Mikroorganisme dalam pangan dapat bersifat merugikan atau menguntungkan. Mikroorganisme tersebut dalam banyak kasus tidak menyebabkan kerusakan pangan dan tidak berbahaya ketika terkonsumsi bersama pangan, meski pada beberapa kasus mikroorganisme dapat menyebabkan kerusakan dan penyakit bawaan pangan. Menurut Sopandi dan Wardah (2014) jumlah dan jenis mikroorganisme dalam pangan karakteristik pangan, lingkungan penyimpanan pangan, karakteristik mikroorganisme, dan efek pengolahan pangan Hal tersebut direvisi oleh peraturan kepala BPOM RI Nomor 16 tahun 2016 tentang kriteria mikrobiologi dalam pangan olahan. Kriteria mikrobiologi adalah ukuran manajemen risiko yang menunjukkan keberterimaan suatu pangan atau kinerja proses atau sistem keamanan pangan yang merupakan hasil dari pengambilan sampel dan pengujian mikroba, toksin atau metabolitnya atau penanda yang berhubungan dengan patogenisitas atau sifat lainnya pada titik tertentu dalam suatu rantai pangan. kriteria mikrobiologi kategori bumbu giling berdasarkan PerKa BPOM RI Nomor 16 tahun 2016 adalah sebagai berikut. (pada bakteri E.coli ) Tabel 2.1. Kriteria Mikrobiologi dalam Pangan Olahan No pangkat 12.2
Kategori pangan Kondimen dan bumbu lainnya
Jenis Cemaran mikroba ALT (30
0C
72 Jam )
Batas maksimum 1 x 10 4 bakteri/g
Koliform
1x10 2 bakteri/g
APM E.coli
< 3 /g
Salmonella Sp
Negative/25 g
Bacillus Cereus
1x10 2 bakteri/g
Clostridium Perfinger
1x10 2 bakteri/g
Kapang dan Khamir
2x 10 2 bakteri/g
kriteria mikrobiologi kategori bumbu giling berdasarkan PerKa BPOM RI Nomor 16 tahun 2016 adalah sebagai berikut. ( pada Bakteri S.aureus ) Tabel 2.1. Kriteria Mikrobiologi dalam Pangan Olahan
No pangkat
Kategori pangan
Jenis Cemaran mikroba
Batas maksimum
12.6
Saus dan produk sejenis ALT (30 0 C 72 Jam )
1 x 10 4 bakteri/g
Saus tomat ,saus cabe APM Koliform
100 gram
dan saus non emulsi lainnya Staphilococcus aureus
1 x 10 2 bakteri/g
Kapang
5 x 10 1 bakteri/g