An Teori Komunikasi Informasi Dan Alasan Aplikasinya

  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View An Teori Komunikasi Informasi Dan Alasan Aplikasinya as PDF for free.

More details

  • Words: 1,218
  • Pages: 4
Pendekatan Konsepsional Teori Ilmu Informasi dan Perpustakaan Perkembangan Teori Ilmu Informasi, Komunikasi, dan Berbagai Alasan Aplikasinya Oleh: Pawit M. Yusup Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan Fikom Unpad Abstrak: Seperti sudah diketahui bahwa komunikasi hampir selalu terjadi dalam konteks, atau dalam suatu lingkungan atau situasi tertentu. Konteks komunikasi dimaksud adalah seperti misalnya komunikasi bisnis, komunikasi instruksional, komunikasi profesional, komunikasi pendidikan, dsb. Untuk konteks yang lain juga ada seperti contohnya komunikasi antarbudaya, dan komunikasi internasional. Mempelajari komunikasi dan informasi tanpa disentuhkan ke dalam konteks tertentu akan sulit bagi kita untuk memahaminya secara aksiologis. Dalam perkembangannya, teori komunikasi pun banyak berkaitan dengan konteksnya. Komunikasi bisnis mempunyai tingkat perkembangan yang berbeda dengan jenis komunikasi yang lainnya. Juga komunikasi pendidikan dan komunikasi instruksional, ia mempunyai dunianya sendiri yang sedikit berbeda dengan konteks komunikasi organisasional dan komunikasi antarpersona, misalnya. Namun demikian ada arah tertentu dalam perkembangannya, terutama untuk jenis komunikasi secara umum. Teori-teori komunikasi yang khas dan banyak digunakan di dunia komunikasi pada umumnya, juga berkembang sejalan dengan perkembangan masyarakat secara keseluruhan, termasuk akibat pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berikut digambarkan bentuk-bentuk atau unsur yang termasuk ke dalam teori komunikasi dan informasi inti: (1) Teori-teori inti bisa memberitahukan kepada kita mengenai perkembangan pesanpesan komunikasi. Bagaimana kita bisa menciptakan apa yang kita tulis, dan bagaimana pula mengekspresikannya kepada orang lain? Apakah proses mental tercakup di dalamnya? Untuk apa dan dengan cara bagaimana pesan-pesan atau informasi diciptakan di dalam interaksinya dengan orang lain? Bagaimana proses perkembangan pesan-pesan atau informasi berbeda dari budaya satu dengan budaya yang lain, dan apakah mekanisme budaya masuk ke dalam proses pengembangan pesan-pesan tadi?. Semua pertanyaan tersebut setidaknya menggugah kita untuk selalu melihat kemungkinan-kemungkinan ke depan dalam mengembangkan teori komunikasi dan informasi ini. Seperti sudah dikemukakan di muka, teori tidak aplikatif untuk semua situasi dan kondisi. Demikian pula teori informasi dan komunikasi. Ia tidak bisa aplikatif terhadap semua aspek kehidupan manusia, terutama jika sudah dikaitkan dengan ruang dan waktu. (2) Teori inti sering mengalamatkan kepada interpretasi dan turunan pemahaman. Bagaimana orang mengerti pesan-pesan atau informasi yang disampaikan, dan

bagaimana makna bisa timbul melalui interaksi dengan orang lain? Bagaimana pikiran mengolah informasi dan menginterpretasikan pengalaman? Bagaimana ragam interpretasi antar komunikator dan komunikan yang terlibat dalam proses komunikasi, baik interpretasi atas lawan bicaranya ataupun interpretasi dari pihak komunikan aktif dan pasif, yang terkadang jumlahnya lebih banyak dan lebih kompleks. Intinya, teori bersifat interpretatif. Ahli satu dan lain bisa berbeda dalam menginterpretasikan masalah yang sama. (3) Kadang-kadang teori inti membahas masalah struktur pesan. Struktur pesan atau informasi terdiri atas unsur-unsur teks di dalam bentuk tulisan, kata-kata yang diucapkan, dan bentuk-bentuk komunikasi nonverbal. Bagaimana pesan atau informasi dikumpulkan dan diorganisasikan? Dengan cara apa organisasi pesan dan informasi memiliki pengertian?. Struktur pesan atau informasi berpengaruh terhadap hasil interpretasi penggunanya. Terkadang sepenggal informasi yang sudah diwakili ke dalam sebuah konsep, masih juga bisa berlainan maknanya bagi banyak orang. (4) Teori ini juga sering mengarahkan perhatiannya kepada dinamika interaksional. Ini meliputi hubungan dan ketergantungan antar komunikator dan komunikan, serta penggabungan wacana dan pemaknaan antar komunikator dan komunikan tersebut. Selain itu, komponen lain yang terlibat dalam proses komunikasi juga menjadi bagian pembahasannya. Interaksi antar seorang manusia dengan seorang lain, dua orang, tiga orang, dan seterusnya hingga banyak orang. Belum lagi di jaman sekarang, interaksi manusia tidak lagi dengan orang saja, melainkan dengan mesin, dengan komputer, dan dengan mesin mainannya sendiri. Semakin kompleks aspek interaksional pada manusia. (5) Teori inti juga membantu kita memahami dinamika masyarakat dan institusional, antara kekuatan kekuasaan dan kelompok-kelompok masyarakat, atau antar komponen yang ada di masyarakat. Komponen masyarakat yang semakin berkembang secara kompleks sejalan dengan perkembangan jaman ini nantinya bisa dijelaskan melalui teori ini. Lembaga-lembaga informasi, perpustakaan, LSM informasi, dsb., sebagai bagian dari struktur sosial di masyarakat, semakin menunjukkan dinamikanya yang semakin merumit. Alasan Pemahaman Teori dalam Lingkup Komunikasi, Informasi, dan Perpustakaan. Beberapa alasan mengapa orang perlu memahami teori, termasuk teori komunikasi, teori pendidikan, teori ilmu perpustakaan dan informasi, atau teori ilmu sosial lainnya, yakni antara lain sebagai berikut: (1) Dengan mempelajari teori, orang menjadi paham akan latar belakang, kedudukan, fungsi, hubungan, dan aspek-aspek lain yang terlibat dalam proses komunikasi dan informasi. Efek yang terjadi dalam peristiwa komunikasi dan layanan informasi pun menjadi jelas keadaannya. Semua aspek menjadi jelas proporsi fungsinya dalam sistem yang ada. Sehingga dengan demikian, hal ini akan menambah keyakinan praktisi komunikasi dan ahli informasi lainnya sebelum melaksanakan tugasnya. (2) Untuk dapat mengungkap aspek-aspek lain dan kedudukan serta fungsi-fungsi dari masing-masing aspek atau komponen yang terlibat dalam suatu peristiwa komunikasi, proses informasi dan perpustakaan, diperlukan suatu langkah praktis

dan teoretis yang sudah teruji validitas dan kebenarannya secara ilmiah dan yang telah tersusun menjadi suatu teori. Teori yang seperti ini setidaknya bisa digunakan untuk membantu mengkaji atau menjelaskan peristiwa-peristiwa komunikasi dan informasi, di tempat dan dalam situasi yang lain. (3) Teori komunikasi, sosial, pendidikan, dan juga perpustakaan dan informasi, dapat membantu seseorang (ilmuwan atau siapa saja yang meminatinya) dalam memahami proses (komunikasi) yang terjadi antar manusia dalam suatu situasi. Bukan hanya hubungan antar manusia, tetapi juga hubungan manusia dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik, psikologis, maya, dan lingkungan anganangannya. (4) Melalui pemahaman akan teori, seseorang bisa mengetahui akan hal-hal yang dapat mempengaruhi, memperlancar, atau menghambat keberhasilan proses komunikasi dan juga informasi di suatu peristiwa. Kita masih ingat bukan, bahwa teori adalah proses penjelasan yang benar, logis, dan sistematis sehingga mudah dipahami orang lain. (5) Melalui pemahaman akan teori, praktisi komunikasi di lapangan bisa melakukan prediksi yang cukup tepat akan peristiwa-peristiwa komunikasi yang terjadi serta efek yang ditimbulkannya. Seberapa besar pengaruh atau efek suatu proses komunikasi yang sudah dirancangkannya sampai saat ini. Sampai tingkat mana kemajuan-kemajuan komunikan dalam proses pembelajarannya hingga saat ini, misalnya. Selain itu, sebaran informasi yang ada pun bisa dipantau. (6) Teori, juga teori komunikasi informasi dan perpustakaan merupakan sumber hipotesis tentang peristiwa-peristiwa komunikasi, informasi, perpustakaan, pendidikan, dan sosial, yang kelak dapat diuji kebenarannya melalui studi eksperimen atau studi lain. Dengan demikian, apabila hal ini dilakukan oleh praktisi komunikasi di lapangan, akan dapat meningkatkan kredibilitasnya di mata masyarakat. Seorang ilmuwan relatif lebih dipercaya omongan-omongannya dibandingkan dengan orang awam, sebab ketika ilmuwan berbicara, banyak dibantu dengan menggunakan logika hipotesis yang disertai data atau informasi yang tepat. (7) Konsep dan prinsip serta hipotesis dalam teori komunikasi dan juga informasi yang diajukannya, setidaknya dapat membantu meningkatkan penampilannya sebagai seorang ahli komunikasi informasi yang kredibel. Alasan lain cukup banyak jika dicari. Namun dari beberapa point yang sempat kami rekam seperti di atas, setidaknya sudah cukup untuk dijadikan bahan tambahan pengayaan bagi yang meminati bidang komunikasi, sosial, pendidikan, perpustakaan, informasi, dan teori-teorinya. Daftar Pustaka: Buckland, Michael. 1999. What sort theory?: Theory of library services in context. School of Information Management and systems, University of California, berkeley.

Carlson, Scott. 2002. Do Libraries Need Books?, controversial project at some Colleges move the printed word out of sight. Available at http:/chronical.com; sections: Information technology, page: A-31. The Chronicle of High Education. Herring, Mark Y. 2001. Ten (10) Reasons why internet is no substitute for a library. Docus Library Winthrop University, Rock Hill, California. Hutcinson Educational Encyclopedia, 1999. theory. Kuhn, Thomas S. 1989. Peran Paradigma dalam revolusi sains. Suntingan Lili Rasyidi. Bandung, Remadja Karya. Littlejon, Stephen W. 1996. Theories of Human Communication, ed. ke-5. Belmont, California, Wardsworth Publishing Company. Smith, Mark K. 2001. Kurt Lewin: Groups , experiential learning and action research. The encyclopedia of information education. http://www.infed.org/thinker/etlewin.htm. Tan, Alexis S.1981. Mass Communication Theories and Research. Columbus, Ohio, Grid Publishing Company

Related Documents