ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN “HIPERTIROIDISME”
DISUSUN OLEH: KELAS 6B 1. ALIFFIA YULANDA PRABAWATI
(1611020068)
2. FINI ALFIANI CANTIGI RAM
(1611020088)
FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2019
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Hipertiroid dalam hal prevalensi merupakan penyakit endokrin yangmenempati urutan kedua setelah Diabetes Mellitus, yang merupakan kesatuanpenyakit dengan batasan yang jelas, dan penyakit Graves menjadi penyebabutamanya (Brunner dan Suddarth, 2002). Hipertiroid dikenal juga sebagai tirotoksitosis, yang dapat di definisikansebagai respons jaringan tubuh terhadap pengaruh metabolik hormon tiroidyang berlebihan (Sylvia A. Price, 2006). Hipertiroid adalah suatuketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari produksi hormontiroid yang berlebihan (Dongoes E, Marilynn , 2000 hal 708). Hipertiroid adalah respon jaringan-jaringan tubuh terhadap pengaruhmetabolik hormon tiroid yang berlebihan. Bentuk yang umum dari masalah iniadalah penyakit graves, sedangkan bentuk yang lain adalah toksik adenoma,tumor kelenjar hipofisis yang menimbulkan sekresi TSH meningkat, tiroditissubkutan dan berbagai bentuk kanker tiroid (Arief mansjoer, 1999). B. Etiologi Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif HT terhadap pelepasan keduanya. Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambamn kadar HT dan TSH yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negatif dari HT dan TSH. Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi disertai TSH dan TRH yang berlebihan. 1. Penyebab Utamaa a. Penyakit Grave b. Toxic multinodular goitre c. ’’Solitary toxic adenoma’’ 2. Penyebab Lainnya a. Tiroiditis b. Penyakit troboblastis c. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
d. Pemakaian yodium yang berlebihan e. Kanker pituitari f. Obat-obatan seperti Amiodarone C. Manifestasi Klinik Tanda dan gejala pada penderita hipertiroid (Brunner dan Suddarth,2000), antara lain: 1. Penderita sering secara emosional mudah terangsang (hipereksitabel),iritabel dan terus merasa khawatir dan klien tidak dapat duduk diam, kegelisahan. 2. Palpitasi, dan denyut nadi yang abnormal cepat yang ditemukan pada saat istirahat dan beraktivitas; yang diakibatkan peningkatan dari serum T3 danT4 yang merangsang epinefrin dan mengakibatkan kinerja jantung meningkat hingga mengakibatkan HR meningkat. Peningkatan denyut nadi berkisar secara konstan antara 90 dan 160 kali per menit, tekanan darah sistolik akan meningkat. 3. Tidak tahan panas dan berkeringat secara tidak lazim, banyak diakibatkan karena peningkatan metabolisme tubuh yang meningkat maka akan menghasilkan panas yang tinggi dari dalam tubuh sehingga apabila terkena matahari lebih, klien tidak akan tahan akan panas. 4. Kulit penderita akan sering kemerahan (flusing) dengan warna ikansalmon yang khas dan cenderung terasa hangat, lunak dan basah. 5. Adanya Tremor 6. Eksoftalmus yang diakibatkan dari penyakit graves, dimana penyakit ini otot-otot yang menggerakkan mata tidak mampu berfungsi sebagaimana mesti, sehingga sulit atau tidak mungkin menggerakkan mata secaranormal atau sulit mengkordinir gerakan mata akibatnya terjadi pandangan ganda, kelopak mata tidak dapat menutup secara sempurna sehingga menghasilkan ekspresi wajah seperti wajah terkejut. 7.
Peningkatan selera makan namun mengalami penurunan berat badan yang progresif dan mudah lelah.
8.
Pada usia lanjut maka akan mempengaruhi kesehatan jantung.
D. Patofisiologis Penyebab toksika.
hipertiroidisme
biasanya
adalah
penyakit
graves,
goiter
Pada kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua
sampai tiga kali dari ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap
sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal. Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang “menyerupai” TSH, Biasanya bahan-bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan-bahan tersebut merangsang aktivasi cAMP dalam sel,dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid yang disebabkan olehTSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar hipofisis anterior. Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksofthalmos yang terjadimerupakan reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringanperiorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar (Price A, Sylvia, 1995). E. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan (Doenges. E, Marilynn, 2000) yaitu: 1. Tes ambilan RAI : meningkat pada penyakit graves dan toksik goiternoduler, menurun pada tiroiditis. 2. T3 dan T4 serum : meningkat. 3. T3 dan T4 bebas serum : meningkat. 4. TSH : tertekan dan tidak berespon pada TRH ( tiroid releasing hormon). 5. Tiroglobulin : meningkat.
6. Stimulasi tiroid 131 : dikatakan hipertiroid jika TRH daritidak ada sampai meningkat setelah pemberian TRH. 7. Ambilan tiroid 131 : meningkat Ikatan protein sodium : meningkat. 8. Gula darah : meningkat ( kerusakan adrenal). 9. Kortisol plasma : turun ( menurunnya pengeluaran oleh adrenal). 10. Pemerksaan fungsi hepar : abnormal. 11. Elektrolit : hiponatremi akibat respon adrenal atau efek delusi terapi cairan, hipokalemia akibat dari deuresis dan kehilangan dari GI. 12. Katekolamin serum : menurun F. Penatalaksanaan Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal). Obat antitiroid. Digunakan dengan indikasi: a. Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap, pada pasien muda dengan struma ringan sampai sedang dan tirotoksikusis b. Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan, atau sesudah Pengobatan pada pasien yg mendapat yodium radioaktif a. Persiapan tiroidektomi b. Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia c. Pasien dengan krises tiroid
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MASALAH “HIPERTIROID”
A. PENGKAJIAN 1. IDENTITAS
Nama
: Ny. S
Umur
: 66 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Pedangang
Alamat
: Tanjung
Status Pernikahan
: Kawin
Diagnosis Medis
: Hipertiroid
Penanggung Jawab Pasien
: Tn. S
Umur
: 67 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Pedagang
Alamat
: Tanjung
Hubungan
: Suami
Tgl pengkajian
: 28 Maret 2019
Jam
: 08 WIB
2. RIWAYAT KESEHATAN a. Keluhan Utama Pasien mengatakan lemas
b. Riwayat Kesehatan Sekarang.
Pasien mengatakan Cepat letih,tidak tahan terhadap panas matahari, gemetaran, penurunan berat badan walaupun nafsu makan baik. Pasien mengatakan berat badan awal 56kg dari 2 minggu yang lalu dan saat dikaji berat badannya hanya 53kg Dan pasien mengatakan bagian lehernya bengkak ari 1 minggu yang lalu , kemudian pasien dibawa ke Poli Umum pada tanggal 20 Maret 2019 pukul 08.00 WIB. Saat diperiksa oleh perawat poli didapatkan hasil TD 130/90 mmhg, N 96x/m, RR 20x/m, S 37˚C. Terlihat pembengkakan pada daerah tiroid dan pasien tampak lemas. Pada pukul 12.00 WIB pasien dipindahkan ke ruang salam. Pada tanggal 27 Maret 2019 jam 08.00 dilakukan pengkajian kepada N.S dan didapatkan hasil TD 130/90 mmhg, N 95x/m, RR 20x/m, S 37˚C dan tiroidd masih mengalami pembengkakan dan Ny.S masih tampak lemas. c.
Riwayat Kesehatan Dahulu . Pasien mengatakan tidak pernah mengalami pembengkakan di bagian leher, pasien pernah menjalani operasi jahit luka karena terjatuh dari motor
d. Riwayat Kesehatan Keluarga Pasien mengatakan tidak ada anggota keluaraga yang menderita penyakit seperti yang di deritanya pasien saat ini.
Genogram
Ny. S 66
Tn. S 67
63T H
Keterangan : Klien : Perempuan : Laki-laki : Garis Keturunan : Garis Pernikahan
: Tinggal satu rumah
POLA FUNGSI KESEHATAN Pengkajian Pola 1. Pola Persepsi kesehatan- manajemen kesehatan Sebelum sakit : pasien mengatakan jika sakit akan pergi ke puskesmas tapi itu juga jika keadaan sudah parah, karena tidak tau penyakitnya dan akan sembuh sendiri Sesudah sakit : pasien mengatakan jika sudah terasa sakit atau tidak enak badan akan pergi ke puskesma 2. Pola Pernafasan Sebelum sakit : Pasien dapat bernafas dengan normal dan tidak menggunakan alat bantu pernafasan . Sesudah sakit
: pasien mengatakan kadang sesak tapi tidak terlalu sering
3. Pola Nutrisi Sebelum sakit : Pasien makan 3x sehari dengan menu nasi, sayur dan lauk Sesudah sakit: Saat dirawat di rumah sakit, makan setengah porsi pada menu yang disajikan di rumah sakit pada tiap kali jadwal makan 4. Kebutuhan Eliminasi Sebelum sakit : BAB 1x sehari, fesesnya lunak, warna kuning dan BAK lancar , warna jernih kekuningan Sesudah sakit : pasien mengatakan BAB 2x sehari, fesesnya lunak, warna kuning dan BAK lancar , warna jernih kekuningan 400-500cc/hari 5. Aktifitas kerja dan Latihan Sebelum sakit : Pasien mengatakan sehari-hari kerja di pasar dan kebanyakan diam atau duduk saja dan pasien mengatakan kalau beraktifitas banyak sering kecapean dan agak sesak Sesudah sakit :
ADL
0
Makan/Minum
√
1
2
3
4
Keterangan 0 : mandiri
Toileting
√
1 : dengan alat Bantu
Berpakaian
√
2 : dibantu orang lain
Mobilisasi Dari Tempat Tidur
√
3 : dibantu orang lain dengan alat
Berpindah
√
Ambulasi
√
4 : tergantung total
6. Kebutuhan Istirahat dan tidur Sebelum sakit : Pasien biasa tidur 8 jam sehari dan bangun pada pukul 05.00 Sesudah sakit : Malam hari kadang terbangun karena tidak kuat panas dan keringat banyak 7. Personal Hygiene Sebelum Sakit : Mandi 2x sehari dan gosok gigi mandiri. Sesudah sakit : Pasien mandi dengan di seka oleh keluarganya dan pasien juga gosok gigi 8. Kebutuhan rasa aman dan nyaman Sebelum sakit : Pasien merasa aman dan nyaman jika bersama keluarga dan istrinya Sesudah sakit : Pasien mengeluh tidak nyaman karena sering kepanasan dan berkeringat banyak, kadang bergetar dan kadang gelisah tanpa alasan juga. 9. Kebutuhan berpakaian Sebelum sakit : Pasien ganti baju 2x sehari dan dapat berpakaian sendiri. Sesudah sakit : pasien bisa berganti baju sendiri 10. Kebutuhan Spiritual Sebelum sakit : Pasien dapat melakukan ibadah solat 5 waktu Sesudah sakit
: Pasien sholat di RS (tempat tidur) dan berkeyakinan
bahwa
penyakitnya dapat sembuh karena pertolongan Tuhan. 11. Kebutuhan berkomunikasi dan berhubungan Sebelum sakit : Hubungan pasien dengan keluarga baik biasa berkomunikasi dengan bahasa jawa. Sesudah sakit :Pasien mau berkomunikasi dengan perawat dengan ditemani anaknya 12. Temparatur tubuh Sebelum sakit : Pasien biasa memakai pakaina tipis jika panas begitu juga sebaliknya Sesudah sakit : Pasien suhunya normal S : 37 C
13. Kebutuhan bekerja Sebelum sakit : Pasien adalah seorang pedagang di pasar Sesudah sakit : Pasien hanya berbaring ditempat tidur. 14. Kebutuhan bermain dan rekreasi Sebelum sakit : Pasien tidak biasa bermaian ataupun rekreasi Sesudah sakit: Pasien tidak bisa pergi kemana - mana, hanya tetangganya sering menjenguk di RS untuk menghibur. 15. Kebutuhan Belajar Sebelum Sakit : Pasien tidak tahu tentang penyakit yang dideritanya Sesudah sakit : Pasien sudah tahu tentang penyakit yang dideritanya karena penjelasan perawat. 16. Pola Nilai Keyakinan Pasien mengatakan bahwa ia adalah agama islam dan penyakitnya merupakan ujian dari Tuhan dan yakin penyakitnya bukan kutukan dan jika Tuhan berkehendak penyakitnya pasti sembuh. 17. Manajemen koping : Sebelum sakit : pasien dan keluarga mengatakan kalau misal ada masalah akan di bicarakan dengan cara baik-baik dan menyelesaikan masalah yang dihadapi bersamasama atau terbuka Sesudah sakit : Keluarga mengatakan saat ini ada masalah dan akan menyelesaikan masalah dan saling menghargai 18. Kognitif perseptual Sebelum sakit : Pasien menganggap sembuh atau tidak nya penyakit sudah ada yang mengatur dan tidak perlu dipikirkan. Jika berkehendak penyakitpun akan sembuh. Berdoa saja Sesudah sakit : pasien terlihat tenang namun terkadang gelisah dan berkeringat 19. Pola Seksualitas Sebelum sakit : Pasien mengatakan melakukan hubungan seksual 1x dalam 2 minggu dan tidak mengalami gangguan seksual. Sesudah sakit : Pasien tidak melakukan hubungan seksual, karena keadaan yang tidak memungkinkan.
3. Pengkajian Fungsional a. KATZ Indeks Mandiri dalam makan Mandiri dalam kontinensia (BAB/BAK) Mandiri menggunakan pakaian Mandiri pergi ke toilet Mandiri mandi Mandiri dalam berpindah
Kesimpulan : Klien termasuk katagori ( A ) b. BARTHEL Indeks NO
KRITERIA
Hasil
KETERANGAN
1
Makan
2
Mandiri
2
Mandi
1
Mandiri
3
Perawatan diri
1
Mandiri dalam perawatan muka,rambut,gigi dan bercukur
4
Berpakaian
2
Mandiri
5
Mengontrol BAK
2
Teratur
6
Mengontrol BAB
2
Teratur
7
Penggunaan Toilet
1
Mandiri
8
Transfer
3
Mandiri
9
Mobilitas
3
Mandiri
10
Naik Turun Tangga
2
Mandiri
20
Mandiri
Total
Keterangan : -
20 : mandiri
-
12-19 : ketergantungan ringan
-
11-9 : ketergantungan sedang
-
5-8 : ketergantungan berat
-
0-4: ketergantungan Total
4. Pengkajian Status Mental Gerontik Pengkajian status mental gerontik Ny. K, yaitu sebagai berikut : a. Short Partable Mental Status Quisioner (SPMSQ) BENAR SALAH NO
PERTANYAAN
√
1
Tanggal berapa hari ini ?
2
Hari apa sekarang ?
3
Apa nama tempat ini ?
4
Di mana alamat anda ?
5
Berapa umur anda ?
6
Kapan anda lahir ? ( minnimal tahun lahir )
7
Siapa presiden / kepala panti / lurah / kuwu sekarang ?
8
Siapa presiden / kepala panti /lurah / kuwu sebelumnya ?
9
Sebutkan nama ibu anda ?
10
Kurangi 3 dari 20 terus menerus secara menurun
= 10
=0
Kesimpulan
Fungsi intelektual utuh
Keterangan : Salah 0-3 Fungsi Intelektual Utuh Salah 4-5 Kerusakan intelektual ringan
Salah 6-8 Kerusakan intelektual sedang Salah 9-10 Kerusakan intelektual berat
b. MMSE ( Mini Mental Status Exam) NO
1
ASPEK
NILAI
NILAI
KOGNITIF
MAK
PASIE
S
N
5
5
Orientasi
KRITERIA
Menyebutkan dengan benar : Tahun √ Musim (kemarau) √ Tanggal √ Hari √ Bulan √
Orientasi
5
5
Di mana sekarang kita berada ? Negara Indonesia √ Propinsi Jawa Tengah √ Kab. Sukaaja √ Kec. Sokasokaan √ Desa sukabohong √
NO
2
ASPEK
NILAI
NILAI
KOGNITIF
MAK
PASIE
S
N
3
3
Registrasi
KRITERIA
Sebutkan nama 3 obyek (oleh pemeriksa) mengatakan
1
detik
untuk
masing-masing
obyek. Kemudian tanyakan pada
pasien ketiga obyek tadi. ( Untuk disebutkan ) Obyek (Gelas) √ Obyek (jam) √ Obyek (pulpen √)
3
Perhatian
5
5
Minta pasien untuk memulai dari
dan
angka 100 kemudian dikurangi 7
Kalkulasi
sampai 5 kali / tingkat. 93 √ 86 √ 79 √ 72 √ 65 √
4
Mengingat
3
3
Minta pasien untuk mengulangi ketiga obyek pada no. 2 ( registrasi ) tadi. Bila benar 1 point untuk masing-masing obyek.
5
Bahasa
9
2
Tunjukkan pada pasien suatu benda dan tanyakan namanya pada pasien. Gelas √ Lemari √
1
Minta pasien untuk mengulang kata-kata berikut “tak ada jika, dan, atau, tetapi”. Bila benar nilai 1 point. Pernyataan benar 2 buah : tak
ada , tetapi. √
3
Minta pasien untuk mengikuti perintah berikut yang terdiri dari 3 langkah : “Ambil kertas di tangan anda, lipat dua dan taruh di lantai”. Ambil kertas di tangan anda Lipat dua Taruh di lantai
Perintahkan pada pasien untuk hal 1
berikut ( bila aktivitas sesuai perintah nilai 1 point ) “Tutup mata anda “
Perintahkan pada pasien
untuk
menulis satu kalimat dan menyalin gambar. Tulis satu kalimat
2 TOTAL NILAI
30
Menyalin gambar
Aspek kognitif dari fungsi mental baik
Keterangan :
>23
: Aspek kognitif dari fungsi mental baik
18-22
: Kerusakan aspek fungsi mental ringan
<17
: Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
5. PEMERIKSAAN FISIK a.
Umum KU
: Pasien tampak lemah, gelisah, tegang, dan bengkak di Tiroid
Kesadaran
: Compos metis.
GCS
: E4-V5-M6
BB
: 53 kg
TB
: 160 cm
TD
: 130/90 mmhg.
N
: 95 x/mnt
RR
: 20 x/mnt
S
: 37o C
b. Kepala Inspeksi
: pertumbuhan rambut merata namun rontok, rambut tipis, bentuk
kepala simetris, rambut tidak beruban, kulit kepala kotor. Palpasi
: tidak ada nyeri tekan pada daerah kepala.
c. Mata Inspeksi
: kedua mata tampak simetris, mata sedikit terlihat menonjol ke
depan,konjungtiva merah muda, anemis(-), pupil dapat merangsang cahaya, sklera putih jernih, kulit di sekitar mata kehitaman, Palpasi
: tidak ada nyeri tekan pada daerah mata, bulu mata bersih dan tidak
mudah rontok. d. Hidung Inspeksi
: kebersihan (+), tidak ada selaput lendir, tampak simetris, mukosa
hidung kemerahan, tidak ada tanda peradangan Palpasi
: tidak ada nyeri tekan.
e. Telinga Inspeksi
: tidak terdapat serumen, kedua telinga tampak simetris.
Palpasi
: tidak ada nyeri tekan.
f. Mulut Inspeksi
: Mukosa bibir kering, lidah tidak kotor, ada gigi yang berlubang, tidak
ada pembesaran tonsil. g. Leher Inspeksi
: ada pembesaran kelenjar Tiroid dengan diameter sekitar 15 cm,
tampakk bengkak Palpasi
: ada nyeri tekan
h. Thorax Paru – Paru Inspeksi
: bentuk dada simetris, terdapat penariakan interkosta saat inspirasi,
jumlah 20x/m Palpasi
: saat vocal fremitus teraba sama pada semua lapang paru,
Perkusi
: terdapat suara sonor
Auskultasi : tidak ada suara tambahan atau atau vesikuler Inspeksi : teraba pulsas(denyutan) pada daerah iktus cordis pada ICS 4 dan 5. Palpasi
: terasa getaran apke jantung dengan menggunakan 4 telapak jari.
Perkusi
: batas jantung : kanan ICS II LS (dextra), jantung kiri atas intra
klavikula sternum II LS (sinistra), jantung kanan bawah ICS IV (sinistra), jantung kiri bawah ICS V midklavikula sinistra. Auskultasi
: terdengar suara lup dup
i. Abdomen Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada lesi, dinding perut lebih datar. Auskultasi
: terdengar peristaltik usus 15x/menit.
Perkusi
: terdengar suara timpany.
Palpasi
: tidak ada nyeri tekan, turgor baik.
j. Integumen Inspeksi
: kulit tampak kotor, kering, tidak ada lesi, tidak sianosis, ikteres,
kemerahan dan berkeringat Palpasi
: turgor kulit baik, teraba panas.
k. Muskuloskeletal : tidak terdapat fraktur di bagian tubuh manapun 6. Ektremitas inferior
:
Kekuatan otot ka/ki
: 5/5
ROM ka/ki
: penuh
Capillary refile
: < 2 detik
Akral
: hangat
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG a. Pemeriksaan Laboratorium Pada pemeriksaan mikroskopis dahak ditemukan BTA +. Pada pemeriksaan darah lengkap Hasil
Nilai Normal
Glukosa
150 mg/dl
70-180 mg/dl
Ureum
30 mg/dl
15-40 mg/dl
Serum T3
200mg/dl
70 – 250 ng/dl
Serum T4,
11 mcg/dl
4 – 12 mcg/dl
U/L
< 45 U/L
SGOT/AST
b. Pemeriksaan USG Tidak ditemukan adanya nodul dan tidak bersifat kelainan solid
Terapi Medis CairanIV
:NACL 500 cc / 20 tpm
Obatperoral : 1.karbimatop 30-60 mg/hari 2.metimazol 30-60 mg/hari 3.propiltiourasil 300-600 mg/hari
ANALISA DATA No 1
Data
hipermetabolik
Ds : -
Etiologi
Pasien mengatakan lemas
Masalah dengan
Kelelahan
peningkatan kebutuhan energi.
dan gemeteran -
Pasien mengatakan lehernya membengkak dan kadang terasa panas
-
Pasien mengatakan tidak tahan panas
-
Pasien mengatakan berkeringat
Do : - Pasien terlihat lemas - Kelenjar tiroid pasien terlihat membengkak dengan diameter kurang lebih 15cm dan teraba bhangat saat di palpasi terasa sakit - Pasien tampak berkeringat - Pasien tampak sesekali geelisah dan gemetar dan terlihat seperti kepanasan - TTV: TD : 130/90 mmHg RR : 20x/menit N : 90x/menit 2
Ds :
peningkatan metabolisme
Risiko tinggi terhadap
- Pasien mengatakan nafsu
(peningkatan nafsu
perubahan nutrisi kurang
makan biasa saja namun
makan/pemasukan dengan
dari kebutuhan
berat badan berkurang dengan cepat
penurunan berat badan).
- Pasien mengatakan berat badan berkurang 3 kg yang sebelumnya berat badannya 56 kg - Paien mengatakan makanan RS habis setengah porsi dan makannya 3 kali sehari
Do : - Pasien tampak lemah dan lemas - Kelenjar tiroid pasien terlihat membengkak dengan diameter kurang lebih 15cm dan teraba bhangat saat di palpasi terasa sakit - Pasien tampak berkeringat - Pasien tampak sesekali geelisah dan gemetar dan terlihat seperti kepanasan - Berat badan pasien saat in 53 kg - Pasien tampak menghabiskan ½ porsi makanannya - Pasien terlihat - TTV: TD : 130/90 mmHg RR : 20x/menit N : 90x/menit 3
Ds : - Pasien mengatakan tidak tau akan penyakitnya dan cara pengobatannya
tidak mengenal sumber
Kurang pengetahuan
informasi.
mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
- Pasien mengatakan jika penyakit sudah parah baru dibawa ke Puskesmas Do : -
Pasien terlihat bingung saat ditanyai mengenai penyakitnya dan cara pengobatannya
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN a. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan energi. b. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan berat badan). c. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
C. RENCANA KEPERAWATAN
No Dx 1
Kelelahan
Tujuan berhubungan
Energy Management Setelah dilakukan asuhan keperawatan
dengan
hipermetabolik
dengan
peningkatan
selama 2x24, diharapkan keletihan dapat teratasi dengan kriteria hasil :
kebutuhan energi.
Intervensi
Memverbalisasikan peningkatan energi dan merasa lebih baik
Menjelaskan penggunaan energi untuk mengatasi kelelahan
1) Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas 2) Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan 3) Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan 4) Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat 5) Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
-
6) Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas 7) Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
Risiko 2
tinggi
terhadap Setelah diberikan tindakan keperawatan Nutrition Management
perubahan nutrisi kurang
diharapkan
kebutuhan nutrisi adekuat,
dengan kriteria hasil: dari berhubungan
kebutuhan
-
dengan
Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
Menunjukkan berat badan meningkat
kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
nilai
Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
laboratoriurn normal dan bebas tanda
Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin
mencapai
peningkatan metabolisme
tujuan
dengan
malnutrisi. (peningkatan
nafsu
makan/pemasukan dengan
-
Mampu nutrisi
mengidentifikasi
C kebutuhan
Berikan substansi gula
Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
penurunan berat badan).
Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas normal
Monitor adanya penurunan berat badan
Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan
Monitor lingkungan selama makan
Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
Monitor mual dan muntah
Monitor pertumbuhan dan perkembangan
Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva Monitor kalori dan intake nuntrisi
3
Kurang
pengetahuan
mengenai
kondisi,
Setelah dilakukan tindakan keperawatan Teaching : disease Process selama
1x24
jam
diharapkan
jurang
pengetahuan dapat diatasi, dengan kriteria prognosis dan kebutuhan pengobatan dengan
hasil :
berhubungan
tidak
mengenal
sumber informasi.
Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan
Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik
Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya
Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat Hindari harapan yang kosong Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat
Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan
Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat
Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat
D. TINDAKAN KEPERAWATAN
No
Hari/tanggal
1
Rabu 28-04-2010
Jam
Implementasi
08.00 1.
Mengobservasi fungsi pernafasan pasien
Pasien kooperatif
2.
Mengatur posisi pasien dengan semi fowler
Pasien kooperatif
3.
Mengkaji suara nafas
4.
Memberikan hasil kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat :
-
Bronkodilator
-
Antitusif
-
kortikosteroid
5.
2
Kamis 29-04-2010
Respon pasien
08.00 1.
Menciptakan lingkungan aman dan nyaman
Mengobservasi TTV
2.
Menganjurkan pasien banyak minum air putih
3.
Mengurangi aktivitas fisik
4.
Mengkompres dingin pada lipatan paha dan ketiak
5.
Memberikan hasil kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antipiretik
Pasien kooperatif Pasien mengerti jenis dan dosis obat
Pasien menerima dengan baik
Pasien kooperatif Pasien menerima dengan baik
Pasien menerima dengan baik Pasien kooperatif
Pasien mengerti jenis dan dosis obat
3
Jumat
08.00 1.
30-04-2010
Menjelaskan pada pasien tentang kebutuhan nutrisi bagi tubuh
Pasien mengerti penjelasan perawat Pasien menerima dengan baik
2.
Menghidangkan makanan selagi hangat
Pasien menerima dengan baik
3.
Mendorong makan sedikit tapi sering
4.
Menyelidiki anoreksia atau mual-muntah
Pasien kooperatif
E. EVALUASI
NO. Dx
Hari/Tanggal/Jam
Implementasi
1.
Rabu
1. Mengobservasi fungsi pernafasan pasien
28-04-2010
2. Mengatur posisi pasien dengan semi fowler
08.00
3. Mengkaji suara nafas
Evaluasi S: -
Pasien mengatakan sudah lebih baik Pasien mengatakan dapat menapas dengan lega
4. Memberikan hasil kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat : -
Bronkodilator
-
Antitusif
-
kortikosteroid
O: -
5. Menciptakan lingkungan aman dan nyaman 2.
Kamis 29-04-2010 08.00
1. Mengobservasi TTV
A: Masalah Telah Teratasi
3.
P: Hentikan Intervensi
Mengurangi aktivitas fisik
5. Memberikan hasil kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antipiretik Jumat
1.
Menjelaskan pada pasien tentang kebutuhan nutrisi bagi tubuh
30-04-2010 08.00
-
Keadaan umum pasien baik Napsu makan meningkat dengan BB mulai bertambah Pasien tampak nyaman Kelenjar tiroid mengecil
2. Menganjurkan pasien banyak minum air putih
4. Mengkompres dingin pada lipatan paha dan ketiak
3.
Keluarga pasien mengatakan napsu makan pasien lebih baik dari sebelumnya Pasien mengatakan dapat beraktivitas secara normal
2.
Menghidangkan makanan selagi hangat
3.
Mendorong makan sedikit tapi sering
4.
Menyelidiki anoreksia atau mual-muntah
tetapi tetap anjurkan pasien untuk istirahat terlebih dahulu
DAFTAR PUSTAKA
Bare & Suzanne, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Volume 2, (Edisi 8), Jakarta: EGC. Carpenito, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, (Edisi 2), Jakarta: EGC. Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis. Corwin,. J. Elizabeth, 2001, Patofisiologi, Jakarta: EGC. Doenges, E. Marilynn dan MF. Moorhouse, 2001, Rencana Asuhan Keperawatan.(Edisi III), Jakarta: EGC.