PERAN FORENSIC ACCOUNTING DALAM MENGUNGKAP KASUS TINDAK PIDANA KORUPSI
oleh: Prof. Dr. Eddy Mulyadi Soepardi, CFrA. CA Anggota VII BPK-RI
Definisi Auditing Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person.
Arens, et al. (2009)
Terjemahannya: Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dengan kriteria yang ditetapkan. Audit harus dilaksanakan oleh orang independen yang kompeten.
JENIS AUDIT KRITERIA
TUJUAN
KEWAJARAN PERTANGGUNGJAWABAN
KETAATAN/KEU
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
OPERASIONAL
KRITERIA TIDAK HANYA PERATURAN PER UU AN
EKONOMIS, EFISIEN, EFEKTIF
INVESTIGASI
PERATURAN PER UU AN TERMASUK HUKUM
PENGUNGKAPAN KEBENARAN ATAS KASUS
INFORMASI AWAL
Agency Problem • Eisenhardt (1989) menyatakan bahwa teori keagenan berkaitan dengan pemecahan dua masalah dalam hubungan antara prinsipal dan agen atau yang dikenal dengan agency problems, terdiri dari konflik kepentingan antara prinsipal dan agen, serta kegagalan prinsipal untuk memantau perilaku agen; • Agency Problem juga relevan dalam konteks negara, karena dalam negara juga ada agen (pemerintah) dan prinsipal (Rakyat). Dapat diterapkan di tingkat yang lebih rendah, prinsipal (presiden) dan agen (para menteri), dst.
Dampak Agency Problem • Eisenhardt (1989) menyatakan bahwa permasalahan keagenan yang timbul adalah terjadinya moral hazard (contoh: fraud) dan adverse selection (contoh: pengadaan barang/jasa tidak sesuai kebutuhan, atau dengan harga yang tidak ekonomis)oleh agen; • Dalam perspektif Undang-undang 31 Tahun 1999 Jo. UU 20 Tahun 2001, kerugian keuangan negara adalah kerugian yang disebabkan perbuatan melawan hukum atau tindakan menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada pada seseorang karena jabatan atau kedudukannya dan hal tersebut dilakukan dalam hubungannya dengan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi.
SIKLUS KEUANGAN NEGARA
PENYUSUNAN APBN/RAPBD/RKAP PERTANGGUNG JAWABAN
PEMBAHASAN
PELAKSANAAN
RAPBN/RAPBD/RKAP DGN
APBN/APBD/RKAP
DPR/DPRD/RUPS
RISIKO PENYIMPANGAN
UU 15/2004 Psl 20, 23, 26
PENETAPAN UU
PENGAWASAN DAN
APBN/PERDA
PEMERIKSAAN
APBD/RKAP
Temuan Audit - Administrasi - Pidana
PENCATATAN DAN
PELAKSANAAN
PELAPORAN
APBN/APBD/RKAP
Sesuai dengan: -UU Paket Keuangan Negara - Peraturan Menteri Keu/Menteri Teknis -Peraturan Kepala Daerah
PERBUATAN DAN PERISTIWA
KERUGIAN KEUANGAN NEGARA
PRO JUSTISIA
sebesar mark-up harga HPS/Kontrak
PERBUATAN “ Unsur Melawan Hukum “ Contoh: Adanya persekongkolan dalam proses lelang
PERISTIWA “ Fakta dan Proses Kejadian “ Contoh: Adanya selisih antara harga HPS/ kontrak dan harga pasar
Pengertian Forensic Accounting Didefinisikan menurut G. Jack Bologna dan Robert J. Lindquist (1995) dalam bukunya “Fraud Auditing and Forensic Accounting, New Tools and Techniques”, yaitu :
“Audit yang mencakup reviu dokumentasi keuangan untuk tujuan tertentu, yang dapat dikaitkan dengan dukungan litigasi, klaim asuransi dan tindak pidana kejahatan”. Menurut ACFE (ACFE Manual, 2007) : Unsur Utama dari forensic accounting adalah upaya untuk merekonstruksi kejadian masa lalu berdasarkan informasi keuangan yang ada dalam rangka proses hukum baik pidana, perdata, maupun mediasi.
Financial Audit vs Fraud Audit Perihal
Financial Audit
Fraud Audit
Waktu
Berulang. di laksanakan secara reguler.
Tidak berulang. Dilaksanakan jika terdapat bukti yang cukup.
Ruang Lingkup
Umum, pada data keuangan.
Spesifik, sesuai dugaan.
Tujuan
Pendapat terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan.
Apakah kecurangan telah terjadi dan siapa yang bertanggungjawab
Hubungan dengan hukum
Tidak ada
Ada
Metodologi
Teknik Audit, pengujian data keuangan.
Teknik fraud examination, meliputi pengujian dokumen, reviu data eksternal, wawancara.
Anggapan
Skeptisme professional
Pembuktian
10
MASALAH BUKTI AUDIT DAN ALAT BUKTI
Penangan Kasus Korupsi oleh BPK Nilai Indikasi Kerugian/Kerugian (Juta Rupiah)
S.d. 31 Des 2017
Tahun 2018 s.d. Juni
Total Selesai
1. Pemeriksaan Investigatif (PI)
16
8
24
8.223.087,74
2. Penghitungan Kerugian Negara (PKN)
175
31
206
57.914.977,50
3. Pemberian Keterangan Ahli (PKA)
310
80
390
PI/PKN/PKA
BPK menangani kasus-kasus berindikasi korupsi melalui Pemeriksaan Investigatif sebanyak 24 kasus dengan nilai kerugian Rp 8,2 Triliun, Penghitungan Kerugian Negara sebanyak 206 kasus 12 dengan nilai kerugian Rp 57,9 Triliun.
Contoh Hasil Audit Investigasi BPK
No
Judul LHP
Permintaan APH
Nilai Kerugian
1.
Pembangunan PLTU di Bau - Bau Sulawesi Tenggara dan Bareskrim di Maluku pada tahun 2010 s.d. 2014
Rp36 milyar
2.
Pengadaan Jasa MPPT Bblok Alas Dara Kemuning PT Bareskrim Pertamina EP Cepu ADK Tahun 2014.
Rp178 milyar
13
Contoh Hasil Penghitungan Kerugian Keuangan Negara
No
Judul LHP
Permintaan APH
Nilai Kerugian
1.
Pengadaan BBM jenis HSD pada PT PLN Tahun 2010 2012
Bareskrim Polri
Rp188 milyar
2.
Pengadaan 10 unit Mobile Crane pada PT Pelindo II TA 2012
Bareskrim Polri
Rp37,9 milyar
3.
Pengelolaan Dana Pensiun Pertamina Tahun 2013 s.d. Kejagung 2015
4.
Pengadaan Pupuk Urea Tablet di Perhutani
5.
Pengadaan 2 unit kapal AHTS di PT Pertamina Trans Kejagung Kontinental Tahun 2012.
Rp35 milyar
6.
Pemberian Fasilitas Kredit CBC Mandiri Cabang Bandung Kejagung kepada PT Tirta Amarta Bottling
Rp1,8 triliun
7.
Pengelolaan Dana Pensiun Pertamina Tahun 2013 sampai Kejagung dengan Tahun 2015 Khususnya pada Penempatan Investasi Saham SUGI
Rp599 milyar
KPK
Rp599 milyar Rp27 milyar