The Relations of Knowledge Grade, Motivation and Commitment at Nurses And Midwives with Clinical Performance Development and Management (CPDM) Action at RSUD Kota Yogyakarta ABSTRACT Arianto Bobangu1, Wahyu Widi Astuti2, Subworo Hadi3 The Clinical performance development management (CPDM) of nurses and midwives is a National strategy for improving the quality and performance of nursing and midwive. In 2000, Departement of Health and WHO conducted a research at four province and found that 47,4% nurses did not have job description, 70,9 never gone to training in the last five year, 39,8% of nurse worked non nursing duty. Implementation of CPDM in Indonesia started at 2001. In 2005, CPDM has National policy base on Kepmenkes 836th and implemented at RSUD Kota Yogyakarta on last July 2006. The purpose of this research is to assess the relations between knowledge grade, motivation and commitment of nurses and midwives with action.of CPDM and to know the most closely related factor with CPDM Action at RSUD Kota Yogyakarta. This research is a descriptive research with survey analytic research plan using by cross sectional approach. Data collection research method used by direct observation and questionnaire up to 100th randomized sample. Analysis with Kendall Tau correlation and Multy Predictors Regression to be processing by SPSS 16.00 for windows computer software. Result from this research showed a significant relationship (0,025) between knowledge grade, (0,046) motivation and (0,018) commitmen of nurses and midwives with CPDM action at RSUD Kota Yogyakarta and the most closely related factor with CPDM action is the knowledge grade (48%), then commitment (27%). Conclusion of this research is showed that there is a significant relation between knowledge grade, motivation and commitment through CPDM Action at RSUD Kota Yogyakarta and the most closely related factor with CPDM action is the knowledge grade and then commitment. KEYWORD: CPDM, Knowledge Grade, Motivation, Commitment. Notes: 1. STIKES WIRA HUSADA’s Student. 2. Yogyakarta Provincial Health Servise Staff. 3. Wirosaban Hospital Nursing Commite Staff.
1
Pendahuluan Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bentuk pelayanan yang diberikan kepada klien oleh suatu tim multi disiplin termasuk tim keperawatan. Tim keperawatan merupakan anggota tim kesehatan garda depan yang menghadapi masalah kesehatan klien selama 24 jam secara terus menerus. Keperawatan sebagai profesi adalah ujung tombak pelayanan kesehatan di rumah sakit yang menjadi salah satu indikator mutu pelayanan kesehatan dan berperan dalam menentukan kepuasan klien. Pelayanan keperawatan profesional berfokus pada berbagai kegiatan pemenuhan kebutuhan klien melalui intervensi keperawatan yang berlandaskan kiat dan ilmu keperawatan.1 Menurut data Departemen Kesehatan RI, jumlah perawat sekitar 180.000 orang. Sebanyak 75,65% di antaranya perawat lulusan Sekolah Perawat Kesehatan (SPK), 22% perawat lulusan D3 Perawat, dan hanya 2,35% perawat lulusan S1. Sementara itu jumlah bidan sekitar 70.600 orang. Sebanyak 98%
adalah lulusan Program Pendidikan Bidan dan sisanya
lulusan D-3 Bidan. Sekitar 60% pegawai rumah sakit adalah perawat. Di rumah sakit perawat-lah yang harus siap 24 jam untuk mengurusi berbagai hal berkaitan dengan perawatan pasien. Para perawat dan bidan selama ini bekerja tanpa arahan yang jelas. Contohnya, tak ada uraian kerja secara tertulis dan Standar
Operation Procedure (SOP) hingga melakukan
pemantauan hasil pekerjaannya.2 Kondisi ini diantisipasi oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Depkes dengan mengembangkan suatu model peningkatan kinerja klinis untuk perawat dan bidan. Model ini, yang dikenal dengan Pengembangan Manajemen Kinerja Klinis (PMKK), diterapkan di puskesmas
dan
rumah
sakit. Jajaran Dep-Kes bahkan telah sepakat untuk menjadikan PMKK sebagai Kebijakan Nasional melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 2
836 Tahun 2005. PMKK memfasilitasi terciptanya budaya kerja perawat dan bidan
yang
mengarah
kepada
upaya
peningkatan
mutu
pelayanan
keperawatan dan kebidanan yang didasarkan pada profesionalisme, IPTEK, aspek legal, berlandaskan etika untuk mendukung system
pelayanan
kesehatan secara komprehensif.3 Hasil evaluasi WHO dan PMPK-UGM Januari sampai Maret 2003, PMKK berhasil meningkatkan kinerja klinis perawat dan bidan di rumah sakit dan puskesmas yaitu: 1) terjadi peningkatan pendokumentasian pelayanan dari 23% menjadi 85%, 2) peningkatan angka kehadiran pegawai dari 81% menjadi 97%, 3) kepatuhan penggunaan standar meningkat dari 21% menjadi 70%, 4) ketersediaan uraian tugas meningkat dari 45% menjadi 98% , 5) peningkatan pertemuan membahas kasus dari 32% menjadi 97% , 6) monitoring kinerja klinis meningkat dari 16% menjadi 86%.4 Berdasarkan hasil studi pendahuluan oleh peneliti untuk menilai pelaksanaan PMKK Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wirosaban Kota Yogyakarta terungkap adanya dukungan komitmen pihak menejemen dengan membentuk Tim PMKK dan menunjuk tim supervisi berdasarkan SK direktur Nomor 445/23/KPTS/IV/2006. Meskipun sudah ada komitmen terhadap pelaksanaan PMKK namun kebijakan tersebut belum tersurat secara eksplisit karena
belum
tersedianya
alokasi
anggaran
khusus
penerapan
Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (PMKK) bagi perawat dan bidan. Terungkap juga permasalahan yang terjadi yakni belum berjalannya komponen evaluasi dan monitoring PMKK, belum jelasnya deskripsi tugas dan tanggungjawab (job description) sehingga menyebabkan banyaknya pekerjaan rangkap yang harus diemban oleh
perawat dan bidan dan
kurangnya pengetahuan tentang PMKK itu sendiri yang menurut peneliti
3
menyebabkan kurangnya kemauan perawat dan bidan untuk melaksanakan PMKK. Berdasarkan alasan tersebut di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan, motivasi dan komitmen perawat dan bidan dengan penerapan Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (PMKK) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wirosaban Kota Yogyakarta. Tujuan Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
hubungan
tingkat
pengetahuan dan motivasi serta komitmen perawat dan bidan dengan penerapan Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (PMKK) dan faktor yang paling berhubungan dengan pelaksanaan PMKK di RSUD Kota Yogyakarta.
METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian survey analitik, menggunakan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel
adalah
100
orang
sedangkan
teknik
pengambilan
sampel
menggunakan sistem random.6
HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah perawat dan bidan yang bekerja di RSUD kota Wirosaban Yogyakarta yang telah mengenal PMKK berjumlah 100 orang dengan rincian sebagai berikut: 4
1.1.
Karrakteristik Responde en Berdasa arkan Ruan ng Perawattan Grafik 1 Distribussi Respond den Penelitiian
13
14 12 10 8
10
14
13
14
10
10 8
8
8 6
8
10 9
9
10
0 10
11
11
6
6 4 2 0
Frekuensi Jumlah Res sponden = 100 Orang Prosentasi (% %)
Berd dasarkan grafik 1 diata as menunju ukan bahwa responde en terbanyyak m menurut ru uang peraw watan yaitu bangsal bangsal b IRD D 14 respo onden (14% %), d disusul ole eh bangsal IRI seban nyak 13 ora ang atau 13% 1 sedan ngkan jumlah r responden alah bangssal IBS seba anyak 6 ora ang atau 6% %. terkecil ada
5
1.2. Karaktteristik Res sponden Berdasarka B an Status Sosio-Dem S mografi Grafikk 2 Kakarteristik Responden Menurut M Gollongan Umu ur
80 60 40 20 0 prosentasi
20‐30 Tahun 43
31‐45 Tah hun 61
> 45 Tahun 5
Berd dasarkan dgrafik 2 dia atas, menunjukan bah hwa respon nden menurut g golongan umur u yang terbanyak t a adalah resp ponden yan ng berusia 31 3 – 45 tahun s sebanyak 61 6 respond den (61%) dan respo onden terke ecil didapa at pada um mur d diatas 46 tahun t 5 responden (5% %). Grafik 3 Kakkarteristik Responden R enis Kelamin Menurut Je
80 60 40 20 0 prosentasi
laki‐lakki 38
perempuan 62
Berd dasarkan je enis kelamiinpada grafik 3 terliha at responde en terbanyyak d dalam pene elitian ini adalah a perempuan se ebanyak 62 2 responden (62%), dan r responden terkecil yaitu laki-la aki sebanya ak 38 resp ponden (38 8%), dengan
6
d demikian re esponden dengan d jenis kelamin perempuan n menempa ati responden t terbanyak dalam d pene elitian ini. Grafik 4 Kakarrteristik Ressponden Me enurut Ting gkat pendidikan
80 60 40 20 0 prosentasi p
S1 13
D3 68
Bidan 9
SPK 10
Berd dasarkan grrafik 4 dapa at dilihat tingkat pend didikan resp ponden yang t terbesar ad dalah lulusa an D3 Kep perawatan sebesar s 68 8 responden (68%), dan r responden terkecil adalah Bidan yaitu sebanyak 9 resp ponden. Ja adi responden t terbanyak dalam pen nelitian ini adalah re esponden yang y berpe endidikan D3 D K Keperawata an. Grafik 5 Ka akarteristik Responden n Menurut Lama L Kerja a
60 40 20 0 prosentasi
1‐5 Tahun 25
5‐10 Tah hun 24
7
> 1 10 Tahun 51
Berd dasarkan la ama kerja atau peng galaman be ekerja resp ponden yang b bekerja 1– –5 tahun ad dalah 25 re esponden (25%), 5–1 10 tahun 24 2 responden ( (24%) dan ruang berkkerja diatas 10 tahun sebanyak s 5 responde 51 en (51%) dan r responden dengan lam ma kerja diiatas 10 tah hun menem mpati propo orsi terbanyyak y yaitu 51%.
2 Gamba 2. aran
Ting gkat
Pen ngetahuan,
Motiva asi,
Komitmen
da an
Pelaksa anaan PMK KK di RSUD Kota Yogyakarta
k mengeta ahui propossrsi respon nden akan n baik-buru uknya tingkkat Untuk p pengetahua an, motiva asi, komitm men dan pelaksanaan n PMKK, peneliti p telah m mengolah data d primerr yang dida apatkan darri kuesioner yang dise ebarkan pada 100 respon nden denga an distribusii berikut ini: Grafik 6 Gamb baran Tingkkat Pengeta ahuan, Motivasi, Komittmen Dan Pelaksanaa P an PMKK Perawat P Da an Bidan Dii RSUD Kotta Yogyaka arta
10 00 90 9 80 8 70 7 60 6 50 5 40 4 30 3 20 2 10 1 0 Tingkkat Pengetahuan 24
Motivasi
Komitmen
44
0
Pelaksanaaan PMKK 0
Sedaang
76
56
95
24
Kuraang
0
0
5
76
Baik
8
Berdasarkan
grafik
6
diatas
dapat
dideskripsikan
karakteristik
responden menurut tingkat pengetahuan, motivasi dan komitmen serta pelaksanaan PMKK adalah sebagai berikut : a. Tingkat pengetahuan
perawat dan bidan
tentang PMKK yaitu baik
sebanyak 24 responden atau 24% dan tingkat pengetahuan dengan kategori sedang yaitu 76 responden atau sebesar 76% dan responden dengan tingkat pengetahuan kurang adalah sebanyak 0%. b. Tingkat motivasi pada perawat dan bidan tentang pelaksanaan PMKK yaitu 44 responden (44%) dengan motivasi baik sedangkan responden dengan motivasi sedang adalah sebanyak 56 responden atau 56% dan responden dengan motivasi kurang adalah 0%. c. Karakteristik responden berdasarkan komitmen perawat dan bidan terhadap pelaksanaan PMKK adalah 5 responden atau sebesar 5% dengan kategori komitmen tinggi sedangkan 95 responden atau sebesar 95% dengan kategori komitmen sedang dan kategori komitmen kurang adalah 0%. d. Karakteristik responden menurut pelaksanaan PMKK adalah sebanyak 24 responden atau 24% dengan kategori baik sedangkan 76 responden atau sebesar 76% dengan kategori kurang baik dan kategori sangat baik adalah 0%.
3. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan, Motivasi, dan Komitmen Terhadap Pelaksanan PMKK di RSUD Kota Yogyakarta
Analisis Hipotesis asosiatif untuk membuktikan hubungan antar variabel maka dilakukan uji korelasi menggunakan korelasi Kendall's tau dimana out put korelasinya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
9
3.1. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Pelaksanaan PMKK
di
RSUD Kota Yogyakarta Tabel 1 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Pelaksanaan PMKK Pelaksanaan PMKK Sedang
Kurang
Total
4
22
26
Sedang
20
54
74
Total
24
76
100
Baik
Tingkat Pengetahuan
Sumber: Data primer
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan sedang (74%). Namun jika dilihat pelaksanaan PMKK sebagian besar masih berada pada kategori kurang yaitu 76%. Lebih lanjut apabila dilihat dari responden yang memiliki tingkat pengetahuan baik baru 4% yang melaksanakan PMKK pada kategori sedang (22%) dari responden
yang memiliki tingkat pengetahuan baik masih kurang dalam
melaksanakan PMKK. Jika dilihar berdasarkan uji signifikansi hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pelaksanaan PMKK dimana perhitungan statistik dengan proporsi responden sebanyak 100 orang menunjukan taraf signifikansi (sig.2 tailed) ߬ 0.025 pada level 0.05.
10
3.2. Hubungan Motivasi dengan Pelaksanaan PMKK di RSUD Kota Yogyakarta. Tabel 2 Hubungan Motivasi dengan Pelaksanaan PMKK Pelaksanaan PMKK
Motivasi Baik
Motivasi
Motivasi Sedang
Sedang
Kurang
Total
15
29
44
9
47
56
24
76
100
Total
Sumber: Data primer
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi
sedang (56%). Namun jika dilihat pelaksanaan PMKK
sebagian besar masih berada pada kategori kurang yaitu 76%. Lebih lanjut apabila dilihat dari responden yang memiliki motivasi baik baru 15% yang melaksanakan PMKK pada kategori sedang (29%) dari responden
yang
memiliki motivasi baik masih kurang dalam melaksanakan PMKK. Berdasarkan hasil uji signifikansi hubungan antara motivasi dengan pelaksanaan PMKK dimana perhitungan statistik dalam penelitian ini pada 100 responden menggunakan korelasi Kendall's tau menunjukan taraf signifikansi (sig.2 tailed) ߬ 0,046 pada level 0.05.
11
3.3. Hubungan Komitmen dengan Pelaksanaan PMKK di RSUD Kota Yogyakarta Tabel 3 Hubungan Komitmen dengan Pelaksanaan PMKK Pelaksanaan PMKK
Komitmen Tinggi
Komitmen Sedang Komitmen Total
Sedang
Kurang
Total
3
2
5
21
74
95
24
76
100
Sumber: Data primer Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki komitmen sedang (95%). Namun jika dilihat pelaksanaan PMKK sebagian besar masih berada pada kategori kurang yaitu 76%. Lebih lanjut apabila dilihat dari responden yang memiliki komitmen sedang baru 3% dan yang melaksanakan PMKK pada kategori sedang (2%) dari responden yang memiliki komitmen sedang masih kurang dalam melaksanakan PMKK. Jika pelaksanaan
dilihat PMKK
signifikansi
hubungan
antara
komitman
dengan
Berdasarkan perhitungan statistik menunjukan taraf
signifikansi (sig.2 tailed) ߬ 0,018 pada level 0.05. Dengan demikian rujukan hasil uji korelasi Kendal Tau (߬) untuk membuktikan adanya korelasi antar variabel menggunakan SPSS versi 16.0 windows menunjukan adanya hubungan antar variabel pada level signifikansi 0,05 dengan kriteria jika sig < 0,005 maka Ho diterima atau terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan, motivasi dan motivasi terhadap Pelaksanaan PMKK.
12
4. Faktor yang paling berhubungan dengan pelaksanaan PMKK di RSUD Kota Yogyakarta Uji statistik untuk mengestimasikan parameter atau koefisien regresi sebagai petunjuk untuk mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan pelaksanaan PMKK di RSUD
Kota Yogyakarta
dapat dilihat pada tabel
persamaan regresi berikut: Tabel 4 Faktor yang paling berhubungan dengan pelaksanaan PMKK di RSUD Kota Yogyakarta
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
variabel
Beta
Sig.
B
Std. Error
(Constant)
1.369
3.220
Tingkat Pengetahuan
.482
.206
.226
2.337 .022
Motivasi
.055
.080
.077
.681 .498
Komitmen
.270
.122
.250
2.225 .028
t
Berdasarkan hasil analisis regresi pada tabel 4 diatas, maka persamaan regresi yang dihasilkan adalah: Y = 1.369 + 0. 482X1 + 0. 055 X2 + 0. 270 X3. Mengacu pada persamaan regresi diatas maka dapat diketahui arah regresi sehingga diambil maknanya yaitu bahwa pelaksanaan PMKK dipengaruhi oleh variabel bebas dengan nilai konstanta regresi sebesar 1.369, variabel tingkat pengetahuan (dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,482 atau 48.2%, variabel motivasi dengan nilai koefisien regresi 0,055 atau 5% dan variabel komitmen sebesar 0,27 atau 27%.
13
PEMBAHASAN 1.
Karakteristik Responden Grafik 1 menunjukan proporsi responden berdasarkan status sosio-
demografi terlihat proporsi responden terbanyak menurut golongan umur yaitu usia 31-45 tahun sebanyak 61 responden atau 61%. Berdasarkan jenis kelamin menurut grafik 3 menunjukan bahwa proporsi responden terbanyak adalah respondeng dengan jenis kelamin perempuan 62 responden atau 62%. Sedangkan menurut tingkat pendidikan berdasarkan grafik 3 terlihat proporsi tebanyak responden dengan tingkat pendidikan D3 Keperawatan yaitu 68 responden atau 68% dan karakteristik responden menurut lama kerja pada grafik 5 adalah responden dengan rentang lama kerja diatas 10 tahun yaitu sebesar 51 orang atau 51%. 2.
Gambaran umum Tingkat Pengetahuan, Motivasi, Komitmen dan Pelaksanaan PMKK di RSUD Kota Yogyakarta. Implikasi statistik deskriptif menurut tingkat pengetahuan responden
bedasarkan grafik 6 tersebut dapat simpulkan bahwa tingkat pengetahuan perawat dan bidan yang bekerja di RSUD Kota Yogyakarta belum sepenuhnya memahami konsep Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (PMKK). Penelitian ini menggambarkan tingkatan pengetahuan responden terhadap PMKK secara kognitif pada tingkatan petama yaitu (1) Tahu/ know yang dapat diartikan responden mampu mengingat materi PMKK yang telah dipelajari sebelumnya termasuk mengingat kembali (recall) konsep PMKK dengan baik (Notoatmojo,2003).7 Implikasi statistik deskriptif menurut tingkat motivasi responden dalam melaksanakan PMKK adalah bahwa perawat dan bidan yang bekerja di RSUD Kota Yogyakarta memiliki tingkat moitivasi sedang. Kurang baiknya motivasi responden secara bersamaan/simultan dengan variabel lain dalam
14
melaksanakan program PMKK akan dibahas pada analisis korelasi dan analisis regresi. Secara statistikf berdasarkan output pada grafik 6 dapat dilihat bahwa perawat dan bidan yang bekerja di RSUD Kota Yogyakarta memiliki komitmen yang kurang dalam melaksanakan PMKK. Komitmen merupakan penggerak utama (lead mover) pelaksanaan PMKK, hal ini dapat terlihat dari out
put
statistik
deskriptif
dimana
sebanyak
76%
responden
tidak
melaksanakan program PMKK dengan baik. 3.
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan, Motivasi, dan Komitmen dengan Pelaksanan PMKK di RSUD Kota Yogyakarta. Analisis korelasi bivariant dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis
asosiatif atau hubungan antara variabel bebas (X1, X2, X3) dengan variabel terikat (Y) menggunakan analisis korelasi non-parametrik dengan metode Kendall tau (߬ሻ. 3.1. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Pelaksanaan PMKK. Besarnya koefisien korelasi bivariant tingkat pengetahuan (X1) dengan pelaksanaan PMKK (Y) berdasarkan tabel 1 dapat dilihat adanya hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pelaksanaan PMKK dimana perhitungan statistik (tabel terlampir) dengan proporsi responden sebanyak 100 orang menunjukan taraf signifikansi (sig.2 tailed) ߬ 0.025 pada level 0.05 dengan arah korelasi positif
(+)
mengandung pengertian bahwa semakin tinggi
tingkat pengetahuan responden tentang PMKK maka akan diikuti oleh perbaikan pelaksanaan PMKK itu sendiri. Pendidikan merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia, terutama untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan
kepribadian (Notoatmojo, 2003). 7 Dimensi tingkat pengetahuan dalam pengembangan manajemen kinerja klinik yang perlu dipahami oleh perawat dan bidan meliputi:
15
1. Pengetahuan model konseptual Pengembangan dan Manajemen Kinerja Klinis (PMKK) bagi perawat dan bidan sebagai mikro sistem dalam pelayanan kesehatan pada tatanan kesehatan di rumah sakit dan komunitas 2. Pengetahuan akan pentingnya ketrampilan manajerial untuk menerapkan manajemen pelayanan keperawatan dan kebidanan yang berkualitas dengan menggunakan pendekatan PMKK. 3. Pengetahuan materi pelatihan ketrampilan manajerial secara selektif yang mendukung gaya kepemimpinan seorang manajer dalam mengelola pelayanan keperawatan atau kebidanan dan kinerja klinis mereka di unit pelayanan baik di rumah sakit. 4. Pengetahuan dalamm membuat perencanaan strategis untuk memelihara, mempertahankan
kesinambungan
PMKK,
mengembangkan
dan
meningkatkan kualitas kinerja klinis bagi perawat dan bidan di rumah sakit. 5. Memahami kualitas dan peningkatan kinerja klinis dengan melalui pemantauan kinerja yang didasarkan kepada standar yang digunakan dan indikator kinerja.8 3.2. Hubungan Motivasi dengan Pelaksanaan PMKK. Berdasarkan korelasi pada tabel 3 dapat dilihat adanya hubungan yang positif (+) dan signifikan antara motivasi dengan pelaksanaan PMKK menurut perhitungan statistik (tabel terlampir) dalam penelitian ini pada 100 responden menggunakan korelasi Kendall's tau (߬) diatas menunjukan taraf signifikansi (sig.2 tailed) ሺ߬ሻ 0,046 pada level 0.05. Menurut Sugiyono (2005) koefisien korelasi yang positif menunjukkan adanya hubungan yang positif diantara kedua variabel yang diteliti. 9 Implikasi hubungan motivasi (X2) terhadap pelaksanaan PMKK (Y) merujuk pada faktor-faktor motivasi yang digunakan dalam penelitian ini
16
dikutip dari teori motivasi dua faktor Herzberg sebagai determinan atau pemicu individu melakukan sesuatu. Faktor-faktor motivasi tersebut akan diuraikan berikut ini (1) Gaji. Bagi pegawai gaji merupakan faktor penting untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri dan keluarganya. (2) Supervisi. Menurut Harpe dalam Timpe (1999) mengatakan bahwa pendekatan pengkajian
dan
pengembangan
kinerja
(performance
review
and
development/ PR&D) lebih efektif dari sistem penilaian kinerja karena seorang pimpinan tidak hanya memusatkan perhatian pada pengembangan kemampuan, potensi karier, dan keberhasilan profesional setiap karyawan. (3) Kebijakan dan Administrasi Keterpaduan antara pimpinan dan bawahan sebagai suatu keutuhan atau totalitas sistem merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Melalui pendekatan manajemen partisipatif, bawahan tidak lagi dipandang sebagai objek, melainkan sebagai subjek (Munandar, 2001). (4) Hubungan Kerja. Upaya untuk dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik, haruslah didukung oleh suasana kerja atau hubungan kerja yang harmonis yaitu terciptanya hubungan yang akrab, penuh kekeluargaan dan saling mendukung baik itu hubungan antara sesama pegawai atau antara pegawai dengan atasan. (5) Kondisi Kerja. Menurut Sumarni dkk (1995), bahwa dengan kondisi kerja yang nyaman, karyawan akan merasa aman dan produktif dalam bekerja sehari-hari. (6).Pekerjaan itu sendiri. Tugas yang memberikan tantangan bagi pegawai, merupakan faktor motivasi, karena keberadaannya sangat menentukan bagi motivasi untuk berforma tinggi. (Leidecker & Hall dalam Timpe, 1999). (7).Peluang untuk maju (advance). Peluang untuk maju merupakan pengembangan potensi diri seseorang karyawan dalam melakukan pekerjaan (Saydam, 1996:246). (8). Pengakuan/Penghargaan
(Recognition).
Menurut
Simamora
(1995:)
pengakuan merupakan kepuasan yang diperoleh seseorang dari pekerjaan itu sendiri atau dari lingkungan psikologis dan atau fisik dimana orang 17
tersebut bekerja, yang masuk dalam kompensasi non finansial. (9). Keberhasilan
(achievement)
Pencapaian
prestasi
atau
keberhasilan
(achievement) dalam melakukan suatu pekerjaan akan menggerakkan yang bersangkutan untuk melakukan tugas-tugas berikutnya (Saydam, 1996). (10). Tanggung Jawab. Tanggung jawab bukan saja atas pekerjaan yang baik, tetapi juga tanggung jawab berupa kepercayaan yang diberikan sebagai orang yang mempunyai potensi. Setiap orang ingin diikutsertakan dan ingin diakui sebagai orang yang mempunyai potensi, dan pengakuan ini akan menimbulkan rasa percaya diri dan siap memikul tanggung jawab yang lebih besar. (Saydam, 1996).10 3.3. Hubungan Komitmen dengan Pelaksanan PMKK di RSUD Kota Yogyakarta. Tabel 4 menunjukan adanya hubungan antara komitmen dengan pelaksanaan PMKK dimana perhitungan statistik diatas menunjukan taraf signifikansi (sig.2 tailed) ߬ 0,018 pada level 0.05. Signifikasi tersebut mengandung makna bahwa nilai koefisien komitmen organisasi yang positif (+) sig (0,018) mengindikasikan adanya hubungan yang searah antara komitmen dengan pelaksanaan PMKK.
Artinya tingginya komitmen akan
menaikkan level pelaksanaan PMKK atau dengan kata lain semakin tinggi level komitmen perawat dan bidan maka akan semakin baik pula pelaksanaan PMKK. Hipotesis ini juga dikuatkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Mayer et al. (1989) bahwa hubungan komitmen dengan kinerja adalah positif dan kuat. Meyer et al menguji hubungan antara kinerja dengan komitmen. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa komitmen berkorelasi secara positif dengan kinerja.11 Berdasarkan
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
NO.836/MEN-
KES/SK/VI/2005 Tentang Pedoman Pengembangan Manajemen Kinerja
18
Perawat dan Bidan jelas dikemukakan bahwa komitmen merupakan salah satu prinsip dalam pelaksanaan PMKK.12 4. Faktor Yang Paling Berhubungan dengan pelaksanaan PMKK di RSUD Kota Yogyakarta. Pengujian hipotesis pada uji simultan untuk mengetahui hubungan variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dengan menggunakan analisis regresi berganda (Multy Predictor Regression Analysis). Makna persamaan regresi adalah pelaksanaan PMKK (Y) berhubungan dengan variabel bebas (X) dengan nilai konstanta regresi sebesar 1.369, variabel tingkat pengetahuan (X1) dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,482 atau 48%, variabel motivasi (X2) dengan nilai koefisien regresi 0,055 atau 5% dan variabel komitmen sebesar 0,270 atau 27%. Berdasarkan persamaan regresi diatas dapat diketahui bahwa faktor yang paling berhubungan dengan pelaksanaan PMKK adalah tingkat pengetahuan. Fenomena tersebut juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Samsudin (2003),13 bahwa pendidikan, pelatihan, motivasi, pengalaman kerja, sikap loyal dan budaya kerja secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja kepala Desa. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan pendapat Amriyati (2002)14 yang mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja adalah tingkat pendidikan. Semakin tinggi tinggi tinggi tingkat pendidikan maka kinerja perawat juga semakin baik.
19
KESIMPULAN 1. Ada hubungan yang sangat signifikan (0.003) antara tingkat pengetahuan, motivasi dan komitmen terhadap pelaksanaan PMKK di RSUD Kota Yogyakarta. 2. Karakteristik perawat dan bidan yang bekerja di RSUD Kota Yogyakarta berdasarkan golongan umur sebagian besar adalah golongan umur 31-45 tahun (61%), berdasarkan jenis kelamin yang terbesar adalah perempuan (62%) dan berdasarkan tingkat pendidikan adalah responden yang berpendidikan D3 Keperawatan (68%) serta berdasarkan lama kerja adalah perawat dan bidan yang berkerja dalam rentang waktu diatas 10 tahun (51%). 3. Ada hubungan yang signifikan (0.025) antara tingkat pengetahuan perawat dan bidan yang yang bekerja di RSUD Kota Yogyakarta dengan pelaksanaan Pengembangan Manajemen KInerja Klinik (PMKK). 4. Ada hubungan yang signifikan (0.046) antara motivasi perawat dan bidan yang yang bekerja di RSUD Kota Yogyakarta dengan pelaksanaan Pengembangan Manajemen KInerja Klinik (PMKK). 5. Ada hubungan yang signifikan (0.018) antara komitmen perawat dan bidan yang yang bekerja di RSUD Kota Yogyakarta dengan pelaksanaan Pengembangan Manajemen KInerja Klinik (PMKK).
20
6. Faktor yang paling berhubungan dengan pelaksanaan PMKK di RSUD Kota Yogyakarta adalah tingkat pengetahuan (48%), disusul oleh komitmen (27%). SARAN 1. Bagi perawat dan bidan yang bekerja di RSUD Kota Yogyakarta agar terus meningkatkan pengetahuan, komitmen dan motivasinya dalam melaksanakan Pengembangan Manajemen Kinerja Klinik (PMKK). 2. Pihak manajemen RSUD Kota Yogyakarta selaku pengambil kebijakan (stakeholder) agar terus melakukan upaya pengembangan SDM secara umum dan khusunya peningkatan pengetahuan, komitmen dan motivasi perawat dan bidan tentang PMKK melalui kegiatan pelatihan, work shop dan penataran lainnya. 3. Pihak manajemen RSUD Kota Yogyakarta selaku pengambil kebijakan (stakeholder) agar menetapkan penggunaan model peningkatan kinerja (performance improvement) dibangsal secara baku sehingga tidak terjadi kerancuan antara penggunaan model PMKK dengan model MPKP bagi perawat dan bidan. 4. Kepada peneliti lain yang tertarik meliti PMKK agar melalukan penelitian tentang variabel lain yang berhubungan dengan pelaksanaan PMKK.
21
UCAPAN TERIMA KASIH 1.
Bapak Prof. dr. Sugeng Juwono Mardihusodo, DAP & E.,M.Sc selaku Ketua STIKES Wira Husada Yogyakarta.
2.
Bpk.Catur Budi Susilo SPd, SKP., M.Kes selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Wira Husada Yogyakarta.
3.
Ibu Wahyu Widi Astuti, SPd.,SKM,M.Pd selaku pembimbing utama atas kesabaran dalam membimbing, mendukung, memberi semangat dan memberi masukkan kepada penulis selama penyusunan usulan penelitian ini.
4.
Bapak Subworo Hadi, S.Kep, Ns., selaku dosen pembimbing II atas kesabaran dalam membimbing, mendukung, memberi semangat dan memberi masukkan kepada penulis selama penyusunan usulan penelitian ini.
5.
Kedua orang tua di rumah yang senantiasa mendukung dalam doa.
6.
Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan usulan ini yang tidak bisa peneliti sebutkan satu – persatu.
RUJUKAN 1. Depkes RI., 2004,Sistem Kesehatan Nasional, Jakarta: Departemen Kesehatan 2. Depkes RI., 2006, Modul Pelatihan PMKK Bagi Perawat dan Bidan. Jakarta Departemen Kesehatan 3. WHO & Dep-Kes RI., 2001, Paket Materi PMKK Perawat dan Bidan Jakatra. Departemen Kesehatan. 4. Suparmanto., 2004, Kinerja Klinis Perawat dan Bidan perlu Ditingkatkan. www.Republikaonline.Co.Id ,diunduh pada tanggal 12 September 2007 22
5. Sub kepegawaian RSUD Kota Yogyakarta 6. Sugiyono. (2007) Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta 7. Notoatmodjo, S., 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan :Jakarta Rineka Cipta
8. Depkes RI., 2006, Modul Pelatihan PMKK Bagi Perawat dan Bidan. Jakarta Departemen Kesehatan 9. Sugiyono. (2005) Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta 10. Saydam., 1996, Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Edisi 2, Yogyakarta : Pustaka Pelajar 11. Meyer at all., 1989, Commitment and behavior Research
12. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 836/MENKES/SK/VI/2005
13. Samsudin, 2003, Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Desa Dalam Pelaksanaan Tugas Pemerintahan Desa Di Kabupaten Katingan Propinsi Kalimantan Tengah.Thesis Program Pasca Sarjana Universitas arilangga. 14. Amriyati.,2002, Kinerja Perawat Ditinjau Dari Lingkungan Kerja dan Karakteristik Individu di Instalasi Rawat Inap RSUD Banyumas, Dipublikasikan oleh ITB Central Library. Http://Digilib.Itb.Ac.Id. diunduh Tanggal 4 Januari 2008.
23