TRANSAKSI PERSEDIAAN ANTAR PERUSAHAAN
MAKALAH Makalah ini disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Mata Kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan Pendidikan Diploma III Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya
Oleh : 1. Nama : Abdul Haris NIM : 061130501100 2. Nama : Christy Widyaningsih NIM : 061130501103 3. Nama : Media Gustiandina Pratiwi NIM : 061130501112 4. Nama : Nur Rahma Octarina NIM : 061130501114 5. Nama : Resi Afrianti NIM : 061130501117
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 2014
BAB 7 TRANSAKSI PERSEDIAAN ANTARPERUSAHAAN
Transaksi persediaan adalah bentuk pertukaran antarperusahaan yang paling sering terjadi. Secara konseptual, eliminasi transper persediaan antar perusahaan berhubungan instimewa tidak berbeda dengan eliminasi jenis transaksi antarperusahaan yang lain. Semua pendapatan dan beban yang dicatat oleh perusahaan-perusahaan yang terlibat harus dieliminasi seluruhnya dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi, serta semua keuntungan serta kerugian yang dicatat atas transper tersebut harus ditangguhkan sampai barang yang ditransfer dijual ke non-afiliasi. Adanya eliminasi memastikan bahwa hanya biaya perolehan historis persediaan dari entitas konsolidasi yang dimasukkan dalam neraca konsolidasi jika persediaan tersebut masih dimiliki dan dibebankan pada harga pkok penjualan diperiode terjualnya perediaan tersebut ke non-afiliasi. Transfer pada Biaya Perolehan Apabila barang persediaan dijual keperusahaan yang memiliki hubungan istimewa sebesar harga perolehan dan tidak menghasilkan keuntungan atau kerugian, maka tidak diperlukan penyesuaian atas jumlah persediaan dalam neraca pada khir periode untuk tujuan konsolidasi karena nilai tercatat persediaan dalam pembukuan afiliasi pembeli sama dengan biaya perolehan afiliasi yang mentransfer dan entitas konsolidasi. Pada saat persediaan dijual ke non afiliasi, jumlah yang diakui sebagai harga pokok penjualan oleh afiliasi yang melakukan penjualan kepihak luar tersebut adalah harga pokok penjualan bagi entitas konsolidasi. Pada saat penjualan persediaan menghasilkan keuntungan atau kerugian diperlukan satu ayat jurnal eliminasi untuk menghilangkan pendapatan dari penjualan antarperusahaan dan harga pokok penjualan yang terkait yang dicatat oleh penjual. Hal ini dilakukan untuk menghindari kedua akun tersebut dicatat lebih tinggi dari jumlah yang seharusnya.
Transfer dengan Keuntungan atau Kerugian Sebagai contoh, suatu perusahaan dapat menaikkan harga persediaan yang ditransfer ke afiliasi sebesar 50% dari biaya perolehan, persediaan dengan biay perolehan sebesar Rp2.000.000 dijual ke afiliasi seharga Rp3.000.000. pada saat penjualan antarperusahaan termasuk keuntungan atau kerugian, eliminasi kertas kerja yang diperlukan untuk konsolidasi pada periode transfer mempunyai dua tujuan, yaitu: 1. Eliminasi pengaruh laporan laba rugi dari penjualan antarperusahaan pada eriode terjadinya penjualan, menghilangkan pendapatn dari penjualan antar perusahaan dan harga pokok penjualan terkait yang dicatat oleh afiliasi yang menstransfer. 2. Eliminasi atas persediaan dalam neraca untuk keuntungan atau kerugian dari penjualan antarperusahaan yang belum direalisasi dengan melakukan penjualan persediaan ke pihak luar. Pengaruh Jenis Sistem Persediaan Sebagian besar perusahaan menggunakan sistem pengendalian persediaan perpetual atau periodik untuk mencatat persediaan dan harga pokok penjualan. Dalam sistem persediaan perpetual, pembelian barang dagang didebit langsung keakun persediaan, penjualan memerlukan debit ke harga pokok penjualan dan kredit kepersediaan sebesar biaya perolehan barang dagangan yang dijual. Jika menggunakan sistem persediaan periodik, maka pembelian persediaan barang dagang didebit kea kun pembelian, bukan ke persediaan, dan tidak ada ayat jurnal yang diperlukan untuk mengakui harga poko penjualan sampai akhir periode akuntansi. Pilihan antara sistem persediaan periode dan perpetual menghasilkan ayat jurnal yang berbeda dalam pembukuan masing-masing perusahaan dan karena itu memerlukan ayat jurnal eliminasi kertas kerja yang sedikit berbeda dalam
penyusunan laporan keuangan konsolidasi. Karena sebagian besar perusahaan menggunakan sistem persediaan perpetual, pembahasan dibab ini berfokus pada prosedur konsolidasi yang digunakan sehubungan dengan sistem persediaan perpetual. A.
PENJUALAN PERSEDIAAN ARUS KE BAWAH Pada saat perusahaan menjual persediaan barang dagangan ke afiliasi, terjadi satu dari tiga situasi berikut. 1). Persediaan tersebut dijual ke non-afiliasi pada periode yang sama, 2). Perediaan tersebut dijual ke nonafiliasi pada periode berikutnya, atau 3). Persediaan tersebut dimiliki selama dua periode atau lebih oleh afiliasi pembeli. Untuk ilustrasi pengaruh penjualan arus ke bawah, asumsikan pada tanggal
1 Maret 20X1, PT Induk membeli persediaan seharga Rp7.000.000 dan menjualnya ke PT Anak seharga Rp10.000.000 pada tanggal 1 April 20X1. PT Induk mencatat ayat jurnal berikut pada pembukuannya. Jurnal pada saat pembelian Tanggal 1Maret 20X1
Keterangan Persediaan Kas
Ref Debit Rp7.000.000
Kredit Rp7.000.000
Jurnal pada saat pejualan persediaan ke PT Anak Tanggal 1April 20X1
Keterangan Kas Penjualan
Ref Debit Rp10.000.000
Kredit Rp10.000.000
Jurnal pada saat harga poko penjualan yang dijual ke PT Anak Tanggal 1April 20X1
Keterangan Harga Pokok Penjualan Kas
Ref Debit Rp7.000.000
Kredit Rp7.000.000
Sedangkan PT Anak mencatat pembelian persediaan dari PT Induk dengan ayat jurnal berikut: Tanggal 1April 20X1
A.1
Keterangan Persediaan Kas
Ref Debit Rp10.000.000
Kredit Rp10.000.000
Penjualan Kembali pada Periode Transfer Antarperusahaan. Untuk mengilustrasikan konsolidasi pada saat persediaan dijual kembali ke non-afiliasi pada periode yang sama, asumsikan pada tanggal 5 November 20X1, PT Anak menjual persediaan yang dibeli dari PT Induk ke PT non-afiliasi seharga Rp5.000.000, maka jurnal yang dicatat oleh PT Anak dengan menjual persediaan ke PT non-afiliasi adalah:
Tanggal 5 Nov 20X1
Keterangan Kas Penjualan
Ref Debit Rp15.000.000
Kredit Rp15.000.000
Jurnal harga pokok persediaan yang dijual ke PT Non-afiliasi Tanggal 5 Nov 20X1
Keterangan Harga Pokok Penjualan Penjualan
Ref Debit Rp10.000.000
Kredit Rp10.000.000
Review atas semua ayat jurnal yang dicatat oleh masing-masing perusahaan mengidikasikan saldo yang tidak tepat akan dilaporkan dalam laporan laba rugi konsolidasi jika pengaruh dari penjualan antarperusahaan tidak dihilangkan. Walaupun angka laba kotor konsolidasi tepat tanpa dilakukan penyesuaian, tetapi total penjualan dan harga pokok penjualan yang diperoleh dari penjumlahan angka dalam pembukuan PT Induk dan PT Anak dinyatakan terlalu tinggi untuk entitas konsolidasi. Harga jual persediaan untuk PT non-afiliasi sebesar Rp15.000.000, dan biaya perolehan awal dari PT Induk seharga Rp7.000.000, bukan Rp25.000.000
dan Rp17.000.000. dalam kertas kerja konsolidasi, jumlah penjualan antarperusahaan harus dieliminasi dari penjualan dan harga pokok penjualan untuk menyatakan secara tepat total konsolidasi. Berikut merupakan
jurnal
untuk
mengeliminasi
penjualan
persediaan
antarperusahaan. Tanggal
Keterangan Penjualan Harga Pokok Penjualan
Ref Debit Rp10.000.000
Kredit Rp10.000.000
A.1.1 Penjualan Kembali pada periode setelah transfer antarperusahaan Asumsikan bahwa PT Induk membeli persediaan pada tahun 20X1 seharga Rp7.000.000 dan menjual persediaan tersebut kepada PT Anak selama tahun berjalan seharga Rp10.000.000. PT Anak menjual persediaan tersebut ke PT non-afiliasi seharga Rp15.000.000 pada tanggal 2 januari 20X2. Ayat jurnal metode ekitas dasar -20X1 PT Induk mencatat bagiannya atas laba dan dividen PT Anak untuk tahun 20X1 dengan ayat jurnal. Jurnal mencatat dividen dari PT Anak Tanggal
Keterangan Ref Debit Kas Rp24.000.000 Investasi pada saham PT Anak
Kredit Rp24.000.000
Jurnal mencatat dividen pendapatan metode ekiutas Tanggal
Keterangan Ref Debit Investasi pada saham PT Rp40.000.000 Anak Pendapatan dari Anak
Kredit
Rp40.000.000
Perusahaan
31 desember 20X1, kertas kerja konsolidasi, periode penjualan antarperusahaan, penjualan persediaan arus ke bawah Berdasarkan kertas kerja konsolidasi diatas, maka jurnal eliminasi yang terdapat dalam kertas kerja adalah: a. Jurnal mengeliminasi pendapatan dari anak Tanggal
Keterangan Pendapatan dari anak perusahaan Dividen diumumkan Investasi pada saham PT Anak b. Jurnal mengalokasikan laba kepemilikan minoritas
Tanggal
Keterangan Pendapatan untuk kepemilikan minoritas Dividen diumumkan Kepemilikan minoritas
Ref Debit Rp40.000.000
Kredit Rp24.000.000 Rp16.000.000
Ref Debit Rp10.000.000
Kredit Rp6.000.000 Rp4.000.000
c. Jurnal megeliminasi saldo investasi awal Tanggal
Keterangan Ref Debit Kredit Saham biasa-PT Anak Rp200.000.000 Saldo laba, 1 januari Rp100.000.000 Investasi pada saham PT Rp240.000.000 Anak Kepemilikan Minoritas Rp 60.000.000
d. Jurnal meneliminasi penjualan persediaan antarperusahaan arus kebawah Tanggal
Keterangan Penjualan Harga Pokok Penjualan Persediaan
Ref Debit Rp10.000.000
Kredit Rp7.000.000 Rp3.000.000
Dari ayat jurnal D jumlah yang dihasilkan dari transaksi persediaan antarperusahaan dari pembukuan terpisah PT Induk dan PTT Anak dan jumlah yang seharusnya dalam konsolidasi adalah sebagai berikut:
Laba bersih Konsolidasi-20X1 Laba bersih konsolidasi tahun 20XI dalam kertas kerja diatas yaitu sebesar Rp177.000.000. jumlah dapat diverifikasi sebagai berikut:
Ayat jurnal metode ekitas dasar-20X1 Selama tahun 20X2, PT Anak menerima Rp15.000.000 dari penjualan persediaan ke PT non-afiliasi atas persediaan yang semula dibeli dari PT Induk sebesar Rp10.000.000 di tahun 20X1. Selain itu, PT Induk mencatat bagian pro rata atas laba bersih dan dividen dari PT Anak untuk tahun 20X2 dengan ayat jurnal metode ekuitas dasar berikut: Jurnal mencatat dividen dari PT Anak Tanggal
Keterangan Ref Debit Kas Rp32.000.000 Investasi pada saham PT Anak Jurnal mencatat pendapatan metode ekuitas
Kredit
Tanggal
Kredit
Keterangan Ref Debit Investasi pada saham PT Anak Rp60.000.000 Pendapatan dari Anak Perusahaan
Rp32.000.000
Rp60.000.000
Saldo Akun Investasi Akun investasi pada pembukuan PT Induk akan tampak sebagai berikut. Biaya Perolehan (9) Akrual ekuitas tahun 20X1 (Rp50.000.000 x 0,80) Saldo, 31/12/X1 (15) Akrual ekuitas 20X1 (Rp75.000.000 x 0,80) Saldo, 31/12/X1
Investasi pada Saham PT Anak 240.000.000 (8) Dividen tahun 20X1 40.000.000 (Rp30.000.000 x 0,80) 256.000.000 (14) Dividen tahun 20X2 60.000.000 (Rp40.000.000 x 0,80) 284.000.000
24.000.000
32.000.000
Kertas Kerja Konsolidasi – 20X2 Kertas kerja konsolidasi yang disusun pada akhir tahun 20X2 disajikan pada Figur 7.2. Empat ayat jurnal eliminasi yang diperlukan adalah sebagai berikut. E(16) Pendapatan dari Anak Perusahaan Dividen Diumumkan Investasi pada Saham PT Anak Mengeliminasi pendapatan dari anak perushaan.
60.000.000
E(17) Pendapatan untuk Kepemilikan Minoritas Dividen Diumumkan Kepemilikan Minoritas Mengalokasikan laba ke kepemilikan minoritas Rp15.000.000 = Rp 75.000.000 x 0,20
15.000.000
E(18) Saham Biasa – PT Anak Saldo Laba, 1 Januari Investasi pada Saham PT. Anak Kepemilikan Minoritas Mengeliminasi saldo investasi awal
200.000.000 120.000.000
E(19) Saldo Laba, 1 Januari Harga Pokok Penjualan Mengeliminasi keuntungan persediaan awal
3.000.000
32.000.000 28.000.000
8.000.000 7.000.000
256.000.000 64.000.000
Ayat jurnal E(16) mengeliminasi pengaruh ayat jurnal metode ekuitas dasar (14) dan (15) yang dicatat oleh PT Induk selama tahun 20X2. Ayat jurnal E(17) mengalokasikan bagian laba ke pemegang saham minoritas (Rp75.000.000 x 0,20) dan memunculkan peningkatan klaim pemegang saham minoritas atas aset bersih PT Anak dalam kertas kerja tahun 20X2. Karena penjualan tersebut merupakan arus ke bawah, jumlah yang dialokasikan ke pemegang sahamminoritas dan saldo kepemilikan minoritas tidak berpengaruh oleh keuntungan antarperusahaan. Ayat
3.000.000
jurnal kertas kerja E(18) mengeliminasi saldo awal ekuitas pemegang saham PT Anak dan saldo investasi awal PT Induk, sedangkan kepemilikan minoritas dikredit sebesar 20% dari saldo awal nilai buku PT Anak. Ayat jurnal E(19) diperlukan untuk menyesuaikan harga pokok penjulan menjadi saldo konsolidasi yang seharusnya dan mengurangi saldo awal saldo laba. Keuntungan antarperusahaanbelum direalisasi yang terdapat dalam persediaan awal PT Anak dibebankan ke Harga Pokok Penjualan pada saat PT Anak menjual persediaan tersebut selama tahun berjalan. Akibatnya, harga pokok penjualan konsolidasi akan dinyatakan terlalu tinggi untuk tahun 20X2 jika dilaporkan dalam laporan laba rugi konsolidasi sebesar total yang belum disesuaikan dari pembukuan PT Induk dan PT Anak. Pos
PT Induk
PT Anak
Penjualan
Rp 0
Rp 15.000.000
Total Belum Disesuaikan Rp 15.000.000
Harga Pokok Penjualan Laba Kotor
0
(10.000.000)
(10.000.000)
Rp 0
Rp 5.000.000
Rp 5.000.000
Konsolidasi Rp 15.000.000 (7.000.000) Rp 8.000.000
Tidak seperti pada periode terjadinya transfer antarperusahaan, pada periode berikutnya pada saat persediaan dijual ke non-afiliasi tidak diperlukan penyesuaian untuk penjualan. Jumlah yang dilaporkan PT Anaka telah mencerminkan penjualan ke luar entitas ekonomi dan merupakan jumlah yang seharusnya dilaporkan untuk konsolidasi. Dengan menghilangkan keuntungan antarperusahaan sebesar Rp3.000.000 dari arga Pokok Penjualan di ayat jurnal E(19)menyebabkan harga perolehan persediaan awal oleh PT Induk yang dilaporkan dan laba kotor sebesar Rp8.000.000 dilaporkan secara tepat dalam laporan laba rugi konsolidasi. Ayat jurnal eliminasi E(19) juga mengurangi saldo laba awal sebesar jumlah keuntungan antarperusahaan belum direalisasi pada tahun 20X2. Karena PT Induk telah mengakui semua keuntungan penjualan antarperusahaan arus di tahun 20X1 ke bawah dan kentungan tersebut termasuk dalam saldo awal saldo laba PT Induk, maka saldo saldo laba konsolidasi awal akan konsolidasi. Ayat jurnal E(19) menghasilkan pelaporan saldo laba awal dan harga pokok penjualan unuk tahun berjalan seakan-akan tidak terdapat keuntungan antarperusahaan belum direalisasi pada awal tahun. Setelah dilakukan penjualan ke pihak eksternal, transaksi telah selesai dan tidak ada lagi penyesuaian atau eliminasi yang diperlukan sehubungan dengan transaksi antarperusahaan pada periode-periode berikutnya.
Laba Bersih Konsolidasi -20X2
Laba bersih konsolidasi untuk tahun 20X2 sebesar Rp223.000.000 pada kertas kerja di Figur 7-2. Jumla ini dapat di verifikasi sebagai berikut. Laba operasi terpisah PT Induk Realisasi laba antarperusahaan yang ditangguhkan Laba direalisasi terpisah PT Induk Bagian PT I nduk atas laba PT Anak: Laba bersih PT Anak Bagian proporsional PT Induk Laba bersih konsolidasi, tahun 20X2
A.2
Rp160.000.000 3.000.000 Rp163.000.000 Rp75.000.000 x 0,80
60.000.000 Rp223.000.000
Persediaan Dimiliki selama Dua Periode atau Lebih Perusahaan dapat membawa biaya perolehan persediaan yang dibeli dari afiliasi selama lebih dari satu periode akuntansi. Sebagai contoh, biaya perolehan suatu barang dapat berada dalam lapisan persediaan LIFO dan akan menjadi bagian saldo persediaan sampai bagian lapisan tersebut dilikuidasi.Sebelum terjadinya likuidasi, diperlukan ayat jurnal eliminasi dalam kertas kerja konsolidasi setiap kali disusun laporan keuangan konsolidasi untuk menyatakan kembali persediaan ke biaya perolehan
FIGUR 7.2 31 Desember 20X2, Kertas Kerja Konsolidasi, Periode Berikutnya setelah Penjualan Antarperusahaan; Penjualan Persediaan Arus Ke Bawah
Pos Penjualan Pendapatan dari Anak Perusahaan Kredit Harga Pokok Penjualan Penyusunan dan Amortisasi Beban Lain Debit
PT Induk Rp 450.000.000 Rp 60.000.000 Rp 510.000.000 Rp 180.000.000 Rp 50.000.000 Rp 60.000.000 Rp (290.000.000)
Eliminasi PT Anak Debit Kredit Rp 300.000.000 a)Rp 60.000.000 Rp 300.000.000 Rp 160.000.000 b)Rp 3.000.000 Rp 20.000.000 Rp 45.000.000 Rp (225.000.000)
Pendapatan Untuk kepemilikan minoritas laba bersih, dibawa kedepan (carry forward)
Rp
220.000.000
Rp
saldo laba, 1 januari
Rp
420.000.000
Rp
Laba bersi, dari atas
Rp Rp Rp
220.000.000 Rp 640.000.000 Rp (60.000.000) Rp
dividen Diumummkan Saldo lab, 31 Desember dibawa ke depan Carry Forward
Rp
580.000.000
Rp
Konsolidasi Rp 750.000.000 Rp Rp Rp Rp Rp Rp
750.000.000 377.000.000 70.000.000 105.000.000 (512.000.000) 238.000.000
Rp Rp
(15.000.000) 223.000.000
120.000.000 c)Rp120.000.000 c)Rp3.000.000 75.000.000 Rp 75.000.000 Rp 3.000.000 195.000.000 (40.000.000) a)Rp32.000.000 b)Rp8.000.000
Rp Rp Rp Rp
300.000.000 417.000.000 223.000.000 640.000.000
Rp
(60.000.000)
155.000.000
Rp
580.000.000
b)Rp15.000.000 75.000.000 Rp 75.000.000
Rp 198.000.000
Rp
3.000.000
Rp 43.000.000
Kas Piutang Usaha Persediaan Tanah Bangunan dan Peralatan Investasi pada Saham PT Anak
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
291.000.000 150.000.000 180.000.000 175.000.000 800.000.000 284.000.000
Rp Rp Rp Rp Rp
Debit
Rp 1.880.000.000
Rp
Akumulasi Penyusutan Utang Usaha Utang Obligasi Saham Biasa Saldo Laba, dari atas Kepemilikan minoritas
Rp Rp Rp Rp Rp
Rp Rp Rp Rp Rp
Kredit
300.000.000 100.000.000 400.000.000 500.000.000 580.000.000
Rp 1.880.000.000
85.000.000 80.000.000 90.000.000 40.000.000 600.000.000
Rp Rp Rp Rp Rp
376.000.000 230.000.000 270.000.000 215.000.000 1.400.000.000
895.000.000
Rp
2.491.000.000
240.000.000 100.000.000 200.000.000 200.000.000 c)Rp200.000.000 155.000.000 Rp 198.000.000
Rp Rp Rp Rp Rp
540.000.000 200.000.000 600.000.000 500.000.000 580.000.000
895.000.000
Rp Rp
71.000.000 2.491.000.000
a)Rp28.000.000 c)Rp256.000.000
Rp
Rp
Rp 43.000.000 b)Rp7.000.000 c)Rp64.000.000 39.800.000 Rp 39.800.000
Ayat jurnal eliminasi : (a) Mengeliminasi pendapatan dari anak perusahaan. (b) Mengalokasikan Laba ke kepemilikan minoritas. (c) Mengeliminasi saldo investasi awal. (d)Mengeliminasi keuntungan persediaan awal. Entitas konsolidasi. Sebagai contoh, jika PT Anak terus memiliki persediaan yang dibeli dari PT Induk, maka ayat jurnal eliminasi berikut diperlukan dalam kertas kerja konsolidasi setiap kali disusun neraca konsolidasi untuk tahun setelah tahun terjadinya penjualan antarperusahaan, selama persediaan tersebut masih dimiliki. E(20)
Saldo Laba, 1 Januari
3.000.000
Persediaan
3.000.000
Mengeliminasi keuntungan persediaan awal
Tidak diperlukan penyesuaian dalam laporan laba rugi pada periode setelah terjadinya penjualan antarperusahaan sampai persediaan tersebut dijual ke pihak eksternal entitas konsolidasi. B.
PENJUALAN PERSEDIAAN ARUS KE ATAS
Pada saat terjadi penjualan persediaan arus ke atas dan persediaan dijual oleh induk perusahaan ke non-afiliasi pada periode yang sama, semua ayat jurnal metode ekuitas yang dibuat oleh induk perusahaan dan ayat jurnal eliminasi dalam kertas kerja konsolidasi sama dengan ayat jurnal dalam kasus penjualan arus kebawah . Jika persediaan tidak dijual ke non-afiliasi sebelum akhir periode, ayat jurnal eliminasi kertas kerja berbeda dengan kasus arus ke bawah hanya pada pembagian keuntungan antarperusahaan belum direalisasi untuk kepemilikan mayoritas dan minoritas. Keuntungan antarperusahaan dalam kasus arus ke atas diakui oleh anak
perusahaan dan dibagi antara pemegang saham pengendali dan minoritas dari anak perusahaan. Oleh karena itu, eliminasi keuntungan antarperusahaan belum direalisasi harus mengurangi hak setiap kelompok kepemilikan pada setiap peride sampai keuntungan tersebut direalisasi melalui penjualan kembali persediaan ke pihak non-afiliasi. Penjualan arus keatas dapat diilustrasikan menggunakan contoh yang sama dengan kasus penjualan arus ke bawah. Asumsikan penjualan persediaan dari PT Anak kepada PT Induk sebagai berikut. PT Anak membeli persediaan pada tanggal 1 Maret 20X1 senilai Rp7.000.000 dan menjualnya ke PT Induk senilai Rp10.000.000 pada tahun yang sama. PT Induk memegang persediaan tersebut sampai tanggal 2 januari tahun berikutnya, dimana pada saat itu PT Induk menjualnya ke Non-afiliasi senilai Rp15.000.000 Ayat Jurnal Metode Ekuitas Dasar -20X1 PT Induk mencatat ayat jurnal metode ekuitas dasar berikut di tahun 20X1. (21)
Kas Investasi pada Saham PT Anak :
Rp24.000.000 Rp24.000.000
Rp30.000.000 x 0,80 (22)
Investasi pada Saham PT Anak Pendapatan dari Anak Perusahaan
Rp40.000.000 Rp40.000.000
Rp50.000.000 x 0,80 Ayat jurnal ini sama dengan ayat jurnal pada ilustrasi kasus penjualan arus ke bawah.
Semua ayat jurnal eliminasi kertas kerja pada tahun terjadinya transfer antarperusahaan pada kasus arus ke atas sama dengan ayat jurnal pada kasus arus ke bawah, kecuali untuk ayat jurnal E(24). Karena keuntungan antarperusahaan pada kasus arus ke atas yang diakui oleh PT Anak dibagi antara kepemilikan mayoritas dan minoritas, kedua saldo kelompok tersebut harus dikurangi oleh eliminasi keuntungan belum direalisasi. Laba yang dialokasikan ke kepemilikan minoritas dalam ayat jurnal E(24) berdasarkan pada laba direalisasi PT Anak (Rp50.000.000 – Rp3.000.000), dan karenanya dikurangi oleh bagian pemegang saham minoritas atas keuntungan antarperusahaan belum direalisasi. Karena eliminasi keuntungan belum direalisasi dialokasikan secara proporsional antara kepemilikan mayoritas dan minoritas dalam kasus arus ke
atas, laba yang dialokasikan ke pemegang saham minoritas sebesar Rp600.000 (Rp3.000.000 x 0,20) lebih kecil pada Figur 7-3 untuk kasus arus ke atas dibandingkan dengan Figur 7-1 untuk kasus arus ke bawah. Akibatnya, laba bersih konsolidasi lebih tinggi Rp600.000/
Semua ayat jurnal eliminasi kertas kerja pada tahun terjadinya transfer antarperusahaan pada kasus arus ke atas sama dengan ayat jurnal pada kasus arus ke bawah, kecuali untuk ayat jurnal B Karena keuntungan antarperusahaan pada kasus arus ke atas yang diakui oleh PT Anak dibagi antara kepemilikan mayoritas dan minoritas, kedua saldo kelompok tersebut harus dikurangi oleh eliminasi keuntungan belum direalisasi. Laba yang dialokasikan ke kepemilikan minoritas dalam ayat jurnal B berdasarkan pada laba direalisasi PT Anak (Rp50.000.000 – Rp3.000.000), dan karenanya dikurangi oleh bagian pemegang saham minoritas atas keuntungan antarperusahaan belum direalisasi. Karena eliminasi keuntungan belum direalisasi dialokasikan secara proporsional antara kepemilikan mayoritas dan minoritas dalam kasus arus ke atas, laba yang dialokasikan ke pemegang saham minoritas sebesar Rp600.000 (Rp3.000.000 x 0,20) lebih kecil pada Figur ke 3 untuk kasus arus ke atas dibandingkan dengan Figur ke 1 untuk kasus arus ke bawah. Akibatnya, laba bersih konsolidasi lebih tinggi Rp600.000.
C.
PERTIMBANGAN TAMBAHAN Frekuensi transfer penelitian antarperusahaan dan bervariasinya keadaan transaksi dapat menimbulkan berbagai isu implementasi. Beberapa ini tersebut akan dibahas secara singkat dalam bagian ini.
C.1
Penjualan dari Satu Anak Perusahaan ke Anak Perusahaan Lain Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa PT Induk memiliki 90% saham beredar PT Anak Dua selain dari 80% kepemilikannya di PT Anak. Jika PT Anak menjual persediaan dengan keuntungan sebesar Rp3.000.000 ke PT Anak Dua seharga Rp10.000.000 dan PT Anak Dua masih memiliki semua persediaan sampai akhir perode, maka ayat jurnal eliminasi berikut merupakan salah satu ayat jurnal eliminasi yang diperlukan dalam kertas kerja konsolidasi pada akhir periode.
Eliminasi keuntungan antarperusahaan belum direalisasi sebesar Rp3.000.000 dialokasikan secara proporsional antara kedua kelompok pemegang saham dari afiliasi penjual. Oleh karena itu, laba bersih konsolidasi dikurangi sebesar 80% bagian PT Induk atas keuntungan antarperusahaan, atau sebesar Rp2.400.000, dan kepemilikan minoritas PT Anak dikurangi sebesar 20% bagiannya, atau sebesar Rp600.000.
Pos Penjualan Pendapatan dari Anak Perusahaan Kredit Harga Pokok Penjualan Penyusunan dan Amortisasi Beban Lain Debit
PT Induk Rp 450.000.000 Rp 60.000.000 Rp 510.000.000 Rp 180.000.000 Rp 50.000.000 Rp 60.000.000 Rp (290.000.000)
Rp 120.000.000 c)Rp120.000.000 c)Rp2.400.000 220.000.000 Rp 75.000.000 Rp 75.600.000 Rp 3.000.000 640.000.000 Rp 195.000.000 (60.000.000) Rp (40.000.000) a)Rp32.000.000 b)Rp8.000.000
Rp
300.000.000
Rp Rp
417.600.000 222.400.000
Rp
(60.000.000)
580.000.000
Rp
580.000.000
220.000.000
saldo laba, 1 januari
Rp
420.000.000
Laba bersi, dari atas
Rp Rp Rp
Rp
Konsolidasi Rp 750.000.000 750.000.000 377.000.000 70.000.000 105.000.000 (512.000.000) 238.000.000 (15.600.000) 222.400.000
Rp
Saldo lab, 31 Desember dibawa ke depan Carry Forward
PT Anak Debit Rp 300.000.000 a)Rp 60.000.000 Rp 300.000.000 Rp 160.000.000 Rp 20.000.000 Rp 45.000.000 Rp (225.000.000)
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Pendapatan Untuk kepemilikan minoritas laba bersih, dibawa kedepan (carry forward)
dividen Diumummkan
Eliminasi Kredit
Rp
75.000.000
Rp 155.000.000
b)Rp15.600.000 Rp 75.600.000
Rp 198.000.000
b)Rp 3.000.000
Rp
Rp
3.000.000
43.000.000
Kas Piutang Usaha Persediaan Tanah Bangunan dan Peralatan Investasi pada Saham PT Anak
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
291.000.000 150.000.000 180.000.000 175.000.000 800.000.000 284.000.000
Rp 85.000.000 Rp 80.000.000 Rp 90.000.000 Rp 40.000.000 Rp 600.000.000
Debit
Rp
1.880.000.000
Akumulasi Penyusutan Utang Usaha Utang Obligasi Saham Biasa Saldo Laba, dari atas Kepemilikan minoritas
Rp Rp Rp Rp Rp
300.000.000 100.000.000 400.000.000 500.000.000 580.000.000
Kredit
Rp
1.880.000.000
Rp Rp Rp Rp Rp
376.000.000 230.000.000 270.000.000 215.000.000 1.400.000.000
Rp 895.000.000
Rp
2.491.000.000
Rp Rp Rp Rp Rp
Rp Rp Rp Rp Rp
540.000.000 200.000.000 600.000.000 500.000.000 580.000.000
Rp Rp
71.000.000 2.491.000.000
a)Rp28.000.000 c)Rp256.000.000 240.000.000 100.000.000 200.000.000 200.000.000 c)Rp200.000.000 155.000.000 Rp 198.000.000 Rp 43.000.000 d)Rp 600.000 b)Rp7.600.000 c)Rp64.000.000 Rp 895.000.000 Rp 398.600.000 Rp 398.600.000
C.2
Biaya-Biaya Terkait dengan Transfer Saat satu afiliasi mentrasfer persediaan ke afiliasi lain,beberapa biaya tambahan sering terjadi dalam transfer tersebut. Biaya diperlukan dengan cara yang sama dengan saat afiliasi merupakan divisi operasi dari suatu perusahaan tunggal. Jika biaya tambahan tersebut akan dimasukkan dalam biaya perolehan persediaan dari unit persedian yang ditransfer dari satu lokasi ke lokasi lain dalam perusahaan yang sama, maka perlakuan tersebut berlaku untuk konsolidasi.
C.3
Yang Terendah antara Biaya Perolehan atau Pasar Perusahaan dapat menurunkan nilai persedian yang dibeli dari afiliasi menggunakan aturan yang terendah antara biaya perolehan atau pasar (lower-of-cost-or-market) jika nilai pasar lebih rendah dari harga transfer antarperusahaan. Asumsi bahwa induk perusahaan membeli persediaan senilai Rp20.000.000 dan menjualnya ke anak perusahaan seharga Rp35.000.000. Anak perusahaan masih memilki persedian tersebut dalam persedian akhir tahun dan menetapkan bahwa nilai pasar (nilai penggantian) adalah sebesar Rp25.000.000 pada saat tersebut. Anak persediian menurunkan nilai persediaan dari Rp35.000.000 menjadi
nilai pasar yang lebih rendah sebesar Rp25.000.000 pada akhir tahun. Jurnal penurunan nilai persediaaan ke nilai pasar. Tanggal
Keterangan Kerugian dari Penurunan Nilai Persediaan Persedian
Reff
Debit
Kredit
Rp10.000 Rp10.000
Ayat jurnal merevaluasi persediaan menjadi Rp25.000.000 di pembukuan anak perusahaan tapi penilaian yang tepat dari sudut pandang konsolidasi adalah berdasarkan biaya perolehan aset persediaan induk perusahaan sebesar Rp20.000.000. Oleh karena itu, ayat jurnal eliminasi berikut diperlukan dalam
kertas kerja konsolidasi. Jurnal mengelimasi penjualan persediian persediaan antarperusahaan. Tanggal
Keterangan Penjualan
Reff Debit Rp35.000.000
Harga Pokok Penjualan
Rp20.000.000
Persediaan
Rp5.000.000
Kerugian dari Penurunan Nilai Persediian
Rp10.000.000
Kerugiaan persediian yang dicatat oleh anak perusahaan harus dieliminasi karena penilaian persediaan sebesar Rp20.000.000 untuk tujuan konsolidasi lebih rendah dari nilai pasar persediaan sebesar Rp25.000.000. C.4
Kredit
Penjualan dan Pembelian Sebelum Afiliasi Sebagai aturan umum, pengaruh dari transaksi yang bukan hasil transaksi yang bukan hasil transaksi wajar harus dieliminasi. Tapi, penggabungan dua perusahaan tidak selalu berarti transaksi sebelumnya diantara mereka bukan transaksi yang wajar. Jika penjulan seblumnya merupakan hasil dari transaksi yang wajar, maka transaksi tersebut dianggap merupakan transaksi antara pihak yang tidak berhubungan istimewa. Akibatnya, tidak ada ayat jurnal eliminasi atau penyesuaian yang diperlukan dalam penyususnan laporan keuangan konsolidasi setelah penggabunan usaha walaupun afiliasi masih memilki persediaan tersebut.
Transaksi Persediaan Antarperusahaan – Metode Ekuitas Disesuaikan Penuh dan Metode Biaya. Asumsikan bahwa PT Anak membeli persediaan senilai Rp7.000.000 pada tahun 20X1, menjual persediaan tersebut ke PT Induk seharga Rp10.000.000, PT Induk menjual persediaan tersebut ke pihak eksternal pada tahun 20X2. Kedua perusahaan menggunakan metode persediaan perpetual. Metode Ekuitas Disesuaikan Penuh Ketika menggunakn metode ekuitas disesuaikan penuh, induk perusahaan mengurangi pendapatn dan saldo akun investasinya sebesar bagiannya atas keuntungan antarperusahaan belum direalisasi yang timbul selama tahun berjalan. Di tahun berikutnya, induk perusahaan meningkatkan pendapatan dan nilai tercatat akun investasi ketika keuntungan antarperusahaan direalisasi melalui transaksi dengan pihak eksternal. Ayat Jurnal Metode Ekuitas Disesuaikan Penuh-20X1 Tahun 20X1, PT Induk mencatat ayat jurnal metode ekuitas untuk mencerminkan bagiannya atas laba dan dividen PT Anak, dan ayat jurnal tambahan untu mengurangi pendapatan dan akun investasi sebesar bagian induk perusahaan atas keuntungan antarperusahaanbelum direalisasi selama periode berjalan. Tanggal
Keterangan Kas Investasi pada Saham PT Anak (Mencatat dividen dari PT Anak Rp30.000.000 x 0,80) Investasi pada Saham PT Anak Pendapatan dari Anak Perusahaan (Mencatat pendapatan metode ekuitas : Rp50.000.000 x 0,80) Pendapatan dari Anak Perusahaan Investasi pada Saham PT Anak (Menghilangkan keuntungan belum diRealisasi dari penjualan persediaan arus
Reff
Debit Rp24.000.000
Kredit Rp24.000.000
Rp40.000.000 Rp40.000.000
Rp2.400.000 Rp2.400.000
Ke atas: Rp30.000.000 x 0,80)
Ayat Jurnal Eliminasi Konsolidasi-20X1 Tanggal
Keterangan Reff Debit Pendapatan dari Anak Perusahaan Rp37.600.000 Dividen Diumumkan Investasi pada Saham PT Anak (Mengeliminasi pendapatan dari anak perusahaan) Pendapatan untuk Kepemilikan Rp9.400.000 Minoritas Dividen Diumumkan Kepemilikan Minoritas (Mengaloksikan laba ke kepemiikan minoritas Rp9.400.000 = (Rp50.000.000 – Rp3.000.000) x 0,20 Saham Biasa – PT Anak Rp200.000.000 Saldo Laba, 1 Januari Rp100.000.000 Investasi pada Saham PT Anak Kepemilikan Minoritas (Mengeliminasi saldo investasi awal) Penjualan Rp10.000.000 Harga Pokok Penjualan Persediaan (Mengeliminasi penjualan persediaan antar perusahaan arus ke atas)
Kredit Rp24.000.000 Rp13.600.000
Rp6.000.000 Rp3.400.000
Rp240.000.000 Rp60.000.000
Rp7.000.000 Rp3.000.000
Ayat Jurnal Metode Ekuitas Disesuaikan Penuh-20X2 Penjualan persediaan ke pihak eksternal tahun 20X2, induk perusahaan mengakui bahiannya atas keuntungan persediaan ditangguhkan sebesar Rp3.000.000. Tanggal
Keterangan Kas Investasi pada Saham PT Anak (Mencatat dividen dari PT Anak Rp40.000.000 x 0,80) Investasi pada Saham PT Anak Pendapatan dari Anak Perusahaan (Mencatat pendapatan metode ekuitas : Rp75.000.000 x 0,80)
Reff
Debit Rp32.000.000
Kredit Rp32.000.000
Rp60.000.000 Rp60.000.000
Investasi pada Saham PT Anak Pendapatan dari Anak Perusahaan (Menghilangkan keuntungan belum diRealisasi dari penjualan persediaan arus Ke atas: Rp3.000.000 x 0,80)
Rp2.400.000 Rp2.400.000
Ayat Jurnal Eliminasi Konsolidasi-20X2 Ayat jurnal eliminasi kertas kerja untuk penyusunan laporan keuangan konsolidasi pada akhir tahun 20X2 sebagai berikut: Tanggal
Keterangan Pendapatan dari Anak Perusahaan Dividen Diumumkan Investasi pada Saham PT Anak (Mengeliminasi pendapatan dari anak perusahaan) Pendapatan untuk Kepemilikan Minoritas Dividen Diumumkan Kepemilikan Minoritas (Mengalokasikan laba kepemilikan minoritas : Rp15.600.000 = Rp75.000.000 + Rp3.000.000 x 0,20 Saham Biasa - PT Anak Saldo Laba, 1 Januai Investasi pada Saham PT Anak Kepemilikan Minoritas (Mengeliminasi saldo investasi awal) Investasi pada Saham PT Anak Kepemilikan Minoritas Harga Pokok Penjualan (Mengeliminasi keuntungan persediaan awal)
Reff
Debit Rp62.400.000
Kredit Rp32.000.000 Rp30.400.000
Rp15.600.000 Rp8.000.000 Rp7.600.000
Rp200.000.000 Rp120.000.000 Rp256.000.000 Rp64.000.000 Rp2.400.000 Rp600.000
Metode Biaya Digunakan bila induk perusahaan mencatat dividen yang diterima dari anak perusahaan sebagai pendapatan dan tidak membuaut penyesuaian atas laba anak perusahaan yang tidak didistribusikan atau keuntungan antar perusahaan belum
Rp3.000.000
direalisasi. Contoh dari konsolidasi setelah transaksi penjualan persediaan arus kas atas ketika induk perusahaan mencatat investasi pada anak perusahaan menggunakan metode biaya, asumsikan fakta yang sama dengan yang digunakan sebelumnya dalam ilustrasi penjualan arus ke atas. Ayat Jurnal Eliminasi Konsolidasi-20X1 Tanggal
Keterangan Pendapatan Dividen Dividen Diumukan (Mengeliminasi pendapatan dividen dari anak perusahaan Rp30.000.000 x 0,80) Pendapatan untuk Kepemilikan Minoritas Dividen Diumumkan Kepemilikan Minoritas (Mengalokasikan laba kepemilikan minoritas : Rp9.400.000 = Rp50.000.000 Rp3.000.000 x 0,20 Saham Biasa - PT Anak Saldo Laba, 1 Januai Investasi pada Saham PT Anak Kepemilikan Minoritas (Mengeliminasi saldo investasi awal) Penjualan Harga Pokok Penjualan Persediaan (Mengeliminasi penjualan persediaan antarperusahaan arus ke atas)
Reff
Debit Rp24.000.000
Kredit Rp24.000.000
Rp9.400.000 Rp6.000.000 Rp3.400.000
Rp200.000.000 Rp100.000.000 Rp240.000.000 Rp60.000.000 Rp10.000.000 Rp7.000.000 Rp3.000.000
Ayat Jurnal Eliminasi Konsolidasi-20X2 Tanggal
Keterangan Pendapatan Dividen Dividen Diumukan (Mengeliminasi pendapatan dividen dari anak perusahaan Rp40.000.000 x 0,80) Pendapatan untuk Kepemilikan Minoritas
Reff
Debit Rp32.000.000
Kredit Rp32.000.000
Rp15.600.000
Dividen Diumumkan Kepemilikan Minoritas (Mengalokasikan laba kepemilikan minoritas : Rp15.600.000 = Rp75.000.000 + Rp3.000.000 x 0,20 Saham Biasa - PT Anak Saldo Laba, 1 Januai Investasi pada Saham PT Anak Kepemilikan Minoritas (Mengeliminasi saldo investasi pada tanggal akkuisisi) Saldo Laba, 1 Januai Kepemilikan Minoritas (Mengalokasikan laba anak perusahaan tidak didistribusikan periode sebelumnya kepemilikan minoritas: Rp20.000.000 x 0,20) Saldo Laba, 1 Januai Kepemilikan Minoritas Harga Pokok Penjualan (Mengeliminasi keuntungan persediaan awal)
Rp8.000.000 Rp7.600.000
Rp200.000.000 Rp120.000.000 Rp256.000.000 Rp64.000.000
Rp4.000.000 Rp4.000.000
Rp2.400.000 Rp600.000 Rp3.000.000