9. Oppi Mabela (1807110819) (semen).docx

  • Uploaded by: Oppibela Albi
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 9. Oppi Mabela (1807110819) (semen).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,249
  • Pages: 18
BAHAN KONTRUKSI TEKNIK KIMIA PROSES INDUSTRI SEMEN

DISUSUN OLEH : Oppi Mabela 1807110819

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas limpahan rahmat serta kelancarannya penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Bahan Kontruksi Teknik Kimia yang berjudul “Proses Industri Semen” Sholawat beserta salam tak lupa penulis curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Karena berkat jasa beliau lah kita dapat mengenal islam. Tujuan penulisan makalah ini adalah selain sebagai melengkapi tugas Mata Kuliah Bahan Kontruksi Teknik Kimia juga sebagai sumber bacaan yang dapat digunakan untuk memperdalam materi tentang Proses Industri Semen. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik .

Pekanbaru, 6 Desember 2018

Penulis

i

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii I. PENDAHULUAN ..........................................................................................................1 a. LATAR BELAKANG ............................................................................................ 1 b. RUMUSAN MASALAH ........................................................................................ 2 c. TUJUAN PENULISAN .......................................................................................... 2 II. TINJAUAN PUSTAKA a. PENGERTIAN SEMEN ......................................................................................... 3 b. JENIS-JENIS SEMEN ............................................................................................ 3-7 c. BAHAN BAKU SEMEN ....................................................................................... 7-9 d. PROSES PEMBUATAN SEMEN ......................................................................... 9-11 e. PROSES BASAH SEMEN ..................................................................................... 11-12 f. PROSES KERING SEMEN ................................................................................... 12-13 III. SIMPULAN .................................................................................................................. 14 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 15

ii

I.

PENDAHULUAN

a. LATAR BELAKANG Semen adalah zat yang digunakan untuk merekat batu, bata, batako, maupun bahan bangunan lainnya. Sedangkan kata semen sendiri berasal dari caementum (bahasa Latin), yang artinya “memotong menjadi bagian-bagian kecil tak beraturan“. Meski sempat populer pada zamannya, nenek moyang semen made in Napoli ini tak berumur panjang. Menyusul runtuhnya Kerajaan Romawi, sekitar abad pertengahan (tahun 1100-1500 M) resep ramuan pozzuolana sempat menghilang dari peredaran. Dalam perkembangan peradaban manusia khususnya dalam hal bangunan, tentu kerap mendengar cerita tentang kemampuan nenek moyang merekatkan batu-batu raksasa hanya dengan mengandalkan zat putih telur, ketan atau lainnya. Alhasil, berdirilah bangunan fenomenal, seperti Candi Borobudur atau Candi Prambanan di Indonesia ataupun jembatan di Cina yang menurut legenda menggunakan ketan sebagai perekat. Ataupun menggunakan aspal alam sebagaimana peradaban di Mahenjo Daro dan Harappa di India ataupun bangunan kuno yang dijumpai di Pulau Buton Benar atau tidak, cerita, legenda tadi menunjukkan dikenalnya fungsi semen sejak zaman dahulu. Sebelum mencapai bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat bangunan ini awalnya merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis. Pertama kali ditemukan pada zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana. Baru pada abad ke-18 (ada juga sumber yang menyebut sekitar tahun 1700-an M), John Smeaton – insinyur asal Inggris – menemukan kembali ramuan kuno berkhasiat luar biasa ini. Dia membuat adonan dengan memanfaatkan campuran batu kapur dan tanah liat saat membangun menara suar Eddystone di lepas pantai Cornwall, Inggris. Ironisnya, bukan Smeaton yang akhirnya mematenkan proses pembuatan cikal bakal semen ini. Adalah Joseph Aspdin, juga insinyur berkebangsaan Inggris, pada 1824 mengurus hak paten ramuan yang kemudian dia sebut semen portland. Dinamai begitu karena warna hasil akhir olahannya mirip tanah liat Pulau

1

Portland, Inggris. Hasil rekayasa Aspdin inilah yang sekarang banyak dipajang di toko-toko bangunan

b. RUMUSAN MASALAH 1) Apakah pengertian dari semen ? 2) Apa sajakah jenis-jenis semen ? 3) Apa saja bahan dasar dari semen ? 4) Bagaimanakah proses industri semen ?

c. TUJUAN PENULISAN 1) Mengetahui apa itu semen. 2) Mengetahui jenis-jenis semen. 3) Mengetahui bahan dasar dari semen. 4) Untuk mengetahui proses industri semen.

2

II. TINJAUAN PUSTAKA a. PENGERTIAN SEMEN Semen adalah bahan-bahan yang memperlihatkan sifat-sifat karakteristik mengenai pengikatan serta pengerasannya jika dicampur dengan air, sehingga terbentuk pasta semen. Semen merupakan suatu hasil industri yang dapat menjadi sangat kompleks dengan campuran serta susunan yang berbeda-beda. Semen berasal dari bahasa latin “ cementum “Dimana kata – kata ini di pakai dalam bangsa Roma yang berarti bahan atau ramuan pengikat dengan, kata lain semen dapat didenifikasikan adalah suatu bahan perekat yang berbentuk serbuk halus, bila di tambahkan air akan terjadi reaksi hidrasi sehingga dapat mengeras dan digunakan sebagai pengikat (mineral glue).Pada mulanya semen digunakan orang – orang Mesir Kuno untuk membangun piramida yaitu sejak abad ke 5 dimana batu batanya satu sama lain terikat kuat dan tahan terhadap cuaca selama berabad – abad. Bahan pengikat ini ditemukan sejak manusia mengenal api karena mereka membuat api di gua – gua dan bila api kena atap gua maka akan rontok berbentuk serbuk. Serbuk ini bela terkena hujan menjadi keras dan mengikat batu – batuan disekitarnya dan dikenal orang sebagai batu masonyim. Semen merupakan salah satu bahan perekat yang di campur dengan air mampu mengikat bahan – bahan padat seperti pasir dan batu menjadi suatu kesatuan kompak. Sifat pengikatan semen di tentukan oleh susunan kimia yang di kandungnya. Adapun bahan utama yang dikandung semen adalah kapur (CaO), silkat (SiO2), Alumunia (A1203), ferro oksida (Fe2O3), magnesit (MgO), serta oksida lain dalam jumlah kecil.

b. JENIS-JENIS SEMEN Sesuai dengan tingkat kebutuhan semen, maka banyaklah produk-produk semen yang telah bermunculan. Setelah melalui beberapa penelitian, diperolehlah beberapa jenis semen yang telah diproduksi berdasarkan fungsinya. 1. Semen Portland Putih

3

Semen Portland Putih adalah jenis semen yang bertujuan untuk keprluan dekoratif, bukan konstruktif. Pada umumnya, semen ini digunakan saat proses finishing suatu bangunan. Misalnya, dekorasi eksterior dan interior gedung, pengisi nad pada keramik / ubin, dll. Semen Portland Putih dibuat dari bahan-bahan baku pilihan yang rendah kandungan besi dan magnesium oksidanya ( bahan-bahan tsb. menyebabkan semen berwarna abu-abu). 2. Semen Portland Pozolan / Portland Pozzolan Cement (PPC)

Semen PPC (Portland Pozzoland Cement) adalah semen hidrolis yang terbuat dari penggilingan terak (clinker) semen portland dengan gipsum dan bahan pozzolan. PCC (Portland Composite Cement) digunakan untuk bangunan-bangunan pada umumnya, sama dengan penggunaan Semen Portland Tipe I dengan kuat tekan yang sama. PCC mempunyai panas hidrasi yang lebih rendah selama proses pendinginan dibandingkan dengan Semen Portland Tipe I, sehingga pengerjaannya akan lebih mudah dan menghasilkan permukaan beton/plester yang lebih rapat dan lebih halus, misalnya jembatan, jalan raya, perumahan, dermaga, beton massa, bendungan, dan bangunan irigasi. 3. Semen Portland / Ordinary Portland Cement (OPC)

Pada umumnya, semen portland dikasifikasikan menjadi lima type yang didasarkan pada fungsi dan keunggulannya masing-masing. o Tipe I (Ordinary Portland Cement). Semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratn khusus seperti yang dipersyaratkan pada tipetipe lain. Tipe semen ini paling banyak diproduksi dan banyak dipasaran o Tipe II (Moderate sulfat resistance). Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat atau panas hidrasi sedang. Semen ini dipakai untuk kebutuhan semua macam konstruksi apabila diisyaratkan mempunyai ketahanan terhadap sulfat pada tingkatan sedang yaitu dipakai dilokasi tanah yang mengandung air tanah 0,08% – 0,17% dan mengandung 125 ppm SO3 serta pH tidak kurang dari 6 dan sedang yaitu pada 4

lokasi suhunya agak tinggi. Sebab, pada tipe II ini mempunyai panas hidrasi yang lebih rendah dibanding semen Portland Tipe I. Pada daerah–daerah tertentu dimana suhu agak tinggi, maka untuk mengurangi penggunaan air selama pengeringan agar tidak terjadi Srinkege (penyusutan) yang besar perlu ditambahkan sifat moderat“Heat of hydration”. Semen Portland tipe II ini disarankan untuk dipakai pada bangunan seperti bendungan, dermaga dan landasan berat yang ditandai adanya kolom-kolom dan dimana proses hidrasi rendah juga merupakan pertimbangan utama. o Tipe III (High Early Strength). Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan yang tinggi pada tahap permulaan setelah pengikatan terjadi.Semen tipe III ini dibuat dengan kehalusan yang tinggi blaine biasa mencapai 5000 cm2/gr dengan nilai C3S nya juga tinggi. Beton yang dibuat dengan menggunakan semen Portland tipe III ini dalam waktu 24 jam dapat mencapai kekuatan yang sama dengan kekuatan yang dicapai semen Portland tipe I pada umur 3 hari, dan dalam umur 7 hari semen Portland tipe III ini kekuatannya menyamai beton dengan menggunakan semen portlan tipe I pada umur 28 hari. Semen ini dapat dipakai pada keadaan emergency dan musim dingin, disamping itu dapat juga digunakan untuk concrete product atau presstress concrete. o Tipe IV (Low Heat Of Hydration). Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan panas hidrasi rendah. Penggunaan semen ini banyak ditujukan untuk struktur Concrette (beton) yang massive dan dengan volume yang besar, seprti bendungan, dam, lapangan udara. Dimana kenaikan temperatur dari panas yang dihasilkan selama periode pengerasan diusahakan seminimal mungkin sehingga tidak terjadi pengembangan volume beton yang bisa menimbulkan cracking (retak). Pengembangan kuat tekan (strength) dari semen jenis ini juga sangat lambat jika dibanding semen portland tipe I. o Tipe V (Sulfat Resistance Cement)Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan tinggi terhadap sulfat. Semen jenis ini cocok digunakan untuk pembuatan beton pada daerah yang tanah dan airnya mempunyai kandungan garam sulfat tinggi seperti : air laut, daerah tambang, air payau dsb. 5

4. Semen portland campur

Semen campur dibuat karena dibutuhkannya sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki oleh semen portland. Untuk mendapatkan sifat khusus tersebut diperlukan material lain sebagai pencampur.Jenis semen campur : o Portland Composite Cement (PCC). Kegunaan Portland Composite (PCC) ini secara luas adalah bahan pengikat untuk konstruksi beton umum, pasangan batu bata, beton pra cetak, beton pra tekan, paving block, plesteran dan acian, dan sebagainya. Karakteristik Portland Composite Cement (PCC) lebih mudah dikerjakan, kedap air, tahan sulfat, dan tidak mudah retak. Material ini terdiri dari beberapa unsur diantaranya terak, gypsum, dan bahan anoraganik. o Super Portland Pozzolan Composite Cement (PPC). Kegunaan super portland pozzolan composite cement diantaranya adalah sebagai konstruksi beton massa, konstruksi di tepi pantai dan tanah rawa yang harus memiliki ketahanan terhadap sulfat, tahan hidrasi panas sedang, pekerjaan pasangan dan plesteran. Beberapa jenis bangunan yang menggunakan produk ini diantaranya perumahan, jalan raya, dermaga, irigasi, dan sebagainya. Semen ini merupakan pengikat hidrolis seperti halnya PCC namun terdiri dari campuran terak, gypsum, dan pozzolan. o Special Blended Cemeny (SBC). Ada yang istimewa dari jenis special belended cement (SBC) atau semen campur karena khusus dirancang dalam pembangunan jembatan terbesar yang menghubungkan Surabaya dengan Madura yang dikenal dengan Jembatan Suramadu. Karakteristik special blended cement tentu memenuhi kebutuhan konstruksi bangunan pada air laut seperti halnya jembatan Suramadu yang berdiri diatas laut. o Super Masonry Cement (SMC). Kegunaan Super Masonry Cement (SMC) diantaranya sebagai bahan baku genteng beton, tegel, hollow brick, dan paving block. Selain itu, digunakan hanya pada kisaran konstruksi bangunan rumah atau irigasi dengan struktur beton paling besar K225. Tipe ini pertama kali diperkenalkan di USA. o Oil Well Cement (OWC) Class G-HSR (High Sulfate Resistance).Lain rumah, lain pula material yang digunakan untuk sumur bumi. Karakteristik Oil Well 6

Cement (OWC) Class G-HSR yang tahan terhadap sulfat tinggi ini merupakan jenis yang dibuat untuk kegunaan khusus di kedalaman dan temperatur tertentu yang bisa disesuaikan dan kecepatan pengerasan dikurangi. Diantara proyek yang menggunakan material ini yaitu sumur minyak bumi di bawah permukaan bumi dan laut. o Semen Thang Long PCB40. Karakteristik semen thang long PCB40 yang memiliki daya tahan tinggi terhadap sulfat sesuai untuk konstruksi bangunan bawah tanah dan air. Tak hanya itu, semen ini juga memeiliki daya tahan terhadap penyerapan air, erosi lingkungan, dan tahan lama. Jenis ini juga hemat digunakan karena kekuatannya. Iklim Vietnam sangat pas untuk penggunaan jenis semen ini. o Semen Thang Long PC50 . Kegunaan semen thang long PC50 yang banyak digunakan untuk proyek-proyek besar dan rumit sehingga membutuhkan jenis semen dengan spesifikasi tinggi. Standarisasi yang setara Asia, Eropa, bahkan Amerika ini diaplikasikan untuk jembataan hingga pembangkir listrik. Karakteristik semen thang long PC50 diantaranya memiliki ketahanan tinggi terhadap sulfat sehingga bisa pula digunakan di bawah tanah dan air. 5. Semen Masonry

Semen masonry pertama kali diperkenalkan di USA, kemudian berkembang kebeberapa negara.Secara tradisional plesteran untuk bangunan umumnya menggunakan kapur padam, kemudian meningkat dengan dipakainya semen portland yang dicampur dengan kapur padam. Namun karena dianggap kurang praktis maka diperkanalkan Semen Masonry .

c. BAHAN BAKU SEMEN Secara umum, bahan baku pembuat semen itu sama. Hanya saja, ada beberapa bahan yang sengaja ditambah atau dikurangi. Itu pun tidaklah sembarangan, melainkan dengan perhitungan dan juga melihat tingkat kebutuhan. Adapun komposisi bahan baku semen secara umum terdiri dari;

7



Batu gamping / batu kapur. Batu kapur merupakan Komponen yang banyak mengandung CaCO3 dengan sedikit

tanah lia, Magnesium Karbonat, Alumina Silikat dan senyawa oksida lainnya. Senyawa besi dan organik menyebabkan batu kapur berwarna abu-abu hingga kuning 

Batu lempung / clay Batu lempung yang akan dipakai sebagai bahan baku semen sebaiknya mempunyai kadar

SiO2 lebih besar dari 70% dan Al2O3 lebih kecil dari 10%. Kedua unsur pembentuk batu lempung ini berfungsi sebai bahan pengoreksi. Jika kadar Fe2O3 dalam batu lempung lebih kecil dari 10% maka perlu memakai bahan pengoreksi yaitu berupa pasir besi. 

Gipsum Gipsum (CaSO4 2H2O) dipergunakan sebagai bahan tambahan (additve material) pada

pembuatan semen portland dengan jumlah antara 4%-6%. Fungsi gipsum disini sebagai redater, yaitu bahan yang dapat mengendalikan waktu pengerasan semen dan juga untuk menentukan kualitas semen 

Pasir kuarsa Dalam industri semen pasir kuarsa dipakai sebagai bahan koreksi bersama pasir besi,

pyrite, bauxite, laterit atau kaolin. Komposisi kimia yang disyaratkan adalah sebagai berikut : 1. Kadar SiO2 = 95 % – 99 % 2. Kadar Al2O3 = 3 % – 4 % 3. Kadar Fe2O3 = 0 % – 1 % 

Pasir besi Pasir besi termasuk pada bahan korektif bersama pasirkuarsa. Untuk bahan baku semen

portland komposisi pasir besi harus memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. SiO2 = 30% – 45% 8

2. Fe2O3 = 20% – 35% 3. TiO2 = 1% – 3% 4. CaO = 7% – 10% 5. H2O = 0% – 1%

d. PROSES PEMBUATAN SEMEN Semen dapat dibuat dengan 2 cara Proses Basah dan Proses Kering Perbedaannya hanya terletak pada proses penggilingan dan homogenisasi. Secara garis besar proses produksi semen melalui 6 tahap, yaitu : 1. QUARRY ( PENAMBANGAN ) Bahan tambang berupa batu kapur, batu silika,tanah liat, dan material-material lain yang mengandung

kalsium,

silikon,alumunium,dan

besi

oksida

yang

diekstarksi

menggunakan drilling dan blasting.  Penambangan Batu Kapur: Membuang lapisan atas tanah Pengeboran Membuat lubang dengan bor untuk tempat Peledakan Blasting ( peledakan ) Dengan teknik electrical detonation.  Penambangan Batu Silika: Penambangan silika tidak membutuhkan peledakan karena batuan silika merupakan butiran yang saling lepas dan tidak terikat satu sama lain. Penambangan dilakukan dengan pendorongan batu silika menggunakan dozer ke tepi tebing dan jatuh di loading area.  Penambangan Tanah Liat: Penambangan Tanah Liat Dilakukan dengan pengerukan pada lapisan permukaan tanah dengan excavator yang diawali dengan pembuatan jalan dengan sistem selokan selang seling.

2. CRUSHING Pemecahan material material hasil penambangan menjadi ukuran yang lebih kecil dengan menggunakan crusher. Batu kapur dari ukuran < 1 m → < 50 m Batu silika dari ukuran < 40 cm→ < 200 mm 9

3. CONVEYING Bahan mentah ditransportasikan dari area penambangan ke lokasi pabrik untuk diproses lebih lanjut dengan menggunakan belt conveyor. 4. RAW MILL ( PENGGILINGAN BAHAN BAKU ) Proses Basah Penggilingan dilakukan dalam raw mill dengan menambahkan sejumlah air kemudian dihasilkan slurry dengan kadar air 34-38 %.Material-material ditambah air diumpankan ke dalam raw mill. Karena adanya putaran, material akan bergerak dari satu kamar ke kamar berikutnya.Pada kamar 1 terjadi proses pemecahan dan kamar 2/3 terjadi gesekan sehingga campuran bahan mentah menjadi slurry. Proses Kering Terjadi di Duodan Mill yang terdiri dari Drying Chamber, Compt 1, dan Compt 2. Material-material dimasukkan bersamaan dengan dialirkannnya gas panas yang berasal dari suspension preheater dan menara pendingin. Pada ruangan pengering terdapat filter yang berfungsi untuk mengangkut dan menaburkan material sehingga gas panas dan material berkontaminasi secara merata sehingga efisiensi dapat tercapai. Terjadi pemisahan material kasar dan halus dalam separator. 5. HOMOGENISASI Proses Basah Slurry dicampur di mixing basin,kemudian slurry dialirkan ke tabung koreksi; proses pengoreksian. Proses Kering Terjadi di blending silo dengan sistem aliran corong. 6. PEMBAKARAN/ PEMBENTUKAN CLINKER Pembakaran/ Pembentukan Clinker terjadi di dalam kiln. Kiln adalah alat berbentuk tabung yang di dalamnya terdapat semburan api. Kiln di design untuk memaksimalkan efisiensi dari perpindahan panas yang berasal dari pembakaran bahan bakar.

Pembentukan clinker: Proses yang terjadi di dalam kiln: pengeringan slurry pemanasan awal kalsinasi pemijaran pendinginan penyimpanan klinker Pengeringan slurry: Terjadi pada daerah 1/3 panjang kiln dari inlet pada temperatur 100-500◦C sehingga terjadi pelepasan air bebasdan air terikat untuk mendapatkan padatan tanah kering. Pemanasan awal : 10

Pemanasan Awal terjadi pada daerah 1/3 setelah panjang kiln dari inlet. Selama pemanasan tidak terjadi perubahan berat dari material tetapi hanya peningkatan suhu yaitu sekitar 600°C dengan menggunakan preheater. Kalsinasi: Penguraian kalsium karbonat menjadi senyawa-senyawa penyusunnya pada suhu 600 o

C.

reaksinya: CaCO3 → CaO + CO2 MgCO3 → MgO + CO2 Pemijaran: Reaksi antara oksida-oksida yang terdapat dalam material yang membentuk senyawa hidrolisis yaitu C4AF, C3A, C2S pada suhu 1450° C membentuk Clinker. Pendinginan: terjadi pendinginan Clinker secara mendadak dengan aliran udara sehingga Clinker berukuran 1150-1250 gr/liter. Clinker yang keluar dari Cooler bersuhu 150-250° C. Transportasi & penyimpanan clinker : Klinker kasar akan jatuh kedalam penggilingan untuk dihaluskan. Kemudian dengan drag chain, klinker yang telah dihaluskan diangkut menuju silo klinker atau langsung ke proses cement mill untuk diproses lebih lanjut menjadi semen.

e. PROSES BASAH Rotary klin pada desain awal relatif sederhana di bandingkan dengan perkembangan modern. Umpan masuk pada suhu lingkungan dalam bentuk slurry. Kiln proses basah panjangnya bisa mencapai 200 m dengan diameter mencapai 6 m. Alat di buat panjang karena banyak air yang di uapkan dan mengoptimalkan proses pemindahan panas. o Keuntungan proses basah 1. Campuran / umpan kiln lebih homogen sehingga mutu semen lebih baik 2. Episien penggilingan relatif lebih baik 3. Jumlah debu yang dihasilkan lebih sedikit 11

o Kerugian proses basah 1. Kebutuhan air dan bahan bakar relatif besar 2. Kiln yang digunakan relatif lebih panjang sehingga di butuhkan banyak tempat 3. Membutuhkan panas yang tinggi untuk pembakaran 4. Boros bahan bakar 5. Proses Semi / Antara Pada proses semi basah, kadar air pada raw material antara 17-21% yang berupa slurry, Sebelum diumpankan ke kiln, harus di saring dahulu supaya terbentuk filter cake. Pada proses semi, kadar air pada raw material antara 1 – 12 % dan raw material ini berupa butiran yang lembab. Keuntungan proses antara : 1. Panas yang digunakan pada waktu pembakaran tidak terlalu besar di bandingkan proses basah 2. Ukuran klinker yang keluar kiln seragam Kerugian proses antara lain adalah peralatan yang digunakan lebih banyak

f. PROSES KERING Dalam proses kering, bahan baku dicampur masuk kiln melalui preheater. Disini, gas panas dari kiln, digunakan untuk memanaskan umpan. Akibatnya, umpan sudah panas sebelum masuk kiln. Proses kering jauh lebih efisien termal dari proses basah karena umpan dalam bentuk kering dan sehingga hanya ada yang hanya sedikit air yang harus diuapkan. Kiln pada proses kering dilengkapi suspension preather. Alat ini adalah menara dengan serangkaian siklon yang bergerak cepat dengan gas panas yang menjaga umpan melayang di udara. Sepanjang waktu, umpan akan lebih panas dan gas akan lebih dingin sampai umpan berada pada suhu hamper sama dengan gas.

12

o Keuntungan proses kering 1. Klin yang digunakan relatif pendek dan diameter lebih kecil sehingga hemat tempat 2. Pemakaian bahan bakar lebih hemat 3. Pemakaian panas lebih efisien o Kerugian proses kering 1.

Relatif lebih banyak meninggalkan debu

2. Campuran tepung baku kurang homogen di bandingkan dengan proses basah

13

III. KESIMPULAN 

Semen adalah bahan-bahan yang memperlihatkan sifat-sifat karakteristik mengenai pengikatan serta pengerasannya jika dicampur dengan air, sehingga terbentuk pasta semen. Semen merupakan suatu hasil industri yang dapat menjadi sangat kompleks dengan campuran serta susunan yang berbeda-beda.



Sesuai dengan tingkat kebutuhan semen, maka banyaklah produk-produk semen yang telah bermunculan. Setelah melalui beberapa penelitian, diperolehlah beberapa jenis semen yang telah diproduksi berdasarkan fungsinya



Secara umum, bahan baku pembuat semen itu sama. Hanya saja, ada beberapa bahan yang sengaja ditambah atau dikurangi. Itu pun tidaklah sembarangan, melainkan dengan perhitungan dan juga melihat tingkat kebutuhan



Semen dapat dibuat dengan 2 cara Proses Basah dan Proses Kering Perbedaannya hanya terletak pada proses penggilingan dan homogenisasi.

14

DAFTAR PUSTAKA https://sstgroup.wordpress.com/tag/pengertian-semen/ https://www.lamudi.co.id/journal/macam-jenis-semen-dan-fungsi/ https://tentangteknikkimia.wordpress.com/2011/12/18/proses-pembuatan-semen/ https://jayawan.com/pengertian-semen/

15

Related Documents

Colegio 9 9 9
June 2020 51
9-9
July 2020 40
9
July 2020 8
9
November 2019 12
9
November 2019 11

More Documents from ""