan mengikuti ketentuan penulisan, maka naskah kita menjadi layak untuk diterbitkan (untuk lolos tidaknya bergantung pada dewan redaksi suatu berkala).
B. Struktur Penulisan Makalah/Artikel Yang Baik
Struktur penulisan artikel berbeda dengan penulisan bentuk buku. Daftar isi, daftar tabel, daftar simbol, daftar kata, lampiran, kata pengantar, halaman peruntukan, kata sambutan, struktur bab, serta kover tidak diperlukan dalam penulisan sebuah artikel.
Secara umum, struktur artikel dibagi ke dalam 3 bagian: Bagian pendahuluan Bagian ini memuat latar belakang atau alasan penulisan topik yang dipilih. Diungkapkan urgensinya dan perbedaannya dengan topik pada KTI yang lain. Ditulis pula secara singkat metodologi dalam penelitian atau pengkajian yang telah ditempuh. Penulisan metodologi ini harus singkat dan jelas, tidak perlu bertele-tele, apalagi menggunakan judul atau subbab tersendiri (seperti pada laporan penelitian). Bagian yang perlu diutarakan adalah metode penelitian/pengkajiannya, sampel dan populasi (untuk penelitian), metode statistiknya (untuk penelitian), serta permasalahan penelitian/ pengkajian. Bagian pendahuluan tidak perlu dibuat dengan beberapa subjudul, bahkan beberapa tipe makalah/artikel tidak mencantumkan judul “pendahuluan”.
Bagian pembahasan Bagian ini merupakan bagian yang paling penting karena memuat ide atau gagasan “baru” dari penulis. Pada tahap awal disampaikan hasil-hasil dari penelitian, lalu disusul dengan analisis atau pembahasannya. Sementara untuk bentuk kajian literatur disampaikan lansung pembahasannya. Pada bagian ini dimungkinkan dibagi-bagi ke dalam beberapa subjudul, sesuai dengan bobot pembahasan dan kepentingan subjudul tersebut.
Bagian kesimpulan Bagian ini tidak mengungkapkan sesuatu yang baru, hanya memuat ikhtisar dari pembahasan yang disampaikan sebelumnya. Hal-hal lain yang mungkin ada adalah implikasi dari temuan yang telah disampaikan dan/atau berupa rekomendasi untuk pihak- pihak tertentu terkait kesimpulan tersebut. Jika tanpa bagian implikasi atau rekomendasi, maka bagian kesimpulan tidak perlu dibut sub-subjudul.