Analisis Single Pargrph Ref..docx

  • Uploaded by: agus isn
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analisis Single Pargrph Ref..docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,535
  • Pages: 14
ANALISIS DAN EVALUASI SALURAN AIR (DRAINASE) PADA AREA PINTU MASUK PASAR HIGIENIS KOTA TERNATE MALUKU UTARA Agus Isnaini 07261611027

Abstrak Perkembangan infrastruktur khususnya Pasar hendaknya perlu di perhatikan dan dikaji dengan serius, baik berupa desain maupun sarana dan prasarana. Salah satu hal yang perlu di perhatikan adalah sistem drainase (saluran air). Seperti hal yang terjadi saat ini pada area pintu masuk Pasar Higienis Kota Ternate. Buruknya sistem drainase menjadi masalah utama di area ini, yaitu berupa genangan air yang akan muncul setelah terjadinya hujan dan membutuhkan waktu yang lama untuk proses pengeringannya. Hal tersebut sangat mengganggu sirkulasi dan mobilitas, baik itu berupa pengunjung maupun kelancaran arus barang yang masuk ke area tersebut. Banyak faktor yang menyebabkan munculnya masalah tersebut, salah satunya adalah kurangnya jumlah drainase yang ada. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis, mengevaluasi dan menemukan solusi yang tepat unutuk masalah yang ada di area Pasar Higienis Kota Ternate.

1. PENDAHULUAN Latar Belakang Sistem drainase adalah rangkaian kegiatan yang membentuk upaya pengaliran air, baik air pemukiman (run off) maupun air tanah (underground water). Sistem drainase merupakan sistem yang sangat penting dan tidak bisa lepas dari suatu bangunan atau kawasan. Suatu bangunan atau kawasan dituntut memiliki sistem drainase yang baik, dan juga harus diikuti dengan penataan sistem drainase yang berfungsi untuk membuang kelebihan air dari suatu kawasan, baik itu air dari kegiatan atau aktivitas sehari-hari maupun air dari faktor alam seperti hujan. Penataan sistem drainase yang baik dan benar akan

menimbulkan efek kenyamanan bahkan mempertahankan aspek keindahan suatu bangunan meskipun terjadi curah hujan yang tinggi atau faktor lain penyebab munculnya air. Sistem drainase yang baik juga akan memudahkan mobilitas seseorang di suatu kawasan, baik itu pejalan kaki maupun pengendara kendaraan bermotor. Sebaliknya sistem drainase yang buruk akan menimbulkan banyak dampak negatif dan permasalahan, yang paling buruk adalah berkurangnya tingkat kesehatan di suatu bangunan atau kawasan. Pasar Higienis merupakan sebuah Pasar yang terletak di kawasan reklamasi Pantai Tapak 1 Kelurahan Gamalama, tepatnya di Jl. Sultan M. Djabir Syah Kecamatan Ternate Tengah Kota Ternate Maluku Utara. Pada tanggal 4 Juli 2013 pasar ini diresmikan langsung oleh Menteri Perdagangan RI saat itu Gita Wirjawan. Diharapkan dengan dibangunnya pasar itu dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan kelancaran arus barang di Maluku Utara. Permasalahan yang muncul saat ini adalah buruknya sistem drainase yang ada di area pintu masuk kendaraan di sebelah utara, yang akhirnya tidak hanya mengganggu mobilitas pengunjung tetapi juga sangat mengganggu keindahan. Kurangnya sistem drainase yang baik adalah masalah utama penyebab munculnya permasalahan tersebut. Rumusan masalah Dengan mengacu pada latar belakang dan identifikasi masalah, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini yaitu : 1. Apa yang menyebabkan terjadinya masalah drainase di area pintu masuk Pasar Higienis Kota Ternate saat ini, sehingga akan muncul genangan air ketika hujan ? 2. Apa saja dampak yang di timbulkan dari masalah drainase tersebut ? 3. Bagaimana cara untuk mengatasi masalah tersebut ? Tujuan Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi sistem drainase yang ada pada area pintu masuk Pasar Higienis Kota Ternate.

Manfaat penelitian Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan maupun berbagai pihak. Serta dapat dijadikan sebagai pedoman bagi masyarakat dan pemerintah setempat untuk mengatasi atau menanggulangi permasalahan genangan air yang terjadi di area lokasi penelitian maupun lingkungan sekitar. Batasan Masalah Menetapkan Pasar Higienis Kota Ternate sebagai wilayah dan objek kajian. Kajian akan difokuskan pada saluran drainase yang ada pada pintu masuk Pasar Higienis, khususnya pintu masuk bagian utara. Penelitian ini membahas tentang analisis genangan air, mengevaluasi jumlah, letak dan dimensi saluran drainase pada area pintu masuk Pasar Higienis Kota Ternate.

2. LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Drainase Drainase yang berasal dari bahasa inggris drainage mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan. Menurut Dr. Ir. Suripin, M.Eng. (2004;7) drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Drainase adalah suatu cara pembuangan kelebihan air yang tidak diinginkan pada suatu daerah, serta cara–cara penanggulangan akibat yang ditimbulkan oleh kelebihan air. Maksud dan tujuan drainase menurut Soehardjono (1984:1) adalah “membuang air di atas permukaan tanah yang berlebihan atau menurunkan atau menjaga muka air tanah agar tidak terjadi genangan, sehingga akibat negatif dengan adanya genangan dapat dihindari”. Dari sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota untuk menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah tanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali

kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir. Kegunaan dengan adanya saluran drainase ini adalah sebagai berikut : 1. Mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air tanah. 2. Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal 3. Mengendalikan erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada. 4. Mengendalikan air hujan berlebihan sehingga tidak terjadi bencana banjir. H.A. Halim Hasmar (2002:1) mengemukakan bahwa Sebagai salah satu sistem dalam perencanaan perkotaan, maka sistem drainase yang ada dikenal dengan istilah drainase perkotaan. Drainase perkotaan merupakan sistem pengeringan dan pengaliran air dari wilayah perkotaan yang meliputi: Pemukiman, Kawasan industri dan perdagangan, Kampus dan sekolah, Rumah sakit dan fasilitas umum, Lapangan olahraga, Lapangan parkir, Instalasi militer, listrik, telekomunikasi, serta Pelabuhan udara.

2.2 Standart Dan Sistem Penyedia Drainase Kota Sistem penyediaan jaringan drainase terdiri dari empat macam, yaitu : 1. Sistem drainase utama Sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian besar warga masyarakat kota. 2. Sistem drainase lokal Sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian kecil warga masyarakat kota. 3. Sistem drainase terpisah Sistem drainase yang mempunyai jaringan saluran pembuangan yang terpisah untuk air permukaan atau limpasan. 4. Sistem drainase gabungan Sistem drainase yang mempunyai jaringan saluran pembuangan yang sama, baik untuk air genangan atau air limpasan yang telah diolah. 2.3 Sistem jaringan drainase

sistem jaringan drainase perkotaan umumnya dibagi atas 2 bagian, yaitu : 1. Sistem drainase mayor Yaitu

sistem

saluran/badan

air

yang

menampung

dan

mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (Catchment Area). Pada umumnya sistem drainase mayor ini disebut juga sebagai sistem saluran pembuangan utama (major system) atau drainase primer. Sistem jaringan ini menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer, kanal-kanal atau sungai-sungai. Perencanaan drainase makro ini umumnya dipakai dengan periode ulang antara 5 sampai 10 tahun dan pengukuran topografi yang detail mutlak diperlukan dalam perencanaan sistem drainase ini. 2. Sistem drainase mikro Sistem drainase mikro yaitu sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan. Secara keseluruhan yang termasuk dalam sistem drainase mikro adalah saluran di sepanjang sisi jalan, saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong, saluran drainase kota dan lain sebagainya dimana debit air yang dapat ditampungnya tidak terlalu besar. Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2, 5 atau 10 tahun tergantung pada tata guna lahan yang ada. Sistem drainase untuk lingkungan 2.4 Jenis-Jenis Drainase Menurut pendapat dari Hadi Hardjaja, (1997) menyatakan bahwa jenisjenis drainase dapat dikelompokkan sebagai berikut : A. Drainase Menurut Sejarah Terbentuknya 1. Drainase Alamiah (Natural Drainase) Yaitu Drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunan-bangunan penunjang, saluran ini terbentuk oleh gerusan air yang bergerak karena gravitasi yang lambat laun membentuk jalan air yang permanen seperti sungai. Daerah-daerah dengan drainase alamiah yang relatif bagus akan membutuhkan perlindungan yang

lebih sedikit daripada daerah-daerah rendah yang tertindak sebagai kolam penampung bagi aliran dari daerah anak-anak sungai yang luas. 2. Drainase Buatan Yaitu Drainase yang dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu sehingga memerlukan bangunan-bangunan khusus seperti selokan pasangan batu, gorong-gorong, dan pipa-pipa. B. Drainase Menurut Letak Bangunannya 1. Drainase Permukaan Tanah (Surface Drainase) Saluran drainase yang berada di atas permukaan tanah yang berfungsi untuk mengalirkan air limpasan permukaan. Analisis alirannya merupakan analisis open channel flow (aliran saluran terbuka). 2. Drainase Bawah Permukaan Tanah (Sub Surface Drainase) Saluran drainase yang bertujuan untuk mengalirkan air limpasan permukaan melalui media di bawah permukaan tanah (pipapipa) dikarenakan alasan-alasan tertentu. Ini karena alasan tuntutan artistik, tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya saluran di permukaan tanah seperti lapangan sepak bola, lapangan terbang, dan taman. C. Drainase Menurut Konstruksinya 1. Saluran Terbuka Saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang terletak di daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase air non-hujan yang tidak membahayakan kesehatan atau mengganggu lingkungan. 2. Saluran Tertutup Saluran yang pada umumnya sering di pakai untuk aliran air kotor (air yang mengganggu kesehatan atau lingkungan) atau untuk saluran yang terletak di tengah kota. D. Drainase Menurut Sistem Buangnya

Pada sistem pengumpulan air buangan sesuai dengan fungsinya maka pemilihan sistem buangan dibedakan menjadi (Hadi Hardjaja, dalam jurnal Kusumo 2009): 1. Sistem Terpisah (Separate System) Dimana air kotor dan air hujan dilayani oleh sistem saluran masing-masing secara terpisah 2. Sistem Tercampur (Combined system) Dimana air kotor dan air hujan disalurkan melalui satu saluran yang sama. 3. Sistem Kombinasi (Pscudo Separate system) Merupakan perpaduan antara saluran air buangan dan saluran air hujan dimana pada waktu musim hujan air buangan dan air hujan tercampur dalam saluran air buangan, sedangkan air hujan berfungsi sebagai pengenceran penggelontor. kedua saluran ini tidak bersatu tetapi dihubungkan dengan sistem perpipaan interceptor 2.5 Pola Jaringan Drainase Pola jaringan Drainase menurut Sidharta Karmawan (1997:1-8) terdiri dari enam macam yaitu: 1. Siku Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari pada sungai. Sungai sebagai saluran pembuang akhir berada akhir berada di tengah kota.

Pola jaringan drainase siku.

2. Paralel Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran cabang (sekunder) yang cukup banyak dan pendek-

pendek, apabila terjadi perkembangan kota, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri.

Pola jaringan drainase paralel.

3. Grid Iron Untuk daerah dimana sungainya terletak di pinggir kota, sehingga saluran-saluran cabang dikumpulkan dulu pada saluran pengumpulan.

Pola jaringan drainase Grid Iron.

4. Alamiah Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar.

Pola jaringan drainase alamiah.

5. Radial Digunakan pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah.

Pola jaringan drainase radial.

6. Jaring-jaring Mempunyai saluran-saluran pembuangan yang mengikuti arah jalan raya dan cocok untuk daerah dengan topografi datar.

Pola jaringan drainase Jaring-jaring.

3. METODE PENELITIAN Metode penelitian dilakukan dengan model kualitatif – deskriptif. Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan survei , observasi serta literatur. Survei dilaksanakan dengan pengamatan sederhana yang dibantu dengan alat bantu berupa kamera (pocket-digital) untuk mengamati obyekobyek berupa genangan air dan saluran drainase di sekitar area pintu masuk pasar higienis kota Ternate yang akan diangkat sebagai topik utama penelitian, sementara Observasi dilakukan dengan pengamatan lebih lanjut untuk memfokuskan permasalahan penelitian, seperti menentukan luasan wilayah survei dan wawancara kepada subyek yang berada di wilayah obyek penelitian. Studi literatur dilakukan dengan pencarian sumber-sumber pustaka yang berasal dari buku-buku studi ilmiah, arsip koran dan majalah. Artikel-artikel ilmiah itu juga terdapat selain di buku ada pula di artikel seminar, dan dipublikasikan secara online bersama forum-forum diskusi arsitektur di internet.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Saluran air atau sering disebut drainase merupakan salah satu elemen terpenting yang harus ada dan di perhatikan di dalam suatu bangunan atau kawasan. Dengan sistem drainase yang baik tingkat kesehatan suatu bangunan atau kawasan juga dapat identifikasi, semakin baik drainase maka bangunan atau kawasan tesebut juga akan menjadi sehat. Selain penentu tingkat kesehatan suatu drainase juga berpengaruh dalam tingkat estetika suatu bangunan.Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dan pertimbangan yang perlu di perhatikan dalam perencanaan suatu draiase diantaranya adalah : Analisis debit air dan dimensi saluran drainase, Meningkatnya jumlah penduduk, Reklamasi dan Permasalahn pada sampah. Berdasarkan pengamatan yang telah di lakukan di area pintu masuk Pasar Higienis Kota Ternate ditemukan data sebagai berikut :

Genangan air yang ada di area pintu masuk pasar Higienis Kota Ternate.

Dari data berupa pengamatan, observasi dan gambar yang di ambil pada area pintu masuk Pasar higienis Kota Ternate dapat diketahui bahwa sistem pengolahan drainase yang ada pada lokasi tersebut kurang baik. Terbukti dari munculnya genangan air sesudah terjadinya hujan. Genangan air tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama untuk kering dengan sempurna, ±12 jam jika matahari bersinar cerah. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya genangan air di lokasi penelitian :

1. Menurunnya ketinggian permukaan tanah akibat sering dilalui oleh kendaraan-kendaraan bermuatan berat, sehingga memunculkan kondisi permukaan tanah yang tingkat ketinggiannya berbeda. 2. Kurangnya jumlah drainase yang ada, sehingga genangan air tidak dapat di tampung dan mengalir dengan baik. 3. Meskipun daerah tersebut telah di tutupi menggunakan paving blok genangan air akan tetap muncul, dikarenakan tingkat daya serap tanah terhadap air yang kurang baik. 4. Drainase yang ada tidak dapat menampung genangan air karena lokasi drainase yang jaraknya terlalu jauh.

Berikut adalah area dari genangan air yang muncul pada lokasi penelitian

Sistem drainase yang buruk memiliki dampak negatif yang sangat luas, yang paling parah adalah terjadinya banjir di suatu kawasan. Saat ini marak terjadi banjir di beberapa wilayah dikarenakan oleh berkurangnya resapan air atau drainase yang ada, akibatnya air hujan tidak dapat tertampung dan dialirkan dengan baik. Adapun dampak yang di timbulkan akibat buruknya sistem drainase di area penelitian adalah sebagai berikut :

1. Menurunnya tingkat kesehatan di suatu lingkungan, khususnya di area Pasar Higienis Kota Ternate. 2. Terganggunya sirkulasi dan mobilitas pengunjung maupun barang. 3. Genangan air dapat merusak struktur dan material jalan misalnya aspal, beton dan paving blok 4. Menimbulkan kecelakaan. Masalah yang timbul akibat buruknya sistem drainase di Pasar Higienis Kota Ternate memang sangat perlu untuk ditangani dengan cukup serius, dikarenakan dampak-dampak yang akan muncul dan terjadi jika masalah tersebut tidak segera ditangani. Dari masalah-masalah di atas bisa di simpulkan bawha upaya-upaya berikut dinilai dapat mengatasi masalah yang ada di area penelitian. Berikut ini merupakan upaya untuk menanggulangi masalah genangan air yang terjadi di area pintu masuk Pasar Higienis Kota Ternate: 1. Penambahan drainase Penambahan drainase yang ada, misalnya di tambahkan di sepanjang area kanan dan kiri jalan masuk, mengingat terbatasnya drainase yang ada pada area tersebut. Berhubung lokasi yang ada berdekatan dengan laut, maka untuk pembuangan disarankan untuk langsung menuju ke laut agar pergerakan air pada drainase lancar. Penambahan

drainase

dimaksudkan

dapat

permasalahanyang ada.

Letak titik penambahan saluran drainase yang baru.

menanggulangi

2. Pembuatan sumur resapan biopori yang berfungi menyerap air ketika terjadi hujan.

Sumur resapan/biopori

3. Penggunaan steel floor drain sebagai penutup area drainase juga dapat membatu kelancaran sirkulasi air yang tergenang menuju ke dalam drainase. Selain itu steel floor drain juga berfungsi sebagai penghambat sampah agar tidak masuk ke dalam drainase.

Penggunaan steel floor drain pada drainase.

5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari Penelitian ini dapat kita ambil beberapa kesimpulan diantaranya adalah saluran drainase yang ada di area pintu masuk pasar Higienis Kota Ternate masih kurang memadai. Salah satu faktor yang menyebabkan buruknya drainase/genangan air yang ada saat ini adalah kurangnya jumlah drainase yang ada dan peletakan drainase. Oleh karena itu sistem drainase yang ada perlu di kaji ulang. Saran Seperti yang telah tertera pada hasil dan pembahasan penelitian di atas, bahwa saluran drainase yang ada pada Pasar Higienis Kota Ternate masih kurang memadai. Saluran drainase yang ada saat ini tidak dapat menampung/mengalirkan genangan air yang timbul setelah terjadinya hujan. Oleh karena itu penambahan titik-titik drainase sangat mutlak di perlukan. Selain hal tersebut Perawatan drainase yang telah ada saat in

dilakukan secara berkala terhadap saluran yang sudah ada agar dapat berfungsi dengan baik.

6. DAFTAR PUSTAKA 

Kusumo, W. 2009.Penanganan Sistem Drainase Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. Universitas Diponegoro, Semarang



Suripin. 2004. Drainase Perkotaan Yang Berkelanjutan. Yogyakarta: Andi Offset



Hasmar, Halim,. 2002. Drainase Perkotaan. Jakarta, DPU.

Related Documents

Single
May 2020 20
Single
November 2019 37
Single
November 2019 33
Single File
October 2019 17
869 Single
November 2019 20

More Documents from ""