AIR PRESSURE TEST Air test merupakan pengujian kebocoran tangki dan pipa, menggunakan High Air Pressure. Pemerikasaan tanki pada penyambungan las di tiap-tiap sudut sambungan las dan pada bagian yang tersambung pada pipa, valve dan gasket. Standar tekanan udara yang digunakan sebesar 0.2 bar. Jika press test dilakukan pada salah satu ruang muat, maka ruangan-ruangan yang mengelilinginya diisi dengan udara hingga tekanan mencapai 0,2 bar. Kemudian tiap sambungan las pada ruang muat yang akan diperiksa disemprotkan air sabun. Bila terjadi kebocoran maka akan tampak gelembung-gelembung udara pada sambungan las. Karena udara bertekanan tinggi pada ruangan di sebelahnya akan masuk ke ruang muat yang diperiksa yang memiliki tekanan lebih rendah melalui cacat las yang terjadi. Sedangkan untuk pressure test sistem perpipaan, nilai besarnya tekanan adalah 1,5 kali dari tekanan kerja. Sehingga ada faktor keamanan sebesar 50% dari tekanan kerja pipa. Dalam hal inilah QC yang berwenang memberikan tanda tersebut dengan memberikan tanda QC. Kegiatan Air test biasanya dilakukan bersama oleh class dan dilaporkan untuk kegiatan selanjutnya. Cara melakukan pengujian ini adalah : 1. Lubangi tutup man hole dari tangka yang akan diuji 2. Pasang alat pengukur pada lubang ditutup man hole tersebut dengan cara dilas tentunya 3. Buat koneksi sambungan untuk selang kompresor pada flens pipa isi tangki yang akan diuji. 4. Hubungkan selang dari kompresor dengan koneksi pada flens pipa isi tangka yang akan diuji. 5. Kencangkan baut pada flens pipa isi tersebut 6. Pasang tutup man hole beserta karet packingnya dan kencangkan baut bautnya. 7. Hidupkan kompresor, jika tekanan angina pada kompresor telah cukup, buka valve udaranya agar udara mengalir kedalam tangka. 8. Perhatikan alat ukur tekanan yang terpasang, tunggu sampai tekanan udara didalam tangka mencapai 0,2 bar 9. Setelah tekanan di dalam tangki sesuai, kunci valve udara kompresor 10. Lakukan penyemprotan cairan air sabun pada bagian pengelasan yang akan diuji
11. Apabila terdapat kebocoran pada tangka tersebut maka akan tampak busa / gelembung yang keluar dari bagian pengelasan yang bocor 12. Tandai bagian yang bocor dengan menggunakan kapur 13. Selanjutnya perbaiki kebocoran tersebut dengan melakukan pengelasan ulang yang didahului dengan proses gouging.
VISUAL TEST Visual Test merupakan pengujian yang dikakukan pada hasil las dengan cara melihat dan mengamati hasil las tersebut secara kasat mata, jadi hanya dilihat bagian luar dari produk tersebut. Uji ini memiliki kelemahan, yaitu adanya keterbatasan penglihatan dari inspektor, sehingga apabila terdapat cacat pada hasil las tidak terlalu terlihat. Dalam visual test terdapat beberapa hal penting di antaranya adalah sebagai berikut : o Tampak las biasanya ditunjukkan pada manik las. Penampakan yang tidak menarik juga memberikan keraguan terhadap mutu lasan. o Dalam hal las tembus satu sisi, kepastian tampak las sangat penting. o Cacat permukaan disamping diperiksa dengan serbuk magnit dan zat penembus berwarna diperiksa juga dengan amatan. o Perlakuan las seperti pembersihan terak, pembersihan percikan dan perlakuan lainnya harus dapat dipastikan dengan pengujian amatan. Spesimen Dan Peralatan Pengujian · Penggaris, sebagai sarana mengukur posisi defect ·
Alat ukur kedalaman takik
·
Kaca pembesar
·
Kertas, sebagai sarana menggambar sketsa pengujian
·
dll
Prosedur Pengujian Pengujian ini dilakukan dengan mempersiapkan test piece dan peralatan uji terlebih dahulu. Setelah peralatan uji dan test piece telah siap maka pengujian dapat dilakukan.
Dalam melakukan pengujian ini, terdapat prosedur pengujian yang harus diperhatikan oleh praktikan antara lain : o Pengukuran dimensi material uji, untuk mengetahui dimensi material yang diuji. o Persiapan alat uji, persiapan dilakukan dengan menyiapkan penggaris, kaca pembesar, alat ukur kedalaman takik, dan peralatan lainnya. o Persiapan pengujian, setelah alat uji siap maka pengujian visual dapat dilakukan dengan memperhatikan cacat pada material dengan cermat dengan panduan dan referensi yang ada.
MARKING Marking adalah pemberian tanda kerja pada material. Karena tepi-tepi material tidak siku maka material tersebut harus disikukan terlebih dahulu dengan cara membuat garis siku pada tepi material dengan bantuan rumus phytagoras. Dengan panjang dan lebar berkelipatan 3 dan 4 sehingga sisi miringnya berkelipatan 5. Dengan kelipatan 3 untuk bagian lebar pelat dan yang berkelipatan 4 untuk bagian panjang pelat. Setelah itu diukur diagonal-diagonalnya, perbedaan maksimal antara diagonal kiri dan kanan maksimum 3 mm. Apabila telah memenuhi, maka pelat tersebut dianggap siku. Setelah itu material diberi tanda sesuai dengan gambar pada nest drawing. Pada nest drawing hanya menunjukkan gambar keseluruhan untuk suatu komponen konstruksi. Untuk bagian-bagian dan ukuran-ukuran yang ada pada komponen tersebut bisa dilihat pada gambar piece drawing. Untuk detail jumlah dari bagian-bagian yang akan dibuat bisa dilihat pada marking list. Marking list adalah suatu tabel yang berisi tentang daftar gambar komponenkomponen konstruksi. Dalam proses marking ada beberapa cara, yaitu : 1. Low – Ma Artinya marking pada bagian bawah material 2. Up – Ma Marking pada bagian atas 3. In – Ma Marking pada bagian dalam 4. Out – Ma Marking pada bagian luar 5. Fore – Ma
Marking pada bagian depan 6. After – Ma Marking pada bagian belakang Disini semua yang menjadi acuan adalah posisi kapal sendiri. Seperti low-ma, itu berarti yang dimarking adalah bagian bawah pelat, jika pelat itu dipakai seperti pelat geladak, berarti yang markingnya dibagian bawahnya.
PEMASANGAN SHAFT PROPELLER Propeller shaft atau poros propeller (pada kendaraan FR dan kendaraan 4WD) berfungsi untuk memindahkan atau meneruskan tenaga dari transmisi ke difrential. Transmisi umumnya terpasang pada chassis frame, sedangkan differential dan sumbu belakang atau rear axle disangga oleh suspensi sejajar dengan roda belakang. Oleh sebab itu posisi diferential terhadap transmisi selalu berubah ubah pada saat kendaraan berjalan, sesuai dengan permukaan jalan dan ukuran beban. Propeller shaft sering juga disebut sebagai drive shaft. Panjang pendeknya propeller shaft tergantung dari panjang kendaraan. Pada kendaraan yang panjang, propeller dibagi menjadi beberapa bagian untuk menjamin supaya tetap dapat bekerja dengan baik.
Gambar Letak Propeller shaft
Poros propeller memiliki 3 (tiga) fungsi utama: 1. Untuk memindahkan putaran dengan lembut dari transmisi ke poros sambungan roda belakang. 2. Untuk meneruskan dan menyalurkan tenaga pada roda belakang saat bergerak naik dan turun. 3. Untuk menyediakan penyesuaian pada gerakan melentur karenaperubahan panjang poros penggerak.
Bagian Utama Dan Fungsi Utama Rangkaian Propeller Shaft
Sleeve Yoke
Bentuk pejal dan pipa yang terhubung melalui alur-alurdan dapat bergeser sepanjang alur tersebut menghubungkan poros keluaran transmisi ke sambungan universal (universal joint) depan.
Front Universal Joint
Mengikat slip yoke pada poros penggerak (drive shaft).
Drive shaft
Bentuk pipa dengan maksud mengurangi berat tetapitidak mengurangi kekuatannya, berfungsi memindahkan gaya putar dari sambungan universal depan ke sambungn universal belakang (rear Universal joint).
Rear Universal Joint
Melenturkan sambungan yang menghubungkan sumbu penggerak dengan yoke deferensial.
Yoke Rear
Bentuk garpu dan berlubang sebagai memegang sambungan universal belakang dan memindahkan gaya putar ke rangkaian gigi sumbu roda belakang.
Balance Weight
Bentuk plat yang dilas titik terhadap poros propeller untuk menghindari gaya sentrifugal
Gambar Bagian Propeller Shaft
Propeller shaft dibuat sedemikian rupa agar dapat memindahkan tenaga dari transmisi ke difrensial dengan lembut tanpa dipengaruhi kondisi permukaan jalan dan ukuran beban kendaraan. Untuk tujuan ini universal joint dipasang pada setiap ujung propeller shaft, fungsinya untuk menyerap perubahan sudut dari suspensi. Selain itu sleeve yoke bersatu untuk menyerap perubahan anatara transmisi dan diferential.
Biasanya propeller shaft dibuat dari tabung pipa baja yang memiliki ketahanan terhadap gaya puntiran atau bengkok. Bandul pengimbang atau balance weight dipasang pada bagian luar pipa dengan tujuan untuk keseimbangan pada waktu berputar. Dengan keseimbangan ini diharapkan poros propeller dapat berputar tanpa menghasilkan getaran yang besar atau dengan kata lain dengan lembut. Pada umumnya propeller shaft terdiri dari satu pipa yang mempunyai dua penghubung yang terpasang pada kedua ujung berbentuk universal joint.Untuk propeller shaft yang panjang digunakan 2 batang dengan 3 joint, hal ini dimaksudkan untuk mencegah timbulnya vibrasi yang besar, propeller shaft mudah melentur dan jalannya kenaraan tidak nyaman. Sehingga pada umumnya, apabila propeller shaft terlampau panjang, dibagi menjadi 2 atau 3 bagian dengan 3 atau 4 joint
http://kapal-cargo.blogspot.com/2011/01/poros-propeller-kapal.html http://hima-tl.ppns.ac.id/proses-pembuatan-kapal/ https://johanavianto.wordpress.com/2013/08/29/visual-testing-pengujian-indera-mata/ http://navale-engineering.blogspot.com/2013/02/air-test-kapal.html https://adhikarablog.wordpress.com/2010/06/27/test-kekedapan-pressure-test/ https://smithship.blogspot.com/2014/06/cara-melakukan-pengujian-kekedapan.html http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/05/job-description-kepala-bagianproduksi.html http://www.hrd-forum.com/tugas-general-affair/ http://duniakerja.xyz/tugas-divisi-logistik/