ANALISIS KELEMBAGAAN PETANI DALAM MENDUKUNG KEBERFUNGSIAN INFRESTRUKTUR IRIGASI
Bab I
: Pendahuluan
A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk tentunya berdampak pada peningkatan kebutuhan pangan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan serta meningkatkan perekonomian Indonesia. Dalam system pertanian dibutuhkan sebuah system pengairan (irigasi). Jaringan irigasi berfungsi untuk mendistribusikan air dari sumber ke areal pertanian. Kinerja jaringan irigasi tidak hanya dipengaruhi aspek teknis seperti luas jaringan irigasi dan pemenuhan kebutuhan air dalam saluran. Keterlibatan petani sebagai pengguna dalam pengelolaan jaringan irigasi juga perlu dilakukan guna meningkatkan kinerja irigasi. B. Tujuan Untuk mengetahui peran aktivitas kelembagaan petani dalam keberfungsian infrastruktur irigasi. C. Ruang Lingkup Daerah irigasi Batang Anai, Sumatera Barat. Bab II
: Landasan Teori Kelembagaan didefinisikan sebagaipola-pola ideal, organisasi, dan aktivitas
yang berpusat di sekeliling kebutuhan dasar. Suatu lembaga dibentuk bertujuan untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Kelembagaan petani yang dimaksud disini adalah lembaga petani yang berada pada kawasan lokalitas, yang berupa keanggotaan atau kerjasama yaitu petani-petani yang tergabung dalam kelompok kerjasama. Terkait dengan aktivitas kelembagaan petani, terdapat permasalahan yang biasa terjadi pada kelembagaan petani diantaranya: (a) Kurangnya wawasan dan pengetahuan
perani,; (b) Kurangnya keterlibatan petani dalam kegiatan agribisnis, dan; (c) Kurangnya peran dan fungsi kelembagaan petani. Bab III
: Pembahasan Berdasarkan zonasi kondisi sumber daya air (Direktorat Jenderal SDA, 2014)
menyebutkan bahwa Sumatera adalah pulau dengan ketersediaan air yang cukup dan potensial bagi pengembangan irigasi. Daerah Irigasi Batang Anai memiliki total areal 13.604 Ha. Berdasarkan peneliatian yang dilakukan, dengan 4 indikator yang diantaranya : (a) Jumlah organisasi aktif; (b) Jumlah anggota organisasi aktif; (c) Tingkat partisipasi organisasi petani terhadap infrastruktur irigasi. Data yang dihimpun dari daerah irigasi Batang Anai memperlihatkan jumlah organisasi petani aktif direncakan berjumlah 113, akan tetapi sampai akhir tahun 2012 hanya terbentuk 93. Prosentase jumlah anggota aktif petani dalam organisasi cukup kecil, yaitu 40,8% (rata-rata perwakilan tiap organisasi 2 orang). Akan tetapi, tingkat partisipasi organisasi petani terhadap infrastruktur irigasi adalah 100%. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 3 indikator, kemudian dihitung total prosentase tingkat aktivitas kelembagaan petani di Daerah Irigasi Batang Anai yaitu sebesar 87,95%. Hasil ini termasuk dalam kategori cukup baik dikarenakan hammpir semua rencana pelaksaan tercapai. Bab IV
: Kesimpulan Aktivitas kelembagaan petani merupakan salah satu faktor yang mendukung
keberhasilan infrastruktur. Penilaian tingkat aktivitas kelembagaan petani merupakan penjumlahan dari penilaian 3 indikator, meliputi : (a) Jumlah organisasi petani yang aktif; (b) Jumlah anggotaorganisasi yang aktif; (c) Tingkat partisipasi organisasi terhadap infrastruktur organisasi. Berdasarkan penelitian tersebut maka didapat prosentase aktivitas kelembagaan petani di Daerah Irigasi Batang Anai adalah sebesar 87,95%.
Daftar pustaka
:
http://jurnalsosekpu.pu.go.id/index.php/sosekpu/article/viewFile/11/pdf