PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PELAPORAN DEMOGRAFI PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL BASIC.NET DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG
SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Kelulusan Ujian Akhir Program Diploma IV Program Studi Informatika Rekam Medis
Disusun Oleh : FAJAR JALALUDIN NPM. 11.403.153
POLITEKNIK PIKSI GANESHA BANDUNG 2015
ABSTRAK
FAJAR JALALUDIN NPM 11.403.153 Informatika Rekam Medis
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PELAPORAN DEMOGRAFI INSTALASI GAWAT DARURAT DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL BASIC.NET DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG Skripsi: 142 Halaman Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem informasi pelaporan demografi instalasi gawat darurat dengan menggunakan Microsoft Visual Basic.NET di Rumah Sakit Immanuel Bandung. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara observasi, wawancara, dan dilengkapi dengan kajian pustaka yang memiliki hubungan erat dengan pokok permasalahan. Dari hasil penelitian yang dilakukan ditemukan permasalahan sebagai berikut: masih banyaknya data demografi pasien yang tidak akurat pada saat pelaporan, Proses pelaporan masih dilakukan secara manual walaupun ada program yang masih kurang sempurna. Adapun saran yang diberikan untuk mengatasi masalah adalah 1) pada saat penginputan petugas harus lebih teliti, 2) melakukan sosialisasi mengenai cara pengisian yang benar, 3) merancangkan suatu software yang lebih mudah di mengerti bagi petugas dalam penginputan dan pelaporan demografi pasien.
Kata kunci: Peloporan Demografi Pasien IGD, Visual Basic.NET
ABSTRACT
FAJAR JALALUDIN NPM 11.403.153 Informatics Medical Record
EMERGENCY ROOM REPORTING DEMOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM DESIGN IN MICROSOFT VISUAL BASIC.NET USAGE AT RUMAH SAKIT IMMANUELL BANDUNG Skripsi: 140 Pages This study attempted design systems demographic information reporting of emergency room using visual basic.NET at Rumah Sakit Immanuel Bandung. Data collection techniques used observations, interviews with the medical record staffs that was on duty and completed by literate study that had close relationship with subject matter. From the research found the problem as follow : still the number of demographic data of patients that was not accurate reporting at the time. The process of reporting was still done manually even the program still less than perfect. The suggestion was given address the problem of was (1). at the time officers must input more accurately; (2).Socializing about the way the filling was right:(3).Devising a software was more easily understanding for officers and reporting patient entering in demographic.
Keywords : Demographic Reporting Of Emergency Room Visual Basic.NET
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan salah satu aspek yang paling penting penunjang jalannya kehidupan manusia, karena dengan kesehatan yang baik manusia dapat melakukan segala hal untuk menjalankan kehidupan ini. Berbagai cara dapat dilakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan. Peningkatan derajat kesehatan yang optimal dapat diukur dengan peningkatan minat untuk memperoleh pelayanan
kesehatan, untuk itu sarana pelayanan kesehatan
dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu dan profesional,sarana pelayanan kesehatan dalam hal ini adlah rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu sarana kesehatan yang berfungsi untuk melakuakan upaya kesehatan
dasar, kesehatan rujukan dan atau upaya
kesehatan penunjang dengan tetap memperhatikan fungsi sosial. Disamping itu rumah sakit juga dapat dipergunakan untuk kepentingan pendidikan pelatihan, penelitian dan pengembangan ilmu pengaetahuan dan teknologi Menurut UU RI No.44 tahun 2009 Rumah Sakit adalah “institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakterristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya”
Fungsi rumah sakit itu sendiri adalah tempat menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayan rumah sakit, peemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian
pelayana
kesehatan,
penyelenggaraan
pengembangan teknologi bidang kesehatan dalam
penelitian
dan
rangka peningkatan
pelayan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan. Rumah sakit merupakan bagian dari kelanjutan perwujudan dari peningkatan kesehatan, dengan salah satu diantara kegiatannya adalah memberikan pelayanan kesehatan. Untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat perlu disertai dengan adanya peningkatan mutu pelayanan kesehatan, peningkatan kesehatan disertai adanya sarana
penunjang
yang
memadai,
salah
satu
dianataranya
melalui
penyelenggaraan rekam medis pada setiap penyelenggaraan pelayanan kesehatan, agar masyarakat merasa puas dengan mendapatkan pelayanan yang maksinal. Agar penyelenggarann Rekam Medis dapat berjalan dengan baik, maka menteri kesehatan mengeluarkan Permenkes No.269/Menkes/Per/III/2008 tentang rekam medis, menyatakan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang swasta.
identitas pemerintahan maupun
Rekam Medis adalah catatan kronologis yang tidak disangsikan kebenarannya tentang pertolongan, perawatan, pengobatan seorang pasien selama mendapatkan pelayanan rumah sakit. Pengadilan dapat diyakinkan bahwa rekam medis tidak dapat disangkal kebenaranya dan dapat dipercaya oleh karena itu keseluruhan atau sebagian dari informasi dapat dijadikan bukti yang memenuhi persyaratan, maka dari itu rumah sakit harus membinadan mengolah rekam medisnya dengan baik sesuai dengan peraturan yang ada. Instalasi Gawat darurat (IGD) adalah suatu unit intergal dalam satu rumah sakit dimana semua pengalamana pasien yang pernah datang ke IGD tersebut akan dapat menjadi pengaruh yang besar bagi masyarakat tentang bagaimana gambaran rumah sakit itu sebenarnya. Fungsinya adalah untuk menerima pasien, menstabilkan dan mengatur pasien yang menunjukan gejala yang bervariasi serta juga kondisi-kondisi yang sifatnya tidak gawat darurat. Pasien yang masuk ke IGD tetntunya akan melalui beberapa prosedur pendaftaran di bagian rekam medis yang mengolah data pasien atau berkas yang berisikan informasi tetntang identitas pasien, anamnese, penentuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medikyang diberikan kepada pasien dan pengobatan fisik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat. Rekam medis digunakan sebagai acuan pasien selanjutnya,terutama pada saat pasien itu berobat kembali (Hatta,2008). Rekam Medis pasien hatus siap apabila pasien berobat kembali. Rekam medis merupakan bagian penting dari seluruh pelayanan kepada pasien,
mulai
saat
kunjung
pertama
hingga
kunjungan-kunjungan
berikutnya.Sebagai informasi tertulis tentang perawatan kesehatan pasien
rekam medis digunakan dalam pengolahan dan perencanaan fasilitas dan pelayanan kesehatan, juga digunakan untuk penelitian medis dan unyk kegiatan statistik pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan akan sulit dalam melakukan tindakan atau terapi sebelum mengetahui sejarah penyakit, tindakan atau terapi yang pernah diberikan kepada pasien yang terdapat di dalam berkas rekam medis. Hal penting dalam berkas rekam medis adalah ketersediaannya saat dibutuhkan dan kelengkapan pengisiannya. Kelengkapan pengisian berkas rekam medis oleh tenaga kesehatan akan memudahkan tenaga kesehatan lain dalam memberikan tindakan atau terapi kepada pasien. Selain itu juga sebagai sumber data pada bagian rekam medis dalam pengolahan data yang kemudian akan menjadi informasi yang berguna bagi pihak manajemen dalam menentukan langkah-langkah strategis untuk pengembangan pelayanan kesehatan. Penulis melakukan penelitian Laporan Semester di Rumah Sakit Immanuel Bandung (RSI),kemudian dari pengamatan yang dilakukan diketahui bahwa jumlah pasien IGD RSI cukup signifikan. Banyaknya jumlah pasien tersebut tidak
menutup
kemungkinan
terjadi
kesalahan
pada
saat
pengisian/penginputan data demografi pasien pada berkas rekam medis sehingga mempengaruhi pelaporan demografi di rumah sakit. Dari uraian di atas, penulis ingin melakukan tinjauan lebih lanjut mengenai ketepatan pengisian formulir identitas demografi pasien IGD di Rumah Sakit Immanuel bandung karena ketepatan pengisian tersebut akan berimbas pada pelaporan rumah sakit, sehingga penulis mengambil judul penelitian untuk
Skripsi ini yaitu “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PELAPORAN DEMOGRAFI PASIEN INSTALASI GAWAT DARURAT DENGAN MENGGUNAKAN
VISUAL
IMMANUEL BANDUNG”
BASIC.NET
DI
RUMAH
SAKIT
1.2 Pokok Permasalahan Berdasarkan
latar
belakang
penelitian
tersebut
maka
pokok
permasalahannya adalah bagaimana sistem informasi pelaporan demogrfi pasien Instalasi Gawat Darurat di Rumah Sakit Immanuel Bandung 1.3 Pertanyaan Penelitian Dari pokok permasalahan diatas dapat dibuat suatu pertanyaan penelitian, yaitu : A. Bagaimana pelaksanaan laporan demografi pasien instalasi gawat darurat di Rumah Sakit Immanuel Bandung ? B. Apakah yang menjadi permasalahan dalam pelaksanaan sistem informasi laporan demografi pasien instalasi gawat darurat di rumah sakit immanuel Bandung? C. Apa saja upaya yang sudah dilakukan oleh pihak Rumah Sakit Immanuel Bandung dalam menanggulangi beberapa permasalahan yang ada ? D. Bagaimana perancangan sistem informasi pelaporan demografi pasien instalasi gawat darurat di Rumah Sakit Immanuel Bandung ?
1.4 Tujuan dan Kegunaan Laporan
A. Tujuan Laporan 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui secara umum sistem pelaporan demografi pasien instalasi gawat darurat di Rumah Sakit Immanuel Bandung yang sedang berjalan. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi pengelolaan sistem pelaporan diunit rekam medis Rumah Sakit Immanuel Bandung. b. Untuk mengetahui permasalahan yang timbul pada pelaksanaan pelaporan demografi pasien instalasi gawat darurat di Rumah Sakit Immanuel Bandung. c. Untuk mengetahui upaya Rumah Sakit Immanuel Bandung dalam menanggulangi permasalahan yang ada.
A. Manfaat Laporan 1. Bagi Mahasiswa Dapat memperluas wawasan dan pengetahuan penulis tentang rekam medis, sebagaimana yang telah diperolehselama mengikuti perkuliahan dan mampu menerapkan di lapangan kerja, khusus mengenai laporan. 2. Bagi Rumah Sakit Laporan ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran dalam pelaksanaan rekam medis, sehingga dunia rekam medis berkembang dan pelaksanaannya khusus mengenai ketepatan
pengisian identitas demografi pasien IGD,untuk menunjang Pelaporan Demografi di Rumah Sakit Immanuel Bandung. 3. Bagi Akademik Menambah bahan kepustakaan dan pengajaran agar mempu meningkatkan mutu program pendidikan Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.
1.5 Ruang Lingkup / Batasan Analisis Permasalahan Mengingat luasnya permasalahan serta keterbatasan waktu yang tersedia maka dalam penyusunan skripsi ini penulis membatasi masalah penulisan agar lebih terarah dan tidak melebar dengan membahas masalah pada sistem informasi pelaporan demografi pasien instalasi gawat darurat.
1.6 Metode Penelitian Dalam upaya untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam menyusun skripsi ini, maka penulis menggunakan beberapa cara yaitu : A. Observasi Yaitu cara pengumpulan data dengan mengamati dan meninjau secara langsung dibagian unit rekam medis Rumah Sakit Immanuel Bandung sejak tanggal 23 Oktober 2014 hingga 23 Desember 2014 B. Wawancara Yaitu cara pengumpulan data dengan menanyakan pertanyaan yang telah disiapkan langsung kepala objek wawancara yaitu kepada bagian rekam medis dan petugas rekam medis di Rumah Sakit Immanuel Bandung.
C. Studi Pustaka Yaitu cara pengumpulan data dengan membaca buku dan bahan-bahan lainnya yang berhubungan langsung dengan judul penulisan skripsi yang akan digunakan sebagai salah satu landasan untuk memecahkan suatu maslaah. D. Pengembangan Sitem Informasi Yaitu suatu proses pengaplikasian tekmologi informasi untuk suatu tujuan atau menyelesaikan suatu masalah. Dalam hal ini penulis memilih model Linear Sequential Model model proses ini sering disebut Waterfall atau Clasic Life Cycle Model. Model Sequential Model menyarankan pendekatan yang sistematis dan sekuensial dalam pengembangan perangkat lunak yang dimulai pada level sitem dan bergerak maju tahap analisi desain,coding,testing dan support.
1.7 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian yang dilakukan bersifat Praktek Kerja Lapangan. Praktek Kerja Lapanagan yang dilakukan di mulai tanggal 23 Oktober 2014 samapai 23 Desember 2014. Praktek dilakukan di Rumah Sakit Immanuel Bandung.
Tabel 1.1 No Kegiatan PKL
Tanggal 23 Oktober-23 Desember 2014
1
Filling Berkas Rawat Jalan
2
Pendaftaran IGD Sumber Penulis
1.8 Sistematika Penulisan Penelitian Penulisan Skripsi ini tersusun dalam beberapa bab, yang masing-masing dari sub bab dengan uraian sebagai berikut : BAB 1
: PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, pokok permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, ruang lingkup dan sistematika penulisan.
BAB II
: LANDASAN TEORI Bab ini menjelaskan tentang teori-teori tentang konsep, analsa dan perancangan, teori tentang aplikasi atau masalah yang dibahas.
BAB III
: METODOLOGI PENELITIAN Bab inimenjelaskan tentang Teknik Pengumpulan Data, dan Metode Pengembangan Perangkat Lunak.
BAB VI
: ANALISA SISTEM YANG BERJALAN Bab ini menjelaskan tinjauan organisasi, uraian prtosedur dan kesimpulan analisis.
BAB V
: PERANCANAGN SISTEM Bab ini menjelaskan tentang perancanagn sistem yang diusulkan dengan menggunakan data flowchart diagram.
BAB VI
: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan tenatang kesimpulan dan sarana dari permasalahan tersebut.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori A. Konsep Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien (Rustiyato, 2010:27) Berdasarkan UU No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit menyebutkan bahwa rumah sakit adalah “institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna (meliputi promotif, preventif, kuratif Idan Irehabulitatif) dengan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat” 2. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Menurut UU republik Indonesia No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabulatif. Berdasarkan UUD Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009, rumah sakit umum mempunyai fungsi :
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit. b. Pemeliharaan
dan
peningkatan
kesehatan
perorangan
melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna. c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan. d. Penyelenggaraaan penelitian dan pengembanagan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan. 3. Jenis Rumah Sakit Secara Umum Menurut UU Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, rumah sakitdapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan dan pengelolaannya : 1. Berdasarkan jenis pelayanan a. Rumah Sakit Umum Memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit. b. Rumah Sakit Khusus Memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau jenis penyakit tertemtu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit atau kekhususan lainnya. 2. Berdasarkan pengeloloaan
a. Rumah sakit Publik Dapat dikelola oleh pemerintah, pemerintah daerah dan badan hukum yang bersifat nirlaba. Rumah Sakit publik yang dikelola pemerintah
dan
pemerintah
daerah
diselenggarakan
berdasarkan pengelolaan badan layanan umum atau badan layanan umum daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. b. Rumah Sakit Privat Dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan terbatas atau persero. 4. Klasifikasi Rumah Sakit Rumah Sakit berdasarkan sifat pelayanannya menurut Permenkes Republik Indonesia NOMOR 340/MENKES/PER/III/2010, dapat dikelompokan sebgai berikut : a. Rumah Sakit Umum Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan pada semua bidang dan jenis penyakit. Rumah sakit umum dari klasifikasinya menurut Permekes 340/MENKES/XI/2010 dibagi menjadi empat kelas, meliputi : 1) Kelas A ( Permenkes 340/MENKES/SK/XI/2010, pasal 6) Rumah sakit umum kelas A harus mempunyai fasilitas dan kemampuan Pelayanan Medik paling sedikit 4 pelayanan medis, 12 Pelayanan Medik Spesialis lain dan 13 Pelayanan Medik Sub Spesialis.
2) Kelas B ( Permenkes 340/MENKES/SK/XI/2010, pasal 10) Rumah sakit umum kelas B harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 Pelayan Medik Spesialis Dasar, 4 Spesialis Penunjang Medik. 8 Pelayanan Medik Spesialis Lainnyan dan 2 Pelayanan Medik Sub spesialis Dasar 3) Kelas C Rumah sakit umum kelas C harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedkit 2 Pelayanan Medik Spesialis Dasar. 4) Kelas D Rumah sakit umum kelas D harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayan medik paling sedikit 2 Pelayan Medik Spesialis Dasar. b. Rumah Sakit Khusus ( Permenkes 340/MENKES/SK/XI/2010, Pasal 23) Rumah sakit khusu adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis penyakit. Jenis rumah sakit khusus anatara lain Rumah Sakit khusus antara Rumah Sakit Khusus ibu dan anak, Kantung, Kanker, Orthopedi, Paru, Jiwa, Kusta, Mata, Ketergantungan Obat, Stroke, Penyakit
Infeksi, Bersalin, Gigi dan Mulut, Rehabilitasi Medik, Telinga Hidung Tenggorokan, Bedah, Ginjal, Kulit dan Kelamin. c. Berdasrkan fasilitas dan kemampuan pelayanan menurut ( Permenkes 340/MENKES/SK/XI/2010, Pasal 24) Rumah Sakit Khusu diklasifikasikan menjadi : 1) Rumah Sakit Khusu Kelas A; 2) Rumah Sakit Khusu Kelas B; 3) Rumah Sakit Khusu Kelas C;
B. Konsep Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis Pengertian
rekam
medis
menurut
Permenkes
No.269/Mekes/Per/III/2008 tentang rekam medis : “Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien”. Menurut dirjen Yanmed (2006;11) rekam medis adalah keterangan baik yang tertulis yang terekam tentang identitas, anamnesa, pemeriksaan fisik, laboratorium, diagnosis serta segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat. Dengan melihat kedua pengertian diatas dapat dikatakan bahwa suatu berkas rekam medis mempunyai arti yang lebih luas daripada
hanya sekedar catatan biasa, karena didalam catatan tersebut sudah memuat segala informasi menyangkut seorang pasien yang akan dijadikan dasar untuk menentukan tindakan lebih lanjut kepada pasien. 2. Falsafah Rekam Medis Menurut Dirjen Yanmed (1997:6) falsafah rekam medis mengandung nilai-nilai ALFRED AIR yaitu : Administration Legal Financial Riset Education Documentation Akurat Informatif Respomsibility
3. Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis Tujuan Rekam Medis menurut Dirjen Yanmed (2006:13) adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan kesehatan di rumah sakit. Kegunaan rekam medis menurut dirjen Yanmed (2006:13) dapat dilihat dari beberapa aspek antara lain: a. Aspek Administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinnya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuan pelayanan medis b. Aspek Medis Suatu berkas medis mempunyai nilai medis. Karena catatan tersebut
dipergunakan
sebagai
dasar
untuk
merencanakan
pengobatan atau perawatan yang harus diberikan kepada pasien dan dalam rangka mempertahankan serta meningkatkan mutu pelayanan melalui kegiatan audit medis, manajemen risiko klinis serta keamnan/keselamatan pasien dan kendali biaya. c. Aspek Hukum Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan dalm rangka usaha menegakan hukum serta penyediaan bahan tanda bukti untuk menegakan keadilan. d. Aspek keuangan Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai keuangan, karena isinya mengandung data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan. e. Aspek Penelitian Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya mengandung data atau informasi yang dapat dipergunakan
sebagai aspek penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan. f. Aspek Pendidikan Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan , karena isinya menyangkut data atau informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi pengajaran dibidang profesi pendidikan kesehatan. g. Aspek Dokumentasi Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawabkan dan laporan rumah sakit.
4. Proses Pengelolaan Rekam Medis a. Assembling Menurut Dirjen Yanmed (1997 : 59 ) mengemukakan Assembling
adalah “Penataan yang ada dalam Rekam Medis”,
secara garis besar kegiatan assembling terbagi dalam dua kegiatan yaitu : 1. Assembling sebelum rekam medis dipakai atau persiapan yaitu kegiatan merakit, menyusun formulir-formulir rekam medis
yang kosong dan menyimpannya ke sampul rekam medis, sehingga rekam medis tersebut siap dipergunakan. 2. Assembling setelah rekam medis dipergunakan baik dari rawat jalan, rawat inap, maupun IGD, yaitu menyusun kembali formulir rekam medis sesuai dengan urutannya, merapihkan dan memperbaiki cover formulir rekam medisnya, kemudian dilakukan pemeriksaan kelengkapan pengisian rekam medis, sehingga diharapkan rekam medis disimpan sudah dalam keadaan lengkap dan rapi serta siap dipakai apabila akan digunakan lagi. b. Coding Menurut Dirjen Yanmed ( 1997 : 60 ) mengemukakan bahwa “ coding adalah pemberian penetapan kode dengan menggunakan huruf atau angka atau kombinasi huruf dalam rangka yang mewakili komponen data”. c. Indexsing Menurut Dirjen Yanmed ( 1997 : 61 ) mengemukakan bahwa “ indexing adalah membuat tabulasi sesuai dengan kode yang sudah dibuat kedalam indeks-indeks ( dapat menggunakan kartu indeks atau komputerisasi ) d. Penyimpana Rekam Medis Menurut Dirjen Yanmed (2006:35) ketentuan pokokyang harus ditaati di tempat penyimpanan adalah :
a. Tidak satapun rekam medis boleh keluar dari ruangan rekam medis tanpa kartu permintaan/ kartu keluar. Peraturan ini tidak hanya berlaku bagi orang-orang diluar rekam medis tetapi juga bagi orang-orang rekam medis. b. Seorang
yang
menerima/meminjam
rekam
medis
berkewajiban untuk mengembalikan dalam keadaan baik dan tepat pada waktunya. Harus dibuat ketentuan berapa lama jangka waktu satu rekam medis diperbolehkan tidak berada ditempat rak penyimpanan. c. Rekam medis tidak diberikan diambil dari rumah sakit kecuali permintaan pengadilan. d. Dokter-dokter ataua pegawai rumah sakit yang dibawa ke ruang kerjanya selama jam kerja, tetapi semua rekam medisnya harus dikembalikan ke ruang rekam medis pada akhir jam kerja. e. Pelaporan Menurut Dirjen Yanmed (1997 : 82 ) mengemukakan bahwa “Pelaporan adalah setiap tulisan yang berisi hasil pengolahan data informasi”. Laporan juga merupakan alat komunikasi yang didalamnya terdapat beberapa kesimpulan dan rekomendasi dari fakta-fakta atau keadaan-keadaan yang telah terselidiki.
5. Dasar Hukum Penyelenggaraan Rekam Medis
Dasar Hukum Penyelenggaraaan rekam Medis Yang menjadi dasar hukum penyelenggaraan rekam medis diantaranya adalah : a. Undang-Undang RI No.29 Tahun 2004 pasal 47 ayat (2) tentang Praktik Kedokteran. b. Undang-Undang RI No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan. c. Undang-Undang RI N0.44 tahun 2009 tentang rumah Sakit. d. Peraturan Menteri Kesehatan No 269/Menkes/Per/III/2008/tentang Rekam Medis/ e. Peraturan pemerintah No.32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan Bab II pasal 2. f. Kep.Menkes RI No.081/Birhup/1972 yang menyatakan agara semua rumah sakit diharuskan mengerjakan medical record dan reporting hospitaly statistic. g. Pedoman Penyelenggaraan rekam Medis h. Standar operating prosedur atau Prosedur tetap.
6. Isi Rekam Medis Menurut ( Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008, pasal 3), data-data yang harus dimasukan dalam Medical Record dibedakan untuk pasien yang akan diperiksa di unit rawat jalan, rawat inap, dan instalasi gawat darurat. Setiap pelayanan apakah itu di rawat jalan, rawat inap, dan gawat darurat dapat membuat rekam medis dengan data-data sebagai berikut :
a. Rekam
Medis
pasien
Rawat
jalan
(
Permenkes
No.269/MENKES/PER/III/2008, pasal 3 ayat (1) Data pasien rawat jalan yang dimasukan dalam medical record sekurang-kurangnya anatara lain : 1) Identitas Pasien 2) Tanggal dan waktu 3) Anamnesis ( sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit) 4) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis 5) Diagnosa 6) Rencana penatalaksanaan 7) Pengobatan dan atau tindakan 8) Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien 9) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik 10) Persetujuan tindakan bila perlu b. Rekam
Medis
Pasien
Rawat
Inap
(
Permenkes
No.269/MENKES/PER/III/2008, pasal 3 ayat (2) ) Data pasien rawat inap yang dimasukan dalam medical record sekurang-kurangnya anatra lain : 1) Indentitas pasien 2) Tanggal dan waktu 3) Anamnesis (sekurang-kurangnya keluhan, riwayat penyakit) 4) Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medis 5) Diagnosa 6) Rencana penatalaksanaan / TP ( Treatment Planning )
7) Pengobatan dan atau tindakan 8) Persetujuan tindakan bila perlu 9) Catatan observasi klinis dan hasil pengobatan 10) Ringkasan pulang ( discharge summary ) 11) Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atay tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan 12) Pelayanan lain yang telah diberikan pelayanan kesehatan 13) Untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik c. Rekam
Medis
Pasien
Instalasi
Gawat
Darurat
No.269/MENKES/PER/III/2008, pasal 3 ayat (3) ). Data pasien Instalasi Gawat darurat yang dimasukan dalam medical record sekurang-kurangnya anatara lain : 1) Identitas pasien 2) Kondisi saat pasien tiba di sarana pelayanan kesehatan 3) Identitas pengantar pasien 4) Tanggal dan waktu 5) Hasil
anamnesis
(sekurang-kurangnya
keluhan,
riwayat
penyakit) 6) Diagnosis 7) Pengobatan dan tindakan 8) Ringkasan kondisi pasien sebelum meninggalkan pelayanan unit gawat darurat dan rencana tindak lanjut 9) Nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan
10) Sarana transportasi yang digunkan bagi pasien yang kan di pindahkan ke sarana pelayan kesehatan lain 11) Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
Khusus isi rekam medis pasien akibat bencana maka di tambahkan 1) Jenis bencana dan lokasi dimana pasien ditemukan 2) Kategori kegawatan dan nomor pasien bencana masal 3) Identitas orang yang menemukana pasien
7. Pengertian Instalasi Gawat Darurat Menurut Azwar (2010 : 84) pelayanan gawat darurat adalah bagian dari pelayanan kedokteran yang di butuhkan oleh penderita dalam waktu segera untuk menyelamatkan kehidupannya. Unit kesehatan yang menyelenggarakannya pelayanan gawat darurat disebut dengen nama Unit Gawat Darurat. Instalasi Gawat Darurat (IGD) merupakan unit yang sangat penting dan paling sibuk di rumah sakit. Sebagai unit pertama yang menangani pasien dalam keadaan darurat. IGD dituntut memberikan pelayanan ekstra dibandingkan unit-unit lainnya baik dalam hal ketersediaan teanaga medis maupun ketersediaan peralatan obat-obatan. Adapun tenaga medis yang dibutuhkan di unit ini adalah dokter dan perawat, namun pekerjaan perawat lebih banyak dibandingkan dokter sehingga kuantitas perawat lebih banyak dibutuhkan pada unit ini. C. Statistik dan Pelaporan Rumah Sakit
Menurut Direktoral Jendral Bina Pelayanan Medis (2006:65) Pelaporan Rumah Sakit merupakan suatu alat organisasi yang bertujuan untuk dapat menghasilkan laporan secara tepat dan akurat yang secara garis besar jenis pelaporan rumah sakit dapat dibedakan menjadi dua kelompok : 1. Laporan Intern Rumah Sakit Laporan intern rumah sakit disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit Jenis Laporan tersebut meliputi : a. Pasien masuk rumah sakit, diklasifikasikan menjadi : 1) Pasien Umum 2) Pasien Kebidanan 3) Pasien Anak 4) Bayi lahir di rumah sakit 5) Bayi kiriman dari luar b. Pasien keluar rumah sakit, diklasifikasikan menjadi 1) Pasien Umum 2) Pasien Kebidanan 3) Pasien Anak 4) Bayi lahir di rumah sakit 5) Bayi kiriman dari luar c. Pasien keluar rumah sakit, diklasifikasikan menjadi : 1) Pasien Umum 2) Pasien meninggal kurang dari 48 jam 3) Pasien meninggal lebih dari 48 jam
4) Pasien DOA 5) Net Death Rate (NDR) 6) Gross Death Rate (GDR) 7) Maternal Death Rate (MDR) d. Lamanya pasien dirawat, diklasifikasikan menjadi : 1) Pasien Umum 2) Pasein Kebidanan 3) Pasien Anak 4) Bayi lahir di rumah sakit 5) Bayi kiriman dari luar e. Hari Perawatan pasien (HP), diklasifikasikan menjadi : 1) Pasien Umum 2) Pasien Kebidanan 3) Pasien Anak 4) Bayi lahir di rumah sakit 5) Bayi kiriman dari luar f. Persentasi pemakaian tempat tidur (BOR), diklasifikasikan menjadi: 1) Pasien Umum 2) Pasien Kebidanan 3) Pasien Anak 4) Bayi lahir di rumah sakit 5) Bayi kiriman dari luar g. Kegitan persalinan, diklasifikasikan menjadi :
1) Latar Belakang Kepala 2) Vacun Ektrasi 3) Seksio Sesarea 4) Forcep 5) DLL h. Kegiatan pembedahan dan tindakan medik lain, diklasifikasikan menjadi : 1) Operasi Besar 2) Operasi Sedang i. Kegiatan Rawat Jalan meliputi : 1) Laporan penunjangpasien 2) Laporan kunjungan pasien 3) Laporan konsultasi 4) Laporan kegiatan konsultasi 5) Laporan kegiatan keluarga berencana 6) Laporan kegiatan penunjang medis Sensus harian menjadi dasar dalam pelaksanaan pemberian pelaporan rumah sakit yang kegiatannya mulai dari jam 00.00 s/d 24.00 setiap harinya. 2. Laporan Ekstern Rumah Sakit Laporan esktern rumah sakit ditunjukan kepada Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI ( DIRJEN YANMED ), dinas kesehatan kabupaten/kota. Pelaporan ekstern rumah
sakit dibuat sesuai dengan kebutuhan Departemen Kesehatan RI, menurut Dirjen Yanmed (2006:68) yang meliputi : a. Data Kegiatan Rumah Sakit (RL. 1) b. Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap Rumah Sakit (RL.2a) c. Data keadaan Pasien Morbiditas Pasien Rawat Inap Survailans Terpadu Rumah Sakit (RL. 2a.1) d. Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit (RL.2b) e. Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan Survailans Terpadu Rumah Sakit (RL.2b.1) f. Data Status imunisasi (RL.2c) g. Data Individual Pasien Rawat Inap Terdiri dari : h. Pasien Umum (RL. 2.1) i. Pasien Obstetri (RL.2.2) j. Pasien Baru Lahir/Lahir Mati (RL.2.3) Data Dasar Rumah Sakit (RL.3) k. Data ketenagaan Rumah Sakit (RL.4) l. Data Ketenagaan Individual Rumah Sakit ( RS Vertikal Depkes) (RL.4a) m. Data Peralatan Medik Rumah Sakit (RL.5) n. Data Kegiatan Kesehatan Lingkungan (RL.5) o. Data Inveksi Nosokomial Rumah Sakit (RL.6) 3. Periode Laporan Ekstern Rumah Sakit menurut Dirjen Yanmed (2006:69) adalah sebagai berikut :
a. Data Kegiatan Rumah Sakit Laporan ini dibuat setiap triwulanberdasarkan catatan harian yang dikomplikasikan setiap bulan, dan dilaporkan kepada Dirjen Yanmed, Dinas Kesehatan Provinsi, kabupaten/Kota. b. Data Kesehatan Morbiditas Pasien Rawat Inap Rumah Sakit (RL.2a) Laporan ini dibuat setiap triwulan berdasarkan catatan harian yang dikomplikasi setiap tanggal 15 pada bulan keempat kepada Dirjen Yanmed, dinas kesehatan Provinsi,Kabupaten/Kota. c. Data Kesehatan Morbiditas Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit (RL.2a) Laporan ini dibuat setiap triwulan berdasarkan catatanharian yang dikomplikasi setiap bulan dan dilaporkan setiap tanggal 15 pada bulan
keempat
kepada
Dirjen
Yanmed
Kesehatan
Provinsi,Kabupaten/Kota. d. Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap Survailans Terpadu Rumah Sakit (RL.2a.1) Laporan ini dibuat setiap setiap bulan dan dilaporkan setiap tanggal 15 pada bulan berikutnya dan hanya dilaporkan untuk. Diluar Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota (Dinas Kesehatan Setempat) e. Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan Survailans Terpadu Rumah Sakit (RL.2b.1)
Laporan ini dibuat setiap setiap bulan dan dilaporkan setiap tanggal 15 pada bulan berikutnya dan hanya dilaporkan untuk. Diluar Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota (Dinas Kesehatan Setempat) f. Data Status Imunisasi Laporan ini dibuat setiap setiap bulan dan dilaporkan setiap tanggal 15 pada bulan berikutnya dan hanya dilaporkan untuk. Diluar Kesehatan Provinsi, Kabupaten/Kota (Dinas Kesehatan Setempat) g. Data Individual Morbiditas Pasien Rawat Inap Pasien Umum (RL.2.1) Laporan ini dibuat setiap setiap triwulan dengan pengambilan sampling 10 hari setiap tanggal 1 s/d 10 setiap bulan februari, mei, agustus, dan november, serta dilaporkan setiap tanggal 25 bulan sampling
dan
hanya
dilaporkan
untuk
Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota (Dinas Kesehatan setempat) h. Data Individual Pasien Rawat Inap Pasien Obstetri (RL.2.2) Laporan ini dibuat setiap setiap triwulan dengan pengambilan sampling 10 hari setiap tanggal 1 s/d 10 setiap bulan februari, mei, agustus, dan november, serta dilaporkan setiap tanggal 25 bulan sampling
dan
hanya
dilaporkan
untuk
Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota (Dinas Kesehatan setempat) i. Data Individual Pasien Rawat Inap Pasien Bayi Baru Lahir/Lahir Mati (RL.2.3) Laporan ini dibuat setiap setiap triwulan dengan pengambilan sampling 10 hari setiap tanggal 1 s/d 10 setiap bulan februari, mei,
agustus, dan november, serta dilaporkan setiap tanggal 25 bulan sampling
dan
hanya
dilaporkan
untuk
Dinas
Kesehatan
Kabupaten/Kota (Dinas Kesehatan setempat) j. Data Dasar Rumah Sakit (RL.3) Laporan data rumah sakit ini dilaporkan satu kali dalam satu tahun sesuai dengan keadaan pada tanggal 31 Desember setiap tahunnya, serta dilaporkan setiap tanggal 15 Januari, dan dilaporkan pada Dirjen Yanmed, Dinas Kesehatan Provinsi Kabupaten/Kota. k. Data ketenagaan Rumah Sakit (RL.4) Formulir RL 4 dibuat satu kali dalam setahun, dan yang dilaporkan sesuai dengan keadaan pada tanggal 30 Juni dan tanggal 31 Desember, serta dilaporkan setiap tanggal 15 Juli dan 15 Januari kepada
Dirjen
Yanmed,
Dinas
Kesehatan
Provinsi,Kabupaten/Kota. l. Data Individual Ketenagaan Rumah Sakit (RL.4a) Formulir RL 4a hanya untuk rumah sakit vertikasl Depkes dibuat satu kalio dalam setahun data yang dilaporkan sesuai dengan keadaan pada tanggal 31 Desmber serta dilaporkan setiap tanggal 15 Januari kepada Dirjen Yanmed. m. Data Peralatan Medik Rumah Sakit (RL.5) Laporan data peralatan medik rumah sakit ini dibuat satu kali dalam setahun data yang laporkan sesuai dengan keadaan pada tanggal 31 Desember serta dilaporkan setiap tanggal 15 Januari kepada Dirjen Yanmed
n. Data Kegiatan Kesehatan Lingkungan (RL.5) Data kegiatan kesehatan lingkungan ini di buat satu kali dalam setahun data yang dilaporkan sesuai dengan keadaan pada tanggal 31 Desember serta dilaporkan setiap tanggal 15 Januari kepada Dirjen Yanmed, Dinas Kesehatan Provinsi Kabupaten/Kota. o. Data Infeksi Nosokomial Rumah Sakit (RL.6) Data infeksi Nosokomial rumah sakit dibuat satu kali dalam setahun data yang di laporkan sesuai dengan keadaan pada tanggal 31 Desember serta dilaporkan setiap tanggal 15 Januari kepada Dirjen Yanmed, Dinas Kesehatan Provinsi Kabupaten/Kota.
4. Saluran Pengiriman Laporan Menurut Dirjen Yanmed (2006:71) laporan dibuat rangkap 6 kecuali laporan yang bersifat individual dibuat rangkap dua. Laporan asli dikirim ke Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik, sub bagian data dan informasi Dep.Kes.RI sedang merangkap ke dua dan seterusnya dikirim kepada : a. Dinas Kesehatan Provinsi b. Dinas Kesehatan Kabupaten c. Direktur Rumah Sakit
D. Pelaporan SIRS Revisi VI Sifat pelaporan SIRS sebagai mana dimaksud pada PEMENKES RI NOMOR 1171/MENKES/PER/VI/2011 ditetapkan oleh Direktorat
Jendral Bina Upaya Kesehatan. Fprmulir laporan SIRS terdiri dari lima Rekapitulasi Laporan (RL), diantaranya : 1. RL 1 berisikan Data dasar Rumah Sakit yang di laporkan setiap waktu apabila terdapat perubahan data dasar dari rumah sakit sehingga data ini dapat dikatakan yang bersifat terbarukan setiap saat (update). 2. RL 2 berisikan data keterangan yang dilaporkan periodik setiap tahun. 3. RL 3 berisikan data kegiatan Pelayanan Rumah Sakit yang dilaporkan periodik setiap tahun. 4. RL 4 berisikam data morbiditas / mortalitas pasien yang dilaporkan pada setiap tahunnya. 5. RL 5 yang merupakan data bulanan yang dilaporkan secara periodik setiap bulan berisikan data kunjungan dan data 10 besar penyakit.
E. Konsep Demografi Pasien Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Immanuel Bandung 1. Pengertian Instalasi Gawat Darurat Menurut McCain (Hatta, 2010 : 109) rekam medis gawat darurat dalam fasilitas rawat jalan, terdapat gawat darurat yang bertugas menerima pasien yang membutuhkan perawatan segera dan korban kecelakaan. Penekanan pada Unit Gawat Darurat adalah menolong pasien secepatnya demi menyelamatkan nyawa . oleh karna itu sering kali data atau informasi dalam rekam medis gawat darurat kurang diperhatikan kelengkapannya. Kegiatan Unit Gawat Darurat :
a.
Menyelenggarakan pelayanan gawat darurat
b.
Menyelenggarakan pelayanan penyaringan untuk kasus-kasus yang membutuhkan pelayanan rawat inap intensif.
c.
Menyelenggarakan pelayanan informasi medis darurat. Menurut Permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 isi
rekam medis untuk pasien gawat darurat sekurang-kurangnya memuat : a.
Identitas Pasien
b.
Tanggal dan Waktu
c.
Hasil Anamnase, mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit
d.
Diagnosis
e.
Rencana Penatalaksanaan
f.
Pengobatan dan Tindakan
g.
Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Medik
h.
Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien
i.
Untuk pasien kasus Gigi dilenkapi dengan Odontogram klinik
j.
Persetujuan tindakan bila diperlukan
2. Standar Pelayanan Gawat Darurat Menurut Farida et al. (2011 : 49) Unit Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat darurat dengan standat yang tinggi kepada masyarakat yang menderita penyakit akut dan dipimpin serta diintegrasikan dengan bagian dan instalansi rumah sakit lainnya.
Keriterian pelayanan gawat darurat yaitu : a.
Pelayanan harus diselenggarakan selama 24 jam
b.
Pelayanan pasien yang tidak darurat boleh mengganggu pelayanan pasien gawat darurat.
c.
Unit gawat darurat harus membatasi diri dalam pelayanan gawat darurat saja, perawatan selanjutnya diatur dibagian atau tempat lain.
d.
Unit gawat darurat menyelenggarakan pendidikan pelatihan penanggulangan keadaan gawat darurat untuk perawat atau pegawai rumah sakit dan masyarakat sekitarnya.
e.
Penelitian yang berhubungan dengan fungsi unit gawat darurat dan kesehatan masyarakat yang harus diselenggarakan.
F. Demografi Kependudukan sangat erat kaitannya dengan demografi. Kata demografi berasal dari bahasa yunani yang berarti Demmos adalah rakyat atau pendudukan dan Grafieen adalah menulis. Jadi demografi adalah tulisan-tulisan atau karangan-karangan mengenai rakyat atau pendudukan. Donald J Borge (dasar-dasar demografi 1981) memberikan definisi demografi sebagai berikut : Demografi adalah ilmu yang mempelajari secara yang statistik dan matematik tentang besar, komposisi dan distribusi penduduk dan perubahan-perubahannya sepanjang masa melalui bekerjanya lima kompo
nen demografi yaitu kelahiran kematian, perkawin, migrasi dan morbilitas sosial.
G. Perancangan Sistem dan Informasi 1. Pengertian Perancangan Perancangan adalah proses penerapan berbagai teknik dan prinsip dengan tujuan untuk menginformasikan hasil analisis kedalam bentuk yang memudahkan oengimplementasian. 2. Prinsip Perancanagan a. Hasil perancangan harus dapat dirunut dari model analisisnya ( perancangan harus konsisten dengan hasil analisis ) b. Perancangan harus memperkecil perbedaan anatara perangkat lunak yang dihasilkan dengan problem nyatanya. c. Perancangan harus dapat mengakomodasikan perubahan. d. Perancangan bukan coding dan coding bukan perancangan. e. Perancangan harus memperkecil kesalahan konseptual ( semantic ) 3. Pengertian Sitem Sistem merupakan kumpulan elemen-elemen yang saling terkait dan bekerja sama untuk memproses masukan (input) yang ditujukan kepada sistem tersebut dan mengolah masukan tersebut sampai menghasilkan keluaran (output) yang diinginkan (Kristanto, 2008:1) Pengertian lain tentang sistem menurut Sutanta (2003:4) secara umum sistem dapat didefinisikan sebagai : “sekumpulan hal kegiatan atau elemen atau subsitem yang saling bekerja sama atau yang dihubungkan dengan cara-cara tertentu
ssehingga membentuk satu kesatuan untuk melaksanakan suatu fungsi guna mencapai satu tujuan” Menurut Edhy Sutanta (2003 : 4-6) Suatu sistem mempunyai karakteristiksebagai berikut : 1. Mempunyai komponene (components) komponen sistem adalah segala sesuatu yang menjadi bagian penyusun sistem. Komponen sistem dapat berupa benda nyata atau abstrak. Komponen sistem disebut sebagai subsistem, dapat berupa orang, benda, hal atau kejadian yang terlibat di dalam sistem. 2. Mempunyai batas (boundary) Batas sistem diperlukan untuk meembedakan satu sistem dengan sistem yang lain. Tanpa adanya batasan sistem, maka sangat sulit untuk menjelaskan suatu sistem. Batas sistem akan memberikan batasan scope tinjauan terhadap sistem. 3. Mempunyai lingkungan (environment) Lingkungan sistem adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem.
Lingkungan
sistem
dapat
menguntungkan
ataupun
merugikan. Umumnya lingkungan yang menguntungkan akan selalu dipertahankan untuk menjaga keberlangsungan sistem. Sedangkan lingkungan yang merugikan akan diupayakan agar mempunyai pengaruh seminimal mungkin. 4. Mempunyai penghubung/ antar muka (interface) antar komponen penghubung antar komponen merupakan sistem, yaitu segala sesuatu uang bertugas menjabatani hubungan antar komponen dalam sistem. Penghubung merupakan sarana yang memungkinkan
setiap komponen saling berinteraksi dan berkomunikasi dalam rangka menjalankan fungsi masing-masing komponen. 5. Mempunyai masukan (input) Masukan merupakan komponen sistem yaitu segala sesuatu yang perlu dimasukan ke dalam sistem sebagai bahan yang akan diolah lebih lanjut untuk menghasilkan keluaran yang berguna. Dalam sistem informasi manajemen, masukan disebut sebagai data. 6. Mempunyai pengolahan (processing) Pengolahan merupakan komponen sistem yang mempunyai peran utama mengolah masukan agar menghasilkan keluaran yang berguna bagi para pemakainya. 7. Mempunyai keluaran (output) Keluaran merupakan komponen sistem yang berupa berbagaia macam
bentuk
keluaran
yang dihasilkan
oleh
komponen
pengolahan. 8. Mempunyai sasaran (objective) dan tujuan (goal) Setiap lomponen dalam sistem perlu dijaga agar saling bekerja sama dengan harapan agar mampu mencapai sasaran dan tujuan sistem. Sasaran berbeda dengan ttujuan. Sasaran sistem adalah apa yang ingin dicapai oleh sistem dalam jangka waktu yang relative pendek. Sedangkan tujuan merupakan kondisi akhir yang ingin dicapai oleh sistem untuk jangka waktu yang panjang. Dalam hal ini sasaran merupakan hasil pada setiap tahap tertentu yang mendukung upaya pencapaian tujuan.
9. Mempunyai kendali (control) Setiap komponen dalam sistem perlu selalu dijaga agar setiap bekerja sesuai peran dan fungsinya masing-masing. Hal ini bisa dilakukan jika ada bagian uang berperan menjaganya, yaitu bagian kendali. Dengan peran utamanya adalah menjaga agar proses dalam sistem dapat berlangsung normal sesuai batasan yang telah ditetapkan sebelumnya. 10. Mempunyai umpan balik (feedback) Umpan balik diperlukan oleh bagian kendali, sistem untuk mengecek terjadinya penyimpangan proses dalam sistem dan pengendaliannya kedalam kondisi normal
Masukan/Keluaran
Mulai Akhir
Proses
Dokumen/File
Garis Lurus
Relationship
Gambar 2.1 Simbol Dasar Pada Sistem Sumber : Sutanta (2010:5) 4. Pendekatan Sistem Pendekatan sistem adalah salah satu cara yang dapat dipakai untuk memecahkan masalah Menurut Rustiyanto (2010:102) pendekatan sistem dapat dipakai pada saat :
1. Adanhya fungsi dalam bentuk keseluruhannya yang ingin dipelajari. 2. Keadaan yang bersifat komplek dan terasa rumit. 3. Banyak permasalahan yang ditangani. 4. Banyak tujuan bagian-bagian terkait yang mempunyai potensi untuk bertentangan. 5. Langkah-Langkah Pendekatan Sistem Langkah-langkah pendekatan sistem, diataranya : a. Analisa sistem Langkah-langkahnya : 1. Penetapan yang akan dipakai. 2. Penetapan langkah-langkah yang akan ditempuh. 3. Pengumpulan data dan fakta tentang sistem yang dipelajari. 4. Pengkajian data. 5. Penyusunan deskripsi sistem. 6. Pengenalan identifikasi dan perumusan masalah sistem. b. Perancangan sistem Secara konseptual dapat memecahkan masalah dengan optimal. Langkah-langkahnya : 1. Penetapan tujuan. 2. Spesifikasi beberpa alternatif, mekanisme dan prosedur, proses, feedback untuk merubah input dan output. 3. Manajemen sistem. Langkah-langkahmya : 1) Membentuk tim
2) Mempelajari sistem informasi pada saat ini. 3) Menetapkan tujuan SIM. 4) Evaluasi alaternatif rancanagan sistem informasi. 5) Evaluasi alternatif perlengkapan sistem. 6) Analisis biaya yang diusulkan. 7) Siapkan langkah penerapn. 8) Tinjauan ulang sistem informasi tiap tahun. 6. Komponen-Komponen Sistem Komponen sistem terdiri dari : a. Input 1. Komponen penggerak. 2. Pemberi tenaga. 3. Tergantung pada sasaran sistem. b. Proses 1. Aktivitas untuk mentransformasi input menjadi output. 2. Proses transformasi anatar komponen. c. Output 1. Hasil operasi. 2. Menjadi tujuan dari sistem. d. Fedback (umpan Balik) Output yang dikirim kembali sebagai input selanjutnya dimasukan dalam proses.
Gambar 2.2 Komponen-Komponen Sistem
INPUT
PROSES
OUTPUT
FEED BACK
Sumber : Riustiyanto (2010 : 103)
7. Pengertian Data Data dapat didefinisikan sebagai bahan keterangan tentang kejadian-kejadian nyata atau fakta-fakta yang dirumuskan dalam sekelompok lambing tertentu yang tidak acak yang menunjukan jumlah, tindakan atau hal (Suatanta, 2003 : 9). Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu didalam dunia bisnis adalah perubahan dari suatu nilai uang disebut transaksi.
Gambar 2.3 Pemprosesan Data
Penyimpanan Data
Penyimpanan Data
Prosesing
Sumber : (Subardi, 2005 : 16)
Penyimpanan Data
8. Pengertian Informasi Informasi didefinisikan “merupakan hasil pengolahan data sehingga bentuk yang penting bagi penerimnya dan mempunyai kegunaan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan yang dapat dirasakan akibatnya secara langsung saat itu juga atau secara tidak langsung pada saat mendatang”. (Sutanta 2003 : 10) Istilah data dan informasi sering digunakan secara bergantian ada yang menyebut data, padahal informasi, sebaliknya ada yang menyebut informasi padahal itu data. Gordon B. Davis menjelaskan kaitannya data dengan informasi dalam bentuk definisi sebagai berikut “Informasi adalah data yang telah diproses ke dalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi penerima dan mempunyai nilai nyata dan terasa bagi keputusan saat itu atau keptusan mendatang “sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum.
9. Faktor yang Mempengaruhu Informasi a. Fungsi 1) Menambah pengetahuan. 2) Mengurangi ketidakpastian. 3) Mengurangi resiko kegagalan. 4) Mengurangi keanekaragaman/variasi yang tidak diperlukan.
5) Memberi
standar,
aturan-aturan,
ukuran-ukuran,
dan
keputusan-keptusan yang menetukan pencapaian sarana dan tujuan. b. Biaya 1) Biaya perangkat keras. 2) Biaya analisis, perancangan, dan pelaksanaan sistem. 3) Biaya tempat dan lingkungan. 4) Biaya perubahan. 5) Biaya operasi. c. Nilai 1) Kemudahan dalam memperoleh. 2) Sifat luas dan kelengkapannya. 3) Ketelitian. 4) Kecocokan dengan pengguna. 5) Ketepatan waktu. 6) Kejelasan. 7) Fleksibilitas. 8) Dapat dibuktikan. 9) Tidak ada prasangka. d. Mutu informasi 1) Metode pengumpulan data pengukuran yang tidak tepat. 2) Tidak dapat mengikuti prosedur pengelohan yang benar. 3) Hilang / tidak terolahnya sebagian data. 4) Pemeriksaan / pencatatan data yang salah.
5) Dokumen induk yang salah. 6) Kesalahan yang dilakukan secara sengaja, 10. Pengertian Sistem Informasi Sistem Informasi adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan
yang
berfungsi
mengumpulkan,
memproses,
menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dalam organisasi.(Sutanta, 2003 : 6). 11. Aktivitas Pada Sistem Informasi a. Input b. Unit pengolah. c. Output d. Untit penyimpanan. 12. Pengertian Sistem Inforomasi Rumah Sakit Sistem informasi rumah sakit adalah sistem yang mampu melakukan intergritas dan komuniukasi akliran informasi baik di dalam maupun diluar rumah sakit (Kusumadewi, 2010 : 5). Sistem informasi ini meliputi : sistem rekam medis elektronik, sistem informasi farmasi, dan sistem informasi keperawatan. 13. Basis Data dan Sistem Manajemen Basisdata Basis data adalah “kumpulan data yang dapat digambarkan sebagai aktifitas dari stu atau lebih organisasi yang berelasi”. (Kristanto, 2008:79). Manajemen Sistem Basis Data (Database Management SystemDMBS) adalah “ perangkat lunak yang didesain untuk membantu
dalam hal pemeliharaan dan utilitas kumpulan data dalam jumlah besar”. (Kristanto, 2008:79). a. Keunggulan DBMS 1) Pengendalian terhadap redundasi data. 2) Konsistensi data. 3) Informasi yang lebih banyak yang dapat dibentuk dari data tersimpan yang sama. 4) Pemakaian bersama data. 5) Peningkatan intergritas data. 6) Pemaksaan terhadap standar. 7) Skala ekonomi. 8) Penyeimbang kebutuhan-kebutuhan sumber daya yang terbatas. 9) Peningkatan pengaksesan dan daya tanggap data. 10) Peningkatan produktivitas. 11) Peningkatan pemeliharaan lewat ketidak bergantungan data. 12) Peningkatan konkurensi. 13) Peningkatan layanan backup dan pemulihan data. b. Kelemahan DBMS 1) Kompleksitas yang tinggi. 2) Ukuran perangkat lunak yang besar. 3) Ongkos sistem manajemen basisdata untuk pengadaan operasi dan perawatan.
4) Penambahan
ongkos-ongkos
perangkat
keras
untuk
menjalaankan DBMS. 5) Kinerja yang rendah bila tidak mampu menggunakan dengan bagus. 6) Dampak yang tinggi bila terdapat kegagalan. 14. Flowchart 1. Definisi flowchart Menurut
ladjamudin
“bagian-bagaian
yang
(2005:263),
mempunyai
Flowchart
arus
adalah
menggambarkan
langkah-langkah penyelesaian suatu masalah. 2. Macam-Macam Flowchart Menurut ladjamudin (2005:263) ada dua macam Flowchart yang menggambarkan proses dengan komputer, yaitu : a. Sistem Flowchart Bagan yang memperlihatkan urutan proses dalam sistem dengan menunjukan alat media input,output, serta jenis media penyimpanan dalam proses pengolahan data. b. Program flowchart Bagan yang memperlihatkan urutan intruksi yang digambarkan dengan simbol tertentu untuk memecahkan maslaah dalam suatu program. 3. Simbol-Simbol Flowchart
Menurut
ladjamudin
(2005:266)
simbol-simbol
pada
flowchart yang digunakan dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : a. Flow Direction Symbol (Simbol Penghubung/alur) Simbol yang digunkaan untuk menghubungkan anatara simbol yang satu dengan simbol yang lain. Simbol ini disebut juga conecting line. Simbol-simbol tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 2.1 Simbol Penghubung Alur Flowchart No 1
Simbol
Arti Simbol Arus/Flow Untuk menyatakan jalannya arus suatu proses.
2
Simbol Communication Link Untuk menyatakan bahwa adanya transisi suatu data/informasi dari suatu lokasi ke lokasi lainnya.
3
Simbol connector Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembar yang sama.
4
Simbol Offline Connector Untuk menyatakan sambungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembar yang berbeda.
Sumber : ladjadjsmuddin (2005:266)
b. Processing Symbols (Simbol Proses) Simbol yang menunjukan jenis pengolahan dalam suatu proses/prosedur. Simbol tersebut yaitu :
Tabel 2.2 Simbol proses Flowchart No 1
2
Simbol
Arti Simbol Offline Connector Untuk menyatakan hubungan dari satu proses ke proses lainnya dalam halaman/lembar yang berbeda Simbol Manual Untuk menyatakan suatu tindakan (proses) yang tidak dilakukan oleh komputer.
3
Simbol Decision/logika Untuk menunjukan suatu kondisi tertentu yang akan menghasilkan dua kemungkinan jawaban ya/tidak.
4
Simbol Predefined Process Untuk menyatakan penyediaan tempat penyimpanan suatu pengolahan untuk memberi harga awal.
5
Simbol Terminal Untuk menyatakan permulaan atau akhir suatu program
6
Simbol Keying Operation Untuk menyatakan segala jenis operasi yang diproses dengan menggunakan suatu mesin yang mempunyai keyboard.
7
Simbol Offline Storage Untuk menunjukan bahwa data dalam simbol ini akan disimpan ke suatu media tertentu.
8
Simbol Manual input Untuk memasukan data secara manual dengan menggunakan keyboard
Sumber Ladjamuddin (2005:267)
c. Input Output Symbol (Simbol Masuk-keluar) Simbol yang menunjukan jenis peralatan yang digunakan sebagai medis input ataua output. Simbol tersebut yaitu : Tabel 2.3 Simbol Input-Output Flowchart No
Simbol
Arti
1
Simbol Input-Output Untuk menyatakan proses input dan output tanpa tergantung dengan jenis peralatannya.
2
Simbol Punched Card Untuk menyatakan input berasal dari kartu atau output ditulis ke kartu
3
Simbol magnetik-tape unit Untuk menyatakan input berasal dari pita magnetic atau output disimpan ke
pita magnetic 4
Simbol Disk Storage Untuk menyatakan input berasal dari disk atau output disimpan ke disk.
5
Simbol Document Untuk mencetak laporan ke printer
6
Simbol Diplay Untuk menytakan peralatan output yang digunkan berupa layar (video,komputer)
Sumber Ladjamuddin (2005:269)
4. Kaidah-Kaidah Pembuatan Flowchart Dalam pembuatan flowchart tidak d rumus atau kaidah baku yang bersifat mutlak. Karena Flowchart merupakan gambaran hasil pemikiran dalam menganalisa suatu masalah dengan komputer, sehingga Flowchart yang dihasilkan dapat bervariasi antara satu pemograman dengan pemograman lainnya. Menurut Ladjamuddin (2005:268) secara garis besarnya, setiap pengolahan alur Flowchart digambarkan sebagai berikut
Gambar 2.4 Alur Flowchart
Proses
Input
Output
Sumber ladjamuddin (2005:269)
15. Data Flow Diagram (DFD) 1. Definisi DFD Menurut merupakan
Ladjamuddin “Model
dari
(2005:64)
data
sistem
untuk
Flow
diagram
menggambarkan
pembagian sistem ke modul yang lebih kecil”.
2. Macam-Macam DFD Menurut Ladjamuddin (2005:64) terdapat macam-macam DFD dilihat dari tingkatan levelnya, yaitu : 1. Diagram koteks Diagram konteks adalah “diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem”. Diagram konteks merupakan Level tertinggi. 2. Diagram nol/Zero (Overview Diagram) Diagram nol disebut juga diagram level 1, yaitu “diagram yang menggambarkan proses dari fakta data flow diagram”.
Diagram nol memberikan pandangan secara menyeluruh mengenai sistem yang ditangani, menunjukan tentang fungsi-fungsi utama. Aliran data dan eskternal entity. 3. Diagram Rinci (Level Diagram) Diagram rinci adalah “diagram yang menggambarkan proses dari data Flow diagram” diagram nol memberikan pandangan secara menyeluruh sebagai
sistem
yang
ditangani menunjukan tentang fungsi-fungsi utama atau proses yang ada, aliran dan eksternal entity. 3. Penomoran level pada DFD Tabel 2.4 Penomoran level pada DFD Nama Level
Nama Diagram
0
Contest
1
Diagram 0
1.0, 2.0, 3.0
2
Diagram 1.0
1.1, 1.2, 1.3
2
Diagram 2.0
2.1, 2.2, 2.3
2
Diagram 3.0
3.1, 3.2, 3.3
3
Diagram 1.1
1.1.1, 1.1.2
3
Diagram1.2
1.2.1, 1.2.2
3
Diagram 1.3
1.3.1, 1.3.2
Dst Sumber Ladjamuddin (2005:65)
4. Simbol DFD Versi Yourdan, De Narco
Nomor Pasien
Menurut Youdran dan Dc Marco, terdapat beberapa simbol DFD seperti yang tertera dalam table 2.5 dibawah ini.
Table 2.5 Simbol DFD Versi Youdran dan De Marco Nama Simbol
Simbol DFD Versi Youdran dan De Marco
Arus Data
Proses
Deskripsi Proses Penyimpanan Data
Entitas Luar
Sumber Ladjamuddin (2005:72)
5. Keseimbangan Dalam DFD Menurut
Ladjamuddin
(2005:73)
terdapat
beberapa
keseimbangan yang perlu diperhatikan pada DFD, yaitu :
a. Aliran data yang masuk kedalam dan keluar dari suatu proses harus sama dengan aliran data yang masuk kedalam dan keluar dari rincian proses tersebut. b. Nama aliran data yang masuk kedalam dan keluar dari rincian suatu proses harus sama dengan nama aliran data yang masuk kedalam dan keluar dari rincian proses tersebut. c. Jumlah dan nama entitas luar dari suatu proses harus sama dengan jumlah dan nama entitas luar dari rincian proses tersebut d. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada DFD yang memiliki lebih dari satu level adalah harus terdapat keseimbangan input dan output antara level dan level berikutnya, keseimbangan antara level 0 dan level 1 dilihat pada input/output dari aliran data ke/dari terminal pada level 0 sedangkan keseimbangan antara level 1 dan level 2 dilihat pada input/output dari aliran data ke/dari proses yang bersangkutan, nama aliran data store dan terminal pada setiap level harus sama (apabila objeknya sama), ada sumber buku yang menyatakan terminal tidak perlu digambarkan pada level 1,2 dan seterusnya namun untuk memperjelas diagram maka sebaiknya terminal tetap digambarkan pada level 1,2 dan seterusnya. 6. Larangan DFD
Menurut
ladjamuddin
(2005:75)
dalam
menggambar/mendesain DFD ada beberapa hal yang harus dihindari, sehingga DFD tersebut menggambarkan secara keseluruhan sistem yang akan dirancang, hal-hal tersebut adalah : a. Arus data tidak boleh dari entitas luar langsung menuju entitas luar lainnya tanpa melalui suatu proses. b. Arus data tidak boleh dari simpanan data langsung menuju entitas luar tanpa melalui suatu proses. c. Arus data tidak boleh dari simpanan data langsung menuju siumpanan data lainnya tanpa melalui suatu proses. d. Hindari arus data dari suatu proses langsung menuju proses lainnya tanpa melalui suatu simpanan data. 16. Petunjuk Pembuatan DFD Menurut Kristanto (2008:68) ada beberapa petunjuk yang dapat dipakai dalam proses pembuatan simbol DFD. Petunjukpetunjuk itu adalah sebagai berikut : 1. Penamaan yang jelas 2. Sebaiknya menggunakan nama yang mengacu pada fungsi, yaitu gabungan antara kata kerja yang spesifik. 3. Jangan menggunakannama terlalu umum. 4. Gunakan nama yang mudah dimengerti oleh pemakai 5. Memberi nomor pada proses.
a. Nomor yang diberikan pada proses tidak harus menjadi nomor urut. b. Penamaan dimaksudkan sebagai identifikasi proses dan memudahkan penurunan (level yang lebihrendah) ke proses berikutnya. 6. Penggambaran kembali a. Ukuran dan bentuk lingkaran tetap sama b. Panah yang melengkung dan lurus tidak menjadi masalah. 7. Hindarilah proses yang mempunyai masukan tetapi tidak mempunyai keluaran begitu pula sebaliknya, hindarilah proses yang mempunyai keluaran tetapi tidak mempunyai masukan. 8. Hati-hati dengan aliran data dan proses yang tidak dinamai. Aliran proses yang tidak diberi nama dapat mengakibatkan elemen data yang saling tidak berhubungan akan menjadi satu. 17. Diagram Konteks (Context Diagram) Menurut Kristanto (2008:70) Diagram konteks adalah sebuah diagram sederahana yang menggambarkan hubungan antara entity luar. Masukan dan keluaran dari sistem. Diagram konteks direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem. 18. Kamus Data (Data Dictionary) Menurut Kristanto (2008:72) kamus data adalah kumpulan elemen-elemen
atau
simbol-simbol
yang
digunakan
untuk
membantu dalam penggambaran atau pengidentifikasian setiap field di dalam sistem. Tabel 2.6 Simbol Dalam Kamus Data No
Simbol
Arti
1
=
Terdiri Atas
2
+
Dan
3
()
Opsional
4
[]
Memilih salah satu alternative
5
**
Komentar
6
@
Identifikasi atribut kunci
7
|
Pemisah alternativ symbol []
Sumber Kristanto (2008:72) Dalam membuat kamus data, harus diperhatikan beberapa hal yaitu : a. Apakah semua aliran data dan penyimpanan dalam DFD sudah didefinisikan dalam kamus data ? b. Apakah semua komponen elemen data sudah didefinisikan dengan baik ? c. Adakah elemen data yang didefinisikan lebih dari satu kalian ? d. Apakah semua notasi yang digunakan pada kamus data sudah dikoreksi ? e. Adakah elemen data dalam kamus data tidak menjelaskan sesuatu dalam DFD atau entity relation ?
19. Entity Relationship Diagram (ERD) 1. Definisi ERD Menurut Ladjamuddin (2005:142) Entity Relationship Diagram adalah “Suatu model jaringan yang menggunakan susunan data yang disimpan dalam sistem secara abstrak”. 2. Simbol-Simbol ERD
Table 2.7 Simbol-Simbol ERD No
Simbol
Nama
1
Objek yang didefinisikan Entitas
2
sebagai pemakai dalam ERD Nama yang memberikan
Atribut 3
karakter suatu entitas Hubungan dari elemen data ke
Relasi 4
Keterangan
Penghubung
data elemen lainnya Penghubung antara entitas dan relasi
Sumber Ladjamuddin (2005:256)
H. Pengertian Microsoft Visual Basic.NET Visual Basic.NET merupakan salah satu paket bahasa pemograman dari Visual Basic. Banyak fasilitas yang akan kita dapatkan melalui rilis Visual Basic versi ini. Menurut Priyanto (2009:1) Visual Basic.NET adalah “sebuah software untuk membuat aplikasi windows, jadi melalui software
ini kita bisa membuat sebuah aplikasi seperti aplikasi database, aplikasi inventory dan sebagaianya. Gambar 2.5 Tampilan Awal Visual Studio 2010
Sumber : Microsoft Visual Basic 2010
Semenjak Visual Basic.NET Microsoft telah banyak melakukan pengembangan dan perubahan pada tampilan software ini. Ada dua istilah yang perlu kita ketahui dalam Visual Studio 2008 menurut Priyanto (2009:2) yaitu : 1. Project merupakan sebvutan bagi sebuah siftware yang sedang melalui tahap pembuatan menggunakan Visual Studio, sebelum menjadi sebuah aplikasi. Terdapat berbagai jenis project pembuatan aplikasi Windows, project Console, dan sebagainya. 2. Solution adalah kumpulan beberapa buah project, sebuah solution dapat terdiri atas satu buah project atau beberapa buah project,
bergantung pada kebutuhan. Sebuah project harus disimpan dalam sebuah solution. Menurut Priyanto (2005:5) ada beberapa hal yang perlu kita ketahui untuk menggunakan Visual Basic 2008, diantaranya : a. Menambahkan Komponen VB Pada sebuah form harus tersedia komponen atau control lain di dalamnya seperti komponen label untuk menambahkan sebuah teks ke dalam form, komponen button untuk menambahkan sebuah tombol ke dalam form, dan sebagainya. Penambahan komponenkomponen ini disesuaikan dengan kebutuhan program VB menyediakan berbagai jenis komponen yang dapat kita tambahkan pada sebuah form. Komponen-komponen ini tersedia pada jendela toolbox
.
Gambar 2.6 Komponen VB terdapat dalam Toolbox
Sumber : Microsoft Visual Studio 2010
b. Menambahkan Script VB Pada sebuah komponen selain terdapat propeties sebuah komponen juga memiliki event. Event adalah sebuah kejadian atau aktivitas yang menyebabkan sebuah perintah dijalankan. Event yang dapat diterapkan untuk diperlukan ini adalah clik atau double clik. Event clik dan doubel clik pada komponen button menyebabkan sebuah perintah dijalankan ketika kita mengklik komponen tersebut. Untuk menambah sebuah event, kita perlu masuk kedalam lingkungan kerja Source Code (listing code) dari VB. Untuk masuk mode ini ppergunakan tombol View code dalam solution explorer.
Gambar 2.7 Tombol View Code Sumber : Microsoft Visual Basic 2010
c. Menambahkan dan Mengahapus Form Sebuah form saja untuk sebuah aplikasi tidak akan mencukupi untuk mebuat aplikasi yang lebih besar karena kita mungkin akan memerlukan bebrapa buat form. Untiuk menambah form baru kedalam aplikasi, cukup mengklik kanan pada nama project dalam solution explorer lalu pilih menu add>Window Form
Gambar 2.8 Menambahkan Form Baru Sumber : Microsoft Visual Studio 2010
Untuk menghapus sebuah form yang telah dibuat sebelumnya klik kanan pada nama form yang ingin dihapus dalam solution explorer dan pilih menu remove untuk menghapus. d. Menampilkan Form Ketika pertama kali dijalankan VB hanya akan menampilkan sebuah form pada sebuah aplikasi yang terdiri atas beberapa buah form. Namun kita dapat memanggil form lainnya untuk ditampilkan
setelahnya.
Untuk
menampilkan
sebuah
form
pergunakan method atau show dialog form yang ingin di tampilkan.
Perbedaan anatara method show dan methode show dialog adalah apabila kita menggunakan methode show maka form sebelumnya masih
dapat
kita
pergunakan.
Lain
halnya
apabila
kita
menggunakan methode show dialog form sebelumnya tidak akan dapat kita pergunakan selama form yang kita panggil sebelum ditutup. Setiap komponen VB, selain memiliki properties dan event, juga memiliki methode. Methode adalah sebuah aksi dari sebuah komponen, sebagai contohg dengan memanggil methode show atau methode show dialog di atas dalm form tersebut akan di tampilkan
I. Keuntungan dan Kekurangan Sistem Informasi Kelebihan Sistem Informasi : a. Dapat meberikan informasi-informasi secara tepat dan tepat kepasa semua khalayak. b. Dapat mempermudah masyarakat dalam memperoleh data-data yang diperlukan. c. Data-data yang di dapatkan bisa menjadi referensi. d. Dapat menambah wawasan pada masyarakat. e. Setiap detik informasi dapat diperbarui dan akurat.
f. Dapat belajar lebih hemat dengan sistem informasi tanpa harus keluar rumah. Kekurangan sistem informasi a. Mempermudah terjadinya plagiat. b. Membuat seseorang kurang berinteraksi dengan lingkungan. c. Membuat seseorang menjadi ketergantungan. d. Hal-hal yang tradisional menajdi di tinggalkan karena kemajuan sistem informasi dan kemajuan zaman.
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN 3.1 Metedologi Penelitiaan dan Teknik Pengumpulan Data A. Metedologi Penelitian Dalam proses pengumpulan data Skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskritif, dimana menurut Sugiyono (2005:1), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk penelitian pada kondisi objektif yang alamiah dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik penelitian data dilaksanakan secara gabungan analisa data bersifat induktif, hasil penelitian lebih menekankan pada makna dari pada generalisasi. Dalam penelitian ini juga menggunakan metode penelitian deskriptif . metode deskriptif adalah gambaran semua data yang kemudian dianalisis dan dibandingkan berdasarkankenyataan yang sedang berlangsung dan selanjutnya mencoba untuk memberikan pemecahanmasalahnya. A. Teknik Pengumpulan Data pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan menggunkan studi pendekatan sebagai berikut : 1. Studi Perpustakaan Yaitu untuk memperoleh konsep-konsep teori terdiri buku-buku serta kajian
pustaka
yang
dapat
memaksimakan isi laporan. 2. Studi Lapangan
menjadi
penelitian
serta
untuk
Yaitu bentukpenelitian diadakan secara langsung pada objek penelitianya, yaitu perusahaan. Jadi penulis melihat dan merasakan langsung
permasalah-permasalahan
yang
terjadi
dengan
menggunakanteknik pengumpulan data sebagai berikut : a. Wawancara Yaitu pengumpulan data cara mengadakan komunikasi langsung serta tanya langsung dalam bidang pengolahan data adapun tujuan dari wawancara adalah untuk menggali lebih jauh atas permasalahn yang sedang diteliti. b. Observasi Melalui teknik penelitian ,elakukan pengamatan secara langsung objek yang diteliti untuk memperoleh data.
3.2 Analisa Data Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistemmatis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2010:244) Aktifitas data analsis data menurut (Sugiyono, 2010:246), yaitu data reduction, data displayand conclusion/veriffication 1. Data Reduction (Reduksi Data) Mereduksi data berarti merangkum hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal penting (Sugiyono, 2010:247). Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data. Data reduksi yang diteliti oleh penulis yaitu, prosedur pembuatan Pelaporan Demografi Pasien Instalasi Gawat Darurat 2. Data Display (Penyajian Data) Dalam penyajian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan, hubungan anatar kategori dan flowchart (Sugiyono, 2010:249). Penulis mencoba menjelaskan sedikit uraian singkat dari imdikator yang penulis teliti, berikut uraian : Prosedur pelaporan Demografi pasien Instalasi Gawat Darurat merupakan suatu tahapan demi tahapan yang harus dilakukan dalam pelaksanaan laporan. Pelaporan Demografi pasien itu sendiri memuat data identitas pasien seperti nama, alamat lengkap, umur , jenis kelamin, disini penulis lebih memfokuskan kepada data identitas demografi pasien, yaitu alamat pasien yang akan di kelompokan menjadi beberapa kelompok yakni Kabupaten/Kota, atau Luar Kota, kecamatan dan kelurahan, guna menujang pelaporan demografi yang akurat dan tepat. 3. Conclusion / verification (Kesimpulan / Verifikasi) Kesimpulan dan verifikasi dalam penelitian kualitatif dengan pendekatan deskritif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Penemuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih remang-remang sehingga diteliti menjadi jelas. Kesimpulan dari analisa data yang telah penulis teliti. Belum optimalnya sistem informasi Pelaporan Demografi Pasien Instalasi Gawat
Darurat,yang masih manual meskipun penginputan data pasien telah menggunakan sistem komputerisi tetapi masih banayak kesalahan pengisian atau peginputan data pasien khususnya alamat/demografi pasien yang berimbas kepada pelaporan demografi pasien. Dan disini penulis mencoba merancang sitem informasi guna mempermudah hasil pelaporan demografi 3.3 Metode Pengembangan Perangkat Lunak Metode pengembangan perangkat lunak yang dipilih penulis adalah metode watefaal, waterfall adalah suatu metode pengembangan software yang bersifat sekuensial yang terdiri dari beberapa langkah penting. Menurut Ladjamudin (2006 : 17) ada langkah-langkah penting dalam model ini adalah : 1. Penentuan dan Analisa Spesifikasi Jasa, kendala dan tujuan dihasilkan dari konsultasi dengan pengguna sistem, kemudian semuanya itu dibuat dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh unsur dan staf pengembang. 2. Desain Sistem dan Perangkat Lunak Proses desain sistem membagi kebutuhan-kebutuhan menjadi sistem perangkat lunak atau perangkat keras. Proses tersebut menghasilkan sebuah arsitektur sistem keseluruhan, desain perangkat lunak termasuk menghasilkan fungsi sistem perangkat lunak dalam bentuk yang mungkin di transformasi ke dalam satu atau lebih program yang dapat dijalankan 3. Implementasikan dan Uji Coba Unit
Selama tahap ini desain perangkat lunak disadari sebagai sebuah program lengkap atau unit termasuk pengujian bahwa setiap unit sesuai spesifikasi. 4. Integrasi dalam Uji Coba Sistem Unit program diintegrasikan dan diuji menjadi sistem yang lengkap untuk meyakinkan bahwa persyaratan perangkat lunak telah dipenuhi setelah diuji coba sistem disampaikan ke costumer. 5. Operasi dan Pemeliharaan Normal ini adalah pase yang terpanjang, sistem dipasang dan digunakan. Pemeliharaan termasuk pembetulan keasalahn yang tidak ditemukan pada langkah sebelumnya. Perbaikan implementasi unit sistem dan peningkatan jasa sistem sebagai kebutuhan baru ditemukan. Masalah pendekatan waterfall adalah ketidakluwesan pembagian projcet ke dalam langkah yang nyata atau jelas. Sistem yang disampaikan kadang-kadang tidak dapat digunakan sesuai keinginan costumer.
Namun
demikan
model
waterfall
mencerminkan
kepraktisan enginnering. Konsekwensinya, model proses perangkat lunak yang berdasarkan pada pendekatan ini digunakan dalam pengembangan sistem perangkat lunak dan hardware yang luas. Langkah-langkah penting tersebut dapat dilihat dapat gambar dibawah ini :
Sumber : Saputra, feni (2010:17) Gambar 3.1 Metode Pengembangan Sistem Waterfall
Keunggulan dari model ini adalah ketika semua kebutuhan sistem dapat didefinisikan secara utuh, eksplisit dan benar diawal dan benar diawal project maka software enginnering (SE) dapat berjalan dengan baik dan tanpa masalah. Meskipun seringkali kenutuhan sistem tidak dapat didefiniskan secara ekplisit yang diinginkan, tetapi paling tidak problem pada kebutuhan sistem diawal project lebih ekonomis dalam hal uang (lebih murah), usaha, dan waktu yang terbuang lebih sedikit jika dibandingkan dengan problem yang muncul pada tahap-tahap selanjutnya.
BAB IV ANALISIS SISTEM YANG BERJALAN
4.1 Tinjauan Organisasi A. Sejarah Singkat Rumah Sakit Immanuel Pada tahun 1900 seorang pendeta yaitu Alkema menjelang akhir tahun tergugah hatinya melihat penderita orang-orang sakit dijalana. Pada saat itu tempat kreta kudanya dijalan pasirkaliki II diubah menjadi tempat pengobatan bagi orang-orang sakit, namun tempat ini tidak begitu layak dan memadai lagi setelah bertambah banyaknya orang yang membutuhkan pertolongan. Pada tahun 1910 pendeta Alkema diganti pleh pendeta Yohanes Iken yang berupaya untuk mendirikan Zending Hospital Immanuel dijalan kebonjati Bandung. Immanuel mempunyai arti Tuhan beserta kita, melalui para donatur dan subsidi dari pemerintah Rumah sakit Immanuel berhasil didirikan serta difungsikan. Pada tahun 1992 Rumah sakit Immanuel dipindahkan ke situsaer karena dikebonjati tidak mungkin didirikan dikembangkan lebih lanjut, dengan suatu misi memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat pedesaan. Pada juli 1949 kepemilikan diserahkan kepada kepala Gereja Kristen Pasundan yang menugaskan penyelenggaraan kepada yayasan Badan Rumah Sakit Gereja Kristen Pasundan (BRSGKP).
Rumah sakit immanuel merupakan rumah sakit umum dari 27 yang berada dikota Bandung saat ini. Rumah sakit swasta kelas B II ini juga berperan sebagai rumah sakit pendidikan bagi FK Universitas Maranatha dan Sekolah Tinggi Kesehatan Immanuel Bandung Rumah Sakit Immanuel telah teraskreditasi 18 pelayanan dan telah mendapatkan sertifikat ISO 2000-9001, karena menurut Mentri kesehatan tahun 1998 rumah Sakit Kelas A dan B+ dapat berfungsi sebagai Rumah Sakit pendidikan. Disamping memberikan pelayanan kesehatan Rumah Sakit Immanuel Bandung menyelenggarakan pendidikan keperawatan yang sampai saat ini sudah meluluskan pembinaan kepada beberapa Posyandu di Kota Madya Bandung. Rumah Sakit Immanuel Bandung adalah rumah sakit swasta umum yang diselenggarakan oleh Yayasan Badan Rumah Sakit Gereja Kristen Pasundan. Rumah Sakit ini didirikan pada tahun 1910 untuk memberikan pelayanan dibidang kesehatan masyarakat Jawa Barat dengan penyediaan sarana 380 tempat tidur dengan hampir 58,2% disediakan bagi pasien kelas II. Setelah berkiprah selama 102 tahun, Rumah Sakit Immanuel Bandung menyadari pentingnya akreditasi rumah sakit yang telah ditentukan, dengan mutu pelayanan serta keamanan bagi penderita serta tenaga kesehatan dan karyawan yang bekerja di Rumah Sakit Immanuel Bandung tidak diragukan lagi.
B. Visi Dan Misi Rumah Sakit Immanuel Bandung
A.Visi Rumah Sakit Immanuel Menjadi rumah Sakit pendidikan kesehatan yang prima dan inovatif berfokus kepada pasien sebagai perwujud Cinta Kasih Allah. B. Misi Rumah Sakit Immanuel 1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna yang prima dan berbasis keselamatan pasien. 2. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan mengembvangkan budaya ilmiah dibidang kesehatan. 3. Menegmbangkan layanan tersier, unggul dan berkembang. 4. Mengembangkan
budaya
kerja
dan
karakter
SDM
yang
berlandaskan nilai-nilai Kristiani agar memberikan pelayanan terbaik, handal dan beretika dalam menjalankan kompetensinya. 5. Menjalin
kemitraan
dengan
berbagai
pihak
dalam
upaya
memperkuat peran rumah sakit dalam pelayanan dan pendidikan kesehatan. C. Tujuan Rumah Sakit Immanuel Bandung 1. Membuat
pemerintah
dalam upaya
meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang pro-aktif tertuju pada pelanggan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan yang bermutu dan terjangkau. 2. Meningkatkan profesionalisme serta mengembangkan hubungan kemitraan untuk mencapai pertumbuhan dan kesejahteraan bersama.
C. Unit Kerja, Tugas dan Fungsi Rekam Medis Rumah Sakit Immanuel Bandung A. Kepala Instalasi Rekam Medis 1. Tugas Pokok a. Membuat perencanaan serta melaksanakan program kerja tahunan bagian rekam medis. b. Melakukan identifikasi permasalahan atau kecekatan. c. Mengembangkan, merencanakan, mengimplementasikan dan mengawasi dolumen rekam medis. d. Melakukan penilaian kinerja pengatur rekam medis. e. Mengadakan pertemuan rutin dengan bawahan untuk mengevaluasi dan me-review pelaksanaan tugas yang sedang berjalan. 2. Fungsi Jabatan Kepala instalasi rekam medis bertugas merencanakan, mengembangkan, melaksanakan dan mengawasi pelaksanaan program bagian rekam medis, menganalisa serta mengevaluasi hasil produk dan memastikan terjaganya kelancaran dan kualitas hasil kerja serta terpenuhi kebutuhan rekam medis di Rumah Sakit Immanuel sesuai proses pembelajaran dan peningkatanberkelanjutan berdasarkan budaya kerja 5r sesuai dengan standar mutu Rumah Sakit immanuel. 3. Wewenang
a. Memberikan tugas lembar kepada pelaksana rekam medis sesuai dengan keperluan. b. Mengawasi dan mengoreksi hasil kerja pengatur dan pelaksanaan. c. Melakukan pembinaan pada pengatur dan pelaksana. d. Merevisi prosedur dan instruksi kerja. B. Pengatur Pengolahan Data Pelaporan Rekam Medis 1. Tugas Pokok a. Mengatur dan mengawasi pelaksana rekam medis dibawah koordinasinya untuk bahan penilaian kerja pelaksana. b. Membuat daftar dinas pelaksanaan. c. PMembina dan membimbing pelaksana agar memiliki kepribadian, keterampilan serta pengetahuan pelaksana untuk mengupayakan peningkatan kinerja dengan budaya 5R. d. Mengevaluasi data yang dibuat oleh pelaksana. e. Memberikan usulan perubahan terhadap prosedur dan design formulir yang berlaku. f. Melakukan validasi proses dan SDM. g. Membuat dan memberikan laporan kelangsungan dan hasil kinerja pelaksana kepada instalasi rekam medis. 2. Fungsi Jabatan
Mengkoordinir dan mengawasi seluruh kegiatan operaional pengolahan rekam medis rawat inap, pembuatan laporan dan pelayanan surat keterangan medis. 3. Wewenang a. Menegur pelaksana rekam medis jika tidak disiplin b. Membina dan membimbing serta mengarahakan pelaksana rekam medis dalam meningkatkan kinerja. c. Membuat daftar dinas d. Memberikan penilaian kinerja pelaksana rekam medis. C. Pelaksana Assembling Dan Analisa Kuantitatif 1. Tugas Pokok a. Melakukan proses validasi. b. Menerima pengembalian berkas rekam medis dan ruangan. c. Mencatat Quality objectiv pengembalian berkas rekam medis. d. Merekapitulasi watu pengembalian berkas rekam medis. e. Menyusun lembaran berkas rekam medis sesuai urutannya (assembling). f. Menganalisa kelengkapan/kualitas lembaran catatan medis (assembling). g. Melayani peminjaman berkas rekam medis untuk asuransi dan ruanagan. 2. Fungsi Jabatan
Jabatan yang berfungsi melaksanakan pengelolaan rekam medis rawat inap mulai dari penerimaan, penyusunan lembaraan rekam medis (assembling) sampai dengan analisa kelengkapan / kuantitas lembaran catatan medis (analising), sesuai proses pembelajaran dan peningkatan berkelanjutan berdasarkan budaya 5R sesuai dengan standar mutu Rumah Sakit Immanuel. 3. Kewenangan a. Menetapkan prioritas utama dalam proses pengolahan dan rekam medis. b. Mengetahui isi berkas frekam medis. c. Memberikan masukan untuk kemajuan dan pengembangan bagian rekam medis. D. Pelaksana Analisa Kualitatif 1. Tugas Pokok a. Melakukan validasi proses. b. Menerima berkas rekam medis yang sudah di assembling. c. Mengecek kebenaran isi rekam medis dilihat dari kesesuaian identitas pasin dari setiap lembaraan CM, diagnosis, anamnesa, terapi, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dll. d. Memberi stempel “RM LENGKAP” pada rekam medinys yang sudah
diperiksa
isi
sebagaimana mestinya.
dan
lembaraannya
sudah
lengkap
e. Membuat laporan kelengkapan rekam medis yang selanjutnya dibuat angka indikatornya ketidak lengkapan catatan medis secara periodik. f. Membuat laporan ketidak lengkapan rekam medis sebagai bahan penundaan honor dokter kebagian keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan memberikan tembusan ke komite medis. g.
Menghubungi dokter atau perawat yang tidak melengkapi rekam medis untuk segera melengkapi rekam medis yang dimaksud sampai rekam medis tersebur lengkap sebagaiamana mestinya.
h. Melakukan follow uo bagi rekam medis yang sudah dilengkapi kebagian keuangan agar dapat mengeluarkan honor dokter yang selama ini ditunda. i. Petugas menyerahkan rekam medis yang telah dianalisa ke petugas kodifikasi penyakit untuk diproses lebih lanjut. 2. Fungsi Jabatan Pelaksana pengolahan rekam medis unit analaisa kualitas adalah jabatan yang berfungsi melaksanakan pengolahan rekam medis rawat inap mulai dari analisa ,utu isi catatanmedis (analising) samapai dengan mengupayakan rekam medis tersebut lengkap, sesuai proses pembelajaran dan peningkatan berkelanjutan berdasarkan budaya 5R sesuai dengan standar mutu Rumah Sakit Immanuel.
3. Kewenangan a. Menetapkan prioritas utama dalam proses pengelolaan data rekam medis. b. Mengetahui isi rekam medis. c. Memberikan masukan untuk kemajuan dan pengembangan bagian rekam medis. E. Pelaksana Koding Dan Indeksing Rekam Medis 1. Tugas Pokok a. Menentukan kodifikasi penyakit berdasarkan diagnosis yang tercantum pada berkas rekam medis berdasarkan ICD. b. Menentukan kode tindakan berdasarkan tindakan medis yang tercantum pada berkas rekam medis berdasarkan ICD 9 CM atau ICD 10. c. Memasukan data rekam medis kedalm indeks komputerisasi. 2. Fungsi Jabatan Pelaksana pengelolaan unit koding/indeksing adalah jabatan yang berfungsi melaksanakan pengelolaan berkas rekam medis mulai dari pemberian kode penyakit, kode operasi / tindakan samapai indeks penyakit, sesuai proses pembelajaran dan peningkatan berkelanjutan berdasarkan 5R sesuai dengan standar mutu Rumah Sakit Immanuel Bandung. 3. Kewenangan a. Menerapkan prioritas utama dalam proses pengelolaan data rekam medis.
b. Mengetahui isi berkas rekam medis. c. Memberikan masukan untuk kemajuan dan pengembangan rekam medis. F. Pelaksana Pelaporan 1. Tugas Pokok a. Melakukan validasi proses b. Mengumpulkan data-data dari sensus harian rawat inap dan rawat jalan serta penunjang medis. c. Membuat laporan intern rumah sakit. d. Membuat laporan ekstern rumah sakit. e. Menganalisa laporan intern rumah sakit dan memberikan rekomendasi pada pimpinan. 2. Fungsi Jabatan Pelaksana pengelolaan data medis dan pelaporan adalah jabatan yang berfungis melaksanakan pengelolaan data rekam medis mulai dari menerima sensus harian dari ruangan dan klinik rawat jalan serta penunjang medis sampai menjadi laporan sesuai proses pembelajaran dan peningkatan berkelanjutan berdasarkan budaya 5R sesuai dengan standar mutu Rumah Sakit Immanuel Bandung. 3. Kewenangan a. Menerapkan prioritas utama dalam proses pengelolaan data rekam medis. b. Mengetahui isi berkas rekam medis.
c. Memberikan masukan untuk kemajuan dan pengembangan rekam medis. G. Pelaksana Pelayanan Surat Keterangan Medis 1. Tugas Medis a. Melakukan validasi pasien. b. Menerima setiap permintaan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. c. Mengisi dan membuat surat-surat keterangan medis yang sesuai dengan permintaan dan ditandatangani oleh dokter yang merawat atau pejabat yang diberi kewenangan oleh direksi serta diberi stempel Rumah Sakit Immanuel Bandung. d. Menyiapkan
dokumen
rekam
medis
serta
memelihara
kebutuhan setiap berkas dokumen yang sedang dalam proses pengerjaan, dan untuk dokumen rekam medis yang telah selesai dikerjakan dikembalikan kebagian filling (penyimpana rekam medis). e. Mendistribusikan hasil pembuatan surat-surat keterangan medis pasien mitra ke bagian billing dengan menggunakan buku ekspedisi. f. Mengikuti dan menghadiri pelatihan dan pertemuan rekam medis. 2. Fungsi Jabatan Pelaksana pelayanan surat keterangan medis adalah jabatan yang berfungsi melaksanakan tugas khusus untuk menyelesaikan
surat keterangan medis antara lain visum et repertum, membuat salinan dan korespomdensi, salinan resume medis, yang dalam pelaksanaanya sesuai dengan prosedur dan standar yang telah ditetapkan. 3. Kewenangan a. Menerima informasi penerimaan yang berhubungan dengan surat keterangan medis. b. Memberi informasi mengenai pelayanan yang berhubungan dengan surat keterangan medis. c. Meminta tanda tangan dokter serta cap / stempel Rumah Sakit Immanuel Bandung sebagai validasi. H. Staf dan Pimpinan 1. Latar Belakang Pendidikan Instalasi Rekam Medis dipimpin oleh Kepala Instalasi dengan kualifikasijabatan D3 Rekam Medis atau minimal SLTA dengan tambahan pelatihan Rekam Medis sebanyaak 30 jam. Periode tahun 2009 – sekarang. Kepala Instalasi Rekam Medis dijabat oleh seorang lulusan D3 Rekam Medis, dan dibantu oleh dua orang pengatur dengan latar belakang pendidikan D3 Rekam Medis. Latar Belakang pendidikan staf di Instalasi Rekam Medis saat ini antara lain : D III
= 17 orang
SLTA = 18 orang 2. Rekrutmen
Rekrutmen pegawai di Instalasi Rekam Medis dengan melalui koordinasi dengan bagian SDM dimana terdapat dua cara yang di tempuh : 1. Mutasi pegawai dari bagaian lain. 2. Mengetahui darin pasar tenaga kerja / masyarakat. Pegawai di Instalasi Rekam Medis wajib menjalani Program Orintasi pengenalan Rumah Sakit Immanuel secara umum dan orintasi di bagian Rekam Medis secara khusus. I. Pengembangan Staf Dan Program Pendidikan Untuk meningkatkan sumber daya manusia agar terampil dan memadai diadakan : a. Pelatihan Rekam Medis ataupun pelatihan non rekam medis yang diadakan di dalam dan di luar Rumah Sakit Immanuel. b. Mengadakan studi banding ke Rumash Sakit lain yang sederajat atau lebih tingkatannya. c. Memberikan kesempatan tugas belajar baik pemberian beasiswa ataupun biaya sendiri bagi staf rekam medis yang ingin melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. J. Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit Immanuel Bandung Pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Immanuel adalah pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui poliklinik rawat jalan. Terrdapat dua pusat pelayanan untuk rawat jalan yaitu Pusat Medik dan Pusat Diagnostik, di masing-masing pusat pelayanan rawat jalan terdapat klinik untuk melayani pasien yang hendak berobat.
a. Fasilitas Pelayanan Rawat Jalan Pusat Medik 1.
Poliklinik Penyakit Dalam
2.
Poliklinik Paru
3.
Poliklinik
JPKMI
(
Jaminan
Pemeliharaan
Maranatha Immanuel ) 4.
Poliklinik Kandungan
5.
Poliklinik THT
6.
Poliklinik Ibu Dan Anak
7.
Poliklinik Gigi
8.
Poliklinik Bedah
9.
Poliklinik Psikologi
10. Poliklinik Psikiatri 11. Poliklinik Spesialis Kulit Dan Kelamin 12. Poliklinik Mata 13. Poliklinik Umum Bersama b. Fasilitas Pelayanan Rawat Jalan Pusat Diagnostik 1. Poliklinik Spesialis Dalam 2. Poliklinik Spesialis Anak 3. Poliklinik Spesialis THT 4. Poliklinik Spesialis Saraf 5. Poliklinik Spesialis Bedah 6. Poliklinik Spesialis Paru 7. Poliklinik Rheumatik 8. Poliklinil Spesialis Kulit Dan Kelamin
Kesehatan
9. Poliklinik Mata 10. Poliklinik Jantung 11. Rehabilitasi & Fisioterapi 12. Poliklinik Kemotrapi 13. Poliklinik Obgyn 14. Poliklinik Nutrisi 15. Poliklinik Umum 16. Dental Esthentik Clinic 17. Poliklinik Alergi 18. Akupuntur 19. Check Up 20. Endoskopi
D. Struktur Organisasi Rumah Sakit Immanuel Bandung Struktur Organisasi Rumah Sakit Immanuel Bandung Pada Tahun 2015 adalah sebagai berikut.
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Sakit Immanuel Bandung Sumber : Rumah Sakit Immanuel Bandung
4.2 Uraian Prosedur Sistem Perancangan Pelaporan Demografi Pasien Rumah Sakit Immanuel Bandung
Dalam melaksanakan penyelenggaraan rekam medis, Rumah Sakit Immanuel Bandung berpedoman pada BPPRM rumah sakit dan untuk pelaksanaa teknisinya dibuat prosedur tetap. Direktur Rumah Sakit bertanggung jawab menetapkan kebijakan dan prosedur pengeloaan rekam medis. Pelaporan Demografi bisa dijadiakan pelaporan internal dan eksternal Rumah Sakit Immanuel Bandung dan kebutuhan buat marketing Rumah Sakit Immanuel.Pelaporan Demografi termasuk juga Laporan RL 3 yang beriisikan data kegitann rumah Sakit di masing-masing yang dilaporakan tiap bulannya untuk rumah sakit dan setiap setahun dilaporkan untuk Dinas Kesehatan. A. Proses pelaporan demografi instalasi gawat darurat di Rumah Sakit Immanuel Bandung di olah pertama kali dari petugas pendaftran rumah sakit yang dimana data pasien diinputkan ke data base rumah sakit, kemudian petugas pelaporan mengelola data-data pasien kemudian di kelompokan sesuai dengan wilayah,kecamatan dan status kota.pasien dan kelas perawatannya. B. Prosedur pengolahan pelaporan demografi pasien Instalasi Gawat Darurat di Rumah Sakit Immanuel Bandung terdiri beberapa tahap, yaitu : 1. Pasien / keluarga pasien mendaftar di pendaftaran Instalasi Gawat Darurat, dan petugas menginputkan data selengkapnya ke data base Rumah Sakit Immanuel Bandung. 2. Setelah pasien mendaftar dan diberi tindakan oleh dokter dan perawat maka apakah pasien tersebut bisa pulang atau di rujuk untuk di rawat inap di rumah sakit atau dirujuk ke rumah sakit lain.
3. Petugas IGD pagi, IGD Siang,dan IGD Malam, merekap data pasienpasien yang berobat ke bagian Instalasi Gawat Darurat. 4. Berkas-berkas pasien IGD disimpan di Pusat Medik (PM) dan di rapihkan oleh petugas-petugas yang ada disana.dan di sortir menurut 2 digit nomor terakhir rekam medis pasien tersebut. 5. Setalah itu berkas rekam medis pasien pada hari tersebut dikumpulkan dari IGD pagi, IGD sore, dan IGD malam pada pukul 00.00 semua berkas Rekam medis pasien instalasi gawat darurat Rumah Sakit Immanuel Bandung di simpan di ruangan khusus penyimpanan berkas IGD. 6. Dan bagi petugas pelaporan dan pengolahan data Rumah Sakit Immanuel cukup merekap hasil dan mengelompokan data-data pasien sesuai dengan pelaporan yang akan dibuat. Dan proses pengolahan data, petugas cukup melihat dari data base rumah sakit tiap bulannya untuk pelaporan internal rumah sakit dan tiap tahunnya untuk Dinas Kesehatan.
4.3 Dekomposisi Fungsi A. Struktur Organisasi Rekam Medis Rumah Sakit Immanuel Bandung
KEPALA INSTALASI REKAM MEDIS
B.
PENGATUR PENERIMAAN PASIEN DAN FILING
PENGATUR PENGOLAHAN DATA DAN PELAPORAN
PELAKSANA PENERIMAAN PASIEN (RAWAT JALAN, IGD, RAWAT INAP
PELAKSANA ASSEMBLING DAN ANILASA KUANTITATIF
PELAKSANA PENGOLAHAN REKAM MEDIS RAWAT JALAN
PELAKSANA DISTRIBUSI REKAM MEDIS RAWAT JALAN
\
PELAKSANA FILING REKAM MEDIS
PELAKSANA ANALISA KUALITATIF
PELAKSANA KODING DAN INDEKSING PELAKSANA PELAPORAN REKAM MEDIS PELAKSANA PELAYANAN SURAT KETERANGAN MEDIS
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Instalasi Rekam Medis Sumber : Rumah Sakit Immanuel Bandung
4.4 Analisis Masukan Dalam proses pelaporan demografi, analsis masukannya berupa proses penginputan data yang dibutuhkan untuk pelaporan perbulan.
Tabel 4.1 Analisis Masukan Sistem yang Berjalan
No
Nama
Fungsi
Sumber
Frekuensi
Dokumen
Jumlah
Isi
Rangka p
1
Identitas
Untuk
Pasien
Setiap
1 (satu)
Nama,Tanggal_berobat,
Pasien
Pendafta
Pasien
Alamat, Jenis_kelamin,
ran
Mendaftar
Tanggal_Lahir, Umur,Pendidikan,Golongan_d arah,Status,Pekerjaan,Agama, No_Telepon
2
Data
Merekap
Pendafta
Setiap
Pelaporan
data-data ran IGD
Bulan untuk
kelamin, Alamat yang sudah di
Demograf
demogra
dan Data
laporan RS,
kelompokan menurut daerah-
i
fi pasien
Base
setiap
daerah nya. Total pasien IGD
IGD
Rumah
Tahun
Sakit
Untuk DINKES
2 (Dua)
Nama Pasien, No RM,Jenis
4.5 Analisis Keluaran Keluaran yang dihasilkan dari data yang dimasukan diatas, maka data tersebut dapat menghasilkan sebuah laporan perbulan dari laporan harian seperti dijelaskan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.2 Analisi Keluaran Sistem yang Berjalan N
Nama
o
Dokumen
Fungsi
Sumber
Frekuensi
Jumlah
Isi
Rangka p
1
Laporan
Untuk mengetahui
Pendaft
Setiap
Demografi
jumlah pasien IGD
aran
Bulan untuk
Lengkap, Alamat
Pasien
menurut alamat
IGD
laporan RS,
(Kecamatan),Jenis_Ke
IGD
pasien guna
dan
setiap
lamin,Umur,Total
mengetahui
data
Tahun
Demografi,
informasi demografi
base
Untuk
pasien sebagai basis
Rumah
DINKES
data statistik riset
Sakit
sebuah perencanaan
4.6 Analisis Proses
2 (dua)
No_RM, Nama
Tujuan analisi proses adalah untuk mengetahui suatu proses yang ada dalam sistem dan siapa pelakunya dan mengecek peran dari pihak terkait,serta untuk mengetahui apakah informasi yang dibuutuhkan atau dihasilkan oleh suatu pihak sudah sesuai kebutuhan. Prroses penginputan data pasien sampai pembuatan Pelaporan Demografi Pasien Instalasi Gawat Darurat (IGD).
A. Flowmap Laporan Pengolahan Data Demografi Pasien IGD Tabel 4.3 Flowmap pengolahan Data Demografi Pasien IGD Pasein
Mulai
Petugas Pendaftaran (unit IGD)
Ruangan P.Medik
Petugas
Dan Pelaporan
Pengolahan
Berkas RM Di PM
Identitas Pasien
Identitas Pasien
Data Demogr afi Pasien IGD
Pendaftaran IGD
Pasien Baru / Pasien Lama P.Baru
Buat form baru dan cetak
Berkas RM Baru dan NO RM Baru
P.Lama
Cari Nam a Pasie n di data base RS Lalu Ceta k ulang
Berkas RM Cetak Ulang
Pemeri ksaan Data Base RSI
Proses Pengolaha n data Pelapran Demograf i
Laporan Demograf i
Selesai
B. Data Flow Yang Sedang Berjalan. 1. Diagram Konteks
Id_Pasien Petugas RM
Alamat_Pasien
Sistem Informasi Pengolahan data pelaporan Demografi pasien IGD
Laporan Demografi Laporan Demografi
Gambar 4.3 Diagram Konteks Yang Berjalan
Kepala RM
Dinas Kesehatan
2.
Data Flow Diagram Level 0
Petugas RM
Id Pasien
1.0
Pasien
Kelola Data Pasien
2.0 Kelola alamat / Demografi Pasien
Alamat
3.0 Pengolahan Data Laporan Demografi pasien IGD
Demografi IGD
4.0 Cetak Laporan Demografi pasien IGD
Laporan Demografi IGD
Laporan Demografi IGD Dinas Kesehatan
Kepala Rekam Medis
Gambar 4.4 DFD Level 0 Sistem Yang Sedang Berjalan
4.7 Masalah Yang Dihadapi A. Dalam Proses Pembuatan pelaporan demografi pasien instalasi gawat darurat banyaknya data alamat pasien yang salah penginputannya sehingga petugas pengolahan harus menanyakan ulang kepada petugas pendaftaran atau telepon kepada pasien atau keluarga pasien. B. Pelaporan masih dilakukan dengan manual walaupun memiliki program tetapi petugas pengolahn harus menghitung satu demi satu daerah-daerah pasien. C. Adanya alamat pasien yang berubah, tetapi pasien dan prtugas di mengupdate data tersebut. Sehingga berimbas pada pelaporan demografi.
4.8 Kesimpulan Hasil Analisa Setelah dilakukan analisis terhadap sistem informasi pengolahan data pelaporan demografi RS Immanuel Bandung diperoleh hasil berupa terdapatnya kekurangan pada proses pengolahan data pelaporan demografi pasien instalasi gawat darurat seperti adanya kesalahan pada penginputan data pasien dan sehingga pembuatan laporan prosesnya cukup lama dikarnakan petugas harus menanykan kembali pada petugas pendaftran IGD tentang dat pasien tersebut, atau petugas menelepon pasien atau keluarga pasien supaya berkas rekam medis terisi dengan tepat. Oleh karena itu penulis mencoba merancang suatu sistem informasi yang diharapakan dapat membantu dalam proses pembuatan pengolahan data
pelaporan demografi pasien instalasi gawat drurat, sehingga menghasilkan data yang tepat dan akurat serta tepat waktu dalam proses pelaporannya.
\
BAB V PERANCANGAN SISTEM
5.1 Rancanagn Proses A. Diagram Konteks
Petugas RM Form Pasien
Sistem Informasi Pengolahan data Pasien & pelaporan Demografi pasien
Laporan Demografi
Kepala RM
Laporan Demografi
Gambar 5.1 Rancangan Diagram Konteks
DINKES
B. Data Flow Diagram Level 0 1.0 Form Pasien
Petugas RM
Form Pasine
Input Data Pasien IGD
Data Pasien
2.0
Pasien
Data Wilayah
Input Data Demografi Wilayah Demografi Wilayah
Form Kunjungan
Data Pasien
3.0 Data Kunjungan
Data Kunjungan
4.0
Dinas Kesehatan
Laporan Demografi
Pengelompo kan & Cetak Laporan Demografi
Laporan Demografi
Gambar 5.2 Rancangan DFD Level 0
Kepala Unit Rekam Medis
C. Data Flow Diagram Level 1 Proses 1.0
1.1 Tambah Data Pasien
1.2 Simpan Data Pasien
1.3
Petugas RM
Edit Data Pasien
1.4 Cari Data Pasien
1.5 Hapus Data Pasien
Gambar 5.3 Rancangan DFD Level 1 proses 1.0
Pasien
D. Data Flow Diagram Level 2 Proses 2.0
2.1 Data baru Demografi Wilayah Pasien
2.2 Simpan Demografi Wilayah Pasien
Petugas RM
2.3 Hapus Demografi Wilayah Pasien
2.4 Cari Demografi Wilayah Pasien
Gambar 5.4 Rancangan DFD Level 2 Proses 2.0
Demografi Wilayah
E. Data Flow Diagram Level 3 Proses 3.0
3.1
Petugas RM
Input Data Kunjungan
3.2 Simpan Data Kujungan
3.3 Hapus Data Kunjungan
3.4 Cari Data Kunjungan
Gambar 5.5 Rancangan DFD Level 3 Proses 3.0
Data Kunjungan
F. Data Flow Diagaram Level 4 Proses 4.0
4.1 preview & Data demografi Pengelompokan laporan demografi pasien IGD
Petugas RM
Kepala Unit Rekam Medis
Laporan Demografi Pasien
Laporan Demografi
IGD
Laporan Demografi Pasien IGD Dinas Kesehatan
Gamabar 5.6 Rancanagn DFD Level 4 Proses 4.0
4.2 Cetak Laporan Demografi Pasien IGD
G.
Kamus Data Kamus Data pada sistem informasi pelaporan data demografi pasien IGD yang berjalan adalah : Tabel 5.1 Kamus Data Sistem Baru ( Data Pasien)
Kamus Data Nama Tabel : Tabel Input Data Pasien IGD Keterangan : Sebagai sumber pembuatana pelaporan demografi Strukt
No_RM, Tanggal Berobat,Cara Datang,Tujuan.Nama, Jenis Kelamin,
ur
Tempat,Tanggal Lahir,Umur,Status,Pekerjaan,Gol
Data :
Darah,Agama,Alamat,Kota,Kecamatan,Kelurahan,RT/RW,Pendidikan,N o, Tlp,Dokter,Status Ekonomi, Nama, Jenis Kelamin, Tempat,Tanggal Lahir,Umur,Status,Pekerjaan,,Agama,Alamat,Kota,Kecamatan,Keluraha n,RT/RW,No Tlp,Hubungan
Tabel 5.2
Kamus Data Sistem Baru ( Demografi Wilayah ) Kamus Data Nama Tabel : Tabel Data Demografi Wilayah Keterangan : Sebagai sumber pembuatana Data Pasien Struktur Data :
Kota,Kecamatan,Kelurahan
Tabel 5.3 Kamus Data Sistem Baru Data Kunjungan Kamus Data Nama Tabel : Tabel Data Kunjungan Pasien Keterangan : Sebagai sumber pembuatana Laporan Demografi Struktur Data :
5.2 Rancanagn Basis Data
No Rekam Medis,Nama , Tujuan
Perancangan basis data ini dimaksudkan untuk membentuk tempat pentimpanan data pada media penyimpanan. a. Entity-Relationship Diagra
Gambar 5.7 Rancangan ERD
b. Transformasi Entit Rlationship Diagram ke Logical Structure
Tabel 5.4 Transformasi ERD ke Logical Structure
Gambar 5.8 Transformasi ERD Ke Logical Structure
c. Spesifikasi Perancangan Basis Data
Nama File
: Data Pasien
Media
: Hard Disk
Primary Key : No_RM
Tabel 5.4 Struktur Data Pasien No Nama Field
Jenis Data
Size
Keterangan
1
No_RM
Text
6
No Rekam Medis
2
Nama
Text
50
Nama
3
Tempat_Lahir
Text
20
Tempat Lahir
4
Tanggal_Lahir
Date/Time
-
Tanggal Lahir
5
Umur
Number
5
Umur
6
JK
Text
5
Jenis Kelamin
7
Alamat
Text
50
Alamat
8
Kota
Text
50
Kota
9
Kecamatan
Text
50
Kecamatan
10
Kelurahan
Text
50
Kelurahan
11
RT
Number
15
RT
12
RW
Number
15
RW
13
Agama
Text
20
Agama
14
Status
Text
20
Status
15
Pendidikan
Text
20
Pendidikan
16
Pekerjaan
Text
20
Pekerjaan
17
TLP
Number
25
Telepon
18
Cara_Datang
Text
50
Cara dating
19
Golongan_Darah
Text
10
Golongan Darah
20
Dokter
Text
40
Dokter
21
Status_Ekonomi
Text
20
Status Ekonomi
22
Tanggal_Berobat
Data/Time
20
Tanggal Berobat
23
Nama_PJ
Text
30
Nama Penanggung Jawab
24
Tempat_lahir
Text
20
Tempat Lahir
25
Tanggal_Lahir
Date/Time
20
Tanggal Lahir
26
JK_PJ
Text
10
Jenis kelamin Penanggung Jawab
27
Alamat_PJ
Text
20
Alamat Penanggung Jawab
28
Kota_PJ
Text
20
Kota Penanggung Jawab
29
Kecamatan_PJ
Text
20
Kecamatan penanggung Jawab
30
Kelurahan_PJ
Text
20
Kelurahan Penanggung Jawab
31
RT_PJ
Number
20
RT Penanggung Jawab
32
RW_PJ
Number
20
RW Penanggung Jawab
33
Agama_PJ
Text
20
Agama Penanggung Jawab
34
Pekerjaan_PJ
Text
20
Pekerjaan Penanggung Jawab
35
TLP_PJ
Number
20
Telepon Penanggung Jawab
36
Hubungan_PJ
Text
30
Hubungan Penenggung Jawab
Nama File
: Data Demografi Wilayah
Media
: Hard Disk
Primary Key : ID_Wilayah
Tabel 5.5 Struktur Data ( Demografi Wilayah ) No
Filed Name
Data Type
Size
Keterangan
1
Id_Wilayah
Auto
-
Id Wilayah
2
Kota
Text
30
Kota
3
Kecamatan
Text
30
Kecamatan
4
Kelurahan
Text
30
Kelurahan
Nama File
: Data_Kunjungan
Media
: Hard Disl
Primary Key : ID_Kunjungan
Tabel 5.6 Struktur Data ( Data Kunjungan ) No
Field Name
Data Type
Size
Keterangan
1
Id_Kunjungan
Auto
-
Id Kunjungan
2
No_RM
Number
30
No Rekam Medis
3
Nama_Pasien
Text
50
Nama Pasien
4
Tanggal_Kunjungan Data/Time
-
Tanggal Kunjungan
5
IGD
Text
10
IGD
5.3 Rancangan Masukan Rancanagan masukan yang dibuat sebagai berikut : Nama Masukan
: Data Pasien,Data Demografi Wilayah, & Data Kunjungan
Fungsi
: Merekap Laporan Demografi
Media
: Komputer
Format
: Aplikasi Komputer
Gambar 5.9 Rancangan Input Data Pasien
Data Dmografi Wilayah
RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG Kota
Baru
Simpan
Kecamatan
Hapus
Cari
Kelurahan Id Wilayah
Kota
Kecamatan
Kelurahan
Gambar 5.10 Rancangan Masukan Demografi wilayah
Data Kunjungan
RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG Riwayat
Baru
No Rm
Kota
Tanggal Lahir
Kecamatan
Simpan
Alamat
Kelurahan
Hapus
Tujuan
No Rm
Nama Pasien
Cari
Tanggal Kunjungan
IGD
Gambar 5.11 Rancangan Masukan Data Kunjungan
Form Login User Name
Password
OK
Gambar 5.12 Rancangan Login
Laporan
CANCEL
Tanggal Rancangan
Print
Kota/Kab
Gambar 5.13 Rancangan Data Laporan Demografi
5.4 Rancangan Dialog Layar a. Dialog Layar Menu Login
Gambar 5.14 Form Login
b. Dialog Layar Menu Utama
Gambar 5.15 Form Menu Utama d. Dialog Layar Menu Data Pasien
Gambar 5.16 Dialog Layar Menu Data Pasien e. Dialog Layar Demografi Wilayah
Gambar 5.17 Dialog Layar Demografi Wilayah f. Dialog Layar Menu Data Kunjungan
Gambar 5.18 Dialog Layar Menu Data Kunjungan g. Dialog Layar Menu Laporan
Gambar 5.19 Dialog Layar Menu Laporan
f. Dialog Hasil Laporan
Gambar 5.20 Dialog Layar Hasil Laporan
5.5 Spesifikasi Hardware dan Software Spesifikasi Hardware dan Software ini dirancang mendukung kelancaran system informasi yang akan digunakan. a. Sasaran Sistem Sistem tang dibuat penulias bertujuan untuk memenuhi kekurangan system atau program yang sedang berjalan di Rumah Sakit Immanuel Bandungagar dalam penginputan dan pengolahan data Pelaporan Demografi tidak ada kendala yang dapat menghambat proses kegiatan pengolahan data demografi pasie Instalasi Gawat Darurat
b. Perangkat Lunak yang Diusulkan 1. Sistem Operasi
: MS Windows
2. Program Aplikasi
: MS Visual Basic 2010 ( VB.Net )
3. Program Database Management System : Microsoft Acces 2010 c. Perangkat Keras yang diusulkan 1. Monitor 2. CPU 3. Keyboard 4. Mouse 5. Printer 5.6 Implementasi dan Pengujian Sistem Implementasian Sistem Informasi Data Demografi Pasien Instalasi Gawat Darurat di Rumah Sakit Immanuel Bandung. a. Lingkungan Implementasi Hardware Perangkat yang dibuat adalah : 1. Procesor : AMD E-300APU with Radeon ™ HD Graphics (2 CPUs), 1,3Ghz 2. RAM
: 2048 MB
3. Monitor LCD 14” 4. Keyboard Standard b. Lingkungan Implementasian Softtware Perangkat Lunak yang dibutuhkan adalah :
1. Sistem Operasi
: Window 7 Profesional
2. Bahasa Pemograman
: Microsoft Visual basic.Net
3. Pengolahan Database
: Microsoft Access 2010
Tabel 5.7 Pengujian Sistem Item Pengujian
Deskripsi
Jenis Pengujian
Login
Melakukan login kedalam system
Black Box
Form Pasien Baru
Menambahkan data pasien baru
Black Box
Form Demografi
Menambahkan data demografi wilayah
Black Box
Menambahkan data kunjungan pasien
BlackBox
Wilayah Form Data Kunjungan
1. Kasus dari Pengujian Pada bagian ini akan dipaparkan tetntang kasus-kasus pengujian dan hasil dari pengujian tersebut Tabel 5.8 Pengujian Login Kasus dan Hasil Uji (Data Normal) Data Masukan
User Name : admin Password
: admin
Level = admin Yang Diharapkan
Login berhasil,masuk ke berikutnya
Pengamatan
Login berhasil < masuk ke form menu
Kesimpulan
[ X ] Diterima [
] Ditolak Kasus dan Hasil Uji ( Data Salah )
Data Masukan
Data login yang diinputkan salah
Yang Diharapkan
Data Login yang diinputkan salah dan menampilkan kesalahan pesan dialog
Pengamatan
User tidak dapat melakukanlogin apabila data yang diinputkan tidak sama dengan yang ada pada database
Kesimpulan
[X] [
]
Tabel 5.9 Pengujian Form Pasien Baru Kasus dan Hasil Uji (Data Normal) Data Masukan
Input data pasien seperti No RM, Nama Pasien tersebut
Yang Diharapkan
Data pasien berhasil disimpan ke database
Pengamatan
Data Pasien berhasil disimpan kedalam database
Kesimpulan
[ X ] Diterima [
] Ditolak Kasus dan Hasil Uji ( Data Salah )
Data Masukan
No RM Kosong
Yang Diharapkan
Menampilkan pesan kesalahan berupa pesan dialog “No RM harus diisi”
Pengamatan
1. Pesan dialog muncul sesuai dengan yang diharapkan 2. Data tidak akan tersimpan jika No RM, nama pasien, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat tidak diinputkan
Kesimpulan
[ X ] Diterima [
] Ditolak
Tabel 5.10 Pengujian Form Demografi Wilayah Kasus dan Hasil Uji (Data Normal) Data Masukan
Input data demografi kota,kecamatan, dan kelurahan
Yang Diharapkan
Data demografi berhasil disimpan ke database
Pengamatan
Data demografi berhasil disimpan kedalam database
Kesimpulan
[ X ] Diterima [
] Ditolak Kasus dan Hasil Uji ( Data Salah )
Data Masukan
Kota kosong
Yang Diharapkan
Menampilkan pesan kesalahan berupa pesan dialog “Kota harus diisi”
Pengamatan
1. Pesan dialog muncul sesuai dengan yang diharapkan 2. Data tidak akan tersimpan jika Kota,Kecamatan, dan Kelurahan tidak diinputkan
Kesimpulan
[ X ] Diterima [
] Ditolak
Tabel 5.11 Pengujian Form Data Kunjungan Kasus dan Hasil Uji (Data Normal) Data Masukan
Input data kunjungan pasien
Yang Diharapkan
Data kunjungan pasien berhasil disimpan ke database
Pengamatan
Data kunjungan pasien berhasil disimpan kedalam database
Kesimpulan
[ X ] Diterima [
] Ditolak Kasus dan Hasil Uji ( Data Salah )
Data Masukan
Cari data pasien di tomboil cari
Yang Diharapkan
Menampilkan pesan kesalahan berupa pesan dialog “Data yang diberi bintang tidak boleh kosong”
Pengamatan
1. Pesan dialog muncul sesuai dengan yang diharapkan 2. Data tidak akan tersimpan jika tujuan tidak diisi tidak diinputkan
Kesimpulan
[ X ] Diterima [
] Ditolak
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis di Rumah Sakit Immanuel Bandung, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Pelaksanaan Laporan Demografi IGD di Rumah Sakit Immanuel Bandung sudah berbasis komputerisasi b. Masalah yang sangat berpengaruh dalam pembuatan Laporan Demografi Pasien Instalasi Gawat Darurat adalah masih ada sebagian kesalahan penginputan c. Upaya yang dilakukan Rumah Sakit Immanuel Bandung dalam mengatasi masalah kesalahan pada penginputan data pasien dan sehingga pembuatan laporan prosesnya cukup lama dikarnakan petugas harus menanyakan kembali pada petugas pendaftran IGD tentang data pasien tersebut, atau petugas menelepon pasien atau keluarga pasien supaya berkas rekam medis terisi dengan tepat. d. Perancangan sistem informasi Laporan Demografi Pasien Instalasi gawat Darurat di Rumah Sakit Immanuel Bandung.
6.2 Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, penulis memberikan saran atau masukan untuk menunjang keakuratan Laporan Demografi pasien Instalasi Gawat Darurat sebagai berikut : a. Sebaiknya mengadakan sosialisasi kepada para petugas rekam medis teruutama pendaftran IGD untuk lebih teliti dalam penginputan data pasien karena akan mempengaruhi Laporan Demografi b. Sebaiknya Sistem Informasi Rumah Sakit dan pelaporan demografi menggunakan program aplikasi yang lebih mudah dan dimengerti dan dipahami oleh petugas. c. Sebaikanya petugas Pendaftaran lebih baik memperkerjakan karyawan yang lebih produktif dari segi usia,kinerja serta pengetahuan. d. Sebaiknya Sistem Informasi Rumah Sakit yang sekarang berjalan dirubah sesuai dengan pedoman Sistem Informasi Rumah Sakit Revisi terbaru yaitu PERMENKES RI NOMOR 1171/MENKES/PER/2011.