PENGARUH KINERJA GURU AGAMA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 14 BINTARA BEKASI BARAT
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)
Oleh Aida Fitri Yati NIM: 104011000164
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul: “Pengaruh Kinerja Guru Agama Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pendidikan Agama Islam Di SMPN 14 Bintara Bekasi Barat” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada 5 Februari 2009 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam. Jakarta, 5 Februari 2009 Panitia Ujian Munaqasyah Ketua Panitia (Ketua Jurusan / Program Studi)
Dr. H. A. Fattah Wibisono, MA
Tanggal
Tanda Tangan
……………… ………………
NIP. : 150 236 009 Sekretaris ( Sekretaris Jurusan/Prodi ) Drs. Safiuddin Sidiq, M. Ag
……………… ………………
NIP. : 150 229 477 Penguji I Drs. H. Gufron Ihsan, MA
……………… ………………
NIP. : 150 202 340 Penguji II Dr. H. A. Fattah Wibisono, MA
……………… ………………
NIP. : 150 236 009
Mengetahui: Dekan,
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA NIP: 150 231 356
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Nama
: Aida Fitri Yati
Tempat/Tgl.Lahir
: Jakarta, 15 Januari 1986
NIM
: 104011000164
Jurusan/Prodi
: PAI
Judul Skripsi
: Pengaruh Kinerja Guru Agama Terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Pendidikan Agama Islam di SMPN 14 Bintara Bekasi Barat
Dosen pembimbing : Drs. Rusydy Zakaria, M. Ed, M. Phill
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis. Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Jakarta, 29 Januari 2009 Mahasiswa Ybs,
Materai 6000
Aida Fitri Yati NIM: 104011000164
DEPARTEMEN AGAMA UIN JAKARTA FITK
FORM (FR)
Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia
No. Dokumen : FTIK-FR-AKD-098 Tgl. Terbit : 1 September 2008 No. Revisi : 00 : 1/1 Hal
PENDAFTARAN PESERTA WISUDA 1. Nama
:Aida Fitri Yati
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 15 Januari 1986
3. NIM
: 104011000164
4. Jurusan / Prodi
: Pendidikan Agama Islam
5. Program
: Reguler
6. Judul Skripsi
: PENGARUH KINERJA GURU AGAMA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 14 BINTARA BEKASI BARAT.
7. Pembimbing
: Drs. Rusydy Zakaria, M. Ed, M. Phill. .
8. Penguji 9. Tanggal Lulus
: 1. Drs. H. Gufron Ihsan, MA 2. Dr. H. A. Fattah Wibisono, MA. : 5 Februari 2009
10. Nomor ijazah
:
11. Indeks Prestasi / Yudisium
: 3,28 (Tiga Koma Dua Delapan)
12. Jabatan dalam organisasi Kemahasiswaan
: -
13. Alamat Asal
: Jl. Bintara 6 b rt 002/06 Bintara Bekasi Barat 17134
14. Alamat Sekarang
: sda.
15. Nama Ayah
: Mastur
16. Pendidikan Terakhir Ayah
: SLTA
17. Pekerjaan Ayah
: Karyawan Swasta
18. Nama Ibu
: Siti Zainun
19. Pendidikan Terakhir Ibu
: MA
20. Pekerjaan Ibu
: Ibu Rumah Tangga Jakarta, 20 Februari 2009 Calon Wisudawati
Pas Foto 3X4 Aida Fitri Yati
ABSTRAK
Judul skripsi ini "PENGARUH KINERJA GURU AGAMA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMPN 14 BINTARA BEKASI BARAT". Berdasarkan pengamatan penulis dilapangan, yakni di SMPN 14 Bintara Bekasi Barat, bahwa para guru PAI yang mengajar di sekolah tersebut, telah mengupayakan kinerja yang mengarah pada peningkatan hasil belajar siswa dalam PAI. Akan tetapi dari hasil penelitian yang penulis lakukan, bahwa tidak terdapat pengaruh yang cukup kuat antara Kinerja Guru PAI dengan Hasil Belajar Siswa dalam PAI. Hal ini juga di dukung dengan minimnya jam PAI untuk tingkat satuan pendidikan umum semisal SMP yaitu hanya 2 jam perminggu. Ini juga diakui oleh para guru agama Islam tersebut. Metode yang penulis gunakan adalah metode deskriptif korelasional yaitu suatu metode untuk mencari hubungan antara Kinerja Guru Agama dengan Hasil Belajar Siswa Dalam PAI. Setelah penelitian dilakukan tidak terdapat korelasi yang signifikan antar variabel X dan variabel Y, angka koefisien korelasinya sebesar 0,525 dikonsultasikan pada table nilai "r" Product Moment setelah sebelumnya dicari dbnya. Karena N=4 dan nr=2, maka dbnya adalah 2. Dan untuk db=2 pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,950 dan pada taraf signifikansi 1% sebesar 0,990. dengan demikian ro>rt yaitu 0,950>0,525<0,990. Jadi, tidak terdapat korelasi yang signifikan antara variable X dengan variable Y. Selanjutnya jika di koefisien korelasi sebesar 0,525 dikonsultasikan kepada pedoman ancar-ancar berada pada kisaran 0,40-0,70 dengan interpretasi terdapat korelasi yang sedang atau cukup. Berdasarkan analisis diatas dapat dikatakan bahwa Ho (Hipotesis Nihil) yang menyebutkan tidak ada atau tidak terdapat Pengaruh Kinerja Guru Agama Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam PAI diterima. Sedangkan Ha (Hipotesis Alternatif) yang menyebutkan ada atau terdapat Pengaruh Kinerja Guru Agama Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam PAI ditolak.
ِِِِْْ اِ اْ َِ ا KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan petunjukNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana S1 pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW. Penulis sangat menyadari dalam penyusunan skripsi ini, masih jauh dari kesempurnaan jika tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak yang dengan tulus membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu sudah selayaknya dalam kesempatan ini penulis memgucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada: 1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Drs. Rusydy Zakaria, M. Ed, M. Phill. Pembimbing skripsi ini yang dengan tekun dan penuh keikhlasan mencurahkan waktu, tenaga, dan pikirannya demi terselesainya skripsi ini dari awal sampai akhir 4. Bapak Dr. Zaimuddin, M. Ag. Pembimbing akademik (PA) yang telah memberikan motivasi yang begitu besar dalam penyusunan skripsi ini. 5. Para Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik penulis selama kuliah di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Pimpinan Perpustakaan Utama beserta staf-stafnya dan Pimpinan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan fasilitas untuk mencari atau studi pustaka
7. Bapak Drs. H. I Ketut Suprapta, M. M. Kepala SMPN 14 Bintara Bekasi Barat 8. Bapak Drs. Kamiluddin, Ibu Neneng Permaisuri S. Ag, Bapak Ahmad Suhari S. Ag, dan Bapak Ayatullah S. Ag. Para guru PAI di SMPN 14 Bintara Bekasi Barat yang juga telah banyak membantu penyelesaian skripsi ini 9. Yang sangat penulis taati dan patuhi Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah banyak memberikan banyak sekali curahan doa, dukungan dan motivasi kepada penulis yang tiada pernah hentinya. 10. Adik-adik tersayang Ahmad Khumaidi Al-Anshori, Syifa Fauziah, Zulfa Zuhrotunnisa, Tasya Nahwal Kamilah, Nailatunnasywa Faizah, dan Lilis Komariyah yang telah banyak memberikan dukungannya kepada penulis. Untuk terus maju demi terselesainya skripsi ini 11. Para
sahabat-sahabat
tersayang
Uswah,
Hanifah,
Yani,
Feni,
Nurjannah, Finta, Teh Lina, Marina, Siska, Teh Hasanah, Ika, Zahro, Ida Pasha, M. Ridwan Syah, Miftahuddin dan teman-teman seperjuangan lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas doa dan dukungannya selama ini Semoga amal baik dan jasa mereka mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, walaupun demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran ilmu pengetahuan. Kritik serta saran yang sifatnya membangun dari semua pihak sangat penulis harapkan. Dan pada akhirnya semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin Ya Robbal 'Alamin.
Jakarta, 29 Januari 2009
Penulis
DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ABSTRAK...................................................................................................... i KATA PENGANTAR.................................................................................... ii DAFTAR ISI .................................................................................................. iv DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii BAB I.
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah............................................................ 1 B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah ....................................... 6 C. Tujuan Penelitian...................................................................... 6 D. Kegunaan Penelitian ................................................................. 7
BAB II.
TINJAUAN TEORITIS A. Kinerja Guru 1. Hakikat Dan Makna Kinerja Guru....................................... 8 2. Ruang Lingkup Kinerja Guru .............................................. 9 3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Guru............... 11 4. Penerapan Budaya Kinerja Guru ......................................... 14 B. Hakikat Belajar Dan Makna Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar...................................................... 16 2. Faktor-faktor yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa . 17 3. Faktor-faktor yang dapat menghambat hasil belajar siswa ... 17 4. Upaya-upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa. 18 C. Pengaruh Kinerja Guru Agama Terhadap Hasil belajar Siswa dalam Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ................................... 31 2. Peran Guru Agama dalam Pendidikan Agama Islam ........... 32 D. Kerangka Konsep ..................................................................... 36 E. Hipotesis................................................................................... 39
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ..................................................................... 40 B. Variabel Penelitian.................................................................... 40 C. Populasi dan Sample................................................................. 41 D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 41 E. Teknik Pengumpulan, Pengolahan dan Analisa Data................. 42
BAB IV. HASIL PENELITIAN A. ............................................................................................G ambaran Umum SMPN 14 Bintara Bekasi Barat ....................... 46 B. ............................................................................................V isi, Misi dan Gambaran Singkat Guru SMPN 14 Bintara Bekasi Barat ............................................................................. 47 C. ............................................................................................P engolahan Data ......................................................................... 48 D. ............................................................................................D eksripsi dan Analisa Data.......................................................... 48 E..............................................................................................I nterpretasi Data......................................................................... 59 BAB V
PENUTUP A. ............................................................................................K esimpulan ................................................................................. 63 B. ............................................................................................S aran........................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 66 LAMPIRAN…………………………………………………………………….
DAFTAR TABEL 1. Tabel Pedoman Ancar-Ancar Product Moment.................................. 44 2. Daftar Siswa Smpn 14 Bintara Bekasi Barat ...................................... 46 3. Tabel Disiplin Guru Agama Dating Ke Sekolah ................................ 48 4. Tabel Disiplin Guru Agama Masuk Ke Dalam Kelas......................... 49 5. Tabel Disiplin Guru Agama Keluar Kelas.......................................... 49 6. Tabel Kedisiplinan Guru Agama Membuat RPP Sebelum Mengajar.. 50 7. Tabel Memberikan Materi Sesuai Silabus.......................................... 50 8. Tabel Motivasi Guru Agama Dalam Mengajar .................................. 51 9. Tabel Motivasi Guru Agama Karena Reward .................................... 51 10. Tabel Mendorong Siswa Giat Dalam Belajar ..................................... 52 11. Tabel Nilai Belajar Tidak Diberitahukan Kepada Siswa .................... 52 12. Tabel Membuat Persaingan Sehat Dalam KBM ................................. 53 13. Tabel Mengkondisikan Kelas Sebelum Mengajar .............................. 53 14. Tabel Mengenal Siswa Lebih Dekat .................................................. 54 15. Tabel Mengikutaktifkan Siswa Dalam KBM ..................................... 54 16. Tabel Bertanya Sebelum Pelajaran Dimulai....................................... 55 17. Tabel Bertanya Diakhir Pelajaran ...................................................... 55 18. Tabel Menyesuaikan Metode Dengan Pelajaran................................. 56 19. Tabel Menentukan Metode Dalam RPP ............................................. 57 20. Tabel Menggunakan Metode Seingatnya ........................................... 57 21. Tabel Penggunaan Metode Yang Bervariasi ...................................... 58 22. Tabel Penyampaian Materi Secara Jelas ............................................ 58 23. Tabel Variable X (Kinerja Guru Agama) ........................................... 59 24. Tabel Perhitungan Korelasi Antara Variable X Dengan Variable Y ... 59 25. Tabel Daftar Guru Smpn 14 Bintara Bekasi Barat.............................. 26. Tabel Data Sarana Dan Prasarana Smpn 14 Bintara Bekasi Barat ......
DAFTAR LAMPIRAN 1. Kisi-Kisi Instrument Angket 2. Angket/Kuisioner 3. Pedoman Wawancara 4. Transkip Hasil Wawancara 5. Tabel Data Pimpinan dan Tenaga Edukatif SMPN 14 Bintara Bekasi Barat 6. Tabel Data Sarana dan Prasarana SMPN 14 Bintara Bekasi Barat 7. Surat Pengesahan Proposal Skripsi 8. Surat Permohonan Bimbingan Skripsi 9. Surat Permohonan Izin Penelitian 10. Surat Permohonan Observasi 11. Surat Keterangan Penelitian dari SMPN 14 Bintara Bekasi Barat
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses memanusiakan manusia melalui pembelajaran dalam bentuk aktualisasi potensi peserta didik menjadi suatu kemampuan atau kompetensi. Kompetensi yang dapat mereka miliki yaitu kompetensi spiritual keagamaan sebagai suatu aktualisasi potensi emosional (EQ), kompetensi akademik sebagai aktualisasi potensi intelektual (IQ), dan kompetensi motorik yang dikembangkan dari potensi inderawi atau fisik.1 Pendidikan diarahkan kepada pembentukan manusia yang berguna. Sedangkan pengajaran adalah salah satu alat atau usaha untuk membentuk manusia tersebut. Pendidikan bertujuan meningkatkan kualitas manusia indonesia. Manusia indonesia yang berkualitas ialah manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh dan bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani. 2 Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah melalui proses pembelajaran disekolah. Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan terus menerus. Pembentukan profesi guru dilaksanakan melalui program pendidikan pra-jabatan (presevice education) maupun program dalam jabatan (intervice education). Tidak semua guru yang mendidik di lembaga pendidikan, terlatih dengan baik dan kualified (well training and well) (Jacobson, 1954). Potensi sumberdaya guru itu perlu terus menerus tumbuh dan berkembang agar dapat melakukan fungsinya secara profesional. Selain itu, pengaruh perubahan secara cepat mendorong guru-guru untuk terus menerus belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta mobilitas masyarakat. 3 1
Hari Suderajat, Implementasi Guru Berbasis Kompetensi, (Bandung: CV Cipta Rekas Grafika, 2004), Cet. 1, h.11 2
Piet A. Sahertian dan Ida Aleida Sahertian, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Program Intervice Education, (Jakarta: Rineka Cipta), Cet. 1, h. 1 3 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar Dan Teknik Supervisi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), Cet.1, h. 1
Kualitas proses belajar mengajar sangat dipengaruhi oleh kualitas kinerja guru. Oleh karena itu, usaha meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, perlu secara terus menerus mendapatkan perhatian dari penanggung jawab sistem pendidikan peningkatan ini akan lebih berhasil apabila dilakukan oleh guru dengan kemauan dan usaha mereka sendiri. Namun seringkali guru masih memerlukan bantuan dari orang lain, karena ia belum mengetahui atau belum memahami jenis, prosedur, dan mekanisme memperoleh berbagai sumber yang sangat diperlukan dalam usaha meningkatkan kemampuan mereka. Pengetahuan tentang supervisi memberikan bantuan kepada guru dalam merencanakan dan melaksanakan peningkatan profesional mereka memanfaatkan sumber yang tersedia. 4 Hadari Nawawi berpendapat “kinerja adalah prestasi seseorang dalam suatu keahlian
tertentu,
didelegasikan
dari
dalam atasan
melaksanakan dengan
tugas
efektif
atau
dan
pekerjaan
efisien”.5
yang
Menurut
Poerwadarminta dalam kamus besar Bahasa Indonesia, “kinerja adalah sesuatau yang ingin dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja seseorang”.6 Kinerja guru adalah segala upaya guru dalam mengembangkan kegiatan yang ada di sekolah menjadi kegiatan yang lebih baik, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan baik pula melalui suatu kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan target serta tujuan yang telah ditetapkan. Akan tetapi pada kenyataan yang ada, para guru hanya berperan sebagai penyampai suatu pengetahuan kepada siswa. Upaya mereka dalam pendidikan kurang optimal, sehingga para lulusan yang dihasilkan pun kurang optimal dalam segi kemampuan mereka dalam suatu disisplin ilmu. Sebuah pertanyaan yang sedang dihadapi India dalam memastikan peningkatan akses pendidikan dengan mengubah akses menuju pendidikan
4
Soetjipto, et. Al., Profesi Keguruan, (Jakarta: Rineka Cipta dan DepDikBud, 1999), Cet. 1, h.
230 5
6
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT Gunung Agung, 1999), Cet. 13, h. 34
WJS. Poerwadarminta, Kamus Bahasa Indonesia. (Jakarta: Departement Pendidikan dan Kebudayaan, 1998), h. 56
berkualitas. Sebagaimana jumlah sekolah dasar dan jumlah guru yang terus meningkat, akan tetapi tingkat pembelajaran yang dicapai anak tetap sangat rendah. Salah satu realisasi yang muncul adalah tidak adanya kesepakatan dan kejelasan bagaimana pelatihan guru yang baik, juga karena tidak adanya kesepakatan dan mengenai bagaimana mengajar yang baik. Nilai ujian tetap dapat dicapai meskipun tanpa arti mengajar yang baik. Untuk mengatasinya, tingkat kinerja guru saat ini memerlukan perhatian dan strategi terencana untuk meningkatkan kualitas mengajar dan belajar. Upaya nasional dilaksanakan oleh pemerintah India dengan dukungan dari UNICEF, kemajuan kinerja pendidikan melalui dukungan guru (Advancement of Educational Performance through Teacher Support – ADEPTS) adalah upaya yang dimaksud untuk menyetujui draf standar kinerja untuk guru, pelatih dan institusi pendukung guru dari kecamatan sampai tingkat propinsi.7 Beberapa kunci dasar yang disepakati dalam hal ini adalah motivasi utama bagi para guru yaitu mengalami kesuksesan di kelas. Dengan demikian telah disepakati bahwa persyaratan minimum harus dipenuhi sebelum guru dapat diharapkan untuk menerapkan standar-standar sebagai berikut: 1. Ada masa dimana guru belajar. Ketika guru mencapai satu indikator, kemudian memotivasi mereka dan juga mempersiapkan mereka ke fase berikutnya, yang lebih tinggi. Institusi pendukung juga bekerja sama dengan para guru dan berjalan berdampingan satu sama lain 2. Mengubah standar dan indikator ke dalam langkah nyata yang dapat diterapkan secara aktual oleh para guru. Dengan demikian, jika sebuah indikator telah disepakati maka ada suatu kebutuhan untuk memperjelas apa yang perlu dilakukan seorang guru dengan tepat. 3. Kumpulan target, dalam syarat tahapan perbaikan performa sekarang dapat diterapkan. Para guru dan narasumber mereka dapat menggunakan dokumen standar untuk memperbaiki tahap perubahan yang mereka cari. Hasilnya, katakanlah dalam setahun atau 6 bulan. 4. Mengambil pendekatan sedikit campur tangan dalam membantu menghilangkan tekanan pada sistem untuk mengubah kurikulum atau buku teks atau bahkan memperkenalkan model pengajaran yang baru.8 Adapun yang menjadi tujuan utama pengelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan pengalaman belajar yang optimal. Sebab berkembangnya
tingkah
laku
siswa
sebagai
tujuan
belajar
hanya
7
[email protected], EENET asia Newsletters : Kwartal ke-4 2007 / Kwartal ke-1 2008 8
[email protected], EENET asia Newsletters : Kwartal ke-4 2007 / Kwartal ke-1 2008
dimungkinkan oleh adanya pengalaman optimal. Pengelolaan proses pendidikan harus memperhitungkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Disamping itu sekolah juga mendidik generasi agar hidup dan menyesuaikan diri dengan perubahan yang cepat akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hanya saja masalah sekarang, sebatas manakah pengakuan masyarakat terhadap profesi guru, sebab kenyataannya masyarakat masih tetap mengakui profesi dokter atau hakim dianggap lebih tinggi dibandingkan dengan profesi guru. Seandainya yang dijadikan tinggi rendahnya pengakuan profesional tersebut adalah keahlian dan tingkat pendidikan yang ditempuhnya, guru pun ada yang setingkat atau sederajat dengan jenis profesi lain bahkan ada yang lebih. Kita akui bahwa profesi guru paling mudah tercemar dalam arti masih ada saja orang yang memaksakan diri menjadi guru walaupun sebenarnya yang bersangkutan tidak dipersiapkan untuk itu. Hal ini terjadi karena masih adanya pendapat sebagian masyarakat bahwa siapapun dapat menjadi guru, asalkan ia berpengetahuan. Rendahnya pengakuan masyarakat terhadap profesi guru disebabkan beberapa faktor berikut: 1. Adanya pandangan sebagian masyarakat bahwa siapapun dapat menjadi guru asalkan ia berpengetahuan. 2. Kekurangan guru didaerah terpencil, memberikan peluang untuk mengangkat seseorang yang tidak mempunyai keahlian untuk menjadi guru. 3. Banyak guru yang belum menghargai profesinya, apalagi berusaha mengembangkan profesinya itu. Perasaan rendah diri karena menjadi guru, penyalahgunaan profesi untuk kepuasan dan kepentingan pribadinya, sehingga wibawa guru semakin merosot.9 Faktor lain yang mengakibatkan rendahnya pengakuan masyarakat terhadap profesi guru yakni kelemahan yang terdapat pada guru itu sendiri, diantaranya, 9
rendahnya
tingkat
kompentensi profesionalisme
mereka.
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. 20, h. 2
Penguasaan guru tehadap materi dan metode pengajaran masih berada dibawah standar. Hal tersebut didukung dengan hasil penelitian balitbang depdikbud RI diantaranya menunjukkan bahwa kemampuan membaca para siswa kelas VI SD di Indonesia masih rendah. Kegagalan tersebut disebabkan pengajaran guru hanya mementingkan penguasaan huruf tanpa penguasaan makna. Oleh karena itu setiap guru wajib mengikuti dengan seksama inovasiinovasi pendidikan, terutama yang didominasikan secara meluas oleh pemerintah seperti pendekatan CBSA, keterampilan proses, muatan lokal dalam kurikulum dan lain-lain agar dapat diambil manfaatnya. Guru harus peka dan tanggap terhadap perubahan-perubahan, pembaharuan serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang sejalan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman. Disinilah tugas guru
untuk
senantiasa
meningkatkan
wawasan
ilmu
pengetahuan
meningkatkan kualitas pendidikannya sehingga apa yang diberikan kepada siswanya tidak terlalu ketinggalan dengan perkembangan kemajuan zaman. Bahkan tidak cukup hanya dengan itu saja, untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap profesi guru yang merosot, maka guru perlu tampil disetiap kesempatan baik sebagai pendidik, pengajar, pelatih, inovator maupun dinamisator pembangunan masyarakat yang bermoral pancasila sekaligus mencerdaskan bangsa Indonesia.
Dalam hal ini Moh. Uzer Usman mengatakan bahwa: Dengan bermodalkan kewibawaan dan kemampuan mengembangkan diri, insya Allah guru akan senatiasa dihormati serta mendapat kepercayaan dari masyarakat. Kapan lagi kalau tidak saat ini untuk meningkatkan kompetensi profesional dan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dari persyaratan minimal. Sehingga dengan upaya ini diharapkan akan menjadi guru yang betul-betul profesional.10 Uraian-uraian inilah, yang melatarbelakangi penulisan skripsi ini dengan judul 10
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru…, h. 3
“PENGARUH
KINERJA
GURU
AGAMA
TERHADAP
HASIL
BELAJAR SISWA DALAM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (STUDI KASUS DI SMP NEGERI 14 BINTARA BEKASI BARAT)”
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah Dalam penelitian ini masalah dibatasi hanya pada: 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru dalam mengupayakan proses dan hasil belajar siswa yang berkualitas 2. Kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki seorang guru khususnya guru agama Islam Upaya-upaya yang dilakukan oleh guru dianggap sebagai variabel bebas, dan hasil belajar siswa dianggap variabel terikat. Sedangkan pokok-pokok permasalahan yang akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah: Adakah pengaruh antara kinerja guru agama dengan hasil belajar siswa dalam PAI?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kinerja guru terhadap peningkatan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran PAI.
D. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan penulisan ini adalah: 1. Bagi siswa atau para calon guru, dengan penelitian ini dapat menjadi sebuah informasi bagi mereka bila kelak terjun kelapangan. 2. Bagi lembaga atau institusi, dengan penelitian ini dapat dijadikan sebagai alat untuk mencari upaya-upaya mengajar yang kreatif dan inovatif
BAB II KAJIAN TEORI A. Kinerja Guru 1. Hakikat dan Makna Kinerja Guru Terdapat beberapa pengertian atau makna kinerja guru, seperti beberapa pendapat dibawah ini: Hadari Nawawi berpendapat “kinerja adalah prestasi seseorang dalam suatu keahlian tertentu, dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan yang didelegasikan dari atasan dengan efektif dan efisien”.11 Menurut Poerwadarminta dalam kamus besar Bahasa Indonesia, “kinerja adalah sesuatu yang ingin dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja seseorang”.12 Mulyasa menjelaskan bahwa ”kinerja dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, atau unjuk kerja”.13 Memasuki milenium baru berarti pula membentuk suatu kehidupan baru dengan nilai-nilai yang khas serta merupakan suatu proses transformasi nilai-nilai budaya. Guru dalam era milenium baru adalah guru yang berdasarkan kemampuan bukan kepada asal usul keturunan atau warisan, juga menjunjung tinggi kualitas, inisiatif, dan kreativitas, kerja keras serta produktivitas. Dalam kaitan ini budaya kinerja sangat menonjol dalam membantu guru meningkatkan produktivitas pembelajaran dan mutu lulusan.14 Menurut Suryo Subroto yang dimaksudkan dengan kinerja guru dalam proses belajar mengajar adalah “kesanggupan atau kecakapan para 11
Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta: PT Gunung Agung, 1999), Cet. 13, h. 34
12
WJS. Poerwadarminta, Kamus Bahasa Bahasa Indonesia. (Jakarta: Departement Pendidikan dan Kebudayaan, 1998), h. 56 13
E mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional, (Bandung PT. Remaja Rosda Karya 2003), h. 136 14 A. Tabrani Rusyan, dkk, Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru Sekolah Dasar, (Jakarta: PT Intermedia Ciptanusantara, 2001), Cet. 2, h. 11
guru dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara guru dan peserta didik yang mencakup suasana kognitif, efektif dan psikomotorik sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar tercapai tujuan pengajaran.15 Kinerja guru adalah segala upaya guru dalam mengembangkan kegiatan yang ada di sekolah menjadi kegiatan yang lebih baik, sehingga tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan baik pula melalui melalui suatu kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru sesuai dengan target serta tujuan yang telah ditetapkan.
2. Ruang lingkup Kinerja Guru Kinerja guru merupakan suatu kemampuan kerja guru dalam melaksanakan tugasnya. Kemampuan tersebut sebagai salah satu faktor keberhasilan dan profesionalisme guru dilingkungan sekolah dan diluar lingkungan sekolah. Kemampuan guru meliputi: a. Kemampuan Pedadogik Kemampuan pedagogik adalah kemampuan dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. 16 b. Kemampuan Personal (Kepribadian) Kemampuan personal adalah suatu kemampuan pribadi yang dimiliki oleh seorang guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Drs. Cece Wijaya dan Drs. Tabani Rusyan merinci kemampuan pribadi yang meliputi: 1) Ketetapan dan integrasi pribadi 15
Suryo Subroto, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), Cet. 1, h. 8 Undang-Undangan Dan Peraturan Pemerintah RI, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006), h. 131 16
2) 3) 4) 5) 6) 7) 8)
Peka terhadap perubahan dan pembaharuan Berfikir alternatif Adil, jujur dan objektif Disiplin dalam melaksanakan tugas Ulet dan tekun bekerja Berusaha memperoleh hasil kerja yang sebaik-baiknya Simpatik dan menarik, luwes, bijaksana serta sederhana dalam bertindak 9) Berwibawa17 Kemampuan pribadi menjadikan guru dapat mengelola dan berinteraksi secara baik serta dapat mengelola proses belajar mengajar secara professional. Selain itu juga guru harus mempunyai kepribadian yang utuh, karena bagaimanpun guru merupakan suri tauladan yang baik bagi anak didik. c. Kemampuan Profesional Kemampuan profesional adalah kemampuan dalam penguasaan akademik (mata pelajaran) yang diajarkan dan terpadu dengan kemampuan mengajarnya sekaligus, sehingga guru itu perlu memiliki wibawa akademis. Kemampuan professional meliputi: 1) 2) 3) 4) 5) 6)
Kemampuan menguasai bahan Kemampuan mengelola program belajar mengajar Kemampuan mengelola kelas Kemampuan menggunakan media Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan Kemampuan menilai prestasi siswa untuk pendidikan dan pengajaran. 7) Kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan 8) Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah 9) Kemampuan memahami prinsip-prinsip guna keperluan pengajaran.18 d. Kemampuan Sosial
17 Cece Wijaya, A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991), h. 21 18 Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru…, h. 25-30
Kemampuan sosial adalah kemampuan yang berhubungan dengan bentuk partisipasi sosial seorang guru dalam kehiduapan sehari-hari di masyarakat tempat ia bekerja baik secara formal maupun informal. Kemampuan sosial yang harus dimiliki seorang guru adalah sebagai berikut: 1) Terampil berkomunikasi dengan siswa 2) Bersikap simpatik 3) Dapat bekerja sama dengan BP3 4) Pandai bergaul dengan kawan sejawat dan mitra pendidikan.19
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Kemampuan guru dalam mengajar tidak dapat dipisahkan dari faktorfaktor pendukung dan pemecahan masalah
yang mengakibatkan
terhambatnya KBM secara baik dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan guru dalam mengajar. Adapun faktor-faktor yang mendukung kinerja guru dapat digolongkan kedalam dua macam yaitu: a. Faktor yang berasal dari dalam diri sendiri (intern) b. Faktor yang berasal dari luar diri sendiri (ekstern) Diantara faktor yang berasal dari dalam diri sendiri (intern) adalah: a. b. c. d. e. f. g. h.
Kecerdasan Keterampilan dan kecakapan Bakat Kemampaun Motivasi Kesehatan Kepribadian Cita-cita dan tujuan dalam bekerja.20
Sebagaimana disebutkan diatas faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru yang berasal dari dalam diri sendiri, yang pertama adalah kecerdasan. Kecerdasan ini memegang peranan yang penting dalam 19 20
Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, Kemampuan Dasar Guru…, h. 181 Kartono Kartini, Menyiapkan Dan Memadukan Karir, (Jakarta: CV. Rajawali, 1985), h. 22
keberhasilan pelaksanaan tugas-tugas. Semakin rumit dan makmur tugastugas yang diemban makin tinggi kecerdasan yang diperlukan. Seseorang yang cerdas jika diberikan tugas yantg sederhana dan monoton mungkin akan terasa jenuh dan dapat berakibat pada penurunan kinerjanya. Kedua adalah keterampilan. Keterampilan dan kecakapan orang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan adanya perbedaaan dari berbagai pengalaman dan latihan yang telah dilalui. Ketiga adalah bakat. Penyesuaian antara bakat dan pilihan pekerjaan dapat menjadikan seseorang bekerja dengan pilihan dan keahliannya sehingga orang tersebut akan menjalani pekerjaannya dengan suka hati. Keempat adalah kemampuan. Syarat untuk mendapatkan ketenangan kerja bagi seseorang adalah tugas dan jabatan yang sesuai dengan kemampuannya. Kemampuan yang disertai dengan minat yang tinggi dapat menunjang pekerjaan yang ditekuni. Kelima adalah motivasi. Motivasi yang dimiliki seseorang
dapat
mendorong meningkatnya kerja seseorang. Keenam adalah kesehatan. Kesehatan dalam membantu proses bekerja seseorang sampai selesai, jika kesehatan terganggu maka pekerjaan akan terganggu pula. Ketujuh adalah kepribadian. Seseorang yang mempunyai kepribadian kuat dan intregral tinggi kemungkinan tidak akan banyak mengalami kesulitan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja dan inetraksi dengan rekan kerja yang akan meningkatkan kerjanya. Yang kedelapan adalah cita-cita dan tujuan. Jika pekerjaan yang diemban seseorang sesuai dengan cita-cita maka tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksana karena ia bekerja secara sungguh-sungguh, rajin dan bekerja dengan sepenuh hati. Yang termasuk faktor yang berasal dari luar diri sendiri (ekstern), diantaranya: a. Lingkungan keluarganya b. Lingkungan kerja
c. Komunikasi dengan kepala sekolah d. Sarana Dan Prasarana21 Selain faktor-faktor dari dalam, yang dapat mempengaruhi kinerja seorang guru adalah faktor-faktor yang berasal dari luar pun turut mempengaruhi. Sebagaiman disebutkan diatas, pertama adalah keadaan lingkungan keluarga. Keadaan lingkungan keluarga dapat mempengaruhi kinerja
seseorang.
Ketegangan dalam
kehidupan keluarga
dapat
menurunkan gairah kerja. Faktor yang kedua adalah lingkungan kerja. Situasi kerja yang menyenangkan dapat mendorong seseorang bekerja secara produktif. Tidak jarang kekecewaan dan kegagalan dialami seseorang ditempat ia bekerja. Lingkungan kerja yang dimaksud disini adalah situasi kerja, rasa aman, gaji yang memadai, kesempatan untuk mengembangkan karir, dan rekan kerja yang kolegial. Faktor yang ketiga dalah komunikasi. Komunikasi yang baik disekolah adalah komunikasi yang efektif, tidak adanya komunikasi yang efektif dapat mengakibatkan timbulnya salah pengertian. Komunikasi antar rekan kerja. Faktor yang keempat adalah adanya sarana dan prasarana. Adanya sarana dan prasarana yang memadai membantu guru dalam meningkatkan kinerjanya, terutama kinerja dalam proses belajar mengajar. Jadi kesimpulannya adalah baik dan buruknya kinerja guru dalam proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yang telah diterangkan diatas.
4. Penerapan Budaya Kinerja Guru Seorang guru hendaknya memiliki kinerja yang baik terhadap tugas yang diembannya. Hal ini akan memberikan dampak positif dalam proses belajar mengajar dan memberikan hasil yang maksimal sesuai dengan tugasnya sebagai seorang pendidik. 21
Kartono Kartini, Menyiapkan Dan…, h. 22
Budaya kinerja merupakan serangkaian kegiatan dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang dilakukan oleh guru yang menjadikan kerja sebagai kebiasaan, dimana jika kebiasaan itu tidak dilaksanakan, berarti melanggar suatu nilai atau patokan yang ada, dan menjadikan kerja sebagai kegemaran dan kesenangan, sehingga motivasi muncul dalam diri guru itu sendiri yang akhirnya produktivitas kerja meningkat. Dengan demikian budaya kerja memang harus dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kehidupan kerja dan produktivitas kerja.22 Budaya kinerja mengandung arti adanya perubahan kebiasaan kerja. Perubahan ini mencakup perubahan sikap, nilai dan perilaku tertentu serta struktur organisasi kerja sesuai dengan tuntutan budaya kinerja. Sehingga dengan adanya perubahan ini akan memberikan dampak terhadap guru baik itu yang berdampak positif atau negatif, sebab guru akan mempelajari aturan-aturan yang sesuai dengan budaya kinerja untuk mencapai tujuan, tanggung jawab utama terhadap pekerjaan, pola perilaku yang dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan yang efektif dan norma-norma serta nilai-nilai yang berlaku.23 Budaya kerja yang mampu meningkatkan pelaksanaan tugas dan pekerjaan, sehingga para guru dalam bertindak dan berfikir lebih aktif dan kreatif. Sebab aktifitas dan kreatifitas yang tinggi dapat berjalan dengan baik jika ditopang dengan budaya kinerja yang baik. Karena pelaksanaan proses pembelajaran yang ditunjang budaya kinerja akan memberikan arah kepada guru untuk bersikap kreatif, dinamis, dan inovatif. Era globalisasi ditandai dengan transformasi sosial budaya yang dahsyat yang tidak terlepas dari transformasi masyarakat dunia.24 Masyarakat Indonesia pada umumnya dan guru khususnya tidak terlepas dari masalah serta kecenderungan-kecenderungan global tersebut, maka guru perlu menerapkan budaya kinerja dalam proses pembelajaran dengan cara sebagai berikut: a. Meningkatkan mutu pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan para siswa.
22
A. Tabrani Rusyan, dkk, Upaya Meningkatkan…, h. 15
23
A. Tabrani Rusyan, dkk, Upaya Meningkatkan…, h. 15-16 A. Tabrani Rusyan, dkk, Upaya Meningkatkan…, h. 11
24
b. Menggalakkan penggunaan alat dan media pendidikan dalam proses pembelajaran. c. Mendorong lahirnya “sumber daya manusia” yang berkualitas melalui proses pembelajaran yang efektif dan efisien. d. Menata pendayagunaan proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran berdaya guna dan berhasil guna. e. Membina peserta didik yang menghargai nilai-nilai unggul (excellence) dalam proses pembelajaran. f. Memotivasi peserta didik, menghargai dan mengejar kualitas yang tinggi melalui proses pembelajaran. g. Meningkatkan proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan globalisasi. h. Memberi perhatian kepada peserta didik yang berbakat. i. Mengubah peserta didik untuk berorientasi kepada kekaryaan bukan kepada ijazah. j. Membudayakan sikap kritis dn terbuka sebagai syarat tumbuhnya pola pikir siswa yang lebih demokratis. k. Membudayakan nilai-nilai yang mencintai kualitas kepada peserta didik. l. Membudayakan sikap kerja keras produkif dan disiplin.25 Dengan adanya perkembangan IPTEK dan tantangan globalisasi yang tengah terjadi saat ini maka pada umumnya masyarakat Indonesia dan para guru pada khususnya perlu mengimbanginya dengan cara terus meningkatkan dan menerapkan budaya kinerja yang baik.
B. Hakikat Belajar Dan Hasil Belajar Siswa 1. Pengertian Hasil Belajar Belajar banyak diartikan sebagai upaya menambah dan mengumpulkan ilmu pengetahuan. Pendapat ini sudah barang tentu terlampau sempit dan hanya berpusat pada mata pelajaran belaka. Belajar tidaklah demikian, belajar itu sendiri adalah proses aktifitas yang dapat membawa perubahan pada individu. Menurut Lester D. Crow dan Alice Crow, belajar adalah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan dan sikap.26 25
A. Tabrani Rusyan, dkk, Upaya Meningkatkan…, h. 12 Roestiyah N. K, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, (Jakarta: PT Bina Aksara, 1986), Cet. 2, h. 141 26
Hasil belajar adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan suatu pencapaian tingkat keberhasilan tentang suatu tujuan yang ingin dicapai karena suatu usaha telah dilakukan oleh seseorang (siswa). Menurut Gagne yaitu seorang ahli teori belajar (learning theorist) mengatakakan bahwa hasil belajar dapat dikategorikan dalam delapan macam yang kemudian disederhanakan menjadi lima macam kemampuan hasil belajar, yaitu: a. Keterampilan Intelektual (Intellectual Skill) b. Strategi Kognitif (Cognitive Strategies) c. Informasi Verbal (Verbal Information) d. Keterampilan Motorik (Motor Skill) e. Sikap Dan Nilai (Attitude). 27 Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa keberhasilan masing-masing individu dapat diketahui dari seberapa jauh tingkatan mereka dalam mencapai hasil belajarnya sesuai dengan tingkatan hasil belajar tersebut baik pada domain kognitif, afektif maupun psikomotorik.
2. Faktor-Faktor Yang Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan intruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif siswa perlu memperhatikan beberapa hal yakni: a. Kondisi internal, yaitu situasi (kondisi) yang ada didalam diri siswa itu sendiri, misalnya kesehatannya, keamanannya, ketentramannya dan sebagainya. b. Kondisi eksternal, yaitu situasi (kondisi) yang ada diluar diri siswa itu sendiri misalnya, kebersihan rumah, penerangan serta lingkungan fisik lainnya.28 27
Tim Dosen IAIN Sunan Ampel Malang, Dasar-dasar Kependidikan Islam, (Surabaya: Karya Abdi, 1996), h. 246
c. Pendekatan belajar, yaitu segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar tertentu.29 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar dengan efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan serta hasil belajarnya, disamping itu juga kondisi internal dan eksternal turut pula mendukung. Oleh karena itu perlu diperhatikan dengan baik. Disamping kondisi internal dan eksternal siswa, faktor pendekatan belajar yang dipakai siswa juga mempengaruhi taraf keberhasilan proses dan hasil pembelajaran siswa tersebut.
3. Faktor-Faktor Yang Dapat Menghambat Hasil Belajar Siswa. Dalam proses belajar, yang dialami siswa tidak selalu lancar seperti yang diharapkan, kadang-kadang mereka mengalami kesulitan atau hambatan dalam belajar, hambatan-hambatan itu antara lain: a. Endogeen, yaitu hambatan yang timbul dari diri siswa, hal ini dapat bersifat: 1) Biologis adalah hambatan yang bersifat kejasmanian, seperti kesehatan, cacat tubuh, kurang makan dan lainnya. 2) Psikologis adalah hambatan yang bersifat psikis. Seperti perhatian, minat, bakat, IQ, emosi dan gangguan psikis lainnya. b. Exogeen, yaitu hambatan yang timbul dari luar diri siswa. Seperti orang tua yang berwujud pada cara mendidik, hubungan orang tua dengan anaknya, suasana rumah, keadaan sosial ekonomi, juga dapat timbul dari sekolah dan masyarakat.30 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hambatan atau kesulitan yang dialami siswa untuk belajar itu tidak terlepas dari faktor endogeen (yang ada dalam diri siswa) maupun faktor exogeen (yang ada diluar diri siswa). 28
Roestiyah N. K, Masalah-masalah…, h. 161-163
29 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Suatu Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1995), Cet. 2, h. 139 30 Roestiyah N. K, Masalah-masalah…, h. 157-158
4.
Upaya-Upaya Guru Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Dalam kegiatan proses belajar mengajar, seorang guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam usaha menciptakan jalinan interaksi belajar mengajar yang harmonis. Jalinan interaksi belajar mengajar inilah yang akan menjadikan proses belajar mengajar itu berjalan dan berhasil dengan baik adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh guru agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa ialah: a. Membuat perencanaan dan persiapan pengajaran. Persiapan atau perencanaan pengajaran adalah suatu hal penting yang harus dikerjakan oleh setiap guru atau calon guru. Dalam persiapan itu, seorang guru harus memperhatikan semua prinsipprinsip mengajar atau asas-asas didaktik. Yang dimaksud dengan persiapan atau perencanaan pengajaran adalah pemikiran tentang penerapan prinsip-prinsip umum mengajar dalam suatu situasi interaksi pengajaran (interaksi guru murid) baik yang berlangsung didalam kelas maupun diluar kelas semakin baik difikirkan maka semakin baik pula persiapan pengajaran itu, sehingga dapat diharapkan menjadi baik dalam pelaksanaan.31 Adapun perencanaan itu mempunyai dua faedah, yaitu: 1) Dengan adanya persiapan atau perencanaan, maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik dan efektif, karena perencanaan atau persiapan itu dapat memudahkan seseorang (guru) dalam memberikan pelajaran dengan baik, dengan begitu ia dapat menghadapi situasi didalam kelas secara tegas, mantap dan fleksibel. Disamping itu juga seorang guru harus dapat memperhitungkan alternatif lain yang dapat terjadi dalam proses pengajaran tersebut, karena biasanya pelajaran tidak selamanya berjalan seperti yang diharapkan. Untuk itu seorang guru harus siap menemukan siasat baru.32 2) Dengan adanya perencanaan atau persiapan seorang guru akan tumbuh menjadi guru yang baik. Agar tumbuh menjadi seorang pengajar yang baik ia harus mengenal dan mempelajari prinsip-
31 Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1976), h. 118 32 Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik…, h. 119
prinsip dan metode-metode mengajar, kemudian selalu berusaha menerapkannya didalam setiap mengajar.33 Guna mencapai tujuan yang diinginkan, maka hendaknya luas perencanaan seorang guru didalam mengajar itu mencakup aspek persiapan, yang berupa: 1) Persiapan terhadap situasi umum. 2) Persiapan terhadap siswa yang akan dihadapi. 3) Persiapan dalam tujuan pelajaran (tujuan intruksional yang akan dicapai). 4) Persiapan tentang bentuk metode mengajar. 5) Persiapan tentang alat-alat peraga pengajaran yang hendak dipakai. 6) Persiapan tentang jenis dan tehnik evaluasi yang akan diberikan.34 Dari uraian-uraian diatas dapat disimpulkan bahwa seorang guru dalam mengajar harus membuat perencanaan atau persiapan terlebih dahulu, karena perencanaan atau persiapan pengajaran adalah suatu hal penting yang harus dikerjakan oleh setiap guru maupun seorang calon guru, dengan adanya perencanaan atau persiapan tersebut maka pelaksaan pengajaran akan menjadi baik. b. Penggunaan prinsip-prinsip pengajaran Mengajar adalah bukan suatu tugas yang ringan bagi seorang guru. Dalam mengajar seorang guru harus berhadapan dengan sekelompok siswa yang memerlukan bimbingan dan pembinaan, mengingat tugas berat tersebut seorang guru yang mengajar didepan kelas harus siap dan juga harus mempunyai prinsip-prinsip mengajar yang mesti dilaksanakan seefektif mungkin, prinsip-prinsip itu meliputi: 1) Perhatian, yakni seorang guru harus mampu membangkitkan perhatian anak (siswa) terhadap pelajaran yang diberikan olehnya.35 33
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik…, h. 121
34
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik…, h. 123 Roestiyah N. K, Masalah-masalah…, h. 18
35
2) Peragaan, untuk dapat menarik perhatian siswa terhadap pelajaran yang akan diajarkan. Bila pelajaran itu
berwujud
sehingga mereka dapat mengamati atau melihat dengan jelas, maka seorang guru pada waktu mengajar hendaknya berusaha memperagakan atau mewujudkan bahan yang diajarkan sekonkrit mungkin dengan mewujudkan benda asli atau benda tiruan (model) ada dua macam peragaan, yakni: a)
Peragaan langsung yaitu dengan memperlihatkan bendanya sendiri, mengadakan percobaan yang dapat diamati langsung oleh siswa.
b)
Peragaan tak langsung yaitu dengan menunjukan benda tiruan, misalnya gambar, foto, serta lainnya.36
3) Aktivitas,
yaitu seorang guru harus dapat menimbulkan
kreativitas siswa dalam berfikir dan bertindak. 4) Appersepsi, yaitu seorang guru perlu menghubungkan pelajaran dengan pengetahuan siswa, oleh karena itu guru sebelum memulai pelajaran baru perlu mengulang kembali pelajaran yang sebelumnya telah diberikan.37 5) Repetisi, yakni seorang guru dalam mengajar perlu mengulang pelajaran yang telah diajarkan, agar siswa dapat lebih mengerti dan memahami.38 6) Korelasi, yakni seorang guru wajib memikirkan tentang hubungan diantara setiap pelajaran agar antara satu dengan yang lainnya bisa diperluas pembahasannya.
36
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik…, h. 25-26
37
Roestiyah N. K, Masalah-masalah…, h. 20
38
Roestiyah N. K, Masalah-masalah…, h. 21
7) Sosialisasi, yakni seorang guru disamping tugasnya sebagai pengajar juga harus mampu mengarahkan setiap siswa untuk bersosialisasi dengan siswa lain. 39 8) Evaluasi, pada setiap pengajaran hendaknya seorang guru hendaknya
mengadakan
penilaian
terhadap
hasil
belajar
siswanya. Penilaian dilakukan untuk mengetahui sampai dimana tujuan itu tercapai. Penilaian (evaluasi) berguna untuk memperoleh kemajuan hasil belajar siswa atau untuk mempertinggi belajarnya, sebaliknya bila terdapat kemunduran, maka seorang guru harus mencari apa penyebabnya. Dan selanjutnya mengusahakan untuk menghilangkan atau membantu mengurangi kesulitan yang dialami oleh siswa. Itulah sebabnya evaluasi tidak dapat dipisahkan dari belajar mengajar.40 Jadi kesimpulannya bahwa karena tugas mengajar adalah bukan tugas yang ringan, maka seorang guru perlu mempersiapkan diri dengan baik dan juga mesti menggunakan prinsip-prinsip mengajar. c. Penggunaan metode-metode pengajaran Salah satu tugas sekolah adalah memberikan pengajaran kepada anak didik. Mereka harus memperoleh kecakapan dan pengetahuan dari sekolah, disamping mengembangkan pribadinya. Pemberian kecakapan dan pengetahuan kepada siswa yang merupakan proses pengajaran (proses belajar mengajar) itu dilakukan oleh guru di sekolah dengan menggunakan cara-cara atau metode-metode tertentu. Cara-cara demikianlah yang dimaksudkan sebagai metode pengajaran. Oleh karena itu tujuan dari kegiatan belajar mengajar tidak akan tercapai selama tidak menggunakan komponen-komponen mengajar yang diperlukan salah satunya adalah komponen metode yang merupakan salah satu alat mencapai tujuan. Dengan memanfaatkan metode yang akurat, seorang guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran.41 39
Roestiyah N. K, Masalah-masalah…, h. 23
40
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik…, h. 33 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), Cet. 1,
41
h.85
Sehubungan dengan hal tersebut Prof. Dr. Winarno Surakhmad (1961) menegaskan bahwa metode pengajaran adalah cara-cara pelaksanaan dari pada proses pengajaran, atau soal bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada siswa disekolah. Dengan demikian jelaslah bahwa metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan, semakin tepat metodenya, diharapkan semakin efektif pula pencapaian tujuan tersebut.42 Oleh karena itu untuk dapat menigkatkan hasil belajar siswa, seorang guru harus mempunyai metode-metode yang dapat digunakan didalam mengajar, metode-metode tersebut meliputi: 1) Metode ceramah 2) Metode tanya jawab 3) Metode eksperimen 4) Metode demonstrasi 5) Metode diskusi 6) Metode tugas atau resitasi 7) Metode problem solving 8) Metode sosio drama dan bermain peranan Metode yang pertama disebutkan diatas adalah ceramah. Menurut Winarno M. Ed. Yang dimaksud dengan metode ceramah adalah penerangan dan penuturan secara lisan dari guru kepada siswanya. 43 Kelebihan dari metode ini salah satunya adalah pelajaran dapat dilaksanakan dengan cepat, karena dalam waktu yang singkat dapat diuraikan bahan yang banyak. Sedangkan kekurangannya adalah guru kurang dapat mengetahui dengan pasti sejauh mana siswa telah menguasai bahan ceramah.44
42 B. Suryobroto, Mengenal Metode Pengajaran Disekolah Dan Pendekatan Baru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Amarta Baru, 1986), h. 3 43 B. Suryobroto, Mengenal Metode Pengajaran…, h. 1 44
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 139
Yang kedua adalah metode tanya jawab, yaitu memberi motivasi kepada siswa agar bangkit pemikirannya untuk bertanya selama mendengarkan pelajaran atau sebalikya guru mengajukan pertanyaan, siswa menjawab.45 Salah satu kelebihan metode ini adalah suasana kelas
menjadi hidup
karena
para
siswa
aktif
berfikir
dan
menyampaikan buah fikirannya dengan berbicara atau menjawab pertanyaan. Kekurangannya apabila terjadi perbedaan pendapat dalam diskusi, bisa memakan waktu yang lama untuk menyelesaikannya.46 Yang ketiga adalah metode eksperimen, yaitu cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.47Kelebihan metode ini, menambah keaktifan peserta didik untuk berbuat dan memecahkan sendiri.
Kelemahannya,
tidak
semua
bahan
pelajaran
dapat
dieksperimenkan.48 Yang keempat adalah metode demonstrasi, yaitu metode yang digunakan bila ingin memperlihatkan bagaimana sesuatu harus terjadi dengan cara yang paling baik, contoh: demonstrasi membuat peta, memotret.49 Kelebihan metode ini, pengalaman peserta didik bertambah karena peserta didik turut membantu pelaksanaan suatu demonstrasi
sehingga
ia
menerima
pengalaman
yang
bisa
mengembangkan kecakapannya. Sedang kekurangannya, metode ini membutuhkan kemampuan yang optimal dari pendidik untuk itu perlu persiapan yang matang.50
45
Roestiyah N. K, Didaktik Metodik, (Jakarta: PT Bina Aksara, 1991), h. 129
46
Armai Arief, Pengantar Ilmu…, h. 142-143
47
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar…, h. 95
48
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1994), Cet. 2, h.
251 49
Roestiyah N. K, Masalah-masalah…, h. 76
50
Ramayulis, Metodologi Pendidikan.., h. 246
Yang kelima adalah metode diskusi, yaitu proses interaksi antara dua atau lebih individu, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah yang terjadi, dan semuanya aktif tidak ada yang pasif. 51 Kelebihannya suasana kelas lebih hidup, sebab siswa mengarahkan perhatian atau pikirannya kepada masalah yang sedang didiskusikan. Kelemahannya, kemungkinan ada siswa yang tidak aktif, sehingga diskusi baginya hanyalah merupakan kesempatan untuk melepaskan tanggung jawab.52 Keenam adalah metode tugas atau resitasi, yaitu penyajian dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Metode ini diberikan karena bahan pelajarannya banyak sedangkan
waktunya
sedikit.53
Kelebihan
metode
ini,
siswa
berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian berkreatif, berinisiatif, bertanggung jawab dan bekerja sendiri. Kelemahannya, tugas rumah sering dikerjakan orang lain, sehingga siswa tidak tahu apa yang harus dikerjakan.54 Ketujuh adalah metode problem solving, yaitu metode yang digunakan dengan cara menghadapkan siswa pada masalah-masalah, setelah
itu
mereka
diperintahkan
memecahkan
sendiri
pemecahannya.55 Kelebihannya, melatih siswa untuk menghadapi dan mengatasi problem-problemnya sendiri. Kelemahannya, siswa yang malas atau tidak aktif akan tertinggal jauh. Kedelapan adalah metode sosiodrama. Metode ini digunakan dalam bermacam-macam pelajaran seperti sejarah, membaca, bercerita dan juga siswa mendapatkan tugas memainkan atau memerankan suatu 51
B. Suryobroto, Mengenal Metode Pengajaran…, h. 66
52
Armai Arief, Pengantar Ilmu…, h. 148-149
53
Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar…, h. 96 Armai Arief, Pengantar Ilmu…, h. 166
54
55
Roestiyah N. K, Masalah-masalah…, h. 82
situasi dengan bermain sandiwara.56 Kelebihannya, cukup menarik perhatian peserta didik. Kelemahannya, anak-anak yang tidak dapat giliran akan menjadi pasif. Dari uraian-uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa seorang guru harus menggunakan metode-metode didalam mengajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan, dan penggunaan metode juga harus tepat supaya pencapaian tujuan tersebut menjadi lebih baik dan efektif. Karena setiap metode yang telah dijabarkan diatas memiliki kelebihankelebihan serta kekurangan-kekurangan, yang masing-masing dapat menunjang tercapainya tujuan yang diinginkan. Menurut penulis dari kesemua metode diatas yang dirasakan paling efektif adalah metode diskusi karena didalam metode tersebut sudah mencakup beberapa metode didalamnya, dalam metode diskusi tersebut sudah tercakup metode Tanya jawab, Problem solving, serta Ceramah. Metode diskusi, satu metode tapi tiga cakupan.
d. Memberikan motivasi belajar kepada siswa Salah satu upaya-upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar siswanya adalah dengan memberikan motivasi, menurut teori “Gestalt” bahwa belajar akan lebih berhasil bila dihubungkan dengan motivasi, minat, kemauan serta tujuan.57 Motivasi merupakan suatu hal yang sangat penting dengan adanya motivasi seorang siswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif, tekun dalam belajar. Ada beberapa bentuk atau cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar disekolah, yaitu: 1) Memberi angka Angka atau nilai merupakan simbol dari kegiatan belajar, banyak siswa belajar yang paling utama adalah untuk mencapai
56 57
Roestiyah N. K, Masalah-masalah…, h. 79 S, Nasution, Asas-Asas Kurikulum, (Bandung: Jemmars, 1992), h. 48
nialai yang baik, dan angka-angka yang baik itu bagi siswa merupakan motivasi yang sangat kuat. 2) Memberi hadiah Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi, tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk sutu pekerjaan tersebut. Sebagai contoh hadiah yang diberikan untuk gambar yang terbaik mungkin tidak menarik bagi seorang siswa yang tidak memiliki bakat menggambar. 3) Saingan dan kompetisi Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan baik individual ataupun kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 4) Memberi ulangan Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu memberikan ulangan juga merupakan sarana motivasi. Tetapi yang perlu diingat oleh guru, adalah jangan terlalu sering (setiap hari) memberikan ulangan hendaknya guru terlebih dahulu memberitahukannya kepada siswa. 5) Mengetahui hasil Dengan mengetahui hasil pekerjaan (dalam hal belajar) apalagi terjadi kemajuan, itu semua akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa untuk terus belajar, dengan satu harapan hasilnya akan terus meningkat. 6) Memberi pujian Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Untuk itu apabila ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugasnya dengan baik, maka perlu diberikan pujian.
Berikut ini penulis akan mengutip hadits Rasulullah SAW. Yang berkaitan dengan motivasi, yakni:
ْ َ ٍْ َُ ِْ َََِ اَُْ ُ َ وِ ََ ََ َ اَِْْ َِ اَْ ُْوْر $َ ُ%ُ َ(َ*ْ)ِ وَ( َ' َ&ُْلُ ا% ا+(َ, ِ% َ لَ رَُْلُ ا:َاَِْ ذَر! َ ل ًَ67*َ َ-َِ ََْ َ وَاَزِ ُْ و3ِ َ4َُْْ ا2َ ُ)َ(َ1 ًََ0َ َ-َِ َْ :-َ.َو 'ُ ًَ6*ِ?َ@ َِ َِابَ اَْرْض-َِ ََْ َ اَوْ اَ<ْ;ُِ و3ُ(ْ4ِ َ اَؤُه$َ:َ1 َََِبَ اFْ ْ;َِةً وََِ اEَ َ 3َ(ْ4ِ ُ)َ ُCْ(َ َ. ً 6ْ*َ ﺵ+ِ ُِْك2ُ َ +َِ*ِ&َ ِ)ْ*َُِ اCََْFْ ََِبَ اَِ ذِرَا ً اFْ ُ اَِ*ْ)ِ ذِرَا ً وََِ اCََْFْ ِْاً اGِﺵ (' و ا0 ا وJُ)ُ هَْوًََ )رواFْ*َ اَﺕ+ِ2َْ +ِ َ ً وَ َْ اَﺕ َﻥ (). “Siapa yang melakukan amal kebaikan mendapatkan sepuluh pahalanya dan akan Aku tambah, dan siapa yang berbuat dosa maka balasannya sama atau Aku ampunkan baginya, dan siapa yang berbuat sepenuh bejana dibumi ini dosa, kemudian ia menghadap kepada Ku tidak syirik (menyekutukan Aku) dengan sesuatu apapun, maka Ku-beri sebanyak itu pengampunan dan siapa yang mendekat kepada Ku sejengkal, Aku mendekat kepadanya sehasta, dan siapa yang datang kepada Ku berjalan, Aku datang kepadanya berlari”. (H.R. Ahmad, Muslim, dan Ibnu majah.58 Dari uraian-uraian diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu upaya-upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar siswanya adalah dengan memberikan motivasi, karena motivasi merupakan suatu hal yang sangat penting. Dengan adanya motivasi seorang siswa dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif serta tekun dalam belajar. Adapun inti dari al-Hadits diatas dalam hubungannya dengan motivasi adalah bahwa Allah SWT telah memberi suatu motivasi berupa balasan pahala atau ganjaran yang berlipat ganda kepada manusia yang mengerjakan kebaikan. Sehingga dengan adanya motivasi tersebut, diharapkan manusia tergerak hatinya untuk melakukannya. e.
58
Penggunaan alat-alat evaluasi dalam mengajar
Al-Imam Ahmad Bin Hanbal, Al-Musnad Lil-Imam Ahmad Bin Hanbal, (Beirut: Dar Al-Fikr, 1991), Jilid 1, h. 153
Pada umumnya alat evaluasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yakni tes dan non tes. Kedua jenis evaluasi itu dapat dijadikan alat untuk menilai dalam evaluasi, berikut ini akan dibahas secara umum mengenai kedua jenis evaluasi itu, yakni: 1) Tes Sebagai alat evaluasi tes merupakan alat yang jitu dan cermat karena telah mengalami uji coba dan perbaikan-perbaikan yang pada akhirnya merupakan tes standar (baku). Ada beberapa perbedaan antara tes yang sudah baku dengan tes buatan guru, yakni: a) Standardized Achivement Test, tes yang didasarkan atas isi dan tujuan-tujuan umum bagi sekolah diseluruh negara, memiliki keandalan yang tinggi.59 b) Teacher Made Test, tes yang didasarkan pada isi dan tujuantujuan khusus untuk kelas atau sekolah ditempat guru tersebut mengajar, memiliki keandalan yang rendah.
Sedangkan jenis-jenis tes terdiri dari atas tiga bentuk, yakni: a) Tes lisan b) Tes tulisan c) Tes tindakan atau perbuatan Ketiga tes ini biasanya digunakan untuk menilai isi dari proses belajar mengajar, misalnya aspek pengetahuan, kecakapan, keterampilan, dan pemahamannya terhadap pelajaran yang telah diberikan oleh guru.60 2) Non tes Untuk menilai aspek-aspek tingkah laku, jenis non tes lebih sesuai digunakan sebagai alat evaluasi, jenis ini antara lain: 59 60
Tabrani A. Rusyan, Pendekatan Dalam…, h. 215 Tabrani A. Rusyan, Pendekatan Dalam…, h. 216
a) Observasi yakni berupa pengamatan pada tingkah laku pada situai tertentu. b) Wawancara yakni berkomunikasi langsung antara yang mewawancarai dengan yang diwawancarai, yaitu antara siswa dengan guru.61 Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam mengajar seorang guru juga harus mempunyai alat-alat evaluasi yang gunanya untuk menilai hasil belajar siswa.s f. Mengevaluasi hasil belajar Menurut Wand dan Brown evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari pada sesuatu.62 Untuk mengetahui apakah tujuan dari pengajaran telah tercapai atau belum maka perlu diadakan evaluasi (penilaian). Sasaran utama dari penilaian tersebut adalah untuk mengetahui perkembangan murid dan penilaian terhadap perkembangan siswa meliputi: 1) Pengetahuan serta penguasaan (pemahaman) terhadap materi yang diberikan. 2) Pengembangan kecerdasan dan daya fikir. 3) Perkembangan minat. 4) Perkembangan kemampuan dan keterampilan.63 Ditinjau dari segi sifat dan fungsinya, maka dapat ditemukan adanya evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. 1) Evaluasi formatif adalah evaluasi yang diadakan pada pertengahan atau akhir tiap proses belajar. 2) Evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir (keseluruhan) yang biasanya dilakukan setelah banyak sekali proses belajar. 64 Agar penilaian tersebut dapat dikatakan baik, maka penilaian itu hendaknya, diukur dengan kriteria-kriteria tertentu yakni: 61
Tabrani A. Rusyan, Pendekatan Dalam…, h. 217
62
Wayan Nurkancana, Evaluasi Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1986), h.1 Ramayulis, Metodologi Pendidikan…, h. 293
63
64
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik…, h. 116
1) Validitas yakni evaluasi yang betul-betul mengukur yang mau diukur.65 2) Reliabilitas (dipercaya) yakni evaluasi harus dapat memberikan hasil yang konsisten. 66 3) Pracetebelity (praktis) evaluasi yang mudah dimengerti dan dilaksanakan.67 Kesimpulan dari uraian diatas adalah bahwa evaluasi itu sangat penting artinya dalam belajar mengajar, dengan adanya evaluasi dapat diukur tingkat keberhasilan siswa dalam belajar. Serta dari hasil evaluasi tersebut kita dapat mengukur seberapa jauh tercapainya tujuan-tujuan intruksional umum maupun tujuan-tujuan intruksional khusus.
C. Pengaruh Kinerja Guru Agama Terhadap Hasil Belajar Siswa dalam Pendidikan Agama Islam 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam Terdapat berbagai rumusan tentang PAI, seperti berikut ini: Menurut Prof. DR. Ramayulis Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci al-Qur’an dan al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.68
65
Ramayulis, Metodologi Pendidikan…, h. 300
66
Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik…, h. 117
67
Ramayulis, Metodologi Pendidikan…, h. 304 Ramayulis, Metodologi Pendidikan…, h. 21
68
Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang dilakukan oleh seorang dewasa kepada anak didik dalam masa pertumbuhan agar ia memiliki pribadi muslim.69 Jadi, Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana yang dilakukan oleh seseorang atau lembaga pendidikan dalam mempersiapkan anak didik yang memiliki pribadi muslim, melalui sumber utama ajaran agama Islam yaitu al-Qur’an dan al-Hadits. Dilihat dari satu segi bahwa Pendidikan Agama Islam lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan diri sendiri maupun orang lain. Dari segi lainnya pendidikan Islam tidak hanya bersifat teoritis saja, tetapi juga praktis. Ajaran Islam tidak memisahkan antara iman dan amal shaleh.70 Dilihat dari segi tujuan Pendidikan Agama Islam yaitu meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.71 2. Peran Guru Agama Dalam Pendidikan Agama Islam Yang dimaksud dengan peranan guru adalah keterlibatan aktif seseorang dalam suatu proses kerja dalam proses penampilan itu ia tampil sebagai sesuatu yang dimainkan.72 Peter F. Oliver dalam bukunya “Supervision For To Day’s School”, mengemukakan beberapa peran guru sebagai berikut: a. Guru sebagai penceramah. Memang tugas guru sebagai penyampai informasi. b. Guru sebagai orang sumber. Melalui guru dan dari guru pengetahuan disampaikan kepada anak didik. 69
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998), Cet. 2, h. 11
70
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan…, h. 11
71
Ramayulis, Metodologi Pendidikan…, h. 22 Piet A. Sahertian dan Ida Aleida Sahertian, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Program Intervice Education, (Jakarta: Rineka Cipta), Cet. 1, h. 34 72
c. Guru sebagai fasilitator. Ia menyediakan berbagai lingkungan untuk belajar, melengkapi beberapa sumber yang membantu siswa untuk belajar. d. Guru sebagai konselor. Ia membantu siswa memberi nasehat, memberanikan siswa, mendengarkan keluhan dan menciptakan suasana belajar siswa, menyuruh memecahkan persoalan dirinya sendiri. e. Guru sebagai pemimpin kelompok. f. Guru sebagi tutor. Ia menolong seorang demi seorang dengan bermacam cara.73 Dengan demikian guru perannya dalam peroses belajar mengajar bukan hanya sebagai penyampai ilmu pengetahuan kepada siswa-siswanya, melainkan memiliki banyak peran lainnya sebagaimana yang telah dikemukakan diatas. Setiap guru harus memiliki kompetensi yang memahami bidang studi yang akan diajarkannya. Guru agama harus tahu asal usul dan pengembangan bidang studi yang akan diajarkannya. Terutama ia harus tahu isi bidang studi agama dan media yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar. Seorang guru agama harus tahu tujuan dari tiap bidang studi yang diajarkannya dan tahu serta terampil dalam mengevaluasikannya. 74 Pendidik Islam (guru agama Islam) adalah individu yang melaksanakan tindakan mendidik secara Islami dalam satu situasi pendidikan Islam untuk mencapai tujuan yang diharapkan. 75 Sedangkan menurut Prof. DR. Ramayulis dalam bukunya Metodologi Pendidikan Agama Islam, guru agama Islam adalah orang yang melaksanakan bimbingan terhadap peserta didik secara Islami, dalam suatu situasi pendidikan Islam untuk mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan ajaran Islam.76
73
Piet A. Sahertian dan Ida Aleida Sahertian, Supervisi Pendidikan…, h. 36-37
74
Zakiah Darajat, dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996),
h.97 75
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan…, h. 66-67
76
Ramayulis, Metodologi Pendidikan…, h. 50
Untuk menjadi guru agama Islam ada beberapa syarat yang harus dimiliki, yaitu: a. Syarat keagamaan Takwa kepada Allah SWT, guru agama, sesuai dengan tujuan pendidikan Islam, tidak mungkin mendidik anak didik agar bertakwa kepada Allah , jika ia sendiri tidak bertakwa kepadaNya. Sebab ia adalah teladan bagi anak didiknya sebagaimana Rsulullah saw, menjadi teladan bagi umatnya.77 b. Syarat pedagogis Seorang pendidik harus menguasai metode mengajar, menguasai materi yang akan diajarkan dan ilmu-ilmu lain yang ada hubungannya dengan ilmu yang akan diajarkan.78 c.
Syarat keilmuan Seorang pendidik harus memiliki ijazah pendidikan guru seperti ijazah fakultas ilmu pendidikan, fakultas tarbiyah atau ijazah keguruan lainnya. 79 Ijazah disini bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti, bahwa pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan tertentu yang diperlukannya untuk suatu jabatan.80
d. Syarat fisik Seorang guru harus sehat jasmaninya, kesehatan jasmani kerap kali menjadikan salah satu syarat bagi mereka yang ingin melamar menjadi guru.81 e. Syarat psikis Yang berkaitan dengan persyaratan psikis adalah sehat rohani, dewasa dalam berfikir dan bertindak, mampu mengendalikan emosi, 77
Syaiful Bahri Djaramah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), Cet. 3, h. 32 78
Ramayulis, Metodologi Pendidikan…, h. 52
79
Ramayulis, Metodologi Pendidikan..., h. 52 Syaiful Bahri Djaramah, Guru Dan Anak Didik…, h. 33
80
81
Syaiful Bahri Djaramah, Guru Dan Anak Didik…, h. 33
sabar, ramah dan sopan, memiliki jiwa kepemimpinan, konsekuen dan berani bertanggung jawab, berani berkorban dan memiliki jiwa pengabdian. f. Syarat administratif Seorang pendidik harus diangkat oleh pemerintah yayasan atau lembaga lain yang berwewenang mengangkat guru sehingga ia diberi tugas untuk mendidik dan mengajar. g.
Syarat umur Seorang guru haruslah seorang dewasa. Dalam Islam kedewasaan itu disebut akil balig atau mukalaf.82 Sedangkan beberapa kompetensi yang harus dimiliki guru agama yaitu: 1) Menguasai substansi, yakni materi dan kompetensi yang berkaitan dengan mata pelajaran yang dibinanya, sesuai dengan kurikulum yang berlaku. 2) Menguasai metodologi mengajar, yakni metodik khusus untuk mata pelajaran yang dibinanya. 3) Menguasai teknik evaluasi dengan baik. 4) Memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai moral dan kode etik profesi.83 Disamping harus memiliki beberapa kompetensi tertentu, guru agama pun harus memiliki kepribadian yang Islami, karena seharusnya ia menjadi tauladan yang baik bagi anak didiknya. Kualifikasi guru agama lebih di tuntut untuk mempunyai kepribadian seorang guru yang menjadikan ajaran Islam sebagai norma mutlak yang harus dipedomani. Dengan kepribadian tersebut, diharapkan akan menghasilkan kegiatan mengajar dan mendidik yang efektif dan efisien. Dalam pendidikan Islam, pendidik memiliki peranan yang sangat penting, karena seorang guru agama memiliki tanggung jawab dalam menentukan arah pendidikan. Oleh karenanya Islam meninggikan
82
Ramayulis, Metodologi Pendidilkan…, h. 51-52
83
Ramayulis, Metodologi Pendidilkan…, h. 60-61
derajat orang-orang yang berilmu pengetahuan dan bertugas sebgai seorang pendidik. Dalam hal ini A. Malik Fajar dalam bukunya “Reorientasi Pendidikan Islam” berpendapat bahwa: Peran guru agama yang paling utama adalah menanamkan rasa atau amalan beragama bagi peserta didiknya. Dalam hal ini yang dituntut adalah ialah bagaimana setiap guru agama mampu membawa peserta didik untuk menjadikan agamanya sebagai landasan moral, etik dan spiritual, dalam kehidupan kesehariannya. Untuk melaksanakan tugas atau misi utamanya guru agama tidak cukup sekedar menguasai bahan dan didaktik metodenya, melainkan dituntut pula adanya kesiapan dan kematangan kepribadian dan wawasan keilmuannya. Selain itu guru agama tidak sekedar dituntut kemampuannya berdii dimuka kelas pada jam-jam yang telah ditentukan, melainkan ia juga dituntut ikut berkiprah memainkan perannya sebagai komunikator dalam menciptakan suasana keagamaan individu-individu maupun kelompok lingkungannya.84 Sebagai guru agama maka ia diberikan kewenangan dalam menjalankan tugasnya. Tugas guru agama sebenarnya sama saja dengan guru umum hanya dalam aspek-aspek tertentu ada perbedaaan terutama yang erat kaitannya dengan misinya sebagai guru pada umumnya.85 Diantara tugas-tugas guru agama adalah: 1) Sebagai pembimbing, guru agama harus membawa peserta didik kearah kedewasaan berfikir yang kreatif dan inovatif. 2) Sebagai penghubung, guru agama harus mampu membantu agar alumninya mampu mengabdikan dirinya dalam lingkungan masyarakat. 3) Sebagai penegak disiplin, guru agama harus menjadi contoh dalam melaksanakan peraturan yang sudah ditetapkan oleh sekolah. 4) Sebagai administrator, seorang guru agama harus pula mampu melaksanakan urusan tata usaha terutama yang berkaitan dengan administrasi pendidikan.
84 85
A. Malik Fajar, Reorientasi Pendidikan Islam, (Jakarta: YPI Fajar Dunia, 1999), Cet. 1, h. 61 Ramayulis, Metodologi Pendidikan…, h. 55
5) Sebagai profesi, seorang guru agama harus profesional dan manyadari benar-benar pekerjaannya sebagai amanah dari Allah SWT.86
D. Kerangka Konsep Guru merupakan salah satu pendidik utama yang sangat penting artinya dalam kerangka pembinaan dan pengembangan bangsa. Guru mengemban tugas-tugas sosial kultural yang berfungsi mempersiapkan generasi muda, sesuai dengan cita-cita bangsa. Masalah guru adalah masalah yang penting, oleh karena itu, guru turut menentukan mutu pendidikan. Sedangkan mutu pendidikan akan menentukan mutu generasi muda, sebagai calon warga negara, dan warga masyarakat. Guru memainkan peran sentral dari peningkatan kualitas pendidikan yang bertumpu pada kualitas proses belajar mengajar, akan tetapi melihat kenyataan yang ada saat ini masih terdapat banyak guru-guru yang kurang memiliki komitmen profesinya. Diantaranya: 1. Guru yang sering datang terlambat 2. Guru yang tidak siap mengajar 3. Guru yang kurang bisa menguasai kelas 4. Guru yang kurang mampu menggunakan metode yang tepat. Dari kenyataan yang ada masih banyak guru yang kurang mengupayakan terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Menurut Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi-kompetensi sebagai berikut: 1. Memiliki kompetensi pedagogik 2. Memiliki kompetensi kepribadian 3. Memiliki kompetensi sosial 4. Memiliki kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.
86
Ramayulis, Metodologi Pendidikan…, h. 56
Ketika dibandingkan antara kenyataan kinerja guru yang ada dengan kinerja yang diidealkan, maka terdapatlah beberapa kesenjangan yang cukup lebar. Diantara faktor-faktor penyebab rendahnya kinerja guru antara lain: 1. Kurang ada disiplin guru 2. Rendahnya motivasi 3. Kurangnya penguasaan kelas 4. Kurangnya penguasaan metode dan teknik pembelajaran. Menyadari rendahnya kinerja guru saat ini pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan standar kompetensi dan sertifikasi guru, diantaranya dengan disahkannya Undang-undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen yang ditindak lanjuti dengan pengembangan rancangan peraturan pemerintah tentang guru dan dosen, yang kesemuanya dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme dan kompetensi guru. Untuk meningkatkan kinerja guru maka perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan kinerja guru agar semakin kualified, upaya-upaya yang dapat dilakukan adalah: 1. Peningkatan disiplin guru Peningkatan kinerja guru perlu dimulai dengan adanya pembinaan disiplin guru. Bentuk-bentuk yang dapat dilakukan adalah dengan pembuatan peraturan-peraturan atau tata tertib, memberi teladan, melakukan pengawasan, dan memberikan sanksi. 2. Pemberian penghargaan (rewards) dan promosi Melalui penghargaan dan promosi ini para guru dirangsang untuk meningkatkan kinerja yang positif dan produktif. Penghargaan dan promosi ini akan bermakna apabila dikaitkan dengan prestasi guru secara terbuka, sehingga setiap guru memiliki peluang untuk meraihnya. 3. Peningkatan-peningkatan kompetensi, yaitu: a. Pedagogik. Kompetensi pedagogik ini meliputi kemampuan seorang guru mengelola pembelajaran peserta didik. b. Kepribadian. Kompetensi kepribadian ini meliputi kemampuan:
1) Kepribadian yang mantap 2) Berakhlak mulia 3) Arif 4) Berwibawa 5) Serta menjadi teladan peserta didik. c. Profesional. Kompetensi profesional meliputi kemampuan seorang guru dalam menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam. d. Sosial. Kompetensi sosial yang harus dimiliki seorang guru meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, sesame guru, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. 4. Training-training Upaya-upaya peningkatan-peningkatan ini dilakukan dengan harapan akan membawa hasil peningkatan mutu PBM yang berkualitas. Diantaranya: a. Mencapai NEM yang tinggi. Misalnya 6. b. Kelulusan 100% c. Banyak diterima diperguruan tinggi favorite d. Diterima di dunia kerja
Kerangka Konsep Kinerja guru pada kenyataan yang ada sekarang 1.Guru sering datang terlambat 2.Guru tidak siap mengajar 3.Guru kurang bisa menguasai kelas 4.Guru kurang mampu menggunakan metode yang tepat
Masalah
1.Kurang ada disiplin guru 2.Rendahnya motivasi 3.Kurangnya penguasaan kelas 4.Kurang penguasaan metode dan teknik pembelajaran
Pemecahan (strategi peningkatan kinerja guru) 1.Peningkatan disiplin guru 2.Pemberian rewards dan promosi 3.Peningkatan kompetensi a. Pedagogik b.Kepribadian c. Profesional d.Sosial 4.Trainingtraining
Hasil Belajar
Proses KBM yang berkualitas 1.Mencapai NEM yang tinggi. Misalnya 6 2.Kelulusan 100% 3.Banyak diterima di perguruan tinggi favorite 4.Dapat
Umpan Balik
E. Hipotesis Dalam suatu penelitian hipotesis merupakan jawaban sementara atau kesimpulan yang diambil untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian. 87 Adapun dalam penulisan ini terdapat dua hipotesis, yaitu: 1. Hipotesis nihil (Ho), diduga bahwa tidak ada pengaruh kinerja guru terhadap hasil belajar siswa. 2. Hipotesis Alternatif (Ha), diduga bahwa ada pengaruh kinerja guru terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
87
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), Cet. 1, h. 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif korelasional yang menghubungkan kinerja guru dengan hasil belajar siswa yang diajarnya. Penelitian ini menggunakan dua pendekatan, yaitu: 1. Penelitian Kepustakaan (Library Reseach) Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara menghimpun, menelaah, menganalisa, mengolah dan menyimpulkan data melalui buku-buku ilmiah dan rujukan lain yang berkaitan dengan tema yang akan dibahas . 2. Penelitian Lapangan (Field Reseach) Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data dari lapangan melalui pengamatan langsung (observasi langsung), wawancara dan penyebaran angket.
B. Variabel Penelitian Variabel adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian yang menunjukkan variasi, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Variabel dalam penelitian ini melibatkan dua variabel pokok, yakni: 1. Variabel X : Kinerja guru agama Islam, sebagai variabel bebas atau dependent variabel. 2. Variabel Y :
Hasil
belajar
siswa,
sebagai
variabel
terikat
atau
independent variabel.
C. Populasi dan Sampel Populasi dan sampel penelitian ini adalah seluruh guru Pendidikan Agama Islam di SLTPN 14 Bintara Bekasi Barat yang berjumlah 4 orang. Karena
jumlah populasi sangat kecil, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi yang ada.
D. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang diperlukan, maka teknik yang digunakan adalah sebagai berikut: 1. Angket Atau Kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui formulirformulir yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk mendapatkan jawaban
atau
tanggapan
serta
informasi
yang
diperlukan
oleh
penulis.88Adapun instrumen penelitian variabel bebas dalam penelitian ini adalah tentang pandangan, pendapat, sikap atau perilaku, dampak dan akibat, metode dan sarana yang digunakan, motivasi bekerja, pemberian insentif (gaji) yang memadai, yang dapat menghasilkan kinerja guru yang pada gilirannya akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa didalam bidang studi Pendidikan Agama Islam. Dan apa sajakah yang dilakukan guru tersebut oleh penulis dijadikan indikator-indikator dalam membuat angket. 2. Observasi adalah pengamatan secara langsung. Observasi yang dilakukan untuk melihat proses PBM dikelas secara langsung, sehingga dapat melihat kompetensi-kompetensi yang dimiliki guru agama di SMPN 14 Bintara Bekasi Barat seperti apa. 3. Wawancara, yaitu cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan melakukan tanya jawab lisan secara sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan.89 Melalui wawancara data yang diambil berupa pendapat-pendapat atau pandangan-pandangan guru terhadap proses PBM yang berkualitas. Yang tidak tergali melalui teknik angket. Yang akan diwawancara pada 88 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 1990), Cet. 1, h. 67 89 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), Cet. 6, h. 82
penelitian ini adalah kepala sekolah yaitu untuk mengetahui kinerja guru agama dan untuk mengetahui apa saja upaya yang dilakukan kepala sekolah dalam upaya meningkatkan mutu kinerja guru agama. Wawancara juga dilakukan terhadapo guru agama Islam, untuk mengetahui apa saja upaya-upaya yang dilakukan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
E. Teknik Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisis Data Data
yang penulis peroleh melalui angket akan diolah dengan
menggunakan langkah sebagai berikut: 1. Editing, yaitu meneliti satu persatu kelengkapan pengisian dan kejelasan penulisannya. Dalam tahap ini dilakukan dengan pengecekkan terhadap kelengkapan dan kebenaran pengisian peulisannya. 2. Presentase, yaitu melakukan perhitungan dari hasil jawaban responden dengan cara frekuensi jawaban dibagi jumlah responden dikali 100 % dengan rumus presentase sebagai berikut: P = F x 100 % N Keterangan P = Presentase F = Frekuensi Jawaban N = Jumlah Responden Data yang diperoleh dari angket dan wawancara akan diolah dengan langkah mulai dari klasifikasi data lalu akan memunculkan kategorisasi masalah, kemudian dilakukan interpretasi atau analisa dengan cara membandingkan, memperbedakan dan menggabungkan. Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan tabel yang bersifat informatif. Hasil analisis dapat memberikan gambaran secara deksriftif tentang kinerja guru agama SMP Negeri 14 Bintara Bekasi Barat terhadap hasil belajar siswa dalam Pendidikan Agama Islam di sekolah tersebut.
Kemudian untuk mengetahui korelasi antara variabel X (Kinerja Guru Agama) dengan variabel Y (Hasil Belajar Siswa). Maka dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisa data berdasarkan korelasi product moment. Adapun rumus dari Korelasi Product Moment tersebut.90 Yaitu : N ∑ xy – (∑X) (∑Y) r xy = √[N∑X2 – (∑X)2 ] [ N∑Y2 – (∑Y)2] Keterangan: r xy
: Angka indeks korelasi “r” product moment
N
: Number of cases
∑xy
: Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y
∑X
: Jumlah seluruh skor X
∑Y
: Jumlah seluruh skor Y
Setelah melakukan teknik analisa data, peneliti kemudian memberikan interpretasi dengan memasukkan kepada analisa data berdasarkan korelasi product moment. Yaitu memberi interpretasi terhadap rxy atau rho, serta menarik kesimpulan yang dapat dilakukan secara sederhana. Pada umumnya dipergunakan pedoman atau ancar-ancar sebagai berikut:
Tabel. 1 Interpretasi analisa data berdasarkan korelasi product moment (rxy) Besarnya “ r ” Product Moment
Interpretasi
(rx y) 0,00 – 0,20
90
Antara Variabel X dan Variabel Y memang
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), Cet. 13, h.193
terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara Variabel X dan Variabel Y 0,20 – 0,40 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau rendah 0,40 – 0,70 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukupan 0,70 – 0,90 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi 0,90 – 1,00 Antara Variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
Interpretasi dengan menggunakan Tabel Nilai “r” Product Moment. Dengan langkah terlebih dahulu merumuskan Hipotesa Kerja/Alternatif (Ha) dan Hipotesa Nihil (Ho). Kemudian mencari derajat bebasnya (df atau db) dengan rumusan:91
df = N – nr Keterangan : df = degrees of freedom N = Number of Causes nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan. 91
Anas Sudijono, Pengantar Statistik …, h.193
Selanjutnya untuk mencari dan mengetahui seberapa besar kontribusi variabel x terhadap variabel y dipergunakan rumus sebagai berikut:92
KD = r2 x 100%
Keterangan: KD = Koefisien Determination (kontribusi variabel x terhadap variabel y) r
92
= Koefisien Korelasi antara variabel x dan variabel y
M. Subana, Statistik Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2000), Cet.1, h. 145.
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum SMPN 14 Bekasi Awalnya sekolah ini bernama SMPN 11 Bekasi, dan diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Bapak Prof. Dr. Fuad Hasan di Bekasi pada tanggal 16 Januari 1993, kemudian berubah nama menjadi SMPN 14 pada tahun 1997 dengan Nomer Statistik Sekolah 201026506068. Tahun akreditasi sekolah ini pertama kali pada tahun 2004 dan mendapatkan nilai A, kemudian yang kedua kalinya pada tahun 2008 ini, juga mendapatkan predikat nilai A. sekolah ini terletak di Jl. Bintara VIII Bekasi Barat. Untuk tahun ajaran 2008/2009 jumlah siswa dan siswi SMPN 14 Bintara Bekasi Barat secara keseluruhan berjumlah 1.229 orang. Untuk lebih jelasnya lihat table dibawah ini: Table. 2 Data Siswa (empat tahun terakhir) Th. Pelajaran 2005/2006 2006/2007 2007/2008 2008/2009
Jml Pendaftar Kelas VII (Cln Siswa Jumlah Baru) Siswa 589 368 782 436 676 415 842 424
Kelas VIII Jumlah Siswa 374 364 413 406
Kelas IX Jumlah Siswa 458 371 357 399
Jumlah Keseluruhan Siswa 1200 1171 1185 1229
B. Visi, Misi, Dan Gambaran Singkat Tentang Guru Dan Sarana Prasarana Di SMPN 14 Bintara Bekasi Barat Visi “Terdepan dalam prestasi dengan dilandasi iman dan takwa” Misi 1. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara optimal 2. Menumbuhkan budaya berlomba untuk berprestasi dibidang akademik dan non akademik 3. Meningkatkan kualitas SDM guru dan staff tata usaha
4. Menumbuh kembangkan penghayatan dan pengamalan terhadap agama yang dianut 5. Melaksanakan pengembangan manajemen sekolah Tenaga edukatif di SMPN 14 Bintara Bekasi ini jumlah keseluruhannya berjumlah 63 orang. 1. Berdasarkan guru mata pelajaran, dapat dikelompokkan menjadi: guru mata pelajaran umum berjumlah 18 orang, guru agama 5 orang (4 orang guru agama Islam, dan 1 orang guru agama Kristen), guru mata pelajaran sosial berjumlah 6 orang, guru mata pelajaran bahasa 17 orang, guru mata pelajaran IPA 3 orang dan guru mata pelajaran PenjasKes 12 orang. 2. Status kepegawaian, yaitu: a. Pengajar Tetap berjumlah 45 orang, termasuk didalamnya seorang kepala sekolah dan 2 orang yang bertindak sebagai wakilnya. b. Pengajar Honorer berjumlah 18 orang. 3. Berdasarkan tingkat pendidikan terdiri dari, S2 3 orang, S1 51 orang, D3 4 orang, D2 1 orang, D1 1 orang, PGSMTP 2 orang, SMA 1 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel data guru yang berada didalam lampiran. Bentuk Sarana dan Prasarana pembelajaran yang disediakan sekolah ini terdiri dari ruang kelas untuk KBM 18 ruang, perpustakaan, laboratoriumlaboratorium yang terdiri dari laboratorium komputer, IPA, bahasa, dan multimedia. Sarana olah raga dan kesenian seperti basket, volley, tennis meja, sepak bola, ruang kesenian dan ketrampilan, dan aula serbaguna. Demikianlah uraian singkat penulis mengenai sarana dan prasarana yang ada di SMPN 14 Bintara Bekasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel yang terdapat dalam lampiran.
C. Pengolahan Data Data dalam laporan ini diperoleh melalui hasil wawancara dengan kepala sekolah dan salah seorang guru mata pelajaran PAI. Disamping itu jawaban
juga berasal dari jawaban responden yaitu melalui penyebaran angket kepada seluruh guru agama yang ada di SMPN 14 Bintara Bekasi ini yang berjumlah 4 orang. Setelah data terkumpul kemudian diedit. Selanjutnya data tentang kinerja guru PAI yang didapat melalui angket dihitung dalam bentuk prosentase dengan menggunakan rumus: P = F x 100 % N Langkah berikutnya adalah menganalisa dan menginterpretasikan data yang diperoleh. Untuk mempermudah penganalisaan dan penginterpretasian, tiap item pertanyaan dikemukakan dalam bentuk tabel.
D. Deskripsi dan Analisa Data Untuk lebih jelasnya tentang data angket yang telah diprosentasekan dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini: Tabel. 3 Saya datang ke sekolah tepat pada waktunya No 1
Option
F
%
Selalu
2
50%
Sering
2
50%
Kadang-kadang
0
0%
Tidak pernah
0
0%
4
100%
Jumlah
Tabel diatas menunjukkan bahwa 2 responden (50%) selalu datang ke sekolah tepat pada waktunya, dan 2 responden lagi (50%) menyatakan sering datang tepat waktu, hal ini menyatakan bahwa sebagian besar dari semua responden berusaha datang ke sekolah tepat waktu.
Tabel. 4 Saya masuk kedalam kelas sesuai dengan yang dijadwalkan No 2
Option Selalu
F
%
3
75%
Sering
1
25%
Kadang-kadang
0
0%
Tidak pernah
0
0%
4
100%
Jumlah
Tabel diatas menunjukkan bahwa 75% dari responden menyatakan selalu masuk kedalam kelas tepat waktu sesuai dengan yang dijadwalkan, sedangkan 25% lagi menyatakan sering. Dari pengamatan yang penulis lakukan selama mengadakan penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden selalu disiplin terhadap waktu masuk kedalam kelas. Penulis mengamati mereka (para guru PAI) ketika jam mereka akan dimulai.
Tabel. 5 Saya keluar kelas sesuai yang telah dijadwalkan No 3
Option
F
%
Selalu
2
50%
Sering
2
50%
Kadang-kadang
0
0%
Tidak pernah
0
0%
4
100%
Jumlah
Tabel diatas menunjukkan bahwa 50% responden menyatakan selalu keluar dari kelas tepat waktu sesuai dengan jam yang telah dijadwalkan, sedangkan 50% responden lainnya menyatakan sering. Dari pengamatan yang penulis lakukan selama mengadakan penelitian menunjukkan sebagian besar responden disiplin terhadap waktu ketika keluar dari kelas. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang para guru PAI ungkapkan bahwa mereka disiplin waktu ketika keluar dari kelas. Tabel. 6 Saya membuat RPP sebelum mengajar
No 4
Option
F
%
Selalu
2
50%
Sering
2
50%
Kadang-kadang
0
0%
Tidak pernah
0
0%
4
100%
Jumlah
Tabel diatas menunjukkan bahwa 50% responden menyatakan selalu membuat RPP sebelum mengajar, sedangkan 50% responden yang lainnya menyatakan sering. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden disiplin dalam membuat RPP sebelum mengajar. Adapun 50% responden yang menyatakan sering, karena mereka mengakui kadang kala mereka tidak membuat RPP terlebih dahulu, akan tetapi tidak dalam skala selalu hanya dalam skala sering. Tabel. 7 Saya memberikan materi sesuai dengan apa yang ada didalam silabus No 5
Option
F
%
Selalu
4
100%
Sering
0
0%
Kadang-kadang
0
0%
Tidak pernah
0
0%
4
100%
Jumlah
Tabel diatas menunjukkan bahwa 100% responden menyatakan selalu memberikan materi sesuai dengan silabus. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh responden selalu memberikan materi sesuai dengan apa yang ada didalam silabus. Dalam artian para guru PAI sekolah ini mengajar lebih bersifat teks book. Tabel. 8 Saya memiliki motivasi tersendiri dalam mengajar No 6
Option Selalu
F
%
3
75%
Sering
1
25%
Kadang-kadang
0
0%
Tidak pernah
0
0%
4
100%
Jumlah
Tabel diatas menunjukkan bahwa 75% responden menyatakan selalu memiliki motivasi tersendiri dalam mengajar. Sedang 25% responden lainnya menyatakan sering. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden memiliki motivasi tersendiri didalam mengajar PAI. Data ini berasal dari hasil wawancara yang penulis lakukan kepada salah seorang responden. Ia mengatakan mempunyai motivasi tersendiri dalam mengajar dikarenakan ia merasa senang menjadi seorang pengajar.
Tabel. 9 Saya termotivasi mengajar dengan adanya reward dari sekolah No 7
Option
F
%
Selalu
0
0%
Sering
3
75%
Kadang-kadang
1
25%
Tidak pernah
0
0%
4
100%
Jumlah
Tabel diatas menunjukkan bahwa 75% responden menyatakan sering termotivasi mengajar karena reward. Sedangkan 25% lainnya menyatakan kadang-kadang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden sering termotivasi mengajar karena adanya reward yang diberikan dari sekolah. Dan reward yang diberikan oleh sekolah itu biasa berupa promosi untuk mengikuti seminar-seminar dan training-training untuk mewakili sekolah tersebut dan sebagainya. Tabel. 10 Saya selalu mendorong siswa untuk giat belajar
No 8
Option
F
%
Selalu
4
100%
Sering
0
0%
Kadang-kadang
0
0%
Tidak pernah
0
0%
4
100%
Jumlah
Tabel diatas menunjukkan bahwa 100% responden menyatakan selalu mendorong siswa untuk giat belajar. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh responden selalu memotivasi dan memberikan dorongan kepada siswa untuk selalu giat dalam belajar. Tabel. 11 Nilai belajar tidak saya beritahukan kepada siswa No 9
Option
F
%
Selalu
1
25%
Sering
1
25%
Kadang-kadang
0
0%
Tidak pernah
2
50%
4
100%
Jumlah
Tabel diatas menunjukkan bahwa 25% responden menyatakan selalu tidak memberitahukan nilai kepada siswa, 25% lainnya menyatakan sering, dan 50% lainnya menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan seimbang antara responden yang selalu memberitahukan hasil belajar (nilai) kepada siswa dengan responden yang tidak memberitahukan hasil belajar (nilai) kepada siswa. Sebagian responden yang menyatakan selalu memberitahukan hasil belajar kepada siswa mengatakan, hal ini untuk memotivasi mereka agar lebih giat dalam belajar. Tabel. 12
Saya membuat persaingan sehat dalam KBM No 10
Option
F
%
Selalu
2
50%
Sering
2
50%
Kadang-kadang
0
0%
Tidak pernah
0
0%
4
100%
Jumlah
Tabel diatas menunjukkan bahwa 50% responden menyatakan selalu membuat persaingan sehat dalam KBM, sedang 50% lainnya menyatakan sering. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden selalu berusaha membuat persaingan sehat dalam KBM sebagai bentuk motivasi bagi siswa.
Tabel. 13 Sebelum memulai pelajaran saya mengkondisikan kelas terlebih dahulu No 11
Option
F
%
Selalu
4
100%
Sering
0
0%
Kadang-kadang
0
0%
Tidak pernah
0
0%
4
100%
Jumlah
Tabel diatas menunjukkan bahwa 100% responden menyatakan selalu mengatur kelas terlebih dahulu sebelum memulai KBM. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh responden selalu mengkondisikan kelas terlebih dahulu supaya kelas tertib dan rapi sehingga KBM berjalan tertib. Dan yang dimaksud dengan mengatur atau mengkondisikan kelas disini adalah mengatur posisi tempat duduk siswa, supaya tidak terdapat tempat duduk kosong yang terletak didepan. Tabel. 14 Saya berusaha mengenal lebih dekat dengan semua siswa
No 12
Option
F
%
Selalu
1
25%
Sering
3
75%
Kadang-kadang
0
0%
Tidak pernah
0
0%
4
100%
Jumlah
Tabel diatas menunjukkan bahwa 25% responden menyatakan selalu berusaha mengenal lebih dekat dengan siswanya. Sedang 75% lainnya menyatakan sering. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden tidak selalu berusaha mengenal lebih dekat dengan siswanya. Mengenal lebih dekat disini maksudnya selain mengenal nama para siswanya juga berusaha mengetahui potensi dan kemampuan setiap anak sehingga guru bisa mengembangkannya secara optimal. Tabel. 15 Saya berusaha siswa ikut aktif dalam KBM No 13
Option
F
%
Selalu
3
75%
Sering
1
25%
Kadang-kadang
0
0%
Tidak pernah
0
0%
Jumlah 4 100% Tabel diatas menunjukkan bahwa 75% responden menyatakan selalu mengusahakan siswa ikut aktif dalam KBM, sedang 25% lainnya menyatakan sering. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusaha agar siswa tidak pasif dalam KBM dengan mendorong siswa aktif dalam KBM.
Tabel. 16 Sebelum pelajaran dimulai saya bertanya untuk mengamati perubahan siswa No 14
Option Selalu
F
%
0
0%
Sering
3
75%
Kadang-kadang
1
25%
Tidak pernah
0
0%
4
100%
Jumlah
Tabel diatas menunjukkan bahwa 75% responden menyatakan sering bertanya sebelum memulai pelajaran, sedang 25% lainnya menyatakan kadang-kadang. Hal ini menyatakan sebagian besar responden sering memberikan pertanyaan kepada siswa selain untuk mengamati perubahan siswa, juga untuk mengasah atau mengukur sejauh mana pengetahuan siswa terhadap materi yang akan dibahas. . Tabel. 17 Di akhir pelajaran saya mengamati perubahan siswa dengan membuat atau memberikan pertanyaan No 15
Option
F
%
Selalu
0
0%
Sering
1
25%
Kadang-kadang
3
75%
Tidak pernah
0
0%
4
100%
Jumlah
Tabel diatas menunjukkan bahwa 25% responden menyatakan sering membuat atau memberikan pertanyaan diakhir pelajaran, sedang 75% lainnya menyatakan kadang-kadang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden hanya kadang-kadang membuat atau memberikan pertanyaan kepada siswa diakhir pelajaran untuk mengamati perubahan siswa dan untuk mengetahui sejauh mana materi tersampaikan kepada siswa. Menurut para responden yang menyatakan hanya kadang-kadang dalam memberikan atau membuat pertanyaan diakhir pelajaran dikarenakan waktu yang tidak mencukupi. Tabel. 18
Saya menyesuaikan metode dengan pelajaran No 16
Option
F
%
Selalu
1
25%
Sering
3
75%
Kadang-kadang
0
0%
Tidak pernah
0
0%
4
100%
Jumlah
Tabel diatas menunjukkan bahwa 25% responden menyatakan selalu menyesuaikan metode dengan pelajaran. Sedang 75% lainnya menyatakan sering. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak selalu menyesuaikan metode dengan pelajaran atau pembahasan. Karena menurut ungkapan mereka metode yang sering mereka gunakan adalah metode ceramah, dan resitasi (penugasan) saja. Dan didalam data yang lainnya sebagian responden menyatakan selalu menggunakan metode singatnya.
Tabel. 19 Saya menentukan metode didalam RPP sebelum mengajar No 17
Option
F
%
Selalu
1
25%
Sering
3
75%
Kadang-kadang
0
0%
Tidak pernah
0
0%
4
100%
Jumlah
Tabel diatas menunjukkan bahwa 25% responden menyatakan selalu menentukan metode sebelum mengajar, sedangkan 75% lainnya menyatakan
sering. Hal ini menunjukkan sebagian besar responden tidak selalu menentukan metode yang akan digunakan sebelum mengajar, tepatnya didalam RPP. Menurut ungkapan mereka karena waktu yang sedikit mereka hanya menggunakan metode yang sering di gunakan saja, seperti metode ceramah dan metode resitasi (penugasan). Tabel. 20 Saya menggunakan metode seingat saya No 18
Option
F
%
Selalu
0
0%
Sering
1
25%
Kadang-kadang
1
25%
Tidak pernah
2
50%
4
100%
Jumlah
Tabel diatas menunjukkan bahwa 25% responden menyatakan selalu menggunakan metode pengajaran seingatnya, 25% lainnya menyatakan kadang-kadang, sedang 50% lainnya menyatakan tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden sering menggunakan metode pengajaran dengan menentukannya terlebih dahulu sebelum mengajar. Dan metode yang digunakan oleh para responden yang menyatakan sering menggunakan metode seingatnya yaitu kadang menggunakan metode resitasi, diskusi, akan tetapi yang lebih sering adalah dengan menggunakan metode ceramah. Tabel. 21 Saya menggunakan metode yang bervariasi setiap mengajar sesuai dengan pembahasan No 19
Option
F
%
Selalu
1
25%
Sering
2
50%
Kadang-kadang
1
25%
Tidak pernah
0
0%
4
100%
Jumlah
Tabel diatas menunjukkan bahwa 25% responden menyatakan selalu menggunakan metode yang bervariasi setiap kali mengajar, 50% lainnya menyatakan sering, dan 25% lainnya kadang-kadang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden sering menggunakan metode yang bervariasi setiap kali mengajar sesuai dengan pembahasan.
Tabel. 22 Dalam memberikan pelajaran saya berusaha menyampaikan dengan jelas No
Option
20
F
%
Selalu
4
100%
Sering
0
0%
Kadang-kadang
0
0%
Tidak pernah
0
0%
4
100%
Jumlah
Tabel diatas menunjukkan bahwa 100% responden menyatakan selalu berusaha menyampaikan materi dengan jelas. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh responden selalu mengusahakan dalam memberikan atau menjelaskan materi dengan sejelas-jelasnya. Maksudnya agar apa yang disampaikan oleh responden dapat tersampaikan dan diterima dengan baik oleh para siswanya.
E. Interpretasi Data 1. Analisa Data Statistik Selanjutnya dari hasil data di atas akan diolah lagi untuk mencari korelasi antara 2 (dua) variabel, yaitu Kinerja Guru Agama variabel bebas (variabel X) dan Hasil Belajar siswa sebagai variabel terikat (variabel Y) dengan tabel kerja yang diuraikan pada tabel berikut ini:
Tabel 23 Data Variabel X (Kinerja Guru Agama) Resp Bpk. Kamil
1
2
3
4
5
6
7
8
3
3
3
4
4
4
2
4
9 3
Nomor Item 10 11 12
13
14
15
16
17
18
19
20
4
4
3
2
4
4
2
4
4
4
3
Jml
68
Ibu Neneng Bpk. Suhari Bpk Ayatullah
3
4
3
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
3
4
71
4
4
4
3
4
4
3
4
1
3
4
3
4
2
2
3
2
1
3
4
62
4
4
4
3
4
3
3
4
1
3
4
3
2
3
2
3
3
1
2
4
60
Tabel diatas merupakan tabel jawaban angket yang diberikan kepada Guru Agama Islam di SMPN 14 Bintara Bekasi Barat yang berjumlah 4 orang. Yang merupakan data dari variable X (Kinerja Guru Agama).
Tabel 24
Perhitungan Korelasi Antara Variabel X dan Variabel Y Subyek
No
1 2 3 4
Bpk. Ayatullah Bpk.Kamil Ibu Neneng Bpk. Suhari Jumlah
X
Y
XY
X2
Y2
68 71
69 61
4140 4148
3600 4624
4761 3721
62
85
6035
5041
7225
60 261
64 279
3968 18.291
3840 17.109
4096 19.803
Tabel diatas adalah tabel perhitungan korelasi antara variable X (Kinerja Guru Agama) dan Variabel Y (Hasil Belajar Siswa dalam PAI) tabel hasil belajar siswa SMPN 14 Bintara Bekasi Barat dalam PAI dapat dilihat dalam lampiran. Data variable Y penulis ambil dari laporan hasil belajar siswa selama satu semester dari para guru agama Islam SMPN 14 Bintara Bekasi Barat. Setelah keseluruhan data dihitung dan diletakkan dalam tabel koefisien korelasi, selanjutnya hasil perhitungan di atas akan diuji keabsahannya dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment: Diketahui:
X
= 261
X2
= 17.109
Y
= 279
Y2
= 19.803
XY
= 18.291
N
=4
r xy =
N∑XY
–
(∑X) (∑Y)
[N∑X2 – (∑X)2 ] [ N∑Y2 – (∑Y)]2 =
4 x 18.291 - 261 x 279 [ 4 x 17.109 - 2612] [ 4 x 19.803 – 2792]
=
73.164 - 72.819 ( 68.436 - 68.121 ) ( 79.212 - 77.841 )
=
345 315 x 1.371
=
345 431.865
=
345 657,16
= 0, 525 2. Interpretasi Data Berdasarkan hasil perhitungan dari nilai “rxy”, maka penulis memberikan interpretasi terhadap Angka Indeks Korelasi r Product Moment yakni: a. Interpretasi dengan cara sederhana atau secara kasar; Interpretasi terhadap rxy dari perhitungan di atas ternyata angka korelasi antara variabel X dan variabel Y tidak bertanda negatif; berarti di antara ke dua variabel tersebut terdapat korelasi positif (korelasi yang berjalan searah). Dengan memperhatikan besarnya rxy (yaitu = 0,525), yang berkisar antara
0,40 – 0,70 berarti antara variabel X dan variabel Y memang
terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu pada tingkatan sedang atau cukup. b. Interpretasi dengan menggunakan Tabel Nilai “r” Product Moment. Rumusan Hipotesa Kerja/Alternatif (Ha) dan Hipotesa Nihil (Ho), yang penulis ajukan di awal adalah : Ha: Ada pengaruh yang signifikan antara kinerja guru agama dengan hasil belajar Siswa dalam PAI di SMPN 14 Bintara Bekasi.
Ho: Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Kinerja Guru Agama dengan Hasil belajar Siswa dalam PAI SMPN 14 Bintara Bekasi. Adapun kriteria pengajuannya adalah: Jika r
tabel
≤ r
diterima dan Ho ditolak. Sebaliknya, jika r
≥r
hitung
tabel
hitung
maka Ha
maka Ha ditolak
dan Ho diterima. Kemudian penulis mencari derajat bebasnya (df atau db). rumusannya sebagai berikut : df = N – nr =4–2 =2 N= Jumlah responden nr= Jumlah variable yang diteliti
Dengan memeriksa Tabel “r” Product Moment ternyata dengan df sebesar 2. Dan taraf signifikansi 5% dari df , diperoleh rtabel = 0,950; sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh rtabel = 0,990. Karena rtabel atau rt pada taraf signifikansi 5% lebih besar dari rxy atau ro, (0,950 ≥ 0,525), maka pada taraf signifikansi 5% Hipotesa Nihil (Ho) diterima, sedang Hipotesa Alternatif (Ha) ditolak. Berarti bahwa pada taraf signifikansi 5% itu tidak terdapat korelasi yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y. Selanjutnya, pada taraf signifikansi 1% rtabel atau rt adalah lebih besar juga daripada rxy atau ro (0,990 ≥ 0,525), maka pada taraf signifikansi 1% itu Hipotesa Nihil (Ho) diterima, sedang Hipotesa Alternatif (Ha) ditolak. Ini berarti bahwa untuk taraf signifikansi 1% itu pun tidak terdapat korelasi yang signifikan antara variabel X dengan variabel Y. Dari hasil pengamatan dan wawancara yang penulis lakukan selama penelitian bahwa kinerja yang para guru PAI di SMPN 14 Bintara Bekasi cukup baik, akan tetapi hasil belajar siswa dalam PAI yang penulis lihat dalam laporan hasil belajar yang dimilki para guru PAI tersebut kurang memuaskan.
Hal
ini
membuat
penulis
mengambil
kesimpulan,
dikarenakan jam yang disediakan untuk PAI yang hanya 2 jam dalam seminggu. Ini juga diakui oleh semua guru PAI tersebut mereka menyatakan bahwa dengan waktu yang begitu minim, tidak dapat dicapai kompetensi-kompetensi yang telah ditentukan, kecuali dengan di dukung oleh
kegiatan-kegiatan
ekstrakurikuler
yang
dapat
meningkatkan
pengetahuan siswa terhadap PAI, seperti kegiatan Rohis. Maka kesimpulan yang dapat ditarik ialah, kinerja guru agama tidak mempengaruhi hasil belajar siswa dalam PAI di sekolah. Adapun Perhitungan Koefisien Determinasi (KD), yang penulis manfaatkan untuk mengetahui kontribusi variabel X terhadap variabel Y, sebagai berikut: KD = r2 x 100 = 0,5252 x 100 (nilai r berasal dari hasil perhitungan rxy) = 0,28x 100 = 28%
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian penulis di SMPN 14 Bintara Bekasi Barat terhadap kinerja guru PAI di sekolah tersebut dapat penulis ambil kesimpulan: 1.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh kinerja guru agama terhadap hasil belajar siswa dalam PAI lemah. Hal ini dibuktikan melalui angka koefisien korelasi antara variable X dan variable Y yang bernilai 0,525. Ketika angka tersebut diinterpretasikan dengan cara sederhana, angka tersebut berada pada kisaran 0,40-0,70 yang ini berarti berada pada tingkatan yang sedang atau cukup. Selanjutnya apabila diinterpretasikan dengan cara mengacu pada table nilai “r” product moment, karena dilihat pada taraf signifikan 5% sebesar 0,950. Maka r tabel pada taraf signifikan 5% lebih besar dari pada r hitungan yang bernilai 0,525. Dari hasil tersebut, jadi dapat dinyatakan tidak terdapat korelasi yang signifikan antara kinerja guru agama dengan hasil belajar siswa dalam PAI.
2. Berdasarkan analisis diatas dapat dikatakan bahwa Ho (Hipotesis Nihil) yang menyebutkan tidak ada atau tidak terdapat pengaruh kinerja guru agama terhadap hasil belajar siswa dalam PAI diterima. Sedangkan Ha (Hipotesis Alternatif)
yang menyebutkan ada atau terdapat pengaruh
kinerja guru agama terhadap hasil belajar siswa dalam PAI ditolak. 3. Ternyata tidak ada pengaruh yang kuat antara kinerja guru agama terhadap hasil belajar siswa dalam PAI. Jadi, kinerja guru agama Islam dalam mengupayakan peningkatan hasil belajar siswa dalam PAI tidak mempunyai andil yang cukup kuat, jika tanpa didukung oleh kegiatankegiatan ekstakurikuler yang dapat meningkatkan pengetahuan siswa terhadap PAI. Dan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa dalam PAI dapat diupayakan peningkatannya melalui cara belajar mereka sendiri.
Merekalah yanga harus mengupayakan belajar mereka agar mendapatkan hasil belajar yang memuaskan. 4. Karena jumlah jam yang disediakan pada tingkat satuan pendidikan umum seperti SMP ataupun SMA sederajat untuk PAI sangatlah minim yaitu hanya 2 jam perminggu, maka sebagian guru PAI berpendapat bahwa apapun upaya yang dilakukan oleh guru agama untuk meningkatkan hasil belajar siswanya dalam PAI tidak menghasilkan apa-apa jika tanpa didukung oleh kegiatan ekstrakurikuler yang cukup misalnya seperti adanya kegiatan ROHIS. 5. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan terhadap salah seorang guru PAI di SMPN 14 Bintara Bekasi Barat, hasil yang diperoleh para siswanya cukup dalam PAI karena ada kegiatan yang mendukung yaitu kegiatan ROHIS. Didalam kegiatan tersebut Pendidikan Agama Islam diberikan secara mendalam untuk meningkatkan pengetahuan siswa terhadap PAI.
B. Saran-saran Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan adalah: 1. Walaupun tidak terdapat korelasi yang signifikan antara kinerja guru agama dengan hasil belajar siswa dalam PAI. Tetap diharapkan kepada para pendidik agama Islam sebaiknya terus melakukan upaya-upaya yang mengarah kepada peningkatan mutu pengajaran. Dan selalu memotivasi siswa untuk sellau giat dalam belajar. 2. Siswa-siswi SMPN 14 Bintara Bekasi hendaknya terus meningkatkan belajarnya, agar hasil belajar yang diinginkan dapat tercapai dengan baik. 3. Untuk para orang tua siswa, hendaknya juga mendukung pengetahuan PAI anak mereka. Jadi, bukan hanya pada pendidikan umum saja yang mereka khawatirkan bila nilainya tidak sesuai dengan yang diinginkan, akan tetapi juga pada mata pelajaran PAI. Karena pengetahuan anak terdadap PAI merupakan sebuah bekal yang diberikan bukan hanya untuk kehidupan dunia saja akan tetapi juga untuk kehidupan akhiratnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2002 Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, Cet Ke-12 Darajat, Zakiah, dkk, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1996 Djamarah, Syaiful Bahri, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005, Cet Ke-3 ________, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1997, Cet Ke-1 Fajar, A. Malik, Reorientasi Pendidikan Islam, Jakarta: YPI Fajar Dunia, 1999, Cet Ke-1 Kartini, Kartono, Menyiapkan Dan Memadukan Karir, Jakarta: CV. Rajawali, 1985 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara, 1990, Cet Ke-1 Mulyasa, E, Menjadi Kepala Sekolah Professional, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya 2003 Nawawi, Hadari, Administrasi Pendidikan, Jakarta: PT Gunung Agung, 1999, Cet Ke-13 N. K, Roestiyah, Didaktik Metodik, Jakarta: PT Bina Aksara, 1991 ______, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: PT Bina Aksara, 1986, Cet Ke-2 Nurkancana, Wayan, Evaluasi Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1986 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1994, Cet Ke-2 Rusyan, A. Tabrani dan Cece Wijaya, Kemampuan Dasar Guru dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya, 1991 ______, dkk, Upaya Meningkatkan Budaya Kinerja Guru Sekolah Dasar, Jakarta: PT Intermedia Ciptanusantara, 2001, Cet Ke-2
_______, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1992, Cet Ke-1 Sahertian, Piet A. dan Ida Aleida Sahertian, Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Program Intervice Education, Jakarta: Rineka Cipta, Cet Ke-1 _______, Konsep Dasar Dan Teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000, Cet Ke-1 Samana, A., Profesinalisme Keguruan, Yogyakarta: Kanisius, 1994, Cet Ke-1 Sholeh, Asroru Ni’am, Membangun Profesionalitas Guru, Jakarta: Elsas, 2006, Cet Ke-1 Soetjipto, et. Al., Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta dan DepDikBud, 1999, Cet Ke-1
[email protected], EENET asia Newsletters : http://www.idpeurope.org/eenet/newsletter3.phpKwartal ke-4 2007 / Kwartal ke-1 2008 Suderajat, Hari., Implementasi Guru Berbasis Kompetensi, Bandung: CV Cipta Rekas Grafika, 2004 Sudjiono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, Cet Ke-6 _______, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003, Cet Ke-13 Suryobroto, B., Mengenal Metode Pengajaran Disekolah Dan Pendekatan Baru Dalam Proses Belajar Mengajar, Yogyakarta: Amarta Baru, 1986 Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1995, Cet Ke-2 Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1976 Tim Dosen IAIN Sunan Ampel Malang, Dasar-dasar Kependidikan Islam, Surabaya: Karya Abdi, 1996. Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV Pustaka Setia, 1998, Cet Ke2. Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, Cet Ke-20
Lampiran 1
KISI-KISI INSTRUMEN ANGKET
No 1
Masalah
Jumlah Item
Kedisiplinan 1.1 Datang ke sekolah 1.2 Masuk ke dalam kelas 1.3 Keluar dari kelas
5
1.4 Merancang RPP setiap kali mengajar 1.5 Mengajar sesuai dengan yang ada didalam silabus
2
Motivasi 2.1 Mengajar 2.2 Pemberian reward dari sekolah
5
2.3 Pemberian motivasi kepada siswa 2.4 Pemberitahuan tentang nilai kepada siswa 2.5 Menciptakan kompetisi yang sehat
3
Penguasaan kelas 3.1 Perhatian terhadap kondisi kelas 3.2Perhatian terhadap siswa 3.3 Mempartisipasikan siswa dalam PBM 3.4 Mengamati setiap perubahan siswa 3.5 Pemberian tugas/pertanyaan sebagai upaya penguasaan kelas
4
Penguasaan metode dan teknik pembelajaran 4.1 Penyesuaian metode dengan pelajaran 4.2 Penentuan metode sebelum mengajar (dalam
5
RPP) 4.3 Penggunaan metode dan teknik pembelajaran seingatnya 4.4 Menggunakan metode yang bervariasi setiap mengajar sesuai dengan pembehasan 4.5 Penguasaan terhadap materi yang disampaikan
5
Lampiran 2
ANGKET/KUISIONER
Nama
:
Nilai Rata-rata Salah Satu Kelas : Petunjuk Mengerjakan 1. Anda diminta kesediaannya untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda (√) pada kolom disamping pertanyaanpertanyaan dengan memberikan jawaban sesuai dengan pendapat anda. 2. Atas partisipasi dan perhatiannya, saya ucapkan terimakasih.
Keterangan SL : Selalu
KD : Kadang-kadang
SR : Sering
TP : Tidak pernah
No
Uraian
Jawaban SL SR KD TP
1
Saya datang ke sekolah tepat waktu
2
Saya masuk ke dalam kelas sesuai dengan yang dijadwalkan.
3
Saya keluar kelas sesuai yang telah dijadwalkan
4
Saya membuat RPP sebelum mengajar
5
Saya memberikan materi sesuai dengan apa yang ada di dalam silabus
6
Saya memiliki motivasi tersendiri dalam mengajar
7
Saya termotivasi mengajar dengan adanya reward dari sekolah
8
Saya selalu mendorong siswa untuk giat belajar
9
Nilai belajar tidak saya beritahukan kepada siswa
10
Saya membuat persaingan sehat dalam kegiatan
belajar 11
Sebelum memulai pelajaran saya berusaha mengkondisikan kelas terlebih dahulu
12
Saya berusaha mengenal lebih dekat dengan semua siswa
13
Saya berusaha siswa ikut aktif dalam KBM
14
Sebelum pelajaran di mulai saya bertanya untuk mengamati perubahan siswa
15
Di akhir pelajaran saya mengamati perubahan siswa dengan membuat atau memberikan pertanyaan
16
Saya menyesuaikan metode dengan pelajaran
17
Saya menentukan metode sebelum mengajar di dalam RPP
18
Saya menggunakan metode seingat saya
19
Saya menggunakan metode yang bervariasi setiap mengajar sesuai dengan pembahasan
20
Dalam memberikan pelajaran saya berusaha menyampaikan dengan jelas
Lampiran 3 PEDOMAN WAWANCARA 1. Berapa alokasi waktu yang disediakan untuk pelajaran PAI? 2. Bagaimana menurut Bapak/Ibu dengan alokasi waktu tersebut? 3. Menurut Bapak/Ibu dengan alokasi waktu tersebut, apakah dapat meningkatkankan pengetahuan siswa terhadap PAI? 4. Bagaimana tanggapan siswa terhadap pelajaran PAI? 5. Bagaimana sikap siswa ketika pelajaran PAI berlangsung? 6. Metode pengajaran apa saja yang biasa Bapak/Ibu terapkan dalam pembelajaran PAI? 7. Problem apa saja yang Bapak/Ibu hadapi, di dalam pelaksanaan pengajaran PAI? 8. Apa kiat-kiat Bapak/Ibu persiapkan ketika menghadapi siswa yang merasakan kebosanan dalam PBM PAI? Apakah dengan menggunakan metode pengajaran yang bervariasi ketika PBM PAI berlangsung? 9. Sarana dan prasarana apa saja yang disiapkan oleh sekolah untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran PAI? 10. Apa saja yang Bapak/Ibu lakukan untuk memotivasi siswa agar semangat menerima pengajaran PAI? 11. Adakah kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan untuk mendukung pembelajaran PAI?
Lampiran 4
Transkip Hasil Wawancara
1. 2 jam dalam seminggu 2. Sangat minim. 3. Dengan waktu yang sedemikian minim sekali sangat tidak mungkin tercover segala kompetensi yang ingin dicapai, jika tanpa suatu kegiatan yang mendudkung. Maka saya mempunyai kiat dengan memberikan tugas diluar jam pelajaran. Misalnya jika ada kompetensi menghafal al-Qur’an atau hadits, maka dihafal diluar jam pelajaran PAI. 4. Cukup baik 5. Antusiasme siswa tehadap pelajaran PAI cukup bagus. semua itu kembali kepada gurunya. Apabila gurunya memiliki kompetensi kepribadian yang baik, misalnya berwibawa. Maka siswa pun akan hormat dan menghargai ketika pelajaran PAI berlangsung. 6. Karena keterbatasan waktu, metode yang biasa digunakan adalah metode ceramah, penugasan, latihan terkadang juga menggunakan metode diskusi. 7. Problemnya adalah input, rata-rata anak-anak memiliki komp-etensi pengetahuan agama yanga sangat minim setelah lulusnya dari tingkat SD. Ini dikarenakan perhatian para orang tua yang minim untuk pengetahuan anaknya terhadap PAI. Misalnya ketika nilai pada pelajran matematika anaknya jelek, maka para orang tua akan ribut, beda halnya jika terjadi pada nilai PAI, mereka akan bersikap santai saja. 8. Kiat-kiat saya ketika mengahadapi anak-anak yang sedang merasakan kebosanan adalah dengan menyertakan sedikit cerita-cerita yang bersifat humor yang tentunya tetap dalam koridor materi. Misalnya dengan mengiringi kasus-ksus nyata seperti kasus-kasus yang terjadi pada masa Nabi dan para Sahabat. Alhamdulillah cukup berhasil, akan tetapi yang
mereka ingat hanyalh pada hal-hal yang lucu saja bukan isi atau hikmah dari cerita tersebut. 9. Alhamdulillah dari sekolah disediakan alat-alat peraga yang mendukung dalam preaktek PAI akan tetapi memang masih jauh sekali dari harapan. Belum tersedianya alat peraga untuk praktek ibadah haji. Mushalah juga masih dalam tahap perbaikan. 10. Yang biasa saya lakukan adalah dengan memberikan cerita hikmah yang dapat memotivasi siswa senmangat dalam belajar PAI. Dan juga menyemangati mereka dengan memberitahukan nilai setiap tugas yang mereka kerjakan dengan sebuah poin-pin tertentu. 11. Ada. Seperti kegiatan ROHIS. Karena ROHIS ini berada diluar jam efektif sekolah, maka ada saja anak-anak yang malas mengikuti kegiatan ini, mereka absen dari kegiatan ini. Maka kegiatan ini hanya menolong para siswa yang rajin mengikuti kegiatan ROHIS ini.
Alhamdulillah adanya
kegiatan ini sedikit banyak membantu meningkatkan pengetahuan siswa terhadap PAI.
Lampiran 5
Daftar Nama Pimpinan di SMPN 14 Bintara Bekasi Barat Pend. Akhir S2
Masa Kerja 40
Kepala Aang Sudiar, S.Pd
S1
22
Kepala Siti Asiyah Chumaidy,
S1
26
No Jabatan 1. Kepala Sekolah
Nama Drs.H.I.Ketut.Suprapta, MM
2. Wakil Sekolah 3. Wakil Sekolah
S.Pd
Daftar Nama Tenaga Edukatif di SMPN 14 Bintara Bekasi Barat No
Nama
1
Drs. H. Kamiludin NIP. 132105491 G.146179 Neneng Permaisuri S.Ag NIP. 150345899 M. 250726 Darwati, S.Pd NIP. 132138212 H.020151 Kadir, S.Pd NIP. 480122501 L 078372 Dra. Sri Purworini NIP. 480158029 Aang Sudiar, S.Pd NIP. 131593167 E.127250 Sri Djanti Triastuti, S.Pd NIP. 131424093 E.247612
2
3
4
5 6
7
Guru Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam & Bahasa Sunda
Pendidikan Terakir S1/PAI
Pendidikan Agama Islam
S!/PAI
PKN
S1/PPKN
PKN
S1/PPKn/1995
PKN
S1/PKN/1992
Bahasa Indonesia
S1/Bahasa Indonesia/1999
Bahasa Indonesia
S1/Bahasa Indonesia/1999
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Hilma, S.Pd NIP. 131911348 E.767264 Wiwik Indiyah NIP. 131099571 C.0736035 Titin Sumartini, S.Pd NIP. 480122565 L 078388 Siti Asiyah Chumaidy, S.Pd NIP. 131120269 C.0748097 Drs. Bambang Agung Budiharto NIP. 132144792 G.340539 Zulkarnain, A.Md.Pd NIP. 131966608 E.784860 Vivi AI Nurhainah, S.Pd NIP. 480186554 Sumindar NIP. 131784225 E.597596 Saiful Amri, S.Pd NIP. 132202293 H.060340 Dra. Cucu Saadah NIP. 132194457 H.021005 Rita Amalia Roostina, S.Pd NIP. 132062047 G.162680 Drs. H. I Ketut.Suprapta, MM NIP. 130563354 B.944148 Drs. H .Wira NIP. 132095616 G.162633
Bahasa Indonesia
S1/Bahasa Indonesia/2008
Bahasa Indonesia
D1/Bahasa Indonesia/1981
Bahasa Indonesia
S1/Bahasa Indonesia/1999
Matematika
S1/Matematika/2000
Matematika
S1/Matematika/1992
Matematika
D3/Matematika/1998
Matematika
S1/Matematika/2003
Bahasa Inggris
D2/Bahasa Inggris/1983
Bahasa Inggris
S1/Bahasa Inggris/1996
Bahasa Inggris
S1/Bahasa Inggris/1987
Bahasa Inggris
S1/Bahasa Inggris/2008
Penjaskes
S2/Magister Manajemen/2000
Penjaskes
S1/KESREK/1989
21
22
23
24
25 26
27
28
29 30
31
32
33
34
Dra. Istiani NIP. 132097253 G.162634 Wasmin, S.Pd NIP. 132211253 H.051867 Mohamad Soleh Pelu, M.Pd NIP. 131857707 G.026750 Dra. Mariani Butar-Butar NIP. 132058880 G.068360 Humaeroh, S.Pd NIP. 480159611 Dra.Hj. Emmylia Choedry NIP. 132063692 G. 228036 Dra. Supadmi NIP. 132096056 G.162632 Dra. Hj. Fetriyanti NIP. 132163949 G.358769 Yanti Supriantini NIP. 480157966 Yuliani, S.Pd NIP. 132148226 H.020150 Drs. Rosamsi Ahmad NIP. 132194390 H.058869 Dra. Elpina NIP. 132194389 I.120800 Gandung Mursito, S.Pd NIP. 131874810 E.653080 Mumun Munawaroh, SE NIP. 480133331 N.129391
Penjaskes
S1/PENDOR/1989
Penjaskes
S1/PENDOR/1994
Penjaskes
S2/Manajemen Pendidikan/ 2008
IPA/Fisika IPA/Fisika & B. Sunda
S1/Fisika/1992 S1/Fisika/1996
IPA/Biologi
S1/Biologi/1992
IPA/Biologi
S1/Biologi/1991
IPA/Biologi
S1/Biologi/1992
IPA/Biologi
D3/Biologi/1990
IPS/Geografi
S1/Geografi/2004
IPS/Sejarah
S1/Sejarah/1989
IPS /Sejarah
S1/Sejarah/1993
IPS/Ekonomi
S1/Ekonomi/1998
IPS/Ekonomi & B.Sunda
S1/Ekonomi/2000
35
36
37
38
39
40
41
42
Sunarto NIP. 132122022 G.241804 Nurhaida Sitinjak NIP. 132122749 G.360834 Drs. Hadiwiyono NIP. 132126989 G.296952 Omi Murdiyati Rostati, S.Pd NIP. 131453219 E. 240786 Aceng Sutarnadi NIP. 130543295 B.603355 Marno, S.Pd NIP. 132198684 G.377453 Sri Sumarni, S.Pd NIP. 132204839 H.021014 Dra. Siti Ma"rifah NIP. 480159465
Pend.Kesenian
D3/Seni Musik/1990
Pend.Kesenian
D3/Keterampilan/1988
TIK / Ketr. Elektro
S1/Elektronika/1989
Ketram/Tata Busana
S1/PKK/1998
BP/BK
PGSMTP/IPS/1986
BP/BK
S1/PPB/1996
BP/BK
S1/PPB/1996
PKn & BP/BK
S1/PKN/1991 PGSMTP/Ketrampilan/198 5
43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
53
Purwaningsih Ahmad Suhari, S.Ag Dra. Russia Tobing Suharsih, S.Pd Suhartini, S.Pd Dra. Darmiati Rani Marlina, S.Pd H. Ayatullah, S.Ag Nelly Lince Robia Siregar, S.Pd Dewi Rachmadani, S.Pd Frida Widiyanti,
IPS Ekonomi Pendidikan Agama Islam Agama Kristen Pend. Kesenian Bahasa Sunda Ketram/Tata Busana
S1/Bahasa Arab/1995 S1/PAK/1996 S1/Sejarah/1993 S1/B.Indonesia&Daerah/20 08 S1/PMP-Kn/1992
Matematika Pend. Agama Islam
S1/Matematika/1997 S1/Bahasa Arab/1996
B. Indonesia
S1/Bahasa&Seni/1996
Matematika Matematika
S1/Pend.Tehnik Bangunan/2005 S1/Pend.Tehnik
54 55
S.Pd Drs. Ahmad Taufik Sri Ratnawati, S.Pd
Bangunan/2005 B. Indonesia Ketr. Tata Busana TIK / Komputer TIK / Komputer
S1/Pendidikan/1998 DIII/Manajemen Informati ka/2006 SMA/IPS/1999
Bahasa Inggris Pend. Kesenian Bahasa Inggris
S1/Bahasa Inggris/1998 S1/Bhs & Sastra/1992 S1/Bahasa Inggris/2000
56 57 58 59 60
Masim Wawan Diah Kurniasih, S.Pd Dra. Sri Mulyani Tita Sari, S.Pd
S1/B. Indonesia/1991
Lampiran 6
Sarana Dan Prasarana Yang Mendukung No
Jenis Ruangan
1
Perpustakaan
2
Lab. Komputer
3
Keterampilan
4
Multimedia
5
Kesenian
6
Lab. Bahasa
7
Lab. IPA
8
PTD
9
Aula Serbaguna
10
Lapangan Olahraga 1. Basket 2. Volley 3. Tenis Meja 4. Sepak Bola
11
Mushalah
12
Ruang Rohis
Lampiran 7
Hasil Belajar Siswa SMPN 14 Bintara Bekasi Barat Dalam Mata Pelajaran PAI
No
Kelas
: VII-1
Pengajar
: Bapak Ayatullah S. Ag
Nama/soal
JK
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Bobot Soal
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
Nilai Maksimal
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Jumlah
Nilai Minimal
6,5
6,5
6,5
6,5
6,5
6,5
6,5
6,5
6,5
6,5
Nilai
1
Aditya saputra
L
10
10
10
10
10
0
0
10
10
10
80
2
Ardiyansah
L
10
10
10
10
5
0
0
10
10
10
75
3
Ahmad khaidir
L
10
10
5
10
0
0
0
0
10
10
55
4
Aida sofia
P
10
10
10
0
10
0
0
0
10
10
60
5
Ajeng kartika
P
5
5
10
0
10
0
10
0
10
10
60
6
Alvia
P
10
10
10
10
10
10
0
0
10
10
80
7
Ananda
P
10
10
10
5
0
0
0
0
10
10
55
8
Arisman
L
0
0
0
0
0
10
0
0
10
10
30
9
Asep
L
5
5
5
10
10
10
10
0
0
10
65
10
Dharma
L
5
5
10
10
10
0
0
0
10
10
60
11
Dhila
P
0
5
10
10
10
0
10
0
10
10
65
12
Dian
P
10
10
10
10
0
10
10
0
10
10
80
13
Dika
L
10
10
10
10
10
0
10
10
10
10
90
14
Erlangga
L
10
10
10
10
10
0
0
0
0
10
80
15
Faulan rahman
L
10
0
10
10
10
0
10
10
10
10
80
16
Farhan
L
10
10
0
10
10
0
10
10
0
10
70
17
Halimah
P
10
10
10
10
10
0
10
0
0
10
70
18
Hanifah
P
10
10
10
5
0
0
0
0
0
10
45
19
Icha
P
10
0
0
0
0
0
0
10
10
5
35
20
Irma
P
10
10
10
10
10
10
10
5
5
10
90
21
Khairunnisa
P
10
10
10
10
0
10
0
5
10
10
75
22
Mahadir
L
10
10
10
10
10
10
0
0
10
10
80
23
M. Prayogi
L
10
10
10
0
10
0
0
0
10
10
60
24
Monica
P
10
10
10
10
10
10
0
0
10
10
80
25
M. Eko
L
10
10
10
5
0
0
0
10
10
10
65
26
M. Agni
L
10
10
10
10
10
0
0
10
10
10
80
27
M. Mulyana
L
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
100
28
Nurul
P
10
10
10
10
10
0
0
10
10
10
80
29
Nurul khotimah
P
10
0
0
0
10
0
0
0
0
10
20
30
Putri
P
10
10
10
10
10
0
10
0
10
10
80
31
Raafi
L
10
10
10
10
10
10
0
10
10
10
90
32
Ratna
P
10
10
10
10
0
10
10
10
10
`10
90
33
Saraswati
P
10
10
0
0
0
10
10
10
10
10
70
34
Sucahyadi
L
10
10
10
0
10
10
10
10
10
10
90
35
Teddy
L
5
5
10
0
10
10
10
10
10
10
80
36
Ulfa
P
10
10
10
10
10
10
0
0
10
10
80
37
Wulan suci
P
10
10
10
10
0
0
0
10
10
10
70
38
Wulandari
P
5
5
5
5
0
0
10
10
10
10
60
39
Yasinta
P
10
10
0
0
0
0
0
0
0
10
30
P
10
140 140
10
10
0
0
0
0
10
40
P
10
10
10
0
10
10
10
10
10
90
anastasya 40
Yasinta febriyanti
41
Yuni
10
Nilai Tertinggi
100
Nilai Terendah
20
Rata-rata
69,18
Lampiran 8
Hasil Belajar Siswa SMPN 14 Bintara Bekasi Barat Dalam Mata Pelajaran PAI
No
Kelas
: VII-5
Pengajar
: Bapak Suhari S.Ag
Nama/soal
JK
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Bobot Soal
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
Nilai Maksimal
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 Jumlah
Nilai Minimal
6,5
6,5
6,5
6,5
6,5
6,5
6,5
6,5
6,5
6,5
Nilai
1
Abdul
L
10
10
10
10
10
0
0
0
0
10
60
2
Adira
L
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
100
3
Afrisanda
L
5
5
5
0
0
0
0
0
0
10
25
4
Aris
P
10
10
10
0
10
0
0
10
10
10
40
5
Ati
P
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
100
6
Debi
P
5
5
10
10
10
0
0
0
10
10
60
7
Dede
P
5
0
0
0
0
0
0
0
10
5
20
8
Devi
L
0
0
0
0
0
10
10
0
10
10
40
9
Dian
L
5
5
0
0
0
0
0
0
0
10
20
10
Dimar
L
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
100
11
Dina
P
10
10
0
0
10
0
0
0
10
10
40
12
Dita
P
10
10
10
10
0
10
10
0
0
10
70
13
Dwi astuti
L
10
0
10
10
0
0
0
10
10
10
60
14
Dwi kurniawan
L
10
10
10
10
10
0
0
10
0
10
70
15
Eko
L
5
5
10
10
10
10
0
0
10
10
70
16
Elma
L
10
10
0
10
10
0
0
10
0
10
50
17
Eltia
P
10
10
10
10
0
0
10
0
0
10
60
18
Fitri
P
10
10
0
0
0
0
10
10
10
10
60
19
Fivi
P
10
10
0
0
10
10
0
10
10
0
60
20
Mardiani
P
10
10
10
0
5
0
0
0
5
10
50
21
Mavita
P
10
10
0
0
10
10
0
0
10
10
60
22
M. Ade
L
10
10
10
0
0
10
10
0
0
10
60
23
M. Budi
L
10
0
0
0
0
0
0
0
0
10
20
24
M. Iqbal
P
10
10
10
10
10
10
0
10
10
10
90
25
M. Febrian
L
10
10
10
10
10
10
10
10
0
10
90
26
M. Angga
L
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
100
27
M. Lutfi
L
10
10
10
0
10
0
0
0
10
10
60
28
M. Rizki
P
10
10
10
0
10
0
0
10
10
0
60
29
Nadia
P
10
10
0
0
10
10
0
0
10
10
60
30
Rahmawati
P
10
10
10
10
10
5
10
10
10
10
95
31
Rahmat
L
5
5
5
10
10
10
0
0
0
10
55
32
Ramadhani
P
10
10
10
0
10
0
10
0
10
`10
80
33
Raseptiadi
P
10
10
0
0
0
10
10
10
10
10
70
34
Ratih
L
10
10
10
0
0
0
0
0
10
10
50
35
Ratna
L
10
10
10
10
10
10
10
0
5
10
85
36
Resti
P
10
10
10
10
10
10
0
0
10
10
80
37
Reza
P
10
10
10
10
0
0
10
10
10
10
80
38
Rina
P
10
10
10
0
0
10
10
10
10
10
80
39
Sandi
P
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
100
40
Setyo
P
10
10
10
10
10
0
0
0
0
10
60
41
Siti
P
10
10
10
10
0
10
10
10
10
10
90
42
Yulia
P
10
10
10
10
0
10
10
0
0
10
70
43
Yuni
P
10
10
10
10
10
10
0
10
0
10
80
Nilai Tertinggi
100
Nilai Terendah
20
Rata-rata
64, 43
Lampiran 9 Hasil Belajar Siswa SMPN 14 Bintara Bekasi Barat Dalam Mata Pelajaran PAI Kelas
: IX-1
Pengajar
: Bapak Drs. Kamiludin
No
Nama
Butir Soal Skor & Pencapaian skor
Jumlah
1
2
3
4
5
skor
Nilai
1
Abdul jefri
10
10
5
25
10
100
60
2
Abdul rosyid
10
10
5
20
25
100
70
3
A. Fika
10
10
10
20
15
100
65
4
A. fahrudi
10
10
15
20
17
100
67
5
Aji
10
10
10
20
22
100
67
6
Amelia
10
10
20
25
25
100
80
7
Bimo
10
10
15
20
17
100
67
8
Chandra
10
10
30
20
0
100
70
9
Cok septian
10
10
20
20
15
100
75
10
Devi
10
10
20
20
10
100
70
11
Dinda
10
10
20
20
20
100
80
12
Doni
10
10
15
30
5
100
70
13
Dwita
10
10
10
25
3
100
58
14
Dimas
10
10
20
10
8
100
68
15
Fahri
10
10
20
20
15
100
75
16
Febri
10
10
25
25
0
100
70
17
Fedia
10
10
25
20
5
100
70
18
Gerry
10
10
5
10
0
100
35
19
Hendra
10
10
20
15
5
100
60
20
Imaduddin
10
10
20
10
15
100
65
21
Irma
10
10
10
20
10
100
60
22
Kurnia
10
10
20
20
0
100
60
23
M. Arfan
10
10
5
10
0
100
35
24
M. Ivan
10
10
20
20
10
100
70
25
Nia
10
10
20
20
5
100
65
26
Novi
10
10
30
20
5
100
75
27
Novia
10
10
30
20
5
100
75
28
Nur Indah
10
10
30
20
10
100
80
29
Putri
10
10
10
20
0
100
50
30
Rafsanjani
10
10
25
25
0
100
70
31
Ratri
10
10
20
20
10
100
70
32
Rasya
10
10
20
20
10
100
70
33
Retno
10
10
0
25
10
100
55
34
Rio kurnia
10
10
0
25
25
100
70
35
Rio robin
10
10
5
10
0
100
35
36
Satrio
10
10
5
5
5
100
35
37
Sigit
10
10
15
15
10
100
60
38
Toyo
10
10
15
15
10
100
60
39
Ulfah
10
10
20
10
15
100
75
40
Yoga
10
10
20
10
0
100
50
41
zajeen
10
10
10
20
10
100
60
Rata-rata
61,2
Lampiran 10 Hasil Belajar Siswa SMPN 14 Bintara Bekasi Barat Dalam Mata Pelajaran PAI Kelas
: VIII-1
Pengajar
: Ibu Neneng Permaisuri S. Ag
No Nama
Butir Soal Skor & Pencapaian skor
Jumlah
1
2
3
4
5
skor
Nilai
1
Aan
10
10
25
25
25
100
95
2
Agung
10
10
15
25
10
100
70
3
Ahmad
10
10
0
20
25
100
65
4
Ajeng
10
10
10
25
15
100
70
5
Arjuna
10
10
25
25
25
100
95
6
Ashilah
10
10
30
12,5
25
100
87,5
7
Ayu
10
10
30
25
25
100
100
8
Azka
10
10
20
25
25
100
90
9
Danisa
10
10
30
25
25
100
100
10
Dany
10
10
15
25
20
100
80
11
Dea
10
10
20
25
25
100
90
12
Dian kurnia
10
10
30
25
25
100
100
13
Dian rahma
10
10
30
25
25
100
100
14
Dinar
10
10
20
20
25
100
85
15
Dini alfia
10
10
25
25
25
100
95
16
Dini ishnaini
10
10
25
25
30
100
100
17
Eka
10
10
15
20
10
100
65
18
Enggar
10
10
25
10
10
100
65
19
Fahmi
10
10
25
25
25
100
95
20
Hanifah
10
10
25
25
25
100
95
21
Herwin
10
10
10
20
10
100
60
22
Ilham
10
10
25
20
0
100
65
23
Latifah
7
10
25
25
25
100
92
24
Lintang
10
10
30
25
25
100
100
25
Lisna
10
10
20
25
20
100
85
26
Maesuri
10
10
25
25
20
100
90
27
Makhrifatul
10
10
25
25
25
100
95
28
M. Rama
10
10
30
25
25
100
100
29
M. Dias
10
10
0
20
20
100
60
30
Niswah
10
10
25
30
20
100
95
31
Nur Fatah
10
10
20
20
25
100
85
32
Nurul
10
10
30
25
25
100
100
33
Putri
10
10
30
25
25
100
100
34
Ratri
5
10
15
25
25
100
80
35
Ray
0
10
5
15
15
100
45
36
Ria
10
10
5
25
20
100
70
37
Rifqi
10
10
5
25
20
100
70
38
Ruli
10
10
20
10
25
100
75
39
Siti
10
10
30
25
25
100
100
40
Tiara
10
10
5
25
20
100
70
41
yulinda
10
10
30
25
25
100
100
Rata-rata
84,8