8-makalah Oki

  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 8-makalah Oki as PDF for free.

More details

  • Words: 5,114
  • Pages: 19
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Sejak terjadi krisis ekonomi, sosial dan politik pada tahun 1997 yang dialami bangsa Indonesia membuat pemerintah dan masyarakat terpuruk dan makin miskin. Kondisi demikian menyadarkan kita bahwa berbagai kebijakan dan program pembangunan selama ini belum mampu secara tuntas menyelesaikan masalah kemiskinan terbukti dan sangat rentannya terhadap krisis ekonomi, sosial dan politik. Jika dicermati dari sudut penyebab kemiskinan dapat disebabkan oleh 2 (dua) faktor. Pertama faktor internal yakni : faktor yang ada pada individu, keluarga atau komunitas masyarakat miskin itu sendiri, seperti rendahnya tingkat pendidikan dan rendahnya tingkat pendapatan. Kedua faktor ekternal yakni : dipengaruhi oleh kebijakan Global seperti sosial, politik, hukum dan ekonomi. Sedangkan dari sudut dampak kemiskinan akan menimbulkan dampak yang sangat besar jika tidak ditanggulangi seperti menurunnya kualitas sumber daya manusia, munculnya ketimpangan dan kecemburuan sosial, terganggunya stabilitas sosial, meningkatnya angka kriminalitas dan dampak sosial lainnya. Kurang berhasilnya upaya penuntasan penanggulangan kemiskinan yang telah dilakukan dikarenakan berbagai kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan yang selama ini dilakukan selalu bersifat parsial, sektoral dan tidak terintegrasi serta tidak fokus bahkan terkadang atau ada beberapa kebijakan program yang justru menyebabkan terjadinya proses pemiskinan di tingkat masyarakat. Mengingat kompleknya penyebab dan dampak yang ditimbulkan oleh masalah kemiskinan serta kurang berhasilnya kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan yang selama ini dilakukan, maka upaya Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir dalam menanggulangi maslah kemiskinan dilakukakn secara menyeluruh meliputi seluruh sektor pembangunan dan diintegrasikan dalam penanggulangan daerah tertinggal (berdasarkan Keputusan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia Nomor 001 Tahun 2005, Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan salah satu Kabupaten dari 199 Kabupaten di Indonesia yang dikategorikan sebagai daerah tertinggal), jika selama ini penanggulangan kemiskinan hanya difokuskan pada aspek ekonomi maka strategi kedepan akan diperluas tidak hanya meliputi pembangunan aspek ekonomi, tetapi juga aspek sosial budaya dan keamanan, disamping

itu kesejahteraan kelompok masyarakat yang hidup di daerah

tertinggal memerlukan perhatian dan keberpihakan yang besar dari pemerintah. Oleh karena itu dalam upaya mengatasi dan menanggulangi kondisi tersebut diperlukan strategi dan program prioritas pembangunan yang difokuskan pada percepatan dan pemerataan pembangunan.

ebijakn Perencanaan & Penganggaran Dalam Mengatasi Kemiskinan di Kab. OKI

1

Disadari bahwa pelaksanaan pembangunan daerah bukan merupakan tanggung jawab pemerintah secara keseluruhan tetapi merupakan tanggung jawab semua pihak dan masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir, sehingga

hasil yang diperoleh betul-betul

dapat bermanfaat dan sekaligus dapat membebaskan daerah ini dari ketertinggalan, yang pada akhirnya “OKI Mandiri dan Sejahtera 2009” dapat terwujud

ebijakn Perencanaan & Penganggaran Dalam Mengatasi Kemiskinan di Kab. OKI

2

II. GAMBARAN UMUM A. Geografis Wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir terletak diantara 1040, 20” sampai 106000’ bujur timur dan 20,30’ sampai 40,15’ Lintang Selatan, dengan ketinggian rata-rata 10 meter diatas permukaan laut, mempunyai luas 19.023,50 km2 terbagi dalam 18 Kecamatan 11 Kelurahan 271 Desa dengan

jumlah penduduk tahun 2005 berjumlah 663.790

jiwa,

tingkat kepadatan 35 jiwa per km2 Secara administrasi Kabupaten Ogan Komering Ilir berbatasan dengan : Kota Palembang dan Kabupaten Banyuasin di sebelah Utara Kabupten Lampung Timur disebelah selatan Kabupaten Ogan Ilir dan OKU Timur di sebelah Barat Selat Bangka disebelah Timur

B. KONDISI EKONOMI Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ogan Komering Ilir yang diukur dengan PDRB menunjukkan bahwa perkembangannya cukup stabil, hal ini ditunjukkan dengan angka pertumbuhan ekonomi yang senantiasa berada pada kisaran 5%, meski terdapat sedikit tren kenaikan dari 5,03% pada tahun 2003 menjadi 5,26% pada tahun 2004 dan naik lagi menjadi 5,62% pada tahun 2005, tren kenaikan angka pertumbuhan terjadi pada seluruh sektor/lapangan usaha, adanya peningkatan selama tiga tahun terakhir, yakni dari 5,3% pada tahun 2003 menjadi 5,26% tahun 2004, dan meningkat lagi menjadi 5,62% pada tahun 2005 dengan migas.demikian juga pertumbuhan ekonomi pada priode yang sama tanpa migas yaitu 5,62% Perkembangan pendapatan riil yang diterima oleh penduduk secara makro ditunjukkan oleh Pendapatan Regional Per Kapita, Pendapatan per kapita merupakan salah satu indikator ekonomi yang biasa digunakan untuk mengukur tingkat kemamuran disuatu wilayah. Pada tahun 2005 Pendapatan per kapita atas harga berlaku Kabupaten Ogan Komering Ilir sebesar Rp.4.653.455.- meningkat 12,83% dibandingkan dengan tahun 2004 sebesar Rp.4.124.468.- atas

harga berlaku, Pendapatan per kapita tahun 2005

sebesar Rp.3.472.639.- meningkat 4,51% dibandingkan dengan tahun 2004 sebesar Rp. 3.322.864,- atas harga konstan.

ebijakn Perencanaan & Penganggaran Dalam Mengatasi Kemiskinan di Kab. OKI

3

1. Prasarana dan Sarana Ekonomi Ketersediaan prasarana dan sarana ekonomi yang memadai, meliputi Pasar, Bank dan Koperasi, akan sangat membantu intensitas dan perkembangan kegiatan ekonomi suatu daerah. Saat ini di Daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir teradpat 22 unit pasar yang tersebar di berbagai kota kecamatan, yang secara keseluruhan terdiri dari 97 buah ruko, 534 buah kios, dan los sebanyak 2.106 petak. Selain pasar formal, di setiap desa dalam wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir terdapat pasar tradisional (kalangan) yang hanya beraktivitas pada hari-hari tertentu saja. Koperasi berperan sebagai lembaga perekonomian rakyat yang terbukti mampu mendorong perkembangan dan kemajuan perekonomian rakyat. Jumlah koperasi yang ada saat ini adalah sebanyak 228 buah dan tersebar di 12 kecamatan. Keseluruhan jumlah anggota KUD dan non KUD sebanyak 8.954 orang, namun pada umumnya anggota koperasi terbanyak terdapat pada koperasi-koperasi (KUD) yang ada di perkebunan besar, sedangkan untuk masyarakat umum lainnya belum banyak yang menjadi anggota aktif koperasi. Suatu koperasi dapat dikatakan aktif jika simpanan anggota meningkat dari tahun ke tahun. 2. Prasarana dan Sarana Listrik Energi listrik merupakan salah satu fasilitas yang dapat mendorong aktifitas ekonomi rakyat dan perekonomian wilayah, karena dengan tersedianya pasokan listrik yang cukup dan setiap saat maka aktifitas produksi yang dilakukan berbagai industri, baik industri kecil maupun industri sedang, dapat berjalan dengan lancar. Selain itu, dengan tersedianya pasokan listrik yang cukup dapat mendorong peningkatan investasi karena investor mendapatkan external economic dari pasokan listrik tersebut. Dalam tahun 2003 kapasitas daya listrik yang berasal dari PLN di Kabupaten Ogan Komering Ilir mencapi 110,5 juta Kwh, dengan kapasitas terjual sebesar 61,8 juta Kwh. Jumlah pelanggan saat ini mencapai 45.322 pelanggan dengan konsumen tersebar berasal dari rumah tangga. 3. Investasi Dunia Usaha dan Swasta Adanya perubahan paradigma pembangunan sesuai dengan arah reformasi yang sejalan dengan demokratisasi ekonomi menghendaki peningkatan peran serta masyarakat khususnya dunia usaha/sector swasta dalam proses pembangunan. Peran serta sector swasta dalam bidang investasi memungkinkan terjadinya akselerasi pembangunan sehingga akan tercipta kesempatan kerja baru dan peningkatan pendapatan dalam masyarakat, sedangkan pemerintah dapat mengkonsentrasikan kegiatannya pada pelayanan publik dan penyediaan prasarana dan sarana yang dibutuhkan dalam rangka mendorong investasi swasta.

ebijakn Perencanaan & Penganggaran Dalam Mengatasi Kemiskinan di Kab. OKI

4

4. Prasarana dan sarana air minum Secara umum kondisi layanan air bersih di Kabupaten Ogan Komering Ilir dibagi menjadi dua system, yaitu system non perpipaan dan system perpipaan. Sistem non perpipaan ini terutama terdapat di daerah tepian sungai atau daerah-daerah yang belum terlayani oleh PDAM. Pada tepian sungai terutama perdesaan sebagai sumber air bersih. Sumber air bersih yang lain adalah sumur galian baik sumur dalam maupun sumur dangkal. Sedangkan air bersih system perpipaan diproduksi dan didistribusikan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kayuagung. Dalam tahun 2003 air minum yang telah diproduksi mencapai 2.090.868 m3 dan di distribusikan untuk 4.665 pelanggan. Meningkatnya kualitas dan kuantitas kebutuhan masyarakat menyebabkan produksi air bersih tersebut tidak lagi mencukupi.

5. Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup. Sumberdaya alam di Kabupaten Ogan Komering Ilir terdiri atas sumber daya yang dapat diperbaharui (renewable resourece) yakni pertanian, perkebunan, perikanan, dan kehutanan, serta sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui (nonrenewable resourece) yakni energi dan sumberdaya mineral. Jenis tanah terluas yang terdapat di Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah podsolik merah kuning (utisol) yang hampir terdapat diseluruh wilayah kecamatan. Jenis tanah lainnya yang banyak ditemui adalah aluvial hodromof, hidromof kelabu, dan regosol.Berdasarkan penggunaannya tanah di daerah Kabupaten Ogan Komering Ilir dapat dibagi menjadi dua, yaitu tanah yang belum diusahakan berupa hutan, semak, dan alang-alang, dan tanah yang sedang diusahakan berupa kebun (karet, kelapa sawit, dan kebun campuran), sawah, tegalan, serta ladang. Sektor pertanian merupakan sektor unggulan di Kabupaten Ogan Komering Ilir. hal ini dapat dilihat dari besarnya kontribusi yang diberikan oleh sektor ini dalam membentuk nilai tambah, yaitu sebesar 38,74%. Dengan kata lain, sebagian besar perekonomian Kabupaten Ogan Komering ilir didominasi oleh sektor pertanian.

Sektor

pertanian dibagi menjadi lima sub. sektor, dan yang memberi kontribusi cukup besar adalah sub sektor tanaman perkebunan sebesar 13,61%. Sektor Tanaman Pangan yang diusahakan di Kabupaten Ogan Komering ilir terdiri atas padi, palawija, dan holtikultura. Secara umum terjadi penurunan dalam produksi padi dan tanaman holtikultura, sedangkan produksi tanaman palawija mengalami peningkatan. Padi yang diusahakan di Kabupaten ini berupa padi lebak, padi ladang, padi pasang surut, dan padi tadah hujan. Produksi padi pada tahun 2003 untuk padi lebak sebesar 204.305 ton dengan luas 45.362ha, produksi padi ladang 33.836 ton dengan luas

ebijakn Perencanaan & Penganggaran Dalam Mengatasi Kemiskinan di Kab. OKI

5

14.793 ha, produksi padi pasang surut 17.499 ton dengan luas 7.155 ha, dan produksi padi tadah hujan 193.275 ton dengan luas 38.551 ha. Secara keseluruhan produksi tanaman palawija pada tahun 2003 adalah sebanyak 65.914 ton yang terdiri dari jagung sebanyak 11.077 ton, kacang tanah sebanyak 2.697 ton, kacang kedelai sebanyak 843 ton, kacang hijau sebanyak 102 ton, ubi kayu sebanyak 49.618 ton, dan ubi jalar sebanyak 1.580 ton. Komoditi holtikultura yang diusahakan meliputi tanaman sayur-sayuran dan buahbuahan. Produksi sayur-sayuran pada tahun 2003 sebanyak 10.776 ton menurun sebesar 24% dari produksi tahun 2000 sebanyak 14.178 ton. Produksi buah-buahan pada tahun 2002 sebanyak 7.027.35 ton meningkat dibandingkan dengan produksi tahun 2001 sebanyak 1.150.586 ton. Sektor Perkebunan di Kabuapten Ogan Komering Ilir merupakan komoditas unggulan. Dalam tahun 2002 perkebunan sebesar untuk komoditi karet meliputi luas 15.928,28 ha dengan produksi sebesar 2.276,6 ton dan kelapa sawit seluas 63.191,36 ha dengan produksi 155.313 ton. Sedangkan luas tanaman perkebunan rakyat untuk komoditi karet meliputi 96.722,7 ha dengan produksi sebesar 54.976 ton, komoditi sawit seluas 1.114,75 ha dengan produksi 1.094,25 ton, kelapa 6.540,31 ha dengan produksi 8.820,67 ton dan lada 175,75 ha dengan produksi sebesar 44,44 ton. Saat ini terdapat 19 perusahaan pengelola perkebunan dengan rincian 12 perusahaan perkebunan kelapa sawit dan 7 perusahaan perkebunan karet. Jika dilihat dari pola kemitraannya, terdapat 7 perusahaan yang menggunakan pola PIR dan 12 perusahaan dengan menggunakan pola PBSN. Sektor peternakan, jenis ternak yang diusahakan adalah untuk jenis unggas yakni ayam buras, dengan populasi dalam tahun 2004 sebanyak 1.844.772 ekor, ayam ras 48. 750 ekor. Produksi yang dihasilkan sebanyak 23.302 ton untuk ayam pedaging dan 152,305 ton untuk ayam buras. Sedangkan produk jenis ternak besar terdiri dari sapi, sebanyak 1.860.974 ton, kambing 18.260 ton, kerbau 279.146 ton, domba 225.115 ton dan babi 61.020 ton. Sektor perikanan juga merupakan sektor unggulan mengingat hampir 60% wilayah di Kabupaten Ogan Komering Ilir merupakan wilayah perairan. Perikanan yang diusahakan dibagi menjadi dua jenis, yaitu perikanan budidaya dan perikanan tangkap yang terdiri dari rawa, danau, sungai dan prikanan laut. Perikanan laut meliputi kawasan sepanjang pantai timur terutama

di Kecamatan Tulung Selapan, Air Sugihan, dan

Pematang Panggang. Perikanan budidaya yang banyak diusahakan adalah budidaya air payau, yaitu tambak inti rakyat, tambak rakyat, dan budidaya air tawar berupa keramba. Jenis ikan yang paling banyak di budidayakan adalah patin dan udang windu dengan masing-masing produksi adalah 1.972,7 ton dan 9.113,4 ton. Jenis ikan di perairan umum adalah sepat siam, tembakang, lampam, dan gabus, sementara di perairan laut terdiri dari mayung, udang, gulama, dan parang-parang. Produksi tahun 2003 untuk ikan asin sebanyak

ebijakn Perencanaan & Penganggaran Dalam Mengatasi Kemiskinan di Kab. OKI

6

3.922 ton, ikan dari perairan budidaya sebanyak 13.500 ton,

perairan laut sebanyak

20.043 ton dan perairan umum sebanyak 12.089,9 ton. Sektor kehutanan, Kawasan hutan di Kabupaten Ogan Komering Ilir dibagi menjadi lima kawasan yaitu hutan Suaka Marga Satwa seluas 4.828 ha, hutan Lindung Pantai seluas 105.159 ha, Hutan Produksi Terbatasseluas 9.986 ha, Hutan Tanaman Industri seluas 458.660 ha, dan hutan Produksi Konversi seluas 188.913 ha. Pada tahun 2003 produksi hasil hutan berupa kayu meliputi kayu meranti sebanyak 312 m3, kayua Racuk sebanyak 3.141 m3, dan kayu Cerucuk sebanyak 89.663m3.

C. KONDISI SOSIAL BUDAYA 1. Penduduk dan Angkatan Kerja Berdasarkan sensus penduduk tahun 2003, penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir berjumlah 645.096 jiwa dan sampai bulan Desember 2005 penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir berjumlah 663.790 jiwa. Dengan demikian dalam kurun waktu tahun 2003 sampai dengan bulan Desember 2005 rata-rata pertumbuhan penduduk sebesar 1,06% pertahun yang terdiri dari 339.487 jiwa laki-laki dan 324.303 perempuan, Penyebaran penduduk dalam wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir tidak merata hal ini terlihat dari adanya beberapa kecamatan yang kepadatan penduduknya tinggi, seperti Kayuagung (361 jiwa /km2, SP. Padang (261 jiwa/km2), Jejawi (175 jiwa/km2), dan Tanjung lubuk (261 jiwa/km2) dibandingkan dengan beberapa kecamatan yang penduduk sedikit/jarang seperti Tulung Selapan (8 jiwa/km2), Pematang Panggang (12 jiwa/km2), dan Air Sugihan (13 jiwa/km2). Secara komulatif rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir yakni 35 jiwa/km², sedangkan ratio rinci jenis kelamin (sex ratio) tahun 2005 di Kabupaten Ogan Komering Ilir terdapat 104 penduduk laki-laki, artinya dalam tahun tersebut dari 100 penduduk perempuan terdapat 104 penduduk laik-laki. Komposisi penduduk menurut kelompok umur sebagai berikut : * 0 - 14 tahun

= 197.719 orang atau

29,80 %

* 15 - 64 tahun

= 441.211 orang atau

66,45 %

* 65 ketas

= 24.860 orang atau

3,75%

Jumlah penduduk berusia 15 tahun keatas yang termasuk angkatan kerja dalam tahun 2005 adalah sebanyak 441.221 orang atau 66,5%, dengan rincian sebagai berikut : * Angkatan kerja

= 211.804 orang atau 48,0 %

* Yang bekerja

= 108.465 orang atau 24,5 %

* Pengangguran terbuka = 96.625 orang atau 21,9 % * Setengah penganggur = * Pencari kerja

6.714 orang atau

= 13.915 orang

1,6% 4,0 %

ebijakn Perencanaan & Penganggaran Dalam Mengatasi Kemiskinan di Kab. OKI

7

Sedangkan untuk kelompok bukan angkatan kerja berjumlah 222.569 orang didominasi oleh kelompok yang mengurus rumah tangga, dari jumlah penduduk 663.790 jiwa tahun 2005 terdapat 181.010 jiwa atau 28,56% dan berdasarkan data BLT tahun 2006 berjumlah 359.068 jiwa atau 54,1% dikategorikan sebagai keluarga miskin, angka tersebut lebih tinggi dari angka kemiskinan di provinsi sumatera selatan yaitu: 20,5%

2. Pendidikan Kualitas sumber daya manusia(SDM) yang unggul dan berkompetensi sangat diperlukan agar mampu bersaing dalam tatanan kehidupan, baik pada tingkat regional maupun global. Peran dunia pendidikan sangat menentukan dalam rangka menyiapkan sumber daya manusia sesuai dengan perkembangan IPTEK dan IMTAQ. Secara umum telah terjadi peningkatan dalam pencapaian Angka Partisipasi Kasar (APK) di Kabupaten Ogan Komering Ilir, khususnya pada jenjang sekolah dasar (usia 7-12 tahun), namun peningkatan tersebut belum dapat diikuti pencapaian APK pada jenjang SMP dan SMA (usia 13-15 tahun dan usia 16-18 tahun). Pada jenjang sekolah dasar (usia 7-12 tahun) telah dicapai tuntas paripurna, yaitu tahap dengan tingkat pencapaian diatas 100%, sedangkan pencapaian APK jenjang SMP (usia 13-154 tahun) baru mencapai angka 42,21%, masih jauh dari target tuntas pertama (80-84%). Pada usia didik 13-15 tahun (usia didik SMP), pencapaian Angka Partisipasi Sekolah (APS) baru mencapai 70 per 100 orang penduduk, sedangkan untuk usia didik 16-18 tahun (usia didik SMA), pencapaian APS baru menunjukan angka 40 per 100 orang penduduk. Pada perhitungan angka putus sekolah, masih didapatkan angka yang cukup tinggi. Pada jenjang SMP hampir mencapai angka 2 dari 100 orang peserta didik. Sedangkan pada tingkat SD dan SMA, rata-rata jumlah siswa putus sekolah adalah 1 anak dari 100 peserta didik. Berikut secara rinci pencapiaan APK, APM dan Angka Putus Sekolah menurut pengelompokan usia : ¾ Anak Usia 7-12 tahun (Usia didik SD) : ●

Angka Partisipasi Sekolah (APS)

: 90,11%



Angka Partisipasi Murni (APM)

: 93,78%



Angka Partisipasi Kasar (APK)

: 108,72%



Angka Putus Sekolah

: 0,97%

¾ Anak Usia 13-15 tahun (Usia didik SMP) : ●

Angka Partisipasi Sekolah (APS)

: 70,47%



Angka Partisipasi Murni (APM)

: 47,75%



Angka Partisipasi Kasar (APK)

: 52,15%



Angka Putus Sekolah

:

1,09%

ebijakn Perencanaan & Penganggaran Dalam Mengatasi Kemiskinan di Kab. OKI

8

¾ Anak Usia 16-18 tahun (Usia didik SMA) : ●

Angka Partisipasi Sekolah (APS)

: 40,34%



Angka Partisipasi Murni (APM)

: 29,56%



Angka Partisipasi Kasar (APK)

: 30,46%



Angka Putus Sekolah

:

1,07%

Salah satu fakor penting untuk menunjang keberhasilan pembangunan pendidikan adalah tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang baik. Kondisi ini secara umum belum tercapai. Dari total 3.108 ruang belajar yang telah tersedia, 1.581 ruang (50,87%) diantaranya dalam keadaan rusak, baik rusak ringan, berat, maupun rusak total. Sedangkan sisanya sebanyak 1.527 ruang kelas (49,13%) berada dalam kondisi yang relatif masih baik. Kondisi ruang kelas yang rusak terjadi pada sekolah SD/MI. Berikut tabulasi jumlah dan kedaan ruang kelas per jenjang pendidikan : Jenjang Pendidikan SD/MI

Jumlah Ruang Kelas 2.215

Kondisi Ruang

Prosentase (%)

Baik

Baik

Rusak

Rusak

836

1.379

37,74

62,26

SMP/MTs

673

492

181

73,11

26,89

SMA/MA/SMK

220

199

21

90,45

9,55

3.108

1.527

1.581

49,13

50,87

Universitas Total

Khusus pada tingkat SMP dan SMA, selain faktor ketersediaan ruang belajar yang baik, kurang tersedianya sarana ruang penunjang kegiatan belajar, seperti Laboratorium, Perpustakaan, Perpustakaan, Ruang Praktek, dan lain-lain, masih merupakan hambatan yang cukup besar dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Disamping sarana pendidikan dasar dan menengah tersebut pada tahun 2007 telah didirikan sebuah Universitas (UNISKI) dengan 5 fakultas. 3. Kesehatan Sarana dan prasarana

kesehatan adalah rumah sakit, Puskesmas, Balai

Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA), Posyandu, beserta fasilitas/ peralatan medis yang dimiliki. Sampai saat ini Kabupaten Ogan Komering Ilir memiliki satu buah Rumah Sakit Umum type C dengan sarana tempat tidur, Dokter sebanyak 15 orang, terdiri dari 8 Dokter umum, 1 orang Dokter gigi dan 6 orang Dokter spesialis. Bidan berjumlah 6 orang dan staf non kesehatan berjumlah 71 orang. Selain Rumah Sakit Umum, Kabupaten Ogan Komering Ilir juga memiliki 20 unit puskesmas, 81 unit puskesmas pembantu, 605 unit

ebijakn Perencanaan & Penganggaran Dalam Mengatasi Kemiskinan di Kab. OKI

9

Posyandu, puskesmas keliling roda 4 sebanyak 10 unit dan perahu motor sebanyak 3 unit, disamping itu terdapat 128 unit polindes, tenaga medis yang ada pada puskesmas terdiri dari 35 orang Dokter Umum, 5 orang Dokter Gigi, 227 orang Bidang, serta tenaga kesehatan layanan dan tenaga administrasi sebanyak 986 orang diantaranya adalah apoteker sebanyak 1 orang. Kondisi masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir dapat dilihat dari angka kematian bayi (AKB) 43,3 per 1.000 kelahiran bayi, angka kematian ibu (AKI) 490 per 100.000 penduduk, angka gizi buruk pada Balita 0,3% sedangkan angka harapan hidup adalah 66,9 tahun, dengan melihat kondisi tersebut bahwa angka kematian bayi dan angka kematian ibu masih cukup tinggi, hal ini pada umumnya disebabkan oleh keterlambatan dalam penanganan, sementara angka gizi buruk dan angka harapan hidup sudah cukup membaik dibandingkan dengan rata-rata standar nasional.

4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Trend IPM Kabupaten Ogan Komering Ilir dalam kurun waktu 3 tahun terkhir terus mengalami peningkatan dari 64,2 pada tahun 2003 menjadi 68,1 pada tahun 2004 dan terus meningkat menjadi 68,8 di tahun 2005. Komponen dan Nilai Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten OKI Tahun

Harapan Hidup

Melek Huruf

Lamanya sekolah

Pengeluaran riil Perkapita/

IPM

bulan(00 Rp)

2003

68,8

93,0

5,5

578.060

64,2

2004

66,0

94,3

6,6

612.800

68,1

2005

66,9

94,7

6,7

613.200

68,8

5. Transmigrasi Penempatan transmigrasi baik dari luar daerah (TPA/ transmigran penduduk asal) maupaun penduduk lokal/TPS (transmigran penduduk setempat) di Kabupaten Ogan Komering Ilir yang dilaksanakan sejak tahun 1975 sampai tahun 2006 telah mencapai 35.734 kepala keluarga atau 149.541 jiwa (22,21% dari jumlah total penduduk). Sebagian pemukiman transmigrasi telah menjadi desa defenitif yang tersebar di bebearapa kecamatan, antara lain Kec. Air Sugihan 18 UPT/Desa, Kec. Mesuji 41 UPT/Desa, Kec.Lempuing 8 UPT/Desa, Kec. Tanjung Lubuk 4 UPT/desa, Kec.Pematang Panggang 7 UPT/Desa, Kec. SP. Padang 1 UPT/desa, Kec. Pedamaran 6 UPT/Desa, dan Kec. Tulung Selapan 1 UPT /desa. Dari 271 Desa di Kabupaten Ogan Komering Ilir, 86 desa (29,25%) merupakan eks pemukiman transmigrasi yang berkembang menjadi desa baru. Bahkan dalam periode 5 tahun terakhir salah satu desa eks pemukiman transmigrasi senantiasa menjadi juara lomba desa terbaik tingkat Nasional mewakili Sumatera Selatan. ebijakn Perencanaan & Penganggaran Dalam Mengatasi Kemiskinan di Kab. OKI

10

6. Agama dan Budaya Agama dan masyarakat Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting dan berperan sangat strategis dalam menciptakan manusia-manusia yang ideal, yang tidak hanya menguasai IPTEK dengan baik, tetapi juga harus dilandasai IMTAQ yang kuat. Untuk itu peran agama melalui pendidikan agama sangatlah penting dan menentukan kualitas sumber daya manusia, terlebih dalam menghadapi era globalisasi. Dengan adanya otonomi daerah, tentunya apa yang telah dilakukan selama ini oleh pemerintah daerah di bidang pembangunan agama, baik yang berkaitan dengan pembinaan pendidikan agama maupun pelayanan kehidupan beragama, harus selalu dievaluasi dan ditingkatkan. Timbulnya krisis multidimensi akhir-akhir ini mencerminkan masih rapuhnya sendi-sendi kehidupan beragama, yang berakibat terjadinya pendangkalan nilai-nilai moral dan nilai-nilai luhur yang ada dimasyarakat (Dekadensi moral). Agama merupakan landasan spirtual, moral dan etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yang mendukung terciptanya masyarakat yang maju, mandiri, sejahtera, dan saling menghargai pemeluk agama yang berlainan dengan dilandasi akhlak yang mulia.

7. Prasarana dan Sarana Perumahan dan Pemukiman Pembangunan perumahan dan pemukiman pada umumnya dilakukan oleh masyarakat oleh perseorangan atau dibangun oleh swasta/pengembangan perumahan. Perbedaan antara keduanya pada umumnya terletak padanya kualitas dan kuantitas penyediaan prasarana dan sarana seperti air bersih, limbah rumah tangga, drainase, jalan lingkungan, sarana sosial, dan lain sebagainya. Menurut peraturan – undangan yang berlaku, pada arial perumahan yang dibangun oleh pengembang harus dilengkapi dengan fasilitas prasarana dan sarana umum.

8. Pemberdayaan Perempuan Pembangunan dalam bidang pemberdayaan perempuan di Kabupaten OKI selama ini diarahkan pada kesetaraan dan keadilan gender dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam konteks pemberdayaan perempuan. Penduduk perempuan di Kabupaten Ogan Komering Ilir pada tahun 2005 berjumlah 324.303 jiwa. Proporsi penduduk perempuan pada kelompok umur 0-14 tahun mencapai 14,2%, pada kelompok umur 15-64 tahun sekitar 33,0% dan umur 65 tahun ke atas adalah 1,6%.

ebijakn Perencanaan & Penganggaran Dalam Mengatasi Kemiskinan di Kab. OKI

11

Secara umum tingkat partisipasi perempuan dalam pembangunan di OKI diperlihatkan dalam ukuran Human Development Report (HDI) yang berupa Gender related Development Indexs (GDI)atau index pembangunan yang berkaitan dengan gender dan Gender Empowerment Measure (GEM) taua ukuran pemberdayaan gender. Permasalahan pemberdayaan perempuan yang dihadapi Kabupaten OKI pada dasarnya berkaitan dengan perubahan proporsi penyebaran perempuan dalam kelompok umr, dimana pada masa mendatang proporsi umur 15-45 tahun akan sangat besar dibandingkan dengan laki-laki. Kontribusi perempuan terhadap pendapatan yang masih sangat rendah dibandingkan laki-laki menunjukan masih rendahnya kualitas sumberdaya perempuan. Permsalahan ini berkaitan dengan masih rendahnya partisipasi perempuan dalam pendidikan. Kesempatan kerja bagi perempuan di masa mendatang sangat besar kebutuhannya, hal ini berkautan dengan perubahan proporsi penduduk usia kerja pada perempuan. Secara absolut dijumpainya kecendrungan penurunan proporsi perempuan dalam lembaga legislatif PNS, hakim dan lain sebagainya. D. KONDISI TRANSPORTASI DAN TELEKOMUNIKASI 1. Sarana dan Prasaranan Transportasi Sarana dan prasarana Transportasi mencakup : perhubungan darat dan sungai, total panjang jalan yang ada dalam wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah 1.415,932 km yang terdiri dari 112,5 km jalan negara (7,94 %), 67 km jalan provinsi (4,7%), dan 1.236,432 km jalan kabupaten (87,36 %). Jalan negara, yaitu jalan yang menghubungkan wilayah antar provinsi, dalam wilayah Ogan Komering Ilir sebagian besar merupakan jalan penghubung antar Provinsi Sumatera Selatan dengan Provinsi Lampung. Pemeliharaan dan pembangunan jalan negara merupakan wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Pusat. Kondisi jalan negara yang ada dalam wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir saat ini sebagian besar dalam keadaan rusak ringan (terutama jalan lintas timur). Jalan Provinsi merupakan jalan yang menghubungkan antara kabupaten dan wilayah provinsi, dimana jalan provinsi yang ada dalam wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir berfungsi unruk menghubungkan wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur dan Kota Palembang. Pembangunan dan pemeliharaan jalan provinsi merupakan wewenang dan tanggung jawab Provinsi Sumatera Selatan. Jalan provinsi yang ada dalam wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir seluruhnya (100%) merupakan jalan aspal dan dalam kondisi relatif baik. Sementara jalan Kabupaten merupakan jalan yang menghubungkan daerah-daerah pemukiman yang ada dalam wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir. Pembangunan dan pemeliharaan jalan kabupaten merupakan wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir.

ebijakn Perencanaan & Penganggaran Dalam Mengatasi Kemiskinan di Kab. OKI

12

Rincian jenis jalan kabupaten adalah 33,4 % sudah berlapis aspal, 55,1 % dengan permukaan batu kerikil, dan 5,4 % dengan permukaan tanah. Selain jalan, prasarana perhubungan yang penting lainnya adalah jembatan. Saat ini terdapat 193 buah jembatan yang berfungsi untuk menghubungkan jalan yang dipisahkan oleh sungai, dengan panjang keseluruhan 2.935,15 meter. Berdasarkan jenisnya, dapat dikelompokan berupa jembatan besi 87 buah, jembatan beton 80 buah, dan 2 buah jembatan kayu. Pada umumnya baik jembatan yang terbuat dari besi maupun dari kayu sudah berumur tua dan memerlukan perawatan serta perbaikan.

2. Telekomunikasi Telepon merupakan sarana komunikasi yang saat ini sangat dibutuhkan, Prasarana telepon di Kabupaten Ogan Komering Ilir saat ini sudah menjangkau seluruh wilayah kecamatan. Jumlah keseluruhan rumah tangga yang menikmati jasa telkom sampai tahun 2005 mencapai 2.477 pelanggan. Jasa komunikasi lainnya yakni Kantor Pos dan Giro saat ini sebanyak 7 buah yang tersebar di 7 kecamatan dalam wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir.

III. PERMASALAHAN A. UMUM Secara umum permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah dan masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir, antara lain : 1.

Masih tingginya jumlah penduduk miskin 54,1% (Data BLT 2006)

2.

Masih tingginya angka kematian bayi

3.

Masih tingginya angka kematian ibu

4.

Pendapatan Asli Daerah Sendiri (PADS) masih rendah;

5.

Aksebilitas rendah;

6.

Ketimpangan pembangunan antar wilayah ;

7.

Lapangan kerja terbatas;

8.

Sumbe Daya Alam belum dikelola secara optimal;

9.

Sebagian besar mata pencaharian penduduk petani (sawah tadah hujan);

10.

Infrastruktur khususnya jalan/jembatan, telekomunikasi, listrik dan air bersih masih terbatas.

4,33 % 490 per 100.000 penduduk

B. KHUSUS Secara khusus permasalahan yang dihadapi adalah : 1. Bagaimana dan metode apa yang hendak diterapkan dalam mangatasi dan menanggulangi masalah kemiskinan;

ebijakn Perencanaan & Penganggaran Dalam Mengatasi Kemiskinan di Kab. OKI

13

2. Belum ada langkah/program aksi yang komprehensif; 3. Belum ada lembaga khusus yang memiliki tugas pokok dan fungsi dalam mengatasi masalah kemiskinan; 4. Kebimbangan dalam menetapkan strategi karena database yang ditetapkan oleh berbagai lembaga antara lain : BPS, BBKB dan PKS, Dinas Sosial dan Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa yang disusun berdasarkan kajian sektornya masingmasing.

IV. KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN DALAM PENANGGULANGAN MASALAH KEMISKINAN KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR.

A. Berdasarkan kondisi ekonomi, sosial budaya masyarakat dan dalam menyikapi permasalahan yang dihadapi pemerintah dan masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir, maka diperlukan Komitmen pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan, agar lebih serius dan fokus, Komitmen pemerintah tersebut antara lain: 1. Mendukung Tujuan Pembangunan Milenium atau Millennium Development Goals (MDGs) yang disinergikan dan diintegrasikan dalam seluruh sektor pembangunan; 2. Penyediaan anggaran khusus penanggulangan kemiskinan melalui proses perencanaan dan penganggaran (Musrenbangdes/Kel, Musrenbangcam, forum SKPD dan lintas SKPD, Musrenbang Kabupaten); 3. Penyediaan Alokasi Dana Desa (ADD) dan rekrut Sarjana Pendamping; 4. Menginsifkan konsultasi dalam pengusulan program/kegiatan dengan: -

Pemerintah Provinsi Pemerintah Pusat UNFPA UNI EROPA Dana Alokasi Khusus (DAK) Membangun kemitraan dengan Responsibility

investor

melalui

Corporate

Social

B. Program Aksi (berdasarkan Komitmen) diarahkan untuk: 1. Perluasan kesempatan dan peluang bagi orang miskin untuk berkiprah dalam kegiatan ekonomi produktif seperti: a. Penciptaan iklim pertumbuhan ekonomi yang berpihak pada masyarakat miskin b. Menciptakan lapangan kerja c. Penyediaan bantuan permodalan yang berpihak pada masyarakat miskin d. Penguatan kepemerintahan di tingkat lokal e. Peningkatan efektifitas penyediaan pelayanan publik ebijakn Perencanaan & Penganggaran Dalam Mengatasi Kemiskinan di Kab. OKI

14

2. Pemberdayaan

masyarakat;

yakni

upaya

peningkatan

kemampuan

atau

kapasitas masyarakat agar dapat mendayagunakan sumber daya yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan, martabat, dan keberdayaan yang dilakukan dalam bentuk-bentuk : a. Penguatan lembaga masyarakat b. Peningkatan partisipasi masyarakat c. Pembangunan perdesaan secara berkelanjutan d. Penguatan usaha kecil dan menegah e. Pengembangan prasarana berbasis masyarakat 3. Perlindungan sosial; yakni upaya memberikan perlindungan bagi masyarakat miskin dalam menghadapi resiko ketidakpastian masa depan, ketidakberdayaan, dan terabaikan yang dilakukan dalam bentuk : a. Revitalisasi sistem perlindungan b. Minimalisasi sumber-sumber resiko guncangan c. Percepatan pembangunan di daerah-daerah terpencil 4. Memutuskan pewarisan kemiskinan; yakni upaya untuk menghindari generasi mendatang dari pariwisata kemiskinan dari generasi sebelumnya yang dilakukan melalui : a. Penghapusan diskriminasi perempuan dan peningkatan peran perempuan dalam keluarga dan masyarakat b. Penyediaan pelayanan pendidikan yang mamadai c. Perlindungan anak-anak terlantar

C. Kegiatan Aksi yang telah, sedang dan akan terus dilaksanakan (berdasarkan Komitmen) antara lain : 1. Pembebasan biaya (gratis) untuk : a. Pembuatan Kartu Keluarga (KK) b. Pembuatan Kartu Penduduk(KTP) c. Pembuatan Akta Kelahiran d. Pemberian Alat Kontrasepsi bagi Pasangan Usia Subur e. Pembebasan Biaya Akte Nikah f.

Pembebasan Biaya Kesehatan bagi penduduk miskin

2. a. Pembebasan biaya pendidikan untuk tingkat SLTA Negeri dan Swasta b. Pemberian Asuransi kematian bagi penduduk miskin c. Pemberian asuransi bagi aparat desa d. Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMTAS) e. Pemberian Tunjangan khusus bagi guru daerah terpencil

ebijakn Perencanaan & Penganggaran Dalam Mengatasi Kemiskinan di Kab. OKI

15

3. Mempermudah penggurusan dan perjinan ijin dan tempat usaha melalui Pelayanan Satu Atap 4. Penyediaan Dana (ADD) dalam rangka peningkatan kelembagaan, pemerintahan desa, partisipasi dan pemberdayaan masyarakat. 5. Mengoptimalkan Koordinasi Lintas SKPD Dalam Penyusunan Rencana Aksi Kabupaten OKI 6. Penyusunan dan Pemetaan Kemiskinan

Pendapatan,Belanja dan Pembiayaan Daerah(PPA)APBD Kabupaten Ogan Komering Ilir 2008 No

PENDAPATAN DAERAH

I

PENDAPATAN DAERAH: 1. PENDAPATAN ASLI DAERAH: - Pajak Daerah - Retribusi Daerah - Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan - Lain-lain Pendapatan Asli daerah yang sah 2. DANA PERIMBANGAN: - Dana bagi hasil pajak/bagi hasil bukan pajak - Dana Alokasi Umum(DAU) - Dana Alokasi Khusus(DAK)

II

3. LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH - Dana bagi hasil pajak dari provinsi - Dana Penyesuaian dan Otonomi khusus JUMLAH

JUMLAH(RP)

BELANJA DAERAH

21.307.120.777 BELANJA DAERAH: 2.406.350.764 1. Belanja Tidak Langsung 2.903.245.450 1.700.000.000 2. Belanja Langsung

JUMLAH(RP)

KET

410.561.702.684 411.639.429.098

14.629.724.563 698.475.557.007 127.338.127.007 510.395.430.000 60.742.000.000 28.360.893.742 24.385.693.742 3.975.200.000 822.201.131.782

ebijakn Perencanaan & Penganggaran Dalam Mengatasi Kemiskinan di Kab. OKI

822.201.131.782

16

Alokasi Dana APBD Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2008. dalam rangka mendukung Program MDGs

No

Program MDGs

Alokasi Dana(RP)

1

Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan

256.396.000.000

2

Mencapai pendidikan dasar untuk semua

32.449.000.000

3

Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan

509.000.000

4

Menurunkan angka kematian anak

400.000.000

5

Meningkatkan kesehatan ibu

2.498.000.000

6

Memerangi HIV/AIDS, Malaria, dan penyakit menular lainnya

7.285.000.000

7

Memastikan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan

8

Mengembangkan mitra global dalam pembangunan Jumlah

12.530.000.000 75.000.000 312.142.000.000

Alokasi Dana Program kerjama dengan UNFPA Kab. OKI tahun 2008. dalam rangka mendukung Program MDGs

No

Program Bantuan UNFPA

Alokasi Dana(RP) 63.819.000

2

Penanggulangan Kemiskinan melalui pemberdayaan masyarakat desa Kesetaan Gendeer dan Pemberdayaan Perempuan

3

Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS

4

Meningkatkan Kesehatan Ibu

5

Penurunan angka kematian Ibu

42.320.000

6

Peningkatan Kualitas Penduduk(KB)

65.970.000

7

Penusunan Data Base Kependudukan

86.910.000

1

Jumlah

ebijakn Perencanaan & Penganggaran Dalam Mengatasi Kemiskinan di Kab. OKI

104.615.000 94.320.000 130.660.000

588.614.000

17

V. PENUTUP Kami menyadari bahwa apa yang kami presentasikan belum begitu lengkap dan rinci mencakup seluruh permasalahan kemiskinan di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Oleh karena itu kami mengharapkan dukungan semau pihak demi kemajuan masyarakat dan terwujudnya OKI Mandiri dan Sejahtera 2009.

Kayuagung, 9 Desember 2007 Kepala Bappeda Kabupaten Ogan Komering Ilir,

Ir. RUSLAN BAHRI,MT PEMBINA TK.I NIP.110 037 424

ebijakn Perencanaan & Penganggaran Dalam Mengatasi Kemiskinan di Kab. OKI

18

PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

KEBIJAKAN PERENCAAN DAN PENGANGGARAN DALAM MENGATASI KEMISKINAN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

DISAMPAIKAN PADA LOKAKARYA NASIONAL “ Menjawab Tantangan MDGs di Daerah DI KABUPATEN Wonosobo Prov Jawa Tengah TANGGAL 11– 14 DESEMBER 2007

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KAYUAGUNG, DERSEMBER 2007

ebijakn Perencanaan & Penganggaran Dalam Mengatasi Kemiskinan di Kab. OKI

19

Related Documents

Oki
October 2019 60
Oki List
December 2019 30
Oki Aerator.pdf
June 2020 17
Oki Draftpdf
December 2019 31
8-makalah Oki
May 2020 13