Adat Toraja

  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Adat Toraja as PDF for free.

More details

  • Words: 1,554
  • Pages: 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Upacara Adat Rambu Solo ➢ Dilihat dari sudut filogi (bahasa) perkataan adat berasal dari Bahasa Arab yaitu adat yang artinya kebiasaan. ➢ Menurut Wiguyogipuro adat adalah merupakan kompleks yang banyak tidak dikitabkan, dan bersifat paksaan, mempunyai akibat hukum. ➢ Menurut Bushar Muhammad adat adalah pencerminan kepribadian suatu

bangsa

sebagai

salah

satu

penjelasan

jiwa

bangsa

bersangkutan dari adat keadat. Berdasarkan pengertian tersebut diatas penulis menarik kesimpulan bahwa adat adalah merupakan pencerminan jiwa bangsa Indonesia yang telah hidup dalam masyarakat, dia merupakan kompleks yang tidak dikitabkan, dan bersifat paksaan dan akhirnya memiliki akibat hukum. ➢ Hukum adat menurut Soejono Soekanto, hukum adat adalah kompleks adat yang kebanyakan tidak ditetapkan dan bersifat paksaan mempunyai sanksi dari hukum itu. ➢ Menurut Soerojo Wigjodipuro, hukum adat mempunyai ciri hukum adat sebagai berikut yaitu suatu kompleks norma-norma yang bersumber pada perasaan keadilan rakyat yang selalu berkembang serta meliputi peraturan-peraturan tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat, sebahagian besar tidak tertulis, senantiasa ditaati dan dihormati oleh rakyat karena mempunyai akibat hukum. ➢ Berdasarkan uraian tersebut di atas maka berikut ini akan dikemukakan fungsi dan peranan adat sebagai berikut : –

Sebagai alat atau media untuk memberikan motivasi kepada masyarakat agar supaya tetap hidup dalam suatu tatanan yang baik jauh dari belenggu perselisihan dan sekaligus sebagai pengarah dalam melakukan tindakan kearah yang lebih baik.

– Sebagai alat atau media untuk mempersatukan manusia dalam suatu kelompok masyarakat agar supaya hidup mereka menjadi rukun, tertib, aman dan tentram.

– Sebagai alat untuk mengkomunikasikan antara sesama dalam masyarakat agar supaya terjalin suatu hubungan komunikasi yang harmonis. ➢ Berkaitan dengan hukum Adat Toraja sebagaimana tertulis dalam proposal ini adalah penulis maksudkan untuk menunjuk kepada hukum adat yang berlaku di Kecamatan Sopai Kabupaten Tana Toraja sebagai salah satu lingkungan hukum adat yang ada di Indonesia. Hukum adat Toraja adalah hukum adat yang dianut dan berlaku di daerah Tana Toraja. ➢ Melihat adat masyarakat Tana Toraja maka L.T. Tandilintin mengelompokkan atas dua bagian yaitu adat rambu solo’ dan rambu tuka’.

Upacara rambu solo’ merupakan pesta adat yang dilakukan

terhadap orang yang telah meninggal dunia.

Tujuannya adalah

memberikan penghormatan terakhir kepada si mati dan sekaligus mengantar rohnya menuju puya (surga). ➢ Tingkatan-tingkatan upacara adat rambu solo’, yaitu : 1. Tana’ Bulaan yaitu upacara bagi orang yang memiliki stratifikasi sosial tinggi dalam masyarakat. 2. Tana’ Bassi yaitu upacara bagi orang yang memiliki stratifikasi bangsawan menengah. 3. Tana’ Karurung yaitu upacara bagi golongan rakyat merdeka yakni stratifikasi sosial masyarakat yang terlepas dari status hutang piutang dan dihargai oleh masyarakat. 4. Tana’ Kua-kua yaitu upacara bagi orang yang memiliki stratifikasi sosial dalam masyarakat sebagai budak. ➢ Tingkatan-tingkatan dalam pelaksanaan upacara rambu solo’, yaitu : 1. Upacara Disilli’ 2. Upacara Dipasangbongi 3. Upacara Dibatang (Didoya tedong) 4. Upacara Maro 5. Upacara Barata

B. Kerangka Pikir Upacara adat rambu solo’ adalah merupakan upacara adat yang mengarah kepada kematian yang akan dibuatkan serangkaian kegiatan sakral

(terpusat), dan apabila dilihat dari pelaksanaannya upacara adat rambu solo’ ini memiliki keunikan yang sangat terikat dengan adat istiadat. Untuk melihat hal tersebut maka dapat dilihat pada kerangka

pikir sebagai

berikut:

Upacara Adat Rambu Solo’

Baik

Kurang Baik

Faktor Penghamba t

Tidak Baik

BAB III METODE PENELITIAN

A. Variabel dan Disain Penelitian 1. Variabel Penelitian Penelitian ini memiliki variabel tunggal yaitu upacara rambu solo’. 2. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan gambaran singkat tentang cara melakukan penelitian yang dimulai pada tahap awal sampai tahap akhir. Langkah selanjutnya adalah mengkaji teori yang relevan, kemudian merumuskan kerangka berpikir.

B. Definisi Operasional Variabel Adapun defenisi operasional variabel adalah upacara rambu solo’, adalah serangkaian acara atau kegiatan dalam upacara kematian yang bersifat sakral.

C. Popolasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah jumlah keselurahan objek penelitian yang akan menjadi sasaran dalam penelitian.

Dalam penelitian ini yang akan

menjadi populasi adalah seluruh penduduk Tana Toraja yang mengadakan upacara rambu solo’ sebanyak 284 orang. 2. Sampel Sampel adalah bagian daripada jumlah populasi, yang dijadikan sampel penelitian.

Dalam penelitian ini tidak semua populasi dapat

diteliti karena disebabkan oleh faktor biaya, waktu dan tenaga. Oleh karena itu penulis menempuh cara Purposive Sampling (memilih).

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Penelitian Kepustakaan Library Research yaitu teknik pengumpulan

data yang digunakan dengan cara mengumpulkan beberapa buku literatur yang ada hubungannya dengan objek penelitian. 2. Penelitian Lapangan Field Research yaitu teknik pengumpulan data

dengan cara penulis terjun langsung di lapangan untuk melakukan penelitian. Dalam melakukan penelitian lapangan digunakan tiga teknik yaitu : a. Teknik Observasi, yaitu pengamatan terhadap upacara rambu solo’. b. Teknik Interview, yaitu penulis mengadakan wawancara kepada beberapa orang responden seperti tokoh pendidik, ketua adat dan pemuka masyarakat. c. Angket, yaitu penulis membuat sejumlah pertanyaan untuk disebarkan kepada sejumlah responden untuk diisi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Upacara Adat Rambu Solo ➢ Dilihat dari sudut filogi (bahasa) perkataan adat berasal dari Bahasa Arab yaitu adat yang artinya kebiasaan. ➢ Menurut Wiguyogipuro adat adalah merupakan kompleks yang banyak tidak dikitabkan, dan bersifat paksaan, mempunyai akibat hukum. ➢ Menurut Bushar Muhammad adat adalah pencerminan kepribadian suatu

bangsa

sebagai

salah

satu

penjelasan

jiwa

bangsa

bersangkutan dari adat keadat. Berdasarkan pengertian tersebut diatas penulis menarik kesimpulan bahwa adat adalah merupakan pencerminan jiwa bangsa Indonesia yang telah hidup dalam masyarakat, dia merupakan kompleks yang tidak dikitabkan, dan bersifat paksaan dan akhirnya memiliki akibat hukum. ➢ Hukum adat menurut Soejono Soekanto, hukum adat adalah kompleks adat yang kebanyakan tidak ditetapkan dan bersifat paksaan mempunyai sanksi dari hukum itu. ➢ Menurut Soerojo Wigjodipuro, hukum adat mempunyai ciri hukum adat sebagai berikut yaitu suatu kompleks norma-norma yang

bersumber pada perasaan keadilan rakyat yang selalu berkembang serta meliputi peraturan-peraturan tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat, sebahagian besar tidak tertulis, senantiasa ditaati dan dihormati oleh rakyat karena mempunyai akibat hukum. ➢ Berdasarkan uraian tersebut di atas maka berikut ini akan dikemukakan fungsi dan peranan adat sebagai berikut : –

Sebagai alat atau media untuk memberikan motivasi kepada masyarakat agar supaya tetap hidup dalam suatu tatanan yang baik jauh dari belenggu perselisihan dan sekaligus sebagai pengarah dalam melakukan tindakan kearah yang lebih baik.

– Sebagai alat atau media untuk mempersatukan manusia dalam suatu kelompok masyarakat agar supaya hidup mereka menjadi rukun, tertib, aman dan tentram. – Sebagai alat untuk mengkomunikasikan antara sesama dalam masyarakat agar supaya terjalin suatu hubungan komunikasi yang harmonis. ➢ Berkaitan dengan hukum Adat Toraja sebagaimana tertulis dalam proposal ini adalah penulis maksudkan untuk menunjuk kepada hukum adat yang berlaku di Kecamatan Sopai Kabupaten Tana Toraja sebagai salah satu lingkungan hukum adat yang ada di Indonesia. Hukum adat Toraja adalah hukum adat yang dianut dan berlaku di daerah Tana Toraja. ➢ Melihat adat masyarakat Tana Toraja maka L.T. Tandilintin mengelompokkan atas dua bagian yaitu adat rambu solo’ dan rambu tuka’.

Upacara rambu solo’ merupakan pesta adat yang dilakukan

terhadap orang yang telah meninggal dunia.

Tujuannya adalah

memberikan penghormatan terakhir kepada si mati dan sekaligus mengantar rohnya menuju puya (surga). ➢ Tingkatan-tingkatan upacara adat rambu solo’, yaitu : 1. Tana’ Bulaan yaitu upacara bagi orang yang memiliki stratifikasi sosial tinggi dalam masyarakat. 2. Tana’ Bassi yaitu upacara bagi orang yang memiliki stratifikasi bangsawan menengah. 3. Tana’ Karurung yaitu upacara bagi golongan rakyat merdeka yakni stratifikasi sosial masyarakat yang terlepas dari status hutang piutang dan dihargai oleh masyarakat.

4. Tana’ Kua-kua yaitu upacara bagi orang yang memiliki stratifikasi sosial dalam masyarakat sebagai budak. ➢ Tingkatan-tingkatan dalam pelaksanaan upacara rambu solo’, yaitu : 1. Upacara Disilli’ 2. Upacara Dipasangbongi 3. Upacara Dibatang (Didoya tedong) 4. Upacara Maro 5. Upacara Barata

B. Kerangka Pikir Upacara adat rambu solo’ adalah merupakan upacara adat yang mengarah kepada kematian yang akan dibuatkan serangkaian kegiatan sakral (terpusat), dan apabila dilihat dari pelaksanaannya upacara adat rambu solo’ ini memiliki keunikan yang sangat terikat dengan adat istiadat. Untuk melihat hal tersebut maka dapat dilihat pada kerangka

pikir sebagai

berikut:

Upacara Adat Rambu Solo’

Baik

Kurang Baik

Faktor Penghamba t

Tidak Baik

BAB III METODE PENELITIAN

A. Variabel dan Disain Penelitian 1. Variabel Penelitian Penelitian ini memiliki variabel tunggal yaitu upacara rambu solo’. 2. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan gambaran singkat tentang cara melakukan penelitian yang dimulai pada tahap awal sampai tahap akhir. Langkah selanjutnya adalah mengkaji teori yang relevan, kemudian merumuskan kerangka berpikir.

B. Definisi Operasional Variabel Adapun defenisi operasional variabel adalah upacara rambu solo’, adalah serangkaian acara atau kegiatan dalam upacara kematian yang bersifat sakral.

C. Popolasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah jumlah keselurahan objek penelitian yang akan menjadi sasaran dalam penelitian.

Dalam penelitian ini yang akan

menjadi populasi adalah seluruh penduduk Tana Toraja yang mengadakan upacara rambu solo’ sebanyak 284 orang. 2. Sampel Sampel adalah bagian daripada jumlah populasi, yang dijadikan sampel penelitian.

Dalam penelitian ini tidak semua populasi dapat

diteliti karena disebabkan oleh faktor biaya, waktu dan tenaga. Oleh karena itu penulis menempuh cara Purposive Sampling (memilih).

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Penelitian Kepustakaan Library Research yaitu teknik pengumpulan

data yang digunakan dengan cara mengumpulkan beberapa buku literatur yang ada hubungannya dengan objek penelitian. 2. Penelitian Lapangan Field Research yaitu teknik pengumpulan data

dengan cara penulis terjun langsung di lapangan untuk melakukan penelitian. Dalam melakukan penelitian lapangan digunakan tiga teknik yaitu : a. Teknik Observasi, yaitu pengamatan terhadap upacara rambu solo’. b. Teknik Interview, yaitu penulis mengadakan wawancara kepada beberapa orang responden seperti tokoh pendidik, ketua adat dan pemuka masyarakat. c. Angket, yaitu penulis membuat sejumlah pertanyaan untuk disebarkan kepada sejumlah responden untuk diisi.

Related Documents

Adat Toraja
July 2020 7
Toraja Rafting
December 2019 19
Adat
December 2019 37
Toraja - Trekking
December 2019 10
Toraja Culture Tour
December 2019 19