Arsitektur Bizantium Adalah Arsitektur Dari Kekaisaran Bizantium.docx

  • Uploaded by: agus isn
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Arsitektur Bizantium Adalah Arsitektur Dari Kekaisaran Bizantium.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 606
  • Pages: 2
Arsitektur Bizantium adalah arsitektur dari Kekaisaran Bizantium. Arsitektur byzantium memiliki pengaruh yang besar dari kekristenan. Dan byzantium merupakan lanjutan dari arsitektur romawi. Arsitektur Bizantium awal dibangun sebagai suatu cara untuk mengenang arsitektur Romawi. Tiga aspek kehidupan orang Bizantium yang menonjol adalah keagamaan, intrik kerajaan dan sirkus-sirkus popular yang spektakuler (sulap). Arsitektur Byzantium adalah salah satu jenis arsitektur yang menarik, karena merupakan simbiosis dari beragam kebudayaan, merupakan perpaduan seni Eropa (barat) dan Timur (Asia), dan kebudayaan Mediterania, serta pengaruh-pengaruh lain, baik karena letak maupun kondisi sosial politik pada masa itu. Arsitektur Bizantium dibagi dalam 3 periode yaitu: 1. Periode Bizantium awal dari permulaan abad ke 6 sampai pertengahan abad ke 9 adalah abad eksperimen desain bangunan. Bentuk Basilika yang memanjang masih dipakai, akan tetapi tidak cocok dengan kebiasaan setempat yang mempersembahkan misa di tengah-tengah ruang utama gereja dan buka pada salah satu sudut ruangnya, sehingga denah basilica yang memanjang tidak dapat untuk upacara tersebut. 2. periode pertengahan antara akhir abad ke 9 sampai pertengahan abad ke 13 tidak lagi mempergunakan 1 type dasar bangunan gereja, di masa ini digunakan 4 gaya terpusat yang berbeda masing-masing terdiri dari inti kubah yang dibentuk menjadi beraneka ragam kombinasi antara lain segi-8 dan bujur sangkar, sedangkan bagian sudut berkubah dihubungkan dengan ruang inti dengan mengurangi ukuran pilaster, sehingga berkesan luas. 3.Periode akhir hampir sama dengan periode pertengahan, sedangkan pengembangannya ditekankan pada unsur vertical baik bagian luar maupun dalamnya. Gereja periode pertengahan biasanya mempunyai satu kubah bola, pada periode akhir mempunyai 5 kubah bola, yaitu kubah besar ditengah dan kubah yang lebih kecil pada masing-masing sudutnya. Ciri arsitektur byzantium 1. Denah segi empat polygonal, yang ditutup dengan atap kubah dan kubah kecil mengelilingi kubah utama, memusat dan simetris sayap pendek yang sama pada setiap sisinya, mengambi bentuk cross. 2. Dinding

3.

4.

5.

6.

Memakai bahan bata, dan dibagian dalam (interiornya) dilapisi dengan mosaic yang terbuat dari pualam warna-warni yang menggambarkan ajarannya Bukaan pintu dan jendela Busur ½ lingkaran dipakai untuk menunjang galery dan bukaan pada pintu dan jendela Jendela-jendela kecil ½ lingkaran mengelilingi dasar kubah (pendetive) Atap metode pembuatan atap dari bahan batu ataupun beton, Kubah dibentuk dengan type simple (biasa ½ lingkaran), melon shaped (kubah belewah), compound (majemuk) Kolom kolom-kolomnya konstruktif, dengan kepala tiang (capital) bergaya Korintia dan Komposit. Tidak ada bentukan manusia di sculpture Byzantium. Unsur dekoratif dibuat dari bentukan gulungan, lingkaran dan bentuk geometris lainnya atau dari bentukan yang mengikuti bentuk daun dan bunga. Sky line Secara keseluruhan pandang, gereja izantium merupakan kelompok banyak kubah yang mengelilingi kubah utama secara simetris, sehingga berkesan vertikal.

Karakteristik arsitektur byzantium 





  

yang diletakkan diatas denah segi-4 dilengkapi dengan jendela kecil-kecil diatas, disebut Pendetive, dimana pada masa Romawi kubahnya hanya menutup bentuk denah melingkar atau polygonal. Sedangkan bahan pendetive tersebut dipakai bahan bata atau batu apung yang disebut Purnise. Praktek penggunaan kubah, memakai konstruksi atap yang sangat sederhana dengan atap kayu aliran Kristen Lama, maupun atap lengkung aliran Romawi dari batu. Cita-cita arsitektur Byzantium adalah mengkonstruksi atap gereja dengan atap kubah, karena kubah dianggap simbol dari kekuasaan yang Maha Esa. Sistem konstruksi beton dari Romawi dikembangkan dengan pesat. Kubah yang merupakan ciri dari daerah timur, menjadi model atap Byzantium yang merupakan penggabungan dari Konstruksi kubah dan sudut model Yunani dan Romawi. Type-type kubah atau nave, dipisahkan oleh Iconostatis atau penyekat, sebagi screen of picture “tirai” Bentuk Eksterior, kadang tidak berhubungan/ tidak ada kesatuan dengan bentuk interiornya. Contoh yang ditiru bangsa Byzantium adalah kubah dari bangsa Sassanid dari Timur, yang membangun kubah-kubah diatas denah bujursangkar, walau ukurannya sangat kecil. Bangsa Byzantium kemudian mengembangkan konstruksi kubah demikian yang dapat mencakup ruang-ruang yang sangat luas, seperti pada gereja Aya Sophia.

Related Documents


More Documents from "munawir"