Agustin Lp Pgk Dengan Dm.docx

LAPORAN PENDAHULUAN Etiologi: Diabetes Mellitus menyebabkan mobilisasi lemak meningkat sehingga terjadi penebalan membran kapiler di ginjal dan berlanjut dengan disfungsi endotel sehingga terjadi neufropati amilodosis yang disebabkan oleh endapan zat-zat proteinemia abnormal pada dinding pembuluh darah secara serius merusak membran glomerulus sehingga menurunkan kemampuan ginjal untuk menyaring darah dan membuang produk sisa di urin.

PENYAKIT GINJAL KRONIK (PGK) DENGAN DIABETES MELITUS (DM)

PGK: gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2001; 1448)

Kriteria Penyakit Ginjal Kronik: 1. Kerusakan ginjal > 3 bulan 2. GFR < 60 ml/mnt/1,73m2 selama 3 bulan atau  Laki-laki : kreatinin serum > 1,5 mg/dl  Perempuan : kreatinin serum > 1, mg/dl 3. Proteinuria yang signifikan  Albumin urin > 300mg/24 jam atau  Albumin urin dengan ratio kreatinin 200mg/g

Tanda dan gejala (Walzer, 2004): 1. Gejala paling umum: kelelahan. 2. Kram otot, sering terjadi pada otot betisi dan bisa terjadi kram pada semua kelompok otot. 3. Mual dan muntah, akibat ureum dan kreatinin darah yang tinggi. Gejala ini dapat disertai hilangnya nafsu makan dan penurunan berat badan. 4. Mudah memar, bisa karena proses kerapuhan kapiler sehingga mudah terjadi bintik-bintik merah pada lengan. 5. Gatal, disebabkan karena konstribusi asidosis dan anemia. 6. Sesak nafas, gejala dari adanya komplikasi kardiovaskuler atau anemia pada penderita PGK, bisa terjadi karena hiperkalemi dan atau overhidrasi. 7. Gejala lain: haus, susah tidur, kurang konsentrasi, gelisah, mengantuk, diare, sembelit, sakit kepala, gangguan memori, mati rasa dan kesemutan pada tangan dan kaki.

Pemeriksaan: 1. Pemeriksaan Laboratorium  Laboratorium darah: Kadar glukosa darah, BUN, Kreatinin, elektrolit (Na, K, Ca, Phosfat),Hematologi (Hb, Ht, Trombosit, leukosit), hitung retikulosit  Pemeriksaan urin: Warna, pH, BJ, kekeruhan, volume, glukosa, protein, sedimen, SDM, Keton, SDP, TKK, CCT, 2. Pemerikasaan Penunjang Foto polos abdomen,USG, nefrotomogram, pielografi retrograde, pielografi antegrade, dan Micturating Cyto Urografphy (MCU)

Penatalaksanaan: 1. Terapi Diet Diet rendah protein (0,6-0,8/kgBB/hari) Pengaturan pola makan yang baik (kontrol kadar gula yang ketat) 2. Hemodialisis 3. Transplantasi Ginjal 4. Terapi Simptomatik 5. Olahraga atau latihan fisik secara teratur seperti jalan kaki

Asuhan Keperawatan PJK

PENGKAJIAN 1. Riwayat Penyakit dahulu 2. Riwayat kesehatan keluarga 3. Riwayat penyakit sekarang  Aktivitas istirahat  Sirkukasi  Integritas ego  Eliminasi  Makanan/cairan  Neurosensori  Nyeri/kenyamanan  Pernafasan  Keamanan  Seksualitas

Diagnosa: 1. Kelebihan Volume cairan 2. Intoleransi aktivitas 3. Ketidakefktifan perfusi Jaringan Perifer 4. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari kebutuhan tubuh 5. Keletihan 6. Kerusakan Integritas Kulit

Kelebihan volume cairan NOC: Fluid balance NIC: 1. Pertahankan catatan intake cairan outpout yang akurat 2. Pasang urin kateter jika di perlukan 3. Monitor hasil lab yang sesuai dengan resentasi cairan 4. Monitor TTV, BB, Elektrolit 5. Monitor indikasi resetensi/kelebihan cairan 6. Kaji lokasi dan luas edema 7. Monitor masukan makanan /cairan 8. Berikan deuritik sesuai intruksi 9. Kalobrasi pemberian obat 10. Monitor tanda dan gejala dari edema

Intoleransi aktivitas NOC: Peningkatan toleransi aktivitas NIC: 1. Mengevaluasi respons pasien terhadap aktivitas 2. Memberikan lingkungan yang nyaman dan membatasi pengunjung 3. Menjelaskan pentingnya beristirahat 4. Membantu pasien untuk berada pada posisi yang nyaman untuk beristirahat dan atau tidur

Ketidakseimbangan Nutrisi NOC: Nutristional Status NIC: 1. Monitor catatan masukan kandungan nutrisi dan kalori. 2. Anjurkan masukan kalori yang tepat sesuai dengan tipe tubuh dan gaya hidup. 3. Berikan makanan pilihan. 4. Berikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana cara memperolehnya 5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien 6. Yakinkan diet yang dimakan mengandungtinggi serat untuk mencegah konstipasi 7. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian 8. M o n i t o r a d a n y a p e n u r u n a n B B d a n g u l a darah 9. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva 10. Monitor intake nuntrisi

DAFTAR PUSTAKA

Carpenitto, Lynda Juall. (2000). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih bahasa : Monica Ester, Edisi 8. EGC : Jakarta. Potter, Patricia A and Perry,Anne Griffin.(2005).Buku Ajar Fundamental Keperawatan (edisi ke4).Jakarta : EGC Doengoes, Marilyn E. (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien, EGC, Jakarta. Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa: Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli, Kuncara., I.made karyasa, EGC, Jakarta. Wibowo, Daniel S. dan Paryana, Widjaja, 2009, Anatomi Tubuh Manusia, Graha Ilmu, Yogyakarta. Price, Sylvia Anderson dan Wilson, Lorraine M. C, 2006, Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6, Vol 2, Alih bahasa, Brahm U. Pendit, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.\ NANDA International. Nanda International: Nursing Diagnoses 2009-2011. USA: Willey Blackwell Publication, 2009. Moorhead, Sue, MerideanMaas, Marion Johnson. Nursing Outcomes Classification (NOC) FourthEdition. USA: MosbyElsevier, 2008. Bulechek, Gloria M, Joanne C. McCloskey. Nursing Intervention Classification (NIC) FifthEdition. USA: MosbieElsevier. 2008.