ANALISA SINTESA TINDAKAN PEMASANGAN KATETER PADA TN. K DENGAN HIPERTENSI DI RUANG IGD RSD BAGAS WARAS KLATEN
Di Susun Oleh : APRESIA MURTATI SN181016
PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2018/2019
ANALISA SINTESA TINDAKAN PADA Tn. K DENGAN HIPERTENSI DI IGD RUMAH SAKIT BAGAS WARAS KLATEN
Inisial pasien (usia)
: Tn. K (66 tahun)
Diagnosa medis
: Hipertensi
Tanggal masuk
: 25 Maret 2019
1. Diagnosa keperawatan dan dasar pemikiran DS : -
Klien mengatakan merasa kelelahan Klien mengatakan merasa pusing Keluarga klien mengatakan klien merasa lemas Keluarga klien mengatakan klien merasa gelisah Keluarga klien mengatakan klien sulit bernafas dada sesak
DO : -
Ada suara nafas tambahan Ronchi Frekuensi jantung meningkat Perubahan irama jantung Takipnea
Diagnosa keperawatan Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokonstriksi, hipertrofi/rigiditas ventrikuler, iskemia miokard
Dasar pemikiran :
Klien mengatakan pusing sempat pingsan 1x di rumah, sesak nafas, mengeluh sakit di kepalanya dan pasien harus dilakukan tindakan intensif di icu. Klien harus membatasi mobilitas fisik dan tidak boleh melakukan eliminasi di toilet secara mandiri. Pemasangan kateter bertujuan untuk membantu menghilangkan distensi kandung kemih dan mengurangi pergerakan jadi pasien bisa bedrest secara total. 2. Tindakan keperawatan yang dilakukan Memasang kateter urin pria. Tujuan : a. b. c. d.
Menghilangkan distensi kandung kemih. Sebagai penatalaksanaan kandung kemih inkompeten. Untuk mendapatkan spesimen urin steril Sebagai pengkajian jumlah residu urine, bila kandung kemih tidak
e.
mampu untuk dikosongkan secara lengkap. Memantau pengeluaran urine pada klien
yang
mengalami
gangguan hemodinamik. Indikasi : a. Obstruksi pada aliran urine (missal pembesaran prostat). b. Perbaikan kandung kemih, uretra dan struktur di sekelilingnya melalui pembedahan. c. Retensi urine yang berat d. Ruam kulit, ulkus, luka iritasi akibat kontak dengan urine. e. Penderita penyakit terminal yang merasa nyeri ketika linen tempat tidur diganti.
Kontra indikasi : a. Terdapat pembengkakan uretra b. Terdapat keluaran dari ureter. Prosedur :
a. Persiapkan alat yang dibutuhkan: - Bak instrument yang berisi : a) b) c) d) e) f) g) h) i)
Sarung tangan steril Sarung tangan bersih Satu duk steril Satu duk lubang Larutan pembersih antiseptic. Kapas Pinset Kateter Spuit yang sudah terisi aquabidest
- Selang drainase steril dan kantong pengumpul urine. - Plester - Selimut mandi - Pelumas - Perlak pengalas - Kantung sampah atau bengkok b. Tindakan a) Cuci tangan b) Siapkan klien. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada klien dan
h)
keluarga. Jaga privacy klien. Mamasang selimut mandi dan melepas celana g Memasang perlak pengalas dan mengatur posisi supinasi Melakukan penis higiene Mengganti sarung tangan dan memasang duk steril berlubang Mengoleskan antiseptik dengan kassa dimulai dari meatus uretra
i) j) k) l) m)
sampai batang penis dengan gerakan memutar kebelakang Menegakkan penis keatas 90 derajat Memasukkan pelumas dengan spuit 5cc pada lubang uretra Menganjurkan klien untuk nafas dalam saat kateter dimasukkan Memasukkan kateter perlahan sedalam 15 – 23 cm sampai urine keluar Melepaskan duk steril dan menyambung kateter dengan urine bag
c) d) e)
f) g)
n) Mengembangkan balon pengunci dengan spuit berisi aqua bides sesuai ukuran o) Memfiksasi pada paha p) Mengambil perlak pengalas q) Cuci tangan 3. Prinsip-prinsip tindakan a. Pemasangan kateter dilakukan dengan lembut b. Prinsip tindakan pemasangan kateter adalah steril. c. Kateter yang digunakan disesuaikan dengan kondisi klien. 4. Analisa tindakan keperawatan Pada dasarnya, tindakan pemasangan kateter urine yang dilakukan pada klien sesuai dengan teori yang ada. Namun, terdapat prosedur yang tidak dilakukan karena keterbatasan alat seperti duk steril, duk berlubang dan selimut mandi. Selain itu, tindakan pemasangan kateter hanya dilakukan dengan satu prinsip saja, yaitu steril. Di dalam teori, pemasangan kateter dilakukan dengan menggunakan dua prinsip, yaitu bersih dan steril. Prinsip yang pertama kali digunakan adalah prinsip bersih, yaitu ketika melakukan perineal hygiene sebelum pemasangan kateter. Prinsip steril kemudian digunakan selama pemasangan kateter. Meskipun tidak terdapat prosedur perineal hygiene, area genitalia tetap dibersihkan dengan kassa yang sudah diberi larutan desinfektan. 5. Bahaya yang dapat terjadi Prinsip steril yang tidak terjaga selama pemasangan kateter akan meningkatkan
resiko masuknya bakteri dan mikroorganisme lainnya masuk
ke dalam saluran kemih dan menyebabkan infeksi saluran kemih. Selain itu, pemasangan kateter yang tidak dilakukan dengan lembut dan hati-hati akan menyebabkan luka di saluran kemih dan area genitalia. 6. Hasil yang didapat dan maknanya S: - Klien mengatakan tidak merasa nyeri
O: - Tampak keluar urine dari kateter yang sudah disalurkan dengan urine bag. - Urine berwarna kuning kecoklatan - Tidak ada haluaran darah dalam urine - Klien kooperatif A: Masalah teratasi P: Hentikan tindakan keperawatan
7. Tindakan
keperawatan
lain
yang
dapat
dilakukan
untuk
mengatasi
diagnosa a) Pemasangan infus pada pasien b) Pemberian nasal kanul 2 lpm 8. Evaluasi diri Perlu lebih memperhatikan kesterilan tindakan untuk mengurangi resiko infeksi nosokomial pada klien. Selain itu, perlu penjelasan prosedur yang jelas kepada klien sebelum pemasangan kateter karena tindakan tersebut memungkinkan adanya rasa ketidaknyamanan selama pemasangan.
9. Daftar Pustaka Heather
Herdman.
2010.
NANDA
International,
Diagnosis
Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2009-2011. Jakarta : EGC. Smelzter. S. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Vol 2. Jakarta : EGC. Brumer, Suddarth. 1997. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (Edisi 8). Jakarta : EGC. Kusyati, Eni, dkk. 2006. Keterampilan dan Prosedur Keperawatan Dasar. Jakarta : EGC. Brooker, Chris. 2008. Ensiklopedia Keperawatan, alih bahasa Hartono. Jakarta : EGC.
Mengetahui, Pembimbing Klinik/CI
Mahasiswa praktikan (Apresia Murtati) NIM: SN 181016
(
)