BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kamboja merupakan sebuah negara monarki konstitusional di Asia Tenggara, dan merupakan penerus dari Kekaisaran Khmer. Kamboja berbatasan dengan Thailand (barat), Laos (utara), Vietnam (timur), dan Teluk Thailand (selatan). Negara ini dilewati oleh Sungai Mekong dan Danau Tonle Sap. Kamboja yang mempunyai nama lain Kampuchea (bahasa Khmer), Cambodge (bahasa Perancis), Cambodia (bahasa Inggris), merupakan suatu negara yang terletak di Semenanjung Indocina bagian barat daya. Pada masa pra kolonial, Kamboja merupakan suatu kerajaan yang besar dengan wilayah yang membentang dari laut Cina Selatan sampai perbatasan Birma, tetapi sekarang Kamboja hanyalah sebuah negara kecil di Asia Tenggara dengan luas sekitar 181.035 kilometer persegi. Kamboja atau Kampuchea merupakan negara di Asia Tenggara yang semula berbentuk Kerajaan di bawah kekuasaan Dinasti Khmer di Semenanjung Indo-China antara Abad Ke-11 dan Abad Ke-14. Rakyat Kamboja biasanya dikenal dengan sebutan Cambodian atau Khmer, yang mengacu pada etnis Khmer di negara tersebut. Negara anggota ASEAN yang terkenal dengan pagoda Angkor Wat ini berbatasan langsung dengan Thailand, Laos dan Vietnam. Sebagian besar rakyat Kamboja beragama Buddha Theravada, yang turuntemurun dianut oleh etnis Khmer. Namun, sebagian warganya juga ada yang beragama Islam dari keturunan muslim Cham. Kamboja menghebohkan dunia ketika komunisradikal Khmer Merah di bawah pimpinan Pol Pot berkuasa pada tahun 1975. Saat itu, Pol Pot memproklamirkan Kamboja sebagai sebuah negara baru. Ia menyebut tahun 1975 sebagai "Year Zero". Segala sesuatunya ingin dibangun dari titik nol. Tanggal 17 April 1975 dinyatakan sebagai Hari Pembebasan (Liberation Day) dari rezim Lon Nol yang buruk dan korup. Ternyata, pembebasan yang dijanjikan Pol Pot justru merupakan awal masa kegelapan bagi rakyat Kamboja. Meskipun demikian negara kamboja tetap memiliki bentang alam dan keunikan tersendiri dari negara lain yang ada di dunia.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam makalah ini yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimana profil Negara kamboja ? 2. Bagaimana sejarah Negara kamboja ? 3. Bagaimana kehidupan sosial masyarakat Kamboja ? 4. Bagaimana keadaan politik dan pemerintahan Kamboja ? 5. Bagaimana perekenomian dari Negara Kamboja?
1.3 TUJUAN MASALAH Adapun tujuan dari makalah ini yaitu sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui profil Negara kamboja 2. Untuk mengetahui sejarah Negara kamboja 3. Untuk mengetahui kehidupan sosial masyarakat Kamboja 4. Untuk mengetahui keadaan politik dan pemerintahan Kamboja 5. Untuk mengetahui perekenomian dari Negara Kamboja
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Profil Negara Kamboja
Ibukota : Phnom Penh
Luas Wilayah : 181.035 km2
Jumlah Penduduk : 15.957.223 jiwa (estimasi Juli 2016)
Bahasa Resmi : Khmer
Mata Uang : Riel Kamboja (KHR)
Hari Kemerdekaan : 9 Nopember 1953 (dari Prancis)
Lagu Nasional : Nokoreach (Royal Kingdom)
Kamboja adalah salah satu Negara di Asia Tenggara yang merdeka pada tanggal 9 November 1953 dari penjajahan Perancis. Perancis memulai menjajah Kamboja pada tahun 1863. Setelah dijajah sekitar 80%, Raja Norodom Sihanouk memulai untuk mengklaim penjajahan Perancis pada 1949. Pada tahun 1953, ia berhasil mendapatkan kemerdekaan secara penuh, dan Perancis menyetujui untuk meninggalkan Negara tersebut. Karena pencapaian ini, rakyat Kamboja memandang raja tersebut sebagai “Ayah Kemerdekaan” yang mana membuatnya menjadi pahlawan di negaranya. Ia membuat Negara tersebut berkembang dengan pesat. Luas lahan disana sebesar 176,520 Km2. Dataran disana mencakupi 2/3 luas lahan. Maka dengan itu, Kamboja dikelilingi oleh pegunungan yang berhutan, dengan Teluk Thailand di bagian Selatan. Sumber air di Kamboja berasal dari Sungai Mekong dan Tonle Sap (Danau Besar)1 Negara ini memiliki iklim tropis yang terdiri dari musim panas (dari Desember sampai April) dan musim hujan (dari Mei sampai November). Curah hujan yang bervariasi bisa mengakibatkan banjir dan kekeringan secara berkala.
1
Country Profile: Cambodia, World Vision Australia (https://www.worldvision.com.au/docs/defaultsource/school-resources/country-profile---cambodia.pdf) diakses pada 10 Oktober 2018 pukul 21.39
3
Jumlah penduduk Kamboja pada tahun ini berjumlah 16,309,9632 dengan lakilaki berjumlah 48,80% dan perempuan berjumlah 51.20%. sejak tahun 2015 selalu mengalami pertumbuhan penduduk mencapai 1,50%. 15,1 juta penduduk Kamboja tinggal di pendesaan dan sisanya tinggal diperkotaan. Mayoritas masyarakatnya bersuku Khmer da nada beberapa etnis yang tinggal di sekitar pegunangan. Ibu kota Kamboja adalah Phnom Penh dan bahasa nasionalnya adalah bahasa Khmer. Mayoritas agama disana adalah agama Buddha yang mencakupi 95% dari populasi3. Hal ini menjadikan ada sekitar 4,000 candi disana. Dibawah Khmer Rouge, semua praktik keagamaan dilarang. Pada tahun 1979, Buddhisme diterima kembali sebagai agama resmi. Selain beragama Buddha, ada juga agama Kristen dan Islam. Agama Islam merupakan agama yang dianut suku Melayu dan Cham yang juga merupakan minoritas. Muslim disana kebanyakan aliran Sunni. Sekitar ada 300,000 Muslim di Kamboja, dan ada 1% dari populasi yang beragama Kristen. Perekonomian di Kamboja mengalami penurunan GDP menjadi 6.8% pada tahun 2017 dari 7% pada tahun 20164. Oleh karena itu, Kamboja melawan tren regional, hampir semua Negara berkembang di Asia Timur mengalami peningkatan pertumbuhan pada tahun 2017. Mengikuti beberapa moderasi pada tahun 2017, ekspor tekstil dan pakaian menjadi rebounf. Sector pariwisata dan pertanian mengalami pemulihan awal dalam beberapa tahun terakhir setelah menghadapi moderasi bertahap. Pertumbuhan diperkirakan tetap kuat yang berkembang menjadi 6,9% pada tahun 2018. Resiko yang dialami terhadap prospek merusutnya daya saing ekspor adalah upah yang meningkat cepat, penumpukan kerentanan dari real estate yang berkepanjangan dan ledakan konstruksi, potensi pemilu yang berujung tidak pasti, dan guncangan berkala pada perdagangan internasional dan peningkatan sengketa perdagangan. Selain itu, pertanian, termasuk perikanan dan kehutanan, memperkerjakan 55% dari populasi. Beras dan karet adalah ekspor utama. Sejumlah besar lahan yang bisa dibudidayakan dikhususkan untuk menanam padi dan karena sebagian besar desa dekat
2
Cambodia Population: LIVE (http://www.worldometers.info/world-population/cambodia-population/) diakses pada 10 Oktober 2018 pukul 21.43 3 Cambodia Population (http://worldpopulationreview.com/countries/cambodia-population/) diakses pada 10 Oktober 2018 pukul 22.00 4 World Bank Group. 2018. Cambodia Economic Update, April 2018 : Recent Economic Developments and Outlook. World Bank, Phnom Penh. © World Bank (https://openknowledge.worldbank.org/handle/10986/29811) diakses pada 10 Oktober 2018 pukul 22.08
4
dengan air sumber, memancing juga merupakan aktivitas penting. Pendapatan ditambah dengan memelihara ternak dan menanam buah dan sayuran. Produksi terhambat oleh sejumlah faktor Ada beberapa macam suku yang terlihat di Kamboja, dengan rincian etnis penduduk saat ini adalah Khmer 7,6%, Cham 1,2%, Cina 0,1%, Vietnam 0,1%, dan ras lainnya sebesar 0,9% seperti yang diperkirakan pada tahun 2013 oleh World Factbook. termasuk: kurangnya irigasi, pupuk dan pengendalian hama; penambangan tanah dari lahan pertanian; dan banjir. Industri Kamboja sebagian besar hancur antara tahun 1975–78. Pertumbuhan di sektor industri telah dibatasi oleh kurangnya transportasi yang memadai dan kekurangan suku cadang dan kekuatan. Industri utama Kamboja adalah pariwisata dan garmen produksi. Garmen, termasuk pakaian dan alas kaki, merupakan mayoritas ekspor Kamboja. Bantuan internasional dan bantuan pembangunan memainkan peran penting dalam rekonstruksi negara. Dana telah digunakan untuk membangun kembali infrastruktur, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan tata kelola.5
2.2 Sejarah Negara Kamboja Pada abad ke-15, Kerajaan Khmer telah kehilangan kemerdekaan dan menjadi Negara naungan Siam (Ayuthia). Kemudian pada awal abad ke-17 pengaruh Vietnam di Kamboja mulai mengurangi dominasi Siam di Kamboja. Hal ini disebabkan Raja Kamboja, Chey Chetta II (1618-1625) meminta bantuan kepada Vietnam untuk melepaskan Kamboja dari kekuasaan Siam. Permintaan ini pun ditanggapi oleh Vietnam pada tahun 1685 dengan meminta imbalan bahwa orang-orang Vietnam dapat tinggal dan memiliki tanah di Kamboja serta memiliki hak yang sama dengan orang Khmer.6 Dengan adanya hal ini maka Kamboja pun lepas dari kekuasaan Siam, tetapi masuk kedalam kekuasaan Vietnam. Kamboja juga diwajibkan untuk memberi upeti tahunan kepada Vietnam sebagai tanda kesetiaan Kamboja. Dengan berkuasanya Vietnam di Kamboja,Vietnam pun mengekspansi wilayah-wilayah Kamboja untuk dijadikan hak milik. 5
Country Profile: Cambodia, World Vision Australia (https://www.worldvision.com.au/docs/defaultsource/school-resources/country-profile---cambodia.pdf) diakses pada 10 Oktober 2018 pukul 22.22 6 Philippe Devillers, 1998, Sejarah Indo-China Modern (ter. Ruhanas Harun), Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pendidikan Malaysia. Hlm 14.
5
Pada tahun 1773, Kamboja kembali menjadi Negara dibawah kekuasaan Siam setelah Siam berhasil mengangkat Ang Non sebagai Raja Kamboja. Ang Non memiliki sikap yang bermusuhan dengan Vietnam, sehingga Ang Non berusaha mengambil alih wilayah Cochin China yang telah diambil oleh Vietnam. Akan tetapi usaha tersebut gagal, sehingga ia mati terbunuh pada tahun 1799.7 Kemudian sejak tahun 1813-1845, wilayah Kamboja selah-olah terbagi dua wilayah kekuasaan. Hal ini karena Siam tidak mau melepaskan kesempatan untuk mendapatkan Kamboja kembali kedalam kekuasaannya.8 Satu wilayah dibawah kekuasaan Bangkok dan satu wilayah lagi dibawah kekuasaan Vietnam. Pembagian ini dibuktikan dnegan pengangkatan Ang Duong sebagai Raja Kamboja dengan persetujuan Kerajaan Bangkok dan Vietnam.9 Setelah Raja Ang Duong meninggal pada tahun 1860, ia digantikan oleh anaknya yang bernama Ang Voddery dengan gelar Raja Norodom. Namun, pada Agustus Si Votha, saudara Norodom, melakukan pemberontakan terhadap Norodom.10 Norodom yang panik akhirnya ke Bangkok pada tahun 1861 untuk mencari bantuan. Pada Juni 1862, Vietnam telah berhasil ditaklukkan oleh perancis. Oleh karena itu, Vietnam harus menyerahkan wilayah Saigon, Bein Hoa, Mytho,Vinh Long, dan Ulin Condore kepada Perancis.11 Untuk meluaskan kekuasaan Perancis di Indocina dan menghambat pengaruh Inggris di Thailand dan Burma, serta perlombaan perdagangan dengan Inggris di China bagian barat, Perancis akhirnya berniat menjadikan Kamboja sebagai daerah penghalangnya sekaligus menjadikannya tanah jajahan.12 Raja Norodom yang kembali ke Kamboja pada Mei 1862 diajak berunding dengan Perancis untuk membicarakan masa depan Kamboja.13 Perancis menjanjikan perlindungan kepada Kamboja. Tujuannya agar Kamboja dapat lepas dari kekuasaan Siam dan Vietnam dan menyatukan Kamboja yang terpecah diantara dua kekuasaan. Dengan pertimbangan tersebut, akhirnya pada 11 Agustus 1863, Raja Norodom dan Perancis menandatangani perjanjian yang menyatakan bahwa kamboja mulai saat itu menjadi Negara proktetorat Perancis.14 Sebagai imbalannya, Perancis meminta hak merek untuk berada di Kamboja.
7
Ibid., hlm 16. Ibid., hlm 17-18. 9 Ibid., hlm 17-19. 10 George, Mac Turnan Kahin. Kerajaan dan Politik Asia Tenggara. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pelajaran Malaysia. 1982. hlm 784. 11 Philippe, Op cit., hlm 21. 12 D.G.E. Hall. Sejarah Asia Tenggara. Surabaya: Usaha Nasional. 1999. hlm 799. 13 Ibid., hlm 795. 14 Philippe, Op cit., hlm 21. 8
6
Selain itu, Perancis juga menginginkan supaya barang-barang produksi Perancis dapat masuk ke Kamboja dengan bebas tanpa adanya pelarangan dan cukai.15 Perjanjian antara Perancis dan Raja Norodom telah diratifikasi oleh Napoleon III pada 17 April 1864.16 Dengan adanya pengesahan ini Kamboja memulai babak baru dalam sejarahnya. Pada Juni 1884, Kamboja resmi menjadi Negara jajahan pemerintahan colonial Perancis berdasarkan suatu konvensi bersama antara Gubernur Jendral Thomson dengan Raja Norodom.17 Konvensi tersebut menyatakan bahwa mulai sejak penandatangan konvensi tersebut, Perancislah yang berkuasa di Kamboja dan segala kekuasaan Raja ditidakan. Sementara itu, pada 23 April 1941, Raja Sisowath Monivong mangkat dan digantikan oleh Pangeran Norodom Sihanouk yang naik takhta di usia 18 tahun pada 28 Oktober 1941.79 Pihak Perancis lebih menyukai Sihanouk dibandingkan Putera Monireth, anak sulung dari Raja Sisowath Monivong, yang sejak tahun 1930 sudah menjabat sebagai wakil pribadi raja dalam bidang kesehatan dan kemakmuran.80 Sebagai wakil pribadi raja, Perancis melihat Putera Monireth sebagai sosok yang cenderung tidak menyukai aturan dan mempunyai gagasan mengenai kemerdekaan Kamboja terlebih ketika Jepang mulai ingin menguasai Kamboja pada permulaaan perang dunia kedua. Sementara itu, pada 23 April 1941, Raja Sisowath Monivong mangkat dan digantikan oleh Pangeran Norodom Sihanouk yang naik tahta diusia 18 tahun pada 18 Oktober 1941. Pihak Perancis lebih menyukai Sihanouk daripada Putera Monireth, anak sulung dari Raja Sisowath Monivong, yang sejak tahun 1930 sudah menjabat sebagai wakil pribadi Raja dalam bidang kesehatan dan kemakmuran.18 Sebagai wakil pribadi Raja, Perancis melihat Putera Monireth sebagai sosok yang cenderung tidak menyukai aturan dan memiliki gagasan tentang kemerdekaan Kamboja terlebih ketika Jepang terlebih ketika Jepang mulai menguasai Kamboja pada awal Perang Dunia II. Akhirnya pada Maret 1945, pasukan Jepang dapat menguasai Kamboja dan melumpuhkan semua militer serta administratif Perancis. Pada 10 Maret, pemimpin Jepang di Kamboja, Kubota, menghadap Pangeran Norodom Sihanouk dan meminta Sihanouk untuk mengumumkan berakhirnya penjajahan Perancis. Hal tersebut disambut baikoleh kerajaan, sehingga pada 12 Maret 1945 Kamboja menyatakan bahwa semua perjanjian konvensi 15
Ibid., hlm 21-22. Ibid., hlm 19-22. 17 D.G.E. Hall. Op.Cit., hlm 813. 18 Philipper, Op cit., hlm 44. 16
7
dengan Perancis atas Kamboja telah berakhir. Sejak saat itu Kamboja diikrarkan menjadi Negara merdeka.19 Tetapi kehadiran Jepang di Kamboja tidak berlangsung lama karena pihak Jepang mengalami kekalahan dari pihak sekutu. Dengan kekalahan Jepang, Perancis berniat kembali ke Indocina. Akan tetapi niat Perancis tidak disambut baik oleh Kamboja. Hal ini dikarenakan semenjak Jepang mulai menguasai Kamboja, nasionalisme Khmer telah tumbuh dan tidak ingin Kamboja kembali dikuasai Perancis. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Perancis berjanji memberikan otonomi pemerintahan khusus bagi Kamboja. Oleh karena desakan dan tekanan dari pihak Perancis, Sihonauk akhirnya menerima usulan Perancis dan membatalkan kemerdekaan Kamboja pada masa Jepang.20 Sihanouk berpendapat bahwa akan lebih bijak dan realistis jika diadakan perundingan terlebih dahulu dengan pihak Perancis dalam hal pembatalan perjanjian negara protektorat pada tahun 1863 yang lalu.21 Oleh sebab itu, Raja Sihanouk memutuskan untuk menerima tawaran otonomi Kamboja dari Perancis. Otonomi ini akan membuat Kamboja mempunyai pemerintahan sendiri dan berkuasa mengurus pemerintahan dalam negeri sendiri. Akan tetapi, seorang petugas Perancis akan ditempatkan di Kamboja sebagai penasihat politik yang akan membantu tujuh menteri Kamboja dalam menjalankan tugas kerajaan.22 Namun, otonomi tersebut diberikan hanya dalam rangka untuk tetap mengekalkan kekuasaan Perancis di Kamboja. Perjanjian ini ditanggapi dingin oleh masyarakat Kamboja. Bahkan diselatan Kamboja, Khmer Issarak telah bersekutu dengan Vietnam untuk membebaskan Kamboja dari Perancis.23 Untuk menyelesaikan konflik ini, Perancis memutuskan untuk mengijinkan Kamboja mempunyai Dewan Perhimpunan yang dipilih berdasarkan pemilu. Oleh karena itu, Perancis memperbolehkan Kamboja mendirikan partai-partai politik. Kemudian pada 11September 1946, diadakanlah pemilu pertama Kamboja untuk memilih Dewan Perhimpunan.24 Pemilu ini dimenangkan oleh partai demokrat yang mendudukihampir sebagian besar kursi di Dewan Perhimpunan. Dengan pelantikan Dewan Perhimpunan yang
19
Ibid., hlm 51. Ibid., hlm 59. 21 Ibid., hlm 60. 22 Ibid., hlm 61. 23 Michael Vickery. Kampuchea: Politics, Economics, and Society. Sidney: Allen & Unwin.1986. Hlm 10. 24 Philipper, Op cit., hlm 66. 20
8
dilaksanakan pada 6 Mei 1947, maka berakhirlah kekuasaan monarki absolut Kamboja dan digantikan dengan sistem monarki parlementer.25 Namun, sistem pemerintahan baru ini tidak berjalan dengan mulus karena dari tahun 1947-1952, politik Kamboja dipenuhi oleh konflik antara dewan perhimpunan dengan Raja. Terlebih pada tahun 1949, ketika Sihanouk dan Yem Sambaur, perdana menteri Kamboja, menandatangani perjanjian dengan Perancis mengenai kemerdekaan Kamboja. Dewan Perhimpunan, melihat hal ini sebagai akal muslihat Perancis yang ingin mengekalkan kuasanya di Kamboja. Hal ini terlihat di beberapa butir perjanjian yang menandakan Perancis masih berhak berkuasa di Kamboja.26 Dalam beberapa tahun berikutnya, pergerakanpergerakan nasionalis yang menginginkan Kamboja merdeka mulai timbul di masyarakat Kamboja. Sejak saat itu, banyak demonstrasi-demonstrasi yang dilakukan masyarakat untuk menentang Perancis di Kamboja. Melihat hal ini, Sihanouk tidak ada pilihan lain untuk mendukung nasionalisme Khmer dan memperjuangkan kemerdekaan Kamboja. Untuk merealisasikan hal tersebut, pada Januari 1953 Sihanouk mengirimkan surat kepada Vincet Auriol, Presiden Perancis, yang berisikan
penuntutan
kemerdekaan
Kamboja.
Usaha
Sihanouk
memperjuangkan
kemerdekaan, ia sebut sebagai peperangan salib untuk kemerdekaan (Crusade for Independence). Untuk melaksanakan niatnya, ia pun pergi ke Perancis untuk memberikan memorandum kemerdekaan Kamboja ke Auriol. Setelah itu, ia pergi ke Ottawa dan New York untuk mencari dukungan internasional kemerdekaan Kamboja. Namun, saat itu usahanya tidak membuahkan hasil dan ia memutuskan untuk pulang ke Phnom Penh pada Juni 1953. Di Phnom Penh, ia mengumumkan bahwa dirinya akan ke Bangkok lalu ke Battambang untuk mengasingkan diri secara sukarela. Selain itu, ia juga bersumpah tidak akan kembali ke istananya sebelum Kamboja merdeka. Krisis di Kamboja, tekanan militer yang dilakukan Pathet Lao (Laos), dan perjuangan komunis di Vietnam telah membuat Perancis sadar bahwa mereka harus melakukan sesuatu untuk mengamodasi nasionalisme negara-negara Indocina. Akhirnya pada 3 Juli 1953, perdana menteri Perancis, Joseph Laniel menyatakan bahwa Perancis sudah menyiapkan halhal yang berkaitan dengan kemerdekaan Kamboja. Sihanouk pun menanggapi peryataan
25 26
Ibid., hlm 67. Ibid., hlm 72.
9
tersebut dengan menuntut kemerdekaan penuh bagi Kamboja. Akhirnya pada 9 November 1953, Kamboja pun diberikan kemerdekaan dari pihak Perancis. Walaupun Kamboja sudah mendapatkan kemerdekaan pada akhir tahun 1953, namun situasi militer di Kamboja masih belum stabil. Khmer Issarak yang telah bergabung dengan Vietminh27 dari tahun 1945 guna melepaskan Indocina dari cengkraman Perancis, ternyata membuat permasalahan keamanan Kamboja lebih berbahaya. Sejak saat itu, pergerakan Vietminh di selatan Kamboja semakin meluas sehingga tidak jarang mereka memasuki daerah teritori Kamboja. Untuk mengatasi masalah Vietminh dan kemanan Indocina pada umumnya, diadakanlah perundingan Jenewa pada Mei-Juli 1954. Perundingan Jenewa ini dihadiri oleh Kamboja, Vietnam Utara, Vietnam Selatan, Laos, RRC, Uni Soviet, Perancis, Inggris, dan Amerika. Tujuan dari perundingan ini adalah untuk menciptakan kedamaian dan kestabilan di Indocina. Perundingan tersebut menghasilkan ketetapan yang menyatakan bahwa semua pasukan militer Vietminh dan Perancis harus meninggalkan tanah Kamboja. Sebagai imbalan penarikan semua pasukan Vietnam dari Kamboja, pihak komunis dalam perundingan ini meminta Kamboja untuk menjaga kenetralannya. Sejak perundingan Jenewa yang selesai pada Juli 1954, Kamboja merdeka dari segala kekuatan asing dan bersikap netral terhadap dua kekuatan dunia saat itu.
Kamboja Merdeka 1953-1970
Setelah kemerdekaan Kamboja diratifikasi melalui Perundingan Jenewa pada tahun 1954, Pangeran Norodom Sihanouk menjadi pemimpin pertama negeri ini. Semenjak Pangeran Norodom Sihanouk menjadi pemimpin, ia memperkenalkan sebuah organisasi demokrasi yang disebut Sangkum, yaitu, Sangkum Reastyr Niyum, pada Maret 1955.28 Sihanouk berharap dengan adanya partai Sangkum, rakyat Kamboja dapat memahami arti demokrasi yang sesungguhnya, yakni demokrasi yang memberi peluang bagi rakyat untuk ambil bagian dalam proses pemerintahan Kamboja. Selain itu, ia juga berharap dengan adanya Sangkum 27
Vietminh adalah kata yang mempunyai arti “Liga Pembebasan Vietnam”. Vietminh adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh Ho Chi Minh sebagai taktik dalam menghadapi fasis Jepang. Sebagai suatu ideologi, paham komunis dan fasis mempunyai perbedaan yang sangat tajam dalam hal sistem pengaturan kenegaraannya. Vietminh sendiri berasal dari partai komunis Vietnam. Pergerakan Vietminh masih tetap ada hingga perundingan Jenewa,1954. 28 angkum didefinisikan sebagai organisasi kebangsaan Kamboja yang menentang ketidakadilan , penekanan, dan pengkhianatan terhadap rakyat dan negara Kamboja. Sangkum dipimpin sendiri oleh Sihonouk dan didukung oleh sebagian besar rakyat dan kalangan bangsawan. Lihat Philipper, Op.Cit., hlm 81.
10
dapat menghilangkan jarak antara pemimpin Kamboja dengan rakyat. Namun, dengan adanya Sangkum, Pangeran Norodom justru menjadi penguasa tunggal Kamboja yang bersikap otoriter. Hal ini dibuktikan dengan sikapnya yang represif terhadap elemen oposisi yang menentangnya. Sangkum mendominasi perpolitikan dan pemerintahan Kamboja dari tahun 1955-1970. Sementara itu, perang antara Vietnam Utara dengan Vietnam Selatan yang didukung oleh Amerika Serikat atau lebih dikenal dengan Perang Indochina II (1960-1975), ternyata telah melibatkan Kamboja dalam pertempuran tersebut secara tidak langsung. Dengan semakin tinggi intensitas perang ini, telah membuat banyak pasukan komunis Vietnam utara dan Vietkong memasuki wilayah-wilayah Kamboja bagian timur yang berbatasan dengan Vietnam untuk dijadikan basis pertahanan dan basis logistik Vietkong. Hal ini tentu saja menjadikan keamanan dan integritas teritorial Kamboja menjadi terganggu. Dalam hal ini, Pangeran Norodom Sihanouk membiarkan hal ini terjadi di daerahdaerah pedesaan Kamboja karena sikapnya yang ambigu terhadap politik luar negerinya yang netral. Pada saat itu Sihanouk berdalih Amerika akan segera meninggalkan Indocina karena kalah dan Vietnam Utara akan mencapai kemenangan. Oleh karena itu, Sihanouk beranggapan adalah lebih baik bersahabat dengan komunis daripada memusuhinya. Pada tahun 1970, Situasi ekonomi Kamboja semakin buruk dan diperparah dengan infiltrasi meliter Vietnam Utara dan Vietkong, telah membuat Perdana Menteri Lon Nol berniat mengggulingkan Pangeran Norodom Sihanouk. Hal ini terjadi ketika Sihanouk melakukan lawatan ke luar negeri. Pada 18 Maret 1970, diadakanlah sidang mendadak Majelis Nasional Kamboja untuk membicarakan masalah negara yang berada dalam bahaya. Dalam sidang tersebut, semua anggota majelis memutuskan secara bulat untuk memecat Pangeran Norodom Sihanouk sebagai kepala negara. Naiknya Lon Nol menjadi pemimpin Kamboja telah mengubah system pemerintahan Kamboja dari monarki konstitusional menjadi Republik Khmer. Guna mengantisipasi kudeta Lon Nol, Pangeran Norodom Sihanouk membuat koalisi perjuangan dengan Communist Party of Kampuchea-CPK. Sikap Lon Nol yang cenderung berkiblat ke Amerika dan antikomunis telah menimbulkan perlawanan dari CPK untuk menentang kekuasaan asing di Kamboja. Sikap antipati Sihanouk dan CPK terhadap pemerintahan Lon Nol dan kekuatan asing merupakan salah satu landasan perjuangan yang menyatukan mereka.
11
Oleh sebab itu, pada 5 Mei 1970, Sihanouk mendirikan Front uni National Du Kampuchea (FUNK) dan Gouvernement Royal d’Union National du Kampuchea (GRUNK). Norodom Sihanouk menjabat sebagai kepala Negara GRUNK, Penn Nouth sebagai perdana menteri, dan Khieu Samphan sebagai wakil perdana menteri, menteri pertahanan, serta kepala komandan angkatan bersenjata. Namun, perbedaan pemikiran di antara mereka, menimbulkan masalah dalam tubuh FUNK. Sihanouk yang berpandangan feodalis dan tradisional tidak disukai CPK, yang anti-monarki. Hal ini membuat CPK bergerak sendiri tanpa melibatkan Sihanouk dalam melakukan perlawanan terhadap pemerintahan Lon Nol. Akhirnya, pada 17 April 1975, Phnom Penh berhasil dikuasai oleh CPK dari tangan pemerintahan Lon Nol.29 Dengan jatuhnya ibukota Kamboja ke tangan CPK, berakhirlah kekuasan Lon Nol sebagai pemimpin Republik.
Kamboja dibawah Kekuasaan Khmer Merah (1975-1979)
Setelah mendengar Kamboja dikuasai oleh CPK, Sihanouk pun berniat kembali ke Kamboja karena menganggap dirinya telah berhasil memenangkan perjuangan melawan Lon Nol. Ia pun kembali ke Phnom Penh pada 31 Desember 1975. Setelah itu, CPK pun memproklamasikan pemerintahannya dengan nama Democratic Kampuchea pada tanggal 5 Januari 1976. Tiga bulan setelah pengumuman pemerintahan baru tersebut, Sihanouk mengundurkan diri sebagai kepala negara Kamboja pada 2 April 1976. Pengunduran diri Sihanouk dari pemerintahan Kamboja kemungkinan disebabkan desakan dari Khmer Merah yang menginginkan Sihanouk pensiun dari perpolitikan Kamboja karena Khmer Merah ingin berkuasa sepenuhnya di Kamboja. Sehingga penerapan revolusi komunis di Kamboja dapat dilaksanakan seutuhnya. Sejak pengunduran diri Sihanouk dari arena politik Kamboja, ia beserta keluarganya dikenakan tahanan rumah. Sihanouk pun tidak tampil dalam kepemimpinan Kamboja selama masa kekuasaan Khmer Merah. Ia baru tampil kembali dalam panggung politik setelah Kamboja di invasi oleh Vietnam. Dengan naiknya Pol Pot, pimpinan Partai Komunis Kamboja yang lebih dikenal dengan Khmer Merah (seterusnya Khmer Merah) sebagai penguasa Kamboja, Kamboja mengalami revolusi radikal yang belum terjadi dalam sejarah Kamboja. Untuk mengatur dan mengontrol sistem pemerintahan secara sistematis, Khmer Merah pun membagi Kamboja ke dalam tujuh
29
David Chandler. A History of Cambodia, Second Edition. Colorado: Westview Press Inc.1996. hlm 208.
12
zona, yaitu zona timur laut, zona barat, zona barat daya, zona utara, zona pusat, dan zona timur yang terus dipertahankan hingga tahun 1978. Para pemimpin di setiap zona mempunyai otonomi dan otoritas serta peraturan sendiri dalam menjalani revolusi Kamboja berdasarkan latar belakang dan kecenderungan mereka. Sebagai contoh di zona timur, para pemimpinnya lebih pro kepada komunis Vietnam karena berdasarkan revolusi kemerdekaan terdahulu, mereka pernah bergabung dengan Vietminh pada masa kekuasaan kolonial Perancis. Selain itu, mereka juga ikut dalam perang Indocina II, yang melibatkan Vietnam dan Amerika. Sedangkan di zona selatan dan barat, para pemimpinnya didominasi oleh orang-orang yang anti Vietnam dan lebih pro kepada komunis China seperti Pol Pot. Dalam hal hubungannya dengan Vietnam, negara tetangganya, pemerintahan Khmer Merah ini cenderung bersikap memerangi pemerintahan Vietnam. Hal ini dibuktikan, pada 1 Mei 1975, pasukan Khmer Merah langsung menyerang daerah-daerah Vietnam yang berbatasan dengan Kamboja, yaitu dari daerah Ha Tien sampai Tay Ninh.30 Kemudian pada 4 dan 10 Mei 1975 pasukan Khmer Merah juga menduduki wilayah Pulau Phu Quoc dan Pulau Tho Chu, wilayah Vietnam. Di dalam penyerangan tersebut, para pemimpin faksi Khmer Merah juga telah menginstruksikan pasukannya untuk membunuh para penduduk sipil yang berada di daerah perbatasan. Penyerangan-penyerangan pasukan Khmer Merah ke berbagai wilayah perbatasan Vietnam-Kamboja maupun wilayah Vietnam sendiri dipicu oleh faktor sejarah. Hal ini disebabkan pemerintahan Democratic Kampuchea (DK) menginginkan kembalinya wilayah Kamboja yang telah dikusai oleh Vietnam selama dua abad silam. Masalah ini menjadi krusial karena daerah perbatasan Vietnam-Kamboja ditentukan oleh pemerintah kolonial Perancis yang telah disepakati kedua negara pada Perundingan Jenewa 1954. Selain itu, Kamboja dan Vietnam pun setuju mengenai garis Brevile yang ditentukan oleh Perancis pada tahun 1939, yang merupakan garis perbatasan diantara kedua negara, dari teluk Siam hingga pulau Phu Quoc31 yang dimiliki Vietnam. Namun, ternyata masalah perbatasan ini mencuat kembali pada tahun 1960 dan mencapai puncaknya pada rezim Khmer Merah.
30
Hoang Nguyen. The Vietnam-Kampuchea Conflict (A Historical Record). Hanoi: Foreign Language Publishing House. 1979. hlm.19 31 David W. P. Elliot (ed.). The Third Indochina Conflict. Colorado: Westview Press Inc. 1981. hlm. 22.
13
Penyerangan-penyerangan Kamboja (Khmer Merah) ke Vietnam, telah membuat pemerintahan kedua negara mengalami ketegangan. Untuk mengatasi masalah ini, pada Juni 1975 hingga tahun 1976, kedua pemerintahan (Vietnam dan Kamboja) bertemu dalam beberapa perundingan untuk mendiskusikan masalah perbatasan Kamboja-Vietnam. Namun, perundingan damai ini tidak berjalan dengan baik, bahkan pada April 1977 Khmer Merah kembali menyerang daerah-daerah perbatasan Vietnam-Kamboja. Akibat ketegangan yang semakin meningkat dan pembicaraan damai yang tidak berujung penyelesaian, maka pada akhir tahun 1977 pemerintahan DK memutuskan hubungan diplomatic dengan Vietnam. Pemutusan hubungan diplomatik dengan Vietnam juga disebabkan factor kecurigaan Pol Pot terhadap niat Vietnam atas Kamboja. Pol Pot melihat sikap Vietnam yang ingin menguasai dan mengontrol Kamboja dan Indocina, pada khususnya seperti yang pernah dilakukan Perancis dulu. Vietnam ingin merealisasikan impian Ho Chi Minh ketika mendirikan Indochinese Communist Party (ICP) pada tahun 1930 untuk mendirikan federasi Indocina. Pol Pot melihat Vietnam ingin mengepung Kamboja dan mengusai Kamboja, setelah Vietnam dan Laos menandatangani pakta persahabatan dan kerjasama yang pada intinya menempatkan Laos di bawah bayang-bayang Vietnam. Dengan adanya serangan pasukan Khmer Merah ini, Kamboja dianggap telah membahayakan pemerintahan Vietnam. Karena bertindak menyerang daerah-daerah Vietnam, yang secara langsung berdampak dan menimbulkan pergolakan di daerah sepanjang perbatasan Vietnam—Kamboja dan tentunya mengganggu keamanan nasional Vietnam. Oleh karena itu, pada tahun 1978 Vietnam berniat untuk menggulingkan rezim Pol Pot, yang didukung oleh China dengan kekuatan militer.32
2.3 Kehidupan Sosial Negara Kamboja Bentuk pemerintahan negara Kamboja adalah kerajaan. Negara dipimpin oleh raja, sedangkan kepala pemerintahannya adalah perdana menteri. Kamboja memiliki lima pemerintahan lokal dengan ibu kota Phnom Penh. Kamboja pernah dijajah oleh Prancis, lalu merdeka pada 17 April 1953. Kamboja adalah negara yang sejak tahun 1970 dirundung malang, dan porak poranda karena kudeta. Pada tanggal 18 Maret 1970, sewaktu Pangeran
32
Salim Johan, 2008, Bab 2 Sejarah Awal Kamboja, diakses dari https://anzdoc.com/bab-2-sejarah-awalkamboja.html pada tanggal 12 Oktober 2018.
14
Sihanouk pergi ke luar negeri, keponakannya Pangeran Sisowath Sirik Matak bersama Lon Nol melakukan kudeta. Semenjak itu kemelut semakin besar dinegara Kamboja. Bahasa resmi penduduk Kamboja adalah bahasa Khmer. Bahasa lain yang digunakan adalah bahasa Prancis, sebagian besar penduduk beragama Buddha. Kamboja merupakan negara yang berpenduduk nomor dua terkecil di Asia Tenggara dengan jumlah penduduk sekitar 10 juta jiwa. Mayoritas negara-negara lainnya di Asia Tenggara memiliki jumlah penduduk yang jauh lebih banyak daripada Kamboja. Pada tahun 1975, Selama empat tahun masa kekuasaan dari Khmer merah, jumlah penduduk menurun drastis menjadi hanya 6 juta jiwa, banyak dari mereka yang di bunuh oleh khmer merah tetapi ada juga yang kelaparan dan ada pula yang bermigrasi dalam jumlah yang cukup besar, terutama orang-orang dari etnik Vietnam. Kelompok penduduk yang dominan di Kamboja adalah dari etnik Khmer, sekitar 85% dari jumlah keseluruhan penduduk kamboja33. Sisanya adalah orang dari etnik Vietnam, lalu diikuti oleh orang-orang dari etnikCina, dan sekitar 100.000 muslim Cham, serta yang terakhir adalah beberapa dari suku primitive. Bahasa resmi penduduk Kamboja adalah bahasa Khmer. Bahasa lain yang digunakan adalah bahasa Prancis, sebagian besar penduduk beragama Buddha. Sebagian besar penghidupan penduduknya di sektor pertanian. Hasil pertanian di Kamboja adalah beras, jagung, merica, tembakau, kapas, gula aren, dan lain sebagainya. Sedangkan hasil tambangnya adalah besi, tembaga, mangan, dan emas. Hasil industri Kamboja adalah tekstil, kertas, plywood, dan minyak34. Mata pencaharian sebagian besar penduduk Kamboja bertani, buruh, dan mencari ikan. Penghasilan rata-rata masyarakat Kamboja, di luar Phnom Penh, $20 atau 82.000 Riel (mata uang Kamboja), setara dengan Rp 190.000 per bulan. Namun, di desa dan kampungkampung, masyarakat amat menggemari transaksi menggunakan Dollar. Terlebih dengan para pendatang. Selama empat tahun masa kekuasaan dari Khmer merah, jumlah penduduk menurun drastis menjadi hanya 6 juta jiwa, banyak dari mereka yang di bunuh oleh khmer merah tetapi ada juga yang kelaparan dan ada pula yang bermigrasi dalam jumlah yang cukup besar, terutama orang-orang dari etnik Vietnam.Kelompok penduduk yang dominan di Kamboja 33
http://waroeng-alam.blogspot.com/2017/02/keadaan-sosial-dan-ekonomi-kamboja.html diakses pada 13 Oktober 2018 pukul 22.56 34 https://www.academia.edu/12544652/keadaan_Negara_Kamboja diakses pada 13 Oktober 2018 pukul 22.57
15
adalah dari etnik Khmer, sekitar 85 % dari jumlah keseluruhan penduduk kamboja. Sisanya adalah orang dari etnik Vietnam, lalu diikuti oleh orang-orang dari etnik Cina, dan sekitar 100.000 muslim Cham, serta yang terakhir adalah beberapa dari suku primitif. Agama Buddha Theravada adalah agama resmi di Kamboja, dengan jumlah pemeluk sekitar 95% dari total penduduk. Terdapat 4.392 wihara di kamboja .Agama terbesar kedua adalah Islam yang merupakan etnis Chams dan Melayu. Mereka kebanyakan tinggal di Provinsi Kampong Cham. Terdapat 300.000 warga Muslim di negara ini. Satu persen penduduk Kamboja memeluk agama Kristen, dengan yang terbesar adalah Kristen Katolik diikuti dengan Kristen Protestan. Terdapat sekitar 20.000 penduduk beragama Katolik di Kamboja dan merupakan 0,15% dari seluruh penduduk Kamboja. Agama Buddha Mahayana adalah agama yang mayoritar dipeluk oleh warga Tionghoa dan orang Vietnam di Kamboja. Angka harapan hidup adalah 60 tahun untuk laki-laki dan 65 tahun untuk perempuan pada tahun 2010. Ini meningkat dari angka harapan hidup pada tahun 1999 yaitu 49,8 tahun untuk laki-laki dan 46,8 tahun untuk perempuan. Pemerintah Kerajaan Kamboja berencana untuk meningkatkan kualitas kesehatan di negaranya dengan menanggulangi HIV/AIDS, malaria, dan wabah lainnya. Anggaran yang dikeluarkan untuk kesehatan adalah 5,8%. Budaya di Kamboja sangatlah dipengaruhi oleh agama Buddha Theravada. Diantaranya dengan dibangunnya Angkor Wat. Kamboja juga memiliki atraksi budaya yang lain, seperti, Festival Bonn OmTeuk, yaitu festival balap perahu nasional yang diadakan setiap November. Rakyat Kamboja juga menyukai sepak bola. Tarian Kamboja dibagi menjadi tiga kategori: tarian klasik Khmer, tarian rakyat, dan tarian sosial35.
2.4 Keadaan pemerintahan dan politik Negara Kamboja
Sejarah dan Bentuk Pemerintahan Negara Kamboja
Indo Cina yaitu bagian timur jazirah tenggara terdiri atas negara-negara Vientiane, Kampuchea, dan Laos. Sebelum Perang Dunia II, bagian negara-negara ini menjadi jajahan Perancis. Tetapi perkembangan setelah Perang Dunia II, sebagai akibat perjuangan kemerdekaan dari penduduk di negara-negara ini terbentuk tiga negara, yang masing-masing mempunyai masalahnya sendiri-sendiri sebagai negara. Keadaannya semenjak merdeka 35
https://fujianto21-chikafe.blogspot.com/2014/06/makalah-ips-lengkap-tentang-negara.html diakses pada 13 Oktober 2018 pukul 23.03
16
benar-benar tidak menguntungkan. Negeri ini selalu dirundung peperangan. Jutaan manusia telah menjadi korban keganasan perang. Republik Rakyat Cina dan Rusia berpengaruh besar pada negara Kampuchea. Pemerintahan Kampuchea menggunakan sistem komunis yang khusus. Partai komunis menggunakan lembaga administrasi publik untuk pemerintahan negara. Partai komunis atau Partai Revolusioner Rakyat Khmer (KPRP) merupakan satu-satunya organisasi politik legal. Sebagai kepala negara adalah presiden dewan negara, sedangkan kepala pemerintahannya adalah ketua dewan menteri atau perdana menteri. Kampucha resmi berintegrasi dengan ASEAN pada 30 April 1999, dan menjadi Negara di kawasan Asia Tenggara yang terakhir bergabung ke dalam ASEAN. Adapun nama resmi pemerintah yang berkuasa sekarang adalah Republik Rakyat Kampuchea yang beribu kota di Phnom Penh. Bentuk negara: Kesatuan Kamboja terbagi atas 24 propinsi disebut khett, yang masingmasing dipimpin oleh gubernur yang diangkat selaku kepala administrasinya dan 1 munisipal (disebut krong). Di bawah propinsi terdapat organ-organ komunitas lokal yang sejak tahun 2002 telah memilih dewan-dewan lokal untuk mengurus komunitas masing-masing. Hingga saat ini, Kamboja terus mengupayakan dekonsentrasi-dekonsentrasi wewenang. Propinsipropinsi di Kamboja adalah: 1. Banteay Meanchey. 2. Battambang. 3.
Kampong Cham.
4. Kampong Chhnang 5. Kampong Speu. 6. Kampong Thom. 7. Kampot. 8. Kandal. 9. Kep. 10. Koh Kong. 11. Kratie. 12. Mondolki. 13. Oddar Meanchey. 14. Pailin. 15. Preah Vihear. 17
16. Prey Veng. 17. Pursat. 18. Ratanakiri. 19. Siem Reap. 20. Sihanoukville. 21. Stung Treng. 22. Svay Rieng. 23. Takeo serta 1 propinsi yaitu Phnom Penh. Sistem pemerintahan: Parlementer Administrasi negara dijalankan oleh Dewan Menteri yang dipimpin oleh Perdana Menteri (PM). Dewan Menteri dibentuk pasca pemilu yang diikuti para parpol. Para menteri (tergabung dalam Dewan menteri) tidak hanya bertanggung jawab pada PM melainkan juga National Assembly (NA)36. Parlemen: Bikameral (National Assembly + Senate) NA adalah organ utama legislatif. Anggota sekitar 123 orang yang dipilih secara luber. Kandidatnya berasal dari para parpol. Wewenangnya secara umum serupa dengan ideal peran badan legislatif secara teoretik. Senate anggotanya tidak boleh lebih dari 1/2 anggota NA, sehingga jumlahnya sekitar 61 orang saja. Perannya mirip dengan anggota DPD di Indonesia: Kurang kewenangan signifikan.
Politik & Sistem Pemerintahaan Kamboja
Kerajaan Kamboja adalah sebuah negara berbentuk monarki konstitusional di Asia Tenggara. Negara ini merupakan penerus Kekaisaran Khmer yang pernah menguasai seluruh Semenanjung Indochina antara abad ke-11 dan 14. Bentuk pemerintahan suatu negara yang dipimpin oleh seorang raja namun kekuasaan raja dibatasi oleh Undang-Undang dasar (konstitusi). Berdasarkan konstitusi 1993, Kamboja adalah negara kerajaan yang menganut sistem demokrasi liberal, pluralisme dan ekonomi pasar. Raja Kamboja menjabat Kepala Negara menjabat sebagai Kepala Negara, tetapi tidak memerintah. Pemerintahan dipimpin oleh Perdana Menteri dengan dibantu oleh para menteri yang tergabung dalam Dewan Menteri ( Council of Minister ).
36
http://lionelmessivsneymar.blogspot.com/2017/ diakses pada 13 Oktober 2018 pukul 23.58
18
Kamboja merupakan parlemen bikameral, Dewan Nasional Kamboja (123 kursi yang dipilih langsung untuk jangka waktu 5 tahun) dan Senat (61 kursi; 2 dipilih oleh monarki, 2 dipilih dewan nasional, 57 dipilih oleh parlemen dan perwakilan masyarakat untuk jangka waktu 5 tahun). Negara Kamboja memiliki 3 partai politik utama, yaitu Partai Rakyat Kamboja, Funcipec, dan Partai Sam Rainsi. Partai Rakyat Kamboja yang dipimpin oleh Perdana Menteri Hun Sen, adalah partai yang berkuasa saat ini. Pada tahun 2004 setelah melakukan musyawarah dalam pertemuan tahunan negara, Partai Rakyat Kamboja dan Partai Kerajaan Funcipec bergabung membentuk kekuatan. Sistem politik Kamboja yang ada saat ini mengalami perjalanan yang cukup panjang, dimana melibatkan nyawa dari jutaan penduduknya untuk mencapai kondisi yang ada saat ini. Dikabarkan bahwa pada saat pendudukan Khmer Merah telah terjadi pembantaian sekitar 1,5 juta penduduk Kamboja. Sebuah angka yang cukup fantastis. Sistem politik yang ada di Kamboja saat ini adalah Monarki Konstitusional. Dalam sistem pemerintahan ini kepala Negara masih dipimpin oleh seorang raja sedangkan kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang perdana menteri. Legislatif terdiri dari Senat diangkat 61 anggota dan 123 rumah anggota yang lebih rendah, Majelis Nasional, dipilih berdasarkan perwakilan proporsional dengan suara populer untuk istilah 5 tahun. Untuk pemilihan perdana menteri biasanya dilakukan melalui sistem pemilu yang diikuti oleh seluruh rakyat Kamboja. Sedangkan untuk pemilihan Raja selaku kepala Negara hanya bisa diikuti oleh keturunan Raja saja dan persetujuan dari Parlemen yang merupakan Khmer itu sendiri. Konstitusi menetapkan bahwa Kamboja mengadopsi kebijakan demokrasi liberal dan pluralisme, dan bahwa orang-orang Kamboja adalah tuan dari negara. Konstitusi juga menetapkan bahwa kekuasaan Legislatif, Eksekutif dan cabang Yudisial harus dipisahkan. Negara ini memiliki badan legislatif bikameral yang terdiri dari Majelis Nasional dan Senat 37. Sistem politik Kamboja yang ada saat ini mengalami perjalanan yang cukup panjang, dimana melibatkan nyawa dari jutaan penduduknya untuk mencapai kondisi yang ada saat ini. Dikabarkan bahwa pada saat pendudukan Khmer Merah telah terjadi pembantaian sekitar 1,5 juta penduduk Kamboja.38 Sebuah angka yang cukup fantastis.
37
http://realangen.blogspot.com/2016/03/sistem-politik-kamboja.html dikases pada 14 Oktober 2018 pukul 24.06 38 http://www.anneahira.com/sistem-politik-kamboja.html diakses pada 14 Oktober 2018 pukul 24.16
19
Sistem politik yang ada di Kamboja saat ini adalah Monarki Konstitusional. Dalam sistem pemerintahan ini kepala Negara masih dipimpin oleh seorang raja sedangkan kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang perdana menteri. Legislatif terdiri dari Senat diangkat 61 anggota dan 123 rumah anggota yang lebih rendah, Majelis Nasional, dipilih berdasarkan perwakilan proporsional dengan suara populer untuk istilah 5 tahun.39 Untuk pemilihan perdana menteri biasanya dilakukan melalui sistem pemilu yang diikuti oleh seluruh rakyat Kamboja. Sedangkan untuk pemilihan Raja selaku kepala Negara hanya bisa diikuti oleh keturunan Raja saja dan persetujuan dari Parlemen yang merupakan Khmer itu sendiri. Konstitusi menetapkan bahwa Kamboja mengadopsi kebijakan demokrasi liberal dan pluralisme, dan bahwa orang-orang Kamboja adalah tuan dari negara. Konstitusi juga menetapkan bahwa kekuasaan Legislatif, Eksekutif dan cabang Yudisial harus dipisahkan. (Pasal 51 UU Kamboja)40 Negara ini memiliki badan legislatif bikameral yang terdiri dari Majelis Nasional dan Senat. Pemilihan terbaru untuk Majelis Nasional diadakan pada 27 Juli 2008 di mana Partai Rakyat Kamboja (CPP) menang telak dan saat ini menduduki 90 kursi, disusul Partai Sam Rainsy (SRP), Partai Hak Asasi Manusia, FUNCINPEC dan Norodom Ranariddh Partai yang memenangkan 26 kursi, 3 kursi, 2 kursi dan 2 kursi masing-masing. Senat mengadakan pemilu terakhir pada tahun 2006, di mana CPP memperoleh 45 kursi, 10 kursi FUNCINPEC dan SRP 2 kursi. Sisa 2 kursi diangkat oleh Raja. Pemilu untuk anggota Senat legislatif 3 akan diselenggarakan pada Minggu, 29 Januari, 2012 . Di atas semua, CPP telah membentuk Pemerintah Kerajaan dengan FUNCINPEC Partai dan Mr HUN SEN telah terpilih sebagai Perdana Menteri kerajaan Kamboja.41
Sejarah Politik Kamboja Merdeka dari Perancis Pada tanggal 9 November 1953, Perancis mengakhiri penjajahannya di Kamboja yang
telah berlangsung sejak tahun 1863 dan Kamboja pun menjadi sebuah negara berdaulat. Setahun kemudian mantan pemimpin negara kawasan Indo-China itu, Raja Norodom 39
http://www.guntara.com/2011/02/negara-kamboja.html diakses pada 14 Oktober 2018 pukul 24.17 http://www.cambodiainvestment.gov.kh/country-overview/political-system.html diakses pada 14 Oktober 2018 pukul 24.19 41 http://www.cambodiainvestment.gov.kh/country-overview/political-system.html diakses pada 14 Oktober 2018 pukul 24.19 40
20
Sihanouk, kembali dari pengasingannya di Thailand. Sihanouk kemudian membentuk partai politik dan menggelar pemilihan umum (pemilu). Setelah memenangkan pemilu ia berhasil mengusir orang-orang komunis dan memperoleh seluruh kursi pemerintahan. Pada tahun 1955, untuk melepaskan diri dari segala bentuk pelarangan yang dibuat untuk raja oleh perundang-undangan Kamboja, Norodom Sihanouk mengembalikan tahta kepada ayahnya, Norodom Suramarit. Ia kemudian memasuki dunia politik. Selama pemilihan berturut-turut, pada tahun 1955,1958, 1962 dan 1966, partai bentukan Norodom Sihanouk selalu memenangkan kursi mayoritas di parlemen. Pada bulan Maret 1969, Pesawat Amerika mulai mengebom Kamboja untuk menghalangi jejak dan penyusupan dari tentara Vietkong. Pengeboman tersebut berakhir sampai tahun 1973. Pada tahun 1970, ketika Sihanouk sedang berada di Moskow dalam sebuah kunjungan kenegaraan, Marsekal Lon Nol melakukan kudeta di Phnom Penh. Lon Nol lalu menghapus bentuk kerajaan dan menyatakan Kamboja sebagai sebuah negara republik. Sihanouk tidak kembali ke negaranya dan memilih menetap di Peking, China. Ia memimpin pemerintahan dalam pelarian dan Khmer Merah merupakan bagian dari pemerintahan tersebut42. Khmer Merah Khmer Merah (Bahasa Perancis: Khmer Rouge) adalah cabang militer Partai Komunis Kampuchea (nama Kamboja kala itu). Pada tahun 1960-an dan 1970-an, Khmer Merah melakukan perang gerilya melawan rezim Shihanouk dan Marsekal Lon Nol. Pada 17 April 1975, Khmer Merah yang dipimpin oleh Pol Pot berhasil menggulingkan kekuasaan dan menjadi pemimpin Kamboja. Hanya dalam beberapa hari saja, rezim baru ini telah menghukum mati sejumlah besar rakyat Kamboja yang tadinya bergabung dengan rezim Lon Nol. Penduduk Phnom Phen dan juga penduduk di provinsi lain terpaksa keluar dari kota dan pindah ke daerah-daerah penampungan. Phnom Phen menjadi kota mati. Seluruh perekonomian di seluruh negeri berubah di bawah garis keras komunis, Uang hilang dari peredaran. Akibat dari semua itu adalah terjadinya kelaparan dan wabah penyakit di daerah tersebut. Selama 44 bulan berikutnya, jutaan orang Kamboja menjadi korban teror dari Khmer Merah. Para pengungsi yang berhasil lari ke Thailand menceritakan kekejaman kelompok ini 42
http://www.asiamaya.com/panduasia/cambodia/e-01land/ec-lan23.html diakses pada 14 Oktober 2018 pukul 24.25
21
yang antara lain menghukum mati anak-anak hanya karena mereka tidak lahir dari keluarga petani. Selain itu orang-orang keturunan Vietnam dan Cina juga turut diteror dan dibunuh. Siapa saja yang disangka sebagai orang yang berpendidikan, atau menjadi angota dari keluarga pedagang pasti dibunuh dengan cara dipukul sampai mati, bukan dengan ditembak dengan dalih untuk menghemat amunisi. Killing Fields (Ladang Pembantaian) Masa empat tahun Pol Pot dan Khmer Merahnya berkuasa di Kamboja, adalah masa yang membuat seluruh dunia geger. Khmer Merah berupaya mentransformasi Kamboja menjadi sebuah negara Maois dengan konsep agrarianisme. Rezim Khmer juga menyatakan, tahun kedatangan mereka sebagai "Tahun Nol" (Year Zero). Mata uang, dihapuskan. Pelayanan pos, dihentikan. Kamboja diputus hubungannya dengan luar negeri. Hukum Kamboja juga dihapuskan. Rezim Khmer Merah dalam kurun waktu tersebut diperkirakan telah membantai sekitar dua juta orang Kamboja. Ada sekitar 343 "ladang pembantaian" yang tersebar di seluruh wilayah Kamboja. Choeung Ek adalah "ladang pembantaian" paling terkenal. Di sini, sebagian besar korban yang dieksekusi adalah para intelektual dari Phnom Penh, yang di antaranya adalah: mantan Menteri Informasi Hou Nim, profesor ilmu hukum Phorng Ton, serta sembilan warga Barat termasuk David Lioy Scott dari Australia. Sebelum dibunuh, sebagian besar mereka didokumentasikan dan diinterogasi di kamp penyiksaan Tuol Sleng. Penjara S-21 atau Tuol Sleng adalah organ rezim Khmer Merah yang paling rahasia. Pada 1962, penjara S-21 merupakan sebuah gedung SMA bernama Ponhea Yat. Semasa pemerintahan Lon Nol, nama sekolah diubah menjadi Tuol Svay Prey High School. Tuol Sleng yang berlokasi di subdistrik Tuol Svay Prey, sebelah selatan Phnom Penh, mencakupi wilayah seluas 600 x 400 meter. Setelah Phnom Penh jatuh ke tangan Khmer Merah, sekolah diubah menjadi kamp interogasi dan penyiksaan tahanan yang dituduh sebagai musuh politik. Di “ladang pembantaian” ini, para intelektual diinterogasi agar menyebutkan kerabat atau sejawat sesama intelektual. Satu orang harus menyebutkan 15 nama orang berpendidikan yang lain. Jika tidak menjawab, mereka akan disiksa. Kuku-kuku jari mereka akan dicabut, lantas direndam cairan alkohol. Mereka juga disiksa dengan cara ditenggelamkan ke bak air atau disetrum. Kepedihan terutama dirasakan kaum perempuan karena kerap diperkosa saat diinterogasi. Setelah diinterogasi selama 2-4 bulan, mereka akan dieksekusi di Choeung Ek.
22
Sejumlah tahanan politik yang dinilai penting ditahan untuk diinterogasi sekitar 6-7 bulan, lalu dieksekusi43. System kepartaian Kamboja Kamboja menganut sistem partai tunggal. Partai Komunis Kamboja (Khmer Merah)44 adalah satu-satunya partai yang ada di Negara Kamboja.
2.5 Perekonomian Negara Kamboja Ekonomi Kamboja menunjukkan laju pertumbuhan yang sangat pesat dalam satu dekade terakhir, meskipun pendapatan per kapita menunjukkan peningkatan namun angka ini masih jauh berada dibawah negara - negara tetangga dalam satu kawasan ASEAN. Agrikultur menjadi bidang utama ekonomi di Kamboja disamping pariwisata dan tekstil. Perlambatan ekonomi pernah terjadi saat Krisis finansial Asia 1997 disertai gejolak politik dan peperangan dalam masyarakat. Ekspor utama ke Amerika Serikat, Jerman, Britania Raya, Kanada dan Vietnam45.
Sektor Pertanian
Kamboja merupakan negara agraris dengan hasil pertanian yang utama adalah padi di daerah sepanjang Sungai Mekong dan Danai Tonle Sap. Hasil pertanian lainnya adalah jagung, lada, umbi-umbian, sayuran, tembakau, gula, kedelai, dan buah-buahan.
Sektor Pertambangan
Sektor pertambangan menghasilkan mineral utama seperti: emas, besi, batu bara, dan timah.
43
http://www.asal-usul.com/2009/04/khmer-merah-lembar-sejarah-kelam.html diakses pada 14 Oktober 2018 pukul 24.26 44 http://www.cambodia.org/news/?nsear=Cambodia+Government diakses pada 14 Oktober 2018 pukul 24.30 45 http://waroeng-alam.blogspot.com/2017/02/keadaan-sosial-dan-ekonomi-kamboja.html diakses pada 14 Oktober 2018 pukul 24.36
23
Sektor Perdagangan
Ekspor utama Kamboja adalah karet, beras, lada, dan kayu, sedangkan impor utama adalah bahan makanan, mesin-mesin, obat-obatan, tekstil, pupuk, peralatan listrik, dan bahan kimis.
Sektor Pariwisata
Salah satu daya tarik bagi wisatawan adalah kuil Angkor Wat yang termasuk salah satu keajaiban dunia, berada di kaki Gunung Dongkrak.
Sektor Perhubungan
Kamboja mempunyai bandara internasional di Pochentong, serta mengandalkan jaringan kereta api dalam melakukan aktivitas transportasi darat. Untuk transportasi sungai, masih mengandalkan perahu dayung dan ferry. Pada tahun 2011 pendapatan per kapita di Kamboja adalah sekitar $2.470 sampai $1.040. Pendapatan per kapita di Kamboja terus meningkat tetapi termasuk rendah dibandingkan negara lain di sekitarnya. Masyarakat kebanyakan bergantung kepada pertanian dan beberapa sektor lainnya. Nasi, ikan, kayu, tekstil, dan karet adalah ekspor utama Kamboja. Perekonomian Kamboja sempat turun pada masa Republik Demokratik berkuasa. Tapi, pada tahun 1990-an, Kamboja menunjukkan kemajuan ekonomi yang membanggakan. Pendapatan per kapita Kamboja meningkat drastis, namun peningkatan ini tergolong rendah bila dibandingkan dengan negara - negara lain di kawasan ASEAN46. PDB bertumbuh 5.0% pada tahun 2000 dan 6.3 % pada tahun 2001. Perlambatan ekonomi pernah terjadi pada masa Krisis Finansial Asia 1997. Investasi asing dan turisme turun dengan sangat drastis, kekacauan ekonomi mendorong terjadinya kekerasan dan kerusuhan di Kamboja. Saat ini ekonomi Kamboja mulai merangkak maju. Di wilayah pebukitan sepanjang jalan antara Phnom Penh dan Sihanoukville, sekitar 200 kilometer, kini berdiri deretan kompleks pabrik. Sebagian besar di antaranya adalah pabrik tekstil milik pengusaha asal Cina. Hubungan Kamboja dengan China sejak dulu memang sangat akrab. Bahkan juga pada masa gelap, saat kekuasaan rezim Khmer Merah pimpinan Pol Pot. 46
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=12&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjJ mtmO7PTdAhVEvI8KHbflB6UQFjALegQIBhAB&url=http%3A%2F%2Fwww.azizholidays.com%2Fid%2Faboutcambodia%2Fitem%2F29-ekonomi-kamboja.html&usg=AOvVaw2JzO4-bFgutNp_OkfP7xO2 diakses pada 14 Oktober 2018 pukul 24.37
24
China memang menganggap Myanmar, Kamboja, Laos dan Vietnam sebagai halaman belakang dan wilayah yang termasuk dalam pengaruh kekuasaan mereka. Hanya Vietnam yang tidak menyukai posisi seperti itu. Dan karena itu pula, pada masa lalu, Vietnam mengambil peran penting dalam upaya menggulingkan rezim Pol Pot. Dengan nilai investasi sebesar delapan miliar dolar, saat ini China merupakan negara penanam modal terbesar di Kamboja. Perdana Menteri Hun Sen mengakui, pertumbuhan ekonomi Kamboja, tujuh persen per tahun, sebagian besar berkat bantuan modal dan teknologi China47.
47
https://internasional.kompas.com/read/2012/02/16/0929515/berkat.china.ekonomi.kamboja.mulai.bangkit diakses pada 14 Oktober 2018 pukul 24.38
25
BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Kamboja yang mempunyai nama lain Kampuchea (bahasa Khmer), Cambodge (bahasa Perancis), Cambodia (bahasa Inggris), merupakan suatu negara yang terletak di Semenanjung Indocina bagian barat daya. Secara geografis, Negara yang mempunyai luas wilayah 181.035 kilometer ini terletak diantara 10-150 LU dan 102-1070 BT. Kemudian Negara kamboja menganut sistem dan bentuk pemerintahan parlementer dan monarki konstitusional dengan bentuk Negara kesatuan. Ditinjau dari segi ekonomi, Kamboja termasuk negara agraris dengan beras dan garmen
sebagai komoditas utamanya. Dari segi sejarah, Kamboja
sebenarnya memiliki petualangan sejarah, Kamboja dijadikan daerah Protektorat oleh Perancis dari tahun 1863 sampai dengan 1953, sebagai daerah dari Koloni Indochina. Kamboja Perancis merupakan bagian dari kolonial potektorat Kekaisaran Perancis di Asia Tenggara. Didirikan pada tahun 1863 ketika Raja Kamboja Norodom meminta Perancis agar Kamboja dijadikan sebagai protektoratnya. Pada tahun 1946, Kamboja diberikan pemerintahan sendiri oleh Uni Perancis dan statusnya sebagai protektorat dihapus pada tahun 1949. Kamboja kemudian meraih kemerdekaan pada tahun 1953 melalui Persetujuan Jenewa setelah penjajahan Jepang pada 1940-an, akhirnya Kamboja meraih kemerdekaannya dari Perancis pada 9 November 1953. Kerajaan Kamboja adalah sebuah negara berbentuk monarki konstitusional di Asia Tenggara. Negara ini merupakan penerus Kekaisaran Khmer yang pernah menguasai seluruh Semenanjung Indochina antara abad ke-11 dan 14. Bentuk pemerintahan suatu negara yang dipimpin oleh seorang raja namun kekuasaan raja dibatasi oleh Undang-Undang dasar (konstitusi). Berdasarkan konstitusi 1993, Kamboja adalah negara kerajaan yang menganut sistem demokrasi liberal, pluralisme dan ekonomi pasar. Raja Kamboja menjabat Kepala Negara menjabat sebagai Kepala Negara, tetapi tidak memerintah. Pemerintahan dipimpin oleh Perdana Menteri dengan dibantu oleh para menteri yang tergabung dalam Dewan Menteri ( Council of Minister ). Negara Kamboja memiliki 3 partai politik utama, yaitu Partai Rakyat Kamboja, Funcipec, dan Partai Sam Rainsi. Partai Rakyat Kamboja yang dipimpin oleh Perdana Menteri Hun Sen, adalah partai yang berkuasa saat ini. Pada tahun 2004 setelah
26
melakukan musyawarah dalam pertemuan tahunan negara, Partai Rakyat Kamboja dan Partai Kerajaan Funcipec bergabung membentuk kekuatan.
27
DAFTAR PUSTAKA Buku: David Chandler. A History of Cambodia, Second Edition. Colorado: Westview Press Inc.1996. David W. P. Elliot (ed.). The Third Indochina Conflict. Colorado: Westview Press Inc. 1981. D.G.E. Hall. Sejarah Asia Tenggara. Surabaya: Usaha Nasional. 1999. George, Mac Turnan Kahin. Kerajaan dan Politik Asia Tenggara. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pelajaran Malaysia. 1982. Hoang Nguyen. The Vietnam-Kampuchea Conflict (A Historical Record). Hanoi: Foreign Language Publishing House. 1979. Michael Vickery. Kampuchea: Politics, Economics, and Society. Sidney: Allen & Unwin.1986. Philippe Devillers, 1998, Sejarah Indo-China Modern (ter. Ruhanas Harun), Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pendidikan Malaysia.
Website: https://www.worldvision.com.au/docs/default-source/school-resources/country-profile--cambodia.pdf http://www.worldometers.info/world-population/cambodia-population/ http://worldpopulationreview.com/countries/cambodia-population/ https://openknowledge.worldbank.org/handle/10986/29811 https://anzdoc.com/bab-2-sejarah-awal-kamboja.html http://waroeng-alam.blogspot.com/2017/02/keadaan-sosial-dan-ekonomi-kamboja.html https://www.academia.edu/12544652/keadaan_Negara_Kamboja https://fujianto21-chikafe.blogspot.com/2014/06/makalah-ips-lengkap-tentangnegara.html http://lionelmessivsneymar.blogspot.com/2017/ http://realangen.blogspot.com/2016/03/sistem-politik-kamboja.html http://www.anneahira.com/sistem-politik-kamboja.html 28
http://www.cambodiainvestment.gov.kh/country-overview/political-system.html http://www.guntara.com/2011/02/negara-kamboja.html http://www.cambodiainvestment.gov.kh/country-overview/political-system.html http://www.asiamaya.com/panduasia/cambodia/e-01land/ec-lan23.html http://www.asal-usul.com/2009/04/khmer-merah-lembar-sejarah-kelam.html http://www.cambodia.org/news/?nsear=Cambodia+Government http://waroeng-alam.blogspot.com/2017/02/keadaan-sosial-dan-ekonomi-kamboja.html http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=12&cad=rja&uact=8 &ved=2ahUKEwjJmtmO7PTdAhVEvI8KHbflB6UQFjALegQIBhAB&url=http%3A%2F%2 Fwww.azizholidays.com%2Fid%2Fabout-cambodia%2Fitem%2F29-ekonomikamboja.html&usg=AOvVaw2JzO4-bFgutNp_OkfP7xO2 https://internasional.kompas.com/read/2012/02/16/0929515/berkat.china.ekonomi.kamboja.m ulai.bangkit
29