SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) - REMATIK-
Disusun Oleh : Dina Murtiningsih (16612840)
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO 2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Bahasan
: Reumatik
Sasaran
: Lansia
Hari / tanggal
: Selasa, 8 Januari 2019
Pukul
: 10.00 WIB
Waktu
: 30 menit
Tempat
: Singgahan
I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit diharapkan lansia dapat memahami tentang penyakit Reumatik II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah diberikan penyuluhan diharapkan mahasiswa mampu: a. Menjelaskan tentang pengertian Reumatik b. Memahami tentang penyebab dari Reumatik c. Memahami tanda dan gejala dari Reumatik d. Memahami tentang pencegahan dari Reumatik e. Memahami tentang pengobatan dari Reumatik III. MATERI PENGAJARAN 1. Pengertian Reumatik 2. Penyebab terjadinya Reumatik 3. Tanda dan gejala Ruematik 4. Cara pencegahan Reumatik 5. Cara pengobatan Reumatik IV.
MANFAAT 1.
Lansia mengetahui pengertian Rematik
2.
Lansia mengetahui penyebab terjadinya Reumatik
3.
Lansia mengetahui tanda dan gejala Ruematik
4.
Lansia mengetahui cara pencegahan Reumatik
5.
Lansia mengetahui cara pengobatan Reumatik
V. METODE Penyuluhan, Diskusi dan tanya jawab. Penyuluhan dilakukan dengan media diskusi secara terbuka, slide power point dan leaflet, yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada lansia. Lansia dapat mengajukan pertanyaan setelah penyampaian materi selesai. V. MATERI Terlampir VI. MEDIA Slide power point dan leaflet VII. TEMPAT Rumah warga di kecamatan singgahan VIII. KEGIATAN PENYULUHAN No Tahapan Penyuluhan
Kegiatan Penyuluhan
1
2
Pembukaan (5 menit)
Mengucapkan salam
Memperkenal kan diri Menyampaik an topik Pembahasan Isi (20Menit) Menyampaikan maksud dan tujuan Penyuluhan
Penkes tentang Reumatik Pengertian
Reumatik
Tanda-tanda
Kegiatan Peserta Menjawab salam Memperhatika n Mahasiswa Memperhatika n
Media/Ala t
Metoda
Slide power point
Ceramah
Slide power point dan Leaflet
Ceramah
Tanya Jawab
Tanya jawab
Reumatik Fakor yang mempengaruhi Terjadinya
Reumatik
Penatalaksan aan Rematik Pencegahan
Reumatik 3
IX.
Penutup (5 menit)
Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya Menutup penyuluhan dengan mengucapkan terima kasih
mahasiswa mahasiswa memperhatikan
Slide Power point
Ceramah tanya jawab Diskusi
EVALUASI 1. Struktur Peserta hadir ditempat penyuluhan Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Dusun P/Posyandu, Pengorganisasian
penyelenggaraan
penyuluhan
dilakukan
sebelumnya (SAP dan leaflet ) 2. Proses Peserta antusias terhadap materi penyuluhan Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan Peserta
mengajukan
pertanyaan
dan
mahasiswa
pertanyaan secara benar 3. Hasil Para peserta mengerti penjelasan yang telah diberikan
menjawab
MATERI PENYULUHAN “REUMATIK” 1. Definisi Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom. Dan golongan penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak namun semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan, dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan otot, dangangguan gerak. (Soenarto, 1982) Reumatik dapat terjadi pada semua umur dari kanak – kanak sampai usia lanjut, atau sebagai kelanjutan sebelum usia lanjut. Dan gangguan reumatik akan meningkat dengan meningkatnya umur. (Felson, 1993, Soenarto dan Wardoyo). lebih dari 150 jenis rematik diantaranya adalah Artritis reumatoid dan Osteoartritis.
Artritis Reumatoid merupakan radang yang umumnya menyerang pada sendi sendi tangan dan kaki,yang semakin lama semakin bertambah berat sakitnya.
Osteoartritis yaitu peradangan pada sendi yang disebabkan rapuhnya kapsul sendi,sehingga merusak lapisan tulang rawan yang menutup permukaan ujung-ujung tulang. Umumnya menyerang sendi, sendi yang peopang tubuh seperti lutut pinggul, tulang belakang. Osteoartritis umumnya menyerang usia lanjut.Pada sebagian penderita tidak sampai parah.
3. Faktor Resiko Timbulnya Rematik -
Pertambahan usia. Pada mereka yang sudah berusia lanjut, lapisan pelindung persendian mulai menipis dan cairan tulang mulai mengental, menyebabkan tubuh menjadi kaku dan sakit saat digerakkan.
-
Faktor Keturunan Sebanyak 53 sampai 68 persen kejadian rematik terjadi karena faktor riwayat keluarga. Beberapa ahli menyebutkan bahwa hal ini disebabkan karena ada gen tertentu yang dapat meningkatkan risiko rematik. Maka, ada kemungkinan bahwa rematik bisa diturunkan dalam garis keluarga. Sebuah penelitian melaporkan bahwa generasi pertama dari orang yang memiliki rematik berisiko tiga kali lebih mungkin untuk terkena rematik juga. Misalnya saja, bila orangtua Anda memiliki rematik, maka Anda atau saudara kandung Anda berisiko untuk mengembangkan rematik sebagai bawaan dari orangtua Anda. Hal ini berlaku juga pada orang kembar. Pasalnya, kembar identik tentu memiliki gen yang hampir mirip pada keduanya. Jadi, bila salah satu saudara kembar identik terkena rematik, maka ada 15 persen kemungkinan saudara kembarnya juga berpeluang mengalami rematik. Sementara pada kembar tidak identik, kemungkinan perkembangan rematik ini hanya 4 persen.
-
Kelebihan, berat badan yang berlebih akan memberi beban pada jaringan tulang rawan di sendi lutut. Ia menganalogikan ban truk yang sering dipakai mengangkut beban berat lebih mudah aus daripada ban yang jarang mengangkut beban.
-
Faktor trauma, Trauma akut yang terjadi pada persendian termasuk robekan pada ligamentum krusiatum dan meniskus merupakan faktor resiko timbulnya rematik
-
Faktor Makanan, Reumatik atau asama urat merupakan satu-satunya jenis reumatik yang serangannya sangat dipengaruhi oleh pola makanan. Jenis makanan yang dapat meningkatkan kadar asam urat yaitu mengonsumsi terlalu banyak makanan yang mengandung purin, seperti jeroan, bayam
metega, makanan laut, kacang-kacangan, daging, tape, jengkol, santan, alpukat, sarden dan alkohol 4. Tanda dan Gejala Sendi terasa kaku di pagi hari Sendi bengkak tanpa sebab yang jelas Sendi kemerahan Gerak terbatas. Misalnya sulit bangun dan memakai pakaian Merasa nyeri di persendian, terutama di pagi hari dan membaik disiang hari
5. Pencegah dan penatalaksanaan mandiri a. Pencegahan
Menurunkan berat badan
Hindari makanan jeroan
Kompres air hangat
Latihan gerak sendi di pagi hari
Hindari gerak dengan hentakan yang keras
b. penatalaksanaan
Konsultasi
kan
penyakit rematik anda
dengan
dokter
ahli
reumatologi. Hal ini sangat penting untuk menentukan penyebab rematik dan pengobatan mana yang tepat untuk anda. Apabila anda sudah mendapatkan pengobatan yang tepat, tetap teruskan obat-obatan sesuai dengan indikasi.
Jangan ragu-ragu untuk meminta bantuan orang lain bila sedang mengalami nyeri atau lainnya.
Tetap melakukan olah raga. Olah raga merupakan satu hal yang penting untuk menjaga anda tetap mobil (bergerak). Saat anda menggerakkan sendi, anda sudah menjaga sendi anda kuat dan fleksibel.
Gunakan alat bantu bila perlu. Untuk usia lanjut disarankan untuk menggunakan tongkat pada sendi yang sakit. Selain itu gunakan sepatu yang cocok untuk kaki anda. Dengan menggunakan sepatu yang cocok untuk menopang anda akan mengurangi nyeri dan jatuh.
Istirahat yang cukup. Peneliti menganjurkan jika kita tidur yang cukup dapat mecegah kelelahan dan nyeri.
Makan makanan yang sehat. Masih banyak penelitian yang dikerjakan mengenai hubungan makanan dan arthritis reumatoid (rematik). Anda dianjurkan makan makanan yang rendah lemak dan kalori, kaya akan buah, sayuran dan gandum.
Terapi panas dan dingin. Terapi panas dan dingin dianjurkan untuk menghilangkan nyeri dan meningkatkan mobilitas sementara pada sendi yang kaku. kompres panas dapat menurunkan ketegangan otot dan melancarkan sirkulasi darah. Sedangkan compress dingin dapat mengurangi peradangan dan pembengkakan dan sangat membantu mengurangi rasa nyeri.
DAFTAR PUSTAKA Doenges E Marilynn, 2000., Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta. Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius FKUI, Jakarta. Prince, Sylvia Anderson, 1999., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Ed. 4, EGC, Jakarta
LAMPIRAN