ADMINISTRASI PENDIDIKAN BERBASIS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA ( T I K )
Oleh : Nama
: Sarwisri
NIP
: 131472650
SEKOLAH MENENGAH ATAS ( SMA ) NEGERI 2 SUKOHARJO
i
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang berjudul “Administrasi Pendidikan Berbasis TIK” dengan lancar. Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Drs. H. Wahyudi. M.Pd
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten
Sukoharjo, yang telah memberikan kesempatan dan memberi fasilitas sehingga makalah ini dapat selesai dengan lancar. 2. Danang Suroto, ST
Tutorial Pelaksanaan Pelatihan Jardiknas
Kabupaten Sukoharjo yang telah banyak membantu sehingga pembuatan laporan ini dapat berjalan lancar. 3. Drs. Joko Sugiharto Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Sukoharjo yang telah memberi kesempatan dan memfasilitasi kepada penulis sehingga makalah ini bisa selesai dengan lancar. 4. Rr. Suryati, SE
Kepala Tata Usaha ( Ka.TU ) SMA Negeri 2
Sukoharjo yang memberikan dukungan dan dorongan sehingga dalam pembuatan makalah ini berjalan lancar. 5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang membantu pembuatan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun. Sekian terima kasi. Amin. Kartasura, 4 Oktober 2007 Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ………………………………………..……………
i
Kata Pengantar
…………………………………………………
ii
Daftar isi ………………………………………………………..….
iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………...
1
A. Latar Belakang ………………………………………….
2
B. Tujuan …. ………………………………………………
2
C. Manfaat ………………………………………………….
3
BAB II KAJIAN TEORI ………………………………………….
4
A. Pengertian Administrasi ………………………………
4
B. Pengertian Mutu Pendidikan ……………………………
7
C. Kerangka Kerja Dalam Management Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah ………………………………………
8
D. Strategi Pelaksanaan di Tingkat Sekolah ……………...
12
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN …………………………
14
A. Kesimpulan ……………………………………………
14
B. Saran ……….…………………………………………..
15
DAFTAR PUSTAKA.
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di semua aspek kehidupan manusia dimana berbagai permasalahan yang muncul hanya dapat diselesaikan dengan cara seseorang tersebut dapat menguasai dan memahami adanya peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), Selain manfaat bagi kehidupan manusia di satu sisi perubahan tersebut juga, ada manfaatnya yaitu membawa manusia ke dalam era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berperan dalam persaingan era globalisasi, maka sebagai bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kialitas sumber daya manusianya dengan menguasai perkembangan IPTEK, yang ada. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses apembangunan, kalau tidak ingin bangsa ini kalah bersaing dalam menjalani cara globalisasi tersebut. Ada dua faktor yang dapat menjelaskan mengapa upaya perbaikan mutu pendidikan selama ini kurang atau tidak berhasil. 1. Strategi pembangunan pendidikan selama ini lebih bersifat input oriented. Strategi yang demikian lebih bersandar kepada asumsi bahwa bilamana semua input pendidikan telah dipenuhi, seperti penyediaan buku-buku (materi ajar) dan alat belajar lainnya, maka secara otomatis lembaga pendidikan ( Sekolah ) akan dapat menghasilkan output (keluaran) yang bermutu sebagai mana yang diharapkan. Ternyata Strategi
input-output yang diperkenalkan
oleh teori education
production function ( Hanushek, l979, l981 ) tidak berfungsi sepenuhnya di lembaga pendidikan (Sekolah), melainkan hanya terjadi dalam instansi ekonomi dan industri.
2. Pengelolaan pendidikan selama ini lebih bersifat macro-oriente, diatur oleh jajaran birokrasi di Tingkat Pusat, akibatnya banyak factor yang diproyeksikan di tingkat makro (Pusat) tidak terjadi atau tidak berjalan sebagaimana mestinya di tingkat mikro (sekolah). Atau dengan singkat dapat dikatakan bahwa kompleksitasnya cakupan permasalahan pendidkan, seringkali tidak dapat terpikirkan secara utuh dan akurat oleh birokrasi pusat. B. Tujuan Konsep manajemen peningkatan mutu sekolah ini mempunyai tujuan : 1. Mensosialisasikan konsep dasar menajemen peningkatan mutu berbasis sekolah khususnya kepada masyarakat. 2. Memperoleh
masukan
agar
konsep
manajemen
ini
dapat
diimplemantasikan dengan mudah dan sesuai dengan kondisi lingkungan Indonesia yang memiliki keragaman kultural, sosioekonomi masyarakat dan kompleksitas geografisnya. 3. Menambah wawasan pengetahuan masyarakat khususnya dilingkungan sekolah. 4. Supaya ada peran serta dari masyarakat sekolah baik secara kelompok maupun secara individu yang peduli terhadap pendidikan, khususnya peningkatan mutu pendidikan. 5. Memotivasi masyarakat sekolah supaya mau terlibat dan berpikir mengenai peningkatan mutu pendidikan di sekolah masing-masing. 6. Untuk menggalang kesadaran masyarakat sekolah supaya ikut serta secara aktif dan dinamis dalam mensukseskan peningkatan mutu pendidikan. 7. Untuk
memotivasi
timbulnya
pemikiran-pemikiran
baru
dalam
mensukseskan pembangunan pendidikan dari individu dan masyarakat sekolah yang berada di garis paling depan dalam proses pembangunan pendidikan tersebut. 8. Untuk menggalang kesadaran bahwa peningkatan mutu pendidikan merupakan tanggungjawab semua komponen masyarakat, dengan fokus
peningkatan mutu yang berekelanjutan (terus menrus) pada tataran sekolah. 9. Untuk mempertajam wawasan bahwa mutu pendidikan pada tiap sekolah harus dirumuskan dengan jelas dan dengan target mutu yang harus dicapai setiap tahun, 5 tahun, dst, sehingga dapat tercapai visi dan misi sekolah yang telah diprogramkan. A. Manfaat. 1. Bagi Tenaga Administrasi. a).
Memperoleh pengetahuan dan kepegawaian baik untuk tenaga pendidik maupun tenaga administrasi.
b).
Memperlancar administrasi sekolah
c).
Mempercepat pencarian data.
2. Bagi Guru. a).
Membantu dan memperlancar jalannya Proses Belajar Mengajar ( KBM )
b).
Membantu dalam mempersiapkan sarana belajar yang digunakan oleh guru.
3. Bagi Sekolah. a).
Ikut mendukung dan turut serta meningkatkan mutu pendidikan.
B A B II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Administrasi, Administrasi kegiatan atas pengelolaan terhadap
keseluruhan
komponen organisasi untuk mencapai efisiensi dalam mewujudkan tujuan organisasi, maka bisa dikatakan bahwa kegiatan administrasi merupakan jumlah dari pekerjaan operatif dan manajemen ( Louis A. Allen ). Administrasi mencakup semua kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan secara teratur untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah digariskan. Administrasi pendidikan mempelajari cara-cara pengelolaan baik menyangkut pekerjaan manajemen maupun pekerjaan-pekerjaan operatif dalam lembaga-lembaga pendidikan. Administrasi yang baik adalah administrasi yang mempunyai informasi yang memenuhi sedikitnya lima persyaratan yaitu : “lengkap, mutakir, akurat, dapat dipercaya dan disimpan sedemikian rupa sehingga mudah ditelusuri untuk digunakan sebagai alat pendukung pengambilan keputusan apabila diperlukan. Faktor kelengkapan sangat penting karena informasi yang tidak lengkap dapat berakibat pada kesimpulan yang tidak benar. Faktor kemutlakan tidak kalah pentingnya karena suatu keputusan adalah upaya untuk memecahkan masalah. Orientasi waktu suatu keputusan adalah masa sekarang dan masa depan. Untuk itu akurasi informasi meripakan hal mutlak karena informasi yang tidak akurat justru akan mempersulit proses pengambilan keputusan. Berkaitan erat dengan akurasinya, informasi juga harus dapat dipercaya, artinya data tidak dimanipulasi dalam pengelolaannya yang apabila terjadi akan mengaburkan situasi yang sebenarnya. Seluruh informasi yang telah terkumpul dan terolah harus disimpan sedemikian rupa sehingga siapapun yang memerlukan dan memang tidak mudah diperoleh oleh pihakpihak yang tidak berhak memilikinya.
Untuk bisa menciptakan administrasi yang baik yang memenuhi persyaratan diatas diperlukan sistem pengolahan data yang tepat, dimana pengolahan yang tepat jatuh pada penggunaan alat pengolah data elektronik yang dalam kenyataan dan praktik berarti menggunakan komputer dengan semua sarana pendukungnya. Komputer merupakan pilihan yang paling tepat karena bisa menampilkan informasi dalam jumlah yang besar & bervariasi, mempunyai cara kerja yang cepat dan aplikasi informasi yang dihasilkan sangat beraneka ragam. Pengolahan dan secara elektronik merupakan serangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk penyediaan informasi dengan menggunakan komputer yang mencakup pengumpulan, pemrosesan, penyimpanan dan pengawasan hasil olahan. Satuan pengolah dan data dengan menggunakan sarana elektronika dapat disusun berdasarkan apa yang umum dikenal dengan istilah “Pengolah data yang didistribusikan”. Denagn demikian prosesa pengambilan keputusan akan berlangsung bukan hanya lebih cepat akan tetapi juga lebih efektif karena disesuaikan dengan tuntutan situasi nyata dilapangan. Oleh
karena
itu,
masing-masing sistem
pengolah
data
dapat
dihubungkan kedalam satu jaringan melalui komunikasi data sehingga walaupun sistem yang berlaku pada masing-masing pemakai berbeda satu sama lain, efesiensi dan elektivitas pengolahan data tidak dikorbankan. Dewasa ini dikenal paling sedikit tiga jenis jaringan, yaitu : 1. Jaringan yang bersifat setempat yang dikenal dengan istilah “Jaringan wilayah lokal ( Lokal Area Network-LAN). 2. Jaringan wilayah yang luas ( Wide Area Network – WAN ) 3. Jaringan Wilayah kota metropolitan ( Metropolitan Area Network – MAN ). Selain ketiga jenis jaringan tersebut diatas pengolahan data dilakukan dengan menggunakan internet yang merupakan jaringan komputer global. Internet sangat bermanfaat karena mempermudah para pengguna untuk berkomunikasi
langsung dengan
berbagai pihak
dan
mempermudah
memperoleh informasi yang dibutuhkan tanpa dibatasi oleh waktu dan ruang dan dalam waktu yang singkat.
Perkembangan konsep manajemen ini didesain untuk meningkatkan kemampuan sekolah dan masyarakat dalam mengelola perubahan pendidikan kaitannya dengan tujuan keseluruhan, kebijakan, startegi, perencanaan, inisiatif kurikulum yang telah ditentukan oleh pemerintah dan otoritas pendidikan. Pendidikan ini menuntut adanya perubahan sikap dan tingkah laku seluruh komponen sekolah, kepala sekolah, guru dan tenaga staf/administrasi termasuk orang tua dan masyarakat dalam memandang. Memahami, membantu sekaligus sebagai pemantau yang melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam pengelolaan sekolah yang bersangkutan dengan didukung oleh pengelolaan sistem informasi yang presentatif dan valid. Akhir dari semua itu ditujukan kepada keberhasilan sekolah untuk menyiapkan pendidikan yang berkualitas/bermutu bagi masyarakat.
B. Pengertian Mutu Pendidikan. Secara umum, adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat. Dalam konteks pendidikan pengertian mutu mencakup input, proses, dan output pendidikan. Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Sesuatu yang dimaksud berupa sumberdaya dan perangkat lunak serta harapan-harapan sebagai pemandu bagi berlangsungnya proses. Input sumber daya meliputi sumberdaya manusia (Kepala sekolah, guru termasuk guru BK, karyawan, siswa) dan sumberdaya selebihnya (peralatan, perlengkapan, uang, bahan, dsb). Input perangkat lunak meliputi struktur organisasi sekolah, peraturan perundang-undangan, deskripsi tugas, rencana, program, dsb, Input harapan-harapan berupa visi, misi, tujuan, dan sasaran-sasaran yang ingin dicapai oleh sekolah. Kesiapan input sangat diperlukan agar proses dapat berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, tinggi rendahnya mutu input dapat diukur dari tingkat kesiapan input. Makin tinggi tingkat kesiapan input, makin tinggi pula mutu input tersebut.
Proses Pendidikan
merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu
yang lain. Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut sedangkan
sesuatu dari hasil proses disebut output.
Dalam pendidikan
bersekala mikro (ditingkat sekolah), proses yang dimaksud adalah proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program, proses belajar mengajar, dan proses monitoring dan evaluasi, dengan catatan bahwa proses belajar memiliki tingkat kepentingan tertinggi dibanding dengan proses-proses lainnya. Proses dikatakan bermutu tinggi apabila pengkoordinasian dan penyerasian serta pemaduan input sekolah (guru, siswa, kurikulum, uang peralatan dsb) dilakukan secara harmonis, sehingga mampu menciptakan situasi pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning), mampu mendorong
motivasi
dan
minat
belajar,
dan
benar-benar
mampu
memberdayakan peserta didik. Kata memberdayakan mengandung arti bahwa peserta didik tidak sekedar menguasai pengetahuan yang diajarkan oleh gurunya, akan tetapi pengetahuan tersebut juga telah menjadi muatan nurani peserta didik, dihayati, diamalkan dalam kehidupan sehari-hari dan lebih penting bagi peserta didik tersebut mampu belajar secara terus menerus (mampu mengembangkan dirinya). Output pendidikan adalah merupakan kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses/perilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, efesiensinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya dan moral kerjanya. Khusus yang berkaitan dengan mutu output sekolah, dapat dijelaskan bahwa output sekolah dikatakan berkualitas/bermutu tinggi jika prestasi sekolah, khususnya prestasi belajar siswa, menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam : (I) prestasi akademik, berupa nilai ulangan umum EBTA, EBTANAS, karya ilmiah, lomba akademik, dan (2) prestasi non-akademik, seperti misalnya IMTAQ, kejujuran, kesopanan, olah raga, kesenian keterampilan kejujuran dan kegiatan-kegiatan ektrakurikuler lainnya. Mutu sekolah dipengaruhi oleh banyak tahapan kegiatan yang saling berhubungan (proses) seperti misalnya perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
C. Kerangka Kerja Dalam Majajemen peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Dalam manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah ini diharapkan sekolah dapat bekerja dalam koridor-koridor tertentu antara lain sebagai berikut : 1. Sumber Daya. Sekolah harus mempunyai fleksibilitas dalam mengatur semua sumber daya
sesuai
dengan
kebutuhan
setempat.
Selain
pembiayan
operasional/administrasi, pengelolaan keuangan harus ditujukan untuk : a. Memperkuat sekolah dalam menentukan dan mengalokasikan dana sesuai dengan skala prioritas yang telah ditetapkan untuk proses peningkatan mutu. b. Pemisahan antara biaya yang bersifat akadmis dari proses pengadaannya, dan pengurangan kebutuhan birokarasi pusat.
2. Pertanggung-jawaban (accountability) Sekolah dituntut untuk memiliki akademik akuntabilitas baik kepada masyarakat maupun pemerintah. Hal ini merupakan perpaduan antara komitmen
terhadap
standar
keberhasilan
dan
harapan/tuntutan
orangtua/masyarakat. Pertanggung-jawaban (accountability)
ini bertujuan
untuk meyakinkan bahwa dana masyarakat dipergunakan sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dan jika mungkin untuk menyajikan informasi mengenai apa yang sudah dikerjakan. Untuk itu setiap sekolah harus memberikan laporan pertanggung-jawaban dan mengkonsumsikannya kepada orangtua/masyarakat dan pemerintah, dan melaksanakan kaji ulang secara komprehensif terhadap pelaksanaan program prioritas sekolah dalam proses peningkatan mutu.
3. Kurikulum Berdasarkan standart kurikulum yang telah ditentukan secara nasional sekolah bertanggungjawab untuk mengembangkan kurikulum baik dari sumber materi (content) maupun proses penyampaiannya. Melalui penjelasan bahwa materi tersebut ada manfaat dan relevensinya terhadap siswa, sekolah
harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan melibatkan semua indera dan lapisan otak serta menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan melibatkan semua indera dan lapisan otak serta menciptakan tantangan agar siswa tumbuh dan berkembang secara intelektual dengan menguasai ilmu pengetahuan, terampil, memiliki sikap arif dan bijaksana, karakter dan memiliki kematangan emosional. Ada hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan ini yaitu : 1. Pengembangan kurikulum tersebut harus memenuhi kebutuhan siswa. 2. Bagaimana
mengembangkan
keterampilan
pengelolaan
untuk
menyajikan kurikulum tersebut kepada siswa sedapat mungkin secara efektif dan dengan memperhatikan sumber daya yang ada. 3. Pengembangan berbagai pendekatan yang mampu mengatur perubahan sebagai fenomena alamiah di sekolah. Untuk melihat proses pencapaian kurikulum, siswa harus dinilai melalui proses test yang dibuat sesuai dengan standar nasional dan mencakup berbagai aspek kognitif, effektif dan psikomotor maupun aspek psikologi lainnya. Proses ini akan memberikan masukan ulang secara obyektif kepada orangtua maupun sekolah lainnya mengenai performan sekolah yang bersangkutan maupun sekolah lainnya mengenai performan sekolah sehubungan dengan proses peningkatan mutu pendidikan.
4. Persoonil Sekolah Sekolah bertanggung-jawab dan terlibat dalam proses rekrutmen (dalam arti penentuan jenis guru yang diperlukan) dan pembinaan struktural staf sekolah (kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru dan staf lainnya). Sementara
itu
pembinaan
profesional
dalam
rangka
pembangunan
kapasitas/kemampuan kepala sekolah dan pembinaan keterampilan guru dalam pengimplementasian kurikulum termasuk staf kependidikan lainnya dilakukan secara terus menerus atas penyelidikan. Untuk itu birokrasi di luar sekolah berperan untuk menyediakan wadah dan instrumen pendukung. Dalam konteks. Pengembangan profesional harus menunjang peningkatan mutu dan penghargaan terhadap prestasi perlu dikembangkan. Manajemen peningkatan
mutu berbasis sekolah memberikan kewenangan kepada sekolah untuk mengkontrol sumberdaya manusia, fleksibilitas dalam merespon kebutuhan masyarakat, misalnya pengangkatan tenaga konorer untuk berlatih di institusi yang dianggap tepat. Jelaslah bahwa konsep manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah ini membawa isu desentralisasi dalam manajemen (pengelolaan) pendidikan dimana birokrasi pusat bukan lagi sebagai penentu semua kebijakan makro, prioritas pembangunan dan standart secara keseluruhan melalui sistem monitoring
dan
pengendalian
mutu.
Konsep
ini
sebenarnya
lebih
memfokuskan diri kepada tanggung-jawab individu sekolah dan masyarakat pendukungnya untuk merancang mutu yang diinginkan, melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya, dan secara terus menerus menyempurnakan dirinya. Semua upaya dalam pengimplementasian manajemen mutu siswa (lulusan). Sementara itu pendanaan walaupun dianggap penting dalam perspektif proses perencanaan dimana tujuan ditentukan, kebutuhan diidentifikasikan, kebijakan diformulasikan dan prioritas ditentukan, serta sumber daya dialokasikan, tetapi fokus perubahan kepada bentuk pengelolaan yang mengekspresikan diri secara benar kepada tujuan akir yaitu mutu pendidikan dimana berbagai kebutuhan siswa untuk belajar terpenuhi. ( Untuk itu dengan memperhatikan kondisi geografik dan sosiekonomik masyarakat, maka sumber daya
dialokasikan
dan
didistribusikan
kepada
sekolah
dan
pemanfaatannya dipercayakan kepada sekolah sesuai dengan perencaan dan prioritas yang telah ditentukan oleh sekolah tersebut dan dengan dukungan masyarakat. Pedoman pelaksanaan peningkatan mutu kalaupun ada hanya bersifat umum yang memberikan rambu-rambu mengenai apa-apa yang boleh/tidak boleh dilakukan. Secara singkat dapat ditegaskan bahwa akhir dari itu semua bermuara kepada mutu pendidikan. Oleh karena itu sekolah-sekolah harus berjuang untuk menjadi pusat mutu (center for exellence) dan ini mendorong masingmasing
sekolah
agar
dapat
menentukan
visi
mempersiapkan dan memenuhi masa depan siswanya.
dan
misinya
untuk
D. Strategi Pelaksanaan di Tingkat Sekolah. Dalam rangka mengimplementasikan konsep manajemen peningkatan mutu yang berbasis sekolah ini, maka melalui partisipasi aktif dan dinamis dari orangtua, siswa, guru dan staf lainnya termasuk institusi yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan sekolah harus melakukan tahapan kegiatan sebagai berikut : 1. Penyusunan basis data dan profil sekolah lebih presentatif, akurat, valid dan
secara
sistimatis
menyangkut
berbagai
aspek
akademis
administratif (siswa, guru, staf) dan keuangan. 2. Melakukan evaluasi diri (self assesment) untuk menganalisa kekuatan dan kelemahan dalam mengembangkan dan mencapai target kurikulum dan hasil-hasil yang dicapai siswa berkaitan dengan aspekaspek Intelektual dan keterampilan, maupun aspek lainnya. 3. Berdasarkan analisis tersebut sekolah harus mengidentifikasikan kebutuhan sekolah dan merumuskan visi, misi dan tujuan dalam rangka menyajikan pendidikan yang berkualitas bagi siswanya sesuai dengan konsep pembangunan pendidikan nasional yang akan dicapai. Hal penting yang perlu diperhatikan sehubungan dengan identifikasi kebutuhan dan perumusan visi, misi dan tujuan adalah bagaimana siswa belajar, penyediaan sumber daya dan pengelolaan kurikulum termasuk indikator pencapaian peningkatan mutu tersebut. 4. Berangkat dari visi, misi dan tujuan peningkatan mutu tersebut sekolah bersama-sama dengan masyarakatnya merencanakan dan menyusun program jangka panjang atau jangka pendek (tahunan termasuk anggarannya. Program tersebut memuat sejumlah program aktivitas yang akan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan nasional yang telah ditetapkan dan harus memperhitungkan kunci pokok dari strategi perencanaan program sekolah ini harus mencakup indikator atau target mutu apa yang akan dicapai dalam tahun tersebut sebagai proses peningkatan mutu pendidikan (misalnya kenaikan NEM rata-rata dalam
prosentase
tertentu,
perolehan
prestasi
dalam
bidang
keterampilan olahraga, dsb). Program sekolah yang disusun bersama-
sama antara sekolah, orangtua dan masyarakat ini sifatnya unik dan dimungkinkan berbeda antara satu sekolah dan sekolah lainnya sesuai dengan pelayanan mereka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat. Karena fokus kita dalam mengimplementasikan konsep manajemen ini adalah mutu siswa, maka program yang disusun harus mendukung kurikulum
pengembangan nasioanl
yang
kurikulum telah
dengan
ditetapkan,
memperhatikan langkah
untuk
menyampaikan di dalam proses pembelajaran dan siapa yang akan menyampaikannya.
B A B III KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan. Setelah penulis mempelajari dan memahami tentang Administrasi Berbasis TIK, amka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dengan adanya kemajuan dibidang IPTEK terutama dalam bidang administrasi maka dapat diterapkan dalam lingkungan sekolah khususnya dalam penyelesaian masalah administrasi.. 2. Dapat mempercepat proses penyelesaian tugas-tugas sekolah 3. Menambah ilmu bagi kami tenaga administrasi dalam melaksanakan tugasnya.
B.
Saran 1. Agar tenaga administrasi yang ada di sekolah mau menyikapi dan menanggapi secara positif perkembangan IPTEK tersebut. 2. Supaya Kepala Sekolah memberi kesempatan kepada tenaga administrasi
untuk
mengikuti
berbagai
perkembangan Teknologi yang memadai.
pelatihan
tentang
Daftar Pustaka
Dikmenum, 1999, Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis sekolah : Suatu Konsepsi Otonomi Sekolah (paper kerja), Depdikbud, Jakarta.
Semiawan, Conny R, dan Soedijarto, 1991, Mencari Strategi : Strategi Pendidikan Nasional Manajemen Abad XXI, PT. Grasindo, jakarta.
Suseno, Muchlas, l998, Percepatan Pembelajaran Menjelang Abad 21. (makalah hasil analisis dari accerated Learning for 21 st Centutry oleh Colin Rose and Malcom J, Nicholl), Pasca Sarjana IKIP Jakarta, Jakarta.
Tim Teknis Bappenas, l999, School-Based Management di tingkat Pendidikan Dasar, Naskah kerjasama Bappenas dan dunia, Jakarta.
Victorian’s Departement of Education l997, Developing School Victoria, Melbourne, Australia.
www_geocities_com-pakguruonline_files MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU_files.