Artikel - Fauzielly.docx

  • Uploaded by: random serendipity
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Artikel - Fauzielly.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 661
  • Pages: 3
Tinggal di Jerman, Seperti Apa? Oleh Fauzielly Hudya Wiharja Dulu, kuliah di luar negeri hanyalah sebatas mimpi bagi saya. Namun, sekarang saya menulis artikel ini ditengah studi saya di Westfaelische Hochschule, Bocholt, Jerman. Mimpi yang dulu saya anggap terlalu sulit untuk diraih, telah berhasil saya capai. Saya berkuliah di UNIKA Atma Jaya, jurusan Ilmu Administrasi Bisnis. Setiap tahun, prodi saya selalu mengirimkan 4 orang mahasiswa untuk belajar di Westfaelische Hochschule-Jerman untuk summer semester. Dan untuk summer semester tahun ini, saya menjadi salah satu mahasiswa terpilih untuk dikirim ke Jerman. Saya sangat bersyukur karena dengan berkuliah di Atma Jaya, dapat membuka kesempatan bagi saya untuk mewujudkan mimpi saya.

Figure 1Selfie bersama saat baru tiba di Jerman

Okay cukup sudah flashback nya, kembali lagi ke Jerman. Sekarang saya sudah kurang lebih tinggal selama 2 bulan disini. Banyak hal menarik yang saya alami. Di hari pertama saya tiba di Jerman, saya dibuat takjub dengan pemadangan country-side Jerman yang asri dan tertata rapi di sepanjang perjalanan menuju Bocholt. Pengalaman yang tidak terlupakan adalah ketika saya dan teman-teman harus menunggu kereta tujuan Bocholt selama 1 jam di Essen (stasiun transit untuk menuju Bocholt) karena kami terlambat naik ke peron! Dan cuaca saat itu masih cukup dingin sehingga kami selalu berjalan-jalan kecil untuk menghangatkan tubuh. Memang betul kalau ada yang bilang, segala sesuatu di Jerman itu tepat waktu.

Figure 2Pemandangan country-side dari jendela kereta

Disini saya tinggal bersama host-family dan ketiga teman saya dari Indonesia. Host-family saya adalah suami-istri yang telah pensiun. Tinggal bersama host-family ternyata sangat menyenangkan, loh. Kami sering mengadakan barbecue party kalau cuaca sedang baik, atau menonton pertandingan sepak bola bersama-sama. Saya beruntung karena host family saya sangat menerima kami dan menganggap kami seperti anaknya sendiri. Pernah sekali waktu kami diajak pergi ke kota kecil di Belanda untuk berjalanjalan. Walaupun jauh dari keluarga di Indonesia, saya tidak merasa kesepian karena mereka selalu bersikap hangat.

Figure 3Bersama Host Family kami, Mr.& Mrs. Heumer

Selama tinggal disini, tentu banyak hal-hal yang saya alami dan pelajari. Nah, sekarang saya mau bercerita tentang ‘fakta-fakta’ tentang Jerman. Kalau ada yang bilang orang Jerman itu ‘kasar’, menurut saya itu tidak benar, kok (sepengalaman saya). Teman-teman kuliah dan dosen saya disini ramah-ramah. Bahkan orang asing yang saya temui di toko, di jalan, ataupun di kereta semuanya baik. Namun, orang Jerman cenderung lebih ‘direct’ dibandingkan orang Indonesia. Saya dan teman-teman pernah ditegur di perpustakaan karena berdiskusi terlalu kencang. Tapi pada dasarnya, mereka tidak pernah berniat menyakiti hati kita, kok.

Figure 4Bersama mahasiswa lain dari Jerman

Hal unik yang tidak pernah saya temukan disini adalah: kita tidak akan pernah diberikan kantong plastic saat berbelanja. Sekali waktu, habis pulang kuliah saya pergi ke ALDI (mini-market untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari) untuk belanja mingguan tapi lupa membawa kantong belanja. Akhirnya saya masukkan semua belanjaan saya ke tas kuliah sampai penuh, lalu sisanya saya pegang dengan tangan. Untunglah jarak dari ALDI ke rumah saya tidak terlalu jauh! Sebenarnya, kalau memang benar-benar tidak membawa tas kita bisa membeli tas belanja kok di ALDI. Hal unik lainnya, kalau mau belanja pakai trolley kita harus memasukan uang koin ke dalam trolley-nya. Baru deh bisa dipakai! Oh ya, disini kalau kita membeli air minum kemasan botolnya jangan dibuang. Karena botolnya bisa ditukar dengan sejumlah uang. Botol yang bisa ditukar memiliki gambar khusus pada labelnya. Memang tidak banyak, tapi lumayan lah untuk menambah uang belanja hehehe. 1 Botol umumnya bisa ditukar dengan koin 25cent di mesin penukaran botol. Biasanya, saya tukar botol ini di mesin yang disediakan ALDI. Langkah ini sebenarnya ditujukan untuk mengurangi sampah plastic di Jerman. What a smart move! Biarpun baru 2 bulan tinggal disini, banyak sekali pengalaman menarik yang saya alami. Perbedaan budaya Jerman dan Indonesia membuat saya belajar untuk menghargai orang lain. Banyak hal yang ingin saya bagikan, jika kalian ingin mengetahui pengalaman-pengalaman lainnya silahkan buka blog pribadi saya di https://fauziellyhudya.wixsite.com/myjourney-1. Jika ada pertanyaan seputar kehidupan seharihari dan dunia perkuliahan, saya akan senang hati membantu! “Dalam perjuangan, terkadang Engkau sukses, terkadang Engkau belajar (bukan gagal)” - anonim

Related Documents

Artikel
April 2020 61
Artikel
June 2020 55
Artikel
July 2020 41
Artikel
November 2019 56
Artikel
April 2020 44
Artikel
November 2019 61

More Documents from ""

Artikel - Fauzielly.docx
December 2019 21
Dhamma
October 2019 49
Latest Kanjihiragana.docx
October 2019 18
November 2019 27
Model Airplane
July 2019 39