Analisis Peran Dan Fungsi Pusinafis Dalam Mengidentifikasi Korban Pembunuhan Dengan Iris Scanner (proposal Kkp).docx

  • Uploaded by: andre kurnia
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analisis Peran Dan Fungsi Pusinafis Dalam Mengidentifikasi Korban Pembunuhan Dengan Iris Scanner (proposal Kkp).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 874
  • Pages: 5
Analisis Peran dan Fungsi Pusinafis dalam Mengidentifikasi Korban Pembunuhan dengan Iris Scanner Proposal Kuliah Kerja Praktek

Disusun Oleh : Muhammad Iqbal Salam

( 1643500240 )

Desy Dwi Rachmawati

( 1643500034 )

Program Studi Kriminologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNIVERSITAS BUDI LUHUR Jakarta 2019

Latar Belakang Tindak kejahatan pembunuhan bukanlah penyakit mematikan yang dibawa oleh individu sejak lahir. Capelli (dalam Kartono, 2003, h. 130) mengungkapkan bahwa pembunuhan dapat dilakukan oleh semua individu, baik oleh individu yang secara kejiwaan tidak mengidap gangguan ataupun individu yang memang mengidap gangguan kejiwaan. Kejahatan yang dilakukan oleh pelaku yang sedang mengalami krisis jiwa dilakukan oleh individu yang tidak mampu menguasai diri ketika krisis jiwa sedang berlangsung (https://media.neliti.com). Adanya korban pembunuhan di Indonesia terjadi sangat bervariasi. Kemerosotan moral, himpitan ekonomi,

ketidaksabaran

dan

kebencian

adalah

beberapa

faktor

yang

menyebabkan terjadinya pembunuhan. Begitu mudahnya sesorang menghilangkan nyawa orang lain ini patut diteliti penyebabnya. Kerasnya kehidupan dan rapuhnya pendidikan agamamungkin juga menjadi faktor begitu mudahnya seseorang menghilangkan nyawa orang lain. Maraknya tindak pidana pembunuhan sangatlah diperlukan peran dan tugas pihak-pihak yang berwenang diantaranya Kepolisian, Kejaksaan dan Kehakiman. Pembunuhan yang dilakukan dengan sengaja dalam bentuk pokok, dimuat dalam Pasal 338 KUHP yang rumusannya adalah ”barang siapa dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain dipidana karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama 15 tahun” (Jurnal Hukum Khaira Ummah, Penyidikan Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan Dengan Pemberatan di Polda Jateng Vol.12, No. 4, tahun 2017). Motif adalah hal yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan atau alasan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan. Motif dalam kaitannya dengan Kejahatan berarti dorongan yang terdapat dalam sikap batin pelaku untuk melakukan kejahatan. Dalam kriminologi (diluar konteks hukum pidana), dikenal bermacam-macam motif kejahatan, bahkan ada kriminolog yang mengelompokkan kejahatan berdasarkan motif pelaku, seperti yang dikemukakan oleh

Bonger

(Soedjono

Dirdjosisworo,

1984:47)

menggolongkan

(mengklasifikasi) kejahatan dalam empat golongan yakni: (1) Kejahatan ekonomi (Pencurian, perampokan, penipuan dan lain-lain). (2) Kejahatan seksual (Misalnya perkosaan, penyimpangan seksual dan sebagainya). (3) Kejahatan kekerasan

(seperti penganiayaan, pembunhan. Dan 4. Kejahatan politik seperti makar untuk menggulingkan pemerintahan atau pemberontakan. Menurut A.S. Alam (2010:21) bahwa penggolongan kejahatan yang dilakukan oleh Bonger ini adalah penggolongan berdasarkan motif pelaku. (http://www.negarahukum.com). Faktor pemicu terjadinya kejahatan pembunuhan tersebut adalah konflik sosio emosional, karena seseorang merasa kecewa, sakit hati atau dendam pada orang lain. Secara ekstrim pelampiasan rasa kecewa, sakit hati, dendam atau amarah dilampiaskan dengan cara membunuh. Hal ini yang sedang banyak terjadi pada kasus-kasus pembunuhan di masyarakat. Upaya penanggulangan atau mengatasi agar seseorang tidak melakukan kejahatan diperlukan pembinaan dan pendidikan moral, pendidikan norma agama dan bermasyarakat. Sehingga untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan agama atau bertentangan dengan undang-undang akan jauh dari pikirannya untuk melakukan perbuatan tersebut (Jurnal Poenale, Analisis Kriminologis Kejahatan Pembunuhan Berencana yang Dilakukan Oleh Pelaku Terhadap Mantan Kekasih, Sefti Octaviani, vol.3, No.4, Tahun 2015). Seperti salah satu kasus yang ada yaitu, Kesal ditegur, seorang anak tega menganiaya Ayah kandungnya hingga tewas di rumahnya di Jalan Kapuk Sawah RT 10/12 Kapuk Cengkareng, Jakarta Barat. Korban, Abdurachman bin H Sadin (60) tewas akibat luka tusuk senjata tajam dipangkal lehernya. Anggota Polsek Cengkareng yang mendapat laporan langsung menangkap tersangka, PI (24) tak jauh dari rumahnya. Sambil minum tersangka membantu Udin menservis TV milik Joyo yang berada di depan pos RT. Hingga menjelang magrib, tersangka menegur saksi Udin dengan mengatakan ‘Kalau nyervis yang bener dong lihat-lihat orang’. Tak terima dengan omongan tersangka, Udin membalas dengan makian sambil memukul kepala tersangka lalu menendangnya. Saat bersamaan, korban Abdurachman bin H Sadin yang merupakan ayah kandung tersangka datang ke lokasi. Melihat sang anak sedang minum miras, korban langsung menegurnya sambil menyuruh pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, tersangka yang tak terima ditegur, lalu mencari korban yang sedang berada di dapur. Selanjutnya tersangka mengatakan ‘Kok Bapak belain orang lain bukan belain anak sendiri’.

Lalu di jawab

korban dengan mengatakan “Sama aja kalian berdua juga.”

Tersangka yang tak terima jawaban korban langsung mengambil sajam jenis clurit, lalu mengayunkannya hingga mengenai pangkal leher korban sebelah kiri. (http://poskotanews.com) Iris Recognition adalah metode otomatis identifikasi biometrik yang menggunakan teknik pengenalan pola matematika pada gambar video dari salah satu atau kedua iris mata seseorang, yang kompleks pola acak yang unik, stabil, dan dapat dilihat dari jaraktertentu. Teknologi pengenalan iris mata merupakan teknologi untuk mengidentifikasi seseorang dengan cara mengambil citra digital beresolusi tinggi terhadap iris mata. Teknologi ini merupakan salah satu biometrics yang bergantung pada keunikan pola iris mata.(Padang 2014)

Pusinafis

menggunakan iris scanner dalam mengidentifikasi korban pembunuhan. Berdasarkan dari latar belakang yang dibuat peneliti dan penulis kami ingin mengetahui peranan dan fungsi Pusinafis dalam menangani kasus dari mengidentifikasi korban pembunuhan dengan Iris Scanner berdasarkan banyaknya kasus pembunuhan. Pertanyaan Bagaimana peranan dan fungsi Pusinafis dalam mengidentifikasi profil korban pembunuhan dengan Iris Scanner? Tujuan Untuk mengetahui peran dan fungsi Pusinafis dalam mengidentifikasi profil korban pembunuhan dengan Iris Scanner?

Bahan Bacaan https://media.neliti.com/media/publications/66135-ID-jejak-psikologis-remajadan-pembunuhan-p.pdf diakses pada tanggal 30 Januari 2019 pada pukul 18.25 WIB http://www.negarahukum.com/hukum/kaisaruddin-kamaruddin-unsur-motifdalam-tindak-pidana.html diakses pada tanggal 30 Januari 2019 pada pukul 18.43 WIB http://poskotanews.com/2019/01/30/tak-terima-ditegur-anak-tega-bunuh-ayahkandung/ diakses pada tanggal 30 Januari 2019 pada pukul 18.54 WIB Padang , Martha. 2014 . Pengantar Optik Modern Iris Recognition. Universitas Negeri Medan. Jurnal Hukum Khaira Ummah, Penyidikan Terhadap Pelaku Tindak Pidana Pembunuhan Dengan Pemberatan di Polda Jateng Vol.12, No. 4, tahun 2017 Jurnal Poenale, Analisis Kriminologis Kejahatan Pembunuhan Berencana yang Dilakukan Oleh Pelaku Terhadap Mantan Kekasih, Sefti Octaviani, vol.3, No.4, Tahun 2015

Related Documents


More Documents from "maulida"