Analisis Liabilities Dan Equities Kimia Farma.docx

  • Uploaded by: muhammad ikhsan syam bella
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Analisis Liabilities Dan Equities Kimia Farma.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,740
  • Pages: 22
ANALISIS LIABILITAS DAN KEWAJIBAN PADA LAPORAN KEUANGAN PT. KIMIA FARMA Tbk. Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Analisa Laporan Keuangan Dosen Pengampu : Fury Khristianty Fitriyah, SE. M.Ak. QIA.,Ak.,CA

Disusun oleh :

Muhammad Ikhsan S. Bella Agustin Andriani Christina Pardede

120110160016 120110160110 120110160082

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI JATINANGOR 2019

KATA PENGATAR Assalammualaikam Wr, Wb

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, Tuhan pencipta alam semesta. Berkat rahmat, karunia serta izin-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Analisa Laporan Keuangan yang berjudul “Analisis Liabilitas dan Ekuitas Pada Laporan Keuangan PT. Kimia Farma Tbk.”. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi. Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa masih ada kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kepada semua pihak kami sangat terbuka untuk menerima saran, kritik maupun masukan sebagai penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk pembaca.

Jatinangor, 19 Maret 2019

Tim Penyusun

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGATAR ..................................................................................................................................... 2 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................... 3 BAB I : PENDAJULUAN ............................................................................................................................ 4 1.1

LATAR BELAKANG.......................................................................................................................... 4

1.2

Budaya Perusahaan....................................................................................................................... 4

BAB II : KAJIAN TEORI ............................................................................................................................ 7 2.1

Liabilitas ........................................................................................................................................ 7

2.1.1

Liabilitas Jangka Pendek Terkait Dengan Kegiatan Operasi Entitas .................................... 7

1. Utang Usaha ...................................................................................................................................... 8 2. Beban Yang Masih Harus Dibayar ................................................................................................... 8 3. Utang Terkait Imbalan Kerja ............................................................................................................ 8 2.1.2 2.2

Liabilitas Jangka Panjang yang Akan Jatuh Tempo pada Periode Berikutnya ..................... 9

Ekuitas ......................................................................................................................................... 10

2.2.1

Elemen Ekuitas ................................................................................................................... 10

a. Modal Disetor.................................................................................................................................. 10 b. Laba Tidak Dibagi .......................................................................................................................... 10 c Modal Sumbangan ........................................................................................................................... 11 d. Modal Lain-lain .............................................................................................................................. 11 BAB III : ANALISA ................................................................................................................................... 12 A. LIABILITIES........................................................................................................................................... 12 3.1

Challenge 1 : Has an obligation been incurred ....................................................................... 12

3.2

Challenge 2 : Can the obligation be measured? ...................................................................... 13

3.3

Challenge 3 : Changes in the Value of Liabilities................................................................... 16

B. EKUITAS............................................................................................................................................... 18 3.4

Challenge 1 : Hybrid Securities .............................................................................................. 18

3.5

Challenge 2 : Classification of Unrealized Gains and Losses ................................................. 18

BAB IV : KESEIMPULAN ........................................................................................................................ 20 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 21

BAB I PENDAHULUAN 1.1

LATAR BELAKANG Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan ini pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas eks perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah Republik Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF (Perusahaan Negara Farmasi) Bhinneka Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas, sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT Kimia Farma (Persero). Pada tanggal 4 Juli 2001, PT Kimia Farma (Persero) kembali mengubah statusnya menjadi perusahaan publik, PT Kimia Farma (Persero) Tbk, dalam penulisan berikutnya disebut Perseroan. Bersamaan dengan perubahan tersebut, Perseroan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang kedua bursa telah merger dan kini bernama Bursa Efek Indonesia). Berbekal pengalaman selama puluhan tahun, Perseroan telah berkembang menjadi perusahaan dengan pelayanan kesehatan terintegrasi di Indonesia. Perseroan kian diperhitungkan kiprahnya dalam pengembangan dan pembangunan bangsa, khususnya pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia. Visi PT Kimia Farma (Persero) Tbk Menjadi perusahaan Healthcare pilihan utama yang terintegrasi dan menghasilkan nilai yang berkesinambungan. Misi PT Kimia Farma (Persero) Tbk 1.

Melakukan aktivitas usaha di bidang-bidang industri kimia dan farmasi, perdagangan dan jaringan distribusi, ritel farmasi dan layanan kesehatan serta optimalisasi aset.

2.

Mengelola

perusahaan

secara Good

Corporate

Governance dan operational

excellence didukung oleh Sumber Daya Manusia profesional (SDM) professional. 3. 1.2

Memberikan nilai tambah dan manfaat bagi seluruh stakeholder.

Budaya Perusahaan Perseroan telah menetapkan budaya perusahaan yang merupakan nilai-nilai inti Perseroan (corporate values) yaitu I C A R E yang menjadi acuan/pedoman bagi Perseroan dalam menjalankan usahanya, untuk berkarya meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat. Berikut adalah budaya perusahaan (corporate culture) perseroan :

1.

Innovative Budaya berpikir out of the box, smart dan kreatif untuk membangun produk unggulan.

2.

Customer First Mengutamakan pelanggan sebagai mitra kerja

3.

Accountable Dengan senantiasa bertanggung jawab atas amanah yang dipercayakan oleh perusahaan dengan memegang teguh profesionalisme, integritas dan kerja sama

4.

Responsible Memiliki tanggung jawab pribadi untuk bekerja tepat waktu, tepat sasaran dan dapat diandalkan, serta senantiasa berusaha untuk tegar dan bijaksana dalam menghadapi setiap masalah

5.

Eco-Friendly Menciptakan dan menyediakan baik produk maupun jasa layanan yang ramah lingkungan.

5 As sebagai Ruh Budaya Perusahaan yang terdiri dari : 1.

Kerja Ikhlas: Siap bekerja dengan tulus tanpa pamrih untuk kepentingan bersama

2.

Kerja Cerdas: Kemampuan dalam belajar cepat (fast learner) dan memberikan solusi yang tepat

3.

Kerja Keras : Menyelesaikan pekerjaan dengan mengerahkan segenap kemampuan untuk mendapatkan hasil terbaik.

4.

Kerja Antusias : Keinginan kuat dalam bertindak dengan gairah dan semangat untuk mencapai tujuan bersama

5.

Kerja Tuntas : Melakukan pekerjaan secara teratur dan selesai untuk menghasilkan output maskimal yang sesuai dengan harapan

PT Kimia Farma (Persero) Tbk atau Kimia Farma telah berkembang menjadi perusahaan dengan pelayanan kesehatan (Healthcare) terintegrasi di Indonesia. Bidang usaha Healthcare Kimia Farma didukung oleh kegiatan manufaktur farmasi, riset dan pengembangan, distribusi dan perdagangan, pemasaran, ritel farmasi, serta laboratorium klinik dan klinik kesehatan. Selama beberapa tahun terakhir, Kimia Farma telah membuat kemajuan yang signifikan dan terobosan di banyak bidang bisnis Healthcare yang dijalankan. Sejalan dengan Program

Kemandirian

Bahan

Baku

Obat

Nasional

yang

tertuang

dalam roadmap Kementerian Kesehatan serta didukung dengan adanya Paket Kebijakan Ekonomi XI yang dituangkan dalam Instruksi Presiden RI No. 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan, Kimia Farma

membangun fasilitas produksi yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan akan impor Bahan Baku Obat (BBO). Pada akhirnya, Indonesia mampu mandiri dalam produksi BBO. Sebagai agen bisnis di bawah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Kimia Farma terus berekspansi untuk menjadi perusahaan yang memiliki daya saing unggul. Sejak

pertengahan

tahun

2017,

manajementelah

mencanangkan tiga program prioritas untuk mencapai target Tiga Besar Industri Farmasi Nasional di tahun 2019, yakni : 1.

Meningkatkan sumber daya manusia yang andal dan kompeten Pondasi dari implementasi tiga program prioritas tersebut adalah melalui peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Melalui penjabaran strategi ini, manajemen berupaya untuk mendorong laju produktivitas agar Kimia Farma dapat meningkatkan daya saing industri.

2.

Digitalisasi Untuk menjadi

perusahaan Healthcare terkemuka,

Kimia

Farma menerapkan

digitalisasi secara end-to-end, yaitu implementasi teknologi informasi dari hulu ke hilir. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, membuat proses bisnis semakin cepat, dan meningkatkan sales. 3.

Strategi aliansi Guna meningkatkan posisi dan daya saing Kimia Farma ke depannya, maka diperlukan strategi aliansi atau strategic alliance.Hal ini merupakan salah satu cara dalam menjalankan aktivitas fungsi bisnisyang berorientasi pada tujuan kerja sama jangka panjang antara dua perusahaan dalam mengelola peluang dan risiko untuk peningkatan manfaat

4.

Menjelang memasuki usia setengah abad pada tahun 2021, Kimia Farma berkomitmen untuk semakin memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat di seluruh pelosok nusantara. Di samping itu, Kimia Farma juga bertekad untuk mencatat kinerja positif dari waktu ke waktu demi meningkatkan kesejahteraan para pemangku kepentingan (stakeholder).

BAB II KAJIAN TEORI 2.1

Liabilitas Liabilitas (Liability) adalah kewajiban perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa

masa lalu, peyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. Liabilitas timbul dari transaksi atau peristiwa masa lalu. Jadi, misalnya pembelian barang atau penggunaan jasa menimbulkan utang usaha (kecuali jika dibayar dimuka atau pada saat penyerahan dan penerimaan pinjaman bank menimbulkan liabilitas untuk membayar kembali pinjaman tersebut. Liabilitas dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal kredit, dan biasanya dibagi menjadi dua kelompok, yaitu: 1. Liabilitas jangka pendek Liabilitas yang dapat diharapkan untuk dilunasi dalam jangka pendek (satu tahun atau kurang). Biasanya terdiri dari utang pembayaran (hutang dagang, gaji, pajak, dan sebagainya), pendapatan ditangguhkan, bagian dari utang jangka panjang yang jatuh tempo dalam tahun berjalan, obligasi jangka pendek (misalnya dari pembelian peralatan), dan lain-lain. 2. Liabilitas jangka panjang Liabilitas yang penyelesaiannya melebihi satu periode akuntansi (lebih dari satu tahun). Biasanya terdiri dari utang jangka panjang, obligasi pensiun, dan lain-lain. Penyelesaian kewajiban masa kini, selain pembebasan dari kreditur, biasanya melibatkan perusahaan untuk mengorbankan sumber daya yang memiliki manfaat masa depan untuk memenuhi tuntutan pihak lain. Penyelesaian kewajiban yang ada sekarang dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya dengan: a.

Pembayaran kas

b.

Penyerahan asset lain

c.

Pemberian jasa

d.

Penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain

e.

Konversi kewajiban menjadi ekuitas

2.1.1 Liabilitas Jangka Pendek Terkait Dengan Kegiatan Operasi Entitas Liabilitas jangka pendek terkait kegiatan operasi timbul karena konsekuensi kegiatan operasi entitias. Utang ini muncul karena entitas menangguhkan pembayaran kepada pihak lain. Penundaan pembayaran ini dapat dilakukan sampai dengan tanggal jatuh tempo yang telah disepakati ,misalnya untuk utang dagang.utang dibayar pada saat jatuh tempo, pajak yang dibayarkan pada saat tanggal jatuh tempo,tagihan kepada pihak lain dibayar sesuai tanggal jatuh tempo.

Penggunaan utang operasi menguntungkan bagi entitas karena entitas dapat menggunakan dana pembayaran tersebut untuk aktivitas yang lain sebelum digunakan ,sebagai contoh sebuah supermarket yang melakukan penjualan secara tunia atau menerima kredit pembayaran dengan kartu kredit (credit card) yang akan dibayar 3 hari setelah transaksi. Persediaan dibeli dari pemasok dengan kredit 1 bulan atau dengan barang-barang konsinyasi yang baru akan dibayar 2 bulan setelah penjualan. Listrik, air, gaji dibayarkan diakhir bulan. Hakikatnya entitas tidak memerlukan modal kerja karena entitas menerima kas terlebih dahulu sebelum melakukan pembayaran untuk akitvitas operasionalnya. Berikut beberapa contoh liabilitas jangka pendek antara lain: 1. Utang Usaha Utang usaha adalah utang terkait dengan kegiatan utama entitas. Untuk entitas yang bergerak dibidang perdagangan,utang usaha disebut sebagai utang dagang. Uatang dagang timbul saat entitas melakukan pembelian kepada pemasok secara kredit. Pembelian secara tunai dilakukan jika pemasok tidak membolehkan membeli secara kredit atau membeli secara tunai dimana secara eknomis lkebih murah dibandingkan membeli secara kredit. Pembelian kredit sering dituliskan dalam term : 2/10, n/60 FOB Shipping Point artinya pembelian akan diberikan diskon 2% jika dilunasi sampai dengan 10 hari, utang jatuh tempo dalam waktu 60 hari dan titik pengakuan digudang penjual. 2. Beban Yang Masih Harus Dibayar Entitas belum membayar beban tersebut karena kesepakatan kontrak menyatakan pembayaran tidak dilakukan pada saat beban terjadi atau karena keterlambatan waktu penagihan. Beban yang masih harus dibayar yang sering muncul dilaporan posisi keuangan antara lain. 1. Beban gaji.Karyawan telah berhak atau gaji karena sudah bekerja namun tidak belum dibayarkan oleh perusahaan 2. Bunga yang masih harus dibayar/utang bunga. Bunga sudah menjadi beban dengan berlalunya waktu namun baru dibayarkan sesuai dengan tanggal dalam perjanjian kredit 3. Beban operasi yang masih harus dibayar. Beban atas jasa pihak lain kepada perusahaan atas kegiatan operasinya, namun belum dibayarkan oleh perusahaan. 3. Utang Terkait Imbalan Kerja Imbalan kerja diberikan dalam bentuk gaji, tunjangan, bonus, pension, dan lainnya, untuk mengelola pembayaran gaji, entitas biasanya memilki sistem gaji (payroll system) yang dapat menghitung gaji untuk tiap karyawan, potongan untuk tiap invidu. Gaji menurut UU Pajak Penghasilan merupakan penghasilan bagi pihak yang menerima gaji dan entitas yang .membayarkan harus memotong pajak saat pembayaran gaji dilakukan. Pajak yang dipotong oleh badan atas gaji dan penghasilan lain yang diterima oleh pekerja disebut PPh Pasal 21. Gaji perbulan

tersebut disetahunkan, kemudian dikalikan dengan tariff yang berlaku (PPh Pasal 17 untuk wajib pajak pribadi ) untuk mendapatkan pajak setahun Karyawan biasanya diberikan asuransi kecelakaan kerja,asuransi kesehatan, jaminan hari tua. UU tenaga kerja memberikan perlindangan kepada karyawan, sehingga entitas yang memperkerjakan karyawan harus memperhatikan keselamatan dan kesejahteraan karyawan. Pensiun merupakan gaji yang dibayarkan tertunda kepada karyawan yaitu saat karyawan memasuki masa pensiun dan tidak lagi bekerja. Pensiun akan diakui sebagai beban pada saat karyawan bekerja biasanya diakui bersamaan dengan pengakuan gaji. Untuk karyawan yang beragaam islam, beberapa entitas bekerja sama dengan lembaga zakat. Atas gaji karyawan entitas memotong zakat atas gaji karyawan dan menyetorkannya ke lembaga zakat. 2.1.2 Liabilitas Jangka Panjang yang Akan Jatuh Tempo pada Periode Berikutnya Liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan,diklasifikasikan dalam jangka pendeknmeskipun : 1. Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari 12 bulan 2. Perjanjian untuk pembiayaan kembali,atau pendjadwalan kembali pembayaran,atas dasar jangka panjang telah diselesaikan setelah periode pelaporan dan sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan untuk tidak mensyaratkan pembayaran sebagai konsekuensi atas pelanggaran tersebut. Entitas mengklasifikasi liabilitas tersebut sebagai liabilitas jangka pendek karena pada akhir periode pelaporan entitas tidak memiliki hak untuk menunda penyelesaian liabilitas tersebut dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 12 bulan setelah tanggal pelaporan. Perubahan perjanjian kredit dapat terjadi juga untuk liabilitas jangka pendek.Utang bank jangka pendek misalnya dapat saja dilakukan pendanaan kembali (refinancing) dengan menggunakan utang bank jangka panjang. Jika entitas melakukan usaha untuk memperpanjang liabilititas jangka panjang yang akan jatuh tempo atau melakukan pendanaan liabilitas jangka pendek menjadi liabilitas jangka panjang,namun dilakukan antara akhir periode pelaporan dan tanggal penyelesaian pelaporan keuangan,maka peristiwa tersebut diungkapkan dengan peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian (non-adjusting events) sesuai dengan PSAK 8 ( Revisi 2009) Peristiwa Setelah Periode Pelaporan antara lain : 1 .Pembiayaan kembali berbasis jangka panjang 2. Perbaikan pelanggaran perjanjian pinjaman jangka panjang 3. Pemberian tenggang waktu pembayaran oleh pemberi pinjaman untuk memperbaiki pelanggaran perjanjian pinjaman jangka panjang yang berakhir sekurang-kurangnya 12 bulan setelah periode pelaporan.

2.2

Ekuitas Ekuitas (Equity) adalah hak residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua liabilitas.

Jumlah ekuitas yang ditampilkan dalam laporan posisi keuangan tergantung pada pengukuran aset dan liabilitas. Biasanya hanya karena faktor kebetulan jumlah ekuitas agregat sama dengan jumlah nilai pasar keseluruhan (aggregate market value) dari saham perusahaan. Pada dasarnya ekuitas berasal dari investasi pemilik dan hasil usaha perusahaan. Ekuitas akan berkurang terutama dengan adanya penarikan kembali penyertaan oleh pemilik, pembagian keuntungan atau karena kerugian. Mengingat ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban dalam neraca, dengan demikian jumlah (besarnya) ekuitas sama dengan selisih antara aktiva dan kewajiban perusahaan. Contohnya, sebuah perseroan terbatas (PT), ekuitasnya dapat diklasifikasikan menjadi setoran modal oleh para pemegang saham, saldo, laba, dan penyisihan saldo laba. 2.2.1 Elemen Ekuitas Terdapat 4 elemen ekuitas, yaitu modal disetor, laba tidak dibagi, modal sumbangan, modal lain-lain. a. Modal Disetor Modal ini adalah jumlah uang yang disetorkan oleh pemegang saham yang umumnya dibagi menjadi 2 kelompok yaitu: 

Modal saham, adalah jumlah nominal saham yang beredar.



Agio/Disagio Saham adalah selisih antara setoran pemegang saham dengan jumlah nominal saham. Agio adalah selisih atas nominal sedangkan disagio adalah selisih dibawah nominal. Di dalam neraca, suatu agio akan ditambahkan pada modal saham yang beredar dan disagio akan diuangkan.

b. Laba Tidak Dibagi Modal ini merupakan kumpulan dari laba tahun-tahun sebelumnya yang tidak dibagi sebagai dividen. Laba ini berasal dari dalam perusahaan. Apabila laba ini bersaldo debit maka akan disebut defisit.Jenis modal laba tidak dibagi ini sewaktu-waktu dapat diminta oleh yang bersangkutan (pemegang saham) sebagai dividen. Oleh sebab itu, perusahaan harus mengantisipasi apabila laba tidak dibagi diminta sebagai dividen dengan membuat cadangan-cadangan dari laba tidak dibagi.

c Modal Sumbangan Modal sumbangan adalah modal yang timbul akibat sebuah perusahaan memperoleh aktiva yang berasal dari sumbangan.

d. Modal Lain-lain Modal ini contohnya seperti modal pada cadangan laba tidak dibagi seperti cadangan untuk ekspansi, cadangan penurunan harga persediaan, cadangan pelunasan obligasi dan sebagainya. Jumlah laba tidak dibagi yang sudah dicadangkan tidak bisa diminta kembali sebagai dividen

BAB III ANALISA A. LIABILITIES 3.1

Challenge 1 : Has an obligation been incurred Untuk sebagian besar kewajiban, ada sedikit ambiguitas tentang apakah perusahaan telah

menimbulkan kewajiban. Sebagai contoh, ketika suatu perusahaan membeli persediaan secara kredit, itu telah menimbulkan kewajiban kepada pemasok. Namun, untuk beberapa transaksi lebih sulit untuk memutuskan apakah ada kewajiban seperti itu. Contohnya adalah pengumuman rencana restruturisasi, baik itu dengan rencana pemutusan hubungan kerja (lay-off employeee) ataupun sesuatu yang dapat menimbulkan kewajiban di masa mendatang. Selain itu contoh lain nya adalah litigasi yang belum secara pasti dapat menimbulkan kewajiban di masa mendatang. Cadangan Restrukturisasi Pada laporan keuangan tahun 2017, PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. tidak melakukan restrukturisasi yang menimbulkan kewajiban, namun PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. sudah melakukan rencana pengembangan apotek/klinik di Arab Saudi dengan calon mitra. Dari hal tersebut, akan dilakukan negosiasi agar dibahas kewajiban yang akan timbul jika terjadi restrukturisasi.

Litigasi Pada laporan keuangan tahun 2017, PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. tidak memiliki kasus hukum yang dihadapi oleh perseroan, baik perdata, pidana, maupun perselisihan hubungan industrial. Oleh karena itu, PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. tidak memiliki kewajiban berupa provisi ataupun kontijensi.

3.2

Challenge 2 : Can the obligation be measured? Sebagian besar liabilitas dapat mengklasifikasikan jumlah dan waktunya dengan tepat

seperti penerbitan obligasi senilai 100 juta rupiah untuk 20 tahun dengan kupon 8% dibayar setiap enam bulan. Namun, terdapat beberapa liabilitas suli untuk meperkirakan jumlahnya seperti liabilitas yang berkaitan dengan lingkungan, pensiun, cadangan kerugian perusahaan asuransi dan jaminan. Dalam Kimia Farma, adapun liabilitsa yang sulit untuk diukur yaitu : Liabilitas Pasca Imbalan Kerja Kimia Farma menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti (bagi pegawai yang diangkat sebagai Pegawai Tetap sebelum tahun 2013). Untuk karyawan yang diangkat sebagai Pegawai Tetap setelah tahun 2013 menggunakan program iuran pasti, agar karyawan dapat melanjutkan kehidupan dengan tingkat kesejahteraan yang terjamin pada saat memasuki usia pensiun, dengan batasan usia 55 tahun. Program ini dilaksanakan melalui Dana Pensiun Kimia Farma (Dapen KF) dan Lembaga Keuangan Dana Pensiun melalui Surat Keputusan Direksi Kimia Farma.

Untuk memperkirakan waktu dan manfaat pensiun yang diharapkan untuk karyawan saat ini dan masa lalu, Kimia Farma harus memperkirakan harapan hidup karyawan saat ini dan masa lalu, serta masa kerja masa depan dengan perusahaan dan usia pensiun karyawan saat ini. 1. Program Pensiun Manfaat Pasti

Dalam Kimia Farma, Pensiun Manfaat Pasti yang akan dibayar dihitung berdasarkan penghasilan dasar pensiun dan masa kerja karyawan dengan kontribusi karyawan dan pemberi kerja masingmasing 6,5% dan 9,56% dari penghasilan dasar pensiun. Penghasilan Dasar Pensiun adalah sebagian atau seluruh penghasilan karyawan yang diterima dari pemberi kerja dan ditetapkan dalam peraturan dana pensiun suatu dana pensiun pemberi kerja, sebagai dasar perhitungan besar iuran dan atau manfaat pensiun peserta.

Dijelaskan diatas aset manfaat karyawan tahun 2017 yaitu 34.069.748.512 dengan tingkat diskonto 8% per tahun.

2. Program Pensiun Iuran Pasti

Iuran Pasti adalah imbalan untuk para pekerja setiap periodenya sudah pasti, dan kewajiban perusahaan akan hilang ketika iuran tersebut dibayarkan. Setiap tahun iuran Kimia Farma berubahubah dan setiap pangkat memiliki nominal yang berbeda-beda. Selain itu, Kimia Farma memberikan imbalan kerja berupa uang penghargaan dalam hal karyawan mengundurkan diri, meninggal, sakit/cacat ataupun mencapai usia pensiun dini/normal yang besarnya tergantung dari masa kerja masing-masing karyawan, sesuai yang tercantum dalam Kesepakatan Kerja Bersama antara Entitas dan Serikat Pekerja Kimia Farma.

Dalam hal ini, Liabilitas Iuran Pasti Kimia Farma pada tahun 2017 yaitu 233.527.996.942 yang dihitung oleh PT KIS Akruaria, aktuaris independen dengan menggunakan metode projected unit credit.

3.3

Challenge 3 : Changes in the Value of Liabilities Liabilitas dengan suku bunga tetap dapat mengalami perubahan nilai wajar karena suku

bunga berubah. Kurs dapat berubah, baik karena fluktuasi pasar-luas atau karena fluktuasi kurs spesifik perusahaan yang disebabkan oleh perubahan dalam penilaian pasar risiko yang ditanggung oleh pemilik utang. Bagaimana perubahan nilai tersebut tercermin dalam laporan keuangan? Apakah perusahaan melaporkan liabilitas dengan biaya historisnya, atau menandai mereka naik atau turun ke nilai wajar? Analis memeriksa pelaporan utang bermasalah untuk menggambarkan masalah dalam pelaporan untuk perubahan nilai utang tersebut. Berikut analisis nilai utang pada PT Kimia Farma Tbk

Disini terlihat bahwa jumlah utang dari tahun 2016 ke 2017 mengalami peningkatan sebesar Rp1.182.473.085.536. Jika dari laporan tahunan seperti gambar dibawah ini, terlihat jelas bahwa jumlah utang PT Kimia Farma (Persero) Tbk. meningkat baik itu dari liabilitas jangka pendek maupun jangka panjang.

Liabilitas Perseroan per posisi 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp 3,52 triliun, meningkat sebesar Rp 1,18 triliun atau 50,51% dibandingkan per posisi 31 Desember 2016 yaitu sebesar Rp 2,34 triliun. Peningkatan tersebut terutama berasal dari peningkatan pinjaman bank dan pinjaman jangka menengah yang digunakan untuk ekspansi usaha baik dalam bentuk pembangunan dan renovasi pabrik maupun untuk tambahan modal kerjanya. Hal ini didorong oleh pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017 terutama ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh seiring dengan terjaganya laju inflasi sepanjang tahun. Tren suku bunga yang turun dan indeks kepercayaan konsumen yang relatif tinggi telah mendorong daya konsumsi masyarakat.Peningkatan daya konsumsi masyarakat ini memberikan harapan meningkatnya belanja obat masyarakat dan pengeluaran pribadi untuk perawatan kesehatan. Kondisi ini, dibarengi dengan pertumbuhan pengeluaran sector swasta untuk perawatan kesehatan serta dukungan Pemerintah dan belanja modal Pemerintah di bidang kesehatan, merupakan pendorong kemajuan industri farmasi di Indonesia. Hal ini semua meningkatkan demand terhadap PT Kimia Farma sehingga juga meningkatkan kebutuhan produksi yang tentunya menigkatkan kebutuhan supplies.

Utang bank jangka pendek Perseroan per posisi 31 Desember 2017 tercatat sebesar Rp830,54 miliar meningkat sebesar 87,38% dari per posisi 31 Desember 2016 sebesar Rp 443,24 miliar. Peningkatan tersebut karena adanya penambahan pinjaman modal kerja dari beberapa bank yang digunakan untuk peningkatan kapasitas usaha Perseroan. Liabilitas jangka panjang Perseroan per posisi 31 Desember 2017 tercatat sebesar Rp 1,15 triliun, meningkat sebesar 78,95% dibandingkan per posisi 31 Desember 2016. Jumlah peningkatan terbesar liabilitas jangka panjang berasal dari adanya kenaikan pinjaman bank jangka panjang baru sebesar Rp 410,52 miliar dan penerbitan MTN sebesar Rp 400,00 miliar.

B. EKUITAS 3.4

Challenge 1 : Hybrid Securities Hybrid Security adalah bentuk pembiayaan utang atau ekuitas yang memiliki karakteristik

dari kedua utang dan pembiayaan ekuitas. Yang termasuk dalam Hybrid Security merupakan Financial leases, convertible securities, and stock purchase warrants.

Dalam Kimia Farma, terdapat hybrid securities yang terjadi pada entitas anak PT SIL kepada PT Perkebunan Nusantara VIII(PTPN) yang dibagi kedalam dua tahap, tahap pertama dengan pengalihan utang menjadi saham dan tahap kedua adanya penyertaan saham baru dari para pemegang saham setelah mendapat persetujuan dari RUPS.

3.5

Challenge 2 : Classification of Unrealized Gains and Losses Ekuitas adalah bagian hak pemilik dalam Perseroan, yaitu selisih antara aset dan liabilitas

yang ada. Ekuitas terdiri dari Modal Saham, Tambahan Modal Disetor, Saldo Laba baik yang ditentukan penggunaannya maupun yang belum ditentukan penggunaanya, dan komponen ekuitas lain. Berikut analisis ekuitas PT Kimia Farma Tbk :

Ekuitas Perseroan per posisi 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp 2,57 triliun, meningkat sebesar Rp 301,11 miliar atau 13,26% dibandingkan per posisi 31 Desember 2016 sebesar Rp 2,27 triliun. Peningkatan tersebut selaras dengan peningkatan laba bersih Perseroan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk tahun 2017 sebesar Rp326,79 milliar.

BAB IV KESIMPULAN PT Kimia Farma (Persero) Tbk atau Kimia Farma telah berkembang menjadi perusahaan dengan pelayanan kesehatan (Healthcare) terintegrasi di Indonesia. Bidang usaha Healthcare Kimia Farma didukung oleh kegiatan manufaktur farmasi, riset dan pengembangan, distribusi dan perdagangan, pemasaran, ritel farmasi, serta laboratorium klinik dan klinik kesehatan. Dalam analisis liabilitas dan ekuitas yang terdapat pada laporan keuangan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. mengalami beberapa tantangan yang telah dijabarkan dalam analisis. Permasalahan atas tantangan tersebut menjadi ukuran bagi PT. Kimia Farma dalam menentukan perlakuan akuntansi yang sebaiknya dilakukan oleh PT. Kimia Farma.

DAFTAR PUSTAKA Raja Adri Satriawan Surya. 2012. Akuntansi Keuangan Versi IFRS+. Yogyakarta: Graha Ilmu Krishna G. Palepu, Paul M. Healy, Victor L Bernard-Business Analysis and Valuation_ Using Financial Statements,

https://www.kimiafarma.co.id/ www.idx.co.id

Related Documents


More Documents from "Dils"