KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunianya, kami masih di beri kesempatan untuk menyelesaikan materi ini. Tidak lupa kami ucapkan terimahkasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan
kepercayaan
kepada kami dalam menyelesaikan tugas ini, serta teman – teman yang memberikan dukungan baik berupa moral maupun moril dalam penyelesaian laporan ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan, karena sesungguhnya inilah keterbatasan ilmu yang kami miliki dan kami juga hanyalah manusia biasa.Seperti kata pepatah “Tak ada gading yang tak retak” tak ada manusia yang luput dari kesalahan, begitupula dengan kami, karena kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.Maka dari itu saran dan kritik dari pembaca sangat kami harapkan demi kelancaran dalam pembuatan laporan berikutnya dan juga untuk menmbah wawasan kami sebagai penulis dan semoga dengan selesainya laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga bagi para pembaca serta teman – teman pada umumnya.
Makassar, 17 September 2013
Penulis
BAB I PENDAHULUAN
1.Latar belakang Pada zaman yang serba maju ini,banyak sekali tempat-tempat yang akan digunakan untuk pembangunan sehingga banyak membutuhkan tenaga professional. Maka dari itu sejak sekarang para mahasiswa dilatih untuk menjadi seorang konstruksi bangunan yang professional dan handal. Dengan melalui peraktek dibengkel ini lah para mahasiswa diajarkan untuk tujuan melatih ketrampilan para mahasiswa. 2.Tujuan peraktek 1. Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa kerja di lapangan. 2. Mengetahui dan menggunakan alat dengan baik dan benar. 3. Memberi pengajaran tentang kerja di lapangan 4. Mengetahui keselamatan kerja 3.Manfaat praktek Banyak sekali manfaat yang kita dapatkan dalam praktek batu ini: • Dapat mengetahui nama alat dan cara memakainya. • Mengetahui cara pemasangan batu bata,plesteran,pasang keramik dengan baik dan benar. • Dapat mengetahui cara memilih bahan bangunan yang baik dan bermutu. • Mengetahui cara membuat bangunan yang baik,benar dan kuat. 4.Metode yang digunakan Dalam praktek berikut dengan menggunakan metode manual yaitu yang bertujuan untuk mengetahui seberapa kemampuan kita dalam pemasangan batu bata secara manual sehingga kita dapat mengerjakan dengan baik dan bena.
BAB II DASAR TEORI
Dalam pekerjaan dibengkel ini kita gunakan dasar teori tentang keselamatan kerja adalah bagaimana caranya kita dapat menjaga keselamatan diri kita dari kecelakaan-kecelakaan yang tak terduga. Banyak peralatan banyak peralatan yang dapat kita gunakan untuk melindungi pada saat bekerja,antara lain: 1. Sarung tangan yang digunakan untuk melindungi dari bahan semen dan kapur. 2. Sepatu boot digunakan untuk melindungi kaki dari benda-benda tajam yang ada dibawah dan yang tak terduga. 3. Helm digunakan untuk melindungi kepala. 4. Masker digunakan untuk menutup hidung dari debu pada saat menuang kapur. Apabila sewaktu-waktu terjadi kecelakaan yang dapat kita lakukan yaitu : Menolong dengan p3k dan melaporkan pada instruktur , terus apabila sewaktu-waktu terjadi kebakaran yang dapat kita lakukan yaitu : Padamkan dengan karung basah Dengan tabung pemadam kebakaran Dengan pasir Dan dengan cara inilah kita dapat mengantisipasi terjadinya kecelakaan maupun kebakaran pada saat kita bekerja.
BAB III PERALATAN DAN BAHAN
Peralatan Dalam pemasangan bata, plesteran dan pemasangan ubin banyak sekali peralatan yang kita gunakan antara lain: 1. Sendok spesi Fungsi : kegunaan dari sendok spesi adalah untuk mengambil spesi dari tempat spesi pada saat pemasangan bata. Terbuat dari : alat ini terbuat dari plat baja tipis dengan tangkai dari kayu Banyak sekali macam-macam sendok spesi. Ada yang berbentuk segitiga dan ada juga yang berbentuk oval. 2. Waterpas Fungsi : waterpas berfungsi untuk mengukur kedataran dan ketegakan pasangan. Terbuat dari : alat ini terbuat dari aluminium. Dalam waterpas terdapat cairan ether yang ada gelembung udara didalamnya. Apabila pasangan sudah datar dan tegak maka gelembung udara tepat berada di tengah-tengah. 3. Siku-siku besi Fungsi : siku-siku besi digunakan untuk mengukur kesikuan pertemuan dinding dalam pemasangan bata. Terbuat dari : alat ini terbuat dari plat baja atau besi dengan membentuk sudut siku-siku dan dilengkapi dengan garis-garis ukuran dalam satuan cm. 4. Line bobbyn Fungsi : alat ini digunakan untuk garis penunjuk pemasangan bata. Pemakaian alat ini dianggap lebih efisien bila dibandingkan dengan paku karena kududukan alat ini mudah diatur. Terbuat dari : alat ini terbuat dari plat baja tipis yang dibentuk segitiga. Alat ini terdiri dari dua buah plat baja yang dihubungkan dengan benang. 5. Unting-unting Fungsi : alat ini sebgai pengganti waterpas vertical yaitu untuk mengukur ketegakan pada pasangan bata. Terbuat dari : unting-unting terbuat dari kuningan, timah maupun besi
6. Kotak spesi Fungsi : kegunaannya untuk meletakan spesi yang selesai diaduk dan siap dipasang. Terbuat dari : kotak spesi terbuat dari plat besi yang berbentuk trepesium. 7. Ember Fungsi : kegunaanya untuk mengambil air, menakar pasir atau semen, membawa adukan dan
lail-lain. Terbuat dari : ember ada yang terbuat dari plat baja tipis dan adajuga yang terbuat dari plastic. 8. Sekop Fungsi : gunanya untuk mengaduk spesi, menggali tanah ,dan sebagainya Terbuat dari : plat baja yang diberi tangkai kayu. 9. Tongkat ukur Fungsi : kegunaan alat ini adalah untuk menentukan panjang pasangan dan berguna untuk membantu waterpas dalam melevel pasangan. Terbuat dari : kayu yang berbentuk empat persegi panjang yang sisinya datar dan lurus. 10. Straight edge Fungsi : untuk mendatarkan plesteran. Terbuat dari : kayu yang berbebtuk empat persegi panjang. 11. Meteran Fungsi : untuk mengukur panjang, lebar, tebal dan tinggi. Terbuat dari : plat baja tipis, kayu yang disebut meteran lipat. Pada meteran tercantum garis ukuran dalam millimeter, centimeter dan inchi 12. Pensil Fungsi : untuk menandai suatu tempat yang diperlukan dalam pengukuran Terbuat dari : kayu. 13. Jointer Fungsi : untuk membersihkan siar pada pasangan bata. Terbuat dari : besi 14. Ruskam kayu dan besi
Fungsi : untuk meratakan plesteran dinding dengan cara menggosok-gosokannya pada plesteran. Terbuat dari : kayu dan besi yang diberi tangkai pada belakangnya 15. Ayakan pasir Fungsi : untuk menyaring pasir,semen,kapur, dan lainnya Terbuat dari : kawat yang diberi kerangka kayu dan berbentuk empat persegi panjang. 16. Sikat Fungsi : untuk membersihkan permukaan pasangan sebelum diplester. 17. Gerobak dorong Fungsi : untuk mengangkut bata, semen, pasir, kapur dan lainnya.
3.2 Bahan-bahan
Macam-macam bahan yang kita gunakan dalam pemasangan bata, plesteran, dan pasangan ubin. Bahan tersebut antara lain : 1. Batu bata a. bata terbuat dari : 1. Tanah liat 2. Sekam 3. Air b. ciri-ciri bata yang baik adalah : • pembakaran matang • ukuran tepat (27x13x6 atau 23x12x5) • mempunyai warna yang seragam • saat dipukul Suaranya nyaring • pada saat dijatuhkan nilai kehancuran minimum c. cara penyimpanan bata : Sebelum bata ditumpuk sebaiknya diberi alas agar air pada tanah tidak terserap oleh bata tersebut, sebab bata mempunyai daya serap tinggi. Kemudian bata disusun bersilang seling agar tidak pecah atau retak. Dan penyusunannya juga tidak terlalu tinggi, kira-kira 2m, ini bertujuan agar mudah mengambil bata, kemudian pada bagian atas sebaiknya diberi tutup plastik atau terpal agar terlindung dari cuaca yang dapat mengurangi mutunya. 2. Pasir a. Cara mendapatkan pasir Pasir dapat kita peroleh dari sungai atau gunung. b. Ciri-ciri pasir yang baik : 1. Bersih 2. Keras 3. Susunan besar butir harus tidak baik 4. besar butiran maximum 5mm 5. Kandungan lumpur/ tanah liat max 5% c. cara menentukan mutu pasir yang baik : 1. Ambil pasir digenggaman kita kemudian lepaskan. apabila banyak pasir yang masih ada ditangan kita maka pasir tersebut mengandung banyak lumpur dan tidak layak digunakan. 2. Ambil beberapa contoh pasir lalu dipanaskan apabila menimbulkan bau yang menyengat berarti mengandung bahan organik maka pasir tidak baik. d. Fungsi pasir : sebagai bahan pengisi e. Cara penyimpanan pasir Pasir sebaiknya diletakkan pad abak khusus. Jika tidak ada kita dapat memberi alas terlebih dahulu agar pasir tidak tercampur dengan tanah dan waktu pengambilannya juga mudah. Dan supaya pasir tidak berantakan maka disampingnya dapat kita dampingi dengan bata.
3. Semen a. Bahan dasar semen : CaO (60-70%) SiO2 (20-30%) Al2O3 (5-10%) Fe2O3 (5%) b. Fungsi semen : sebgai bahan perekat c. Sifat-sifat semen : 1. Mudah mengeras bila terkena udara lembab/ air 2. Mudah dikerjakan (work ability). 3. kuat (strength).
d. Ciri-ciri semen yang baik : 1. tidak menggumpal/ tidak membatu/ mengeras 2. kering serta kantong zak tidak rusak. 3. butiran masih halus. e. Cara menentukan mutu semen 1. periksa kantong-kantong semen apakah masih utuh dan baik 2. periksa isinya masih halus atau menggumpal 3. bila semen telah berumur lebih dari 3bulan mutunya harus diperiksa dengan car membuat lempengan kue adukan semen, setelah lempengan kue berumur 24jam lalu direbus selama 3jam bila lempengan kue tersebut tidak retak maka semen masih bagus dan bisa digunakan. f. cara penyimapanan semen : Supaya semen tidak mengeras maka harus disimpan pada ruangan khusus. Dindingnya dilapisi dengan kertas aspal. Serta dipasang lantai yang tingginya 30cm dari permukaan tanah agar udara di dalam ruangan tidak lembab. Sebaiknya semen yang jenisnya berbeda dipisah. Begitu pula dengan semen yang baru datang tidak boleh ditumpuk diatas semen yang telah lama disimpan.
4. Kapur a. Cara memperoleh kapur : kapur dapat kita peroleh dari gunung kapur . b. Fungsi kapur : 1. sebagai bahan pengikat 2. memudahkan pekerjaan 3. memperlambat peroses pengerasan semen 4. mengurangi penyusutan air . c. Ciri-ciri kapur yang baik: 1. Harus dipadamkan dengan baik 2. Membentuk tepung halus 3. Dalam keadaan kering kadar air <10% 4. Kadar bagian aktif tidak kurang dari 90% 5. Butiran kasar <5% d. Cara penyimpanan kapur Kapur harus disimpan dalam ruangan tertutup untuk mencegah terserapnya air oleh kapur. Penyimpanan kapur hendaknya tinggi dari permukaan banjir. 5. Air a. fungsi air : untuk menghomogem bahan untuk pembuatan spesi. b. Air yang digunakan sebaiknya air bersih, tidak berwarna dan tidak berbau. Air yang berminyak maupun air laut tidak dapat dipakai kerana dapat mengurangi kekuatan ikatan bata. Gambar-gambar alat:
BAB IV PEMBAHASAN
PEMBUATAN SPESI Langkah-langkah pembuatan spesi adalah sebagai berikut : 1. Ayaklah pasir dan kapur terlebih dahulu. 2. ukurlah pasir dengan perbandingan : 1. pada pasangan bata 1 kapur : 5 pasir 2. pada plesteran lapisan pertama 1 kapur : 3 pasir 3. pada plesteran lapisan kedua 1 kapur : 2 semen merah : 3 pasir 3. kemudian masukan satu persatu bahan-bahan kedalam tempat pembuatan spesi. 4. kemudian tambahkan air, jangan terlalu encer dan jangan terlalu kental (plastis) 5. aduk dengan cangkul atau sekop sampai merata 6. kemudian pindahkan bak spesi dan siap digunakan PEMASANGAN BATA Langkah-langkah pemasangan bata adalah sebagai berikut: 1. ambil satu bata dan satu sendok spesi, pasang bata dengan posisi tegak 2. ukur kelurusan bata tersebut dengan waterpas 3. ambil satu sendok spesi dan satu bata, pasang pada posisi tegak dengan jarak 150cm dari bata pertama 4. pasang tongkat ukur diatas bata tersebut dan taruh waterpas diatasnya 5. kemudiabn ukur kelurusannya 6. setelah kedua bata tersebut datar pasngkan line bobbyn pada masing-masing kepala bata tersebut dengan benang yang renggang. 7. letakkan spesi pada sebelah bata pertama (diantara kedua ujung bata ) 8. kemudian letakkan bata diatas spesi tadi dengan posisi tegak sejajar benang . 9. pasang bata selanjutnya sama dengan pemasangan bata sebelumnya 10. tebal diantara bata satu dengan bata berikutnya kurang lebih 1cm 11. pasang bata sampai ujung yang satunya
PLESTERAN Langkah-langkah plesteran adalah : 1. Bersihkan permukaan dinding dengan sikat ijuk dari kotoran yang mudah lepas, siapkan Peralatan, Bahan dan Ukur Ruangan terhadap ketepatan ruangan (siku-siku => diagonal) dengan meteran. (lihat denah ruangan dibawah ini) 2. Periksa ketegakan pasangan dinding dengan unting-unting (lot / plumb bob) dan tandai dengan memasang benang lurus (ujung-ujungnya dipasang paku). 3. Pasang kepala plesteran dengan permukaan tegak lurus benang unting-unting selebar 2 - 5 ( umumnya 3 cm), setebal 1 - 2 cm, setinggi dari lantai (boleh dari plint) hingga setinggi dinding yang dipasang, bila untuk ruangan, kepala plesteran dari sudut dinding dengan jarak 20 cm, dan jarak interval 1 - 1,5 m. 4. Periksa kepala plesteran 3 selurus kepala plesteran 1 & 2 dengan menarik benang lurus. 5. Perciki permukaan dinding yang akan diplester dengan air, isikan bahan plesteran (adukan) dengan komposisi adukan yang dikehendaki, pada permukaan dinding dengan ketebalan lebih sedikit dari pada kepala plesteran. 6. Ratakan dan potong permukaan plesteran dengan menggunakan jidar atau tongkat kayu yang lurus dengan berpedoman pada permukaan kepala plesteran 1 & 3.
Pada suatu bangunan mengalami kerusakan bangunan dinding pasangan bata yang terjadinya penurunan pada struktur sehingga menyebabkan keretakan pada dinding tersebut Bahan material untuk membuat pasangan dinding bata merah belum termasuk plesteran dan acian diperlukan bahan material utama : bata merah ukuran 10 x 20 x 5 cm, semen, dan pasir, dan dibutuhkan tenaga kerja: tukang dan kernet (pekerja). Untuk menghitung RAB pasangan dinding bata merah untuk contoh bangunan yang mengalami kerusakan retak akibat penurunan yang berukuran 4 x 4 meter, perlu kita kerjakan: 1. menghitung luas pasangan 2. membuat list harga satuan bahan yang digunakan 3. menghitung RAB menggunakan analisa harga satuan pekerjaan pasangan Menghitung luas pasangan
Luas pasangan = {(keliling bangunan gudang) x (tinggi dinding)} – {(luas tiang kolom)+(luas balok beton)+(luas kusen pintu)+(luas kusen jendela)} keliling bangunan gudang = 4 x 4 m = 16 m tinggi dinding = 3 m luas tiang kolom = 4 x 0,4 x 3 m = 4,8 m2 luas balok beton di atas pasangan dinding = 16 x 0,2 m = 3,2 m2 luas kusen pintu = 0,9 x 2,15 = 1,9 m2 luas kusen jendela = 2 x 0,5 x 0,8 = 0,8 m2
Jadi luas pasangan = {(16) x (3)} – {(4,8)+(3,2)+(1,9)+(0,8)}=48 – 10,7 m2 = 37,3 m2
Membuat list harga satuan
1 bh bata merah uk 10 x 20 x 5 cm = Rp.900,1 kg semen = (Rp.60.000)/40 kg = Rp.1.500,1 m3 pasir pasang = (Rp.600.0000,-)/3 m3(per truk) = Rp. 200.000,1 OH pekerja = Rp. 70.000,1 OH tukang batu = Rp. 90.000,-
Menghitung RAB menggunakan Analisa 1 m2 pasangan bata merah 20 x 10 x 5 cm dengan adukan 1 semen : 5 pasir membutuhkan :
70 Bh Bata Merah 14,37 Kg Semen 0,04 M3 Pasir Pasang 0,32 OH Pekerja 0,1 OH Tukang Batu
Dikalikan dengan Luas pasangan (37,3 m2), hasilnya sbb:
Bata Merah : 37,3 x 70 bh = 2,611 Bh x Rp. 900,- = Rp. 2,349,900 Semen: 37,3 x 14,37 Kg =536 Kg (=13 Zak) x Rp. 1.500,- = Rp. 804,002 Pasir Pasang: 37,3 x 0,04 M3= 1.49 m3 x Rp. 200.000,- = Rp. 298,400 Pekerja: 37,3 x 0,32 OH= 11.94 OH x Rp. 70.000,- = Rp. 835,520 Tukang Batu: 37,3 x 0,1= 3.73 OH x Rp. 90.000,- = Rp. 335,700 Total biaya pemasangan dinding gudang = 4,623,522
BAB V PENUTUP
1. KESIMPULAN Pekerjaan pemasangan merupakan pekerjaan yang sangat penting dalam pembangunan gedung Oleh karena itu pemasangan yang baik dan benar sangat mempengaruhi kualitas dan kuantitas mutu bangunan tersebut, kesimpulan sebagai berikut: 1. Perencanaan dan perhitungan pemasangan membutuhakan ketelitian dan kesabaran yang tinggi umtuk memperoleh hasil yang lebih baik. 2. keselamatan kerja harus selalu diperhatikan dengan baik 3. pada saat pemasangan harus dilakukan dengan hati-hati agar Hasilnya sesuai yang kita inginkan 4. pada saat plesteran harus diperhatikan penuh, karena dalam pekerjaan ini perlu kesabarab yang penuh 5. untuk spesi atau campuran harus selalu diperhatikan atau sesuai dengan diberikan instrukur . 2. SARAN Dalam pemasangan pasangan batu bata dan plesteran dibutuhkan ketelitian,kejelihan dan kesabaran kerena dengan itu kita dapat menghasilkan pekerjaan yang baik dan hasil yang maksimal atau yang kita inginkan .