Kata pengantar
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Alhamdulillah.. Puji syukur kehadirat Allah SWT. atas segala rahmat dan hidayahNya. Segala pujian hanya layak kita aturkan kepada Allah SWT. Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta petunjuk-Nya yang sungguh tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang penulis beri judul ”AQIDAH”. Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan rasa berterimakasih yang sebesar-besarnya kepada mereka, Berkat dukungan mereka semua kesuksesan ini dimulai, dan semoga semua ini bisa memberikan sebuah nilai kebahagiaan dan menjadi bahan tuntunan kearah yang lebih baik lagi. Penulis tentunya berharap isi makalah ini tidak meninggalkan celah, berupa kekurangan atau kesalahan, namun kemungkinan akan selalu tersisa kekurangan yang tidak disadari oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, penulis mengharapkan agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Palembang, Desember 2018
Penyusun
AQIDAH
Page 1
DAFTAR ISI
Kata pengantar ……………………………………………………….....…. ..
1
Daftar isi
……………………………………………………….....…...
2
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………...
3
1.1. Latar belakang ……………………………………………………….
3
1.2. Rumusan masalah ……………………………………………………..
3
1.3. Tujuan penulisan…………….......………………………………….......
3
BAB II PEMBAHASAN ...……… …… …… …… …… …… …….........
4
A.
Pengertian Aqidah .....................................……………………................
4
B.
Istilah-Istilah Aqidah .....................................…………………….....…….
5
C.
Aqidah Islamiyah
.....................................…………………….....…….
8
D.
Tujuan Aqidah Dalam Islam .....................................……………………....
9
BAB III KESIMPULAN .....................................…………………….....……........
11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................
12
AQIDAH
Page 2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bila kita berbicara tentang ruang lingkup pengajaran agama, maka akan dikemukakan beberapa bidang pembahasan pengajaran agama itu yang sudah menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri di perguruan agama. Tentu saja seharusnya sudah mempunyai metodik khusus untuk masing-masing pelajaran (fiqhi, aqidah, akhlak, dan mata pelajaran agama yang lainnya). Jumlah dan jenis mata pelajaran dapat saja bertambah/dipecah dan mungkin di gabung. Tetapi prinsip pokok dan sumber tidak akan mengalami perubahan, karena wahyu dan sabda Rasulullah tidak akan bertambah lagi, yang bertambah adalah bidang studi dari segi pengelompokkannya serta pembahasannya.
1.2 Rumusan Masalah 1. Apa saja definisi Aqidah itu? 2. Apa itu Kaidah Aqidah 3. Bagai mana contoh dari pembagiannya? 4. Apa tujuan dari aqidah ?
1.3 Tujian Penulisan 1. Mengetahui definisi Aqidah. 2. Mengetahui Kaidah Aqidah. 3. Mengetahui contoh dari pembagiannya. 4. Mengetahui tujuan aqidah.
AQIDAH
Page 3
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Aqidah a. Aqidah Secara Etimologi Aqidah berasal dari kata ‘aqd yang berarti pengikatan. Aqidah adalah apa yang diyakinioleh seseorang. Aqidah merupakan perbuatan hati, yaitu kepercayaan hati dan pembenaran terhadap sesuatu. b. Aqidah Secara Syara’ Yaitu beriman kepada Allah, para MalaikatNya, kitab-kitabNya, para Rasulnya, dankepada hari Akhir serta kepada qadar baik yang baik maupun yang buruk (rukun iman).Dalilnya adalah
QS. Al Kahfi: 110
QS Az Zumar: 65
QS. Az Zumar: 2-3
QS. An Nahl: 36
QS. Al A’raf: 59,65,73, 85
c. Aqidah secara terminologi Menurut Abu Bakar Jabir al Jazairy, Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (aksioma) oleh manusia berdasarakan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini kesahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu
SUMBER-SUMBER AQIDAH YANG BENAR DAN MANHAJ SALAF DALAMMENGAMBIL AQIDAH Aqidah adalah tauqifiyah. Artinya, tidak bisa ditetapkan kecuali dengan dalil syar’i, tidak ada medan ijtihad dan berpendapat di dalamnya. Karena itulah sumber-sumbernyaterbatas kepada apa yang ada di dalam al-Quran dan as-Sunnah. Sebab tidak seorangpunyang lebih mengetahui tentang Allah, tentang apa-apa yang wajib bagiNya dan apa yang harus disucikan dariNya melainkan Allah sendiri. Dan tidak ada seorangpun sesudah Allah yang mengetahui tentang Allah selain Rasulullah shalallahu ’alaihi wa sallam. Oleh karena itu manhaj as-Salafush Shalih AQIDAH
Page 4
dan para pengikutnya dalam mengambil aqidahterbatas pada al-Quran dan asSunnah. B. ISTILAH-ISTILAH LAIN TENTANG AQIDAH
Iman, yaitu: sesuatu yang diyakini di dalam hati, diucapkan dengan lisan dandiamalkan dengan anggota tubuh.
Tauhid, artinya: mengesakan Allah (Tauhidullah).
Ushuluddin, artinya: pokok-pokok agama.
Fiqh Akbar, artinya: fiqh besar. Istilah ini muncul berdasarkan pemahaman bahwa tafaqquh fiddin yang diperintahkan Allah dalam surat At-Taubah ayat 122, bukan hanya masalah fiqih, tentu dan lebih utama masalah aqidah. Dikatakah fiqhakbar, adalah untuk membedakannya dengan fiqh dalam masalah hukum.
BEBERAPA KAIDAH AQIDAH Apa yang saya dapat dengan indera saya, saya yakini adanya, kecuali bila akalsaya mengatakan ”tidak” berdasarkan pengalaman masa lalu. Keyakinan, di samping diperoleh dengan menyaksikan langsung, juga bisamelalui berita yang diyakini kejujuran si-pembawa berita. Anda tidak berhak memungkiri wujudnya sesuatu, hanya karena anda tidak bisamenjangkaunya dengan indera mata. Seseorang hanya bisa mengkhayalkan sesuatu yang sudah pernah dijangkau olehinderanya. Akal hanya bisa menjangkau hal-hal yang terikat dalam ruang dan waktu. Iman adalah fitrah setiap manusia. Kepuasan materiil di dunia sangat terbatas. Keyakinan pada hari akhir adalah konsekuensi logis dari keyakinan tentangadanya Allah. PENYIMPANGAN
AQIDAH
DAN
CARA-CARA
PENANGGULANGANNNYA Sebab-Sebab Penyimpangan dari Aqidah Shahihah, yaitu: a. Kebodohan terhadap aqidah shahihah karena tidak mau mempelajari danmengajarkannya, atau karena kurangnya perhatian terhadapnya. Sehingga tumbuhgenerasi yang tidak mengenal aqidah shahihah dan juga tidak mengetahui lawan ataukebalikannya. AQIDAH
Page 5
Akibatnya, mereka menyakini yang haq sebagai sesuatu yang batil danyang batil dianggap sebagai yang haq. Sebagaimana yang dikatakan oleh Umar binKhatab radliyallahu ’anhu : ” Sesungguhnya ikatan simpul Islam akan pudar satu demisatu manakala di dalam Islam terdapat orang yang tumbuh tanpa mengenalkejahiliyahan”. b. Ta’ashshub (fanatik) kepada
sesuatu
moyangnya,sekalipun
hal
yang itu
diwarisi batil,
dan
dari
bapak
mencampakkan
dan apa
nenek yang
menyalahinya, sekalipun hal itu benar. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 170, yang artinya:”Dan apabila dikatakan kepada mereka, ’ikutilah apa yang telah diturunkan Allah ’,mereka menjawab, ’(tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari(perbuatan) nenek moyang kami.’ (Apakah mereka akan mengikuti juga ), walaupunnenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?” c. Taqlid Buta Dengan mengambil pendapat manusia dalam masalah aqidah tanpa megetahui dalilnya dan tanpa menyelidiki seberapa jauh kebenarannya. d. Ghuluw (berlebihan) Dalam mencintai para wali dan orang-orang shalih, serta mengangkat mereka di atas derajat yang semestinya, sehingga menyakini pada diri mereka sesuatu yang tidak mampu dilakukan kecuali oleh Allah, baik berupa mendatangkan kemanfaatan maupun meolak kemudharatan. Juga menjadikan para wali itu perantara antara Allah dan makhlukNya, sehingga sampai pada tingkat penyembahan para wali tersebut dan bukan menyembah Allah. e. Ghaflah (lalai) Terhadap perenungan ayat-ayat Allah yang terhampar di jagat raya ini (ayat-ayat kauniyah) dan ayat-ayat Allah yang tertuang dalam kitabNya (ayatayat Qura’niyah). Disamping itu, juga terbuai dengan hasil teknologi dan kebudayaan, sampai-sampai mengira bahwa itu semua adalah hasil kreasi manusia semata, sehingga mereka mengagung-agungkan manusia dan menisbatkan seluruh kemajuan ini kepada jerih payah dan penemuan manusia semata. Pada umumnya rumah tangga sekarang ini kosong dari pengarahan yang benar menurut Islam. AQIDAH
Page 6
f. Enggannya media pendidikan dan media informasi melaksanakan tugasnya Kurikulum pendidikan kebanyakan tidak memberikan perhatian yang cukup terhadap pendidikan agama Islam, bahkan ada yang tidak peduli sama sekali. Sedangkan mediainformasi, baik cetak maupun elektronik berubah menjadi sarana penghancur dan perusak, atau paling tidak hanya memfokuskan pada hal-hal yang bersifat meteri danhiburan semata. Tidak memperhatikan hal-hal yang dapat meluruskan moral danmenanamkan aqidah serta menangkis aliran-aliran sesat. Cara-cara penanggulangan penyimpangan aqidah adalah dengan: 1) Kembali pada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah shalallahu ’alaihi wa sallam untuk mengambil aqidah shahihah. Sebagaimana para Salafush Shalih mengambil aqidah mereka dari keduanya. Tidak akan dapat memperbaiki akhir umat ini kecuali apa yang telah memperbaiki umat terdahulunya. Juga dengan mengkaji aqidah golongan yang sesat dan mengenal syubuhat-syubuhat mereka untuk kita bantah dan kita waspadai, karena siapa yang tidak mngenal keburukan, ia dikhawatirkan terperosok ke dalamnya. 2) Memberi perhatian pada pengajaran aqidah shahihah, aqidah salaf, di berbagai jenjang pendidikan. Memberi jam pelajaran yang cukup serta mengadakan evaluasi yang ketatdalam menyajikan materi ini. 3) Harus ditetapkan kitab-kitab salaf yang bersih sebagai materi pelajaran. Sedangkan kitab-kitab kelompok penyeleweng harus dijauhkan. 4) Menyebar para da’i yang meluruskan aqidah umat Islam dengan mengajarkan aqidah salaf serta menjawab dan menolak seluruh aqidah batil. Aqidah atau keimanan adalah suatu keyakinan seseorang yang diwujudkandengan membenarkan dengan hati kita sendiri, menyatakan dengan lisan danmembuktikannya dengan seluruh amal perbuatan. Orang yang benar-benar beriman itu,terkandung di dalam Qs.AL-Hujurat ayat 15 yang artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yangberiman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu danmereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, Mereka itulahorang-orang yang benar ”.
AQIDAH
Page 7
Orang beriman wajib juga percaya kepada AL-Quran, Malaikat, Hari akhir, qodlodan qodar. Karena semua itu merupakan perangkat dalam seting kehidupan.Ora ng beriman seharusnya menyadari bahwa didalam berperilaku senantiasa dihadapkan kepada keuntungan atau kerugian, secara lahir dan batin, yang berakibat keuntungan lahiriah (materi) dan batiniah (pahala), maka setiap orang yang beriman adalah orang yang memiliki komitmen dan tekat yang bulat (commitment anddetermination), untuk memperoleh keberuntungan dari pencipta kehidupan, yakni Allah dan untuk itu Allah menjamin sebagaimana ketetapannya dalam Qs-AL Muminuun [23] ayat 1,yang artinya : “ Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman” Allah menetapkan sungguh beruntung orang-orang yang beriman, karena itu orang beriman selalu optimis sebabnya selalu akan memperoleh keberuntungan, ketika mendapat musibah ia bersabar karena yakin bahwa musibah adalah rencana Allah untuk meningkatkan derajatnya atau merupakan peringatan untuk perbaikan dirinya. Dalam AL-Quran Surat at-Tahrim ayat 6, di Jelaskan bahwa orang yang beriman diperintahkan untuk : “Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka ”. Ayat ini menekankan orang yang beriman untuk menimpa berupa harta dan pahala.Orang beriman senantiasanya mengembangkan sikap karena ia mempunyai penjamin kulitas sandaran keyakinan yang tidak mungkin dapat disaingi oleh siapapun, ia merasa aman bersamanya. Orang beriman selalu rindu, cinta, senang bersama Allah, ia selalu melatih diri untuk membesarkannya dengan shalat yang khusuk, tahajud di dua pertiga malam merupakan target mencapai maqomam mahmuda tempat yang terpuji. C. AQIDAH ISLAMIYAH Aqidah Islamiyah adalah iman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhir, kepada qadla dan qadar baik-buruk keduanya dari Allah.Sedangkan makna iman itu sendiri adalah pembenaran yang bersifat pasti (tashdiiqul jazm), yang sesuai dengan kenyataan, yang muncul dari adanya dalil/bukti. Bersifat pastiartinya seratus persen kebenaran/keyakinannya tanpa ada keraguan sedikitpun. Sesuaidengan fakta artinya hal yang diimani tersebut memang benar adanya dan sesuai denganfakta, bukan diada-adakan (mis. keberadaan Allah, kebenaran Quran, wujud malaikatdll). Muncul dari suatu dalil artinya keimanan tersebut memiliki hujjah/dalil tertentu,tanpa dalil sebenarnya tidak akan ada pembenaran yang bersifat pasti .Suatu dalil untuk masalah iman, ada kalanya bersifat AQIDAH
Page 8
aqli dan atau naqli, tergantung perkara yang diimani. Jika perkara itu masih dalam jangkauan panca indra/aqal, makadalil keimanannya bersifat aqli, tetapi jika tidak (yaitu di luar jangkauan panca indra),maka ia didasarkan pada dalil naqli. Hanya saja perlu diingat bahwa penentuan sumber suatu dalil naqli juga ditetapkan dengan jalan aqli. Artinya, penentuan sumber dalil naqlitersebut dilakukan melalui penyelidikan untuk menentukan mana yang boleh dan manayang tidak boleh dijadikan sebagai sumber dalil naqli. Oleh karena itu, semua daliltentang aqidah pada dasarnya disandarkan pada metode aqliyah. Dalam hal ini, ImamSyafi’i berkata: “Ketahuilah bahwa kewajiban pertama bagi seorang mukallaf adalah berfikir dan mencari dalil untuk ma’rifat kepada Allah Ta’ala. Arti berfikir adalahmelakukan penalaran dan perenungan kalbu dalam kondisi orang yang berfikir tersebutdituntut untuk ma’rifat kepada Allah. Dengan cara seperti itu, ia bisa sampai kepadama’rifat terhadap halhal yang ghaib dari pengamatannya dengan indra dan inimerupakan suatu keharusan. Hal ini seperti merupakan suatu kewajiban dalam bidangushuluddin.” (Lihat Fiqhul Akbar, Imam Syafi’i hal. 16)
D. TUJUAN AQIDAH DALAM ISLAM Akidah Islam mempunyai banyak tujuan yang baik yang harus dipegang teguh, yaitu : a.
Untuk mengihlaskan niat dan ibadah kepada AllahI semata. Karena Dia adalah pencipta yang tidak ada sekutu bagiNya, maka tujuan dari ibadah haruslah diperuntukkanhanya kepadaNya.
b.
Membebaskan akal dan pikiran dari kekacauan yang timbul dari kosongnya hati dariakidah. Karena orang yang hatinya kosong dari akidah ini, adakalanya kosong hatinya dari setiap akidah serta menyembah materi yang dapat di indera saja dan adakalanya terjatuh pada berbagai kesesatan akidah dan khurafat.
c.
Ketenangan jiwa dan pikiran, tidak cemas dalam jiwa dan tidak goncang dalam pikiran. Karena akidah ini akan menghubungkan orang mukmin dengan Penciptanya lalu rela bahwa Dia sebagai Tuhan yang mengatur, Hakim yang membuat tasyri’. Oleh karenaitu hatinya menerima takdir-Nya, dadanya lapang untuk menyerah lalu tidak mencari pengganti yang lain.
d.
Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah kepada Allahdan bermuamalah dengan orang lain. Karena diantara dasar
AQIDAH
Page 9
akidah ini adalah mengimani para Rasul, dengan mengikuti jalan mereka yang lurus dalam tujuan dan perbuatan. e.
Bersungguh-sungguh dalam segala sesuatu dengan tidak menghilangkan kesempatan beramal baik, kecuali digunakannya dengan mengharap pahala. Serta tidak melihat tempat dosa kecuali menjauhinya dengan rasa takut dari siksa. Karena diantara dasar akidah ini adalah mengimani kebangkitan serta balasan terhadap seluruh perbuatan.”Dan masing-masing orang memperoleh derajat-derajat (sesuai) dengan yangdikerjakannya. Dan Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” (QS. AlAn’am : 132). Nabi Muhammad SAW juga menghimbau untuk tujuan ini dalam sabdanya : ”Orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orangmukmin yang lemah. Dan pada masing-masing terdapat kebaikan. Bersemangatlahterhadap sesuatu yang berguna bagimu serta mohonlah pertolongan dari Allah dan janganlah lemah. Jika engkau ditimpa sesuatu, maka jaganlah engkau katakan :seandainya aku kerjakan begini dan begitu. Akan tetapi katakanlah : itu takdir Allah danapa yang Dia kehendaki dia lakukan. Sesungguhnya mengada-ada itu membuka perbuatan setan.” ( HR. Muslim)
f.
Menciptakan umat yang kuat yang mengerahkan segala yang mahal maupun yangmurah
untuk
menegakkan
agamanya
serta
memperkuat
tiang
penyanggahnya tanpa peduli apa yang akan terjadi untuk menempuh jalan itu.”Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepadaAllah dan RasulNya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan hartadan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang –rang yang benar.” (QS. AlHujurat : 15). g.
Meraih kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memperbaiki individuindividu
maupun
kelompok-kelompok
serta
meraih
pahala
dan
kemuliaan.”Barangsiapa yang mengerjakan amal baik, baik lelaki maupun wanita dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang paling baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An Nahl 97).
AQIDAH
Page 10
BAB III Kesimpulan
Jadi, Aqidah atau keimanan adalah suatu keyakinan seseorang yang diwujudkan dengan membenarkan dengan hati kita sendiri, menyatakan dengan lisan dan membuktikannya dengan seluruh amal perbuatan. Orang beriman wajib juga percaya kepada AL-Quran, Malaikat, Hari akhir, qodlodan qodar. Karena semua itu merupakan perangkat dalam seting kehidupan.Ora ng beriman seharusnya menyadari bahwa didalam berperilaku senantiasa dihadapkan kepada keuntungan atau kerugian, secara lahir dan batin, yang berakibat keuntungan lahiriah (materi) dan batiniah (pahala), maka setiap orang yang beriman adalah orang
yang
memiliki
komitmen
dan
tekat
yang
bulat
(commitment
anddetermination), untuk memperoleh keberuntungan dari pencipta kehidupan, yakni Allah.
AQIDAH
Page 11
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku : Al-Islam dan Kemuhammadiyaan 1 (Di akses 10/12/2018) Kitab Tauhid 1, Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah al Fauzan (Di akses 10/12/2018) Kuliah Aqidah Islam, Dr. Yunahar Ilyas, M.Ag., Lc. (Di akses 10/12/2018) Prinsip Dasar Keimanan Karya Syaikh Muhammad Sholih al Utsaimin rahimahulloh (Di akses 10/12/2018)
Sumber Artikel Internet : http://makalahruanglingkuppembahasanaqidah.blogspot.com/ (Di akses 10/12/2018) https://www.academia.edu/34995061/Makalah_Tentang_Aqidah_Islamiyah
(Di
akses 10/12/2018) http://eprints.walisongo.ac.id/1596/3/093111082_Bab2.pdf (Di akses 10/12/2018)
AQIDAH
Page 12