Alat Pendeteksi Kebakaran.docx

  • Uploaded by: Anisa Nur Setyastuti
  • 0
  • 0
  • August 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Alat Pendeteksi Kebakaran.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,484
  • Pages: 6
A. Alat Pendeteksi Kebakaran 1. Heat Detector Heat detector berfungsi sebagai alat pendeteksi kenaikan suhu panas, jenis ROR ( Rate of Rise ) merupakan jenis detektor yang paling banyak digunakan pada saat ini, kenapa ? karena selain pertimbangan harganya yang paling ekonomis ROR memiliki kemampuan aplikasi yang lebih luas. Area deteksi sensor detektor ini mampu mencapai 50 m2 pada ketinggian plafon 4 meter, sedangkan untuk penempatan yang lebih tinggi area deteksinya berkurang menjadi hanya berkisar 30 m2, disaran pemasangan ROR tidak melebihi ketinggian 8m. Heat Detector banyak digunakan karena detektor ini bekerja berdasarkan kenaikan temperatur secara lebih cepat dalam suatu ruangan biarpun masih berupa hembusan panas. Umumnya pada suhu 550C hingga 63oC sensor deteksi panas sudah dapat bekerja dan mengaktifkan alarm bel, sehingga diharapkan bahaya kebakaran tidak sampai meluas ke tempat yang lain. Heat Detector sangat cocok digunakan pada ruang kantor, perhotelan, rumah sakit, ruang server, ruang arsip, gudang, ataupun kegiatan industri lainya. Prinsip kerja Heat Detector sebenarnya hanya saklar bi-metal biasa. Saklar akan terhubung saat terdeteksi panas. Karena tidak memerlukan tegangan (supply), maka bisa dipasang langsung pada panel alarm rumah. Dua kabelnya dimasukkan ke terminal Zone-Com pada panel alarm. Jika dipasang pada panel Fire Alarm, maka terminalnya adalah L dan LC. Kedua kabelnya boleh terpasang terbalik, sebab tidak memiliki plus-minus. Sedangkan sifat kontaknya adalah NO (Normally Open). Heat detector berfungsi untuk mendeteksi peningkatan suhu ruangan secara drastis pada suatu ruangan. Cara kerja heat detector ini terhubung dengan fire alarm control panel dan pada saat terjadi peningkatan suhu ruangan, alarm bell dan indicator lamp akan menyala seiring dengan suara indikator fire pada panel. Jenis heat detector dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu ROR heat detector dan fixed heat detector. Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda dan cara kerja yang berbeda pula.

Cara kerja heat detector pada jenis ROR adalah dengan mendeteksi perubahan suhu ruangan sebesar 12-15 derajat celsius per menitnya. Sistem pada ROR heat detector dapat bekerja dibawah suhu api pada umumnya. ROR heat detector memanfaatkan teknologi thermacouple dan thermistor yang responsif dengan panas. Fungsi dari thermistor ini sendiri adalah medeteksi arus konveksi dan radiasi sedangkan thermocouple lainnya mendeteksi respon dari suhu lingkungan sekitarnya. Fixed heat detector adalah pendeteksi panas yang digunakan pada ruangan-ruangan dengan memiliki suhu relatif tinggi. Cara kerja heat detector pada jenis ini dapat bereaksi terhadap panas yang lebih dari 68 derajat celcius. Heat detector ini sangat cocok digunakan pada ruangan seperti ruang mesin, basement, dan lainnya. Tidak seperti smoke detector yang tidak dapat digunakan pada ruangan yang menjadi sumber asap, heat detector ini dapat digunakan pada seluruh ruangan tanpa terkecuali. Hanya saja lokasi penempatannya harus disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya saja, ROR heat detector apabila ditempatkan di ruangan dengan panas yang tinggi tentu akan mengirimkan false alarm. Sama seperti penempatan ROR alarm diatas oven. Karena apabila oven dibuka, secara otomatis ROR heat alarm akan berbunyi. Maka dari itu, meskipun dapat digunakan dimana saja, penempatan heat alarm harus diperhatikan agar tidak mengirimkan alarm palsu.

2. Flame Detector

Image: tradeindia.com merupakan salah satu alat instrument berupa sensor yang dapat mendeteksi nilai instensitas dan frekuensi api dalam suatu proses pembakaran, dalam hal ini pembakaran dalam boiler pada pembangkit listrik tenaga uap. Flame detector dapat

mendeteksi kedua hal tersebut dikarenakan oleh komponen-komponen pendukung dari flame detector tersebut. Cara kerja flame detector mampu bekerja dengan baik untuk menangkap nyala api untuk mencegah kebakaran. Alat ini mendeteksi api melalui metode optik yaitu UV (ultra violet), IR (infra red), pencitraan visual api, dan spektroskopi yang mana dari metode optik tersebut adanya nyala api dapat dideteksi. Api kebakaran akan dapat terdeteksi dari ultra violet yang dihasilkan oleh api, sehingga alarm kebakaran dapat menyala. Jenis-jenis alat deteksi api adalah sebagai berikut: 

UV Flame Detector, dimana teknologi ini dapat mendeteksi kebakaran dengan sensor sinar UV, dimana detektor ini akan menangkap sinyal adanya kebakaran jika terdapat radiasi dengan spektral mulai dari 180 hingga 260 nanometer.



UV/IR Flame Detector, dimana teknologi ini merupakan penyempurnaan dari UV Flame Detector. Detektor ini mendeteksi adanya kebakaran dengan sensor integrasi antara UV dan infra red.



Muti-Spectrum IR Flame Detector (MSIR), dimana detektor ini bekerja mendeteksi adanya kebakaran dengan cara mamnfaatkan secara multipel daerah spektral IR. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan perbedaan radiasi dari sumber kebakaran dan bukan sumber kebakaran.



Visual Flame Imaging Detector, dimana detektor ini mampu mendeteksi kebakaran secara visual sehingga dinilai lebih nyata dalam mendeteksi kebakaran.

Detektor

ini

memanfaatkan

perangkat CCD

image

sensors untuk memvisualisasikan adanya sumber kobaran api. Kebanyakan cara kerja flame detector untuk mengidentifikasi / mendeteksi api dengan menggunakan metode optik seperti ultraviolet (UV), infrared (IR) spectroscopy dan pencitraan visual flame. Cara kerja flame detector dirancang untuk mendeteksi

penyerapan

cahaya

pada

panjang

gelombang

tertentu,

yang

memungkinkan alat ini untuk membedakan antara spectrum cahaya pada api dan sumber alarm palsu.

Alarm palsu yang dimaksud yang disebabkan oleh adanya petir, radiasi dan panas matahari yang memungkinakan mengaktifkan flame detector. Namun dengan berkembangnya teknologi cara kerja flame detector lebih pandai dalam menangkap percikan api yang dapat menyebabkan kebakaran. Cara kerja Flame detector abad ini dirancang dengan sistem delay selama 2-3 detik pada detektor ini sehingga mampu mendeteksi sumber kebakaran lebih dini dan memungkinkan tidak terjadi sumber alarm palsu. Cara Kerja Flame Detector harus diketahui oleh operator atau pengguna yang akan menggunakan flame detector. Dalam rangka untuk memilih peralatan deteksi tersebut, pengguna harus memahami prinsip-prinsip deteksi api dan meninjau jenis detector yang tersedia abad ini. Berbekal pengetahuan ini diharapkan pengguna lebih optimal dalam memilih flame detectoryang sesuai untuk mencegah bahaya kebakaran. Hal ini jadi catatan penting untuk engineer yang akan merencanakan pemasangan flame detector di industri minyak, gas dan industri manufaktur lainnya yang memerlukan peralatan yang mampu melakukan pemantauan api terus menerus supaya mencegah bencana kebakaran. Oleh karena itu untuk membeli flame detector agar terjadi kebakaran yang merugikan perusahaan.

3. Smoke Detector

Seperti namanya, cara kerja dari alat detektor kebakaran jenis ini adalah untuk mendeteksi kebakaran dari adanya asap. Asap yang muncul diasumsikan sebagai akibat dari api yang menyala di dalam ruangan. Jika dalam suatu ruangan terdapat sekumpulan asap, maka alat deteksi asap langsung menangkap sinyal ini sehingga alarm tanda bahaya akan berfungsi. Alat deteksi asap sendiri terbagi menjadi empat jenis, yaitu:



Smoke Detector 2 Wire, yang merupakan alat deteksi asap dengan sistem kerja dua

kabel. 

Smoke Detector 4 Wire, yang merupakan alat deteksi asap dengan sistem kerja empat

kabel.  empat

Smoke Detector Multi, yang merupakan alat deteksi asap dengan sistem kerja dua tau kabel

sehingga

memungkinkan

untuk

diintegrasikan

dengan Security

Alarm dan Conventional Fire Alarm. 

Stand Alone Smoke Detector, yang merupakan alat deteksi asap dengan sistem berdiri

sendiri tanpa memerkulan koneksi ke panel controller. Alat ini berdasarkan metode deteksinya juga dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu ionization smoke detector, photoelectric smoke detector, dan air sampling smoke detector. cara kerja smoke detector dipicu oleh asap yang masuk kedalam smoke detector, partikel asap yang memenuhi ruang smoke chamber saat kebakaran terjadi. Saat kepadatan asap ( smoke density ) sudah memenuhi ambang batas ( threshold ), rangkaian elektronik yang terdapat didalam smoke detector akan aktif. Karena berisi rangkaian elektronik smoke detector membutuhkan tegangan. Detektor asap ada dua type yaitu 2 wire dan 4 wire, type 2 wire catu daya listrik di suplai dari master control fire alarm berbarengan dengan sinyal fire alarm sehingga hanya membutuhkan 2 kabel, sedang untuk type 4 wire tegangan di dapatkan dari dua kabel plus minus dari master control fire alarm dan dua kabel sisanya untuk sinyal. Smoke detector memiliki area proteksi 150 m2 untuk ketingian plafon 4m. Pertanyaan yang sering muncul pada area mana penempatan smoke detector dan heat idealnya ditempat. Bila titik penempatan sudah ditentukan secara detail kita tinggal mengikuti penempatan yang sudah ditetapkan tetapi apabila belum ditetapkan, ada beberapa hal yang dapat menjadi acuan. Jika pada sebuah area diperkirakan saat awal terjadi kebakaran akan banyak menghasilkan dibanding kepulan asap, maka penempatan sangat ideal ditempatkan untuk resiko ruang seperti ini. misalnya ruang filli cabinet, gedung spare part yang banyak terdapat bahan yang terbuat dari logam ( dengan catatan ruang tersebut tanpa kardus ), bengkel kerja mekanik dan sejenisnya.

Demikian sebaliknya jika didominsai oleh asap sebaiknya menngunakan smoke detector. misalnya ruang yang beralaskan karpet kecuali kamar hotel ), gudang kertas, gudang kapas, gudang tempat penyimpanan barang yang terbuat dari karet. a. Smoke

Detector

terdiri

dari

2

jenis

:

Ionisation Smoke Detector yang bekerjanya berdasarkan tumbukan partikel asap dengan unsur radioaktif di dalam ruang detector (smoke chamber) b. Photoelectric Type Smoke Detector (Optical) yang bekerjanya berdasarkan pembiasan cahaya lampu LED di dalam ruang detector karena adanya asap yang masuk

dengan

kepadatan

tertentu.

Smoke Ionisasi cocok untuk mendeteksi asap dari kobaran api yang cepat (fast flaming fires), tetapi jenis ini lebih mudah terkena false alarm, karena sensitivitasnya yang tinggi. Oleh karena itu perangkat ini lebih cocok untuk ruang

keluarga

dan

ruangan

tidur.

Smoke Optical (Photoelectric) lebih baik untuk mendeteksi asap dari kobaran api kecil, sehingga cocok untuk hallway (lorong) dan tempat-tempat yang rata. Jenis ini lebih tahan terhadap false alarm sehingga dapat diletakkan di dekat dapur.

4. Gas Detector

Related Documents

Pendeteksi Gempa
April 2020 29
Alat
May 2020 48
Alat-alat Artikulasi
May 2020 37
Alat- Alat Cort Iv.docx
December 2019 43

More Documents from "Hus Husaini"