7a Pneumonia.doc

  • Uploaded by: Handa Trinurcahyo
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View 7a Pneumonia.doc as PDF for free.

More details

  • Words: 1,894
  • Pages: 12
LAPORAN PENDAHULUAN PNEUMONIA

Oleh: NOVA WIDYASTUTI 15612682

Program Studi D3 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo 2018

LEMBAR PENGESAHAN Nama

: Nova Widyastuti

NIM

: 15612682

Judul

: Laporan Pendahuluan Pneumonia

Telah disetujui dalam rangka mengikuti praktek klinik keperawatan 3 D III Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Ponorogo di ruang 29 RSUD dr. Saiful Anwar Malang.

Pembimbing Institusi

__________________ ___________________

Pembimbing Lahan

LAPORAN PENDAHULUAN PNEUMONIA A. Definisi Pneumonia adalah inflamasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian alveoli dengan cairan. Penyebabnya karena agen infeksi, iritan kimia dan terapi radiasi, bakterinya bernama pneumococcal pneumonia. (Speer 2007). Pneumonia adalah infeksi saluran nafas bagian bawah. Penyakit ini adalah infeksi akut jaringan paru oleh mikroorganisme (Rikayu dalam Elizabeth J. Corwin) Pneumonia adalah penyakit peradangan akut parenkim paru yang biasanya dari suatu Infeksi Saluran Pernafasan Bawah Akut (ISNBA). (Sylvia dalam Kusuma dan Nurarif, 2015). Dengan gejala batuk dan disertai dengan sesak nafas yang disebabkan agen infeksius seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing, berupa radang paru-paru (Kusuma dan Nurarif, 2015) B. Etiologi Menurut Mansjoer, 2000, penyebab dari pneumonia adalah: 1. Bakteri a. Pneumokokus b. Streptokokus c. Stafilokokus d. Haemophilus Influenza e. Pseudomonas Aeruginosa 2. Virus a. Virus Influenza b. Adenovirus c. Sitomegalovirus 3. Fungsi

a. Aspergillus b. Koksidiomikosis c. Histoplasma 4. Aspirasi a. Cairan Amnion b. Makanan c. Cairan Lambung d. Benda Asing C. Klasifikasi Klasifikasi pneumonia secara garis besardapat dibedakan menjadi 3 yaitu : 1. Aspirasi pneumonia Terjadi bila bayi tersedak dan ada cairan atau makanan masuk ke paru-paru. Pada bayi baru lahir, biasanya tersedak karena ASI. 2. Pneumonia karena infeksi virus, bakteri, atau jamur Umumnya penyebab infeksi paru adalah virus dan bakteri seperti streptococcus pneumonia dan hemophilus influenza. Gejala akan muncul 12 hari setelah terinfeksi. Gejala yang muncul mulai dari demam, batuk, lalu sesak nafas. 3. Pneumonia akibat faktor lingkungan Polusi udara menyebabkan sesak nafas terutama bagi yang alergi. Bila tidak segera dilakukan pengobatan maka akan mengakibatkan bronchitis dan selanjutnya menjadi pneumonia. D. Manifestasi Klinis 1. Orang dengan pneumonia sering kali disertai batuk berdahak, sputum kehijauan atau kuning, demam tinggi yang disertai dengan menggigil. Disertai nafas yang pendek, nyeri dada seperti pada pleuritis ,nyeri tajam 2.

atau seperti ditusuk. Orang dengan pneumonia, batuk dapat disertai dengan adanya darah, sakit kepala atau mengeluarkan banyak keringat dan kulit lembab. Gejala lain berupa hilang nafsu makan, kelelahan,kulit menjadi pucat, mual, muntah,

3.

nyeri sendi atau otot. Tidak jarang bentuk penyebab pneumonia mempunyai variasi gejala yang lain. Misalnya pneumonia yang disebabkan oleh Legionella dapat menyebabkan nyeri perut dan diare, pneumonia karena tuberkulosis atau Pneumocystis hanya menyebabkan penurunan berat badan dan berkeringat pada malam hari. Pada orang tua manifestasi dari pneumonia mungkin tidak khas. Bayi dengan pneumonia lebih banyak gejala, tetapi pada banyak kasus, mereka hanya tidur atau kehilangan nafsu makan

E. Patofisiologi Sebagian besar pneumonia didapat melalui aspirasi partikel infektif seperti menghirup bibit penyakit di udara. Ada beberapa mekanisme yang pada keadaan normal melindungi paru dari infeksi. Partikel infeksius di filtrasi di hidung, atau terperangkap dan dibersihkan oleh mukus dan epitel bersilia di saluran nafas. Bila suatu partikel dapat mencapai paru-paru, partikel tersebut akan berhadapan dengan makrofag alveoler, dan juga dengan mekanisme imun sistemik, dan humoral. Setelah mencapai parenkim paru, bakteri menyebabkan responsi inflamasi akut yang meliputi eksudasi cairan, defosit fibrin, dan infiltrasileukosit polimorfonuklear di alveoli yang diikuti infitrasi makrofag. Cairan eksudatif di alveoli menyebabkan konsolidasi lobaris yang khas pada foto toraks. Virus, mikoplasma, dan klamidia menyebabkan inflamasi dengan dominasi infiltrat mononuklear pada struktur submukosa dan interstisial. Hal ini menyebabkan lepasnya sel-sel epitel ke dalam saluran nafas, seperti yang terjadi pada bronkiolitis. F. Pemeriksaan Penunjang 1. Sinar X : mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar, bronchial); 2.

dapat juga menyatakan abses). Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah: untuk dapat mengidentifikasi

3.

semua organisme yang ada. Pemeriksaan serologi: membantu dalam membedakan diagnosis organisme

4.

khusus. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru, menetapkan luas

5. 6. 7.

berat penyakit dan membantu diagnosis keadaan. Biopsi paru: untuk menetapkan diagnosis Spirometrik static: untuk mengkaji jumlah udara yang diaspirasi. Bronkostopi: untuk menetapkan diagnosis dan mengangkat benda asing.

G. Penatalaksanaan Medis Pengobatan umum pasien-pasien pneumonia biasanya berupa pemberian antibiotik yang efektif terhadap organisme tertentu. Beberapa contoh pemberian antibiotik :

1. 2. 3.

Penicillin G : untuk infeksi pneumonia staphylococcus Amantadine, rimantadine : untuk infeksi pneumonia virus Eritromisin, tetrasiklin, derivat tetrasiklin : untuk infeksi pneumonia

4.

mikroplasma Kemoterapi : pemberian kemoterapi harus berdasarkan petunjuk penemuan kuman penyebab infeksi (hasil kultur sputum dan tes sensitivitas kuman terhadap antibodi). Bila penyakitnya ringan antibiotik diberikan secara oral, sedangkan bila berat diberikan secara parenteral.

PATHWAY

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN A. Pengkajian Keperawatan 1. Anamnesis Identitas klien yang harus diketahui perawat meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat rumah, agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang dipakai, status pendidikan, dan pekerjaan klien/asuransi kesehatan. Keluhan utama biasanya sesak napas. a) Riwayat Penyakit Saat Ini  Apakah masih ada batuk, berapa lama  Apakah masih ada panas badan  Apakah nyeri dada kalau batuk  Apakah ada riak kalau batuk b) Riwayat Penyakit Dahulu  Riwayat Alergi  Kebiasaan merokok  Pengguaan obat-obatan c) Riwayat Penyakit Keluarga  Apakah ada keluarga yang menderita alergi  Apakah ada keluarga yang menderita TBC  Apakah ada keluarga yang menderita batuk d) Pengkajian Psikososial Pengkajian psikososial meliputi perasaan klien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya, serta bagaimana perilaku klien pada 2.

tindakan yan dilakukan terhadap dirinya. Pemeriksaan Fisik a) Penampilan /Keadaan Umum Keadaan pasien lemah, terlihat sesak, pucat b) Tanda Tanda Vital Tekanan darah naik, respirasi reat naik, terjadi dipsnea, nadi meningkat c) Mata Konjungtiva bisa anemis d) Hidung Jika sesak akan terlihat pernafasan cuping hidung e) Paru I: Pengembangan paru berat, tidak simetris jika hanya satu sisi paru, ada penggunaan otot bantu nafas. P: Adanya nyeri tekan, peningkatan vocal fremitus pada daerah yang terkena. P: Pekak terjadi bila terisi cairan, normalnya timpani A: Bisa terdengar ronki f) Jantung

Jika tidak ada kelainan jantung, pemeriksaan jantung tidak aada kelemahan g) Ekstremitas Sianosis, turgor berkurang jika dehidrasi B. Diagnosa Keperawatan 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif

berhubungan dengan inflamasi

trakeobronkial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum. 2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus kapiler, 3. Defisit Volume Cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih, penurunan masukan oral. 4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kebutuhan metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi, 5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan insufisiensi oksigen untuk aktifitas sehari-hari 6. Perubahan pola tidur berhubunga dengan peningkatan frekuensi nafas 7. Hipertermi Berhubungan dengan Stimulasi chemoreseption hipotalamus C. Intervensi Keperawatan 1. Bersihan jalan nafas tidak efektif

berhubungan dengan inflamasi

trakeobronkial, pembentukan edema, peningkatan produksi sputum Tujuan: Setelah dilakukan tindakan selama 1x24 jam jalan nafas lebih efektif Kriteria Hasil Noc:  Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas bersih/ jelas  Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas  Misalnya: batuk efektif dan mengeluarkan sekret Intervensi Keperawatan Nic: 1. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas. Misalnya: mengi, krekels dan ronki. R/ Bersihan jalan nafas yang tidak efektif dapat dimanifestasikan dengan adanya bunyi nafas adventisius 2. Kaji/ pantau frekuensi pernafasan, catat rasio inspirasi/ ekspirasi. R/ Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan atau selama stres/ adanya proses infeksi akut. Pernafasan dapat melambat dan frekuensi ekspirasi memanjang dibanding inspirasi. 3. Berikan posisi yang nyaman buat pasien, misalnya posisi semi fowler. R/Posisi semi fowler akan mempermudah pasien untuk bernafas 4. Dorong/ bantu latihan nafas abdomen atau bibir.

R/Memberikan pasien beberapa cara untuk mengatasi dan mengontrol dipsnea dan menurunkan jebakan udara 5. Observasi karakteristik batik, bantu tindakan untuk memoerbaiki keefektifan upaya batuk. R/ Batuk dapat menetap, tetapi tidak efektif. Batuk paling efektif pada posisi duduk tinggi atau kepala di bawah setelah perkusi dada. 2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus kapiler, Tujuan: Setelah dilakukan tindakan selama 1x24 jam perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan dengan GDA dalam rentang normal dan tidak ada distres pernafasan Kriteria Hasil Noc:  Menunjukkan adanya perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan  Berpartisispasi pada tindakan untuk memaksimalkan oksigenasi Intervensi Keperawatan Nic: 1. Kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan pernafasan. R/ Manifestasi distres pernafasan tergantung pada derajat keterlibatan paru dan status kesehatan umum 2. Observasi warna kulit, membran mukosa dan kuku. Catat adanya sianosis. R/ Sianosis menunjukkan vasokontriksi atau respon tubuh terhadap demam/ menggigil dan terjadi hipoksemia. 3. Kaji status mental. R/ Gelisah, mudah terangsang, bingung dapat

menunjukkan

hipoksemia. 4. Awasi suhu tubuh, bantu tindakan kenyamanan untuk mengurangi demam dan menggigil. R/ Demam tinggi sangat meningkatkan kebutuhan metabolik dan kebutuhan oksigen dan mengganggu oksigenasi seluler. 5. Tinggikan kepala dan dorong sering mengubah posisi, nafas dalam, dan batuk efektif. R/ Tindakan ini meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan pengeluaran sekret untuk memperbaiaki ventilasi. 3. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih, penurunan masukan oral. Tujuan: Setelah dilakukan tindakan selama 1x24 jam menunjukkan keseimbangan cairan dan elektrolit Kriteria Hasil Noc:  Mempertahankan urine output sesuai dengan usia

 Ttv dalam batas normal  Tidak ada tanda tanda dehidrasi Intervensi Keperawatan Nic: 1. Kaji perubahan tanda vital, contoh :peningkatan suhu, takikardi,, hipotensi. R/ Untuk menunjukkan adnya kekurangan cairan sisitemik 2. Kaji turgor kulit, kelembaban membran mukosa (bibir, lidah). R/ Indikator langsung keadekuatan masukan cairan 3. Catat lapporan mual/ muntah. R/ Adanya gejala ini menurunkan masukan oral 4. Pantau masukan dan haluaran urine. R/ Memberikan informasi tentang keadekuatan volume cairan dan kebutuhan penggantian 5. Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi. R/ Memperbaiki ststus kesehatan 5. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

kebutuhan

metabolik sekunder terhadap demam dan proses infeksi, Tujuan: Setelah dilakukan tindakan selama 1x24 jam nutrisi seimbang dan adekuat Kriteria Hasil Noc:  Nafsu makan meningkat  Tidak terjadi penurunan BB  Masukan nutrisi adekuat  Menghabiskan porsi makan  Hasil lab normal (albumin kalium) Intervensi Keperawatan Nic: 1. Identifikasi faktor yang menimbulkan mual/ muntah. R/ Untuk menurunkan resiko aspirasi 2. Monitor adanya kehilangan berat badan dan perubahan status nutrisi R/ Untuk mendapatkan pembacaan yang adekuat 3. Monitor albumin, total protein, hemoglobin, dan hematokrit, level yang mengindikasikan status nutrisi dan untuk perencanaan treatment selanjutnya R/ Mengetahui perkembangan kondisi pasien 4. Berikan makan porsi kecil dan sering termasuk makanan kering atau makanan yang menarik untuk pasien. R/ Tindakan ini dapat meningkatkan masukan meskipun nafsu makan mungkin lambat untuk kembali 5. Berikan perawatan mulut sering R/ Untuk menjaga kebersihan mulut dan meningkatkan nafsu makan 6. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diet sesuai terapi R/ Mempercepat proses penyembuhan

6.

Intoleransi aktifitas berhubungan dengan insufisiensi oksigen untuk aktifitas sehari-hari Tujuan: Setelah dilakukan tindakan selama 1x24 jam masalah intoleransi aktifitas teratasi Kriteria Hasil Noc:  Mampu melakukan aktivitas sehari hari  Ttv dalam batas normal  Mampu berpindah dengan atau tanpa bantuan alat Intervensi Keperawatan Nic: 1. Evakuasi respon pasien terhadap aktivitas. R/ Menetapkan kemampuan/ kebutuhan pasien dan memudahkan pilihan intervensi 2. Berikan lingkungan yang tenang dan batasi pengunjung selama fase akut. R/ Menurunkan stres dan rangsangan berlebihan, meningkatkan istirahat 3. Jelaskan pentingnya istitahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbamgan aktivitas dan istirahat. R/ Tirah baring dipertahankan untuk menurunkan kebutuhan metab 4. Jelaskan pentingnya istitahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbamgan aktivitas dan istirahat. R/ Tirah baring dipertahankan untuk menurunkan kebutuhan metabolik 5. Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan. R/ Meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen

DAFTAR PUSTAKA Arif, Mansjoer, dkk., 2010, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Medika Aesculpalus, FKUI, Jakarta Elizabeth J.Corwin. 2009. Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta: Aditya Media Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. 2015. APLIKASI Asuhan Keperawatan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction Speer, Kathleen Morgan. 2009. Rencana Asuhan Keperwatan Pediatrikdengan Clinical Phatway. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Related Documents

7a
June 2020 12
7a
October 2019 31
7a Pneumonia.doc
November 2019 21
Calificaciones 7a
May 2020 4
Lezione 7a
June 2020 9
Pr20 7a
May 2020 10

More Documents from ""