Ardian Ridho Fauzan 18 0601 0047 Persalinan Prematur.docx

  • Uploaded by: Ardian Ridho Fauzan
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Ardian Ridho Fauzan 18 0601 0047 Persalinan Prematur.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,229
  • Pages: 15
ANTROPOLOGI KESEHATAN

PERSALINAN PREMATUR

DISUSUN OLEH :

ARDIAN RIDHO FAUZAN

18.0601.0047

PRODI DIPLOMA III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG

i

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas berupa makalah, dengan judul “Persalinan Prematur”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat nilai dalam mata kuliah “Antropologi Kesehatan”, Progam Studi Diploma III Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Magelang. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan masukan-masukan dari berbagai pihak. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya dan masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mohon kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun. Besar harapan kami semoga makalah ini dapat berguna bagi kami khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Magelang, 13 januari 2019

Penulis

ii

ABSTRAK Bayi yang lahir prematur adalah bayi yang lahir kurang dari 36 minggu dan bayi tersebut biasanya akan mengalami masalah kesehatan yaitu diantaranya perhentian nafas sementara (apnea), bayi berwarna kuning, juga terjadi gangguan pergerakan, dan postur tubuh berbeda dari bayi yang lahir secara normal.

Pencegahan persalinan prematur bisa di lakukakn dengan cara ber konsultasi dengan dokter sejak awal kehamilan, atau setelah di ketahui terjadi kehamilan, ibu bayi juga dapat melakukan pencegahan secara mandiri dengan cara mengontrol gizi yang di konsumsi dalam setiap makanan nya, menjaga kebersihan tubuh dan bisa juga dengan cara pemberian vaksin.

iii

DAFTAR ISI

PERSALINAN PREMATUR .......................................................................................................................... i KATA PENGANTAR ..................................................................................................................................... ii ABSTRAK ....................................................................................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................................................................... iv BAB I ................................................................................................................................................................ 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................................................ 1 A.

Latar Belakang .................................................................................................................................. 1

B.

Rumusan Masalah ............................................................................................................................. 1

BAB II............................................................................................................................................................... 2 PEMBAHASAN ............................................................................................................................................... 2 A.

DEFINISI ........................................................................................................................................... 2

B.

PENYEBAB PERSALINAN PREMATUR .................................................................................... 2 1.

Fisiologis ........................................................................................................................................ 2

a.

Infeksi ............................................................................................................................................ 2

b.

Overdistensi .................................................................................................................................. 3

c.

Masalah Vaskuler .......................................................................................................... 3

d.

Lemah Serviks................................................................................................................ 3

e.

Penyebab Latrogenik..................................................................................................... 3

f.

Penyebab Idiopatik ........................................................................................................ 3

g.

Prediktor Fisiologis Lain pada Persalinan Prematur ................................................. 4

2.

Faktor Resiko Non Fisikologis .................................................................................. 4 MASALAH KESEHATAN PADA BAYI PREMATUR ................................................ 6

C. a.

Apnea .............................................................................................................................. 6

b.

Sakit kuning ................................................................................................................... 6

c.

Celebral Palsy ................................................................................................................ 7

d.

Anemia ............................................................................................................................ 7

e.

Infeksi ............................................................................................................................. 7

D.

PENCEGAHAN PERSALINAN PREMATUR .............................................................. 8

A.

KESIMPULAN................................................................................................................. 10

B.

SARAN .............................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 11

iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi prematur adalah bayi yang lahir kurang dari usia kehamilan normal yaitu 37 minggu dan dimana bayi mengalami kelainan penampilan fisik. Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara bayi dengan berat badan 1500 gr atau kurang saat lahir. Sehingga keduanya berkaitan dengan terjadinya peningkatan mordibitas dan mortalitas neonatus dan sering di anggap sebagai periode kehamilan pendek. Masalah kesehatan pada bayi prematur, membutuhkan asuhan keperawatan, dimana pada bayi prematur sebaiknya dirawat di rumah sakit karena masih membutuhkan cairan-cairan dan pengobatan/serta pemeriksaan laboratorium yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan terapi pada bayi dan anak yang meliputi peran perawat sebagai advokat, fasilitator, pelaksanaan dan pemberi asuhan keperawatan kepada klien. Tujuan pemberian pelayanan kesehatan pada bayi prematur dengan asuhan keperawatan secara komprehensif adalah untuk menyelesaikan masalah kebidanan.

B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas kita dapat menyimpulkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut : 1. Definisi bayi prematur 2. Penyebab persalinan prematur 3. Masalah kesehatan pada bayi prematur 4. Pencegahan persalinan prematur

1

BAB II PEMBAHASAN A. DEFINISI Bayi premature adalah bayi yang dilahirkan dalam usia gestasi kurang dari 36 minggu. Secara fisiologis, kondisi bayi premature adalah sebagian masih sebagai janin dan sebagian bayi baru lahir. Bayi premature yang dilahirkan dalam usia gestasi <37 minggu mempunyai resiko tinggi terhadap penyakit yang berhubungan dengan prematuritas, antara lain sindroma gangguan pernafasan idiopatik (penyakit membran hialin), aspirasi pneumonia karena refleksi menalan dan batuk belum sempurna, perdarahan spontan dalam ventrikel otak lateral, akibat anoksia otak (erat kaitannya dengan gangguan pernafasan, hiperbilirubinemia, karena fungsi hati belum matang).

B. PENYEBAB PERSALINAN PREMATUR Penyebab persalinan prematur dapat digolongkan menjadi dua yaitu fisiologis dan non fisiologis 1. Fisiologis a. Infeksi Beberapa ibu dapat menderita penyakit, seperti infeksi saluran kemih, pielonefritis, appendisitis atau pneumonia, dan semuanya berkaitan dengan persalianan prematur. Pada kasus tersebut, persalinan prematur mungkin disebabkan oleh penyebaran infeksi melalui darah langsung ke rongga uterus, penyebaran tak langsung melalui produk samping kimiawi, baik yang dari mikroorganisme maupun dari respon peradangan tubuh.

2

b. Overdistensi Overdistensi dapat menyebabkan pecah ketuban dini prapersalinan dan juga meregangkan reseptor didalam miometrium, yang dapat menimbulkan persepsi bahwa kehamilan telah cukup bulan dan bayi siap dilahirkan.

c. Masalah Vaskuler Hemoragi antepartum dan solusio merupakan manifestasi yang sering kali dilaporkan terjadi menjelang pelahiran prematur spontan. Darah yang mengiritasi miometrium, melemahkan membran, dan akan menyebabkan kontraksi uterus.

d. Lemah Serviks Lemah serviks, atau yang dahulu disebut inkompetensi serviks, dapat menyebabkan keguguran prematur. Mungkin akan ditemukan dilatasi serviks dengan atau tanpa kontraksi uterus atau pecah ketuban spontan.

e. Penyebab Latrogenik Hampir 30% kelahiran prematur disebabkan oleh indikasi medis atau induksi persalianan atau perlahiran melalui prosedur bedah. Indikasi yang paling sering ditemukan adalah preeklamsia fulminan pada ibu, atau tanda-tanda hambatan pertumbuhan intrauterus yang serius pada janin tunggal atau salah satu janin kembar.

f. Penyebab Idiopatik Pada pelahiran dan persalinan prematur, penyebabnya tidak diketahui dan dikatagorikan sebagai persalinan prematur idiopatik.

3

g. Prediktor Fisiologis Lain pada Persalinan Prematur  Panjang serviks Pemendekan serviks yang segnifikan kerap disertasi dengan dilatasi dan pencorongan membran menuju saluran serviks. Penelitian terkini menemukan bahwa panjang serviks yang kurang dari 15 mm beresiko menyebabkan pelahiran prematur spontan sebelum usia kehamilan 32 minggu.

 Fibronektin Fibronektin janin (fFN) adalah sejenis glikoprotein menyerupai lem yang dihasilkan oleh sel-sel korion yang mengikat lapisan membran desidua. Glikoprotein tersebut ditemukan dalam sekresi vagina sejak awal periode kehamilan hingga usia kehamilan 22 minggu. Antara usia kehamilan 24 dan 34 minggu, kadar fFN ini sangat kecil, dan kadar tersebut terus meningkat menjelang awitan persalinan. Jika terdapa gangguan pada antar muka koriodesidua akibat adanya kerusakan, infeksi, atau pedarahan, fFN dapat lebih dini ditemukan dalam sekresi saluran vagina. fFn ini dapat digunakan untuk memprediksi persalonan dan perlahiran prematur.

2. Faktor Resiko Non Fisikologis a. Usia Ibu Usia ibu sangat mempengaruhi kemungkinan mereka menjalani persalinan dan perlahiran prematur. Secara statistik, ibu yang sangat muda yang usia kurang dari 18 tahun atau yang usia diatas 35 tahun terbukti memiliki insiden persalinan prematur yang lebih tinggi. Pada pelahiran anak ke dua, ibu yang berusia antara 15 dan 19 tahun beresiko tiga kali lebih tinggi mengalami pelahiran yang sangat prematur dan bayi lahir mati dibandingkan ibu yang berusia 20-29 tahun.

b. Faktor Ekonomi atau Kelas Sosial Rendah Banyak faktor sosial ekonomi dinyatakan sebagai resiko prediposisi untuk kelahiran prematur. Wanita yang berpenghasilan rendah, atau wanita yang

4

mendapat sedikit atau kurang mendapat dukungan finansial dari pasangan, berisiko tinggi mengalami persalinan prematur dan melahirkan bayi kecil masa kehamilan, serta mengalami komplikasi kehamilan yang lebih berat.

a.

Wanita yang Belum Menikah atau Tidak Mendapat Dukungan

Pasangan yang tinggal bersama tanpa menikah dan kehidupan sebagai ibu tunggal berisiko tinggi menyebabkan kelahiran prematur. Kurang harmonisnya hubungan dengan suami atau pasangan menyebabkan ibu berisiko tinggi melahirkan bayi dengan berat lahir rendah.

b.

Berat Badan Ibu Kurang atau Lebih

Ibu yang berat badannya kurang akibat anoreksia nervosa yang dialami lebih rentan mengalami persalinan prematur dan melahirkan bayi dengan berat rendah. Disisi lain ibu yang masuk kategori obes secara klinis juga berisiko mengalami persalinan dan perlahiran prematur, sebab mereka cenderung menyandang diabetes gestasional selama kehamilan. Terlebih, ibu juga berisiko tinggi mengalami preeklamsia yang berkaitan erat dengan pelahiran prematur.

c.

Persalinan Prematur Sebelumnya

Apabila ibu sebelumnya memiliki riwayat persalinan dan perlahiran prematur yang tidak diketahui jelas penyebabnya, risiko ibu untuk kembali mengalami perlahiran prematur akan meningkat tajam.

d.

Stres dan Hasil Akhir Kelahiran

Sters maternal mungkin merupakan faktor utama yang memicu persalinan prematur melalui satu atau dua alur fisiologis. Pertama, mereka menetapkan

5

bahwa stres maternal dapat mempengaruhi alur neurondokrin, yang akan mengaktivasi sistem endokrin meternal plasenta janin yang mendorong parturisi. Lockwood dan Kuczynksi (1999) berteori bahwa aktivasi aksis hipotalamus hipofisis adrenal (HPA), yang disebabkan oleh stres, dapat menginduksi persalinan dan kelahiran prematur. Kedua, alur imun inflamasi mungkin turut berperan dalam proses ini. Stres maternal dapat mempengaruhi imunitas sistemik dan lokal untuk meningkatkan kerentanan terhadap proses infeksi inflamasi janin dan intrauterin, dan menyebabkan parturisi melalui mekanisme proinflasmasi yang telah diidentifikasikan sebelumnya.

e.

Pengaturan Jarak Kelahiran

Penelitian menemukan bahwa semakin dekat jarak antar kehamilan, semakin besar risiko ibu mengalami persalinan dan perlahiran prematur.

C. MASALAH KESEHATAN PADA BAYI PREMATUR a. Apnea Apnea adalah pemberhentian nafas sementara selama tidur. Bayi premature bias berhenti bernafas selama 20 detik atau lebih. Interupsi pernafasan ini biasanya diikuti dengan detak jantung yang lambat. Cara menstimulus agar bayi terhindar dari apnea adalah dengan menyentuh telapak kaki dan menepuk bagian tubuh bayi.

b. Sakit kuning Bayi akan mengalami sakit kuning ketika bilirubin menumpuk dalam darah. Akibatnya, kulit akan tampak kekuningan. Sakit kuning dapat terjadi pada bayi dari ras atau warna kulit apa pun. Menanganinya yakni dengan menempatkan

6

bayi yang tidak dibalut pakaian di bawah sinar lampu khusus (matanya harus ditutupi agar terlindung).

c. Celebral Palsy Penyakit jangka panjang atau yang bisa menyerang setelah bayi prematur berumur beberapa bulan adalah seperti cerebral palsy. Penyakit ini terjadi bisa akibat pengaruh sejak dalam kandungan atau setelah bayi prematur dilahirkan. Cerebral palsy merupakan sebuah penyakit yang menyebabkan gangguan pada gerakan, otot, postur tubuh, otak dan semua bagian tubuh yang terkena gangguan aliran darah. Penyakit ini bisa mempengaruhi kondisi fungsi otak dan motorik bayi, termasuk ketika sudah tumbuh menjadi anak-anak.

d. Anemia Bayi prematur biasanya mengalami anemia, yang artinya mereka tidak memiliki cukup banyaksel darah merah. Normalnya, si Kecil menyimpan zat besi saat usia kehamilan awal dan menggunakannya di masa kehamilan lanjut dan di saat ia dilahirkan untuk membuat sel darah merah. Bayi yang lahir terlalu dini mungkin tidak punya cukup waktu untuk menyimpan zat besi. Bayi dengan anemia biasanya akan mengalami masalah makan dan tumbuh lebih lambat. Anemia juga bisa menjadi semakin buruk dengan adanya masalah di jantung dan masalah pernafasan. Bayi yang terkena anemia biasanya akan diberikan obat-obatan juga suplemen yang meningkatkan produksi sel darah merah atau pada beberapa kasus, ia perlu ditaransfusi darah. Konsultasikan pada dokter apabila si Kecil terkena anemia. e. Infeksi Bayi prematur memiliki sistem imun yang belum matang, sistem imun seperti ini akan sulit untuk melawan bakteri,virus, dan organisme yang menyebabkan infeksi.

7

Infeksi serius yang sering terjadi pada bayi prematur adalah pneumonia (infeksi paru-paru), sepsis (infeksi darah), dan meningitis (infeksi pada membran di sekitar otak dan tulang belakang).

D. PENCEGAHAN PERSALINAN PREMATUR a.

Konsultasi Dengan Dokter

Mengunjungi dokter sejak awal kehamilan atau saat mencoba untuk hamil bisa membantu mengurangi resiko kelahiran prematur. Biasanya dokter akan menyarankan pola makan yang benar seperti memperbanyak asam folat dan vitamin B, mengatur berat badan yang tepat, pemberian suplemen atau vitamin jika diperlukan serta pemeriksaan terhadap resiko infeksi yang membahayakan kehamilan.

b.

Sadar Gizi

Mengonsumsi makanan bergizi selama kehamilan seperti gandum, sumber protein sehat, susu, buah dan sayur membantu perkembangan janin sehat. Konsumsi kadar asam lemak omega 3 yang lebih tinggi menurunkan risiko kelahiran prematur. Sedangkan olahraga bantu cegah diabetes gestational dan preeklampsia.

c.

Kenali Faktor Resiko

Mengonsumsi makanan bergizi selama kehamilan seperti gandum, sumber protein sehat, susu, buah dan sayur membantu perkembangan janin sehat. Konsumsi kadar asam lemak omega 3 yang lebih tinggi menurunkan risiko kelahiran prematur. Sedangkan olahraga bantu cegah diabetes gestational dan preeklampsia.

8

d.

Menjaga kebersihan

Salah satu penyebab kelahiran prematur adalah infeksi yang terdapat pada gigi. Gigi yang berlubang bisa menjadi penyebab bayi lahir prematur. Oleh sebab itulah untuk menghindari melahirkan bayi secara prematur ibu harus menjaga kebersihan gigi dan mulutnya. Jangan sampai ada kuman yang menyebabkan gigi berlubang dan menyebabkan infeksi di bagian gigi.

e.

Vaksin

Menurunnya kekebalan tubuh ibu hamil bisa menyebabkan ibu hamil melahirkan dengan prematur. Salah satunya adalah influenza. Influenza bisa menyebabkan imun ibu hamil menurun, jika imun ibu hamil menurun sistem imun yang ada di dalam tubuh bayi pun juga akan ikut menurun. Oleh sebab itulah ibu hamil perlu melindungi dirinya dari virus influenza dan berbagai macam penyakit yang bisa menyebabkan sistem imun ibu menjadi menurun. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan vaksin.

9

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Sesuai dengan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa bayi yang lahir prematur adalah bayi yang lahir kurang dari 36 minggu dan bayi tersebut biasanya akan mengalami perhentian nafas (apnea), bayi berwarna kuning, juga terjadi gangguan pergerakan, dan postur tubuh.

Pencegahan persalinan prematur bisa di lakukakn dengan cara ber konsultasi dengan dokter sejak awal kehamilan, atau setelah di ketahui terjadi kehamilan, ibu bayi juga dapat melakukan pencegahan secara mandiri dengan cara mengontrol gizi yang di konsumsi dalam setiap makanan nya, menjaga kebersihan tubuh dan bisa juga dengan cara pemberian vaksin.

B. SARAN Dalam upaya menurunkan angka persalinan atau kelahiran prematur yang sangat rentan terjadi pada ibu hamil, hal utama yang harus dilakukan yaitu berkonsultasi dengan dokter.

Untuk perawat dan petugas kesehatan lainnya, ada baiknya untuk melakukan penyuluhan tentang faktor-faktor pencegahan dan bahaya yang akan terjadi pada bayi yang lahir secara prematur.

10

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L. J. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta: EGC. Doenges, M. E. (2004). Rencana Perawatan Maternal Edisi 2. Jakarta: EGC. In'ammuttaqaimah. (2014). Hubungan Anemia pada Ibu Hamil dengan Kejadian Kelahiran Patern di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Yogyakarta: STIKES Aisyiyah Yogyakarta. Permana, A. (2016). Hubungan Prematuritas dengan Perkembangan Anak Umur 1-3 Tahun di RSU Dr. Sardjito. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. RI, D. K. (2008). Kedaruratan Kebidanan Buku Ajar Untuk Program Pendidikan Kebidanan. Jakarta: Departemen Kesehatan. Wong, D. L. (2004). Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.

11

Related Documents


More Documents from "RidhoPahlawan"