1. Jelaskan anatomi, histologi, dan fisiologi organ terkait! a. Anatomi
Ren
Morfologi, struktur, dan lokalisasi Ren ( L, Gk = nefros, I = kidney ) ada dua buah, berada di sebelah kiri dan kanan columna vertebralis. Berbentuk seperti kacang merah denga ukuran panjang 11 cm, lebar 6 cm, tebal 3 cm. Ukuran berat kira-kira 135 –150 gram. Berwarna agak kecoklat-coklatan. Mempunyai extermitas cranialis (= polus cranialis ) dan extremitas inferior (= polus caudalis ), facies anterior dan facies posterior, kedua permukaan itu bertemu pada margo lateralis dan margo medialis. Kira-kira pada pertengahan margo medialis terbentuk suatu cekungan yang dinamakna hilum renale, yang merupakan tempat masuk arteria renalis dan serabut-serabut saraf serta tempat keluarnya vena renalis dan ureter. Kedua buah ren dibungkus oleh suatu jaringan ikat yang membentuk capsula fibrosa. Capsula fibrosa ini dibungkus oleh jaringan lemak (adipose tissue, disebut perirenal fat = corpus adiposum pararenale), yang bersama-sama dengan jaringan ikat (connective tissue) membentuk fascia renalis. Secara relatif ren pada anak-anak lebih besar daripada orang dewasa. Ren ikut bergerak dengan gerakan respirasi. Struktur ren terdiri atas cortex renalis dan medulla renalis, Medulla renalis terdiri atas pyramidales renale (= pyramis renalis Malpighii ), berjumlah antara 12 – 20 buah. Basis dari bangunan piramid ini, disebut basis pyramidis berada
pada cortex, dan apexnya yang dinamakan papilla renalis, terletak menghadap ke arah medial, bermuara pada calyx minor. Diantara satu piramid dengan piramid lainnya terdapat jaringan cortex yang berbentuk colum, disebut columna renalis Bertini. Pada basis dari setiap piramid terdapat deretan jaringan medulla yang meluas ke arah cortex, disebut medullary rays. Setiap piramid bersama-sama dengan columna renalis Bertini yang berada di sampingnya membentuk lobus renalis, berjumlah antara 5 – 14 buah. Hilum renale meluas membentuk sinus renalis, dan didalam sinus renalis terdapat pelvis renalis, yang merupakan pembesaran dari ureter ke arah cranialis (Gk. Pyelos). Pelvis renalis terbagi menjadi 2 – 3 calices renalis majores, dan setiap calyx major terbagi menjadi 7 – 14 buah calices renalis minores. Ren terletak di bagian posterior cavum abdominis, retroperitoneal, di sebelah kiri dan kanan columna vertebralis, setinggi vertebra lumbalis 1 – 4 pada posisi berdiri. Ren dexter di bagian cranial terdapat diaphragma thoracis, costa XII dan processus transversus vertebrae lumbalis I, dan di bagian caudal dari lateral ke medial terdapat m.transversus abdominis, m.quadratus lumborum, m.psoas major dan processus transversus vertebrae lumbalis II. Diantara facies posterior ren dan otot dinding dorsal abdomen terdapat nervus subcostalis, nervus iliohypogastricus dan nervus ilioinguinalis. Facies anterior renalis berbentuk cembung, dan pada kedua extremitas superiornya terdapat glandula suprarenalis. Ren sinister di bagian tengah terdapat corpus pancreatis dan caudal pancreatis, di sebelah cranialnya terdapat paries posterior ventriculi, yang menyebabkan terbentuknya impressio lienalis. Di sebelah caudal, dari medial ke lateral terdapat duodenum dan flexura colica sinistra. Ren dexter, pada 2/3 bagian cranial berhadapan dengan facies posterior lobus hepatis dexter, di sebelah caudalnya terdapat flexura colica dextra. Di sebelah
medial dari area hepatica terdapat duodenum, membentuk area duodenalis renalis. Vaskularisasi
Arteri renalis dipercabangkan oleh aorta abdominalis di sebelah caudal dari pangkal arteria mesenterica superior, berada setinggi discus intervertebrale antara vertebra lumbalis I dan II.Arteria renalis dextra berjalan di sebelah dorsal vena cava inferior, memberikan percabangan yang berjalan menuju ke glandula suprarenalis dan ureter. Di dalam sinus renale arteria renalis mempercabangkan ramus primeryang disebut ramus anterior yang besar dan ramus posterior yang kecil. Masing-masing arteri tersebut berjalan masuk kedalam belahan anterior dan belahan posterior dari ren. Batas antara belahan anterior dan belahan posterior disebut Broedel’s line, yang miskin vascularisasi. Ramus primer mempercabangkan arteria interlobaris, berada diantara pyramid., ;a;u berjalan pada basis piramid membentuk arcus yang membentuk
arcus,
disebut
arteria
dipercabangkan arteria interlobularis.
arcuata.
Dari
arteria
Ujung terminal a.arcuata
arcuata dan
a.interlobularis berjalan vertikal, paralel, paralel satu sama lain, menuju ke cortex renalis. A.interlobularis berakhir sebagai arteriola glomerularis afferens (= vasa afferens ) membentuk glomerulus. Pembuluh arah yang meninggalkan glomerulus disebut arteriola glomerulus efferens (= vasa efferens ), selanjutnya membentuk plexus arteriosus, dan dari plexus tersebut dipercabangkan arteriola recta (= vasa recta ) yang berjalan menuju ke pelvis renalis.
Arteriolae rectae membentuk plexus dan dari plexus ini darah mengalir kedalam venulae rectae, lalu menuju ke venae interlobulares, dari sini menuju ke venae arcuatae dan selanjutnya bermuara kedalam venae interlobaris. Vena interlobaris bermuara kedalam vena cava inferior. Venulae stellatae adalah pembuluh darah yang terdapat di daerah subcapsularis, dibentuk oleh cabang-cabang arteria interlobularis, bermuara kedalam vena cava inferior. Innervasi Plexus renalis dibentuk oleh percabangan dari plexus coeliacus. Serabutserabut dari plexus tersebut tadi berjalan bersama-sama dengan vena renalis. Plexus suprarenalis juga dibentuk oleh percabangan dari plexus coeliacus. Kadang-kadang mendapatkan percabangan dari nervus splanchnicus major dan dari plexus lienalis. Plexus renalis dan plexus suprarenalis mengandung komponen sympathis dan parasympathis yang dibawa oleh Nervus vagus. Stimulus dari pelvis renalis dan ureter bagian cranialis oleh nervus splanchnicus.
Ureter
Morfologi dan lokalisasi Ureter adalah suatu saluran yng dibentuk oleh jaringan otot polos dengan ukuran 25 – 30 cm, menghubungkan ren dengan vesica urinaria.Terletak retroperitoneal, sebagian berada di dalam cavum abdominis, disebut pars
abdominalis, dan sebagian lagi berada di dalam cavitas pelvis, disebut pars pelvica.. Merupakan kelanjutan dari pelvis renalis, meninggalkan ren melalui hilum renale, berada di sebelah dorsal vasa renalis, berjalan descendens pada permukaan m.psoas major.Ureter dexter berada di sebelah dorsal dupdenum pars descendens dan menyilang radix mesenterii di bagian dorsal. Ureter menyilang arteria iliaca communis atau pangkal arteria iliaca externa, berjalan di sebelah ventro-caudal arteria iliaca interna, lalu menyilang arteria umbilicalis serta vasa obturatoria dan nervus obturatorius di sbelah medialnya. Selanjutnya berjalan sepanjang dinding lateral pelvis, lalu membelok ke medial menuju ke dinding dorsal vesica urinaria. Ureter pars pelvica masculina berada di sebelah lateral ductus deferens. Ketika sampai di vesica urinaria, ureter terletak di sebelah ventral ujung cranial vesicula seminalis, di sebelah ventral dari ductus deferens. Pada wanita ureter pars pelvica berada pad tepi posterior ovarium, lalu berjalan di dalam ligamentum sacro-uterinum, selanjutnya berada di dalam ligamentum cervicale laterale, di sebelah caudal pars inferior ligamentum latum (= broad ligament ). Dekat pada cervix uteri ureter membelok ke medial, berada di dalam ligamentum vesicale laterale, berjalan di sebelah ventral ligamentum vaginale laterale menuju ke vesica urinaria. Ureter sinister terletak lebih dekat pada vagina daripada ureter dexter. Kedua ureter bermuara kedalam vesica urinaria. Berjalan oblique sepanjang 2 cm di dalam dinding vesica urinaria sebelum bermuara kedalam vesica urinaria. Muara tersebut berbentuk lubang yang pipih, disebut ostium ureteris, yang pada vesica urinaria yang kosong berjarak 2,5 cm satu sama lain, sedangkan vesica urinaria yang terisi penuh jarak antara kedua muara tersebut adalah 5 cm. Uereter menyempit di tiga tempat, masing-masing pada tempat peralihan pelvis renalis menjadi ureter, ketika menyilang arteria iliaca communis dan ketika bermuara kedalam vesica urinaria. Vaskularisasi
Arteri yang memberi suplai darah kepada ureter sangat bervariasi, dan bersumber pada arteria renalis, aorta abdominalis, arteria ovarica (arteria testicularis), arteria iliaca interna, arteria uterina dan arteria vesicalis. Arteriarteri tersebut membentuk anastomose. Yang selalu ada adalah percabanganpercabangan dari arteria vesicalis inferior, yang selain memberi vascularisasi kepada ureter pars inferior, juga kepada trigonum vesicae Lieutaudi. Pembuluh vena berjalan bersama-sama dengan arteri. Innervasi Serabut-serabut saraf yang menuju ke ureter berasal dari nervus thoracalis 10 – 12, nervus lumbalis 1 – nervus sacralis 4. Plexus uretericus mengandung komponen sympathis dan parasympathis, namun fungsinya belum jelas, mungkin berfungsi sensibel. Ureter yang mengalami distensi atau spasme dapat menimbulkan rasa nyeri yang berupa kolik, dan juga proyeksi extern melalui nervus thoracalis 11 – nervus lumbalis 2.
Vesica Urinaria
Morfologi dan lokalisasi Vesica urinaria adalah sebuah kantong yang dibentuk oleh jaringan ikat dan otot polos, berfungsi sebagai tempat penyimpanan urine.Dalam keadaan kosong bentuk vesica urinaria agak bulat. Terletak di dalam pelvis. Pada wanita letaknya lebih rendah daripada pria.Dalam keadaan terisi penuh vesica urinaria dapat mencapai umbilicus.Dalam keadaan kosong vesica urinaria mempunyai empat buah dinding, yaitu facies superior, fascies infero-lateralis
(dua buah) dan facies posterior.Facies superior berbentuk segitiga dengan sisi basis menghadap ke arah posterior.Facies superior dan facies infero-lateralis bertemu di bagian ventral membentuk apex vesicae.Antara apex vesicae dan umbilicus terdapat ligamentum umbilicale medium, yang merupakan sisa dari urachus. Facies posterior membentuk fundus vesicae (= basis vesicae). Dalam keadaan vesica urinaria terisi penuh maka peritoneum ditekan ke arah cranial sehingga reflexi tadi turut terangkat ke cranialis. Di sisi lateral vesica urinaria reflexi peritoneum membentuk fossa para vesicalis.Di sebelah dorsal vesica urinaria peritoneum membentuk reflexi ke arah uterus pada wanita dan rectum pada pria. Di antara symphysis osseumpubis dan vesica urinaria terdapat spatium retopubis (= spatium praevesicale Retzii ), berbentuk huruf U, dan berisi jaringan ikat longgar, jaringan lemak dan plexus venosus. Spatium ini dibatasi oleh fascia prevesicalis dan fascia transversalis abdominis.Facies infero-lateral vesicae dipisahlan dari m.levator ani dan m.obturator internus oleh fascia pelvis. Di sebelah dorsal dari vesica urinaria feminina terdapat uterus dan vagina. Reflexi peritoneum dari permukaan superior vesica urinaria meluas sampai pada facies anterior uterus setinggi isthmus, sehingga corpus uteri terletak di sebelah cranial dari vesica yang kosong. Celah yang terdapat di antara corpus uteri dan facies superior vesica urinaria dinamakan spatium uterovaginalis. Vaskularisasi Arteria vesicalis superior dan arteria vesicalis inferior dipercabangkan oleh arteria iliaca interna. Aliran darah venous dari daerah muara ureter dan dari collum vesicae bergabung dengan pembuluh vena dari prostat dan urethra, dan bersama-sama bermuara kedalam vena iliaca interna. Innervasi Plexus vesicalis dibentuk oleh serabut-serabut sympathis dan parasympathis, mengandung komponen motoris dan sensibel. Serabut efferent parasympathis (= nervus erigentis) berasal dari medulla spinalis segmen sacralis 2 – 4 menuju ke m.detrusor, berganti neuron pada dinding vesica urinaria. Berfungsi pula
sebagai penghambat (inhibitory fibers) bagi otot polos vesicae dan m.sphincter urethrae.
Urethra -
Urethra Feminina
Morfologi dan lokalisasi Panjang 4 cm, terletak di bagian anterior vagina. Muaranya disebut ostium urethrae externum, berada didalam vestibulum vaginae, di ventralis dari ostium vaginae, di antara kedua ujung anterior labia minora. Berjalan melalui diaphragma pelvis dan diaphragma urogenitale. Pada dinding dorsal terdapat suatu lipatan yang menonjol, membentuk crista urethralis. Urethra difiksasi pada os pubis oleh serabut-serabut ligamentum pubovesicale. Vaskularisasi Pars cranialis mendapat suplai darah dari arteria vesicalis inferior. Pars medialis mendapat suplai darah dari cabang-cabang arteria vesicalis inferior dan arteria uterina. Sedangkan pars caudalis mendapat vascularisasi dari cabang-cabang arteria pudenda interna. Innervasi Pars cranialis urethrae dipersarafi oleh cabang-cabang dari plexus nervosus vesicalis dan plexus nervosus uterovaginalis. Pars caudalis dipersarafi oleh nervus pudendus. -
Urethra Maskulina
Morfologi dan lokalisasi Dimulai pada collum vesicae, mempunyai ukuran panjang 20 cm, berjalan menembusi glandula prostat, diaphragma pelvis, diaphragma urogenitale dan penis ( radix penis, corpus penis dan glans penis ). Dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : 1.
pars prostatica
2.
pars membranacea
3.
pars spongiosa Urethra pars prostatica berjalan menembusi prostata, mulai dari basis
prostatae sampai pada apex prostatae. Panjang kira-kira 3 cm. Mempunyai lumen yang lebih besar daripada di bagian lainnya.Dalam keadaan kosong dinding anterior bertemu dengan dinding posterior. Dinding anterior dan dinding lateral membentuk lipatan longitudinal. Pada dinding anterior dan dinding lateral membentuk lapisan longitudinal. Pada dinding posterior di linea mediana terdapat crista urethralis, yang ke arah cranialis berhubungan dengan uvula vesicae, dan ke arah caudal melanjutkan diri pada pars membranacea. Pada crista urethralis terdapat suatu tonjolan yang dinamakan collicus seminalis (= verumontanum ), berada pada perbatasan sepertiga bagian medial dan sepertiga bagian caudal urethra pars prostatica. Urethra pars membranacea berjalan ke arah caudo-ventral, mulai dari apex prostatae menuju ke bulbus penis dengan menembusi diaphragma pelvis dan diaphragma urogenitale. Merupakan bagian yang terpendek dan tersempit,
serta kurang mampu berdelatasi. Ukuran panjang 1 –2 cm, terletak 2,5 cm di sebelah dorsal tepi caudal symphysis osseum pubis. Urethra pars spongiosa berada didalam corpus spongiosum penis, berjalan di dalam bulbus penis, corpus penis sampai pada glans penis. b. Histologi Setiap ginjal memiliki sisi medial cekung, yaitu hilus-tempat masuknya saraf, keluarnya ureter serta masuk dan keluarnya pembuluh darah dan pembuluh limfe dan memiliki permukaan lateral yang cembung, keduanya dilapisi oleh suatu simpai fibrosa tipis). Ujung atas ureter yang disebut pelvis renalis, terbagi menjadi dua atau tiga calyx major. Cabang yang lebih kecil, yaitu calyx minor , muncul dari setiap calix major. Area yang mengelilingi calix, disebut sinus renalis, biasanya mengandung sejumlah jaringan adiposa. Ginjal memiliki korteks di luar dan medula di dalam. Pada manusia, medula ginjal terdiri atas 8-15 struktur berbentuk kerucut yang disebut piramida ginjal, yang dipisahkan oleh penjuluran korteks yang disebut columna renalis. Setiap piramida medula plus jaringan korteks di dasarnya dan di sepanjang sisinya membentuk suafu lobus ginjal Setiap ginjal terdiri atas 1-1,4 jtt1a unit fungsional yang disebut nefron. Cabang utama setiap nefron adalah: ' Korpuskel ginjal, yaitu pelebaran bagian awal di korteks . Tubulus kontortus proksimal, yang terutama berada di korteks . Bagian tipis dan tebal gelung nefron (ansa Henle), yang menurun ke dalam medula, dan menanjak kembali ke korteks . Tubulus kontortus distal . Tubulus colligens. Tubulus colligens dari sejumlah nefron berkonvergensi ke dalam ductus colligens yang mengangkut urine ke calix dan ureter. Nefron korteks berada hampir sepenuhnya di korteks sementara nefron jukstamedular di dekat medula memiliki gelung panjang di medulla.
Korpuskel ginjal dan filtrasi darah Pada bagian awal setiap nefron terdapat sebuah korpuskel ginjal berdiameter sekitar 200 pm dan mengandung seberkas kapiler, glomerulus, yang dikelilingi oleh simpai epitel berdinding ganda disebut simpai (Bowman) glomerular). Lapisan internal (lapisan viseral) simpai menyelubungi kapiler glomerulus. Lapisan parietal eksternal membenfuk permukaan luar simpai tersebut. Di antara kedua lapis simpai Bowman terdapat ruang kapsular atau perkemihan yang menampung cairan yang disaring melalui dinding kapiler dan lapisan viseral. Setiap korpuskel ginjal memiliki kutub vaskular, tempat masuknya arteriol aferen dan keluarnya arteriol eferen, serta memiliki kutub tubular atau perkemihary tempat tubulus kontortus proksimal berasal Setelah memasuki korpuskel ginjaf arteriol aferen biasanya bercabang dan terbagi lagi menjadi dua sampai lima kapiler glomerulus ginjal. Lapisan parietal simpai glomerular terdiri atas selapis epitel skuamosa yang ditunjang lamina basal dan selapis tipis serat retikular di luar. Di kutub tubular, epitelnya berubah menjadi epitel selapis kuboid yang menjadi ciri tubulus proksimal. Selama perkembangan embrionaf epitel selapis pada lapisan parietal relatif tidak mengalami perubahary sedangkan lapisan internal atau viseral
sangat
termodifikasi. Sel-sel lapisan viseral ini yaitu podosit memiliki badan sel yang menjulurkan beberapa prosesus primer. Setiap prosesus primer menjulurkan banyak prosesus (kaki) sekunde{, atau pedikel (L.pedicellus, kaki kecil) yang memeluk bagian kapiler glomerulus). Badan sel podosit tidak berkontak dengan membran basal kapiler, tetapi setiap pedikel berkontak langsung dengan struktur
tersebut. Pedikel ini saling mengunci dan membentuk celah-celah memanjang selebar lebih kurang 30-40 nm-celah filtrasi ). Suatu diafragma semipermeabel tipis dengan ketebalan seragam merentangi prosesus yang berdekatan (dan karenanya menjembatani celah-celah filtrasi) Diafragma celah ini merupakan tipe khusus taut antarsel dengan protein transmembran besar, nefrin, yang penting baik secara struktural maupun fungsional. Selain berproyeksi dari membran sel di setiap sisi celah tersebu! molekul nefrin berinteraksi membentuk suafu strukfur berpori di dalam diafragma. Di antara sel-sel endotel bertingkap dari kapiler glomerulus dan podosit yang menutupi permukaan luarnya, terdapat membran basal glomerular tebal (-0,1 pm). Membran ini merupakan bagian yang paling bermakna pada sawar filtrasi yang memisahkan darah dalam kapiler dari ruang kapsular. Membran basal ini terbentuk dari penyatuan lamina basal yang dihasilkan kapiler dan podosit dan dipertahankan oleh podosit. Laminin dan fibronektin pada penvatuan membran basal mengikat integrin podosit dan membran sel endoteiial. Anyaman kolagen tipe IV yang berikatan-silang pada matriks proteoglikan yang bermuatan negative dapat membantu membatasi lewabrya molekul kation. Jadi, membran basal glomerulus (GBM) merupakan suatu sawar makromolekul yang selektif yang berfungsi sebagai saringan fisis dan suatu sawar untuk molekul bermuatan negatif. Filtrat glomerulus awal memiliki komposisi kimiawi yang serupa dengan komposisi plasma darah, kecuali filtrat ini mengandung sangat sedikit Protein karena makromolekul tidak mudah melalui saringan glomerulus. Protein dan partikel lain yang berdiameter lebih besar dari 10 nm atau melebihi 70 kDa, perkiraan massa molekul albumin, tidak mudah menembus sawar glomerulus. Kapiler glomerulus khas berada di antara dua arteriolaferen dan eferen-dengan ototnya yang memungkinkan peningkatan tekanan hidrostatik pada pembuluhpembuluh darah ini, yang memPerkuat perpindahan plasma melalui saringan glomerulus. Laju filtrasi glomerulus (GFR, glomerular fittration rate) secara konstan diatur oleh input neural dan hormonal yang memengaruhi derajat konstriksi di setiap arteriol ini. Area filtrasi glomerulus total pada orang dewasa rerata diperkirakan mencapai 500 cm'z dan GFR rerata mencapai 125 mL per menit atau 180 liter per hari. Karena jumlah total plasma yang beredar rerata
mencaPai 3 liter, ginjal biasanya menyaring keseluruhan volume darah sebanyak 50 kali setiap hari. Selain sel endotel kapiler dan podosit, korpuskel ginjal juga mengandung sel mesangial (\un. mesos, di tengah,+ angeion, pembuluh), yang menyerupai perisit dalam menghasilkan komponen suafu selubung lamina eksternal. Sel mesangial sulit dikenali pada sediaan rutin dari podosit, tetapi terpulas lebih gelap. Sel ini dan matriks yang mengelilinginya membentuk mesangium yang mengisi ruang kecil di antara kapiler yang tidak memiliki podosit. Fungsi mesangium banyak dan bervariasi, serta mencakup hal berikut: o Penyangga fisis dan kontraksi-mesangium memberikan penyangga struktural internal pada glomerulus dan seperti perisit, selnya berespons terhadap zat vasoaktif untuk membantu mempertahankan tekanan hidrostatis untuk Iaju filtrasi yang optimal. Fagositosis selmesangialmemfagositosisagregatprotein
yang
melekat pada saringan glomerulus, termasuk kompleks antibodi-antigen yang banyak dijumpai pada sejumlah besar keadaan patologis. . Sekresi-sel menyintesis dan menyekresi sejumlah sitokin, prostaglandiry dan faktor lain yang penting untuk pertahanan imun dan perbaikan di glomerulus.
Tubulus kontortus proksimal Di kutub tubular korpuskel ginjal, epitel skuamosa pada lapis, an parietal simpai Bowman berhubungan langsung dengan epitel kuboid tubulus kontortus proksimal. Tubulus berlekukini lebihpanjang dari tubulus kontortus distal sehingga lebih sering tampak pada potongan korteks ginjal. Sel tubulus proksimal mereabsorpsi 60-65% air yang disaring dalam korpuskel ginjal, beserta hampir semua nutrien, ion vitamin dan protein plasma kecil. Air dan zat terlarutnya diangkut secara langsung melalui dinding tubulus dan segera diambil oleh kapiler peritubular. Sel-sel tubulus proksimal memiliki sitoplasma asidofilik) yang disebabkan oleh adanya sejumlah besar mitokondria. Apeks sel memiliki banyak mikrovili panjang, yang membentuk su atu brush border: untuk reabsorpsi.
Karena selnya berukuran besar, setiap potongan melintang tubulus proksimal biasanya hanya mengandung tiga sampai lima inti bulat. Pada sediaan histologis rutiry brush border dapat tidak teratur dan lumennya tampak terisi serabut. Kapiler dan komponen mikrovaskular lain banyak dijumpai pada jaringan ikat sekitar). Secara ultrastruktural, sitoplasma apikal sel-sel ini memiliki banyak lekuk dan vesikel di dekat dasar mikrovili, yang mengindikasikan pinositosis aktif). Vesikel pinositotik mengandung protein plasma kecil (dengan massa molekul kurang dari 70 kDa) yang telah melalui saringan glomerulus. Vesikel pinositotik menyatu dengan lisosom untuk proteolisis dan asam amino dilepaskan ke sirkulasi. Selsel ini juga memiliki banyak invaginasi membran basal yang panjang dan interdigitasi lateral dengan sel-sel bersebelahan). Na-/K*-ATPase (pompa natrium) yang bertugas untuk mentranspor ion natrium secara aktif keluar dari sel-sel ini, terletak pada membran basolateral tersebut. Mitokondria panjang berkumpul di sepanjang invaginasi basal), yang khas untuk sel yang terlibat dalam transpor ion secara aktif. Karena banyaknya interdigitasi pada membrane lateral, batas di antara sel-sel fubulus proksimal sulit diamati dengan mikroskop cahaya. Tubulus kontortus proksimal aktif mereabsorpsi seluruh glukosa dan asam amino dan sekitar 85% natrium klorida dan ion lain. Absorpsi tersebut melibatkan pompa natrium membran. Air berdifusi secara pasif, yang mengikuti gradien osmotik. Bila iumlah glukosa dalam filtrat melebihi kapasitas absorpsi tubulus proksimal, urine akan bertambah banyak dan mengandung glukosa. Selain aktivitas tersebut, tubulus kontortus proksimal juga dapat menggerakkan zat dari kapiler perilubular ke dalam lumen tubulus, suafu proses aktif yang disebut sebagai sekresi tubular. Anion organik seperti kolin dan kreatinin dan banyak senyawa asing seperti penisilin diekskresikan dengan cara tersebut! yang memungkinkan ginjal membuang zat-zat semacam itu dengan laju yang lebih tinggi ketimbang melalui filtrasi glomerulus saja. Sel tubulus proksimal juga terlibat dalam hidroksilasi vitamin D.
Gelung nefron (ansa henle) Tubulus kontortus proksimal berlanjut sebagai tubulus lurus yang lebih pendek dan memasuki medula serta menjadi gelung nefron. Gelung ini merupakan strukfur berbentuk U dengan segmen desendens dan segmen asendens; keduanya terdiri atas selapis epitel kuboid di dekat korteks, tetapi berupa epitel skuamosa di dalam medula. Di medula iuar, bagian lurus fubulus proksimal dengan diameter luar sekitar 60.prm, tibatiba menyempit sampai sekitar 12 pm danberlanjut sebagai segmen tipis desendens tipis gelung nefron. Lumen pada segmen nefron.ini lebar dan dindingnya terdiri atas sel epitel skuamosa dengan inti yang hanya sedikit menonjol ke dalam lumen.Kira-kira sepertujuh dari semua nefron terletak dekat perbatasan korteks-medula sehingga disebut nefron jukstamedular, yang
terutama
penting
pada
mekanisme
yang
memungkinkan
ginjal
menghasilkan urine hipertonik yang pekat. Nefron jukstamedular biasanya memiliki gelung yang sangat panjang dan masuk jauh ke dalam medula dengan segmen lurus tebal di proksimaf segmen desendens dan asendens tipis yang panjang, dan segmen asendens tebal yang panjang.
Tubulus Kontortus Distal & Apparatus Juxtaglomerularis Segmen tebal asendens gelung nefron menjadi lurus saat memasuki korteks, dan kemudian berkelokkelok sebagai tubulus kontortus distal). Selapis sel kuboid tubulus tersebut berbeda dari sel kuboid tubulus kontortus proksimal karena lebih kecil dan tidak memiliki brush border. Karena sel-sel tubulus distal lebih gepeng dan lebih kecil daripada sel tubulus proksimal, tampak lebih banyak inti di dinding tubulus distal ketimbang di dinding tubulus proksimal). Sel-sel tubulus kontortus distal memiliki banyak invaginasi membran basal dan mitokondria terkait yang serupa dengan mitokondria tubulus proksimal, yang menunjukkan fungsi transporionnya. Laju absorpsi Na- dan sekresi K- oleh pompa ion diatur oleh aldosteron dari kelenjar adrenal dan penting untuk keseimbangan garam dan cairan fubuh. Tubulus distal juga menyekresi H. dan NF{*- ke dalam urine fubulus, suatu aktivitas yang penting unfuk pemeliharaan keseimbangan asam-basa di darah. Bagian awal tubulus distal yang lurus berkontak dengan kutub vaskular di korpuskel ginjal nefron induknya dan membentuk struktur khusus, apparatus juxtaglomerularis (|GASel struktur tersebut menciptakan suafu mekanisme umpan balik yang memungkinkan autoregulasi aliran darah ginjal dan menjaga laju filtrasi dengan relatif konstan. Di tempat kontak dengan arteriol, selsel tubulus distal menjadi kolumnar dan lebih erat terkemas dengan inti apikaf kompleks Golgi basal, dan sistem kanal dan pengangkut ion yang lebih rumit dan bervariasi. Bagian tebal dinding tubulus distal ini disebut macula densa. Bersebelahan dengan macula densa, tunica media arteriol aferen juga termodifikasi. Sel otot polos membentuk suatu fenotipe sekretorik dengan inti yang lebih bulat, RE kasar, kompleks Golgi dan granula zimogen dan disebut sel granular juxtaglomerular (|G).Dr kutub vaskular juga terdapat sel lacis (Perancis lacis, jalinan), merupakan sel mesangial ekstrasel yang mungkin memiliki banyak fungsi pendukung yang sama dengan sel-sel tersebut di dalam glomerulus. Sel lacis juga dapat menyebarkan sinyal dari macula densa ke dalam glomerulus, yang memengaruhi vasokonstriksi di tempat tersebut. Fungsi dasarJGA dalam autoregulasi laju filtrasi glomerulus (GFR) dan dalam pengaturan tekanan darah dipikirkan sebagai hal berikut. Peningkatan tekanan arterial meningkatkan tekanan kapiler glomerulus, yang meningkatkan GFR. Peningkatan GFR menambah konsentrasi Na* dan Cl di nefron yang dipantau oleh sel macula densa. Peningkatan kadar ion membuat sel-sel ini melepaskan ATP, adenosine
dan senyawa vasoaktif lainnya yang memicu kontraksi arteriol aferen, yang menurunkan tekanan glomerulus dan mengurangi GFR. Hal tersebut menurunkan konsentrasi ion fubulus, yang menghentikan pelepasan vasokonstriktor dari macula densa. Penurunan tekanan arteri meningkatkan stimulasi autonom pada ]GA sebagai akibat fungsi baroreseptor, termasuk baroreseptor lokal di arteriol aferery dan mungkin sel-sel JG itu sendiri. Hal tersebut membuat sel-sel JG melepaskan produk sekretoris utamanya, renin, suatu aspartil protease, ke dalam darah. Renin di tempat tersebut menguraikan protein plasma angiotensinogen menjadi dekapeptida inaktil angiotensin I. Enzim pengonversi angiotensinogen pada kapiler paru menguraikan senyawa ini lebih lanjut menjadi angiotensin II, suatu vasokontriktor poten yang secara langsung meningkatkan tekanan darah sistemik dan merangsang kelenjar adrenal menyekresi aldosteron. Aldosteron meningkatkan reabsorpsi Nat dan air ke tubulus kontortus distal, yang meningkatkan volume darah unfuk membanfu meningkatkan tekanan darah. Kembalinya tekanan darah normal menghentikan sekresi rennin
Tubulus &
Ductus Colligens Urine mengalir dari tubulus kontortus distal ke tubulus colligens, bagian terakhir setiap nefron yang saling bergabung membentuk ductus colligens yang lebih besar dan lebih lurus, berjalan di tepi piramida ginjal dan bermuara ke dalam calyx minor . Tubulus colligens dilapisi oleh epitel kuboid dan berdiameter sekitar 40 prm. Sel-sel ductus collegens yang berkonvergensi berbenfuk kolumnar dan diameter ductus mencapai 200 pm di dekat puncak piramida medulla ginjal Di sepanjang perjalanannya tubulus dan ductus colligens terutama terdiri atas epitheliocytus principalis rincipal cell) yang terpulas lemah dengan sedikit organel dan mikrovili). Batas antarsel sel-sel tersebut jelas terlihat dengan mikroskop cahaya. Secara ultrastruktural, epitheliocytus principalis dapat terlihat memiliki lipatan membrane basal, yang sesuai dengan perannya pada transpor ion. Sel yang tersebar di antara epitheliocytus principalis adalah epitheliocytus intercalatus (intercalated cell) yang lebih getap dengan lebih banyak mitokondria yang membantu mengatur keseimbangan asam-basa dengan menyekresi H* dan menyerap HC03-. Di medula, ducfus colligens merupakan komponen utama mekanisme pemekat-urine. Sel-sel ductus colligens terutama. banyak mengandung aquaporin yaitu protein integral yang ditemukan pada sebagian besar membran sel yang berfungsi sebagai pori selektif untuk pasase molekul air. Di tempat tersebu! aquaporin tersekuestrasi di vesikel sitoplasma
bermembran. Seperti yang disebutkan sebelumnya, hormone hipofisig ADH (juga dikenal sebagai arginin vasopressin) membuat ductus colligens lebih permeabel terhadap air yang meningkatkan laju penarikan molekul air secara osmotik dari lumennya dan pengangkutan air ke vasa recta sehingga tertahan di tubuh. Efek tersebut dihasilkan ketika reseptor ADH aktif di membran sel basolateral merangsang pergerakan vesikel dengan aquaporin yang spesifik dan insersinya ke dalam membran apikal atau basolateral, yang meningkatkan jumlah kanal membran untuk pergerakan air melalui sel. Ureter, kandung kemih, dan urethra Urine diangkut oleh ureter ke kandung kemih tempat urine disimpan sampai dikeluarkan selama miksi melalui urethra. Kaliks, pelvis renalis, ureter dan kandung kemih memiliki struktur dasar histologis yang sama dengan dinding yang semakin tebal saat mendekati kandung kemih. Mukosa organorgan ini dilapisi oleh epitel transisional unik berlapis atau urothelium). Epitel ini dikelilingi oleh lamina propria dan submukosa yang terlipat, diikuti dengan sarung ialinan lapisan otot polos dan tunica adventitia Urine bergerak dari pelvis renalis ke kandung kemih karena kontraksi peristaltik. Urothelium terdiri atas tiga lapisan berikut: . selapis sel basal yang terletak pada membran basal yang sangat tipis . regio peralihan yang terdiri atas satu atau beberapa lapis sel yang lebih kolumnar . sebuah lapisan superfisial sel bulbosa polihedral yang sangat besar yang disebut umbellocytus (umbrella ceII) yang terkadang berinti dua atau multinuklear dan sangat terdiferensiasi melindungi sel-sel di bawahnya dari efek sitotoksik urine hipertonik. Umbellocytus khususnya berkembang baik dalam kandung kemih) di mana kontak dengan urine paling mencolok. Sel-sel tersebu! berdiameter hingga 100 pm, memiliki kompleks taut antarsel yang luas dan mengelilingi membran apikal yang unik. Sebagian besar permukaan apical terdiri atas membran unit asimetris, dengan area lapisan lipid luar yang tampak dua kali lebih tebal daripada lapisan di dalam. Regio tersebut merupakan "rakit" lipid (lipidrarts) yang mengandung sebagian besar protein membran integral yang disebut uroplakin yang terakit menjadi susunan parakristalin plak kaku berdiameter 16 nm. Urine terutama berkontak dengan piak membran tersebu! yang bersifat impermeable dan melindungi sitoplasma dan sel-sel di bawahnya dari efek hiperosmotik. Plak dihubungkan bersama-sama oleh area membran
khusus yang lebih sempit. Bila kandung kemih kosong, bukan hanya mukosa yang sangat terlipat, melainkan juga setiap umbellocytus mengurangi luas permukaan apikalnya dengan melipat membran di domain hubungannya dan menginternalisasi plak yang terlipat berupa vesikel diskoid. Sewaktu kandung kemih terisi lagi, vesikel discoid menyatukan lagi membran apikalnya, yang meningkatkan luas permukaannya sewaktu sel berubah bentuk dari bulat menjadi pipih. Urothelium menjadi lebih tipis, tampaknya akibat sel-sel intermedia yang terdorong dan tertarik ke arah lateral untuk mengakomodasikan peningkatan volume urine. Lamina propria kandung kemih dan jaringan ikat irregular padat submukosa banyak vaskularisasi. Muscularis terdiri atas tiga lapisan yang tidak berbatas tegas, secara kolektif disebut otot detrusor yang berkontraksi mengosongkan kandung kemih (Ketiga lapisan otot terlihat paling jelas di leher kandung kemih dekat urethra). Ureter melintas melalui dinding kandung kemih secara oblik, yang membenfuk suatu katup yang mencegah aliran balik urine ke dalam ureter. Semua pasase urine dilapisi tunika adventisia di luar, kecuali bagian atas kandung kemih yang dilapisi peri toneum serosa. Urethra merupakan suafu saluran yang membawa urine dari kandung kemih ke luar. Mukosa urethra memiliki lipatan longitudinal yang besar, yang memberikannya tampilan khusus dalam potongan melintang. Pada pria, dua duktus untuk transpor sperma selama ejakulasi menyatukan urethra di kelenjar prostat Urethra pria lebih panjang dan terdiri atas tiga segmen: . Urethra prostatica dengan panjang3-4 crn, terbentang me lalui kelenjar prostat dan dilapisi oleh urothelium . Urethra membranosa, suafu segmen pendek, berjalan melalui suatu sfingter ekstemal otot rangka dan dilapisi oleh epitel bertingkat dan epitel berlapis ' Urethra spongiosa, dengan panjang 15 cm, terbenam dalam jaringan erektil penis dan dilapisi oleh epitel kolumnarbertingkat dan kolumnar berlapis, dengan epitel skuamosa berlapis di distal. Pada wanita, urethra hanyalah organ perkemihan. Urethra wanita adalah saluran dengan panjang 4 sampai 5 cm, yang awalnya dilapisi epitel transisional, lalu oleh epitel skuamosa berlapis dan sejumlah area epitel kolumnar bertingkat. Bagian tengah urethra wanita dikelilingi oleh otot rangka eksternal sfingter.
c. Fisiologi Ginjal melakukan fungsifungsi spesifik berikut, yang sebagian besar di antaranya membantu mempertahankan stabilitas lingkungan cairan internal: 1. Mempertahankan keseimbangan air (H20) di tubuh. 2. Mempertahankan osmolaritas cairan tubuh yang sesuai,terutama melalui
regulasi keseimbangan H20. Fungsi ini penting untuk mencegah fluks-fluks osmotik masuk atau keluar sel, yang masing-masing dapat menyebabkan pembengkakan atau penciutan sel yang merugikan.
3. Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion CES,termasuk natrium
(Na+), ldorida (C1-), kallum (K+), kalsium (Ca2+), ion hidrogen (H+), bikarbonat (HCO3-), fosfat (P043-), sulfat (S042-), dan magnesium (Mg2+). Fluktuasi kecil konsentrasi sebagian elektrolit ini dalam CES bahkan dapat berpengaruh besar. Sebagai contoh, perubahan konsentrasi K+ CES dapat menyebabkan disfungsi jantung yang dapat mematikan. 4. Mempertahankan volume plasma yang tepat, yang penting dalam pengaturan
jangka-panjang tekanan darah arteri. Fungsi ini dilaksanakan melalui peran regulatorik ginjal dalam keseimbangan garam (NaC1) dan H20. 5. Membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa tubuhyang tepat dengan
menyesuaikan pengeluaran H+ dan HCO3- di urine. 6. Mengeluarkan (mengekskresikan) produk-produk akhir (sisa)metabolisme
tubuh, misalnya urea (dari protein), asam urat (dari asam nuldeat), kreatinin (dari kreatin otot), bilirubin (dari hemoglobin), dan hormon metabolit. Jika dibiarkan menumpuk, banyak bahan-bahan sisa ini bersifat toksik, terutama bagi otak. 7. Mengekskresikan banyak senyawa asing, misalnya obat, aditif makanan,
pestisida, dan bahan eksogen non-nutritif lain yang masuk ke tubuh. 8. Menghasilkan eritropoietin, suatu hormon yang merangsang produksi sel darah merah. 9. Menghasilkan renin, suatu hormon enzimatik yang memicu uatu reaksi berantai
yang penting dalam konservasi garam oleh ginjal. 10. Mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya.
Nefron adalah unit fungsional ginjal. Setiap ginjal terdiri dari sekitar 1 juta unit fungsional mikroskopik yang dikenal sebagai nefron, yang disatukan bersama oleh jaringan ikat Ingat kembali bahwa unit fungsional adalah unit terkecil di dalam suatu organ yang mampu melaksanakan semua fungsi organ tersebut. Karena fungsi utama ginjal adalah menghasilkan urine dan, dalam pelaksanaannya, mempertahankan stabilitas komposisi CES, nefron adalah unit terkecil yang mampu membentuk urine. Setiap nefron terdiri dari komponen vaskular dan komponentubular, yang keduanya berkaitan erat secara struktural dan fungsional. KOMPONEN VASKULAR NEFRON Bagian dominan komponen vaskular nefron adalah glomerulus, suatu kuntum kapiler berbentuk bola tempat filtrasi sebagian air dan zat terlarut dari darah yang melewatinya dan foto. Cairan yang telah disaring ini, yang komposisinya hampir identik dengan plasma, kemudian mengalir melewati komponen tubular nefron, tempat berbagai proses transport mengubahnya menjadi urine. Ketika masuk ke ginjal, arteri renalis bercabangcabang hingga akhirnya membentuk banyak pembuluh halus yang dikenal sebagai arteriolaferen. Setiap nefron mendapat satu arteriol aferen ini. Arteriol aferen mengalirkan darah ke glomerulus. Kapilerkapiler
glomerulus
kembali
menyatu
untuk
membentuk
arteriol
lain,
arterioleferen, yang dilalui oleh darah yang tidak terfiltr-asi dan meninggalkan
glomerulus dan masuk ke dalam komponen tubulus. Arteriol eferen adalah satusatunya arteriol di tubuh yang mengalirkan darah dari kapiler. Biasanya, arteriol bercabang-bacang menjadi kapiler-kapiler yang kemudian kembali menyatu membentuk venula. Di kapiler glomerulus, tidak terjadi ekstraksi 02 atau nutrien dari darah untuk digunakan oleh jaringan ginjal serta tidak terjadi penyerapan produk sisa dari jaringan sekitar. Karena itu, darah arteri masuk ke kapiler glomerulus melalui arteriol aferen, dan darah arteri meninggalkan glomerulus melalui arteriol eferen. Arteriol eferen bercabang-cabang menjadi set kapiler kedua, kapiler peritubulus, yang memasok jaringan dengan darah dan penting dalam pertukaran antara sistem tubulus dan darah sewaktu perubahan cairan filtrasi menjadi urine. Kapiler peritubulus ini, sesuai yang diisyaratkan oleh namanya, melilit di sekitar sistem tubulus (peri artinya "di sekitar"). Kapilerkapiler
peritubulus
menyatu
membentuk
venula
yang
akhirnya
mengalirkan isinya ke vena renalis, yaitu saluran bagi darah untuk meninggalkan ginjal. KOMPONEN TUBULAR NEFRON Komponen tubular nefron adalah suatu tabung berongga berisi cairan yang dibentuk oleh satu lapisan sel epitel. Meskipun komponen ini adalah saluran kontinu dari pangkalnya dekat glomerulus hingga ujungnya di pelvis ginjal, komponen ini dibagi menjadi berbagai segmen berdasarkan perbedaan struktur dan fungsinya). Komponen tubulus berawal dari kapsula Bowman, suatu "mangkuk" yang berdinding rangkap dan meluas yang melingkupi glomerulus untuk mengumpulkan cairan dari kapiler glomerulus. Dari kapsula Bowman, cairan yang difiltrasi mengalir ke dalam tubulus proksimal, yang terletak di dalam korteks dan membentuk gulungan-gulungan rapat sepanjang sebagian besar perjalanannya. Segmen berikutnya, ansa Henle, membentuk lengkung berbentuk U tajam atau jepitan rambut yang masuk kedalam medula. Pars desenden ansa Henle masuk dari korteks ke dalam medula; pars asenden berjalan balik ke korteks. Pars asenden kembali ke regio glomerulus nefronnya sendiri, tempat saluran ini berjalan melewati garpu yang dibentuk oleh arteriol aferen dan eferen. Sel-sel tubulus dan vaskular di titik ini mengalami spesialisasi untuk membentuk aparatus jukstaglomerulus, suatu struktur yang terletak di samping glomerulus (juksta artinya "di samping"). Regio khusus ini berperan penting dalam mengatur
fungsi ginjal. Setelah aparatus jukstaglomerulus, tubulus kembali membentuk kumparan erat menjadi tubulus distal, yang juga seluruhnya berada di dalam korteks. Tubulus distal mengalirkan isinya ke dalam duktus atau tubulus koligentes, dengan masing-masing duktus menerima cairan dari hingga delapan nefron berbeda. Setiap duktus koligentes berjalan ke dalam medula untuk mengosongkan cairan isinya (sekarang berubah menjadi urine) ke dalam pelvis ginjal. NEFRON KORTIKAL DAN JUKSTAMEDULA Dua jenis nefronnefron kortikal dan nefron jukstamedula-dibedakan oleh letak danpanjang dari sebagian struktur mereka. Semua nefron berasal dari korteks, tetapi glomerulus nefron kortikal terletak di lapisan luar korteks, sedangkan glomerulus nefronjukstamedula terletak di lapisan dalam korteks, di samping medula. Keberadaan semua glomerulus dan kapsula Bowman terkaitnya di korteks menjadi penyebab bagian ini tampak granular. Kedua tipe nefron ini paling berbeda di bagian ansa Henle. Lengkung tajam di nefron-nefron kortikal hanya sedikit masuk ke medula. Sebaliknya, lengkung nefron jukstamedula masuk ke seluruh kedalaman medula. Selain itu, kapiler peritubulus nefron jukstamedula membentuk lengkung vaskular yang dikenal sebagai vasa rekta ("pembuluh lurus") yang berjalan merapat ke lengkung panjang Henle. Pada nefron kortikal, kapiler peritubulus tidak membentuk vasa rekta, tetapi melingkari lengkung pendek Henle dengan cara yang sama seperti kapiler peritubulus menyelubungi bagian proksimal dan distal tubulus pada kedua jenis neuron. Sewaktu berjalan melalui medula, duktus koligentes nefron kortikal dan nefron jukstamedula berjalan sejajar dengan pars asenden dan desenden lengkung panjang Henle nefron jukstamedula dan vasa rekta. Susunan paralel tubulus dan pembuluh di medula membuat daerah-daerah ini tampak bergaris. Hal yang lebih penting, seperti yang Anda akan lihat, susunan ini-disertai oleh karakteristik permeabilitas dan tranpsor lengkung panjang Henle dan vasa rektaberperan kunci dalam kemampuan ginjal menghasilkan urine dengan konsentrasi beragam, bergantung pada kebutuhan tubuh. Sekitar 80% nefron pada manusia adalah tipe kortikal. Spesies dengan kemampuan memekatkan urine yang lebih besar daripada manusia, misalnya tikus gurun, memiliki proporsi nefron jukstamedula yang lebih banyak.
Tiga proses dasar terlibat dalam pembentukan urine: filtrasiglomerulus, reabsorpsi tubulus, dan sekresi tubulus. Filtrasi Glomerulus Sewaktu darah mengalir melalui glomerulus, plasma bebas-protein tersaring melalui kapilerglomerulus ke dalam kapsula Bowman. Dalam keadaan normal, 20% plasma yang masuk ke glomerulus tersaring. Proses ini, dikenal sebagai filtrasi glomerulus, adalah langkah pertama dalam pembentukan urine. Secara rerata, 125 mL filtrat glomerulus (cairan yang difiltrasi) terbentuk secara kolektif melalui seluruh glomerulus setiap menit. Jumlah ini sama dengan 180 liter (sekitar 47,5 galon) setiap hari. Dengan mempertimbangkan bahwa volume rerata plasma pada orang dewasa adalah 2,75 liter, hal ini berarti bahwa ginjal menyaring keseluruhan volume plasma sekitar 65 kali sehari. Jika semua yang difiltrasi keluar sebagai urine, semua plasma akan menjadi urine dalam waktu kurang dari setengah jam! Namun, hal ini tidak terjadi karena tubulus ginjal dan kapiler peritubulus berhubungan erat di seluruh panjangnya, sehingga bahanbahan dapat dipertukarkan antara cairan di dalam tubulus dan darah di dalam kapiler peritubulus. Reabsorpsi Tubulus Sewaktu filtrat mengalir melalui tubulus, bahan-bahan yang bermanfaat bagi tubuh dikembalikanke plasma kapiler peritubulus. Perpindahan selektif bahan-
bahan dari bagian dalam tubulus (lumen tubulus) ke dalam darah ini disebut reabsorpsi tubulus. Bahan-bahan yang direabsorpsi tidak keluar dari tubuh melalui urine tetapi dibawa oleh kapiler peritubulus ke sistem vena dan kemudian ke jantung untuk diresirkulasi. Dari 180 liter plasma yang disaring per hari, 178,5 liter, secara rerata, direabsorpsi. Sisa 1,5 liter di tubulus mengalir ke dalam pelvis ginjal untuk dikeluarkan sebagai urine. Secara umum, bahan-bahan yang perlu dikonservasi oleh tubuh secara selektif direabsorpsi, sementara bahan-bahan yang tidak dibutuhkan yang harus dikeluarkan tetap berada di urine. karenanya dipertahankan di dalam tubuh dan tidak diekskresikan di urine, meskipun mengalir melewati ginjal. Sekresi Tubulus Proses ginjal ketiga, sekresi tubulus, adalah pemindahan selektif bahan-bahan dari kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus. Proses ini adalah rute kedua bagi bagi masuknya bahan ke dalam tubulus ginjal dari darah, dengan yang pertama adalah melalui filtrasi glomerulus. Hanya sekitar 20% plasma yang mengalir melalui kapiler glomerulus difiltrasi ke dalam kapsul Bowman; sisa 80% mengalir melalui arteriol eferen ke dalam kapiler peritubulus. Sekresi tubulus merupakan mekanisme untuk mengeluarkan bahan dari plasma secara cepat dengan mengekstraksi sejumlah tertentu bahan dari 80% plasma yang tidak terfiltrasi di kapilerperitubulus dan memindahkannya ke bahan yang sudah ada di tubulus sebagai hasil filtrasi. Ekskresi Urine Ekskresi urine adalah pengeluaran bahanbahan dari tubuh dalam urine. Ini bukan merupakan proses terpisah, melainkan merupakan hasil dari tiga proses pertama di atas. Semua konstituen plasma yang terfiltrasi atau disekresikan, tetapi tidak direabsorpsi akan tetap di tubulus dan mengalir ke pelvis ginjal untuk diekskresikan sebagai urine dan dikeluarkan dari tubuh. (Jangan mengacaukan ekskresi dengan sekresi. Perhatikan bahwa semua yang difiltrasi dan kemudian direabsorpsi, atau tidak difiltrasi sama sekali, masuk ke darah vena dari kapiler peritubulus dan karenanya dipertahankan di dalam tubuh dan tidak diekskresikan di urine, meskipun mengalir melewati ginjal.
GAMBARAN BESAR PROSES-PROSES DASAR GINJAL Filtrasi glomerulus umumnya adalah proses yang indiskriminatif. Kecuali sel darah dan protein plasma, semua konstituen di dalam darahH20, nutrien, elektrolit, zat sisa, dan sebagainya-secara non-selektif masuk ke lumen tubulus sebagai aliran masal selama filtrasi-yaitu, dari 20% plasma yang difiltrasi di glomerulus, segala sesuatu yang ada di bagian plasma tersebut masuk ke kapsula Bowman kecuali protein plasma. Proses-proses tubulus yang sangat diskriminatif kemudian bekerja pada filtrat untuk mengembalikan ke darah suatu cairan dengan komposisi dan volume yang diperlukan untuk mempertahankan stabilitas lingkungan cairan internal. Bahan terfiltrasi yang tak-diinginkan dibiarkan tertinggal di cairan tubulus untuk diekskresikan sebagai urine. Filtrasi glomerulus dapat dianggap sebagai pemindahan sebagian dari plasma, dengan semua komponen esensial serta komponen yang perlu dikeluarkan dari tubuh, ke "ban berjalan" yang berakhir di pelvis ginjal, yaitu titik pengumpulan urine di dalam ginjal. Semua konstituen plasma yang masuk ban berjalan ini dan kemudian tidak dikembalikan ke plasma di ujung ban akan dikeluarkan dari ginjal sebagai urine. Sistem tubulus yang menentukan bagaimana menyelamatkan bahan-bahan filtrasi yang perlu dipertahankan di dalam tubuh melalui proses reabsorpsi sementara membiarkan bahan-bahan yang harus diekskresi tetap dalam ban berjalan tersebut. Selain itu, sebagian bahan tidak saja difiltrasi, tetapi juga disekresikan ke dalam ban berjalan tubulus, sehingga jumlah bahan-bahan tersebut yang diekskresikan dalam urine lebih besar daripada jumlah yang difiltrasi. Untuk banyak bahan, proses-proses ginjal ini berada di bawah kontrol fisiologik. Karena itu, ginjal menangani setiap konstituen plasma dengan kombinasi tertentu filtrasi, reabsorpsi,dan sekresi. Ginjal hanya bekerja pada plasma, tetapi CES terdiri dari plasma dan cairan interstisium. Cairan interstisium adalah lingkungan cairan internal sejati di tubuh karena merupakan satu-satunya komponen CES yang berkontak langsung dengan sel. Namun, karena terjadi pertukaran bebas antara plasma dan cairan interstisium melalui dinding kapiler (kecuali protein plasma), komposisi cairan interstisium mencerminkan komposisi plasma. Karena itu, dengan melakukan peran reguIatorik dan ekskretorikpada plasma, ginjal mempertahankan lingkungan cairan internal yang sesuai agar fungsi sel optimal. Sebagian besar dari isi bab ini selanjutnya akan ditujukan kepada pembahasan
tentang bagaimana proses-proses dasar ginjal dilakukan dan mekanisme pengaturan mereka untuk membantu mempertahankan homeostasis.