Akreditasi Rumah Sakit.docx

  • Uploaded by: Anonymous lKpdGFQ
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Akreditasi Rumah Sakit.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,060
  • Pages: 5
Akreditasi Rumah Sakit Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 012 Tahun 2012 tentang Akreditasi Rumah Sakit, akreditasi adalah pengakuan terhadap rumah sakit yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh menteri, setelah dinilai bahwa rumah sakit itu memenuhi Standar Pelayanan Rumah Sakit yang berlaku untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara berkesinambungan. Standar Pelayanan Rumah Sakit adalah semua standar pelayanan yang berlaku di rumah sakit antara lain standar prosedur operasional, standar pelayanan medis, dan standar asuhan keperawatan. Instrumen akreditasi selanjutnya disebut instrumen adalah alat ukur yang dipakai oleh

lembaga independen penyelenggara akreditasi untuk menilai rumah sakit dalam

memenuhi standar pelayanan rumah sakit. Akreditasi bertujuan untuk: a. meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit; b. meningkatkan keselamatan pasien rumah sakit; c. c. meningkatkan perlindungan bagi pasien, masyarakat, sumber daya manusia rumah sakitdan rumah sakit sebagai institusi; dan d. d.mendukung program pemerintah di bidang kesehatan. 2.3.5. Penyelenggaraan Akreditasi Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit, dilakukan Akreditasi yang terdiri

dari

akreditasi

nasional

dan

akreditasi

internasional. Rumah sakit wajib

mengikuti akreditasi nasional. Dalam upaya meningkatkan daya

saing, rumah sakit

dapat mengikuti akreditasi internasional sesuai kemampuan. Rumah sakit yang akan mengikuti akreditasi internasional harus sudah mendapatkan status akreditasi nasional. Bagi rumah sakit yang telah mendapatkan internasional,

harus

status

akreditasi

nasional

maupun

sudah mendapatkan status akreditasi yang baru sebelum masa

berlaku status akreditasi sebelumnya berakhir. Setiap rumah sakit baru yang telah

memeroleh

izin operasional dan beroperasi sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun wajib

mengajukan permohonan akreditasi.

Pengertian Keselamatan Pasien Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada 5 (lima) isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu : keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green

productivity)

yang

berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan “bisnis” rumah sakit yang terkait kelangsungan hidup rumah sakit. Namun harus diakui kegiatan institusi rumah sakit dapat berjalan apabila ada pasien. Karena itu keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra perumahsakitan (Depkes RI, 2008). Pengertian lain menurut Hughes (2008) dalam

Sutanto

(2014), menyatakan

bahwa

keselamatan pasien merupakan pencegahan cedera terhadap pasien. Pencegahan cedera didefinisikan sebagai bebas dari bahaya yang terjadi dengan tidak sengaja atau dapat dicegah sebagai hasil perawatan medis. Sedangkan praktek keselamatan pasien diartikan sebagai menurunkan risiko kejadian yang tidak diinginkan yang berhubungan dengan paparan terhadap lingkup diagnosis atau kondisi perawatan medis. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit/ KKP-RS (2008) mendefinisikan bahwa keselamatan (safety) adalah bebas dari bahaya atau risiko (hazard). Keselamatan pasien (patient safety) adalah pasien bebas dari harm/ cedera yang tidak seharusnya terjadi atau

bebas

dari harm yang

potensial

akan

terjadi (penyakit, cedera fisik/ sosial/

psikologis, cacat, kematian dan lain-lain), terkait dengan pelayanan kesehatan.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1691/ Menkes/ Per/ VIII/ 2011, keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.Insiden keselamatan pasien yang selanjutnya disebut

insiden

adalah

setiap kejadian

yang

tidak disengaja

dan

kondisi

yang

mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera yang dapat dicegah pada pasien, terdiri dari Kejadian Tidak Diharapkan,

Kejadian

Nyaris

Cedera,

Kejadian

Tidak

Diharapkan, selanjutnya disingkat KTD adalah insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien. Kejadian Nyaris Cedera, selanjutnya disingkat disingkat KNC adalah terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien. Kejadian Tidak Cedera, selanjutnya disingkat KTC adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien, tetapi tidak timbul cedera. Kondisi Potensial Cedera, selanjutnya disingkat KPC adalah kondisi yang sangat berpotensi

untuk

menimbulkan

cedera,

tetapi

belum

terjadi

insiden. Kejadian

sentinel adalah suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius (Permenkes Nomor 1691/ Menkes/ Per/ VIII/ 2011). Pelaksanaan Keselamatan Pasien Rumah Sakit 2.2.1. Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit Menurut Permenkes Nomor 1691/ Menkes/ Per/ VIII/ 2011 bahwa rumah sakit dan tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit wajib melaksanakan program dengan mengacu pada kebijakan nasional Komite Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Setiap rumah sakit wajib membentuk Tim Keselamatan

Pasien Rumah Sakit (TKPRS) yang ditetapkan oleh kepala rumah sakit sebagai pelaksana kegiatan keselamatan pasien. TKPRS melaksanakan tugas: 1.Mengembangkan

program

keselamatan

pasien

di

rumah sakit

sesuai dengan

kekhususan rumah sakit tersebut; 2.Menyusun kebijakan dan prosedur terkait dengan program keselamatan pasien rumah sakit; 3.Menjalankan (monitoring)

peran untuk melakukan dan

penilaian

motivasi,

(evaluasi)

edukasi,

tentang

konsultasi, pemantauan

terapan (implementasi) program

keselamatan pasien rumah sakit; 4.Bekerja sama dengan bagian pendidikan dan pelatihan rumah sakit untuk melakukan pelatihan internal keselamatan pasien rumah sakit; 5.Melakukan

pencatatan,

pelaporan insiden,

analisa

insiden

serta mengembangkan

solusi untuk pembelajaran; 6.Memberikan masukan dan pertimbangan kepada kepala rumah sakit dalam rangka pengambilan kebijakan keselamatan pasien rumah sakit; dan 7.Membuat laporan kegiatan kepada kepala rumah sakit . Standar Keselamatan Pasien Setiap

rumah

sakit

wajib

menerapkan

Standar

Keselamatan Pasien. Standar Keselamatan Pasien meliputi (Permenkes 1691/ Menkes/ Per/ VIII/ 2011): a.hak pasien; b.mendidik pasien dan keluarga; c.keselamatan pasien dalam kesinambungan pelayanan; d.penggunaan metode peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien;

e.peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien; f.mendidik staf tentang keselamatan pasien; dan g.komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien. Sasaran Keselamatan Pasien Dalam Permenkes 1691/ Menkes/ Per/ VIII/ 2011 menyatakan bahwa setiap rumah sakit wajib mengupayakan pemenuhan Sasaran Keselamatan Pasien. Sasaran Keselamatan Pasien meliputi tercapainya hal-hal sebagai berikut : a.Ketepatan identifikasi pasien; b.Peningkatan komunikasi yang efektif; c.Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai; d.Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-pasien operasi; e.Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan; dan f.Pengurangan risiko pasien jatuh. Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) merupakan syarat untuk diterapkan di semua rumah sakit yang diakreditasi oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Penyusunan sasaran ini mengacu

kepada Nine

Life-Saving

Patient

Safety Solutions dari World Health

Organization (WHO) dalam Sutanto (2014) Patient Safety (2007) yang digunakan juga oleh Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit PERSI Commission

(KKP-RS,

PERSI),

dan

dari Joint

International (JCI). Maksud dari Sasaran Keselamatan Pasien adalah

mendorong perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagianbagian yang bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi dari konsensus berbasis bukti dan keahlian atas permasalahan ini. Diakui bahwa desain sistem yang baik secara intrinsik adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu tinggi, sedapat mungkin sasaran secara umum difokuskan pada solusisolusi yang menyeluruh.

Related Documents


More Documents from "Handres Setiawan"