Aik Bab 6 Kelompok.docx

  • Uploaded by: Cicik Mursyida
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Aik Bab 6 Kelompok.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 471
  • Pages: 3
Nama kelompok 4 : 1. Nur Kholifatu Rohmah (201610070311088) 2. Kartika Putri Ayu Ningtyas (201610070311090) 3. One Azmi Izzati (201610070311100) 4. Cici Mursyida (201610070311120) 5. Ahmad Eka Mujahidin (201610070311140)

TUGAS KELOMPOK BAB VI 1.

Bagaiaman hakikat bekerja daloam pandangan islam kuatakan dengan AlQur’an dan Hadist ? Islam mencintai seorang muslim yang giat bekerja, mandiri, apalagi rajin

memberi. Sebaliknya, Islam membenci manusia yang pemalas, suka berpangku tangan dan menjadi beban orang lain. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: َ َ‫ََ ا ْبتَغُوا ِع ْند‬ َ‫الر ْزق‬ ِ ِ‫ّللا‬ Artinya : “Maka carilah rizki disisi Allah..” (QS. Al ‘Ankabut [29]: 17 Dalam surat tersebut dijelaskan bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahkan me-nyebut aktifitas bekerja sebagai jihad di jalan Allah. Agar bekerja berniai ibadah adapun batasan - batasanya yaitu : 1. Pekerjaan yang dijalani harus halal dan baik 2. Bekerja dengan profesional dan penuh tanggung jawab 3. Ikhlas dalam bekerja, yaitu meniatkan aktifitas bekerjanya tersebut untuk mencari ridho Allah dan beribadah kepada-Nya 4. Tidak melalaikan kewajiban kepada Allah Bekerja adalah tindakan mulia. Keuntungan dunia dapat diraih dengannya. Namun bagi seorang muslim, hendaknya bekerja menjadi memiliki keuntungan ganda, keuntungan di dunia dengan terkumpulnya pundi-pundi kekayaan, dan di akhirat dengan pahala melimpah dan kenikmatan surga karena nilai ibadah yang dikandungnya.

2.

Bagaimana jika punya kebutuhan atau keperluan yang sangat penting, tetapi belum mempunyai uang yang cukup untuk memenuhinya. Jika meminjam uang dari bank (seperti Bank Syariah Mandiri, yang notabene berbasiskan agama Islam, Apakah itu termasuk haram? Akan tetapi di bank tersebut tidak menyebutnya dengan bunga, tetapi dengan istilah lainnya.

Jawaban: Selama akadnya adalah hutang-piutang, maka setiap keuntungan atau tambahan yang dipersyaratkan atau disepakati oleh kedua belah pihak adalah riba dan itu diharamkan dalam Islam. Hal ini berdasarkan ucapan sahabat Fudholah bin Ubaid radhiallahu‘anhu. ‫ربا فهو منفعة جر قرض كل‬ “Setiap piutang yang mendatangkan kemanfaatan maka itu adalah riba.” Ucapan Fudholah bin Ubaid radhiallahu ‘anhu diriwayatkan oleh Al Baihaqi. Ucapan serupa juga diriwayatkan dari sahabat Abdullah bin Mas’ud, Abdullah bin Salaam dan Anas bin Malik radhiallahu ‘anhuma. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, “Dan piutang yang mendatangkan kemanfaatan, telah tetap pelarangannya dari beberapa sahabat yang sebagian disebutkan oleh penanya dan juga dari selain mereka, di antaranya sahabat Abdullah bin Salaam dan Anas bin Maalik.” (Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyyah 29/334) Adapun perubahan nama atau sebutan itu tidak dapat merubah hukum, bahkan itu semakin menjadikan dosanya berlipat ganda, dosa memakan riba dan dosa memanipulasi syari’at Allah. ‫قال سلم و عليه هللا صلى هللا رسول أن هريرة أبي عن‬: ‫هللا محارم فتستحلوا اليهود ارتكبت ما ترتكبوا ال‬ ‫الحيل بأدنى‬. ‫األلباني ووافقه كثير ابن وحسنه بطة ابن رواه‬

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah kalian melakukan apa yang dilakukan oleh orangorang Yahudi, sehingga kalian menghalalkan hal;-hal yang diharamkan Allah dengan sedikit tipu muslihat.” (Riwayat Ibnu Batthah dan dihasankan oleh Ibnu Katsir serta disetujui oleh al-Albani.

Related Documents

Aik Bab 6 Kelompok.docx
December 2019 8
Aik.
October 2019 34
Bab 6
June 2020 19
Bab 6
June 2020 19
Bab 6
June 2020 18
Bab 6
November 2019 38

More Documents from ""

Aik 4.docx
December 2019 13
Soal Aik 1.docx
December 2019 9
Aik Bab 6 Kelompok.docx
December 2019 8