Aca 1

  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Aca 1 as PDF for free.

More details

  • Words: 322
  • Pages: 1
Sampah Jakarta 18.125 Warga Bantar Gebang Sakit Akibat Sampah Bekasi, 31 Oktober 2001 20:42 SELAMA 2001 sebanyak 18.125 orang warga masyarakat di desa Bantar Gebang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, terjangkit berbagai macam penyakit akibat lokasi tersebut dijadikan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) dari DKI Jakarta. Itulah hasil kerja dari Tim Evaluasi Pembuangan Akhir Sampah Bantar Gebang (TEPASBG) yang dibentuk oleh DPRD Kota Bekasi. Dari jumlah tersebut, menurut ketua Tim TEPASBG Husnul Cholid Pasaribu hari ini, penyakit yang paling menonjol menyerang warga adalah penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) berjumlah 6.757 orang. Berikutnya karies gigi 4.117 orang, kulit 1.877 orang, diare 1.352 orang dan gastritis 1.854 orang. Angka ini, menurutnya, sedikt turun dibandingkan dengan periode tahun 2000. Warga Bantar Gebang yang terkena penyakit mencapai 18.796 orang. Untuk jenis penyakit ISPA selama tahun 2000 terdapat 6.206 orang, karies gigi 3.864, penyakit kulit 1.618, diare 1.453 dan gastritis 1.864 orang. Selain jenis penyakit tersebut ada juga yang terserang penyakit disentri yang pada tahun 2001 sebanyak 252 orang sedangkan pada tahun 2000 berjumlah 392 jiwa. Karena itu, ia mengimbau warga masyarakat setempat diharapkan lebih hatihati, dan segera melapor ke Puskesmas terdekat untuk segera mendapat perawatan agar tidak berkelanjutan. Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi dr Henry Ruswan menyebutkan sumursumur warga masyarakat dengan radius 1.500 meter dari TPA Bantar Gebang tercemar akibat resapan air dari tempat pembuangan sampah tersebut. Keberadaan TPA Bantar Gebang di Kota Bekasi dengan luas areal sekitar 109 hektar, adalah milik Pemda DKI Jakarta dengan investasi sekitar Rp 10,8 miliar, namun keberadaanya akhir-akhir ini mendapat protes dari warga setempat. Jangkung (50), warga di sekitar lokasi tersebut menyatakan tidak setuju dengan adanya TPA, selain menimbulkan bau yang tidak enak juga membuat pusing kepala. Ia mengatakan, seandainya Pemda DKI Jakarta tetap saja melakukan pembuangan dengan truk bukan mustahil warga setempat menghalau mobil itu. "Warga masyarakat mengimbau walikota Bekasi untuk segera menutup TPA tersebut dan Pemda DKI harus memikirkan akibat yang ditimbulkan dari adanya sampah itu," kata Jangkung.

Related Documents

Aca 1
June 2020 12
Aca
June 2020 18
Aca
May 2020 11
Aca
November 2019 18
Aca Cuy.docx
May 2020 13
Aca Punya.docx
May 2020 11